Anda di halaman 1dari 8

JOUSKA: Jurnal Ilmiah Psjikologi, 1(1) 2022: 106-111,

DOI:

JOUSKA: Jurnal Ilmiah Psikologi


Available online http://jurnalmahasiswa.uma.ac.id/index.php/jouska
Diterima: 12 Agustus 2022; Disetujui: 22 Agustus 2022; Dipublish: 02 September 2022

Hubungan Antara Lingkungan Kerja Dengan


Kepuasan Kerja Pada Guru Di Pesantren Darul Arafah

Correlation Between The Work Environment With Job


Satisfaction Of Teachers in Darul Arafah Islamic Boarding
School

Tri Suci Ramadhani1), Arif Fachrian2)*


1) Prodi Psikologi Industri dan Organisasi, Fakultas Psikologi, Universitas Medan Area,
Indonesia

Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja
pada guru. Masalah difokuskan pada lingkungan kerja dan kepuasan kerja. Guna mendekati masalah ini
dipergunakan acuan teori dari Simanjuntak (2003) untuk aspek-aspek lingkungan kerja dan teori dari
Tasios & Giannouli (2017) untuk aspek-aspek kepuasan kerja. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kuantitatif korelasional, subjek penelitian adalah guru SMP & SMA Dyah Galih Agung
Pesantren Darul Arafah. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 90 orang guru dengan teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Data-data dikumpulkan melalui pernyataan
dalam skala berisi tentang aspek-aspek dari lingkungan kerja dan aspek-aspek dari kepuasan. Metode
pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment dari
Karl Pearson. Sejalan dengan pembahasan yang ada dalam landasan teori, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini yaitu adanya hubungan antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja
pada guru dengan asumsi semakin baik kondisi lingkungan kerja maka akan semakin tinggi tingkat
kepuasan kerja pada guru. Sebaliknya semakin buruk kondisi lingkungan kerja, maka semakin rendah
pula tingkat kepuasan kerja pada guru. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka diperoleh hasil
bahwa hipotesa diterima. Hasil analisis data menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan
antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja dengan koefisien korelasi rxy = 0,329 dengan
signifikan p = 0,048 < 0,05. Koefisien determinan (r2) dari hubungan antara variabel bebas X dengan
variabel terikat Y adalah sebesar r2 = 0,301. Terdapat hubungan sebesar 0,301 atau setara dengan
30,1%. Artinya, semakin baik kondisi lingkungan kerja maka akan semakin tinggu tingkat kepuasan
kerja pada guru. Jadi antara kedua variabel ada hubungan sebab akibat. Dari hasil yang diperoleh ini,
maka dapat dinyatakan bahwa hipotesa diterima. Selain itu, guru Pesantren Darul Arafah mempunyai
lingkungan kerja yang tergolong sedang dan kepuasan kerja yang tergolong sedang dapat terlihat dari
mean empirik (42,29) > dari nilai hipotetik (37,5) pada lingkungan kerja dan mean empirik (127,29) >
mean hipotetik (112,5) pada kepuasan kerja.
Kata Kunci: Guru; Lingkungan Kerja; Kepuasan Kerja

Abstract
This paper aims to to see the correlation between the work environment and job satisfaction of teachers
at the Darul Arafah Islamic Boarding School. Problemems focused on the work environment and job
satisfaction. To approach this problem, the theoretical reference from Simanjuntak (2003) is used, for
aspects of the work environment and the theory form Tasious & Giannouli (2017) for aspects of job
satisfaction. This study uses a correlational quantitative method. Sampling using total sampling
technique. The measuring scale used in this study is using the Likert scale. The population in this study
were 90 teachers

1
Tri Suci Ramadhani, & Arif Fachrian, Hubungan Antara Lingkungan Kerja Dengan Kepuasan Kerja Pada Guru Di
Pesantren Darul Arafah

with a sample of 90 junior high and high school teachers Dyah Galih Agung. The research instrument is
the work environment scale and job satisfaction scale. There is a significant positive correlation between
Work Environment and Job Satisfaction with a correlation coefficient of rxy = 0.329 with a significant p =
0.048
<0.05. The determinant coefficient (r2) of the correlation between the independent variable X and the
dependent variable Y is r2 = 0.301. There is a correlation of 0.301 or equivalent to 30.1%. That is, the
better the conditions of the work environment, the higher the level of job satisfaction for teachers. So there
is a causal correlation between the two variables. From the results obtained, it can be stated that the
proposed hypothesis is accepted. In addition, the Darul Arafah Islamic Boarding School teacher has a
work environment that is classified as moderate and the job satisfaction is classified as moderate as can
be seen from the empirical mean (42.29) > from the hypothetical value (37.5) in the work environment
and the empirical mean (127.29) > hypothetical mean (112.5) on job satisfaction.
How to Cite: Tri Suci Ramadhani & Arif Fachrian. (2022) Hubungan Antara Lingkungan Kerja Dengan
Kepuasan Kerja Pada Guru Di Pesantren Darul Arafah. JOUSKA: Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(1) 2020: 106-
111,
*E-mail: ramadhani.suci576@gmail.com ISSN xxxx-xxxx (Online)

