Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kinerja guru merupakan elemen penting dalam pendidikan, selain itu juga

merupakan penentu tinggi rendahnya kualitas pendidikan. Kinerja guru dilakukan oleh guru

dalam melaksanakan tugas seorang guru sebagai pendidik. Kualitas kinerja guru sangat

menentukan pada kualitas hasil pendidikan dikarenakan guru merupakan sosok yang paling

sering berinteraksi secara langsung dengan siswa pada saat proses pembelajaran.

Guru merupakan komponen penting dalam dunia pendidikan, oleh karenanya

perhatian yang lebih perlu diberikan agar dapat menciptakan guru yang berkualitas

sehingga hal tersebut dapat menunjang kinerja guru. Guru juga memegang peran penting

dalam dunia pendidikan khususnya dalam bidang formal disekolah,guru sangat

menentukan keberhasilan peserta didik terutama dalam hal proses belajar mengajar yang

biasa dilaksanakan di sekolah. Keberhasilan kinerja yang ditunjukan guru dipengaruhi oleh

lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu lingkungan sekitar khususnya dalam hal ini pihak

sekolah semisal kepala sekolah yang mampu memotivasi serta memberdayakan guru agar

tercipta kinerja yang baik serta mampu berperan sebagai guru yang professional disamping

guru itu sendiri yang mampu meningkatkan kualitas kerjanya sendiri.

Schwartz dalam Wibowo mengatakan bahwa Manajemen kinerja merupakan gaya

manajemen yang dasarnya adalah komunikasi terbuka antara manajer dan karyawan yang

1
2

menyangkut penetapan tujuan, memberikan umpan balik baik dari manajer kepada

karyawan maupun sebaliknya. (Wibowo, 2018).

Senada dengan itu Robert Bacal mengatakan bahwa manajemen kinerja

sebagai proses komunikasi yang dilakukan secara terus menerus dalam kemitraan

antara karyawan dengan atasan langsungnya. Proses komunikasi ini meliputi

kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan

yang akan dilakukan (Wibowo, 2018: 8).

Selanjutnya dikatakan bahwa manajemen kinerja ini memberikan manfaat,

di antaranya bagi individu memperjelas peran, tujuan , mendorong, mendukung

tampil baik, membantu mengembangkan kemampuan, kinerja, peluang

menggunakan waktu secara berkualitas, dasar objektif, kejujuran mengukur kinerja,

memformulasi tujuan, rencana perbaikan, dan cara bekerja dikelola serta di

jalankan. (2018: 11)

Berdasarkan pernyataan di atas, dipahami bahwa manajemen kinerja

memerlukan adanya kerjasama dan komunikasi secara terbuka antara atasan dan

bawahan. Jika hal ini dikaitkan denga guru bahasa Indonesia dalam menjalankan

tugasnya dengan maksud ingin memperoleh prestasi kerja (kinerja), maka ia harus

menjalin kerjasama dan komunikasi intensif dengan atasannya serta siap menerima

masukan dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak termasuk di dalamnya

antara sesama guru dan staf yang lainnya dalam lingkungan sekolah.

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan

kepadanya. (Anwar, 2005: 67) Bateman mengatakan bahwa kinerja adalah proses
3

hasil kerja dari seorang individu untuk mencapai hasil yang diinginkan. Selanjutnya

dikatakan kinerja seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal yang dimaksud yaitu faktor yang bersumber dari

dalam diri individu yang memotivasi untuk melakukan sesuatu yang diinginkan.

Sedang faktor eksternal yaitu bersumber dari luar diri individu yang memotivasi

untuk melakukan sesuatu yang diinginkan. Jika kedua faktor tersebut menyati

dalam diri seseorang dalam melakukan sesuatu maka tentu hasilnya sangat

memuaskan. Demikian halnya guru dalam menjalankan tugasnya mendapat

motivasi dalam dirinya dan dari luar dirinya, maka tentu mendapatkan hasil yang

memuaskan dalam menjalani profesinya sebagai guru yang profesional.

