Oleh:
Responden: billayasmin94@gmail.com
ABSTRAK
Tidak hanya pada lingkungan perusahaan, dunia pendidikan pun memerlukan lingkungan
kerja yang positif,kreatif dan juga produktif. Agar terciptanya perasaan senang, nyaman dan
aura yang positif sehingga dalam proses pembelajaran akan menjadi menarik dan
menyenangkan. Penelitian ini dilakukan dengan metode tinjauan pustaka. Hasil
menunjukkan bahwa sebuah lingkungan kerja yang positif,kreatif dan produktif akan
menghasilkan suasana yang nyaman, dan memberikan aura yang positif bagi guru agar suasa
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan apabila di dukung oleh sarana dan prasana
pembelajaran yang mendukung.
PENDAHULUAN
Dunia pendidikan pun memerlukan hal hal tersebut, lingkungan kerja positif, kreatif
dan juga porduktif agar mampu meningkat hasil dari sebuah proses pendidikan, lingkungan
kerja yang positif akan memberikan rasa nyaman pada sisi psikologis guru sehingga guru
akan senantiasa bahagia dan memancarkan aura positif yang akan diberikan kepad siswanya,
juga mampu meningkatkan produktifitas guru dan staff lainnya sehingga administrasi yang
begitu banyak yang perlu dilengkapi dapat terselesaikan dengan baik tanpa perlu tekanan
yang membuat perubahan emosi guru terganggu, dan juga sisi kreatif guru dapat difasilitasi
dan juga aplikasi agar proses pembelajaran dapat menjadi sangat menarik, membuat siswa
menjad nyaman dan bahagia selama proses belajar dan pemahaman siswa mampu meningkat
dengan cepat, oleh karna perlu lah dalam setiap perusahaan baik itu yang bergerak pad
bidang produk maupun jasa seperti dunia pendidikan membentuk lingkungan kerja yang
positif, produktif dan kreatif
Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah tempat dimana karyawan melakukan aktivitas setiap harinya.
Lingkungan kerja yang nyaman memberikan rasa aman dan memungkinkan karyawan untuk
dapat bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi karyawan. Jika
karyawan menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka karyawan tersebut akan
betah di tempat kerjanya, melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara
efektif dan akan meningkatkan produktivitas.
Lingkungan kerja yang positif pun akan mampu memaksimalkan berbagai potensi
yang terdapat pada diri setiap karyawan, misalnya dengan lingkungan positif mampu
meningkatkan kemampuan kreatif karyawan, dengan lingkungan yang mendukung dari
berbagai aspek, seperti kepemimpinan yang memfasilitasi, rekan kerja yang saling senantiasa
memberikan support dan juga budaya belajar yang tinggi, potensi karyawan yang dimiliki
sebuah perusahaan dapat dimaksimalkan dan diaktulisasikan untuk kemajuan sebuah
perusahaan. Oleh karna itu terbentuknya lingkungan yang positif sangat menentukan
kemajuan sebuah perusahaan karna dengan lingkungan positif dapat meningkatkan
produktifitas dan kreatifitas
Produktivitas
Produktivitas merupakan sebuah konsep yang menyatakan bahwa suatu rasio antara
masukan dan keluaran, dengan fokus perhatian pada keluaran yang dihasilkan suatu proses,
oleh karna itu hasil sangat lah menjadi indicator pertama dalam sebuah produktivitas, seperti
jumlah barang yang dapat diproduksi lebih banyak ataupun perubahan sikap yang menjadi
kearah lebih baik dari sebelumnya, ini merupakan saah satu bentuk ptoduktivitas yang perlu
ada dan dimiliki setiap karyawan untuk meningkatkan hasil keuntungan bagi perusahaan,
akan tetapi tak melulu produktivitas menntukan sebuah perusahaan mampu selalu menjadi
unggul bagi perusahaan lain, perlu ada inovasi inovasi baru yang ditawarkan, ide ide segar
bermunculan sebagai salah satu penyesuaian dengan zaman dan penyesuaian minat pasar,
sehingga dibutuhkanlah sebuah kreatifitas
Kreativitas
METODOLOGI
LINGKUNGAN POSITIF
Lingkungan kerja itu mencakup hubungan kerja yang terbentuk antara sesama karyawan,
hubungan kerja antara bawahan dan atasan, dan lingkungan fisik tempat karyawan
bekerja.(Senata, Nuridja, and Suwena 2014), pada lingkungan positif terdapat hubungan baik
antar sesamanya atasan maupun bawahan.
