Anda di halaman 1dari 8

Teknologi Mesin Bensin

2 Siklus Motor Bensin

2.1 Pendahuluan
Proses termodinamika dan kimia yang terjadi pada motor bensin sangat kompleks
untuk dapat dianalisis secara teoritis. Sehingga untuk dapat memahami fenomena yang
terjadi kita memerlukan penyederhanaan masalah dengan melakukan beberapa idealisasi
agar dapat melakukan analisis secara memadai. Untuk melakukan analisis siklus motor
bensin digunakan siklus udara sebagai siklius idealnya. Tetapi beberapa parameter yang
digunakan tetap sama dengan siklus sebenarnya, misalnya :
1. Urutan proses yang terjadi.
2. Perbandingan kompresi.
3. Pemilihan temperatur dan tekanan referensi (atmosfer).
4. Penambahan kalor per satuan berat udara.
Pada mesin ideal proses pembakaran bahan bakar diidealisasikan sebagai proses
pemasukan kalor ke dalam fluida kerja di dalam silinder.

2.2. Siklus Otto


Siklus udara volume konstan (siklus OTTO) digambarkan dalam diagram P vs
V (grafik PV) seperti pada gambar 1 berikut ini :

3
Tekanan (P)

Keterangan:
V2 =V3 : Volume sisa
V1 =V4 : Volume silinder
qm V1 –V2 : Volume langkah
qm : kalor dimasukkan
V=C qk : kalor dibuang
2 PVk=C TMA : titik mati atas
TMB : titik mati bawah
k : konstanta
PVk=C 4 cp
k=  1,4(udara )
0 qk cv
1
TMA Volume (V) TMB
Torak

Gambar 1 : Diagram P vs V siklus Otto

PD3T. Mesin-FTI-I T S 32
Teknologi Mesin Bensin

Adapun idealisasi proses-prosesnya adalah sebagai berikut :


1. Fluida kerja dianggap sebagai gas ideal dengan panas spesifik konstan
2. Langkah hisap (0-1)merupakan proses tekanan konstan
3. Langkah kompresi (1-2) berlangsung secara isentropis
4. Proses pembakaran volume konstan(2-3) dianggap sebagai proses pemasukan
kalor pada volume konstan.
5. Langkah ekspansi (langkah kerja) (3-4) berlangsung secara isentropis.
6. Proses pembuangan kalor (4-1) dianggap sebagai proses pemasukan kalor pada
volume konstan.
7. Langkah buang (0-1) berlangsung pada tekanan konstan.
8. Siklus dianggap tertutup artinya siklus berlangsung dengan fluida yang sama.

2.3. Daya dan Efisiensi Siklus Otto


Fluida kerja siklus udara dianggap sebagai gas ideal yang mempunyai panas
spesifik dan berat molekul konstan. Berat molekul m = 29; panas spesifik tekanan
konstan Cp = 0,24 kcal/(kg⁰ C) = 1,005 kJ/(kg⁰ C) dan panas spesifik volume konstan
Cv = 0,17 kcal/ (kg⁰ C) = 0,712 kJ/kg⁰ C. Adapun yang dimaksud dengan gas ideal
adalah setiap gas yang memenuhi hukum gas ideal:
PV  mRT atau 1
Keterangan:
P : tekanan gas (N/m2) R: konstanta gas
V : volume gas (m3)
m : berat gas (kg)
T : temperatur (oK)
Dari diagram PV diatas didapatkan:

Kerja yang dilakukan (Daya):

W = Qin - Qout = mCv (T3 – T2) – mCv (T4 – T1)

Kalor yang dimasukkan : (tekanan konstan) Qin = mCv (T3 – T2)

Kalor yang dibuang: (tekanan konstan) Qin = mCv (T3 – T2)

Efisiensi Thermal: ()

PD3T. Mesin-FTI-I T S 33
Teknologi Mesin Bensin

ker ja yang dihasilkan Qm  Qk


η= =
panas yang dim asukkan Qm

Perbandingan kompresi V1 / V2 = V4 / V3 = r

Qm  Qk mCv (T3  T2 )  mCv (T 4  T 1) (T  T )


η= =  1 4 1
Qm mCv (T3  T2 ) (T3  T2 )

 T4 
 1
T T
=1  1  1 
T2  T3  1 
T 
 2 

PV
Untuk gas ideal  C dan PVk = C, dimana k = Cp/Cv didapat persamaan :
T

k P1 V2k
k
PV  P V   k
1 1 2 2
P2 V1

1 k
P1V1 P2V2 T1 P1V 1 V2k V1  V1 
       r 1 k
T1 T2 T2 P 2V2 V1k V2  V2 

Proses dari 1 ke 2 dan 3 ke 4 sama yaitu isentropis, jadi analog dengan penjabaran

diatas didapatkan :

