Anda di halaman 1dari 14

Membangun lingkungan positif, kreatif dan produktif

Oleh:

Nabila Yasmin1, Nurgrayni Sri Septiana2, dan Paramudhika S Sunarya3


1,
Guru SMA Negeri 4 Kota Bogor 2 Wiraswasta dan 3 Guru Sekolah Alam Bogor

Responden: billayasmin94@gmail.com

ABSTRAK

Tidak hanya pada lingkungan perusahaan, dunia pendidikan pun memerlukan lingkungan
kerja yang positif,kreatif dan juga produktif. Agar terciptanya perasaan senang, nyaman dan
aura yang positif sehingga dalam proses pembelajaran akan menjadi menarik dan
menyenangkan. Penelitian ini dilakukan dengan metode tinjauan pustaka. Hasil
menunjukkan bahwa sebuah lingkungan kerja yang positif,kreatif dan produktif akan
menghasilkan suasana yang nyaman, dan memberikan aura yang positif bagi guru agar suasa
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan apabila di dukung oleh sarana dan prasana
pembelajaran yang mendukung.

Kata kunci: Produktivitas, Kreatif, dan Lingkungan Kerja

PENDAHULUAN

Dunia pendidikan pun memerlukan hal hal tersebut, lingkungan kerja positif, kreatif
dan juga porduktif agar mampu meningkat hasil dari sebuah proses pendidikan, lingkungan
kerja yang positif akan memberikan rasa nyaman pada sisi psikologis guru sehingga guru
akan senantiasa bahagia dan memancarkan aura positif yang akan diberikan kepad siswanya,
juga mampu meningkatkan produktifitas guru dan staff lainnya sehingga administrasi yang
begitu banyak yang perlu dilengkapi dapat terselesaikan dengan baik tanpa perlu tekanan
yang membuat perubahan emosi guru terganggu, dan juga sisi kreatif guru dapat difasilitasi
dan juga aplikasi agar proses pembelajaran dapat menjadi sangat menarik, membuat siswa
menjad nyaman dan bahagia selama proses belajar dan pemahaman siswa mampu meningkat
dengan cepat, oleh karna perlu lah dalam setiap perusahaan baik itu yang bergerak pad
bidang produk maupun jasa seperti dunia pendidikan membentuk lingkungan kerja yang
positif, produktif dan kreatif

Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah tempat dimana karyawan melakukan aktivitas setiap harinya.
Lingkungan kerja yang nyaman memberikan rasa aman dan memungkinkan karyawan untuk
dapat bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi karyawan. Jika
karyawan menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka karyawan tersebut akan
betah di tempat kerjanya, melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara
efektif dan akan meningkatkan produktivitas.

Lingkungan kerja yang positif pun akan mampu memaksimalkan berbagai potensi
yang terdapat pada diri setiap karyawan, misalnya dengan lingkungan positif mampu
meningkatkan kemampuan kreatif karyawan, dengan lingkungan yang mendukung dari
berbagai aspek, seperti kepemimpinan yang memfasilitasi, rekan kerja yang saling senantiasa
memberikan support dan juga budaya belajar yang tinggi, potensi karyawan yang dimiliki
sebuah perusahaan dapat dimaksimalkan dan diaktulisasikan untuk kemajuan sebuah
perusahaan. Oleh karna itu terbentuknya lingkungan yang positif sangat menentukan
kemajuan sebuah perusahaan karna dengan lingkungan positif dapat meningkatkan
produktifitas dan kreatifitas

Produktivitas

Produktivitas merupakan sebuah konsep yang menyatakan bahwa suatu rasio antara
masukan dan keluaran, dengan fokus perhatian pada keluaran yang dihasilkan suatu proses,
oleh karna itu hasil sangat lah menjadi indicator pertama dalam sebuah produktivitas, seperti
jumlah barang yang dapat diproduksi lebih banyak ataupun perubahan sikap yang menjadi
kearah lebih baik dari sebelumnya, ini merupakan saah satu bentuk ptoduktivitas yang perlu
ada dan dimiliki setiap karyawan untuk meningkatkan hasil keuntungan bagi perusahaan,
akan tetapi tak melulu produktivitas menntukan sebuah perusahaan mampu selalu menjadi
unggul bagi perusahaan lain, perlu ada inovasi inovasi baru yang ditawarkan, ide ide segar
bermunculan sebagai salah satu penyesuaian dengan zaman dan penyesuaian minat pasar,
sehingga dibutuhkanlah sebuah kreatifitas

