Anda di halaman 1dari 12

Hubungan Antara Keseimbangan Kehidupan Kerja dengan Kualitas Kehidupan Kerja Pada Guru

HUBUNGAN ANTARA KESEIMBANGAN KEHIDUPAN KERJA DENGAN


KUALITAS KEHIDUPAN KERJA PADA GURU

Restu Amalia Rohmawati


Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya, e-mail:
restu.17010664177@mhs.unesa.ac.id

Umi Anugerah Izzati


Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya, e-mail:
umianugerah@unesa.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keseimbangan kehidupan kerja dengan kualitas
kehidupan kerja pada guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Jumlah populasi
sebanyak 65 guru dengan menggunakan teknik sampling jenuh sehingga jumlah sampel sebanyak 65 guru. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala keseimbangan kehidupan kerja dan skala kualitas
kehidupan kerja. Teknik analisis data yang digunakan dalam adalah korelasi product moment dengan bantuan SPSS
versi 22.0 for windows. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa taraf signifikan yaitu sebesar 0.000
(p<0.05), dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.930 (r=0.930), hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat
hubungan keseimbangan kehidupan kerja dengan kualitas kehidupan kerja yang tergolong dalam hubungan yang
sangat kuat. Hasil koefisien korelasi tersebut menunjukkan nilai yang positif, artinya hubungan antara kedua variabel
searah sehingga apabila variabel keseimbangan kehidupan kerja memiliki nilai yang tinggi maka variabel kualitas
kehidupan kerja juga akan semakin tinggi. Begitupun sebaliknya, jika variabel keseimbangan kehidupan kerja
memiliki nilai yang rendah maka variabel kualitas kehidupan kerja juga akan rendah. Berdasarkan hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keseimbangan kehidupan kerja dengan kualitas kehidupan
kerja pada guru.
Kata Kunci : Kualitas kehidupan kerja, keseimbangan kehidupan kerja, guru

Abstract
This study aims to determine the relationship between work-life balance with the quality of work life for teachers. The
method used in this research is quantitative. The total population is 65 teachers using saturated sampling technique so
that the total sample is 65 teachers. Data collection techniques in this study used a work-life balance scale and a work-
life quality scale. The data analysis technique used in this research is product moment correlation with the help of SPSS
version 22.0 for windows. The results of the analysis carried out showed that the significant level was 0.000 (p <0.05),
with a correlation coefficient value of 0.930 (r = 0.930), these results indicate that there is a relationship between work
life balance and the quality of work life which is classified as a very strong relationship. The correlation coefficient
results show a positive value, meaning that the relationship between the two variables is unidirectional so that if the
work-life balance variable has a high value, the quality of work life variable will also be higher. Vice versa, if the work-
life balance variable has a low value, the quality of work-life variable will also be low. Based on the results obtained
indicate that there is a relationship between work-life balance with the quality of work life for teachers.
Keywords : Quality of work life, work life balance, teacher
Volume 8 Nomor 4 Tahun 2021, Character: Jurnal Penelitian Psikologi

melamun dan melakukan kegiatan di luar aktifitas jam


PENDAHULUAN
kerja yang sedang berlangsung (Monica, 2019).
Organisasi diartikan sebagai suatu wadah
Peningkatan kualitas kehidupan kerja dapat
perkumpulan yang diperuntukkan bagi sekelompok
diciptakan pada lingkungan organisasi yang aman,
orang yang saling bekerja sama secara tertib dan terarah
nyaman, dengan memberikan fasilitas pendukung bagi
guna mencapai tujuan tertentu pada organisasi. Dalam
guru untuk menunjang kinerja supaya guru mampu
perkumpulan tersebut mereka berlomba-lomba untuk
mengembangkan dirinya selama bekerja di organisasi
mencapai tujuan dengan segala prestasi dan
(Helastika, 2019). Kualitas hidup individu dalam
kemampuan yang dimiliki. Hal tersebut yang mendasari
bekerja dapat diartikan baik jika lingkungan kerja
individu untuk hidup berorganisasi. Sumber daya
bersifat demokratis, dengan arti lain bahwa semua
manusia memiliki peranan yang penting, sehingga
pekerja memiliki kesempatan untuk memberikan suara
organisasi perlu memperhatikan dan memelihara
dan mengeluarkan saran untuk kemajuan organisasi itu
tingkat kesejahteraan mereka supaya terjamin, secara
sendiri, individu yang memiliki keterlibatan kerja yang
tidak langsung hal tersebut akan berdampak positif
optimal, secara tidak langsung motivasi kerja akan ikut
terhadap tingkat produktifivitas.
meningkat sehingga mampu mengurangi waktu untuk
Organisasi yang ada salah satunya adalah
bermalas-malasan, sehingga kualitas dan kuantitas
organisasi pendidikan. Pada organisasi pendidikan
pekerjaan yang dihasilkan sangat baik. Komunikasi
tentunya terdapat guru yang menjadi sumber daya
yang terjalin dengan baik antar rekan kerja, dan
manusia yang turut serta dalam mencapai kesuksesan
pimpinan organisasi, akan memberikan rasa aman saat
organisasi. Mutu pendidikan yang dihasilkan akan
bekerja. Sehingga menjadikan individu nyaman dan
menjadi tolok ukur kemajuan para bangsa. Dalam hal
tentram ketika menyelesaikan pekerjaannya serta
ini tidak luput dari usaha para guru untuk meningkatkan
individu juga merasa mampu meningkatkan dan
kualitas pendidikan di sekolah. Upaya dalam
mengembangkan dirinya dengan baik (Anita, 1998).
meningkatkan kualitas pendidikan tentu membutuhkan
Kualitas kehidupan kerja merupakan suatu
usaha yang maksimal. Sumber daya manusia menjadi
keadaan dimana individu merasa aman dan puas
hal yang mendasar sebagai upaya untuk meningkatkan
terhadap lingkungan di tempat kerja, sehingga keadaan
kualitas pendidikan. Guru diharapkan dapat berinovasi
tersebut mampu meningkatkan semangat kinerja
dan kreatif agar mampu menciptakan suatu karya baru
individu dalam melaksanakan tugas guna mencapai
untuk keberhasilan organisasi. Kemampuan guru
sasaran tujuan organisasi (Cascio, 2008). Kualitas
dalam meningkatkan mutu pendidikan memerlukan
kehidupan kerja merupakan suatu proses bagaimana
kesejahteraan akan hidupnya. Guru yang tidak
organisasi mampu merespon seluruh kebutuhkan
sejahtera, akan sulit untuk mencapai mutu pendidikan
individu dengan cara mengembangkan mekanisme
meskipun sudah direncanakan dengan sebaik dan
untuk meningkatkan mutu kinerja mereka (Robbins,
sedetail mungkin.
2002). Berdasarkan pemaparan pengertian diatas dapat
Individu yang memiliki kualitas kehidupan kerja
disimpulkan bahwa kualitas kehidupan kerja adalah
akan memiliki dampak pada banyak hal seperti individu
persepsi individu tentang keadaan organisasi tempatnya
ingin merasakan kenyamanan, secara relative merasa
bekerja yang meliputi kondisi di tempat kerja yang
puas dan mendapatkan kesempatan untuk selalu tumbuh
nyaman, untuk memelihara dan mendukung kondisi
dan berkembang. Penjelasan tersebut mengungkapkan
kinerja para karyawannya.
bahwa kualitas kehidupan kerja memiliki peranan yang
Terdapat sembilan dimensi kualitas kehidupan
penting kaitannya dengan sikap dan perilaku kerja
kerja menurut Cascio (2008) yaitu partisipasi sumber
individu. Adanya kualitas kehidupan kerja juga
daya manusia, pengembangan karir, penyelesaian
menumbuhkan keinginan individu untuk tetap tinggal
konflik, komunikasi, kesehatan kerja, keselamatan
dalam suatu organisasi, hal itu didasarkan pada kualitas
kerja, keamanan lingkungan kerja, kompensasi yang
kehidupan kerja memiliki pengaruh positif terhadap
layak, dan kebanggaan. Partisipasi melibatkan individu
kinerja organisasi (Arifin, 2012).
dalam segala kegiatan organisasi untuk meningkatkan
Keberhasilan pada suatu organisasi dipengaruhi
kemajuan organisasi. Partisipasi sumber daya manusia,
dukungan dari kualitas sumber daya manusia untuk
yaitu melibatkan individu dalam segala kegiatan
mencapai keberhasilan organisasi (Angelia, 2013).
organisasi untuk meningkatkan kemajuan organisasi.
Individu yang mempunyai kualitas kehidupan kerja
Pengembangan karir diartikan sebagai organisasi
tinggi dilihat dari bersungguh-sungguh dalam bekerja,
memberikan kesempatan pada individu untuk
penuh semangat, menggunakan jam kerja sebaik-
meningkatkan kemampuan melalui pelatihan dan
baiknya, serta mampu menyelesaikan pekerjaan secara
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Penyelesaian
tepat waktu. Sedangkan individu yang memiliki tingkat
konflik berguna untuk meningkatkan kerjasama dan
kualitas kehidupan kerja rendah dilihat dari sikap
menumbuhkan sikap dewasa serta toleransi antar
individu yang sering bermalas-malasan, menurunnya
sesama individu. Komunikasi dapat diartikan berjalan
semangat saat menyelesaiakan tugas, serta sering
Hubungan Antara Keseimbangan Kehidupan Kerja dengan Kualitas Kehidupan Kerja Pada Guru

