Anda di halaman 1dari 9

Vol. 03, No. 01.

Tahun 2018 ISSN 2540-959X

PERANAN HUBUNGAN KERJA, PENGEMBANGAN KARIR, DAN


MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

Yusuf Rahman Al Hakim


Mochamad Irfan
Rahayu Mardikaningsih
Ella Anastasya Sinambela
Email : yusufalhakim89@gmail.com
Dosen Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto

Abstract. This study presents an empirical study of the effects of variables on job satisfaction.
Organizations can consider variables that can create job satisfaction for employees so that effective work
can be realized. Job satisfaction is a trigger factor for employees to deliver maximum performance,
although it is not easy to meet the expectations of all employees. This is because maybe the expectations of
each employee vary in form and intensity. The purpose of this study is to study the important role that can
create employee satisfaction through three variables, namely through work relations, career development
and work motivation. The technique used in determining the sample is random sampling. The number of
samples used was 25 people from the total population. The results of the study show that (1) work relations
have a significant effect on job satisfaction; (2) career development has a significant effect on job
satisfaction; and (3) work motivation has a significant effect on job satisfaction.
Keywords: work relations, career development, work motivation, job satisfaction.

1. PENDAHULUAN manajemen sumber daya manusia semakin


penting terhadap setiap kegiatan kepegawaian
1.1 Latar Belakang Masalah untuk membentuk sumber daya manusia yang
Saat ini perkembangan dan persaingan antar handal sehingga mampu memberikan kontribusi
perusahaan yang semakin ketat menyebabkan pengembangan dan kemajuan bagi organisasi
perusahaan berusaha melakukan upaya yang kepemerintahan. Upaya yang dapat dilakukan
berfokus pada faktor yang memberikan kepuasan pihak organisasi untuk meningkatkan kualitas
bagi sumber daya karyawannya yang akan sumber daya karyawan yaitu dengan menciptakan
memberikan pengaruhnya kepada peningkatan hubungan baik yang dijalin antara seorang
kinerja. Berbagai upaya dilakukan untuk individu dan organisasi, dengan memberikan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia jaminan arah karir yang bagus pada karyawan
sebagai pondasi awal proses untuk peningkatan akan menciptakan rasa gembira, senang para
produktivitas kerja para karyawan. Dengan karyawan. Upaya untuk membuat karyawan lebih
kualitas sumber daya manusia yang baik akan berkomitmen pada organisasi dan akan
dapat menguntungkan organisasi. meningkatnya motivasi kerja mereka untuk
Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber mencapai tujuan organisasi.
daya karyawan menjadi sangat urgen dan perlu Pengembangan karir merupakan salah satu
dilakukan secara terencana, terarah, dan upaya untuk mendorong karyawan agar bekerja
berkesinambungan untuk meningkatkan dengan lebih baik. Konsekuensi keberhasilan dan
kemampuan dan profesionalisme. Sasaran dari kegagalan karir berhubungan dengan konsepsi diri,
pengembangan kualitas sumber daya karyawan identitas dan kepuasan individu. Karir
adalah untuk meningkatkan kinerja operasional berhubungan dengan kepuasan individu di
karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. organisasi. Seseorang yang merasa memperoleh
Selain itu, kualitas sumber daya karyawan yang jaminan karir akan merasa puas dan bekerja secara
tinggi akan bermuara pada lahirnya komitmen sungguh-sungguh. Pengembangan karir sendiri
yang kuat dalam penyelesaian tugas-tugas rutin diperoleh melalui proses pembelajaran saat
sesuai tanggung jawab dan fungsinya masing- bekerja. Saat karyawan puas atas pekerjaan yang
masing secara lebih efisien, efektif, dan produktif. didapat akan menimbulkan intensif untuk
Oleh sebab itu, upaya meningkatkan kualitas meningkatkan kualitas kerja mereka untuk meraih
sumber daya manusia dapat diarahkan pada kedua prestasi kerja yang bagus dan meningkatkan
aspek tersebut. Dengan demikian peranan kemampuan kerja mereka agar dapat menentukan