Kreativitas

Kreativitas secara umum merupakan suatu kemampuan yang menghasilkan bukan


hanya aktivitas pada penemuan ide – ide baru dan mempunyai nilai lebih tetapi juga dapat
berupa gabungan dari hal – hal sebelumnya. Dalam ruang lingkup dunia kerja, kreativitas dan
inovasi saat ini merupakan sumber aktivitas berharga untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif. Dengan teknologi yang terus maju, persaingan domestik dan global yang semakin
kompetitif serta lingkungan ekonomi yang sifatnya yang tidak pasti, organisasi perlu untuk
mengatasi pesaing yang inovatif dan meningkatkan kreativitas untuk bertahan hidup dan
berkembang.

METODOLOGI

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Peneliti mendalami tema-tema


yang berkaitan dengan topik membangun lingkungan yang positif kemudian diolah kembali
dengan memerhatikan gaya penulisan ilmiah. Perlu ditekankan bahwa batasan pembahasan
dari tulisan ini adalah berkaitan dengan linhgkungan kerja yang positif, kreatif dan produktif.
PEMBAHASAN

LINGKUNGAN POSITIF

Lingkungan kerja itu mencakup hubungan kerja yang terbentuk antara sesama karyawan,
hubungan kerja antara bawahan dan atasan, dan lingkungan fisik tempat karyawan
bekerja.(Senata, Nuridja, and Suwena 2014), pada lingkungan positif terdapat hubungan baik
antar sesamanya atasan maupun bawahan.

Lingkungan kerja yang nyaman akan mengakibatkan karyawan akan semangat dalam
bekerja karena setengah dalam sehari waktu mereka dihabiskan dalam lingkungan kerja
tersebut. Kerja produktif tidak saja memerlukan keterampilan kerja, penemuan-penemuan
baru untuk memperbaiki cara kerja, namun juga lingkungan kerja yang nyaman yang mampu
menunjang kelancaran penyelesaian pekerjaan.

Lingkungan kerja yang nyaman sering ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya
struktur tugas, desaign pekerjaan, pola kepemimpinan, pola kerja sama, ketersediaan sarana
penunjang dan reward. Jika faktor tersebut dapat terpenuhi dan berjalan sebagaimana
mestinya, artinya sudah seiring sejalan, maka lingkungan kerja yang nyaman pasti dirasakan.
Berbeda halnya dengan kondisi pekerjaan yang berlebihan, tidak jelas alur kerja, ditambah
dengan tidak tersedianya sarana yang memadai, lingkungan kerja akan menjadi tidak sehat
dan membosankan. Lingkungan pekerjaan yang tidak nyaman mempunyai akibat yang
berantai antara lain: (a) semangat kerja karyawan akan menurun, (b) gairah kerja karyawan
akan menurun, dan (c) tingkat produktivitas karyawan juga semakin menurun. Kondisi yang
hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik dan pengendalian
diri.(Senata, Nuridja, and Suwena 2014).

Lingkungan positif memiliki dua ciri-ciri yaitu ada yang bersifat non fisik ada pula yang
sifat fisik. Lingkungan Kerja Fisik Menurut Sedarmayanti (2001, p.26), lingkungan kerja
fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang berada di sekitar tempat kerja yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam
melakukan pekerjaannya. Menurut Sedarmayanti (2001, p.28) Berikut adalah indikator-
indikator lingkungan kerja fisik :

1. Cahaya

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi para karyawan guna mendapat
keselamatan dan kelancaran kerja. Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu cahaya yang berasal dari sinar matahari dan cahaya buatan berupa lampu. Oleh
sebab itu, perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak
menyilaukan. Dengan penerangan yang baik, para karyawan akan dapat bekerja dengan
cermat dan teliti sehingga hasil kerjanya mempunyai kualitas yang memuaskan. Cahaya yang
kurang jelas (kurang cukup) mengakibatkan penglihatan kurang jelas, sehingga pekerjaan
menjadi lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan kurang
efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan dari badan usaha sulit dicapai.

2. Suhu Dalam kondisi normal manusia memiliki suhu tubuh yang berbeda beda.
Bekerja pada suhu yang terlalu panas atau dingin dapat menimbulkan penurunan
kinerja. Secara umum, kondisi yang panas dan lembab cenderung meningkatkan penggunaan
tenaga fisik yang lebih berat, sehingga pekerja akan merasa sangat letih dan kinerjanya akan
menurun. Maka dari itu, pihak manajemen perusahaan haruslah selalu memperhatikan suhu
ruangan dimana karyawan bekerja sehingga karyawan dapat bekerja dengan nyaman,
misalnya dengan menyediakan pendingin ruangan atau kipas angin sesuai dengan kebutuhan
di ruangan kerja tersebut.