1 k
T4 V 
  4   dim ana V4  V1 dan V3  V2
T3  V3 

1 k
T4 V 
  1 
T3  V2 

T4  T1  T4  T3 
Diperoleh :    
T3  T2  T1  T2 
Jadi efisiensi termis :
 T4 
 1
T T T1
th  1  1  1  th  1  1  r 1 k
 T
T2 3  1  T2
T 
 2 
k 1
1
th  1   2
r

PD3T. Mesin-FTI-I T S 34
Teknologi Mesin Bensin

Siklus udara volume konstan biasanya dipakai sebagai idealisasi pada motor
bensin (siklus Otto). Kalor yang dimasukkan dianggap ekivalen dengan kalor yang
diperoleh dari proses pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar. Proses
pemasukkan kalor tersebut berlangsung pada volume konstan, yaitu pada saat torak
masih berada di TMA.

2.4 Tekanan Efektif Rata-rata (Prerata)


Dari pembahasan sebelumnya dapat dilihat bahwa efisiensi siklus sangat
bergantung pada perbandingan kompresinya. Sedangkan tekanan, temperatur dan kerja
per siklus yang dihasilkan bergantung pada P1, T1 dan q2-3. Selain itu selama siklus
berlangsung tekanan dan temperatur akan berubah-ubah. Oleh karena itu diintrodusir
variabel lain yaitu harga tekanan tertentu (yang konstan) yang dapat mendorong torak
sepanjang langkahnya dan dapat menghasilkan kerja per siklus yang sama dengan siklus
yang dianalisis. Tekanan tersebut dinamakan tekanan efektif rata-rata, Prerata yang
didefinisikan sebagai :
ker ja per siklus
Prerata 
volume langkah torak
W per siklus  Q23
Prerata   3
Vl Vl
Dengan demikian kerja per siklus adalah :
Kerja per Siklus =Prerata x Vl
Jadi daya yang dihasilkan oleh sebuah mesin dapat dihitung dengan persamaan :
2
N  Prerata .Vl . z . n . a . KW 4
60000
Keterangan:
N : daya motor (KW)
Vl : volume langkah (m3)
Prerata : tekanan efektif rata-rata (N/m2).
z : jumlah silinder
n : putaran poros engkol (rpm)
a : jumlah siklus per putara.
= 1 untuk motor 2 langkah
= 1/2 untuk motor 4 langkah

PD3T. Mesin-FTI-I T S 35
Teknologi Mesin Bensin

Secara grafis tekanan rata-rata dapat ditentukan dengan menarik garis tekanan
konstan sedemikian rupa sehingga luas daerah (diagram PV) yang dibatasi oleh oleh
garis A-B-C-D-A sama dengan luas daerah 0-1-2-3-4-1-0. Luas bidang tersebut
menyatakan besarnya kerja per siklus fluida kerja, per silinder.

Tekanan (P)
qm
PVk=C
2 C
D
Tekanan
4 Efektif Rata-
rata (Prerata)
0 qk
1
A Volume (V) B

Gambar 2 : Tekanan efektif rata-rata

2.5. Siklus Sebenarnya


Pada kenyataannya siklus yang terjadi pada mesin motor sangat kompleks.
Diagram PV siklus sebenarnya tidak ada yang sama persis baik itu siklus tekanan
terbatas, siklus tekanan konstan ataupun siklus volume konstan. Tetapi berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara efisiensi siklus udara dengan
efisiensi indikatif siklus sebenarnya. Hubungan tersebut adalah sebagai berikut :
i otto  (0,50 s/d 0,75) volume konstan
dimana :
i otto  (0,25 s/d 0,45)
Berkaitan dengan efisiensi baik untuk motor bensin maupun motor disel, efisiensi
yang lebih tinggi dapat dicapai oleh mesin dengan perbandingan kompresi yang tinggi
dan/atau perbandingan campuran udara-bahan bakar yang rendah.
Efisiensi indikatif diperoleh dengan melakukan pengukuran dan didefinisikan
sebagai :
ker ja per sikus sebenarnya
i  4
energi yang dim asukkan per siklus
Kerja per siklus didapat dengan cara mengukur luas diagram PV dari siklus
sebenarnya. Diagram tersebut diperoleh dari pengukuran tekanan gas di dalam silinder
PD3T. Mesin-FTI-I T S 36
Teknologi Mesin Bensin

dengan alat khusus yang dibuat untuk keperluan tersebut. Diagram tersebut biasa
disebut diagram PV dan kerja per siklus yang didapat dinamakan kerja indikatif.(Wi).
Tekanan efektif rata-ratanya dinamakan tekanan efektif rata-rata indikatif (Pi rerata)
Dalam mesin yang sesungguhnya energi yang dimasukkan ke dalam sistim
(mesin) didapat dari proses pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar. Jadi energi
yang masuk dihitung berdasarkan jumlah energi bahan bakar tersebut, yaitu :
  