Lingkungan kerja yang nyaman akan mengakibatkan karyawan akan semangat dalam
bekerja karena setengah dalam sehari waktu mereka dihabiskan dalam lingkungan kerja
tersebut. Kerja produktif tidak saja memerlukan keterampilan kerja, penemuan-penemuan
baru untuk memperbaiki cara kerja, namun juga lingkungan kerja yang nyaman yang mampu
menunjang kelancaran penyelesaian pekerjaan.
Lingkungan kerja yang nyaman sering ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya
struktur tugas, desaign pekerjaan, pola kepemimpinan, pola kerja sama, ketersediaan sarana
penunjang dan reward. Jika faktor tersebut dapat terpenuhi dan berjalan sebagaimana
mestinya, artinya sudah seiring sejalan, maka lingkungan kerja yang nyaman pasti dirasakan.
Berbeda halnya dengan kondisi pekerjaan yang berlebihan, tidak jelas alur kerja, ditambah
dengan tidak tersedianya sarana yang memadai, lingkungan kerja akan menjadi tidak sehat
dan membosankan. Lingkungan pekerjaan yang tidak nyaman mempunyai akibat yang
berantai antara lain: (a) semangat kerja karyawan akan menurun, (b) gairah kerja karyawan
akan menurun, dan (c) tingkat produktivitas karyawan juga semakin menurun. Kondisi yang
hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik dan pengendalian
diri.(Senata, Nuridja, and Suwena 2014).
Lingkungan positif memiliki dua ciri-ciri yaitu ada yang bersifat non fisik ada pula yang
sifat fisik. Lingkungan Kerja Fisik Menurut Sedarmayanti (2001, p.26), lingkungan kerja
fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang berada di sekitar tempat kerja yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam
melakukan pekerjaannya. Menurut Sedarmayanti (2001, p.28) Berikut adalah indikator-
indikator lingkungan kerja fisik :
1. Cahaya
Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi para karyawan guna mendapat
keselamatan dan kelancaran kerja. Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu cahaya yang berasal dari sinar matahari dan cahaya buatan berupa lampu. Oleh
sebab itu, perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak
menyilaukan. Dengan penerangan yang baik, para karyawan akan dapat bekerja dengan
cermat dan teliti sehingga hasil kerjanya mempunyai kualitas yang memuaskan. Cahaya yang
kurang jelas (kurang cukup) mengakibatkan penglihatan kurang jelas, sehingga pekerjaan
menjadi lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan kurang
efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan dari badan usaha sulit dicapai.
2. Suhu Dalam kondisi normal manusia memiliki suhu tubuh yang berbeda beda.
Bekerja pada suhu yang terlalu panas atau dingin dapat menimbulkan penurunan
kinerja. Secara umum, kondisi yang panas dan lembab cenderung meningkatkan penggunaan
tenaga fisik yang lebih berat, sehingga pekerja akan merasa sangat letih dan kinerjanya akan
menurun. Maka dari itu, pihak manajemen perusahaan haruslah selalu memperhatikan suhu
ruangan dimana karyawan bekerja sehingga karyawan dapat bekerja dengan nyaman,
misalnya dengan menyediakan pendingin ruangan atau kipas angin sesuai dengan kebutuhan
di ruangan kerja tersebut.
3. Suara
Salah satu jenis polusi yang sangat mengganggu pekerjaan adalah polusi suara. Suara
bising dapat didefinisikan sebagai bunyi yang mengganggu telinga dimana bunyi tersebut
mampu mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan salah
komunikasi. Suara bising adalah suatu hal yang dihindari oleh siapapun, lebih-lebih dalam
melaksanakan suatu pekerjaan, karena konsentrasi perusahaan akan dapat terganggu. Dengan
terganggunya konsentrasi ini, maka pekerjaan yang dilakukan akan banyak timbul kesalahan
ataupun kerusakan sehingga akan menimbulkan kerugian.