Salah satu faktor yang menjadi tolak ukur keberhasilan suatu lembaga

pendidikan atau madrasah adalah kinerja guru. Kinerja guru yang dimaksudkan

disini, yaitu hasil kerja guru yang terefleksi dalam cara merencanakan,

melaksanakan dan menilai proses pembelajaran yang intensitasnya yang dilandasi

oleh etos kerja, serta disiplin professional guru dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan pernyataaan di atas, maka dapat dikatakan bahwa tugas guru

baik guru bidang studi Bahasa Indonesia maupun guru pada umumnya tidak hanya

mengajar tetapi juga harus terampil membuat perencanaan pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran dan segala hal yang berkaitan dengan proses

pembelajaran termasuk di dalamnya ketermapilan mengevaluasi. Pernyataan

tersebut dipertegas dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 4

tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 tahun 2021

tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 10, 11, 12, dan 13 dikatakan bahwa
4

standar proses pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan meliputi, perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian proses pembelajaran.

Selanjutnya dikatakan bahwa perencanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud

merupakan aktivitas yang merumuskan 1) capaian pembelajaran yang menjadi

tujuan belajar dari suatu unit pembelajaran, 2) cara untuk mencapai tujuan belajar,

dan 3) cara menilai ketercapaian tujuan belajar. Sementara perencanaan

pembelajaran sebagaimana dimaksud dilakukan oleh guru. Selain itu, pelaksanaan

pembelajaran diselenggarakan dalam suasana belajar yang interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.

Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan,

pendampingan dan fasilitasi. Kemudian terakhir dilakukan proses penilaian

pembelajaran, dimana proses penilaian pembelajaran merupakan asesmen

terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan dimana pelaksanaan

penilaian proses pembelajaran dilaksanakan oleh pendidik yang bersangkutan.

(2022: 8-9)

Tugas tersebut di atas tidaklah mudah dilakukan oleh seorang guru yang

tidak memiliki motivasi kerja yang baik, kecuali bagi guru yang memiliki inisiatif dan

motivasi kerja yang tinggi serta mendapat support dan bimbingan dari kepala

sekolah, pengaawas pendidikan dan kebijakan pemerintah tentang tunjangan

profesi guru.
5

Kepala sekolah merupakan manager dalam organisasi pendidikan, membuat

perencanaan, pengorganisasian, mengarahkan dan mengadakan pengawasan

terhadap pendidikan. Selanjutnya dikatakan, kepala sekolah dalam melaksanakan

tugasnya ia bertanggungjawab terhadap roda organisasi sekolah, oleh karenanya ia

dibekali sepernagkat instrument yang memungkinkan dapat melaksanakan

tugasnya secara maksimal dan optimal. Kepala sekolah juga melekat pada dirinya

sebagai educator, manager, administrator, supervisor, leader, innovator, dan

motivator, (Amiruddin, 2021: 10).

Selain kepalas sekolah yang bertanggung jawab meningkatkan kinerja guru

bidang studi Bahasa Indonesia juga pengawas satuan pendidikan. Menjadi

pengawas satuan pendidikan pada jenjang pendidikan Madrasah (Aliyah) Peraturan

Menteri Agama nomor 2 tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan pengawas

pendidikana Agama Islam pada Sekolah. Dikatakan bahwa Pengawas Madrasah

adalah Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional pengawas

satuan pendidikan yang tugas, tanggungjawab, dan wewenangnya melakukan

pengawasan akademik dan manajerial pada Madrasah.

