Anda di halaman 1dari 22

SIKLUS MOTOR BENSIN

DIAGRAM SIKLUS OTTO ACTUAL


PERSAMAAN GIBS
Catatan :
Zat Kompresible sederhanan adalah : zat yang baginya
hanya modus kerja reversibel kompresi yang relevan.
Menurut postulasi tingkat keadaan ,tingkat keadaan suatu
zat kompresibel sederhana akan tertentu secara lengkap
apabila dua sifat thermodinamikanya yang bebas sudah
dispesifikasikan .
Soal Motor Bensin
1. Sebuah motor bensin diketahui
perbandingan kompresi volumetriknya (Ɣ) = 8,8
temperatur masuk 27ºC dan P1 = 0,95 bar
dianggap fluida kerja adalah udara dimana k=
1,4 Cp = 1,004 Kj/kg ºK, Cv = 0,718 Kj/kg ºK
Tentukan :
a. W netto siklus,T3 = 1500ºC
b. Ƞ thermis siklus
Soal Motor Diesel
1. Suatu peswat KE jenis Diesel bekerja secara
ideal pada tekanan awal 0,99Kgf/cm² & suhu 50ºC
perbandingan kompresi volumetriknya = 22
dengan cut off ratio = 1,672 Cp= 0,24 Kcal /kg ºK
k= 1,4 Tentukan :
a. Kerja netto /Kg gas
b. Daya kuda netto /kg gas
c. Effisiensi thermisnya
Siklus Tekanan Terbatas
1. Fluida kerja dianggap gas ideal
2. Langkah isap (0 → 1) merupakan proses
tekanan konstan.
3. Langkah kompresi (1 → 2) merupakan
proses isentropik
4. Proses pemasukan kalor pada volume
konstan (2 → 3).
5. Proses pemasukan kalor pada tekanan
konstan (3 → 3a)
6. Langkah kerja (3a → 4) merupakan proses
isentropik
7. Langkah pembuangan (4 → 1) dianggap
sebagai proses pengeluaran kalor pada
volume konstan.
8. Langkah buang (1 → 0) terjadi pada
tekanan konstan
 Proses 0-1 (langkah isap)
Pada langkah ini udara mengisi silinder yang bertambah
besar karena torak bergerak dari TMA → TMB, dalam hal ini
seolah-olah udara melakukan kerja sebesar
W 0-1 = P0 (V1 – V0) (positif, fluida melakukan kerja)

 Proses 1-2 (langkah kompresi)


Pada langkah kompresi dilakukan secara isentropik.
Jadi Q = 0 dan ΔS = 0, sehingga kerja yang dilakukan
W 1-2 = - ΔU = U1 – U2 = m Cv (T1 – T2) (negatif, fluida dikenai kerja)

Karena isentropik berlaku : k 1


k 1 k 1
T2  P2  k  V1  2 
       (r )   
k 1

V1 VL  Vs T1  P1   V2   1 
dengan r 
V2 Vs
VL  volume langkah torak
Vs  volume sisa
  berat jenis udara
 Proses 2-3 (pemasukan kalor pada volume konstan)
Pemasukan kalor setelah torak mencapai TMA (titik 2)
Fluida kerja tidak melakukan atau dikenai kerja, sehingga
W 2-3 = 0
Q2-3 = m Cv (T3 – T2) (positif, pemasukan kalor)

 Proses 3-3a (pemasukan kalor pada tekanan konstan)


Pemasukan kalor tekanan konstan berlangsung setelah Temperatur kerja
mencapai T3.
Volume fluida kerja berubah dari V3 – V3a,
sehingga fluida kerja melakukan kerja sebesar:
W 3-3a = P3 (V3 – V3a) = P3a (V3 – V3a) (positif, fluida melakukan kerja)

Sehingga jumlah pemasukan kalor


Q3-3a = m Cv (T3a – T3) + W 3-3a
= U3a – U3 + P3 (V3 – V3a)
= (U3a+V3a) – (U3 + P3 V3)
= H3a – H3 = m Cp (T3a – T3) (positif, pemasukan kalor)
 Proses 3a-4 (langkah ekspansi atau langkah kerja)
Pada langkah kerja berlangsung secara isentropik.
Jadi Q = 0 dan ΔS = 0, sehingga kerja yang dilakukan
W 3a-4 = ΔU = U3a – U4 = m Cv (T3a – T4)
(positif, fluida melakukan kerja)
Karena isentropik berlaku :
k 1
k 1 k 1
T4 P  k V   
  4    3a    4 
T3a  P3a   V4    3a 

 Proses 4-1 (langkah pembuangan kalor)


Proses ini dilakukan pada volume konstant. Torak telah mencapai TMB.
Karena V4 = V1 , sehingga besar kerja 4-1, W 4-1 = 0

Jumlah kalor yang dibuang


Q4-1 = -ΔU = U1 – U4 = m Cv (T1 – T4) (negatif, pembuangan kalor)

 Proses 1-0 (langkah buang)


Torak bergerak dari TMB → TMA
Fluida kerja dikenai kerja, sebesar :
W 1-0 = P0 (V1 – V0) (negatif, fluida kerja dikenai kerja)
 Kerja yang dihasilkan oleh siklus tiap kg udara
w = (u3 – u2) + (h3a – h3) + (u1 – u4)

qmasuk qkeluar

kerja siklus Q
t  1  out
 Effisiensi siklus kalor input Qin
c v (T4  T1 )
 1
c v (T3  T2 )  c p (T3a  T3 )
atau
  T4  
 
T  1
 
t 1 
T1   1  
T2   T3   T3  T3a  
   1  k    1 
  2   2  3
T T T  
bila
P V V
  3 dan rc  3a  3a
P2 V3 V2
maka
1
k 1
  rc  1 
t 1     
r    1  k rc  1
• Untuk jumlah pemasukan kalor sama dan perbandingan
kompresi sama
ηvolume-konstan > ηtekanan-terbatas > ηtekanan-konstan

• Untuk jumlah pemasukan kalor sama dan tekanan


maksimum yang sama
ηtekanan-konstan > ηtekanan-terbatas > ηvolume-konstan
The compression ratio r of an engine is the ratio of the maximum
volume to the minimum volume formed in the cylinder.
V max VBDC
r 
V min VTDC
The mean effective pressure (MEP) is a fictitious pressure that, if it operated on the
piston during the entire power stroke, would produce the same amount of net work as
that produced during the actual cycle.

Wnet wnet
MEP  
Vmax  Vmin vmax  vmin
21
Contoh Soal :
Suatu pesawat konversi energi jenis diesel dual cycle bekerja pada
tekanan awal 1 atm suhu 45 ºC dengan perbandingan kompresi
volumetrik 22, perbandingan kompresi volume tetap 1,56 dan
perbandingan selisih volume cut of 3,2 % ,Bila CP = 0,24 kcal/kg ºK k=1,4
bila suhu tertinggi yang dicapai 1800 ºC maka tentukan :
a. Kerja netto dalam Kgm / Kg gas
b. Daya Kuda netto Dk/Kg gas yang mengalir /detik
c. Effisiensi thermalnya
d. Tekanan efektif rata-ratanya

22

Anda mungkin juga menyukai