http://ramadhani.suci576.web.id/ojs2/index.php/jehss ramadhani.suci576@gmail.com 2

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0


JOUSKA: Jurnal Ilmiah Psikologi | ISSN xxxx-xxxx
Vol x, No. x, Februari/Agustus tahun: x -xx,

PENDAHULUAN
Organisasi yang memiliki sumber daya manusia yang baik akan menjadikan organisasi
mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan (Cusway, 2002). Sumber daya manusia yang
masuk dan bekerja didalam organisasi perusahaan disebut sebagai karyawan. Menurut Hasibuan
(2002), karyawan adalah setiap orang yang menyediakan jasa (baik dalam bentuk pikiran maupun
dalam bentuk tenaga) dan mendapatkan balas jasa ataupun kompensasi yang besarannya telah
ditentukanterlebih dahulu.
Kepuasan kerja sebenarnya merupakan keadaan yang sifatnya subjektif, yang merupakan
hasil kesimpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa yang diterima pegawai
dari pekerjaannya dibandingkan dengan yang diharapkan, diinginkan, dan dipikirkannya sebagai
hal yang pantas atau berhak atasnya. Jadi, setiap karyawan atau pegawai secara subjektif
menentukan apakah pekerjaan itu memuaskan atau tidak baginya.
Kepuasan kerja merupakan salah satu komponen dari kepuasan hidup, sehingga menjadi
hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pengembangan karir guru. Bila guru tidak
mendapatkan kepuasan dari pekerjaannya, maka motivasi mereka dapat menurun, absensi dan
keterlambatan meningkat dan menjadi semakin sulit untuk bekerja sama atau untuk mengadakan
suatu perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja guru akan ikut menjadi penentu
terhadap keberhasilan sekolah dalam mewujudkan tujuan pendidikan.
Kepuasan kerja sangat berpengaruh bagi kelangsungan kegiatan organisasi di sekolah.
Dengan demikian guru yang memiliki kepuasan kerja akan bersikap positif sehingga bersemangat
dan memiliki motivasi dalam menyelesaikan pekerjaannya, biasanya terlihat pada aktifitas yang
dilakukannya secara terus menerus dan berorientasi tujuan. Oleh sebab itu, guru yang termotivasi
adalah pegawai yang di arahkan kepada tujuan organisasi. Sedangkan guru yang tidak termotivasi
perilakunya tidak berkomitemen terhadap tujuan organisasi, kepuasan kerja guru yang rendah
maka menimbulkan gejala seperti kemangkiran, malas bekerja, banyaknya keluhan guru,
rendahnya prestasi kerja, rendahnya kualitas pengajaran, indispliner guru dan gejala ngeatif
lainnya.
Menurut Mila Badriyah (2015) menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada dasarnya ada dua kelompok, yaitu faktor intrinsik
dan ekstrinsik. Faktor instrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri dan dibawa oleh setiap
karyawan sejak mulai bekerja ditempat pekerjaannya sedang faktor ekstrinsik menyangkut hal-
hal yang berasal dari luar diri karyawan, antara lain kondisi fisik lingkungan kerja, interaksinya
dengan karyawan lain, sistem penggajian dan lain sebagainya.
Dalam kehidupan organisasi yang semakin maju, manusia harus selalu berinteraksi
dengan lingkungan, termasuk dalam lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang menantang dan
kompleks serta semakin cepatnya perubahan menuntut pekerja untuk dapat beradaptasi dengan
cepat dengan lingkungan kerjanya. Didalam proses adaptasi, dirasa penting untuk mengetahui
kondisi lingkungan. Lingkungan kerja merupakan hal yang sangat penting bagi sumber daya
manusia dalam melaksanakan kegiatan dalam organisasi.
Nitisemito (2007) berpendapat lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di
lingkungan pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang
dibebankan. Sedangkan menurut Sunyoto (2015), lingkungan kerja merupakan komponen yang
penting ketika karyawan melakukan aktivitas kerja, dengan memperhatikan lingkungan kerja
yang baik, maka akan membawa pengaruh terhadap gairah atau semangat karyawan dalam
bekerja.
Lingkungan kerja merupakan faktor penting untuk karyawan tempat mereka melakukan
kegiatan setiap hari. Lingkungan kerja dalam suatu organisasi sangat penting untuk diperhatikan
manajemen. Lingkungan kerja yang kondusif akan memberikan rasa aman dan memungkinkan
karyawan memiliki kinerja yang optimal, serta puas terhadap pekerjaannya.
Lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat antara orang-orang
yang ada di dalam lingkungannya. Oleh karena itu, hendaknya diusahakan agar lingkungan kerja
harus baik dan kondusif karena lingkungan kerja yang baik akan menjadikan guru merasa nyaman
serta bersemangat untuk melaksanakan setiap tugas-tugasnya (Moekijat, 2003).
3
Tri Suci Ramadhani, & Arif Fachrian, Hubungan Antara Lingkungan Kerja Dengan Kepuasan Kerja Pada Guru
Di Pesantren Darul Arafah