4. Polusi
5. Musik
Salah satu faktor yang mampu menciptakan suasana kerja yang nyaman adalah
dengan adanya musik. Musik yang memiliki nada lembut mampu menciptakan suasana yang
nyaman bagi karyawan dalam bekerja sehingga mampu membangkitkan dan menaikan
kinerja karyawan tersebut. Pihak perusahaan harus menyediakan musik yang sesuai dengan
suasana kantor karena jika salah dalam memilih musik dapat mengganggu konsentrasi kerja.
Menata warna pada tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-
baiknya, karena warna mempengaruhi pengaruh besar pada perasaan. Pada penerapannya,
tata warna tidak dapat dilepaskan dari penataan dekorasi karena dekorasi berkaitan dengan
cara mengatur tata letak, tata warna, dan perlengkapan lainnya untuk bekerja.
Adanya bau-bauan yang berlebihan disekitar tempat bekerja dapat dianggap sebagai
pencemaran dan mengganggu konsentrasi dalam melakukan pekerjaan. Pemakaian air
condition yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan
bau-bauan yang mengganggu di sekitar tempat kerja.
8. Peralatan
Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja karyawan adalah dengan peralatan.
Dengan ditunjang menggunakan peralatan yang mendukung dan sesuai diharapkan karyawan,
mampu meningkatkan kinerja karyawan sesuai dengan harapan perusahaan
Sedarmayanti (2001, p.31) mengemukakan bahwa lingkungan kerja non- fisik adalah
semua keadaan yang terjadi berkaitan dengan hubungan kerja, baik antara atasan dan
bawahan ataupun hubungan antar karyawan. Dengan penjelasan sebagai berikut :
PRODUKTIVITAS
Produktivitas juga diartikan sebagai suatu rasio antara masukan dan keluaran, dengan
fokus perhatian pada keluaran yang dihasilkan suatu proses (Sunyoto, 2012). Dalam
meningkatkan produktivitas diperlukan faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :
Produktivitas juga diartikan sebagai suatu rasio antara masukan dan keluaran, dengan
fokus perhatian pada keluaran yang dihasilkan suatu proses (Sunyoto, 2012). Dalam
meningkatkan produktivitas diperlukan faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :
KREATIFITAS
Kreatifitas adalah memunculkan sesuatu yang baru tanpa ada contoh sebelumnya.
Suatu produk yang dikategorikan kreatif akan memenuhi sifat-sifat baru dan unik pada
formasi finalnya, meski unsur-unsur dasar memang sudah ada sebelumnya. Para pakar lain
mendefinisikan bahwa kreativitas adalah proses yang menghasilkan karya baru serta
memungkinkan diaplikasikan baik dalam bidang keilmuan, keseniaan, kesusastraan maupun
bidang lainnya Jawwad,AA.(2004:3)
Menurut Guilford (1959) membedakan ciri-ciri orang kreatif dalam dua kelompok,
yaitu ciri-ciri aptitude dan ciri-ciri non-aptitude. berpendapat bahwa agar tindakan kreatif
dapat terwujud tidak hanya diperlukan terpenuhinya ciri-ciri kognitif yang dimiliki seseorang,
tetapi juga ciri-ciri kepribadian tertentu penting untuk dimiliki (dalam Munandar, 2011).
1. Ciri-ciri aptitude Ciri-ciri aptitude ialah ciri-ciri yang berhubungan dengan kognisi, dengan
proses berpikir. Berikut yang termasuk kedalam kemampuan berpikir kreatif :
b. Bersifat imajinatif
Yaitu : Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum
pernah terjadi; Menggunakan khayalan, tetapi mengetahui perbedaan antara khayalan dan
kenyataan.