dengan baik, jika berjalan secara dua arah antara dukungan secara penuh dari pihak sekolah dalam setiap
pemimpin maupun sesama rekan kerja. Kesehatan kerja perkembangannya. Selain itu, komunikasi yang dijalin
digambarkan sebagai pihak organisasi perlu di dalam organisasi bersifat secara terbuka dan saling
memberikan memperhatikan kepada pekerja untuk mempercayai sesama rekan kerja, jika terdapat suatu
mewujudkan dan menyelaraskan para generasi permasalahan dengan pemimpin maupun rekan kerja
karyawan yang aman, sehat, serta sejahtera. dapat diselesaikan dengan baik dan secara
Keselamatan kerja digambarkan seperti suatu hal yang kekeluargaan. Selama proses pelaksanaan tugas, para
penting pada individu saat bekerja, karena tingkat guru dan TU saling membantu satu sama lain,
keberhasilan organisasi juga ditentukan dari pekerja. pemimpin juga selalu memberikan dukungan dan
Keamanan lingkungan kerja, dapat digambarkan seperti mengarahkannya, sehingga menjadikan para guru dapat
organisasi memberikan jaminan di hari tua dan status bekerja dengan senang. Lingkungan yang ada di dalam
pekerjaan, dengan adanya kepastian tersebut organisasi memberikan perasaan aman dan nyaman
menjadikan individu merasa aman dan tentram. kepada para guru, hal tersebut ditunjukkan dengan guru
Kompensasi, dapat digambarkan seperti besar kecilnya ingin berlama-lama berada di sekolah meskipun jam
kompensasi sangat mempengaruhi terhadap kepuasan pulang sudah selesai. Dari hal tersebut dapat diketahui
dan kesejahteraan kerja pada individu. Kebanggaan, jika kualitas kehidupan kerja guru sesuai dengan
dapat dilakukan dengan memperkuat identitas dan pendapat Secapramana (2016), individu yang memiliki
image organisasi, serta meningkatkan pelayanan dan kualitas kehidupan kerja adalah individu merasakan
partisipasi guna sebagai sikap kepedulian kepada nyaman, aman di organisasi, mampu meningkatkan
lingkungan sekitar. kinerja dan produktivitas pada organisasi, serta
Dessler (2013) mengungkapkan terdapat beberapa memberikan kebahagiaan bagi semua individu yang ada
karakteristik individu yang memiliki kualitas kehidupan di dalamnya. Dalam kegiatan lain, guru juga selalu turut
kerja yaitu individu mendapatkan perlakuan yang fair, berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh
adil dan sportif, kesempatan bagi individu untuk sekolah seperti rapat evaluasi organisasi.
menggunakan kemampuan dan pengetahuan yang Adapun faktor yang mempengaruhi kualitas
dimilikinya, komunikasi yang bersifat terbuka dan kehidupan kerja menurut Reddy & Reddy (2010)
saling mempercayai sesama rekan kerja, individu diantaranya yakni kesehatan dan keselamatan kerja,
mendapatkan kesempatan untuk turut berperan aktif dan keamanan kerja, kepuasan kerja, pengembangan
ikut serta dalam setiap pengambilan keputusan, kompetensi, dan keseimbangan kehidupan kerja.
individu mendapatkan kompensasi yang cukup dan adil, Keseimbangan kehidupan kerja akan membuat individu
serta individu merasakan lingkungan kerja yang aman mampu menjalani berbagai peran dalam kehidupannya
dan sehat. dengan baik. Individu yang dapat melaksanakan
Studi pendahuluan yang dilakukan secara tugasnya dengan hasil yang baik dapat memberikan
wawancara dengan kepala sekolah mengatakan bahwa dampak positif untuk organisasi. Semangat bekerja
guru di SMK Swasta X menunjukkan adanya kualitas yang tinggi merupakan salah satu wujud dari dampak
kehidupan kerja dari guru dengan skala cukup baik, hal positif karena meingkatnya gairah bekerja, yang mana
itu tersebut ditunjukkan dengan datang selalu tepat hal ini akan berdampak pula pada meningkatnya
waktu, bertanggung jawab saat bekerja terutama dalam produktivitas dalam bekerja.
penyelesaian tugasnya dalam artian guru-guru Berdasarkan fenomena yang juga dilakukan dengan
mengerjakan tugas secara sukarela tanpa adanya subyek yang sama yaitu kepala sekolah dan 2 guru
pengawasan. Hal ini juga dikatakan oleh 2 guru jurusan jurusan multimedia, 2 guru jurusan akuntansi dan
multimedia, yang mengatakan bahwa mereka selalu keuangan lembaga, serta 2 guru tata kelola perkantoran,
dilibatkan dalam segala kegiatan yang ada di sekolah, menunjukkan bahwa guru mampu menyeimbangkan
seperti ikut dalam rapat peningkatan kemajuan sekolah, kehidupan mereka baik di lingkungan kerja maupun
ikut serta dalam pelatihan dan pengembangan untuk pada lingkungan pribadi (keluarga), ketika sedang
mendukung kinerja mereka. Selain itu 2 guru jurusan terjadi konflik guru mampu menangani permasalahan
akuntasi dan keuangan lembaga juga mengungkapkan dengan baik. Adanya dukungan dari pihak sekolah juga
bahwa mereka selalu turut serta dalam setiap kemajuan menjadikan guru mampu bekerja secara maksimal. Hal
sekolah, dan 2 guru tata kelola perkantoran, tersebut ditunjukkan dengan rekan kerja yang dapat
menunjukkan bahwa guru selalu dilibatkan dalam membantu satu sama lain, serta adanya komunikasi
kegiatan yang ada di sekolah seperti mempersiapkan yang dijalin dengan erat, sehingga mampu
berkas akreditasi sekolah, mendampingi siswa meningkatkan hubungan kerja yang baik. Selain itu,
mengikuti perlombaan di luar sekolah. Tidak hanya itu beberapa guru juga mengungkapkan ketika mereka
guru juga diberikan pelatihan untuk meningkatkan memiliki suatu konflik di dalam keluarga, mereka dapat
pengetahuan dan keterampilan dalam proses mengajar. mengatasinya dengan baik, dalam artian tidak
Selama proses pemberian pelatihan, guru mendapatkan membawa konflik pribadi ke dalam pekerjaan. Para
Volume 8 Nomor 4 Tahun 2021, Character: Jurnal Penelitian Psikologi