Pesantren Darul Arafah merupakan salah satu pesantren yang ada di Kabupaten Deli
Serdang, terletak di jalan Berdikari No. 1A Lau Bakeri, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli
Serdang. Letak Pesantren Darul Arafah ini cukup jauh dari perkotaan yang mana sangat baik bagi
santrinya untuk bisa lebih fokus dalam belajar mengajar karena daerahnya masih asri, nyaman
dan cukup sejuk serta jauh dari suara kebisingan. Program yang di ajarkan di Pesantren tersebut
kepada santrinya memiliki program dua bahasa yang mana setiap minggunya program tersebut
akan dilaksanakan, santri yang mondok di Pesantren Darul Arafah wajib untuk tinggal di
Pesantren dan mengikuti segala aktivitas serta aturan yang telah di terapkan di Pesantren.
Peletakan batu pertama pendidikan Pesantren Darul Arafah dilakukan pada tanggal 17
Agustus 1985 oleh Bapak Amrullah Naga Lubis dan Keluarga bersama beberapa guru alumni
Gontor, di desa Lau Bakeri, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, berjarak sekitar 25
km dari pusat kota Medan. Kemudian pada tanggal 8 Mei 1986 bertepatan dengan 28 sya’ban
1406 H dibuka pendaftaran untuk santri khusus putra angkatan 1 di Pesantren Darul Arafah.
Tujuan awal adalah untuk melahirkan ulama yang ahli dalam bidang ilmu Agama Islam. Oleh
sebab itu, guru yang termotivasi adalah pegawai yang di arahkan kepada tujuan organisasi.
Sedangkan guru yang tidak termotivasi perilakunya tidak berkomitemen terhadap tujuan
organisasi, kepuasan kerja guru yang rendah maka menimbulkan gejala seperti kemangkiran,
malas bekerja, banyaknya keluhan guru, rendahnya prestasi kerja, rendahnya kualitas
pengajaran, indispliner guru dan gejala ngeatif lainnya.
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, terlihat fenomena
yang terjadi di Pesantren Darul Arafah adalah masih adanya beberapa guru yang datang
terlambat dan mengakibatkan terpotongnya gaji guru. Kemudian ada beberapa guru yang kurang
menerima atau menghargai pendapat oleh pimpinannya, Oleh karena itu, guru yang mengajar di
pesantren menjadi kurang leluasa untuk berbicara dengan sesama rekan guru yang lain
menggunakan bahasa Indonesia, karena jika ketahuan ada yang menggunakan bahasa Indonesia,
maka guru tersebut akan terkena SP (Surat Peringatan). Guru akan terkena denda dan ditegur
langsung dengan Dikjar (Pendidikan Pengajaran) yang menguasai seluruh guru di pesantren
tersebut. Lalu terlihat dari hasil wawancara, ada guru yang mengatakan bahwa harapannya bisa
belajar menggunakan proyektor infocus, karena saat ini para guru mengajar masih menggunakan
papan tulis dan spidol serta tersedia dengan tintanya, dan itu menjadi salah satu ketidakpuasan
guru- guru yang mengajar di Pesantren tersebut. Kemudian, kurangnya mendapatkan reward
dari pimpinan.
Peneliti pun melakukan observasi dan melihat terdapat kurang optimalnya kondisi fisik
lingkungan yang ada di sekitar pesantren dikarenakan banyaknya pohon yang sudah tua dan
dilakukan upaya reboisasi sehingga membuat suasana lingkungan di pesantren terlihat tandus.
Selain itu, terdapat pula kurangnya fasilitas seperti meja yang ada diruangan guru, peneliti
melihat hanya ada satu meja panjang tanpa laci yang di tempati oleh semua guru yang mengajar
di pesantren tersebut.
METODE PENELITIAN
Metode dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif
korelasional untuk melihat hubungan antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja pada guru
di Pesantresn Darul Arafah. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling.
Total sampling adalah teknik pengambilan data dimana jumlah sampel sama dengan populasi
(Sugiyono, 2007). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 90 orang guru SMP & SMA Dyah Galih
Agung Pesantren Darul Arafah. Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti
menggunakan pernyataan dalam skala berisi tentang aspek-aspek dari lingkungan kerja dan
aspek-aspek dari kepuasan. Metode analisis data menggunakan uji analisis korelasi product
moment.

