3 Siklus Otto
Sejarah:
- Lenoir membuat mesin kalor 6 hp dengan
efisiensi 5% (1860)
- Frenchman Beau de Rochas membuat
proposal siklus mesin kalor (1862)
- Nicolaus A. Otto dan Lenoir mengembangkan
mesin kalor dengan efisiensi 11% (1867)
- Otto membangun mesin 4 langkah berdasarkan
proposal Rochas dan sukses beroperasi (1890)
25
Proses siklus
Terjadi empat proses yang reversibel internal:
satuan massa
Diagram p
satuan massa
Luasan 1-4-a-b-1: kalor dibuang per a b
satuan massa
Luasan 1-2-3-4 : kalor ditambahkan bersih
26
Analisis termodinamika
- Aplikasi hukum pertama sistem tertutup pada
proses 2-3, V = konstan
- Efisiensi termal
Wnet Qnet Qin Qout Q
th 1 out
Qin Qin Qin Qin
27
Qout (T4 T1 )
th , Otto 1 th , Otto 1
Qin (T3 T2 )
mCv (T4 T1 ) T (T / T 1)
1 1 1 4 1
mCv (T3 T2 ) T2 (T3 / T2 1)
dan
T2 T3 T4 T3
atau
T1 T4 T1 T2
or
28
Ekspresi lain efisiensi termal:
1
th , Otto 1
r k 1
Tajam sebelum r = 8,
setelah itu cukup rata
Meningkatkan ηth dengan
menaikkan r di daerah r
tinggi adalah tidak tepat
Umumnya r bernilai
7 s/d 10
29
- Karakteristik ηth, Otto untuk berbagai fluida dan r
Contoh soal 6
Pengujian mesin siklus Otto menghasilkan data sbb:
- volume saat awal kompresi = 110 cc
- temperatur tertinggi siklus = 600 °C
- temperatur awal pembuangan kalor = 100 °C
Bila udara standar digunakan pada pengujian tersebut, hitung
efisiensi termal mesin.
V1 = 110 cc T2 T3
T3 = 600 °C = 873 K
T1 T4
T4 = 100 °C = 373 K
or = 2,34
T1
th , Otto 1
T2
= 57,27 %
30
Contoh soal 7
Sebuah siklus Otto mempunyai rasio kompresi 9:1 dan
memakai udara sebagai fluida kerja. Pada awalnya P1 = 95
kPa, T1 = 17 °C, dan V1 = 3,8 liter. Siklus tersebut memerlukan
penambahan kalor 7,5 kJ. Tentukan temperatur dan tekanan
semua titik2 penting, th dan back work ratio. Asumsikan
panas jenis konstan dengan Cv = 0,718 kJ/kgK, k = 1,4 dan R
udara = 0,287 kJ/kg.K
Penyelesaian:
Proses 1-2: kompresi isentropik
• •
•
•
T3
• • • P3 P2
T2
9 .15 MPa
31
Proses 3-4: ekspansi isentropik
Proses 4-1: •
pelepasan kalor
isovolume
Efisiensi termal
BWR
•
32