guru juga mengungkapkan bahwa selama menjadi guru baik. Keseimbangan kehidupan kerja yang positif akan
di SMK, mereka mendapatkan banyak pengetahuan dan berdampak pada pertumbuhan dan pertahanan akan
keterampilan yang menjadikan mereka selalu mampu pekerjaan, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
untuk menerapkannya di lingkungan sehari-hari. individu, hal ini juga berdampak pada meningkatnya
Adanya perasaan senang dan ceria, menjadikan para kualitas kehidupan kerja individu (Bhola, 2016).
guru tidak merasakan adanya beban saat bekerja, karena Sehingga hal tersebut membawa pengaruh positif
adanya kontrol dalam diri dan dukungan secara penuh terhadap kondisi atau standar hidup harga diri individu,
dari organisasi. serta kepuasan dalam hidup secara keseluruhan.
Keseimbangan kehidupan kerja merupakan suatu Greenhaus (2013) menjelaskan bahwa individu
kondisi yang dilakukan oleh individu dengan yang memiliki keseimbangan akan sedikit memiliki
menyeimbangkan suatu pekerjaan dengan kehidupan beban yang berlebih, dikarenakan mereka memiliki
pribadi dalam satu peran, dimana yang nantinya dapat kemudahan dalam menyelesaikan tugas, serta lebih
membantu keberhasilan antara keduanya (Fisher et al., sedikit mengalami depresi dari individu yang tidak
2009). Menurut Novelia (2013) Keseimbangan memiliki tingkat kehidupan yang seimbang. Individu
kehidupan kerja, merupakan pandangan individu yang memiliki keterlibatan dan waktu yang tinggi dalam
mengenai kemampuan untuk membagi waktu dan bekerja maupun pribadi, akan lebih mampu mengurangi
tenaga pada dua tempat yakni lingkungan kerja dan munculnya konflik diantara keduanya, sehingga kualitas
lingkungan di luar kerja dengan mengurangi konflik hidup individu akan meningkat. Hal ini menunjukkan
antara dua peran tersebut. Berdasarkan beberapa bahwa terdapat hubungan antara keseimbangan
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kehidupan kerja dengan kualitas kehidupan kerja.
keseimbangan kehidupan kerja adalah persepsi individu Penelitian yang dilakukan oleh Edwin, Elvinawaty,
mengenai kemampuan untuk membagi antara tanggung Putra (2019) dengan judul “Hubungan Loyalitas
jawab kehidupan pekerjaan, pribadi, keluarga, maupun Karyawan dan Kualitas Kehidupan Kerja pada
dengan tanggung jawab lainnya. serta menjadikan Karyawan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
individu lebih semangat. terdapat hubungan positif yang signifikan antara
Terdapat empat dimensi keseimbangan kehidupan kualitas kehidupan kerja dengan loyalitas karyawan,
kerja menurut Fisher et al., (2009) yaitu: work karena kualitas kehidupan kerja mengacu pada suatu
interference with personal life (wipl), mengacu pada keadaan yang mana kebutuhan yang dimiliki karyawan
sejauh mana pekerjaan dapat menganggu pekerjaan dalam suatu perusahaan dapat terpenuhi serta sejauh
individu. Personal life interference with work (pliw), mana perusahaan dapat berkontribusi dalam memenuhi
mengacu pada sejauh mana kehidupan pribadi individu hak-hak karyawan yang sesuai dengan standar yang
dapat menganggu kehidupan kerjanya. Personal life berlaku. Sehingga semakin tinggi kualitas kehidupan
ehancement of work (plew), mengacu pada sejauh mana kerja, maka semakin tinggi pula loyalitas karyawan di
kehidupan pribadi dapat meningkatkan kinerja individu dalam suatu perusahaan. Uji hipotesis yang dilakukan
dalam bekerja. Work enhancement of personal life menunjukkan hasil bahwa pada penelitian ini
(wepl), mengacu pada sejauh mana kehidupan kerja menghasilkan nilai koefisien (r) sebesar 0.626 (r=0.626)
dapat meningkatkan kualitas kehidupan pribadi yang artinya bahwa kedua variabel tersebut tergolong
individu. memiliki korelasi dengan kategori tinggi dan juga
Individu yang memiliki keseimbangan kehidupan searah karena bernilai positif, yang artinya apabila
kerja yang ideal akan mampu menjalani berbagai peran semakin tinggi kualitas kehidupan kerja yang dimiliki
dalam kehidupannya dengan baik. Hal tersebut dapat oleh karyawan, maka semakin tinggi loyalitas karyawan
meningkatkan gairah bekerja yang tinggi hingga yang ada pada dirinya, dan begitupun sebaliknya jika
mampu membuat individu lebih bersemangat dalam semakin rendah kualitas kehidupan kerja yang dimiliki
bekerja dan tercipta budaya organisasi yang positif dan seorang karyawan, maka semakin rendah loyalitas
meningkatnya produktifitas dalam bekerja karyawan yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Peneliti
(Manggaharti & Noviati, 2019). Tidak hanya itu, hal lain yang dilakukan oleh Helastika & Izzati (2019) yang
lain juga ditunjukkan pada adanya perasaan positif yang berjudul “Hubungan antara Kualitas Kehidupan Kerja
muncul di dalam kehidupan individu sehari-hari, dengan Komitmen Organisasi pada Karyawan Bidang
keseimbangan ditandai dengan tingginya kualitas hidup Operasi PT “X”. Hasil analisis data penelitian ini
individu (Carr, 2011). menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.877 yang
Vakta (2014) menegaskan proses meningkatnya artinya bahwa kedua variabel kualitas kehidupan kerja
keseimbangan kehidupan kerja individu berpotensi pada dengan komitmen organisasi tergolong sangat kuat.
meningkatnya moral value pada pekerjaan, kepuasan Arah hubungan variabel komitmen organisasi dan
kerja, meningkatnya produktivitas, serta mengurangi kualitas kehidupan kerja pada penelitian ini
ketidakhadiran dalam bekerja, sehingga secara tidak menunjukkan hubungan yang positif pada nilai
langsung kualitas hidup kerja individu terjaga dengan koefisien korelasinya, sehingga arah hubungan pada
Hubungan Antara Keseimbangan Kehidupan Kerja dengan Kualitas Kehidupan Kerja Pada Guru