4
JOUSKA: Jurnal Ilmiah Psikologi | ISSN xxxx-xxxx
(Online) Vol x, No. x, Februari/Agustus tahun: x -xx,
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan korelasi product moment, diperoleh hasil bahwa
terdapat hubungan antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja pada guru. Hasil uji korelasi
product moment pada 90 sampel guru penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara
lingkungan kerja dengan kepuasan kerja dimana rxy = 0,329 dengan signifikan p = 0,048 < 0,05.
Artinya ada hubungan antara lingkungan kerja dengan kepuasan Kerja. Jadi antara kedua variabel ada
hubungan sebab akibat. Dari hasil yang diperoleh ini, maka dapat dinyatakan bahwa hipotesa yang
diajukan diterima. Koefisien determinan (r2) dari hubungan antara variabel bebas Xdengan variabel
terikat Y adalahsebesar r2 = 0,301. Ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja hanya berkontribusi
atau memberikan sumbangsi terhadap kepuasan kerja sebesar 30,1%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasilnya dapat dinyatakan terdapat hubungan
positif antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja pada guru yang artinya adanya hubungan
antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja pada guru dan hipotesis pun diterima.
Berdasarkan analisis data, dapat terlihat bahwa lingkungan kerja tergolong sedang dimana mean
hipotetik (37,5) lebih kecil dari mean empirik (42,29) dan selisihnya melebihi bilangan satu SB/SD
(6,000) dan sebaliknya kepuasan kerja tergolong sedang dimana mean hipotetik (112,5) lebih kecil
dari mean empirik (127,29) dan selisihnya melebihi bilangan satu SB/SD (14.904).
SIMPULAN
Hipotesa dalam penelitian ini diterima yaitu penelitian pada guru di Pesantren Darul
Arafah menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara lingkungan kerja
dengan kepuasan kerja. Hasil ini dibuktikan dengan koefisien korelasi rxy = 0,329 dengan
signifikan p = 0,048 < 0,050. Artinya ada hubungan antara lingkungan kerja dengan kepuasan
kerja. Jadi antara kedua variabel ada hubungan sebab akibat. Dari hasil yang diperoleh ini, maka
dapat dinyatakan bahwa hipotesa yang diajukan diterima.
Berdasarkan hasil uji mean hipotetik dan empirik menunjukkan terdapat lingkungan kerja
di Pesantren Darul Arafah dengan nilai yang tinggi dimana mean empirik yang di dapat adalah
42,29 dan mean hipotetiknya 37,5. Selain itu guru SMP & SMA Dyah Galih Agung di Pesantren
Darul Arafah juga memiliki Kepuasan Kerja yang juga tergolong sedang dimana mean empiriknya
127,29 dan mean hipotetiknya 112,5.
UCAPAN TERIMAKASIH
Bapak Drs. M. Erwin Siregar, MBA selaku Ketua Yayasan Haji Agus Salim Medan Area.
Bapak Prof. Dr. Dadan Ramdan, M.Eng, M.Sc selaku Rektor Universitas Medan Area.
Bapak Hasanuddin Ph.D sebagai Dekan Fakultas Psikologi Universitas Medan Area.
Bapak Arif Fachrian, S.Psi, M.Psi sebagai dosen pembimbing.
Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada segenap Dosen Fakultas Psikologi.
Terimakasih yang tidak terhingga untuk orangtua dan keluarga saya.
Pimpinan yang memberikan ijin penelitian dan guru-guru di Pesantren Darul Arafah.
Terakhir semua pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
DAFTAR PUSTAKA
A.S, Munandar. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI.
Aan Komariah & Engkoswara. 2012. Andministrasi Pendidikan.
Bandung:
Alfabeta.
Ahmad Tohardi. 2002. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Bandung, Mandar
Baru
Alex Nitisemito, 2007. Manajemen Personalia. Cetakan X. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Anoraga, Panji, 2005, Psikologi Kerja, Rineka Cipta, Jakarta.
As’ad, Moh, 2004. Psikologi Industri: Seri ilmu Sumber Daya Manusia, Penerbit
Liberty, Yogyakarta.
As’ad, Moh. (2004). Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty
Azwar, S. 2008. Sikap manusia: Teori dan pengukurannya (ed.4). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
5
JOUSKA: Jurnal Ilmiah Psikologi | ISSN xxxx-xxxx
(Online) Vol x, No. x, Februari/Agustus tahun: x -xx,
Badriya, M. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia.

