BAB 1
SISTIM KELISTRIKAN & ELEKTRONIKA
1.1. Pendahuluan
Setiap kendaraan dilengkapi dengan beberapa rangkaian sistem kelistrikan.
Umumnya sebagai sumber listrik utama sering digunakan baterai, namun ada juga yang
menggunakan flywheel magnet (alternator) yang menghasilkan pembangkit listrik arus
bolak-balik atau AC (alternating current). Bagian-bagian yang termasuk sistem
kelistrikan pada kendaraan antara lain; sistem starter, sistem pengapian (ignition
system), sistem pengisian (charging system), dan sistem penerangan (lighting system)
seperti lampu kepala/depan (headlight), lampu belakang (tail light), lampu rem (brake
light), lampu sein/tanda belok (turn signal lights), klakson (horn) dan lampu-lampu
instrumen/indikator. Sebelum pembahasan sistem kelistrikan tersebut, terlebih dahulu
akan dijelaskan beberapa komponen elektronik, konsep dan symbol kelistrikan yang
mendukung terhadap cara kerja sistem kelistrikan pada kendaraan. Selain itu, akan
dibahas pula beberapa contoh konkrit aplikasi/penggunaan komponen-komponen
elektronika pada kendaraan.
D 3 Teknik Mesin 1
Mesin-mesin Listrik 2016
kuat keinginan air untuk mengalir. Arus listrik diibaratkan jumlah/volume air yang
mengalir setiap detiknya
melalui pipa. Sedangkan resistansi (tahanan) diibaratkan semua hambatan yang
dijumpai air saat ia mengalir di dalam pipa. Makin besar pipa, makin kecil hambatan
alirnya, sehingga makin besar arus air yangmengalir. dan begitu sebaliknya. Air yang
mengalir pada suatu pipa dipengaruhi oleh besarnya dorongan yang menyebabkan air
tersebut mengalir dan besarnya hambatan pada pipa. Besarnya dorongan untuk
mengalir ditimbulkan oleh perbedaan ketinggian air di kedua wadah, dan dalam
kelistrikan disebut tegangan atau beda potensial. Besarnya hambatan pada pipa
disebabkan banyak faktor yaitu: mutu permukaan dalam pipa, dan luas penampang pipa
serta panjang pipa.
D 3 Teknik Mesin 2
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 3
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 5
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 6
Mesin-mesin Listrik 2016
Rangkaian Seri
Tipe penyambungan rangkaian seri yaitu bila dua atau lebih tahanan (R1, R2,
dan R3 dan seterusnya) dirangkaikan di dalam satu sirkuit/rangkaian seperti gambar 3.
8 di bawah ini, sehingga hanya ada satu jalur untuk mengalirnya arus.
D 3 Teknik Mesin 7
Mesin-mesin Listrik 2016
Kuat arus I yang mengalir pada rangkaian seri besarnya sama pada R1, R2 dan R3,
sehingga dapat dihitung menjadi :
V V
I
Rtotal R1l R2 R3
Bila arus I mengalir pada sirkuit/rangkaian, penurunan tegangan V1, V2 dan V3 setelah
melewati R1, R2 dan R3 dihitung dengan HukumOhm.
V1 = R1 x I
V2 = R2 x I
V3 = R3 x I
Berdasarkan contoh gambar 3.8 di atas besarnya masing-masing tahanan, kuat arus
dan tegangan dapat dihitung sebagai berikut:
Tahanan total Rtotal = R1 + R2 + R3 = = 2 + 4 + 6 = 12
V V 12V
Arus listrik I 1A
Rtotal R1l R2 R3 (2 4 6)
Penurunan tegangan V1 = R1 x I= 2 x 1 = 2 V
V2 = R2 x I= 4 x 1 = 4 V
V3 = R3 x I= 6 x 1 = 6 V
Rangkaian Paralel
Tipe penyambungan rangkaian paralel yaitu bila dua atau lebih tahanan (R1, R2, dan
R3 dan seterusnya) dirangkaikan di dalam satu sirkuit/rangkaian seperti gambar 3. 9 di
bawah ini. Salah satu dari setiap ujung tahanan (resistor) dihubungkan ke bagian yang
bertegangan tinggi (positif) dari sirkuit dan ujung lainnya dihubungkan ke bagian yang
lebih rendah (negatif).
D 3 Teknik Mesin 8
Mesin-mesin Listrik 2016
arus yang mengalir melalui masing-masing resistor R1, R2 dan R3. Adapun rumus arus
listrik, tahanan dan tegangan pada rangkaian paralel adalah sebagai berikut:
Vtotal V1 V2 V3 dan
I total I1 I 2 I 3
1 1 1 1 R1 R2 R3 R1 R2 R3
, sehingga : Rtotal
Rtotal R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3
Arus yang mengalir pada masing-masing tahanan adalah:
V V V
I1 I2 I3
R1 R2 R3
Berdasarkan contoh gambar 3.9 di atas besarnya masing-masingtahanan, kuat arus dan
tegangan dapat dihitung sebagai berikut:
R1 R2 R3 2 x 4 x6 48
Tahanan total, Rtotal 4 =
R1 R2 R3 2 4 6 12
V 12
Arus lewat R1, I1 6A
R1 2
V 12
Arus lewat R2 I2 3A
R2 4
V 12
Arus lewat R3 I3 2A
R3 6
Tegangan pada pada contoh gambar 3. 9 untuk masing-masing resistor pada rangkaian
paralel sama dengan tegangan baterai, yaitu sebesar 12 V.