kedua variabel tersebut adalah searah. Hubungan yang Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
searah mengartikan bahwa semakin rendah kualitas adalah skala kualitas kehidupan kerja yang disusun
kehidupan kerja karyawan bidang operasi PT.X, maka berdasarkan teori dari Cascio (2008) menggunakan
semakin rendah pula komitmen organisasi karyawan dimensi yang terdiri dari partisipasi sumber daya
tersebut, begitu pula sebaliknya semakin tinggi kualitas manusia, pengembangan karir, penyelesaian konflik,
kehidupan kerja karyawan bidang operasi PT.X maka komunikasi, kesehatan kerja, keselamatan kerja,
semakin tinggi pula komitmen organisasi karyawan. keamanan lingkungan kerja, kompensasi yang layak, dan
Penelitian lain yang dilakukan oleh Christina (2017) kebanggaan. Sedangkan skala keseimbangan kehidupan
yang berjudul “Hubungan antara Kemampuan kerja yang disusun dari teori Fisher et al (2009)
Mengelola Emosi dan Komitmen Kerja dengan Kualitas menggunakan dimensi yang terdiri dari work
Kehidupan Karyawan PT Utama Bakti Farmasi”. Hasil interference with personal life (wipl), personal life
analisa data dalam penelitian ini menunjukkan nilai interference with work (pliw), mengacu personal life
signifikansi sebesar 0.764, yang artinya bahwa terdapat enhancement of work (plew), dan work enhancement of
hubungan yang positif dan signifikan. personal life (wepl).
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka Uji validitas dan reliabilitas dilakukan sebelum
peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara melakukan pengambilan data. Azwar (2015)
keseimbangan kehidupan kerja dengan kualitas menjelaskan bahwa validitas digunakan untuk melihat
kehidupan kerja pada guru. ketepatan suatu alat ukur sesuai dengan fungsinya, yang
artinya bahwa validitas menunjukkan sejauh mana
METODE keakuratan sebuah skala dalam mengungkapkan data
Penelitian ini menggunakan metode penelitian atribut yang akan diukur. Aitem dapat dikatakan apabila
kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Menurut bernilai positif dan besar nilai 0.30 keatas, artinya aitem
Azwar (2017), penelitian kuantitatif adalah metode terebut memiliki nilai validitas konstruk yang kuat
penelitian yang dilakukan dalam penggunaan data (Sugiyono, 2012). Berdasarkan hasil uji validitas untuk
penelitian berupa angka dan teknik analisa menggunakan skala keseimbangan kehidupan kerja dari jumlah aitem
statistik. Penelitian korelasional yaitu penelitian yang semula yaitu 32 aitem, jumlah aitem yang tidak valid
bertujuan untuk melihat hubungan antara satu variabel sebanyak 9 aitem, sehingga total aitem valid yang
dengan variabel lain berdasarkan koefisien korelational digunakan sebanyak 23 aitem. Jumlah aitem untuk skala
(Azwar, 2011). kualitas kehidupan kerja yaitu 72 aitem, jumlah aitem
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga yang tidak valid setelah dilakukan tryout sebanyak 16
guru yang berjumlah 65 guru dengan karakteristik guru aitem, sehingga total aitem valid yang digunakan
di SMK Swasta “X” dan masa kerja minimal 2 tahun. sebanyak 56 aitem. Hasil uji validitas pada skala
Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan keseimbangan kehidupan kerja menunjukkan corrected
sampling jenuh. Teknik sampling jenuh merupakan aitem-total correlation 0.036 sampai dengan 0.821.
teknik penentuan sampel dengan cara menggunakan Sedangkan pada skala kualitas kehidupan kerja
seluruh anggota populasi dan sampel. Pengambilan menunjukkan rentan nilai 0.054 sampai dengan 0.912.
seluruh populasi dengan teknik sampling jenuh Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
dikarenakan jumlah populasi yang relative kecil dan alpha Cronbach’s, dimana nilai koefisien reliabilitas
tidak membutuhkan waktu yang lama. Jumlah sampel yang muncul antara 0 hingga 1.00, dengan rincian jika
yang digunakan dengan rincian 30 subyek untuk sampel koefisien reliabilitas mendekati angka 1.00 maka
uji coba dan 35 untuk sampel data penelitian. semakin reliabel. Skala kualitas kehidupan kerja dalam
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini penelitian ini berjumlah 55. Hasil uji reliabilitas
menggunakan alat ukur berupa skala. Skala yang penelitian ini diketahui variabel keseimbangan
digunakan ada dua yaitu skala keseimbangan kehidupan kehidupan kerja sebesar 0.892 dan variabel kualitas
kerja dan skala kualitas kehidupan kerja. Penelitian ini kehidupan kerja sebesar 0.961.
menggunakan skala likert dengan 5 alternatif jawaban Teknik analisa data menggunakan uji asumsi
yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), klasik yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas.
Netral (N), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Peneliti Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan lima jawaban tersebut didasarkan karena menggunakan korelasi pearson product moment,
peneliti ingin mengetahui gambaran perilaku yang dimana teknik ini digunakan untuk mengetahui ada atau
diyakini oleh subyek, pilihan jawaban netral tidaknya hubungan yang siginifikan pada dua variabel
menunjukkan bahwa subyek berada pada posisi tengah, yakni keseimbangan kehidupan kerja dengan kualitas
dimana subjek beranggapan respon netral yang kehidupan kerja. Pelaksanaan analisis data statistic
dipilihnya lebih baik daripada harus memilih respon dengan melakukan uji asumsi klasik meliputi uji
positif atau negatif apabila dilakukan dengan tidak yakin normalitas yang menggunakan kolmogrov smirnov dan
atau sembarangan (Azwar, 2012) uji linearitas dengan menggunakan linearitas taraf
Volume 8 Nomor 4 Tahun 2021, Character: Jurnal Penelitian Psikologi

