Anda di halaman 1dari 19

BAB I

DASAR THERMODINAMIKA TURBIN


GAS THERMODINAMIKA TURBIN

GAS

1.1. Siklus Sederhana.

Siklus pembangkit daya turbin gas yang paling sederhana dapat


Siklus pembangkit daya turbin gas yang paling sederhana dapat
dilihat seperti gambar di bawah.

Gambar 1.1. Siklus Sederhana


Udara dihisap oleh kompresor pada kondisi
dara dihisap oleh kompresor pada kondisi tekanan dan
temperature satu (1) dan dikompresikan secara isentrop
dan dikompresikan secara isentropik sampai
kondisi tekanan dan temperatur dua (2). Dari kompresor udara
. Dari kompresor udara
kompresi di suplai kedalam ruang bakar saat itu juga bahan bakar di
kompresi di suplai kedalam ruang bakar saat itu juga bahan bakar di
injeksikan dengan alat injeksi dan terjadilah proses pembakaran
dengan alat injeksi dan terjadilah proses pembakaran,
sehngga temperatur fluida kerja mencapai temperatur (3)
sehngga temperatur fluida kerja mencapai temperatur (3). Gas hasil
pembakaran kemudian di suplai ke turbin dan terjadi ekspansi pada
pembakaran kemudian di suplai ke turbin dan terjadi ekspansi pada
turbin, dan temperatur dan tekanan fluida kerja mencapai kondisi (4)
, dan temperatur dan tekanan fluida kerja mencapai kondisi (4).
Daya keluaran dari turbin dipergunakan untuk menggerakan
Daya keluaran dari turbin dipergunakan untuk menggerakan
kompresor dengan menghubungkanya secara langsung. Keluaran
secara langsung. Keluaran
daya bersih dari pembangkit daya turbin adalah daya keluaran turbin
daya bersih dari pembangkit daya turbin adalah daya keluaran turbin
dikurangi daya yang dipergunakan untuk menggerakan kompresor.
dikurangi daya yang dipergunakan untuk menggerakan kompresor.
1.2. Jeis Siklus

Siklus turbin gas diklasifikasikan berdasarkan tipe pembakaran,


Siklus turbin gas diklasifikasikan berdasarkan tipe pembakaran,
yang terjadi didalam ruang bakar.
1. Siklus Tekanan Konstan. Jika pembakaran didalam ruang bakar
pembakaran didalam ruang bakar
terjadi pada tekanan konstan, peningkatan volume tidak terjadi,
, peningkatan volume tidak terjadi,
ini disebut siklus tekanan konstan (isobaric).
2. Siklus Volume Konstan. Jika pembakaran didalam ruang bakar
Jika pembakaran didalam ruang bakar
berlangsung secara volume konstan (isochoric).

1.3. Siklus Turbin Gas


Ditemukan oleh George Brayton pada sekitar tahun 1870.
pada sekitar tahun 1870.
konsep kerjanya mirip seperti mesin pembakaran
seperti mesin pembakaran reciprocating.
Dimana bila untuk turbin gas proses kompresi dan ekspansi terjadi
Dimana bila untuk turbin gas proses kompresi dan ekspansi terjadi
pada mesin rotary (kompresor dan turbin), Mesin turbin gas selalu
pada mesin rotary (kompresor dan turbin), Mesin turbin gas selalu
beroperasi pada siklus terbuka.
Siklus Thermodinamika turbin Gas : Turbin gas merupakan suatu
Siklus Thermodinamika turbin Gas : Turbin gas merupakan suatu
mesin yang bekerja mengikuti siklus termodinamik Brayton.
kerja mengikuti siklus termodinamik Brayton. Siklus
termodinamika pada diagram P-V dan T-S adalah sebagai berikut :
adalah sebagai berikut :