Yusuf, Irfan, Rahayu & Ella : Peranan Hubungan Kerja, Pengembangan Karir 37
Vol. 03, No. 01. Tahun 2018 ISSN 2540-959X

arah karir serta mendapatkan tempat di organisasi Berdasarkan uraian yang telah disebutkan
tersebut. pada bagian sebelumnya, maka penulis
Hubungan kerja memiliki peranan penting menetapkan rumusan masalah sebagai berikut:
terhadap kelancaran jalannya kegiatan operasional 1. apakah hubungan kerja berpengaruh
suatu organisasi. Untuk menciptakan lingkungan signifikan terhadap kepuasan kerja?
kerja yang kondusif maka perlu diciptakan 2. apakah pengembangan karir berpengaruh
hubungan kerja yang baik pula sehingga kinerja signifikan terhadap kepuasan kerja?
atau prestasi kerja individu maupun organisasi 3. apakah motivasi kerja berpengaruh
dapat tercapai dengan maksimal. Hubungan kerja signifikan terhadap kepuasan kerja?
yang terjadi antara bagian-bagian atau antar 4. apakah hubungan kerja, pengembangan
individu di dalam organisasi atau hubungan pihak karir, dan motivasi kerja berpengaruh
organisasi dengan individu. Pihak organisasi signifikan secara simultan terhadap
maupun pekerja saling memerhatikan hak dan kepuasan kerja?
kewajiban sehingga terjalin hubungan yang baik
diantaranya (Gunawan, 2015). Organisasi harus
mampu menciptakan hubungan kerja yang 2. TINJAUAN PUSTAKA
kondusif, karena jika tidak akan mengakibatkan 2.1 Hubungan Kerja
menurunnya motivasi karyawan untuk
meningkatkan produktivitas kerja mereka. Dalam dunia kerja, hubungan kerja antar
Motivasi dapat dipandang sebagai kesediaan karyawan dan pemimpin sangatlah penting untuk
individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi mewujudkan keberhasilan suatu perusahaan.
untuk mencapai tujuan organisasi. Motivasi kerja Hubungan kerja berprinsip pada kepentingan
dan kepuasan kerja karyawan sangatlah penting
bersama antara pihak organisasi dengan karyawan
untuk setiap organisasi, karena mereka merupakan
faktor utama yang mempengaruhi efesiensi kerja maupun antar karyawan. Aloewic (1996)
dan kegiatan di organisasi. Seorang individu yang mengemukakan bahwa hubungan kerja terjalin
mempunyai motivasi tinggi akan lebih dalam jangka waktu tertentu yang terjalin antara
mendahulukan kewajiban untuk meningkatkan pihak organisasi dengan karyawan maupun antar
kemampuan mereka, yang tidak hanya karyawan. Kondusivitas lingkungan kerja terwujud
berpengaruh pada dirinya sendiri tetapi akan
dari hubungan yang baik di antar anggota
berpengaruh bagi kelancaran dan kemajuan suatu
organisasi. organisasi sehingga hubungan tersebut akan
Dengan demikian, dengan menjaga mendukung proses kerja mereka. Dengan
hubungan kerja yang kondusif antara organisasi hubungan yang terjalin dengan baik, akan saling
dan karyawan secara langsung atau melalui menguntungkan antara pihak organisasi dan
perjanjian yang telah disepakati, dapat karyawan (Gibson et al., 2000).
menciptakan kepuasan tersendiri bagi karyawan.
2.2 Pengembangan Karir
Karyawan yang puas akan pekerjaannya dapat
memengaruhi motivasi mereka dan menimbulkan Pengembangan karir adalah proses untuk
inisiatif tersendiri dari dalam hati bahwa akan mengelolah perkembangan melalui proses
meningkatkan niat kerja dan kualitas kerja pembelajaran saat bekerja. Karir merupakan
mereka. Secara keseluruhan mengarah pada proses perkembangan yang terkait langsung
pengembangan karir yang lebih baik dan
dengan tujuan karyawan dan organisasi untuk
meningkatkan produktivitas dengan bantuan serta
dukungan dari organisasi agar dapat menciptakan menciptakan suatu pengalaman yang diperoleh
kepuasan kerja karyawan yang maksimal. dari posisi pekerja atau tugas seorang
Berdasarkan uraian tersebut maka karyawan. (Yilmaz, 2006). Karir dirancang
penulis tertarik untuk mengangkat masalah dengan tujuan untuk membuat karyawan puas
tersebut di sebuah penelitian dengan judul dengan organisasi. Menurut Robbins dan
“Pengaruh Hubungan kerja, Pengembangan
Coulter (2002), karir sendiri dapat
Karir, dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan”. menggambarkan sebagai rangkaian posisi
yang ditempati oleh seorang individu. Jika
1.2 Rumusan Masalah hubungan kerja antar karyawan dan organisasi
buruk, akan menurunkan motivasi untuk
mengembangkan karir mereka saat bekerja, ini