signifikansi kurang dari 0,05 (p<0,05). Proses pengujian Tabel 2. Ketentuan distribusi normalitas data
normalitas dan linearitas mengggunakan bantuan SPSS Nilai Signifikansi Karakteristik
versi 22.0 for windows. Pelaksanaan uji hipotesis dalam
Sig>0,05 Distribusi Data Normal
penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product
Moment untuk mengetahui hubungan antara kedua Sig<0,05 Distribusi Data Tidak
variabel yang diteliti. (Sugiyono, 2012) memaparkan Normal
bahwa taraf signifikansi yang digunakan sebesar 5%,
yang mana hubungan antar variabel dinyatakan
Berdasarkan hasil uji normalitas variabel X
signifikansi, apabila nilai p lebih dari 0,05 (p<0,05),
dan variabel Y dalam penelitian ini menggunakan
sebaliknya apabila nilai p kurang dari 0,05 (p<0,05)
uji Kolmogrov-Smirnov (KS) dengan bantuan
maka hubungan antar variabel dinyatakan tidak
SPSS versi 22.0 for windows diperoleh sebagai
signifikan.
berikut:
HASIL Tabel 3. Hasil Uji Normalitas
Variabel Nilai Keterangan
Data yang telah didapatkan dari subyek penelitian
Signifikansi
kemudian dilakukan analisis data. Analisis data dalam
Keseimbangan 0.200 Distribusi
penelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 22.0 for Kehidupan Normal
windows. Hasil analisis data didapatkan beberapa uji Kerja
sebagai berikut. Kualitas 0.200 Distribusi
Tabel 1. Statistic Deskriptif Kehidupan Normal
N Min Max Mean Std. Kerja
Deviation
Keseimbangan 35 154 234 192.49 19.181 Berdasarkan pada tabel 3 hasil uji normalitas
Kehidupan
diatas diketahui bahwa nilai signifikansi variabel
Kerja
Kualitas 35 67 98 84.43 9.447 keseimbangan kehidupan kerja sebesar 0.200, hal
Kehidupan ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi X >
Kerja 0.05, sehingga hal ini menunjukkan bahwa
Hasil dari tabel diatas dapat dilihat bahwa diperoleh variabel X berdistribusi normal. Nilai signifikansi
hasil dengan nilai rata-rata jawaban pada variabel variabel Y sebesar 0.200, hal ini menunjukkan
keseimbangan kehidupan kerja sebesar 84.43, bahwa nilai signifikansi Y > 0.05, sehingga hal
sedangkan pada variabel kualitas kehidupan kerja tersebut menunjukkan bahwa variabel Y
sebesar 192.49. Nilai tertinggi variabel keseimbangan berdistribusi normal. Oleh karena itu, keduahasil
kehidupan kerja sebesar 98, dan nilai terendah sebesar tersebut dapat dikatakan bahwa kedua variabel
67. Nilai tertinggi variabel kualitas kehidupan kerja penelitian ini memiliki data berdistribusi normal.
sebesar 234, dan nilai terendah sebesar 154.
Nilai standar deviasi yang diperoleh untuk variabel b. Uji Linearitas
keseimbangan kehidupan kerja 84.43, sedangkan pada Uji liniearitas merupakan analisis data yang
variabel kualitas kehidupan kerja sebesar 19.181. dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
Standar deviasi pada penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan yang linear dari variabel penelitian. Uji
nilai yang diperoleh yaitu 84.43 dan 19.181 yang linearitas dapat diketahui melalui dua cara yaitu
menunjukkan bahwa skor rata-rata data penelitian ini dengan melihat nilai linearity dan deviation from
lebih bervariasi. linearity yang ada pada tabel hasil uji linearitas
1. Hasil Uji Asumsi Klasik (Sugiyono, 2019).
a. Uji Normalitas Uji linearitas dengan menggunakan nilai
Data yang telah didapatkan kemudian linearity memiliki kriteria pengujian linearitas
dilanjutkan dengan uji asumsi yang terdiri dari uji berdasarkan signifikansi sebesar 0.05, jika nilai
normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas signifikansi kurang dari 0.05 (p<0.05) maka
dilaksanakan untuk mengetahui distribusi data variabel dikatakan linear. Namun jika
bersifat normal atau tidak pada tiap variabel signifikansinya lebih dari 0.05 (p>0.05) maka
penelitian. Uji normalitas dilakukan variabel dikatakan tidak linier.
menggunakan kolmogrov-smirnov yang
Tabel 4. Ketentuan Linearitas Data
dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS
Berdasarkan Linearity
versi 22.0 for windows. Data dikatakan
Nilai Sig Keterangan
berdistribusi normal jika memiliki nilai Sig < 0.05 Linear
signifikansi >0.05, sedangkan data yang tidak Sig > 0.05 Tidak Linear
berdistribusi normal apabila memiliki nilai <0.05
(Sugiyono, 2012).
Hubungan Antara Keseimbangan Kehidupan Kerja dengan Kualitas Kehidupan Kerja Pada Guru

Hasil uji linearitas berdasarkan Linearity 22.0 for windows membuktikan bahwa kedua
variabel keseimbangan kehidupan kerja dan variabel memiliki data yang linier.
kualitas kehidupan kerja dalam penelitian ini
menggunakan bantuan SPSS versi 22.0 for 2. Hasil Uji Hipotesis
windows diperoleh hasil sebagai berikut: Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan korelasi Product Moment dengan
Tabel 5. Hasil Uji Linearitas Berdasarkan bantuan program SPSS versi 22.0 for windows. Uji
Linearitas korelasi product moment bertujuan untuk
Variabel Nilai Keterangan mengetahui apakah terdapat “hubungan antara
Signifikansi keseimbangan kehidupan kerja dengan kualitas
Keseimbangan
kehidupan kerja pada guru”. Memberikan
Kehidupan
Kerja interpretasi terhadap kuatnya hubungan antar
0.000 Linear variabel dapat dinyatakan dengan nilai signifikansi
Kualitas
Kehidupan sebesar 5%, hubungan antar variabel dinyatakan
Kerja signifikansi apabila lebih dari 0.05 (p>0.05), namun
jika nilai signifikansi kurang dari 0.05 (p<0.05)
Berdasarkan tabel 5 hasil uji linearitas diatas maka hubungan antar variabel tidak signifikan
dapat diketahui bahwa nilai signifikansi variabel (Sugiyono, 2012).
X dan Y kurang dari 0.05 (p<0.05) artinya kedua
variabel memiliki data yang linier. Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis
Uji linearitas dengan menggunakan deviation Variabel Pearson Nilai Ket
from linearity memiliki kriteria berdasarkan pada Correlation Sig
nilai signifikansi 0.05, dimana suatu data dapat Keseimbangan 0.930 0.000 Hubungan
dikatakan linier apabila nilai signifikansi lebih Kehidupan Signifikan
Kerja
dari 0.05 (p>0.05), sedangkan data dapat
Kualitas 0.930 0.000 Hubungan
dikatakan tidak linier apabila nilai signifikansi Kehidupan Signifikan
kurang dari 0.05 (p<0.05). Kerja
Tabel hasil Analisa data korelasi product moment
Tabel 6. Ketentuan Linearitas Data diatas terlihat bahwa nilai signifikansi yang
Berdasarkan Deviation From Linearity diperoleh sebesar 0.000, dimana nilai signifikansi
Nilai Signifikansi Keterangan
ini kurang dari 0.5 (p<0.05). Sehingga hal ini
Sig > 0.05 Linear
Sig < 0.05 Tidak Linear menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara keseimbangan kehidupan kerja
Hasil uji linearitas berdasarkan X dan Y dengan kualitas ekhidupan kerja pada guru.
dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS Nilai koefisien korelasi menunjukkan sebesar
versi 22.0 for windows diperoleh hasil sebagai 0.930 (r=0.930). Nilai korelasi tersebut memiliki
berikut : makna bahwa variabel keseimbangan kehidupan
kerja dan kualitas kehidupan kerja dan variabel
Tabel 7. Hasil Uji Linearitas Berdasarkan memiliki korelasi yang sangat kuat. Nilai koefisien
Deviation From Linearity korelasi juga menunjukkan adanya tanda arah yang
Variabel Nilai Keterangan positif. Sehingga dapat diartikan bahwa hubungan
Signifikansi
antara keseimbangan kehidupan kerja dengan
Keseimbangan
Kehidupan kualitas kehidupan kerja adalah searah atau
Kerja berbanding lurus. Hubungan searah atau berbanding
0.337 Linear lurus ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
Kualitas
Kehidupan keseimbangan kehidupan kerja maka akan semakin
Kerja tinggi pula kualitas kehidupan kerja pada guru,
begitu juga sebaliknya jika keseimbangan
Berdasarkan tabel 7 hasil uji linearitas
kehidupan kerja rendah maka akan semakin rendah
diketahui bahwa nilai signifikansi deviation from
juga kualitas kehidupan kerja pada guru.
linearity 0.337. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
signifikansi variabel X dan Y lebih dari 0.05 PEMBAHASAN
(p>0.05) artinya kedua variabel ketika dilihat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya
melalui deviation from linearity memiliki data hubungan antara keseimbangan kehidupan kerja dengan
yang linear. Sehingga hal ini dapat disimpulkan kualitas kehidupan kerja pada guru. Rumusan hipotesis
bahwa kedua hasil uji linearitas pada hasil output yang diangkat “adanya hubungan antara keseimbangan
uji linearitas menggunakan bantuan SPSS versi kehidupan kerja dengan kualitas kehidupan kerja pada
Volume 8 Nomor 4 Tahun 2021, Character: Jurnal Penelitian Psikologi