Gambar 1.2. Siklus Turbin Gas


Tekanan Konstan
Gambar 1.2. Siklus Turbin Gas Tekanan Konstan

Siklus Terbuka Turbin Gas, udara bersih pada kondisi lingkungan


dihisap oleh kompresor dan dikomprsesikan sampai tekanan tinggi di
ruang bakar, saat itu bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar
sehingga pembakaran berlangsung pada tekanan konstan, gas
temperatur tinggi berekspansi pada turbin sampai tekanan atmosfer,
gas sisa keluar ke lingkungan. Demikian proses ini berlangsung
secara kontinu.
Dari diagram T-S diagram dapat dilihat setelah proses kompresi
pada kompresor temperature naik yaitu T2 dari tempertur atmosfer T1
dan tekanan naik dari P1 menjadi P2, tempertur dan tekanan ini
diperlukan untuk proses pembakaran. Setelah bahan bakar
disemprotkan dan bercampur dengan udara kompresi didalam ruang
bakar dan dinyalakan, terjadi proses pembakaran, temperatur naik
lagi sampai mencapai T3. Temperatur T3 adalah temperature gas
pembakaran yang akan masuk turbin, temperatur ini dibatasi oleh
ketahan material turbin pada suhu tinggi. Setelah proses ekspansi
pada turbin, temperatur gas sisa menjadi turun sampai T4 dan
temperatur gas sisa ini masih tinggi diatas temperatur T1.
Terdiri dari 4 proses untuk satu siklus yang lengkap dalam
menghasilkan sejumlah kerja berguna yaitu:
Proses 1 – 2 : Kompresi adiabatik reversibel (Isentropic)
Proses 2 – 3 : Pemasukan panas tekanan konstan (Isobaric)
Proses 3 – 4 : Ekspansi adiabatic reversibel (Isentropic) Proses
4 – 1 : Pembuangan panas tekanan konstan (Isobaric)

1.3.1. Proses 1 – 2 : Proses Kompresi Adiabatik Reversibel


(Isentropic)
Semua proses terjadi pada kondisi : Steady
Flow dan Steady State.
Steady Flow : bahwa laju aliran massa masuk
sama dengan laju aliran masa keluar sistem.
Steady State : Bahwa tidak terjadi perubahan
energy sistem selama proses berlangsung,
perubahan energi potensial dan energi

kinetik sistem diabaikan Kompresor

Udara lingkungan dihisap dan dikompresikan oleh kompresor


Udara lingkungan dihisap dan dikompresikan oleh kompresor
secara adiabatic reversible dari tekanan lingkungan mencapai
kanan lingkungan mencapai
tekanan kompresi. Persamaan energi berdasarkan hukum thermo I,
Persamaan energi berdasarkan hukum thermo I,
berpedoman pada konsep Steady State Steady Flow
Steady State Steady Flow (SSSF)
sebagai berikut :

∆ =∆ +∆
quw
∆ =∆ +
quw
()
qh
∆ =∆ ()
qhh
()
∆ = exit − inlet
SSSF osesberlaku
Pr =∆w
berlaku:∆q

Kondisi udara luar yang dihisap oleh kompresor memiliki kondisi,


Kondisi udara luar yang dihisap oleh kompresor memiliki kondisi,
sesuai berdasarkan posisi tempat atau ketinggan sebagai berikut :
ketinggan sebagai berikut :
Ta = T1 = Temperatur udara lingkungan. Pa = P1 = Tekanan udara
= Tekanan udara
lingkungan.
Rumus umum CAR :

Untuk Proses 1 ke 2 berlaku :


k 1 k 
     1 
 −k   −k

TPTP..
11
22k
=
 
 −

 P  
   
Dimana P2
: = P k
. =p 1
TT 21
1

2
r rasio kompresi presure
P1 (/)
T
( )( )k
1 −
T 2.
Maka :
==1 Tr
k
p − 1
r k
1
p
k

Dimana rp merupakan fungsi dari jumlah deret sudu gerak dan


akan fungsi dari jumlah deret sudu gerak dan
kemampuan kompresi dari masing-masing deretan sudu gerak
masing deretan sudu gerak
kompresor.
Kerja kompresi/kompresor :