D 3 Teknik Mesin 9
Mesin-mesin Listrik 2016
1 1 1 R2 R3 R2 R3
, R pengganti
R penggantil R2 R3 R2 R3 R2 R3
b. Menghitung tahanan total, yaitu gabungan tahanan R1 dan RPengganti yang
dihubungkan secara seri.
R2 R3
Rtotal R1 R pengganti R1
R2 R3
Tegangan yang bekerja pada R1 (V1) dan pada R2 dan R3 (Vpengganti) dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
V1 R1 xI
R2 R3
V pengganti R pengganti xI R1 xI
R2 R3
Vtotal V1 V pengganti
Selanjutnya berdasarkan contoh gambar 3.10 di atas besarnya masing-masing tahanan,
kuat arus dan tegangan dapat dihitung sebagai berikut:
R2 R3 4 x6 24
Tahanan pengganti : R pengganti 2,4
R2 R3 4 6 10
Tahanan total: Rtotal R1 R pengganti 2 2,4 4,4
D 3 Teknik Mesin 10
Mesin-mesin Listrik 2016
V 12V
Arus total: I total 2,727 A
Rtotal 4,4
Tegangan Vpengganti yang bekerja pada tahanan R1 dan R2 sebesar:
V pengganti R pengganti xI 2,4x 2,727 A 6,55V
V pengganti 6,55V
Arus yang mengalir lewat R2 : I2 1,640 A
R2 4
V pengganti 6,55V
Arus yang mengalir lewat R3 : I3 1,982 A
R3 6
Contoh Aplikasi Jenis Rangkaian pada Kendaraan
Seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa hampir semua
rangkaian kelistrikan pada kendaraan terdapat tahanan (resistor). Bentuk tahanan pada
rangkaian bisa berupa tahanan pada bola lampu atau kumparan maupun tahanan
(resistor) biasa. Contoh aplikasi/penggunaan jenis rangkaian, baik rangkaian seri,
paralel maupun gabungan seri - paralel pada kendaraan bisa ditemukan dalam system
penerangan (lampu-lampu dan tanda belok/sein), sistem pengisian yang menggunakan
pengaturan tegangan (voltage regulator) secara elektronik, dan sistem pengapian
elektronik. Diantara contoh-contoh tersebut yaitu sistem tanda belok (turn signal) yang
menggunakan flasher tipe kapasitor seperti gambar di bawah ini:
Berdasarkan gambar 11 di atas dapat dilihat bahwa rangkaian kelistrikan sistem tanda
belok tersebut memiliki jenis rangkaian, yaitu:
a. Rangkaian kombinasi seri - paralel antara tahanan (R) dengan kumparan L1 dan
L2
b. Rangkaian paralel antara lampu sein kiri depan dengan lampu sein kiri belakang
D 3 Teknik Mesin 11
Mesin-mesin Listrik 2016
1.5. Diode
Sebuah diode didefinisikan sebagai paduan dua elektroda, satu menjadi positif
(anoda) dan yang lain adalah negatif (katoda) dan hanya mengijinkan arus mengalir
dalam satu arah. Dioda merupakan komponen semikonduktor yang berfungsi untuk
mengijinkan arus mengalir di dalam sebuah rangkaian hanya dalam satu arah (forward
bias), yaitu dari anoda ke katoda dan memblokirnya saat mengalir dalam arah yang
berlawanan (reverse bias), hal ini dimungkinkan oleh karena karakteristik dari silicon,
atau wafer di dalam diode. Saat sebuah penghantar/konduktor tegangan positif di
hubungkan ke anoda dan penghantar tegangan negatif dihubungkan ke katoda, arus
mengalir melalui diode. Jika penyambungan ini dibalik, arus tidak akan dapat mengalir
sebab pemblokiran dari karakteristik silicon wafer, oleh karena itu diode beraksi sebagai
katup satu arah (check valve) dan mengijinkan arus mengalir hanya satu arah.
D 3 Teknik Mesin 12
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 13
Mesin-mesin Listrik 2016
Berdasarkan gambar 3.16 di atas, zener diode bekerja untuk mengaktifkan basis
transistor T2 ketika tegangan yang berada diantara R4 dan R5 telah mencapai tegangan
tembus zener diode tersebut. Dengan bekerjanya zener diode tersebut, menyebabkan
arus yang mengalir pada R1 akan cenderung mengalir ke massa lewat T2 dan suplai
arus listrik ke basis T1 terhenti. Dengan demikian rotor saat ini tidak mendapat suplai
arus listrik karena T1 tidak hidup (OFF). Rotor alternator akan kehilangan kemagnetan,
dan proses pengisian baterai akan terhenti.
1.7. Transistor
Transistor merupakan kependekan dari Transfer Resistor, atau suatu komponen
elektronika yang dapat mengalirkan atau memutuskan aliran arus yang besar dengan
pengendalian arus listrik yang relative sangat kecil, dengan mengubah resistansi
lintasannya. Kemampuannya tersebut hampir sama dengan relay, namun transistor
memiliki kelebihan antara lain yaitu :
a. Arus pengendali pada transistor jauh lebih kecil sehingga lebih mudah
mengendalikannya.
b. Transistor tidak menggunakan kontak mekanis, sehingga tidak menimbulkan
percikan api dan lebih tahan lama.
c. Ukuran transistor relatif lebih kecil dan kompak dibanding relay.
d. Dapat bekerja pada tegangan kerja yang bervariasi.
Namun demikian, disamping mempunyai kelebihan, transistor juga mempunyai
beberapa kelemahan antara lain:
a. Kesalahan penghubungan kaki transistor akan berakibat kerusakan permanen.
b. Panas yang dihasilkan pada transistor lebih besar sehingga bila tidak diberi
pendinginan yang cukup, akan memperpendek usia transistor.