guru” dan telah diuji melalui metode korelasi product pendidikan yang lebih tinggi. Penyelesaian konflik yaitu
moment dengan menggunakan bantuan program SPSS perilaku yang dilakukan untuk memecahkan
versi 22.0 for windows. Analisis korelasi product permasalahan, mempersempit konflik, mencegah
moment memperoleh besarnya nilai signifikansi korelasi adanya timbul permasalahan baru, dan berkompromi
antar variabel sebesar 0.000 (p<0.05), maka dapat dengan konflik, upaya yang dapat dilakukan oleh para
diartikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan pada pegawai salah satunya adalah sifat terbuka. Komunikasi
kedua variabel tersebut. Adanya hubungan yang dapat diartikan berjalan dengan baik, jika berjalan
signifikan pada kedua variabel tersebut membuktikan secara dua arah antara pemimpin maupun sesama rekan
bahwa hipotesis penelitian dapat diterima. kerja. Kesehatan kerja digambarkan sebagai pihak
Pengujian hipotesis yang dilakukan melalui metode organisasi perlu memberikan memperhatikan kepada
korelasi product moment diperoleh nilai koefisien pekerja untuk mewujudkan dan menyelaraskan para
korelasi r sebesar 0.930 (r=0.930), dapat dikatakan generasi karyawan yang aman, sehat, serta sejahtera.
bahwa tingkat hubungan antara variabel keseimbangan Keselamatan kerja digambarkan seperti suatu hal yang
kehidupan kerja dengan kualitas kehidupan kerja sangat penting pada individu saat bekerja, karena tingkat
kuat. Nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.930 keberhasilan organisasi juga ditentukan dari pekerja.
menunjukkan nilai yang positif, sehingga hubungan Keamanan lingkungan kerja, dapat digambarkan seperti
pada keseimbangan kehidupan kerja dengan kualitas organisasi memberikan jaminan di hari tua dan status
kehidupan kerja searah. Hubungan antar variabel yang pekerjaan, dengan adanya kepastian tersebut
searah memiliki arti yaitu semakin tinggi keseimbangan menjadikan individu merasa aman dan tentram.
kehidupan kerja maka akan semakin tinggi pula kualitas Kompensasi, dapat digambarkan seperti besar kecilnya
kehidupan kerja, begitu juga sebaliknya jika kompensasi sangat mempengaruhi terhadap kepuasan
keseimbangan kehidupan kerja rendah maka kualitas dan kesejahteraan kerja pada individu. Kebanggaan,
kehidupan kerja akan rendah pula, oleh karena itu dapat dilakukan dengan memperkuat identitas dan
hipotesis penelitian Ho “tidak terdapat hubungan antara image organisasi, serta meningkatkan pelayanan dan
keseimbangan kehidupan kerja dengan kualitas partisipasi guna sebagai sikap kepedulian kepada
kehidupan kerja pada guru” ditolak dan H1 “terdapat lingkungan sekitar.
hubungan antara keseimbangan kehidupan kerja dengan Penelitian ini menunjukkan bahwa keseimbangan
kualitas kehidupan kerja pada guru” diterima. kehidupan kerja memiliki hubungan yang tergolong
Definisi kualitas kehidupan kerja yang dipaparkan sangat kuat dengan kualitas kehidupan kerja karena
oleh Cascio (2008) menjelaskan bahwa kualitas guru memiliki persepsi terhadap lingkungan internal
kehidupan kerja merupakan suatu sikap yang terjadi sekolah seperti guru merasakan kenyamanan berada
ketika individu saat bekerja memiliki semangat dan pada lingkup organisasi, tidak hanya itu rekan kerja dan
bahagia dalam bekerja. Kualitas kehidupan kerja terjadi pimpinan yang memberikan dukungan dan saling
apabila adanya keselarasan antara tanggung jawab membantu jika sedang terjadi kesulitan dalam
dengan pekerjaan keinginan seorang guru. Beban pekerjaan. Perilaku kualitas kehidupan kerja pada guru
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan guru, meningkat dipengaruhi adanya guru selalu ikut berperan
pembagian kebutuhan prioritas dan pembagian waktu aktif dalam setiap pengambilan keputusan sekolah,
yang optimal, menjadikan guru merasa puas dan senang adanya dukungan dan komunikasi yang dijalin baik
dalam menjalankan pekerjaan yang sedang antar sesama rekan kerja maupun dengan pimpinan
dikerjakannya tersebut. Individu yang memiliki kualitas berjalan dengan sangat baik, tidak hanya itu jika guru
kehidupan kerja yang baik memiliki dampak positif memiliki kesulitan maka guru yang lain akan
karena mampu meningkatkan beberapa sikap pada membantu, sehingga lingkungan yang ada disekolah
individu seperti produktifitas lebih meningkat, bila memberikan rasa aman dan tentram kepada para guru.
individu merasa bangga kemungkinan dalam dirinya Penelitian yang dilakukan Ekamaya (2019)
akan bekerja dengan sepenuh hati, dan bila keduanya mengungkapkan bahwa dukungan yang diberikan akan
dapat berjalan dengan baik maka hal tersebut dapat tinggi apabila individu merasa bahwa ia telah menjadi
meningkatkan produktivitas kerja baik secara mental bagian dari organisasi tersebut dan memperoleh bantuan
maupun secara nyata (Helmiatin, 2013). ketika mengalami kesulitan, dengan begitu muncul
Cascio (2008) mengungkapkan bahwa terdapat perasaan nyaman pada individu yang cenderung akan
Sembilan dimensi pada kualitas kehidupan kerja yaitu memunculkan perilaku positif serta penuh semangat
partisipasi sumber daya manusia, yaitu melibatkan dalam bekerja. Arti lain individu yang memiliki
individu dalam segala kegiatan organisasi untuk keseimbangan akan sedikit memiliki beban yang
meningkatkan kemajuan organisasi. Pengembangan berlebih, dikarenakan mereka memiliki kemudahan
karir diartikan sebagai organisasi memberikan dalam menyelesaikan tugas, serta lebih sedikit
kesempatan pada individu untuk meningkatkan mengalami depresi dari individu yang tidak memiliki
kemampuan melalui pelatihan dan melanjutkan tingkat kehidupan yang seimbang (Greenhaus, 2003).
Hubungan Antara Keseimbangan Kehidupan Kerja dengan Kualitas Kehidupan Kerja Pada Guru