()()
WhhCTT
=−=−
kp
2121
()  =−
  
   
    C T
T =−
1 −1
CT
.1.
2
pp
1 1 k k 1
T r −
1
p

1.3.2. Proses 2 – 3 : Proses Pemasukan Kalor pada tekanan


3 : Proses Pemasukan Kalor pada tekanan
konstan (Isobaric)
Proses pemasukan kalor secara
Proses pemasukan kalor secara
tekanan konstan pada ruang bakar.
kanan konstan pada ruang bakar.
Besar kecilnya temperatur hasil
Besar kecilnya temperatur hasil
proses pembakaran dibatasi oleh
proses pembakaran dibatasi oleh
kwalitas material ruang bakar dan
kwalitas material ruang bakar dan
material sudu turbin, serta
material sudu turbin, serta ada
beberapa tingkat pembakaran yang
tingkat pembakaran yang
terjadi pada ruang bakar :
terjadi pada ruang bakar :
Pembakaran Primer, Sekunder dan
Pembakaran Primer, Sekunder dan
Tersier. Sehingga temperatur gas
rsier. Sehingga temperatur gas
yang akan memasuki turbin dapat
yang akan memasuki turbin dapat
diseting sesuai kemampuan material
diseting sesuai kemampuan material
sudu. Sehingga T3 = diseting (
= diseting (harus

Jumlah kalor yang dimasukan pada proses pembakaran


masukan pada proses pembakaran
tergantung pada jumlah masa bahan bakar yang diinjeksikan, Nilai
tergantung pada jumlah masa bahan bakar yang diinjeksikan, Nilai
Kalor Bawah jenis bahan bakar dan efisiensi dari ruang bakar
Kalor Bawah jenis bahan bakar dan efisiensi dari ruang bakar
tesebut. Jumlah kalor yang dimasukan adalah :
= −= η
q q m LHV
2 3. .
in bb bb rb

( ) 32
=−
CTT
p

1.3.3. Proses 3 – 4 : Proses Ekspansi Adiabatik Rev


4 : Proses Ekspansi Adiabatik Reversibel
(Isentropic)

TurbinRumus umum CAR :

Untuk proses dari 3 ke 4 berlaku :


Untuk proses dari 3 ke 4 berlaku :
k 1  k−1
    
 −k  k 

..TPTP
44k
33 =
1
   
   

 
.  −k
P TT
=
43
3
P
= e= p P4
3
r r rasio ekspansi presure
Dimana :
(/T presure)
P =
4
3
4

Maka :
T1
r k
p
k

Dimana re merupakan fungsi dari jumlah deret sudu gerak


merupakan fungsi dari jumlah deret sudu gerak
dan kemampuan kompresi dari masing-masing deretan sudu gerak
masing deretan sudu gerak
Turbin. Gas hasil pembakaran pada T3 diekspansikan secara
diekspansikan secara
adiabatic reversible oleh turbin, dan menghasilkan kerja turbin oleh

turbin, dan menghasilkan kerja turbin

sebesar :
()()=−=− 3434

W h h C T T Ep
 T  =  )
     
=−C T − (k −1 

. 1 . 1k
4 −
CTr
ppp
3 3
T3
1.3.4. Proses 4 – 1 : Proses Pembuangan kalor secara tekanan
konstan (Isobaric)

Proses pembuangan kalor secara tekanan konstan ke udara


lingkungan. Besar kecilnya energi terbuang pada proses 4 - 1
tergantung pada besar kecilnya beda temperatur antara gas buang
dengan temperatur udara lingkungan.
Jumlah kalor yang buang pada proses 4 - 1 adalah : q

qqhh

= − =− − = −
out
=−
() CTT
144141 ( ) 41 p

1.3.5. Efisiensi Thermis siklus idial turbin gas

Efisiensi adalah perbandingan antara energy bersih berguna dari


system dengan energy yang diberikan ke system tersebut. Dalam hal
ini efisiensi turbin gas secara idial diberikan oleh persamaan :
w netto
− q
η th brayton
=−1
== qq
in out
out
, in in in
T
q q q
() .1 