Membangun lingkungan kerja yang positif, kreatif dan produktif di mulai dari diri kita
sendiri. Salah satu hal yang dapat kita atur dan tetap dalam kontrol kita adalah pola pikir dan
suasana hati kita. Dengan mengontrolnya, maka kita tetap memiliki motivasi tinggi dan
semangat yang tidak surut saat menghadapi berbagai tantangan yang terjadi, terutama di
tempat kita bekerja,adapun langkah langkah yang dapat diterapkan pada diri sendiri ialah :
1. Berfikir positif
2. Disiplin waktu
Kegagalan dalam suatu hal itu wajar di lakukan setiap orang, namun apabila
karyawan berani mengambil peluang yang ada, dan siap mengahadapi tantangan maka
kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dapat dirasakan
Tentunya dalam menciptakan lingkungan yang positif, kreatif dan produktif tak bisa
lahir dari diri sendiri saja perlu ada peran eksternal yang senantiasa mendukung terciptanya
suasana tersebut, misalnya kepemimpinan sebuah instansi, pemimpin yang selalu senantiasa
memotivasi, memberikan energy positif kepada karyawan-karyawannya, memberikan
semangat kepada setiap staffnya menjadi faktor yang berperan terciptanya suasana positif, tak
berhenti sampai situ pemberian penghargaan serta perhatian terhadap karyawan pun menjadi
sangat penting bagi psikologi karyawan dalam terciptanya lingkungan positif
Instansi pun perlu mempersiapkan sistem terbaik yang memberikan rasa nyaman
kepada karyawan dengan membentuk hubungan baik antar karyawan, karyawan dengan
manajer maupun karyawan dengan pelanggan, serta memberikan ruang bagi para karyawan
utnuk senantiasa megembangkan bakat dan minatnya, serta memfasilitasi kebutuhan
karyawan dalam menunjang keberhasilan hasil kinerja sehingga timbulah lingkungan yang
kreatif dan juga produktif
Sistem yang dibangun tentunya tidak akan membuahkan hasil yang instan perlu
adanya proses yang cukup panjang dan konsisten dalam penerapannya, senantiasa
mengevaluasi program agar benar benar tujuan penerapan membangun lingkungan positif,
kreatif dan produktid dapat tercapai.
Membangun lingkungan positif, kreatif dan produktif pada sebuah instansi tentunya memiliki
tujuan yang diantaranya adalah :
Dibentuknya sebuah lingkungan instansi yang positif, kreatif dan produktif tentunya
akan memiliki manfaat yang dirasakan oleh pada karyawan dan pada akhirnya akan
berdampak pula pada instansi tersebut.
Lingkungan kerja yang positif akan membangun hubungan yang kuat dengan rekan
kerja, bawahan, pimpinan, pelanggan, serta dengan semua pemangku kepentingan yang
lainnya.
Perilaku kerja dengan tata kelola yang konsisten berdasarkan nilai-nilai organisasi
yang kuat, akan memiliki dampak positif, untuk meningkatkan disiplin dan motivasi kerja
setiap orang di dalam organisasi. Keberhasilan atau kegagalan di tempat kerja sangat
ditentukan oleh soliditas di lingkungan kerja. Semakin antusias dan disiplin orang-orang
melayani pekerjaan masing-masing, semakin kuat hubungan kerja yang akan terjalin di
lingkungan kerja tersebut.
Setiap fungsi dan peran di tempat kerja tidaklah boleh saling menjauh, tetapi harus
saling mengisi dengan berkomunikasi secara aktif, untuk mengumpulkan masukan sebelum
mengambil keputusan. Perilaku kerja dalam kebebasan kreatif; dalam kemampuan untuk
menahan diri; serta dalam kecerdasan untuk menghadapi tantangan dan risiko, akan menjadi
modal yang kuat untuk menjaga lingkungan kerja selalu solid dan positif.
Setiap orang di tempat kerja harus mempersiapkan sebuah kebiasaan kerja yang fokus
pada hal-hal penting dan prioritas. Sikap fokus pada prioritas ini akan membantu orang-orang
untuk berkontribusi dan melayani tujuan dengan tepat sasaran. Membiasakan pola kerja
dengan sebuah checklist, akan memudahkan dan membantu dalam menyelesaikan prioritas
pekerjaan. Pimpinan harus selalu memperjelas harapan dan memastikan bahwa disiplin dan
motivasi kerja yang tinggi selalu bersama perilaku kerja, dan tidak pernah bergeser ke arah
negatif oleh alasan apapun.
Budaya kerja yang memberikan tanggapan positif dengan toleransi untuk kemajuan
bersama. Setiap orang di tempat kerja, apakah itu manajer, direksi, staf, dan semua pemangku
kepentingan lainnya wajib untuk saling memberikan tanggapan positif. Kesadaran masing-
masing pihak untuk menyadiri kesalahan atau kegagalan yang disebabkan oleh dirinya atau
unit kerjanya, akan membuat organisasi tumbuh sehat dan kuat.