Yusuf, Irfan, Rahayu & Ella : Peranan Hubungan Kerja, Pengembangan Karir 38
Vol. 03, No. 01. Tahun 2018 ISSN 2540-959X

semua akan mengakibatkan melemahnya signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan


produktivitas para karyawan dan akan (Nayak, 2013; Friendlander dan Margulies, 1969);
berimbas pada kerugian secara finansial (2) pengembangan karir berpengaruh signifikan
kepuasan kerja karyawan (Kaya dan Ceylan,
organisasi.
2014; Burke dan McKeen, 1995); dan (3) motivasi
kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
2.3 Motivasi Kerja kerja karyawan (Sohail et al., 2014; Gibson et al.,
2000).
Motivasi kerja dan kepuasan kerja karyawan
sangatlah penting untuk setiap organisasi, karena
mereka faktor utama yang mempengaruhi
efesiensi kerja dan kegiatan di organisasi.
Motivasi kerja adalah proses psikologi seorang
karyawan untuk meningkatkan dan
mempertahankan tindakan (Latham dan Pinder,
2005), dengan kata lain adalah keinginan batin
untuk melakukan upaya meningkatkan
produktivitas kerja (Dowling dan Sayles, 1978). Gambar 1
Jika karyawan memiliki kepuasaan saat bekerja
Kerangka Konseptual Penelitian
akan meningkatkan motivasi mereka dengan
intensitas kemauan yang tinggi untuk
2.6 Hipotesis Penelitian
menciptakan kualitas kerja yang maksimal dan
lebih ditingkatkan lagi untuk mengembangkan Hipotesis yang dapat ditetapkan di penelitian
ini adalah sebagai berikut:
karir yang lebih baik dan memajukan organisasi.
1. hubungan kerja berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja;
2.4 Kepuasan Kerja 2. pengembangan karir berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja;
Kepuasan kerja merupakan perasaan pribadi
3. motivasi kerja berpengaruh signifikan
karyawan yang dipengaruhi oleh presepsi tentang terhadap kepuasan kerja;
pekerjaan mereka yang terbentuk saat bekerja, 4. hubungan kerja, pengembangan karir, dan
mereka memperoleh hasil yang maksimal dan motivasi kerja berpengaruh signifikan secara
pengakuan dengan suasana dari lingkungan kerja simultan terhadap kepuasan kerja.
yang baik. Menurut Ellickson dan Logsdon (2001)
menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah sampai 3. METODE PENELITIAN
sejauh mana para karyawan menyukai pekerjaan Penelitian ini menggunakan tipe
mereka. Preffer (1994), mengatakan kepuasan penelitian penjelasan (explanatory reseach),
kerja dapat tercapai ketika seorang karyawan yang memberikan penjelasan hubungan kausal
termotivasi untuk melakukan pekerjaan tersebut. antara variabel-variabel melalui pengujian
hipotesis.
Karyawan yang memiliki kepuasan saat bekerja
Populasi di penelitian ini adalah karyawan
akan mendahulukan kewajibannya dan akan di salah satu perusahaan jasa keuangan di Kota
meningkatkan lagi kualitas bekerja untuk Surabaya. Teknik yang digunakan di
mencapai hasil yang lebih maksimal. penentuan sampel adalah random sampling.
Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 25
2.5 Kerangka Konseptual Penelitian orang dari 78 orang secara total keseluruhan
populasi.
Kerangka konseptual merupakan gambaran Berdasarkan identifikasi variabel tersebut,
dari rumusan masalah penelitian yang memiliki maka untuk selanjutnya perlu dikemukakan
relevansi teori terkait sehingga secara konseptual mengenai definisi operasional masing-masing
menunjukkan hubungan atau pengaruh antara
variabel yang digunakan pada penelitian ini
variabel bebas dengan variabel terikat.
Berdasarkan hasil teori pendukung dan penelitian adalah sebagai berikut:
terdahulu maka: (1) hubungan kerja berpengaruh 1. Hubungan Kerja (X1). Hubungan kerja