3. Suara

Salah satu jenis polusi yang sangat mengganggu pekerjaan adalah polusi suara. Suara
bising dapat didefinisikan sebagai bunyi yang mengganggu telinga dimana bunyi tersebut
mampu mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan salah
komunikasi. Suara bising adalah suatu hal yang dihindari oleh siapapun, lebih-lebih dalam
melaksanakan suatu pekerjaan, karena konsentrasi perusahaan akan dapat terganggu. Dengan
terganggunya konsentrasi ini, maka pekerjaan yang dilakukan akan banyak timbul kesalahan
ataupun kerusakan sehingga akan menimbulkan kerugian.

4. Polusi

Pencemaran ini dapat disebabkan karena tingkat pemakaian bahan-bahan kimia di


tempat kerja dan keanekaragaman zat yang dipakai pada berbagai bagian yang ada di tempat
kerja dan pekerjaan yang menghasilkan perabot atau perkakas. Bahan-bahan baku bangunan
yang digunakan di beberapa kantor dapat dipastikan mengandung bahan kimia yang beracun.
Perusahaan haruslah memperhatikan pergantian udara yang keluar dan masuk di dalam
ruangan kantor dengan menyediakan ventilasi yang memadai untuk menjaga kondisi udara
yang baik di dalam ruang kerja untuk menjaga kesehatan pegawai.

5. Musik

Salah satu faktor yang mampu menciptakan suasana kerja yang nyaman adalah
dengan adanya musik. Musik yang memiliki nada lembut mampu menciptakan suasana yang
nyaman bagi karyawan dalam bekerja sehingga mampu membangkitkan dan menaikan
kinerja karyawan tersebut. Pihak perusahaan harus menyediakan musik yang sesuai dengan
suasana kantor karena jika salah dalam memilih musik dapat mengganggu konsentrasi kerja.

6. Warna dan dekorasi

Menata warna pada tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-
baiknya, karena warna mempengaruhi pengaruh besar pada perasaan. Pada penerapannya,
tata warna tidak dapat dilepaskan dari penataan dekorasi karena dekorasi berkaitan dengan
cara mengatur tata letak, tata warna, dan perlengkapan lainnya untuk bekerja.

7. Bau-bauan di tempat kerja

Adanya bau-bauan yang berlebihan disekitar tempat bekerja dapat dianggap sebagai
pencemaran dan mengganggu konsentrasi dalam melakukan pekerjaan. Pemakaian air
condition yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan
bau-bauan yang mengganggu di sekitar tempat kerja.

8. Peralatan

Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja karyawan adalah dengan peralatan.
Dengan ditunjang menggunakan peralatan yang mendukung dan sesuai diharapkan karyawan,
mampu meningkatkan kinerja karyawan sesuai dengan harapan perusahaan

Lingkungan Kerja Non – Fisik

Sedarmayanti (2001, p.31) mengemukakan bahwa lingkungan kerja non- fisik adalah
semua keadaan yang terjadi berkaitan dengan hubungan kerja, baik antara atasan dan
bawahan ataupun hubungan antar karyawan. Dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Hubungan Antara Atasan dengan Bawahan

Dalam berorganisasi, pastilah terdapat seorang pemimpin yang berguna untuk


mengarahkan kelompok tersebut. Kepemimpinan merupakan suatu hubungan yang
mempengaruhi tingkah laku orang lain agar bekerja lebih baik sesuai tujuan organisasi
(Mullins 2001, p.229). Pittaway et al. (1998) juga mengemukakan pentingnya kepemimpinan
dalam dunia hotel dalam rangka untuk meningkatkan kinerja, dan menghadapi perubahan.
Teori diatas di dukung oleh Wursanto (2009) mengenai lingkungan kerja non-fisik yang
menambahkan bahwa memberikan perlakuan yang adil dan obyektif terhadap karyawan
dengan menerapkan sistem reward and punishment akan menunjukan bentuk perhatian
perusahaan atas kinerja yang dilakukan karyawan. Penghargaan merupakan salah satu cara
yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan dalam
mencapai target yang telah ditentukan perusahaan (Mangkunegara, 2009, p.89). Penghargaan
yang dibagikan kepada karyawan dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu extrinsic reward
yang merupakan penghargaan yang diberikan perusahaan dalam bentuk pemberian uang,
barang, promosi, dan akomodasi. Sedangkan intrinsic reward merupakan bentuk penghargaan
yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan dalam bentuk pujian, mengembangkan
karir, dikenali dengan baik, dan perlakuan secara wajar.