Profil guru Bahasa Indonesia yang diharapkan adalah guru yang memenuhi

kriteri professional sebagaimana peraturan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia nomor 4 tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah

Nomor 57 tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis termotivasi

mengadakan penelitian tentang kinerja guru bahasa Indonesia, faktor pendukung


6

dan penghambat kinerja guru tersebut pada madrasah aliyah di Kota Makassar,

serta strategi meningkatkan kinerja guru bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan tersebut di

atas, maka dapat dirumuskan masalah pokok, yaitu apa yang menjadi pendukung

dan penghambat kinerja guru Bahasa Indonesia pada madrasah aliyah di Kota

Makassar? Permasalahan pokok tersebut dijabarkan dalam sub masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana kinerja guru Bahasa Indonesia pada madrasah aliyah di Kota

Makassar?

2. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat kinerga guru Bahasa

Indonesia pada madrasah aliyah di kota makassar?

3. Bagaimana strategi meningkatkan kinerja guru bahasa Indonesia pada

madrasah Aliyah di Kota Makassar?

C. Defenisi dan Ruang Lingkup Penelitian

1. Defenisi Operasional
7

Adapun variabel yang dioperasionalkan, yaitu kinerja guru Bahasa Indonesia,

pendukung dan penghambat kinerja guru Bahasa Indonesia, dan strategi

meningkatkan guru Bahasa Indonesia.

Variabel yang dioperasionalkan sebagai berikut:

a. Kinerja guru Bahasa Indonesia yang penulis maksudkan disini, yaitu

kemampuan kerja yang diperlihatkan yang berkaitan dengan tugas dan

fungsinya di madrasah dalam membuat perencanaan program

pembelajaran, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran, serta

kemampuan berkomunikasi dan pengembangan SDM:

1) Kinerja guru Bahasa Indonesia pada kemampuan membuat program

perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia, di antaranya program

tahunan, program semester, pengembangan materi, perumusan

tujuan pembelajaran, pengorganisasian materi ajar, penilaian sumber

belajar/media pembelajaran, dan penyusunan instrument evaluasi.

2) Kinerja guru Bahasa Indonesia pada pelaksanaan pembelajaran yang

dimaksud, yaitu kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti

pembelajaran, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal pembelajaran,

yaitu pemberian motivasi dan appersepsi. Kegiatan initi diantaranya

menguasai materi, menjelaskan materi dengan jelas sesuai dengan

karaktersitik serta didik dan mengaitkan materi dengan realitas

kehidupan. Kegiatan akhir, yaitu mengadakan refleksi, mengadakan

penilaian akhir sesuai dengan kompetensi dasar (post test), dan

melaksanakan tindak lanjut.


8

3) Kinerja guru Bahasa Indonesia pada aspek penilaian, yang dimaksud

yaitu, kemampuan menentukan instrument penilaian sesuai dengan

kompetensi dasar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Indikatornya, kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan

pembelajaran dan kelengkapan instrument.

4) Kinerja guru Bahasa Indonesia pada kemampuan berkomunikasi dan

pengembangan SDM. Yang dimaksud diantaranya kemampuan

melaksanakan layanan bimbingan kepada peserta didik,

mengkomunikasikan inovasi baru dalam pembelajaran, menciptakan

program pembelajaran Bahasa Indonesia di laur jam pelajaran.

Pengembangan SDM, yaitu mengadakan penelitian, menyajikan karya

ilmiah, menulis buku ilmiah/buku ajar Bahasa Indonesia serta

mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan.

b. Pendukung dan penghambat kinerga guru Bahasa Indonesia yang

dimaksudkan adalah kepemimpinan kepala sekolah, pengawas pada

Madrasah dan motivasi kerja guru Bahasa Indonesia:

1) Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan kepala sekolah yang dimaksud adalah dimensi

structural, fasilitatif dan supportif. Dimensi structural, cepat

mengambil tindakan dan keputusan, mendelegasikan tugas dengan

jelas kepada para anggota staf, menekankan hasil dan tujuan

organisasi / institusi. Fasilitatif yaitu menyediakan dan melengkapi

sarana dan prasarana pembelajaran, mengusahakan mempertinggi


9

mutu para tenaga kependidikan, kerjasama beberapa guru dalam

memenuhi tntutan kurikulum, dan menyusun jadwal kegiatan.