D 3 Teknik Mesin 14
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 15
Mesin-mesin Listrik 2016
1.8. Kapasitor/Kondensor
Kapasitor merupakan komponen listrik yang dapat menyimpan energi listrik
dalam jangka waktu tertentu. Dikatakan dalam jangka waktu tertentu karena walaupun
kapasitor diisi sejumlah muatan listrik, muatan tersebut akan habis setelah beberapa
saat, bergantung besarnya kapasitas kapasitor. Besarnya kapasitas kapasitor diukur
dalam satuan Farad. Dalam prakteknya ukuran ini terlampau besar, sehingga digunakan
satuan yang lebih kecil seperti microfarad (µF), nanofarad (nF) atau pikofarad (pF).
Kapasitor memiliki dua jenis yaitu:
a. Kapasitor polar
Pada kapasitor polar, adanya penentuan kutub-kutub kapasitor bila hendak
dihubungkan dengan suatu rangkaian, dan hanya bekerja pada tegangan DC.
Kapasitor polar memiliki kapasitas yang relatif besar
b. Kapasitor non polar
Pada kapasitor non-polar tidak memiliki kutub-kutub sehingga dapat dipasang
pada posisi terbalik pada rangkaian, serta dapat dihubungkan dengan tegangan
AC. Ukuran kapasitor non polar kebanyakan relatif kecil, dengan satuan nanofarad
dan pikofarad.
Gambar 19 Kapasitor
D 3 Teknik Mesin 16
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 17
Mesin-mesin Listrik 2016
diode ketika SCR (Silicone Control Rectifier) belum aktif. Setelah gerbang G pada SCR
diberi arus sinyal untuk proses pengapian, maka SCR akan aktif dan menyalurkan arus
listrik dari anoda (A) ke katoda (K). Dengan berfungsinya SCR tersebut, menyebabkan
kapasitor melepaskan arus (discharge) dengan cepat. Kemudian arus mengalir ke
kumparan primer (primary coil) koil pengapian untuk menghasilkan tegangan sebesar
100 sampai 400 volt sebagai tegangan induksi sendiri. Akibat induksi diri dari kumparan
primer tersebut, kemudian terjadi induksi dalam kumparan sekunder dengan tegangan
sebesar 15 KV sampai 20 KV. Tegangan tinggi tersebut selanjutnya mengalir ke busi
dalam bentuk loncatan bunga api yang akan digunakan untuk membakar campuran
bahan bakar dan udara dalam ruang bakar.
D 3 Teknik Mesin 18
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 19
Mesin-mesin Listrik 2016
BAB 2
TRANSFORMATOR
Pada bab-bab selanjutnya akan dibahas prinsip/cara kerja dan pengoperasian
yang dari motor listrik dan generator listrik. Generator AC atau arus bolak-balik (juga
disebut generator sinkron atau alternator ) adalah sumber utama dari semua energi
listrik dan merupakan konverter energi terbesar di dunia. Tegangan yang dihasilkan
setiap generator adalah tegangan bolak-balik AC: alternating current) dan bisa dijadikan
tegangan searah (DC: direct current) dengan dioda penyearah solid-state. Jadi
perkembangan saat ini generator arus searah tidak banyak dipakai seperti dulu, sebab
bisa digantikan dengan rangkaian elektronik (penyearah arus) yang sudah berkembang
dengan pesat. Lebih dari 50% listrik yang diproduksi di Industri untuk memberi daya
pada motor-motor listrik. Misalnya untuk memutar mesin atau roda-roda penggerak dan
menghasilkan energi mekanik. Operasi motor tergantung pada interaksi dua medan
magnet yaitu dua medan magnet dapat dibuat berinteraksi untuk menghasilkan gaya
gerak Torsi.
Prinsip kerja motor pada dasarnya sama dengan yang terjadi pada transformator.
Secara umum jika sebuah kumparan yang berinti bahan ferromagnetik dialiri arus
listrik, maka pada inti tersebut akan mengalir sejumlah garis-garis gaya magnet atau
flux magnetik (φ). Jika yang mengalir adalah arus yang searah maka jumlah dan arah
garis - garis gaya magnit tersebut akan konstan ( tetap ). Akan tetapi jika yang mengalir
adalah arus bolak-balik (misalnya arus berbentuk sinusoidal) maka flux magnetik yang
terjadi juga berbentuk sinus, karena pada inti ada lilitan maka pada lilitan akan
membangkitkan gaya gerak listrik (ggl) dan arahnya berlawanan dengan tegangan
sumber.
2.1. Transformator
Pada dasarnya semua tranformator adalah sama yaitu suatu alat untuk
memindahkan daya dari suatu rangkaian kerangkaian yang lain secara
elektromagnetik dengan frekuensi yang tetap. Transformator diperlukan karena daya
listrik yang dihasilkan pada stasiun pembangkit harus mengalami beberapa tahap
pendistribusian sebelum daya itu dapat digunakan oleh beban listrik.
Konstruksi Trafo :
Kalau kita lihat bagian aktif dari transformator adalah lilitan primer dan sekundair.
Bagian primer biasa disebut juga masukan/input sedang sekunder keluaran/output .
Untuk mentransfer medan magnet dari lilitan yang satu ke lilitan yang lain diperlukan
bahan feromagnetik .
D 3 Teknik Mesin 20
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 21
Mesin-mesin Listrik 2016
Jika kita membuat hubung singkat pada terminal sekunder dan trafo (lilitan primer)
diberi input tegangan nominal akibatnya: arus primer terlalu besar sehingga trafo
menjadi rusak.