2. Hubungan antar Karyawan Hubungan berlangsung secara serasi dan bersifat


kekeluargaan.

Manajemen haruslah menciptakan hubungan antar personal dalam perusahaan dengan


baik dan dengan rasa kekeluargaan yang tinggi. Contohnya dengan melakukan kegiatan
bersama. Hubungan yang baik antar karyawan akan membantu perusahaan dalam
menciptakan suasana kerja yang harmonis dan kondusif dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.

PRODUKTIVITAS
Produktivitas juga diartikan sebagai suatu rasio antara masukan dan keluaran, dengan
fokus perhatian pada keluaran yang dihasilkan suatu proses (Sunyoto, 2012). Dalam
meningkatkan produktivitas diperlukan faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :

Produktivitas juga diartikan sebagai suatu rasio antara masukan dan keluaran, dengan
fokus perhatian pada keluaran yang dihasilkan suatu proses (Sunyoto, 2012). Dalam
meningkatkan produktivitas diperlukan faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :

1. Sikap mental berupa motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja.


2. Pendidikan, pada umumnya orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan
mempunyai wawasan yang lebih luas terutama penghayatan akan arti pentingnya
produktivitas.
3. Keterampilan. Pada aspek tertentu apabila pegawai terampil maka akan lebih
mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik
4. Manajemen. Penegertian manajemen disini dapat berkaitan dengan sistem yang
diterapkan oleh pimpinan untuk mengelola atapun mempimn serta mengendalikan
staf/bawahannya.
5. Tingkat penghasilan. Apabila tingkat penghasilan memadai maka dapat
menimbulkan konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan produktivitas.
6. Kesehatan, apabila pegawai dapat dipenuhi kebutuhan gizinya dan berbadan sehat
maka lebih kuat bekerjanya.
7. Jaminan sosial, jaminan sosial yang diberikan oeh suatu organisasi kepada
pegawainya dimaksudkan untuk meningkatkan pengabdian dan semangat kerja
8. Lingkungan dan ikim kerja, lingkungan dan iklim kerja yang baik akan
mendorong pegawai agar senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab
untuk melakukan pekerjaannya.
9. Sarana produksi, mutu secara produksi berpengaruh terhadap peningkatan
produktifitas.
10. Kesempatan berprestasi, pegawai yang bekerja tentu mengharapkan peningkatan
karier atau pengembangan potensi pribadi yang nantinya akan bermanfaat baik
bagi dirinya maupun bagi organisasi.

Menurut Sutrisno (2011), untuk mengukur produktivitas kerja, diperlukan suatu


indikator, yaitu sebagai berikut (1).Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas.
Kemampuan seorang karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta
profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk menyelesaikan tugas-
tugas yang diembannya kepada mereka. (2) Meningkatkan hasil yang dicapai Berusaha untuk
meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh
yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut.(3) Semangat kerja, ini
merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin.(4) Pengembangan diri Pengembangan
diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang dihadapi. (5)
Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang pegawai.
(6) Efisiensi Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang
digunakan”.

KREATIFITAS

Kreatifitas adalah memunculkan sesuatu yang baru tanpa ada contoh sebelumnya.
Suatu produk yang dikategorikan kreatif akan memenuhi sifat-sifat baru dan unik pada
formasi finalnya, meski unsur-unsur dasar memang sudah ada sebelumnya. Para pakar lain
mendefinisikan bahwa kreativitas adalah proses yang menghasilkan karya baru serta
memungkinkan diaplikasikan baik dalam bidang keilmuan, keseniaan, kesusastraan maupun
bidang lainnya Jawwad,AA.(2004:3)

Torrance (1981) menjelaskan kreativitas adalah proses kemampuan individu untuk


memahami kesenjangan-kesenjangan atau hambatan-hambatan dalam hidupnya, merumuskan
hipotesis-hipotesis baru dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya serta sedapat mungkin
memodifikasi dan menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan.