Yusuf, Irfan, Rahayu & Ella : Peranan Hubungan Kerja, Pengembangan Karir 39
Vol. 03, No. 01. Tahun 2018 ISSN 2540-959X

adalah hubungan yang berkesinambungan sangat mendukung pekerjaan; jaminan


diantara sekelompok orang di suatu kehidupan selama sebagai karyawan;
organisasi. Hubungan kerja ini berupa pekerjaan sebagai karyawan sangat dihargai
komunikasi antara sesama rekan kerja oleh masyarakat.
maupun dengan pimpinan yang diukur Pengujian secara ekonometri perlu dilakukan
melalui indikator sebagai berikut: agar penggunaan teknik analisis di penelitian ini,
pengembangan rencana-rencana yang yaitu analisis regresi berganda. Oleh karena itu
memaksimumkan berbagai kesempatan perlu dilakukan serangkaian uji asumsi
individual; adanya upaya untuk ekonometri agar model analisis dalam penggujian
meningkatkan komunikasi antara karyawan; ini memenuhi persyaratan BLUE (Best Linerty
minimnya konflik yang terjadi di lingkungan Unbiased Estimatea). Asumsi klasik yang harus
kerja; pendelegasian tugas tidak mengalami dipenuhi di penelitian ini, yaitu: (a) autokorelasi,
kendala karena penyampaian intruksi yang (b) homokedastisitas, (c) non multikoloniartas dan
jelas, lengkap dan merata; terciptanya (d) kenormalan.
persaingan yang sehat dan mendukung Teknik yang digunakan untuk menganalisis
pencapaian tujuan organisasi; dan terciptanya pengaruh hubungan kerja, pengembangan karir,
suasana yang kondusif di lingkungan kerja. dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja, yaitu
2. Pengembangan Karir (X2) sebagai variabel dengan menggunakan analisis regresi linier
bebas kedua. Pengembangan Karir adalah berganda sebagai berikut:
upaya yang dilakukan sehingga terdapat Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
perubahan yang mendasar dari individu yang Di mana:
bersangkutan sesuai dengan perencanaan Y = kepuasan kerja
karir yang dilakukan melalui : evaluasi X1 = hubungan kerja
kinerja dilakukan secara berkesinambungan; X2 = pengembangan karir
organisasi memberikan kesempatan untuk X3 = motivasi kerja
mengembangkan karir yang ditujukan untuk b1,b2, b3 = koefisien regresi masing-masing
seluruh karyawan; terciptanya keadilan bagi variabel bebas
setiap elemen organisasi; adanya umpan balik e = faktor pengganggu diluar model
dari pimpinan terhadap kinerja karyawan; Untuk mendapatkan persamaan tersebut,
organisasi secara konsistensi melakukan maka akan digunakan alat bantu software
program pengembangan karir; dan SPSS. Uji F digunakan untuk menguji
pengembangan karir didasarkan kepada ketepatan model koefisien regresi secara
kinerja yang dicapai oleh setiap karyawan. bersama-sama. Dengan uji-F dapat diketahui
3. Variabel bebas ketiga adalah motivasi kerja apakah seluruh variabel bebas yang
(X3). Pemberian motivasi kerja oleh diri dimasukkan ke model secara simultan
sendiri adalah keseluruhan proses pemberian berpengaruh secara signifikan terhadap
dorongan atau rangsangan yang dilakukan variabel terikatnya. Uji t digunakan untuk
oleh pimpinan kepada bawahan sehingga menguji kebermaknaan (signifikansi)
mereka bersedia bekerja dengan rela tanpa pengaruh variabel bebas secara parsial
dipaksa. Adapun indikator-indikatornya: terhadap variabel terikat.
penghargaan terhadap karyawan yang
berprestasi; kebanggaan akan kinerja yang 4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
dicapai di tempat kerjanya; minat pekerjaan
untuk melaksanakan pekerjaan sesuai yang 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
diperintahkan; tujuan kerjanya sesuai dengan Alat analisis yang digunakan untuk menguji
program kerja; kesempatan meningkatkan validitas yaitu dengan tetapan nilai item korelasi
pengetahuan dan keterampilan; dan model setiap indikator lebih besar dari 0.3. Hasil olah
penggajian sesuai dengan standar mutu hidup SPSS menunjukkan bahwa nilai item korelasi
sekarang, setiap indikator variabel bebas maupun terikat
4. Variabel terikat Kepuasan kerja (Y) adalah dapat dinyatakan valid karena berada pada
perasaan puas ditunjukan secara langsung melebihi batas dari 0.3.
melalui sikap kerja di organisasi tempat Setelah alat dinyatakan valid kemudian dicari
bekerja melalui: gaji yang diterima sudah realibilitasnya (Ketepatan atau keakuratannya).
sesuai dengan harapan; kebanggaan terhadap Ketepatan suatu instrumen ditujukan pada
semua prestasi yang dicapai; kebanggaan bagaimana hubungan kerja instrumen tersebut
terhadap pekerjaan; rekan sekerja bersikap dapat diukur dengan tepat. Alat analisis yang