Sikap saling salah menyalahkan hanya akan memperburuk hubungan kerja, dan pada
akhirnya akan membahayakan keutuhan organisasi. Karena, konflik dari hubungan buruk
tersebut dapat membuat setiap orang gagal merespon risiko dengan pengetahuan dan akal
sehat.
Lingkungan kerja yang positif dihasilkan dari energi kolaboratif dan disiplin. Bila
semua karyawan dan pimpinan dapat membangun hubungan yang harmonis, dan dapat
bekerja dengan dukungan energi kolaboratif tanpa pamrih, termasuk mendapatkan rasa
hormat atas semua energi positif yang mereka kontribusikan kepada organisasi; maka,
lingkungan kerja tersebut akan menjadi sangat produktif, efektif, kreatif, efisien, dan penuh
energi bahagia
Komponen yang berperan dalam membangun lingkungan positif, kreatif dan produktif
Hambatan yang mungkin terjadi dalam membangun lingkungan positif, kreatif dan
produktif
1. Kesiapan mental
Untuk menjadi kreatif individu harus berani “berbeda” dari yang lain. Hal ini
menyangkut sisi psikologi dari setiap individu di dalam organisasi. Umumnya sisi kreatif dari
seseorang akan dikaitkan dengan sesuatu yang tidak biasa atau lazim dilihat atau dilakukan
orang kebanyakan. Karena itu, tidak semua karyawan siap untuk berbeda pendapat atau ide
dengan orang lain meskipun ide tersebut kemudian terbukti tepat jika dilakukan
Meskipun kreativitas dan inovasi sangat dihargai dibanyak perusahaan, namun bisa
dibilang jarang perusahaan di Indonesia yang terbuka dengan mengomunikasikan hal tersebut
kepada karyawannya. Bahkan, di beberapa perusahaan, ruang gerak untuk karyawannya
mengeksplor hal-hal baru untuk berkreasi dan berinovasi sangat dibatasi. Sarana ini pula
menjadi penunjang bagi jalannya produktivitas sebuah karyawan
Hambatan lain yang mengganggu kreativitas adalah jika pekerjaan yang di jalani saat
ini tidak sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki oleh individu masing-masing. Misal,
anda adalah seorang yang cenderung suka tantangan dan berhasrat untuk menemukan hal-hal
baru, namun pekerjaan yang anda lakukan anda saat ini bersifat rutin, mekanistik, dan
menuntut anda untuk melakukan pekerjaan sesuai prosedur yang sudah baku. Tentu hal ini
akan menghambat mengeksplor masalah dengan cara yang kreatif.
4. Pemimpin otoriter
PENUTUP
Lingkungan kerja yang positif, kreatif dan produktif itu mencakup hubungan kerja
yang positif dalam lingkungan pendidikan adalah antara guru dengan sesama guru, guru
dengan murid, murid dengan murid, guru dengan kepala sekolah dan siswa dengan kepala
sekolah. Seorang guru di tuntut untuk menjadi guru yang kreatif di dalam kurikulum 2013 ini,
dengan menerapkan beberapa penerapan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi
yang akan di sampaikan di dalam kelas , jadi guru tidak melulu menggunakan metode
ceramah selama proses pembelajaran tersebut agar proses pembelajaran di kelas menjadi
lebih aktif, dan tidak membosankan. Selain siswa lebih aktif di dalam kelas dan proses
pembelajaran lebih aktif siswa dapat menghasilkan ide – ide baru dalam menghasilkan barang
(produk). Produktivitas guru akan meningkat apabila di pengaruhi oleh adanya motivasi
kerja, manajemen yang baik, pengahsilan yang sesuai dll.
DAFTAR PUSTAKA
Panjaitan, Maludin. 2017. “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja.” 3(2):
1–5.
Sanny, Lim, Raden Ajeng, Bebby Cahyani, and Yogi Andhika. “TERHADAP
KREATIVITAS KARYAWAN PERUM PEGADAIAN.” : 389–97.
Senata, I Wayan, I Made Nuridja, and Kadek Rai Suwena. 2014. “PENGARUH
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN UD
. KEMBANG SARI KABUPATEN BADUNG.”
Soputan, Grace Jenny. 2013. “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Pelayanan
Pemerintah Kota Manado.” 29(1): 93–100.