Kreativitas secara umum dapat disimpulkan merupakan suatu kemampuan yang


menghasilkan bukan hanya aktivitas pada penemuan ide – ide baru dan mempunyai nilai
lebih tetapi juga dapat berupa gabungan dari hal – hal sebelumnya. Kemampuan kreaivitas
dapat dimiliki oleh seseorang dengan melihat berbagai ciri-ciri yang Nampak pada diri
seseorang yaitu ciri ciri kognitif dan ciri ciri afektif.

Menurut Guilford (1959) membedakan ciri-ciri orang kreatif dalam dua kelompok,
yaitu ciri-ciri aptitude dan ciri-ciri non-aptitude. berpendapat bahwa agar tindakan kreatif
dapat terwujud tidak hanya diperlukan terpenuhinya ciri-ciri kognitif yang dimiliki seseorang,
tetapi juga ciri-ciri kepribadian tertentu penting untuk dimiliki (dalam Munandar, 2011).

1. Ciri-ciri aptitude Ciri-ciri aptitude ialah ciri-ciri yang berhubungan dengan kognisi, dengan
proses berpikir. Berikut yang termasuk kedalam kemampuan berpikir kreatif :

a. Keterampilan berpikir lancar Yaitu mencetuskan banyak gagasan, jawaban,


penyelesaian masalah atau pertanyaan; Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan
berbagai hal; Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.

b. Keterampilan berpikir luwes (fleksibel) Yaitu : Menghasilkan gagasan, jawaban,


atau pertanyaan yang bervariasi; Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang
berbeda; Mencari banyak alternative atau arah yang berbeda-beda; Mampu mengubah cara
pendekatan atau cara pemikiran
c. Keterampilan berpikir orisinal Yaitu : Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan
unik; Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri; Mampu membuat
kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.

d. Keterampilan memperinci (mengelaborasi) Yaitu : Mampu memperkaya dan


mengembangkan suatu gagasan atau produk; Menambahkan atau memperinci detil-detil dari
suatu obyek,gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

e. Keterampilan menilai (mengevaluasi) Yaitu : Menentukan patokan penilaian sendiri


dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan
bijaksana; Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka; Tidak hanya
mencetuskan gagasan, tetapi juga melaksanakannya.

2. Ciri-ciri afektif (non-aptitude)

a. Rasa ingin tahu


Yaitu : Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak; Mengajukan banyak
pertanyaan;
Selalu memperhatikan orang, obyek, dan situasi; Peka dalam pengamatan dan ingin
mengetahui/meneliti.

b. Bersifat imajinatif
Yaitu : Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum
pernah terjadi; Menggunakan khayalan, tetapi mengetahui perbedaan antara khayalan dan
kenyataan.

c. Merasa tertantang oleh kemajemukan


Yaitu : Terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit; Merasa tertantang oleh situasi-
situasi yang rumit; Lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.

d. Sifat berani mengambil risiko


Yaitu : Berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar; Tidak takut gagal
atau mendapat kritik; Tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan, hal-hal yang tidak
konvensional atau yang kurang berstruktur.
e. Sifat menghargai
Yaitu : Dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup; menghargai
kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang (Fitriana n.d.)

Langkah langkah dalam membangun lingkungan lingkungan positif, kreatif dan


produktif

Membangun lingkungan kerja yang positif, kreatif dan produktif di mulai dari diri kita
sendiri. Salah satu hal yang dapat kita atur dan tetap dalam kontrol kita adalah pola pikir dan
suasana hati kita. Dengan mengontrolnya, maka kita tetap memiliki motivasi tinggi dan
semangat yang tidak surut saat menghadapi berbagai tantangan yang terjadi, terutama di
tempat kita bekerja,adapun langkah langkah yang dapat diterapkan pada diri sendiri ialah :
1. Berfikir positif

Apabila kita membangun fikiran yang positif, maka akan mempengaruhi


”mood” kita akan menjadi lebih baik dan tidak menambah beban kerja kita.

2. Disiplin waktu

Apabila kedisplinan telah diterapkan pada keseharian kita, maka tingkat


kreativitas dan produktivitas akan serta-merta meningkat.