Supportif yaitu memberikan motivsai dan penghargaan,

menciptakan hubungan harmonis antara guru dan staf, membantu

guru, baik secara individu maupun kolektif dalam menilai

pekerjaannya sendiri, dan melaksanakan tanggung jawab.

2) Pengawas Madrasah

Pelaksanaan pengawasan yang dimaksud adalah kunjungan kelas,

konsultasi individu dan kelompok, pemantauan pelaksanaan

kurikulum, pembinaan guru dan evaluasi kegiatan guru.

3) Motivasi Kerja Guru Bahasa Indonesia

Motivasi yang dimaksud , yaitu motivasi internal dan motivasi

eksternal. Indikator motivasi internal, yaitu tanggung jawab guru

Bahasa Indonesia dalam melasanakan tugasnya, memiliki rasa

senang dalam melaksanakan tugasnya, selalu berusaha melakukan

yang terbaik berbeda dengan teman-temannya dan melaksanakan

tugas dengan target yang jelas. Indikator motivasi eksternal, yaitu

selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan

pekerjaanya, senang mendapat penghargaan atas pekerjaanya,

bekerjasama dengan sungguh-sungguh dengan harapan

memperoleh insntif dan perhatian dari teman-teman dan atasan.


10

c. Strategi peningkatakan kinerja guru Bahasa Indonesia yang

dimaksud, yaitu cara yang ditempuh meningkatkan kinerja guru

Bahasa Indonesia, meliputi peningkatan kesejahteraan dalam bentuk

pemberian tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, memberikan

penghargaan jika berprestasi, pemberian motivasi, mengikutsertakan

ke berbagai pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang

tugasnya, memberikan izin melanjutkan studi, memberikan bantuan

biaya pendidikan, dan mengusulkan kepada departemen yang terkait

untuk mendapatkan beasiswa.

2. Ruang Lingkup Penelitian

Keterangan tersebut di atas dipahami bahwa ruang lingkup penelitian ini,

yaitu kinerja guru Bahasa Indonesia yang terkait dengan tugas dan fungsinya

diantaranya penyusunan program pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,

pelaksanaan evaluasi, pengembangan kompetensi guru Bahasa Indonesia, dan

kegiatan ekstra kurikuler. Faktor pendukung dan penghambat kinerja guru Bahasa

Indonesia, termasuk kepemimpinan kepala sekolah, pengawas pendidikan, motivasi

kerja guru. Strategi peningkatan kinerja guru Bahasa Indonesia.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


11

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menentukan gambaran hasil tentang kinerja guru Bahasa

Indonesiapada Madrasah Aliyah di Kota Makassar.

b. Untuk menentukan dan mengungkapkan hasil analisis tentang

pendukung dan penghambat kinerja guru Bahasa Indonesia pada

madrasah Aliyah di kota Makassar.

c. Untuk menemukan dan merumuskan strategi dalam meningkatkan

kinerja guru Bahasa Indonesia pada madrasah Aliyah di Kota Makassar.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan ilmiah, memberikan informasi tentang kinerja guru Bahasa

Indonesia pada madrasah Aliyah di Kota Makassar sebagai bahan kajian

dan diskusi para pakar Bahasa Indonesia, khsusunya dalam konteks

pembelajaran Bahasa Indonesia ke depan.

b. Kegunaan praktis, memberikan informasi kepada umat Islam tentang kinerja

guru Bahasa Indonesia pada madrasah Aliyah di Kota Makassar, kepada guru

Bahasa Indonesia dan kepada penentu kebijakan khususnya Kementerian

Agama setempat untuk memperhatikan proses pembelajaran Bahasa

Indonesia di berbagai madrasah.

Anda mungkin juga menyukai