Qm  m f x LHV  AF m a x LHV (Kw) 5

dimana :
m*f : berat bahan bakar yang digunakan (kg/s)
m*a : berat udara yang digunakan (kg/s)
LHV : nilai kalor bahan bakar (Kj/kg)
AF : perbandingan bahan bakar udara
Jadi efisiensi thermis indikatif dapat ditulis :sebagai berikut :
Ni
i  
m Qc
f

Pi rerata x Vl x z x n x a
i 
m f

Contoh :
Dari pengukuran diagram PV suatu motor bakar torak dua langkah didapat
tekanan efektif rata-rata (Pi rerata ) = 0,2 Mpa. Jika bore x strooke = 5 x 4,5 cm, jumlah
silinder (z) = 1 buah, putaran mesin (n) = 3600 rpm, konsumsi bahan bakar (m*f ) =
0,0005 kg/s dan nilai kalor bahan bakar (Qc ) = 43000 kJ/kg. Hitung berapa daya motor
dan berapa pula efisiensinya?
Penyelesaian :
 D p2  (0,05) 2
Volume langkah (V) = Strooke  0,045  8,8 x10 5 m 3
4 4
0,2 x10 6 x 8,8 x10 5 x 1 x 3500 x 1x 2
Ni  Hp  6,45 KW
60000
6,45
i  x100%  30%
0,0005 x 43000
Perbedaan yang terjadi antara siklus udara dengan siklus sebenarnya antara lain
disebabkan karena beberapa hal sebagai berikut :
1. Kebocoran yang pasti terjadi pada celah cincin torak dan pada katup.

PD3T. Mesin-FTI-I T S 37
Teknologi Mesin Bensin

2. Pembukaan dan penutupan katup tidak tepat pada saat posisi torak pada TMA dan
TMB. Hal ini karena pertimbangan dinamika mekanisme katup dan kelembaman
fluida.
3. Fluida kerja bukan udara yang dapat dianggap memenuhi hukum gas ideal.
4. Energi yang masuk didapat dari proses pembakaran bahan bakar, dimana proses
tersebut memerlukan waktu. Jadi energi masuk tidak dimasukkan tepat pada saat
posisi torak pada TMA.
5. Proses pembakaran bahan bakar memerlukan waktu, akibatnya proses tersebut
berlangsung pada volume ruang bakar yang berubah-ubah karena gerakan torak. Jadi
proses pembakaran harus sudah dimulai ketika torak belum mencapai TMA dan
berakir ketika torak sudah melewati TMA (bergerak ke TMB). Dengan demikian
pembakaran tidak dapat berlangsung pada volume konstan atau tekanan konstan.
Disamping itu tidak mungkin terjadi proses pembakaran yang sempurna, sehingga
daya dan efisiensinya sangat tergantung pada perbandingan campuran bahan bakar-
udara, kesempurnaan bercampurnya bahan bakar dengan udara dan saat penyalaan.
6. Terjadi kerugian kalor karena perpindahan panas dari fluida kerja ke fluida pendingin
mesin, terutama pada saat langkah kompresi, langkah ekspansi dan saat gas buang
meninggalkan silinder. Pendinginan diperlukan untuk mendinginkan bagian mesin
yang panas agar tidak mengalami perubahan sifat mekanis material yang dapat
menyebabkan kerusakan.
7. Kerugian energi akibat gesekan antara fluida kerja dengan dinding salurannya.

Dengan adanya berbagai kerugian tersebut maka bentuk diagram PV dari siklus
ideal tidak sama dengan siklus sebenarnya. Gambar 3 menunjukkan diagram siklus
motor bakar torak 2 langkah dan 4 langkah yang sebenarnya.

PD3T. Mesin-FTI-I T S 38
Teknologi Mesin Bensin

Gambar 3 : Hubungan antara sudut engkol dengan diagram siklus sebenarnya


a. Siklus Sebenarnya motor 4 langkah
b. Siklue sebenarnya motor 2 langkah

PD3T. Mesin-FTI-I T S 39

Anda mungkin juga menyukai