Ada bermacam-macam beban antara lain yaitu yang bersifat: kapasitif, resistansi
murni, induktif. Pengaruh jenis beban pada tegangan sekunder dapat dilihat pada
grafik dibawah ini :
Kondisi tegangan output mencapai nilai nominal dengan sifat beban sebagai
berikut :
Beban kapasitif Cos = 0,7
Beban R murni Cos = 1 ,0
Beban Induktif Cos = 0,7
D 3 Teknik Mesin 22
Mesin-mesin Listrik 2016
Rugi histerisis: rugi yang disebabkan fluks bolak-balik pada inti, yang menimbulkan
panas
Rugi arus eddy : rugi yang disebabkan arus pusar pada inti.
Supaya trafo dapat dioperasikan dengan yang semaksimal mungkin, maka harus
diperhatikan BEBAN RATA - RATA. Pembuat trafo dapat mengatur titik efisiensi
maksimunnya.
Efisiensi maksimum jika Pcu = Pfe.
Trafo kecil efisiensi ~95%
Trafo besar efisiensi ~ 99,5%
MENENTUKAN EFFESIENSI
A. Untuk menentukan rugi tembaga P Cu bisa dilihat rangkaian dibawah ini :
Arus hubung singkat
Bagian sekunder dihubung singkat. Pada bagian primer tegangan masuk tidak langsung
besar supaya ada arus yang cukup mengalir pada kedua bagian . Tegangan masuk
disebut tegangan hubung singkat ( UK ). Tegangan ini ditulis dalam simbol % dari
tegangan nominal Un .
B. Untuk menentukan rugi inti cukup dengan rangkaian tanpa beban
D 3 Teknik Mesin 23
Mesin-mesin Listrik 2016
Karena arus beban kosong lebih kecil dari arus nominal kita dapat mengabaikan
kerugian lilitan (PCu) maka yang diukur hanya kerugian inti saja (Pfe).
Arus Hubung Singkat :
Jika terminal sekunder dihubung singkat dan primer diberi tegangan dibawah nilai
nominal, maka ada arus hubung singkat yang mengalir pada bagian sekunder. Besar
arus hubung singkat tergantung dari tegangan hubung singkat. Arus hubung singkat
puncak akan mengakibatkan kerusakan mekanis pada trafo .
2.3. Jenis - Jenis Transformator
2.3.1. Tranformator 1 fase / trafo kecil
Inti trafo
Lilitan tegangan
Lilitan primer tinggi
Isolator
Trafo ini mempunyai konstruksi lilitan terpisah atau lilitan seperti auto trafo. Konstruksi
lilitannya: Lilitan silinder & lilitan cincin . Pada konstruksi lilitan yang bentuk silinder
lilitan tegangan tinggi nya terletak pada pusat lingkaran (Silinder) lilitan karena lebih
aman jika terjadi hubung singkat.
Penggunaan trafo lilitan terpisah :
Sebagai pengaman ( trafo terpisah )
Penurun tegangan : dari tegangan rendah/ekstra rendah dan dari tegangan
tinggi / tegangan rendah.
Pengatur tegangan : tegangan rendah 500 − 1000 V
Keuntungan trafo 1 fase yang lain: Harga murah dan sebagai trafo pengaman atau trafo
pemisah.
D 3 Teknik Mesin 24
Mesin-mesin Listrik 2016
1. Tombol putar
2. Lengan kontak
3. Penghela kontak
4. Belitan
5. Inti berbentuk lingkaran
D 3 Teknik Mesin 25
Mesin-mesin Listrik 2016
b) Dengan menambah balast yang dapat diatur posisi lilitannya, dengan mengatur
kumparan balast maka: Tegangan keluar akan berubah. Arus dalam balast naik
maka tegangan turun dan Arus hubung singkat naik.
c) Sistem inti besi geser
Kebanyakan fluks primer akan mengalir lewat celah udara oleh karena itu tegangan
sekunder akan turun. Jika kita geser penabur fluks (inti besi), kita dapat mengatur
tegangan ( trafo las ) biasanya trafo aman dalam keadaan hubung singkat.
D 3 Teknik Mesin 26
Mesin-mesin Listrik 2016
Trafo ini untuk beban besar (trafo dalam pusat pembangkit). Konstruksi trafo ini
adalah trafo 1 fasa berjumlah 3 sambungan yang umum biasanya segitiga (primer) dan
bintang (sekunder).
Konstruksi tersebut akan dibungkus dalam satu kotak untuk menerima tegangan
hubung singkat dalam satu inti dipasang lilitan primer kemudian sekundernya.
Sambungan Zig–Zag adalah sambungan yang paling umum yaitu delta/segitiga
(primer) dan zig-zag bintang (sekunder). Dan fungsinya untuk mengatur asymetris
(beban satu fasanya) .
R
S
S
T
T
D 3 Teknik Mesin 27
Mesin-mesin Listrik 2016
Bagian primer disambung seri dengan jaringan , sehingga timbul medan magnit &
timbul induksi tegangan dalam lilitan sekunder. Trafo ini harus selalu dalam keadaan
tertutup bagian sekundernya, baik beban ampere meter atau tidak. Apabila Ampere
meter dilepas maka terminal K & L harus dihubung singkat yaitu dengan terminal
pengukuran. Contoh dari trafo ini adalah tang ampere dimana belitan primer dibuat
sedikit sekali (1belitan kawat yang diukur).
2.3.6. Balast
Balast biasanya digunakan untuk: membatasi arus dan membangkitkan tegangan kejut.
Alat ini digunakan pada arus bolak-balik (balast muka) Induktifitas dapat berubah
tergantung dari Jumlah lilitan.