T
− 1 4
  T
 −
CTT
p 1
41
11
η −  
th brayton , () T  − .
=− 
=− CTT
T 1
2
T 3
p
32 T
T 2

()()
− 1
dim : k k

ana ==
2 4
r dan r
k 1 p −
T p k
1 T 3
T T
T T ()1
k
=⇒==r
12 43 32
T T T 1 T p

4 1 k

1 −η = −
Sehingga :
th brayton
r ()k
,1
k
p
Efisiensi thermis siklus brayton sangat tergantung pada :
klus brayton sangat tergantung pada : Rasio
Kompresi (rp) dan Panas Spesifik (k). Efisiensi
Efisiensi thermis siklus
brayton tergantung pada rasio tekanan dan panas spesifik dari fluida
brayton tergantung pada rasio tekanan dan panas spesifik dari fluida
kerja. Efisiensi thermis akan meningkat dengan meningkat
akan meningkat dengan meningkatnya rasio
tekanan dan panas spesifik dari fluida kerja. Hal ini terlihat pada
. Hal ini terlihat pada
grafik hubungan rasio tekanan terhadap efisiensi thermis
thermis pada k =
1,4.
Gambar 1.3. Rasio kompresi vs efisiensi turbin
Gambar 1.3. Rasio kompresi vs efisiensi turbin
Gambar 1.4. Perbandingan rasio kompresi terhadap kerja

Gambar 1.4. Perbandingan rasio kompresi terhadap kerja

Efisiensi thermis dari turbin gas tergantung pada temperatur gas


isiensi thermis dari turbin gas tergantung pada temperatur gas
maksimum pada sisi masuk turbin. Peningkatan temperatur masuk
Peningkatan temperatur masuk
turbin dari 900 OC ke 1200 OC, meningkatkan daya keluaran sebesar
C, meningkatkan daya keluaran sebesar
71 persent dan efisiensi thermis sebesar 26 persen.
71 persent dan efisiensi thermis sebesar 26 persen. Jika turbin
mempunyai temperatur masuk turbin 1425 OC (2600
C (2600 OF) maka turbin
akan memiliki efisiensi diatas 30 %. Turbin gas yang diproduksi oleh
Turbin gas yang diproduksi oleh
General Electric dengan rasio kompresi 13,5 dan membangkitkan
dengan rasio kompresi 13,5 dan membangkitkan
135,7 MW, dengan efisiensi thermis 33 %. Udara didalam turbin

135,7 MW, dengan efisiensi thermis 33 %. Udara didalam turbin

dikompresikan dengan 18 tingkat aliran aksial.


kompresor
Temperatur gas pembakaran 1260 OC, dengan 3 tingkat turbin dan
C, dengan 3 tingkat turbin dan
temperatur keluaran 593 OC

1.4. Back Work Ratio.


Perbandingan antara kerja kompresor terhadap kerja turbin
Perbandingan antara kerja kompresor terhadap kerja turbin. ½
dari kerja turbin dipergunakan untuk menggerakan Kompresor.
untuk menggerakan Kompresor.

Gambar1.5. Back Work Ratio.

Contoh Soal 1 :
Sebuah pembangkit daya stasionar beroperasi secara siklus
Sebuah pembangkit daya stasionar beroperasi secara siklus
brayton memiliki rasio kompresi 8. Temperatur gas adalah 300 K
brayton memiliki rasio kompresi 8. Temperatur gas adalah 300 K
pada sisi masuk kompresor dan 1300 K pada sisi masuk
pada sisi masuk kompresor dan 1300 K pada sisi masuk
turbin.Pergunakan asumsi udara standar.
Hitung :
a. Temperatur pada sisi keluar kompresor dan turbin.
a. Temperatur pada sisi keluar kompresor dan turbin.
b. Back Work Ratio.
c. Efisiensi Thermis.
Asumsi : Cp = 1,005 (Kj/kg.K), Cv = 0,718 (Kj/kg.K), dan k = 1,4.