3. Jangan takut mencoba hal baru

Kegagalan dalam suatu hal itu wajar di lakukan setiap orang, namun apabila
karyawan berani mengambil peluang yang ada, dan siap mengahadapi tantangan maka
kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dapat dirasakan

Tentunya dalam menciptakan lingkungan yang positif, kreatif dan produktif tak bisa
lahir dari diri sendiri saja perlu ada peran eksternal yang senantiasa mendukung terciptanya
suasana tersebut, misalnya kepemimpinan sebuah instansi, pemimpin yang selalu senantiasa
memotivasi, memberikan energy positif kepada karyawan-karyawannya, memberikan
semangat kepada setiap staffnya menjadi faktor yang berperan terciptanya suasana positif, tak
berhenti sampai situ pemberian penghargaan serta perhatian terhadap karyawan pun menjadi
sangat penting bagi psikologi karyawan dalam terciptanya lingkungan positif

Instansi pun perlu mempersiapkan sistem terbaik yang memberikan rasa nyaman
kepada karyawan dengan membentuk hubungan baik antar karyawan, karyawan dengan
manajer maupun karyawan dengan pelanggan, serta memberikan ruang bagi para karyawan
utnuk senantiasa megembangkan bakat dan minatnya, serta memfasilitasi kebutuhan
karyawan dalam menunjang keberhasilan hasil kinerja sehingga timbulah lingkungan yang
kreatif dan juga produktif

Sistem yang dibangun tentunya tidak akan membuahkan hasil yang instan perlu
adanya proses yang cukup panjang dan konsisten dalam penerapannya, senantiasa
mengevaluasi program agar benar benar tujuan penerapan membangun lingkungan positif,
kreatif dan produktid dapat tercapai.

Tujuan dalam membangun lingkungan positif, kreatif dan produktif

Membangun lingkungan positif, kreatif dan produktif pada sebuah instansi tentunya memiliki
tujuan yang diantaranya adalah :

1. Mencapai Visi perusahaan


Visi merupakan gambaran dan tujuan suatu lembaga atau perusahaan di masa
depan, dalam mencapai tujuan dari sebuah perusahaan di masa depan tentunya perlu
komponen-komponen yang mendukung agar tercapainya sebuah tujuan tersebut salah
satunya adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia terbaik akan
menghasilkan output yang terbaik, memberikan dampak positif yang nyata untuk
instansi sehingga dengan dibangunnya lingkungan yang positif, produktif dan juga
kreatif diharapkan Sumber Daya manusia akan semakin berkualitas demi tercapainya
visi instansi
2. Meningkatkan profit bagi perusahaan
Sumber daya yang produktif dengan senantiasa memaksimalkan waktu kerja,
dan kinerja yang maksimal tanpa melupakan kualitas sebuah produk atau jasa
tentunya ini akan meningkatkan hasil dari kinerja karyawan untuk perusahaan yang
nantinya akan mempengaruhi profit bagu perusahaan karna jumlah dan kualitas yang
dihasilkan semakin banyak dan lebih baik.
3. Memenuhi kebutuhan konsumen
Berdirinya sebuah instansi tentunya menginginkan profit sebanyak banyaknya
yang profit tersebut bergantung pada tigkat daya beli konsumen. Konsumen yang
senantiasa memiliki berbagai keinginan dan harapan serta terobosan terobosan baru
dalam setiap produk yang dimilikinya tentunya sebuah instansi pun senantiasa
memenuhinya keinginan tersebut atau berusaha mendekati keinginan konsumen agar
daya beli konsumen pun terpenuhi dan terjadi peningkatan daya beli terhadap instansi
4. Memberikan rasa nyaman kepada karyawan
Karyawan menjadi sebuah asset yang berharga bagi sebuah instansi dalam
menjalankan roda organisasi maupun roda produksi demi tercapainya sebuah tujaun
instansi, oleh karna itu diperlukanlah pelayanan rasa nyaman, aman yang dirasakan
karyawan agar senantiasa memiliki psikologi yang baik dan mampu untuk focus
dalam menjalani setiap tugas yang diemban sehingga tidak ada rasa terbebani atau
stress yang dirasakan.

Manfaat dalam membangun lingkungan positif, kreatif dan produktif

Dibentuknya sebuah lingkungan instansi yang positif, kreatif dan produktif tentunya
akan memiliki manfaat yang dirasakan oleh pada karyawan dan pada akhirnya akan
berdampak pula pada instansi tersebut.

Lingkungan kerja yang positif akan membangun hubungan yang kuat dengan rekan
kerja, bawahan, pimpinan, pelanggan, serta dengan semua pemangku kepentingan yang
lainnya.

Perilaku kerja dengan tata kelola yang konsisten berdasarkan nilai-nilai organisasi
yang kuat, akan memiliki dampak positif, untuk meningkatkan disiplin dan motivasi kerja
setiap orang di dalam organisasi. Keberhasilan atau kegagalan di tempat kerja sangat
ditentukan oleh soliditas di lingkungan kerja. Semakin antusias dan disiplin orang-orang
melayani pekerjaan masing-masing, semakin kuat hubungan kerja yang akan terjalin di
lingkungan kerja tersebut.