Yusuf, Irfan, Rahayu & Ella : Peranan Hubungan Kerja, Pengembangan Karir 40
Vol. 03, No. 01. Tahun 2018 ISSN 2540-959X

digunakan untuk menguji reliabilitas yaitu dengan


menggunakan koefisien alpha. Kriteria pengujian
apabila nilai koefisien alpha ≥ 0,6 maka suatu alat
ukur dapat dikatakan reliabel. Bila nilai alpha
berada di atas nilai 0,6 maka kuesioner dinyatakan
reliabel, sedangkan bila nilai alpha berada di
bawah nilai 0,6 maka kuesioner dinyatakan tidak
reliabel.

Tabel 1. Uji Reliabilitas


Nilai Variabel Alpha
hubungan kerja 0,842
pengembangan karir 0,819
motivasi kerja 0,710
kepuasan kerja 0,877 Gambar 2. Normal Probability Plot
Sumber: output SPSS Sumber: output SPSS

Untuk variabel bebas yaitu hubungan kerja, Pada Gambar 2 terlihat bahwa kumpulan dari
pengembangan karir, dan motivasi kerja titik-titik telah mengikuti garis panjang diagonal.
diperoleh nilai alpha sebesar 0,842; 0,819 dan Syarat untuk dinyatakan data berdistribusi normal
0,710. Pada variabel terikat yaitu kepuasan kerja adalah terbentuknya membentuk suatu garis lurus
karyawan menunjukkan nilai alpha sebesar 0,877. diagonal dan ploting data akan dibandingkan
Dengan demikian, item-item pertanyaan tentang dengan garis normal. Dengan demikian dapat
variabel hubungan kerja, pengembangan karir, dikatakan bahwa distribusi data yang telah
motivasi kerja dan kepuasan kerja dapat terkumpul adalah normal.
dipercaya untuk menganalisis data selanjutnya.
seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Dengan 2. Heteroskedastisitas
demikian maka proses analisis data dapat Heteroskedastisitas berfungsi untuk
dilanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu uji asumsi mengetahui ketidaksamaan variance dari
klasik. residual satu pengamatan ke pengamatan lain
pada persamaan regresi.
4.2 Uji Asumsi Klasik
Model regresi linier berganda akan lebih tepat
digunakan dan menghasilkan perhitungan yang
lebih akurat bila beberapa asumsi klasik. Asumsi
klasik terdiri dari normalitas, autokorelasi,
heteroskedastisitas, dan multikolinieritas. Berikut
ini adalah masing-masing uji yang dilakukan
berdasarkan data yang terkumpul.