Kemampuan mengalir arus fluks:
Jumlah lilitan dapat diatur dengan membagi lilitan yang keluar , supaya mendapatkan
tegangan nominal. Aliran arus fluks dapat diatur dengan: mengatur jarak yang keluar
dengan kemungkinan mengatur L (jumlah lilitan) dan XL (reaktansi induktif), supaya arus
balastnya sesuai dengan beban yang disambung seri.
a ). Pemakaian :
• Pembatas arus • Resonansi
• Filter • Penghalus / penata arus suara
b ). Kelebihan :
• Daya masuk lebih kecil ( P = V I COS )
• Dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
c ). Kerugian :
D 3 Teknik Mesin 28
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 29
Mesin-mesin Listrik 2016
BAB 3
Motor DC & Sistem Starter Engine
Sistem starter listrik saat ini dapat ditemukan hampir disemua jenis kendaraan.
Sistem starter pada kendaraan berfungsi sebagai pengganti kick starter, agar
pengendara tidak perlu lagi mengengkol kakinya untuk menghidupkan mesin. Namun
demikian, pada umumnya kendaraan dilengkapi juga dengan kick starter. Penggunaan
kick starter biasanya dilakukan jika kondisi system starter listrik sedang mengalami
kerusakan atau masalah. Sebagai contoh jika kondisi baterai lemah atau terdapat
kerusakan pada motor starter sehingga sistem starter listrik tidak dapat digunakan untuk
menghidupkan mesin, maka pengendara bisa langsung memanfaatkan kick starter.
Secara umum sistem starter listrik terdiri dari; batery sekring (fuse), kunci kontak (ignition
switch), saklar starter (starter switch), saklar magnet starter (relay starter/solenoid
switch), dan motor starter. Contoh ilustrasi posisi komponen sistem starter adalah seperti
terlihat pada gambar di bawah ini:
D 3 Teknik Mesin 30
Mesin-mesin Listrik 2016
seperti motor. Motor bisa berputar jika diberi aliran arus berdasarkan prinsip berikut ini:
Pada saat arus mengalir melewati konduktor (penghantar) A dan B yang berada diantara
kutub magnet, maka penghantar A dan B akan menerima gaya dorong berdasarkan
garis gaya magnet yang timbul dengan arah seperti pada gambar di bawah ini.
Hubungan antara arah arus, arah garis gaya magnet, dan arah gaya dorong pada
penghantar merujuk pada aturan/kaidah tangan kiri Fleming.
Catatan:
Arah garis-garis gaya
magnet dari kutub
utara (N) ke kutub
selatan (S)
D 3 Teknik Mesin 31
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 32
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 33
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 34
Mesin-mesin Listrik 2016
melalui komutator. Motor starter pada kendaraan ada yang mempunyai dua buah
sikat (satu sikat posisitf dan satu sikat negatif) dan empat buah sikat (dua sikat
positif dan dua sikat negatif) tergantung dari beban mesin yang akan diputar.
Biasanya motor starter dengan empat buah sikat hanya digunakan pada kendaraan
besar.
Pada bagian rumah motor (stator) diikatkan field coil (kumparan medan) dan pole
core (inti kutub) yang berfungsi untuk menghasilkan medan magnet. Biasanya
terdapat empat buah pole core dan field coil yang mempunyai jumlah lilitan cukup
banyak agar medan magnet yang ditimbulkan lebih besar. Untuk memperbesar
momen putar yang dihasilkan motor disamping dengan adanya perbandingan gigi
sproket (pinion) pada motor starter dengan gigi sproket pada crankshaft, maka
pada salah satu ujung armature terdapat gigi reduksi. Dengan gigi reduksi
perbandingan putaran yang keluar/output menjadi lebih kecil, sehingga momen
putarnya akan lebih besar.
e. Starter relay/solenoid switch (saklar magnet starter)
Starter relay (solenoid switch) pada kendaraan ada yang sederhana dan yang
mengadopsi dari starter relay yang digunakan pada mobil seperti jenis pre-engaged
starter (starter relay langsung dipasangkan di bagian atas motor starter). Starter
relay yang sederhana maksudnya adalah sejenis relay biasa yang hanya terdiri dari
sebuah kumparan dan empat buah terminal dan ditempatkan terpisah dari motor
starter. Starter relay ini pada umumnya digunakan pada kendaraan berukuran kecil.
D 3 Teknik Mesin 35
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 36
Mesin-mesin Listrik 2016
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa sistem starter dengan relay starter
sederhana banyak digunakan bahwa kendaraan berukuran kecil (kendaraan dengan
mesin yang berkapasitas 200 cc ke bawah). Kendaraan jenis ini banyak dijumpai di
kalangan masyarakat yang banyak digunakan sebagai alat transportasi keluarga.
Gambar di bawah ini adalah contoh rangkaian sistem starter dengan relay starter
sederhana yang digunakan pada salah satu tipe kendaraan Honda. Pada gambar
tersebut sistem starternya telah dilengkapi dengan system pengaman. Penjelesan
tentang sistem pengaman akan dibahas lebih detil pada bagian 5 (inovasi sistem
starter).