Setiap fungsi dan peran di tempat kerja tidaklah boleh saling menjauh, tetapi harus
saling mengisi dengan berkomunikasi secara aktif, untuk mengumpulkan masukan sebelum
mengambil keputusan. Perilaku kerja dalam kebebasan kreatif; dalam kemampuan untuk
menahan diri; serta dalam kecerdasan untuk menghadapi tantangan dan risiko, akan menjadi
modal yang kuat untuk menjaga lingkungan kerja selalu solid dan positif.
Setiap orang di tempat kerja harus mempersiapkan sebuah kebiasaan kerja yang fokus
pada hal-hal penting dan prioritas. Sikap fokus pada prioritas ini akan membantu orang-orang
untuk berkontribusi dan melayani tujuan dengan tepat sasaran. Membiasakan pola kerja
dengan sebuah checklist, akan memudahkan dan membantu dalam menyelesaikan prioritas
pekerjaan. Pimpinan harus selalu memperjelas harapan dan memastikan bahwa disiplin dan
motivasi kerja yang tinggi selalu bersama perilaku kerja, dan tidak pernah bergeser ke arah
negatif oleh alasan apapun.

Budaya kerja yang memberikan tanggapan positif dengan toleransi untuk kemajuan
bersama. Setiap orang di tempat kerja, apakah itu manajer, direksi, staf, dan semua pemangku
kepentingan lainnya wajib untuk saling memberikan tanggapan positif. Kesadaran masing-
masing pihak untuk menyadiri kesalahan atau kegagalan yang disebabkan oleh dirinya atau
unit kerjanya, akan membuat organisasi tumbuh sehat dan kuat.

Sikap saling salah menyalahkan hanya akan memperburuk hubungan kerja, dan pada
akhirnya akan membahayakan keutuhan organisasi. Karena, konflik dari hubungan buruk
tersebut dapat membuat setiap orang gagal merespon risiko dengan pengetahuan dan akal
sehat.

Hubungan kerja yang saling memberikan informasi yang berguna, serta


salingmenjalankan manajemen risiko mulai dari pekerjaan masing-masing, akan menjadikan
hubungan kerja tersebut lebih bertanggung jawab. Sikap rendah hati dalam kecerdasan
emosional akan menempatkan setiap orang selalu bekerja dalam suasana hati yang bahagia.
Sehingga, setiap kesalahan atau kelalaian akan dengan cepat dapat diperbaiki.

Lingkungan kerja yang positif dihasilkan dari energi kolaboratif dan disiplin. Bila
semua karyawan dan pimpinan dapat membangun hubungan yang harmonis, dan dapat
bekerja dengan dukungan energi kolaboratif tanpa pamrih, termasuk mendapatkan rasa
hormat atas semua energi positif yang mereka kontribusikan kepada organisasi; maka,
lingkungan kerja tersebut akan menjadi sangat produktif, efektif, kreatif, efisien, dan penuh
energi bahagia

Komponen yang berperan dalam membangun lingkungan positif, kreatif dan produktif

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang pegawai di lingkungan organisasi,


salah satunya adalah faktor motivasi. Motivasi mengandung arti suatu kegiatan memberi
dorongan untuk menggerakan orang lain maupun diri sendiri menuju tercapainya tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu tujuan yang hendak dicapai dari pemberian motivasi
ini adalah terciptanya hasil kinerja yang maksimal dari seorang pegawai dalam mengerjakan
setiap tugas atau pekerjaan yang diberikan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Motivasi
yang diberikan kepada pegawai dapat berupa motivasi yang bersifat langsung maupun
motivasi secara tidak langsung.
Seorang pemimpin unit kerja atau instansi harus memilki visi kedepan yang dapat
dipergunakan sebagai gambaran yang akan dicapai oleh instansi yang bersangkutan. Visi
sangat diperlukan guna memotivasi pegawai tinggal mengarahkan kemana kemauan dan
kemauan pegawai untuk berprestasi. Usaha untuk meningkatakan kinerja pegawai bukanlah
pekerjaan yang mudah, karena kinerja pegawai dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya,
skill, lingkungan kerja dan motivasi pimpinan dan disiplin kerja pegawai.
Motivasi meliputi : adanya dorongan untuk melakukan suatu kreatifitas dan inovasi
dalam rangka peningkatan kinerja, adanya dorongan untuk mampu bekerja sama daripada
berkompetisi, adanya motivasi untuk ikut serta dalam mencapai tugas dan fungsi instansi.
(Fitriana n.d.)