Hal tersebut menjadikan guru memiliki tingkat yang lebih tinggi, hal itu bertujuan guna menunjang
kesejahteraan akan pekerjaannya. Individu yang pengembangan kemampuan dan wawasan bagi para
memiliki keseimbangan pada hidupnya akan lebih guru. Tidak hanya itu organisasi juga memberikan
sedikit memiliki konflik dan stress, sehingga mereka promosi kenaikan jabatan bagi guru yang memenuhi
lebih banyak memberikan waktunya untuk keluarga, kriteria untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi di
serta kualitas kehidupan individu menjadi meningkat sekolah, selain itu posisi guru yang sudah memiliki
karena adanya keseimbangan antara keduanya. masa kerja yang cukup lama masih tergolong aman,
Peran organisasi dalam menunjang kesejahteraan karena tidak akan ada pengurangan maupun pemecatan
para guru dapat dilakukan dengan memberikan guru.
pelatihan, seminar, dan kesempatan untuk Nilai rata-rata dimensi keseimbangan kehidupan
mengembangkan potensinya dengan fasilitas yang telah kerja, yaitu pada dimensi work interference with
diberikan dari organisasi, dengan begitu guru merasa personal life 5.77%, dimensi personal life interference
dapat menuangkan berbagai pengalaman yang telah with work sebesar 5.88%, dimensi personal life
dimilikinya kepada organisasi, guna bertujuan untuk ehancement of work 5.48%, dan pada dimensi work
mengembangkan karir dan kemampuannya. Pada enhancement of personal life sebesar 4.88%.
penelitian ini, koefisien korelasi dari variabel Berdasarkan dimensi personal life interference with
keseimbangan kehidupan kerja dan variabel kualitas work memperoleh nilai rerata tertinggi sebesar 5.88%
kehidupan kerja sebesar 93.0%, keseimbangan menunjukkan bahwa guru mampu mengontrol emosi
kehidupan kerja dibentuk oleh kualitas kehidupan kerja dan ego mereka ketika terjadi suatu konflik atau
sebesar 86.6%, sisanya 13.4% dibentuk oleh faktor- permasalahan yang sedang menimpanya. Dengan arti
faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini seperti lain, ketika sedang terjadi konflik guru mampu
keselamatan dan kesehatan kerja, keamanan kerja, mengendalikannya dan tidak membawa dampak pada
kepuasan kerja, pengembangan kompetensi, dan kehidupan pribadi maupun pekerjaan. Mereka tetap
keseimbangan kehidupan kerja dan non kerja. mengedepankan sikap profesionalitas yang ditunjukkan
Pada penelitian yang telah dilakukan, terdapat saat bekerja.
dimensi-dimensi yang memiliki kontribusi lebih tinggi Keseimbangan kehidupan kerja merupakan suatu
dibandingkan dengan dimensi yang lain pada variabel kondisi yang dilakukan oleh individu dengan
kualitas kehidupan kerja dan variabel keseimbangan menyeimbangkan suatu pekerjaan dengan kehidupan
kehidupan kerja. Nilai rata-rata dimensi kualitas pribadi dalam satu peran, dimana yang nantinya dapat
kehidupan kerja yaitu pada dimensi partisipasi sumber membantu keberhasilan antara keduanya (Fisher et al.,
daya manusia dengan nilai rata-rata 4.80, pada dimensi 2009). Keseimbangan kehidupan kerja merupakan suatu
pengembangan sumber daya manusia memperoleh nilai sikap yang dimana individu mampu membagi antara
sebesar 6.91 pada dimensi penyelesaian konflik tanggung jawab kehidupan pekerjaan dengan kehidupan
memperoleh nilai sebesar 6.03 dimensi komunikasi pribadi maupun tanggung jawab lainnya, sehingga tidak
memperoleh nilai sebesar 4.89 dimensi kesehatan kerja ada konflik antara satu dengan yang lainnya.
memperoleh nilai sebesar 5.60 pada dimensi Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas
keselamatan kerja memperoleh nilai sebesar 5.66% pada kehidupan kerja adalah keseimbangan kehidupan kerja.
dimensi keselamatan lingkungan kerja memperoleh nilai terdapat faktor lain juga yang mempengaruhi kualitas
sebesar 4.91% pada dimensi kompensasi memperoleh kehidupan kerja menurut Reddy & Reddy (2010) yaitu
nilai sebesar 6.60% sedangkan pada dimensi kesehatan dan keselamatan kerja, keamanan kerja,
kebanggaan memperoleh nilai sebesar 5.94%. Hal ini kepuasan kerja, pengembangan kompetensi, dan
menunjukkan bahwa dimensi pengembangan sumber keseimbangan kehidupan kerja dan non kerja.
daya manusia merupakan dimensi yang mendapatkan Keseimbangan kehidupan kerja merupakan suatu
rerata paling tinggi yaitu 6.91%, dimana guru diberikan kondisi dimana individu mampu menyeimbangkan
kebebasan dalam berkespresi, dalam artian guru mampu antara kehidupan dan peran yang dimilikinya, guna
menuangkan kemampuan dan keahlian yang untuk keberlangsungan kehidupan antara keduanya.
dimilikinya. Dengan begitu guru merasa mampu Setiap guru memiliki pembagian waktu tanggung jawab
membagikan sekaligus mengembangkan antara kehidupan pribadi dengan kerja yang berbeda-
pengalamannya di sekolah. beda. Guru yang memiliki pembagian prioritas
Berdasarkan kondisi di sekolah, dimensi tanggung jawab yang baik, cenderung akan memiliki
pengembangan sumber daya manusia memperoleh kesejahteraan pada lingkungan kerja. mereka akan lebih
angka rerata yang tinggi disebabkan terdapat rasa aman mudah dalam menyelesaiakan pekerjaannya. Individu
dan nyaman di lingkungan organisasi, serta organisasi yang memiliki keseimbangan kehidupan kerja mampu
memberikan peluang untuk mengembangkan mendorong kualitas hidup individu menjadi positif dan
kemampuan berupa pelatihan dan memberikan akan membawa dampak pada meningkatnya
kesempatan bagi guru yang ingin melanjutkan studi kesejahteraan hidup individu (Ramos et al, 2015).
Volume 8 Nomor 4 Tahun 2021, Character: Jurnal Penelitian Psikologi

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, guru. Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai koefisien
terdapat hasil yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini korelasi (r) sebesar 0.930 (r=0.930) artinya tingkat
yaitu hasil perhitungan nilai R Square yang berfungsi hubungan antara keseimbangan kehidupan kerja dengan
untuk mengetahui sumbangan positif yang diberikan kualitas kehidupan kerja sangat kuat dan searah,
oleh variabel keseimbangan kehidupan kerja terhadap sehingga hipotesis yang diajukan bahwa terdapat
kualitas kehidupan kerja. Hasil R Square yang diperoleh hubungan antara keseimbangan kehidupan kerja dengan
dalam penelitian ini yaitu sebesar 86.6%, sehingga kualitas kehidupan kerja yang tinggi. Hubungan yang
dapat disimpulkan bahwa variabel keseimbangan searah dapat diartikan apabila semakin tinggi
kehidupan kerja memiliki sumbangan efektif terhadap keseimbangan kehidupan kerja maka semakin tinggi
kualitas kehidupan kerja sebesar 86.6%. Sedangkan juga kualitas kehidupan kerja, begitu sebaliknya
13.4% sumbangan efektif diberikan pada variabel yang semakin rendah keseimbangan kehidupan kerja maka
lain. kualitas kehidupan kerja semakin rendah yang dimiliki
Individu yang mampu menyeimbangkan peran oleh guru.
dalam kehidupan dan pekerjaannya mampu mengurangi
adanya konflik dan stress pada hidupnya. Hal tersebut Saran
disebabkan karena adanya kontrol diri dan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh,
penyeimbangan diri yang baik. Seperti yang dijelaskan maka peneliti memberikan beberapa saran kepada
di dalam penelitian yang dilakukan oleh Gropel Kuhl pihak-pihak terkait, sebagai berikut:
(2009) menjelaskan bahwa individu yang cukup 1. Bagi Instansi
memiliki keseimbangan kehidupan kerja, mereka akan Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
lebih mudah dalam memenuhi kebutuhan mereka gambaran mengenai tingkat kualitas kehidupan
sendiri untuk menyeimbangkan antara kehidupan kerja dan tingkat keseimbangan kehidupan kerja
pribadi dan pekerjaan mereka. Sehingga dengan begitu yang dimiliki oleh guru, sehingga dapat dijadikan
individu mampu meningkatkan kualitas hidup yang baik bahan pertimbangan bagi sekolah untuk
dan kualitas hidup akan tercapai jika individu memiliki meningkatkan kualitas kehidupan kerja guru.
tujuan pada hidup yang dapat tercapai. Kualitas kehidupan kerja dapat ditingkatkan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dengan memenuhi keseimbangan kehidupan kerja
mendapatkan hasil bahwa tingkat kualitas kehidupan yaitu work enhancement of personal life
kerja pada guru berada di kategori sangat kuat. Adanya (peningkatan kerja dari kehidupan pribadi).
kualitas kehidupan kerja yang cenderung ke arah positif Pemenuhan tersebut dapat dilakukan dengan
menunjukkan bahwa guru merasakan perasaan senang memberikan kesempatan kepada guru untuk
dan aman di lingkungan organisasi. Hal tersebut menghabiskan waktu bersama keluarganya melalui
diperkuat melalui wawancara dengan beberapa guru, kegiatan yang diadakan oleh organisasi seperti
yang mengatakan bahwa sekolah selalu memberikan family gathering, serta organisasi juga dapat
kesempatan dan kebebasan kepada guru untuk bekerja sama dan mendukung guru dalam
meningkatkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki menyusun strategi untuk membantu mencapai
untuk terus tumbuh seperti program-program yang keseimbangan hidup antara pekerjaan dan keluarga.
sudah dirancang oleh pihak sekolah. Selain itu pihak
sekolah juga memperhatikan tingkat kesejahteraan para 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
guru seperti kompensasi dan tunjangan, jaminan Penelitian yang dilakukan ini berfokus pada
kesehatan, fasilitas lingkungan kerja yang aman, dll. hubungan antara keseimbangan kehidupan kerja
Guru yang memiliki kehidupan kerja yang baik, mereka dengan kualitas kehidupan kerja, sehingga
memiliki pembagian waktu prioritas cukup baik antara diharapkan untuk peneliti selanjutnya yang tertarik
kehidupan pribadi dan pekerjaan. Mereka tidak untuk melakukan penelitian yang serupa dengan
melalaikan tanggung jawab yang sudah dimilikinya, kualitas kehidupan kerja dapat mengungkap
sehingga dalam menyelesaikan tanggung jawab tersebut variabel lain yang memiliki hubungan dan
mereka mengerjakan dengan perasaan senang. Oleh kontribusi dengan kualitas kehidupan kerja.
karena itu, jika keseimbangan kehidupan kerja yang Variabel lain dapat diperoleh dari faktor-faktor
dirasakan oleh guru itu membuat mereka baik maka yang mempengaruhi kualitas kehidupan kerja,
guru juga memiliki kualitas kehidupan kerja yang baik antara kepuasan kerja dan keterlibatan kerja.
pula. Penelitian selanjutnya juga disarankan dapat
memperluas jumlah subjek penelitian dan setting
PENUTUP organisasi yang berbeda
Simpulan
Penelitian yang telah dilakukan mendapatkan hasil
bahwa terdapat hubungan antara keseimbangan
kehidupan kerja dengan kualitas kehidupan kerja pada
Hubungan Antara Keseimbangan Kehidupan Kerja dengan Kualitas Kehidupan Kerja Pada Guru