6
Tri Suci Ramadhani, & Arif Fachrian, Hubungan Antara Lingkungan Kerja Dengan Kepuasan Kerja Pada Guru
Di Pesantren Darul Arafah
Barry, Cushway. 2002. Human Resource Management. Jakarta. PT Elex Media
Kumputindo.
Danang Sunyoto. (2015). Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service.
Djaali. 2008. Skala Likert. Jakarta: Pustaka Utama.
Edy, Sutrisno, (2016), Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta.
Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Vol.100-125
Gie, The Liang. (2009). Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty
Yogyakarta.
Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi
Hariandja, Marihat Tua Efendi, 2002, “Manajemen Sumber Daya Manusia”,
Grasindo, Jakarta.
Hasibuan, Malayu. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit
Bumi Aksara.
Herzberg, Frederick. 2001. Herzberg‟s Motivation-Hygiene Theory and Job
Satisfaction in The Malaysian Retail Sector: The Mediating Effect Of Love
Money. Sunway University Malaysia: Teck Hang Tan and Amna Waheed.
Johan. R. 2002. Kepuasan Kerja Karyawan Dalam Lingkungan Institusi
Pendidikan. Jurnal Pendidikan Penabur - No.01 / Th.I / Maret 2002.
Mangkunegara, Anwar P. (2014). Perencanaan Dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia. Bandung: PT Refika Aditama.
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia
Organisasi, Cetakan Ketujuh, PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.
Martoyo, S. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi ke-2. Yogyakarta:
BPFE.
Moekijat, 2003, Manajemen Kekaryawanan Dan Hubungan Dalam Perusahaan,
Edisi Ketiga, Alumni Bandung.
Mukti Wibowo, M. A. (2014). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan.
Munandar, Sjabadhyni, Wutun, 2004, Peran Budaya Organisasi dalam
Peningkatan Unjuk Kerja Perusahaan, PIO, Depok.
Ringgio, R. E. 2009. Introduction to Industrial/Organizational Psychology.
Trird Edition. Printice Hall. Upper Saddle River. New Jersey.
Robbin & Judge. 2015. Perilaku Organisasi. Edisi 16. Jakarta. Salemba Empat.
Robbins, P. Stephen. (2006). Perilaku Organisasi. Edisi Sepuluh. Diterjemahkan
oleh: Drs. Benyamin Molan. Erlangga, Jakarta.
Rusdy A. Rivai. (2019). Manajemen. Palembang: Penerbit Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Palembang.
Schultz, D. & Schultz, S. E. (2006). Psychology & Work Today. (9th ed). New
Jersey: Pearson Education, Inc.
Sedarmayanti, M.Pd,. APU. 2009, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.
Bandung : Penerbit Mandar Maju.
Simanjuntak, Payaman J, 2003, Produktivitas Kerja Pengertian dan Ruang
Lingkupnya, Prisma, Jakarta.
Sudarmanto, R, G., 2005, Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS, Edisi
Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sri A. A, W., & Sari, E. (2014). Hubungan Lingkungan Kerja dengan Kepuasan
Guru SMP di Keluharan Kebon Pala-Jakarta Timur.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sunyoto, Danang. 2015. Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service.
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya).
Jakarta: Bumi Aksara.
Sutrisno, Edy. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenada
Penerbit Media Group.
Tasios, T., & Giannouli, V. (2017). Job Descriptive Index (JDI): Reliability and
6
JOUSKA: Jurnal Ilmiah Psikologi | ISSN xxxx-xxxx (Online)
Vol x, No. x, Februari/Agustus tahun: x -xx,
validity study in Greece. Archives of Asessment Psychology.7(1), 31-36
Wexley, K., & Yukl, G. (2003). Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia.
Jakarta: Bina Aksara.
Winarsunu, Tulus (2006). Statistik dalam Penelitian dan Pendidikan. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang.

Anda mungkin juga menyukai