Asumsi : Cp = 1,005 (Kj/kg.K), Cv = 0,718 (Kj/kg.K), dan k = 1,4.


Blok Diagram Turbin Gas T – S
Diagram siklus brayton
S Diagram siklus brayton

Penyelesaian :
Diketahui : T1 = 300 K
T3 = 1300 K
rp = re = 8
Cv = 0,718 (Kj/kg.K),
Cp = 1,005 (Kj/kg.K)
k = 1,4
Proses 1 – 2, proses kompresi adiabatik reversibel pada
ada kompresor
Untuk Proses 1 ke 2 berlaku :
T
( )( )k
T1

2.
==1 Tr k
1
p
k
r

1
k
p

−1

( ) ,1 44,1 )
k
− 1(

T = T rk = K
2 1. 300 .( )8

4
p

T2 = 543,4 K Kerja
kompresi/kompresor :

()
WCTT
=−
kp 21
=−.
W kJ ,1 005 kg K
k

(543 4, 300 300 ) K

kg W kJ
k
= 244 ,65
Proses 2 – 3. Proses pemasukan kalor isobaric (tekanan konstan)
T3 adalah temperatur diseting = 1300 K, Energy panas yang ditransfer
ke fluda kerja

kJ
CTT q q in p
()
= −= − = −
.1 005 2 3 3 2
.(1300 543 K
kg K .
)4,
760,38 kJ
= 3 kg

Proses 3 – 4. Proses ekspansi Adiabatik Reversibel pada Turbin


T
=
Untuk proses 3 – 4 3
4−
berlaku :
T1
=8 p
k
Dimana rp = re
r k

1300 K
Maka ;
T ; 717,66 = = −

4 4,1 1 TK4
4,1
8

Kerja Ekspansi Turbin :

W C T T kJ
()
=−=−
Ep
(. 1300 K
,1 005 kg K .
34
717,66)

kg W kJ
E
= 585,25

Proses 4 – 1 : Proses pembuangan panas ke udara lingkungan.


Jumlah energy ppanas yang di buang ke lingkungan : ( )
qqqCTT
= − =− − = −
144141
out p
kJ
q
=−
,1 005 (. 300)
kg K .
out 717,66 K

kJ
q
out
419,75
= kg
Jawaban :
a. Temperatur keluar kompresor (T2 = 543,4 K)
dan Temperatur keluar turbin (T4 = 717,66 K) b.
Back Work Ratio.
244,65 kJ kg
W
BWR ===K ,0 42
WT 585,25 kJ kg
Artinya 42 persen kerja yang dihasilkan oleh turbin dipergunakan
untuk menggerakan kompresor.
Efisiensi Soal q kg kg
c.
η in

=≅
th

,0 45
η 45%
th
Thermis. Tugas. 419,75
q
= − = − 760,38
11 kJ kJ
out

Sebuah system pembangkit daya turbin gas stasionar memiliki


kompresor yang terdii dari 10 deret sudu gerak dimana masing
masing deret sudu gerak memiliki rasio kompresi 1,6. Temperatur
udara yang dihisap kompresor adalah 30 oC dan temperatur gas
masuk turbin diseting pada 1200 oC. turbin yang dipergunakan terdiri
dari 6 deret sudu gerak dimana masing masing deret sudu gerak
memiliki rasio kompresi 1,6. Pergunakan asumsi udara standar.
Hitung :
a. Temperatur pada sisi keluar kompresor dan turbin. b.
Back Work Ratio.
c. Efisiensi Thermis.
Asumsi : Cp = 1,005 (Kj/kg.K), Cv = 0,718 (Kj/kg.K), dan k = 1,4.

Anda mungkin juga menyukai