DAFTAR PUSTAKA Helmiatin. (2013). Implementasi Kualitas Kehidupan


Anita. (1998). Quality of Work Life in Commercial Kerja (Quality of Work Life) Dalam
Banks. New Delhi: Discovery Publishing House. Mempertahankan Karyawan dan Meningkatkan
Arifin, N. (2012). Analisis Kualitas Kehidupan Kerja, Produktivitas. Semnas Fekon 2012.
Kinerja, dan Kepuasan Kerja Pada CV. Duta Manggaharti, R., & Noviati, N. P. (2019).
Senenan Jepara. Jurnal Economia, 08, 11–21. Keseimbangan Kehidupan Kerja Ditinjau Dari
Azwar, S. (2011). Metode Penelitian. Pustaka Belajar. Dukungan Sosial Pada Pekerja. Jurnal Studi
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi (ed.2). In Insania. 7(1).
Pustaka Pelajar. Monica, F, D. & Olievia, P, M. (2019). Hubungan
Azwar, S. (2015). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Antara Iklim Organisasi Dengan Kualitas
Pustaka Belajar. Kehidupan Kerja Pada Karyawan. Jurnal
Azwar, S. (2017). Metode Penelitian Psikologi. Pustaka Penelitian Psikologi, 06.
Belajar. Novelia, P. (2013). Hubungan Antara Work Life
Bhola, S. S., & Nigade, J. J. (2016). Relationship Balance dan Komitmen Berorganisasi Pada
Between Work Life Balance, Quality of Work Pegawai Perempuan. Universitas Indonesia.
Life and Quality of Life Women Working in Nuriza Angelia. (2013). Hubungan antara Kualitas
Service Industry. Research Gate. 15(1) Kehidupan Kerja dengan Komitmen Organisasi
Carr, A. (2011). Positive Psychology: The Science Of pada Karyawan Perusahaan Genteng Mutiara.
Happines And Human Strenghths. Encylopedia of Journal of Chemical Information and Modeling.
Quality of Life. New York: Springer. Ramos, H. M., Francis, F., & Philipp, R. V. (2015).
Christina, J. (2017). Hubungan Antara Kemampuan Work-life balance and quality of life among
Mengelola Emosi dan Komitmen Kerja dengan employees in Malaysia. Journal of Happiness and
Kualitas Kehidupan Kerja Karyawan PT Utama Development, 1(2), 38-50.
Bakti Farmasi. Jurnal Psiko-Edukasi. 15(2): 133- Reddy, L. M., & Reddy, M. P. (2010). Quality of work
146. life of employees : emerging dimensions. Asian
Cascio, W. F. (2008). Managing Human Resource: Journal of Management Research.
Productivity, Quality of Work Life, Profits (8th Robbins, S. P. (2002). Essentials of Organizational
edition). McGraw-Hill. Behavior (7th Edition). In Prentice Hall (p. 320).
Dessler, G. (2013). Human Resource Management. http://gen.lib.rus.ec/book/index.php?md5=ce7013
Florida International University 298256968f87d73c0251852d7f
Ekamaya, R. N., & Puspitadewi, N. W. S. (2019). Schabracq, M. J., & Cooper, C. L. (2003). The
Hubungan antara Iklim Organisasi dengan Handbook of Work and Health Psychology.
Subjective Well Being pada Guru Yayasan Science.
Pendidikan "X". Jurnal Penelitian Psikologi. 6(2): Secapramana, V. H. (2016). Pembentukan Program
1-6. Kualitas Kehidupan Kerja: Studi Kasus di
Edwin., Elvinawaty, R., & Putra A, I. D. (2019). Perusahaan X.
Hubungan Loyalitas Karyawan dan Kualitas Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kehidupan Kerja pada Karyawan. Philanthropy Kualitatif dan R & D.Bandung:Alfabeta. Metode
Journal of Psychology. 3(1): 1-74 Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R &
Greenhaus, J. H., Collins, K. M., & Shaw, J. D. (2003). D.Bandung:Alfabeta.
The Relation Between Work Family Balance and https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Quality of Life. Journal of Vacational Behavior. Sugiyono. (2019). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta
63. Vakta, H. (2014). An Empirical Study on Work Life
Gröpel, P., & Kuhl, J. (2009). Work life balance and Balance and Quality of Life of Working Women
subjective well-being: the mediating role of need in Public and Private Sector. International
fulfilment. British Journal of Psychology. 100(2), Proceedings of Economics Development and
365-375. Research. 78-64
Helastika, O. D., & Izzati, U. A. (2019). Hubungan
antara Kualitas Kehidupan Kerja sengan
Komitmen Organisasi pada Karyawan Bidang
Operasi PT.X. Jurnal Penelitian Psikologi. 6(03):
1-8.
Fisher, G. G., Bulger, C. A., & Smith, C. S. (2009).
Beyond Work and Family: A Measure of
Work/Nonwork Interference and Enhancement.
Journal of Occupational Health Psychology.
https://doi.org/10.1037/a0016737
Volume 8 Nomor 4 Tahun 2021, Character: Jurnal Penelitian Psikologi

Anda mungkin juga menyukai