Adapun cara kerjanya adalah sebagai berikut:
Pada saat starter switch (tombol starter) ditekan, arus dari baterai akan mengalir ke
kumparan relay starter melalui ignition switch (kunci kontak) terus ke massa. Dalam
hal ini arus akan sampai ke massa jika posisi kopling sedang ditekan atau posisi gigi
transmisi posisi netral (saklar kopling atau saklar neutral menghubungkan arus dari
kumparan relay starter ke massa). Bagi kendaraan dengan sistem starter yang tidak
dilengkapi dengan system pengaman, maka aliran arusnya dari tombol starter --------
- ke kumparan relay starter ---------- ke massa. Arus yang dialirkan ke kumparan relay
ini cukup kecil sehingga tidak akan membuat kontak pada tombol starter kelebihan
beban. Setelah arus sampai ke massa, pada kumparan relay starter terjadi
kemagnetan. Hal ini akan menyebabkan plat kontak pada relay starter tertarik
(menutup), sehingga arus yang besar langsung dari baterai mengalir menuju motor
starter. Selanjutnya motor starter tersebut akan berputar untuk menghidupkan mesin
sesuai prinsip kerja motor starter yang telah dijelaskan sebelumnya
D 3 Teknik Mesin 37
Mesin-mesin Listrik 2016
Baterai ------ kunci kontak ------ terminal 50 ------ hold in coil ------massa
Baterai ------ kunci kontak ------ terminal 50 ------ pull ini coil ------field
coil ----sikat positif ------ armature ------ sikat negatif ------massa.
D 3 Teknik Mesin 38
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 39
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 40
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 41
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 42
Mesin-mesin Listrik 2016
Vt = Ish x Rsh
Vt = Ea + Ia.Ra +Vsikat.................................................................................(2-15)
D 3 Teknik Mesin 43
Mesin-mesin Listrik 2016
Vt
I sh ………………….……………………………………………………(2-16)
Rsh
IL = Ia + Ish .................................................................................................2-17)
Dimana :
Ish = arus kumparan medan shunt (Ampere)
Rsh = tahanan medan shunt (Ohm)
Gambar 15: (a) Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan kompon panjang
diferensial (lawan)
Pada motor arus searah penguatan kompon panjang diferensial, polaritas kedua
kumparan medannya saling berlawanan atau sesuai aturan dot, salah satu arus
medannya memasuki dot sedangkan yang lainnya meninggalkan dot, sehingga fluksi
yang dihasilkannya menjadi saling mengurangi.
D 3 Teknik Mesin 44
Mesin-mesin Listrik 2016
Gambar 16: (b) Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan kompon panjang
komulatif (bantu)
Pada motor arus searah penguatan kompon panjang komulatif, polaritas kedua
kumparan medannya sama atau dikarenakan kedua arus medannya sama – sama
memasuki dot, sehingga fluksi yang dihasilkannya saling menguatkan. Persamaan -
persamaan yang berlaku pada motor arus searah penguatan kompon panjang adalah:
Gambar 317 (a) Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan kompon pendek
diferensial (lawan)
Pada motor arus searah penguatan kompon pendek diferensial, polaritas kedua
kumparan medannya saling berlawanan, sehingga fluksi yang dihasilkannya menjadi
D 3 Teknik Mesin 45
Mesin-mesin Listrik 2016
Gambar 18: (b) Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan kompon pendek
komulatif (bantu)
Pada motor arus searah penguatan kompon panjang komulatif, polaritas kedua
kumparan medannya sama sehingga fluksi yang dihasilkannya saling menguatkan.
Persamaan-persamaan yang berlaku pada motor arus searah penguatan kompon
pendek adalah:
D 3 Teknik Mesin 46
Mesin-mesin Listrik 2016
Kopel motor kompon komulatif lebih besar daripada kopel motor shunt untuk
besarnya arus jangkar tertentu akibat adanya fluksi medan seri. Kurva beban-kopel dan
beban-kepesatan ditunjukkan dalam gambar.
Motor kompon-kumulatif digunakan ketika diperlukan kepesatan konstan yang
lumayan dengan beban yang tak beraturan atau tiba-tiba dikenakan beban berat. Beban-
beban seperti mesin cetak, mesin potong, dan mesin torak kerap kali digerakkan oleh
motor kompon.
nbeban penuh Ea
beban penuh
D 3 Teknik Mesin 47
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 48
Mesin-mesin Listrik 2016
Jika rotor digerakkan dengan arah CCW hingga sumbu rotor dan stator membentuk
sudut < 90o , maka kutub-kutub rotor terdapat pada sepanjang sumbunya. Gaya tarik-
menarik antara kutub-kutub rotor dan stator menimbulkan torsi pada rotor dengan arah
CW. Torsi ini menyebabkan rotor kembali pada posisinya (gambar b).
Posisi = /2
Bila rotor digerakkan sehingga sumbu rotor dan stator saling tegak lurus, maka kutub
utara dan selatan dari stator hanya memberikan pengaruh sedikit pada rotor, sehingga
tidak ada kutub yang terinduksi pada rotor. Karena itu torsi yang ditimbulkan = 0 (gambar
c)
Posisi /2 < <
Rotor digerakkan CW sehingga /2 < < . Pada posisi ini gaya tarik menarik antara
stator dan rotor yang bekerja pada rotor akan menimbulkan torsi yang arahnya CCW.
Kurva dari torsi reluktansi vs dapat dilihat bahwa antara 0 < < /2 torsi reluktansi
negatif dan anatar /2 < < torsi reluktansi positif. Jadi torsi reluktansi rata-rata = 0,
sehingga tidak menghasilkan perputaran motor.
D 3 Teknik Mesin 49
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 50
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 51
Mesin-mesin Listrik 2016
dan menghentikan motor ini cukup dengan menerapkan pulsa digital yang hanya
terdiri atas tegangan positif dan nol (ground) pada salah satu terminal lilitan
(wound) motor sementara terminal lainnya dicatu dengan tegangan positif
konstan (VM) pada bagian tengah (center tap) dari lilitan.