Hambatan yang mungkin terjadi dalam membangun lingkungan positif, kreatif dan
produktif

1. Kesiapan mental

Untuk menjadi kreatif individu harus berani “berbeda” dari yang lain. Hal ini
menyangkut sisi psikologi dari setiap individu di dalam organisasi. Umumnya sisi kreatif dari
seseorang akan dikaitkan dengan sesuatu yang tidak biasa atau lazim dilihat atau dilakukan
orang kebanyakan. Karena itu, tidak semua karyawan siap untuk berbeda pendapat atau ide
dengan orang lain meskipun ide tersebut kemudian terbukti tepat jika dilakukan

2. Sarana yang terbatas

Meskipun kreativitas dan inovasi sangat dihargai dibanyak perusahaan, namun bisa
dibilang jarang perusahaan di Indonesia yang terbuka dengan mengomunikasikan hal tersebut
kepada karyawannya. Bahkan, di beberapa perusahaan, ruang gerak untuk karyawannya
mengeksplor hal-hal baru untuk berkreasi dan berinovasi sangat dibatasi. Sarana ini pula
menjadi penunjang bagi jalannya produktivitas sebuah karyawan

3. Kurangnya kemampuan dan Ketidakcocokan minat dan bakat

Hambatan lain yang mengganggu kreativitas adalah jika pekerjaan yang di jalani saat
ini tidak sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki oleh individu masing-masing. Misal,
anda adalah seorang yang cenderung suka tantangan dan berhasrat untuk menemukan hal-hal
baru, namun pekerjaan yang anda lakukan anda saat ini bersifat rutin, mekanistik, dan
menuntut anda untuk melakukan pekerjaan sesuai prosedur yang sudah baku. Tentu hal ini
akan menghambat mengeksplor masalah dengan cara yang kreatif.

4. Pemimpin otoriter

Dalam tipe ini, pemimpin bertindak diktaktor pada bawahannya. Cenderung


melakukan pemaksaan dalam menggerakkan kelompoknya. Disini kewajiban dari bawahan
adalah untuk mengikuti dan menjalankan perintah. Tak boleh ada saran dan bantahan dari
bawahan. Mereka diharuskan patuh dan setia secara mutlak kepada pemimpinnya. Kendali
penuh ada pada pemimpin (bersifat satu arah)

PENUTUP

Lingkungan kerja yang positif, kreatif dan produktif itu mencakup hubungan kerja
yang positif dalam lingkungan pendidikan adalah antara guru dengan sesama guru, guru
dengan murid, murid dengan murid, guru dengan kepala sekolah dan siswa dengan kepala
sekolah. Seorang guru di tuntut untuk menjadi guru yang kreatif di dalam kurikulum 2013 ini,
dengan menerapkan beberapa penerapan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi
yang akan di sampaikan di dalam kelas , jadi guru tidak melulu menggunakan metode
ceramah selama proses pembelajaran tersebut agar proses pembelajaran di kelas menjadi
lebih aktif, dan tidak membosankan. Selain siswa lebih aktif di dalam kelas dan proses
pembelajaran lebih aktif siswa dapat menghasilkan ide – ide baru dalam menghasilkan barang
(produk). Produktivitas guru akan meningkat apabila di pengaruhi oleh adanya motivasi
kerja, manajemen yang baik, pengahsilan yang sesuai dll.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Budi Purwanto; Octavia Wulandari. 2016. “PENGARUH MOTIVASI, KOMPENSASI


DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
KARYAWAN.” 02(01): 9–26.

Kreatifitas, Pengembangan, D A N Inovasi, and D I Organisasi. 2017. “Pengembangan


Kreatifitas Dan Inovasi Di Organisasi.” (October).

Panjaitan, Maludin. 2017. “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja.” 3(2):
1–5.

Sanny, Lim, Raden Ajeng, Bebby Cahyani, and Yogi Andhika. “TERHADAP
KREATIVITAS KARYAWAN PERUM PEGADAIAN.” : 389–97.

Senata, I Wayan, I Made Nuridja, and Kadek Rai Suwena. 2014. “PENGARUH
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN UD
. KEMBANG SARI KABUPATEN BADUNG.”

Soputan, Grace Jenny. 2013. “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Pelayanan
Pemerintah Kota Manado.” 29(1): 93–100.

Anda mungkin juga menyukai