Motor stepper memiliki karakter yang lebih dibanding motor DC seperti berikut:
1. Sudut rotasi motor proporsional dengan pulsa input sehingga lebih mudah diatur.
D 3 Teknik Mesin 52
Mesin-mesin Listrik 2016
2. Motor dapat langsung memberikan torsi penuh pada saat mulai bergerak
3. Posisi dan pergerakan repetisinya dapat ditentukan secara presisi
4. Memiliki respon yang sangat baik terhadap start, stop dan berbalik perputaran
5. Sangat realibel karena tidak adanya brush yang bersentuhan dengan rotor seperti
pada motor DC
6. Dapat menghasilkan perputaran yang lambat sehingga beban dapat dikopel langsung
ke porosnya
7. Frekuensi perputaran dapat ditentukan secara bebas dan mudah pada range yang
luas.
Motor BLDC:
BLDC motor bersifat lebih handal, lebih efisien, dan tidak bising. BLDC juga lebih ringan
dibandingkan dengan motor dengan sikat dengan output daya yang sama.
Sikat di motor D.C konvensional akan cepat aus dari waktu ke waktu dan dapat memicu
percikan api. Ini diilustrasikan dalam Gambar 1. Akibatnya motor D.C konvensional
memerlukan maintainance lebih intensif, mengontrol sikat di dalamnya juga cukup sulit.
Jadi D.C motor sikat tidak boleh digunakan untuk operasi jangka panjang dan dituntut
kehandalan. Untuk alasan ini dan alasan-alasan lain maka, BLDC motor digunakan di
sebagian besar perangkat modern. Efisiensi dari motor BLDC biasanya sekitar 85-90%,
sedangkan motor sikat konvensional hanya 75-80%. BLDC motor juga cocok untuk
aplikasi kecepatan tinggi (10000 rpm atau lebih). BLDC motor juga dikenal untuk kontrol
kecepatan yang lebih baik.
Cara Kerja:
Rotor dan stator dari motor BLDC ditampilkan di Gbr.2. Hal ini jelas bahwa, rotor dari
motor BLDC adalah magnet permanen.
D 3 Teknik Mesin 53
Mesin-mesin Listrik 2016
Stator memiliki susunan coil, seperti digambarkan; Internal kumparan rotor diilustrasikan
dalam Gbr.3 (inti rotor tersembunyi di sini). Rotor memiliki 3 kumparan, A, B dan C.
Gbr.3 Susunan kumparan dalam BLDC ditampilkan dengan warna yang berbeda untuk
kumparan yang berbeda.
D 3 Teknik Mesin 54
Mesin-mesin Listrik 2016
Operasi dari BLDC didasarkan pada gaya interaksi sederhana antara magnet permanen
dan elektromagnet. Dalam kondisi ini, ketika kumparan A diberi energi, kutub yang
berlawanan dari rotor dan stator tertarik satu sama lain (Gaya tarik ditampilkan dalam
panah hijau). Akibatnya kutub rotor bergerak dekat ke stator yang mengandung
elektromagnet.
Ketika rotor mendekati kumparan A, coil B diberi energi. Ketika rotor mendekati coil B,
coil C diberi energi. Setelah itu, coil A diberi energi dengan polaritas yang berlawanan.
D 3 Teknik Mesin 55
Mesin-mesin Listrik 2016
memastikan bahwa BLDC memiliki torsi yang konstan, dimana hal tersebut sulit dicapai
dalam jenis lain dari motor.
Stepper tidak membutuhkan encoder karena stepper dapat secara akurat bergerak antar kutub-kutub,
namun pada servo, dengan hanya sedikit kutub yang dimilikinya, membutuhkan encoder untuk
menjaga posisinya tetap pada jalurnya. Stepper sederhananya bergerak secara
inkrimental menggunakan pulsa (open loop) sementara servo secara closed-loop menggunakan
bantuan encoder
Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan motor stepper dan servo secara singkat :
Sangat mungkin (motor tidak akan jalan jika Tidak mungkin (motor tetap akan
Kondisi out-of-step
beban terlalu berat) jalan meskipun beban terlalu berat)
Metode Kontrol Open loop (tidak memakai encoder) Closed loop (memakai encoder)
Murah. 1 jutaan per set tersedia banyak di Mahal. Paling murah sekitar 4 jutaan
Harga Motor dan Driver
toko dan internet. per set.
D 3 Teknik Mesin 56
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 57
Mesin-mesin Listrik 2016
BAB 4
Generator & Sistem Kelistrikan Otomotif
Sistem kelistrikan otomotif seperti; sistem starter, system pengapian, sistem
penerangan dan peralatan instrumen kelistrikan lainnya membutuhkan sumber listrik
supaya sistem-sistem tersebut bias berfungsi. Energi listrik yang dapat disuplai oleh
baterai sebagai sumber listrik (bagi otomotif yang dilengkapi baterai) jumlahnya terbatas.
Sumber listrik dalam baterai tersebut akan habis jika terus menerus dipakai untuk
menjalankan (mensuplai) sistem kelistrikan pada sepeda tersebut. Untuk mengatasi hal-
hal tadi, maka pada kendaraan dilengkapi dengan sistem pengisian (charging system).
Secara umum sistem pengisian berfungsi untuk menghasilkan energi listrik
supaya bisa mengisi kembali dan mempertahankan kondisi energi listrik pada baterai
tetap stabil. Disamping itu, sistem pengisian juga berfungsi untuk menyuplai energi listrik
secara langsung ke sistemsistem kelistrikan, khususnya bagi kendaraan yang
menggunakan flywheel magneto (tidak dilengkapi dengan baterai). Bagi sebagian
kendaraan yang dilengkapi baterai juga masih ada sistem-sistem (seperti sistem lampu-
lampu) yang langsung disuplai dari system pengisian tanpa lewat baterai terlebih dahulu.
Komponen utama sistem pengisian adalah generator atau alternator, rectifier
(dioda), dan voltage regulator. Generator atau alternator berfungsi untuk menghasilkan
energi listrik, rectifer untuk menyearahkan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan
alternator menjadi arus searah (DC), dan voltage regulator berfungsi untuk mengatur
tegangan yang disuplai ke lampu dan mengontrol arus pengisian ke baterai sesuai
dengan kondisi baterai.
D 3 Teknik Mesin 58
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 59
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 60
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 61
Mesin-mesin Listrik 2016
b. Generator AC
1) Generator dengan Flywheel Magnet (Flywheel Generator)
Generator dengan flywheel magnet sering disebut sebagai alternator
sederhana yang banyak digunakan pada scooter dan motor kecil lainnya. Fly
Wheel generator ini terdiri dari stator dan flywheel rotor yang mempunyai magnet
permanen. Stator diikatkan ke salah satu sisi crankcase (bak engkol). Dalam
stator terdapat generating coils (kumparan pembangkit listrik).
Pada gambar ini ignition coil termasuk bagian dari komponen stator. Pada mesin
lainnya kemungkinan digunakan external coil, karenanya ignition coil dalam
flywheel generator diganti dengan ignition source coil yang bentuknya hampir
sama dengan lighting coil.
Terdapat beberapa tipe aplikasi/penerapan pada rangkaian sistem pengisian
accu yang menggunakan generator AC dengan flywheel magnet ini, diantaranya;
a) Kendaraan yang keseluruhan sistem kelistrikannya menggunakan arus AC
sehingga tidak memerlukan rectifier untuk mengubah output pengisian
menjadi arus DC.
b) Kendaran yang sebagian sistem kelistrikannya masih menggunakan arus AC
(seperti headlight lamp/lampu kepala, tail light/lampu belakang, dan meter
lamp) dan sebagian kelistrikan lainnya menggunakan arus DC (seperti
horn/klakson, turn signal lamp/lampu sein). Rangkaian sistem pengisiannya
sudah dilengkapi dengan rectifier dan regulator. Rectifier digunakan untuk
mengubah sebagian output pengisian menjadi arus DC yang akan
D 3 Teknik Mesin 62
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 63
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 64
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 65
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 66
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 67
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 68
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 69
Mesin-mesin Listrik 2016
cahaya (glass reflector), filamen dan gas di dalamnya. Jika ada filamen yang
rusak/terbakar, maka penggantiannya tidak dapat diganti secara tersendir, tapi
harus keseluruhannya.
4.6..2. Lampu Belakang dan Rem (Tail light dan Brake light)
Lampu belakang berfungsi memberikan isyarat jarak kendaraan pada kendaraan
lain yang berada di belakangnya ketika malam hari. Lampu belakang pada umumnya
menyala bersama dengan lampu kecil yang berada di depan. Lampu ini sering disebut
dengan lampu kota, bahkan kadang-kadang disebut lampu senja karena biasanya sudah
mulai dinyalakan sebelum hari terlalu gelap. Untuk bagian depan disebut lampu jarak
(clereance light) dan untuk bagian belakang disebut lampu belakang (tail light).
Sedangkan rem berfungsi untuk memberikan isyarat pada kendaraan lain agar tidak
terjadi benturan saat kendaraan mengerem. Lampu rem pada kendaraan biasanya
digabung dengan lampu belakang. Maksudnya dalam satu bola lampu terdapat dua
filamen, yaitu untuk lampu belakang dan lampu rem (lihat gambar 3.54 di bawah ini).
Lampu yang menyalanya lebih redup (diameter kawat filament-nya lebih kecil) untuk
lampu belakang dan lampu yang menyalanya lebih terang (diameter kawat filament-nya
lebih besar) untuk lampu rem.
D 3 Teknik Mesin 70
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 71
Mesin-mesin Listrik 2016
Gambar 21 Cara kerja rangkaian sistem tanda belok dengan flasher tipe
kapasitor (2)
Setelah muatan kapasitor habis, kemagnetan pada kumparan hilang dan plat
kontak akan menutup kembali. Arus yang besar mengalir kembali ke lampu
sehingga lampu akan menyala dan juga terjadi pengisian ke dalam kapasitor.
Begitu seterusnya proses ini berulang sehingga lampu tanda belok berkedip
D 3 Teknik Mesin 72
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 73
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 74
Mesin-mesin Listrik 2016
Fungsi klakson adalah untuk memberikan isyarat dengan bunyi atau suara yang
ditimbulkannya. Terdapat beberapa tipe klakson, yaitu; 1) Klakson listrik, 2) klakson
udara, dan 3) klakson hampa udara. Klakson listrik terdiri atas diafragma (diaphragm),
lilitan kawat (coil), kontak platina (contact), dan pemutus (armature). Konstruksi klakson
listrik seperti diperlihatkan pada gambar 3. 63 dibawah ini.
D 3 Teknik Mesin 75
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 76
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 77
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 78
Mesin-mesin Listrik 2016
D 3 Teknik Mesin 79
Mesin-mesin Listrik 2016
pnz
Eg x10 8
a x 60 (volt) 1)
Dimana:
Eg : Daya generator (watt) : jumlah slot pada jangkar a : garis edar
p : jumlah kutub : fluks magnetik (maxwell)
n : putaran generator (rpm) z : jumlah lilitan
D 3 Teknik Mesin 80