1. Normalitas
Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal.
Distribusi normal akan membentuk suatu garis Gambar 3. Scatterplot Dependent Variable
lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan Sumber: output SPSS
dengan garis normal. Jika distribusi data adalah
normal, maka garis yang menggambarkan data Gambar 3 menunjukkan bahwa titik-titik
sesungguhnya akan mengikuti garis diagnonalnya. pada scatterplot tersebar dan berada pada
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat masing-masing bagian di sumbu Y. Dengan
dibandingkan pada Gambar 2 berikut ini. demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas.

3. Multikolinieritas

Yusuf, Irfan, Rahayu & Ella : Peranan Hubungan Kerja, Pengembangan Karir 41
Vol. 03, No. 01. Tahun 2018 ISSN 2540-959X

Alat ukur untuk mengetahui gejala a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1


multikolinieritas adalah melalui pengamatan Sumber: output SPSS
terhadap nilai tolerance dan nilai VIF yang
diperolehnya. Jika nilai tolerance yang diperoleh Pada Tabel 4 diketahui bahwa Nilai P. Sig
kurang dari 1 dan VIF antara 1 dan 2 maka dapat sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Dengan
dikatakan bahwa persamaan suatu model demikian dapat dinyatakan bahwa variabel-
penelitian tidak menunjukkan gejala variabel bebas yaitu hubungan kerja (X1),
multikolinieritas. pengembangan karir (X2) dan motivasi kerja (X3)
memiliki pengaruh yang signifikan secara
Tabel 2. Collinearity Statistics simultan terhadap variabel terikat, yaitu kepuasan
Variabel Tolerance VIF kerja.
hubungan kerja .525 1.752
pengembangan karir .601 1.893 Tabel 4. ANOVAb
motivasi kerja .762 1.512 Sum of Mean
Sumber: output SPSS Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 187.040 3 62.347 29.277 .000b
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai nilai Residual 44.720 21 2.130
tolerance yang diperoleh kurang dari 1 VIF yang Total 231.760 24
diperoleh untuk setiap variabel bebas antara 1 a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
sampai 2 sehingga menunjukkan tidak adanya Sumber: output SPSS
gejala multikolinieritas.
Pada Tabel 5 diketahui bahwa Nilai P. Sig
4. Autokorelasi sebesar 0,049 (X1) ; 0,017 (X2) dan 0,008 (X3)
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya korelasi atau lebih kecil dari 0,05 untuk setiap variabel
ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji bebas. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
Durbin Watson. Berdasarkan lampiran output variabel-variabel bebas memiliki pengaruh yang
SPSS menunjukkan tidak ada masalah signifikan secara parsial terhadap variabel terikat.
autokorelasi. Hal ini dibuktikan dari nilai Durbin
Watson (DW) sebesar 1,975 yang berarti diantara Tabel 5. Coefficients a
nilai tersebut mendekati angka 2. Dengan Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
demikian tidak ada masalah autokorelasi.
Std.
Model B Error Beta t Sig.
4.3 Uji Hipotesis
1 Constant 3.376 2.656 1.271 .217
Analisis data di penelitian ini menggunakan X1 .355 .170 .308 2.092 .049
software SPSS. Hasil perhitungan dan analisis X2 .468 .181 .392 2.590 .017
data diperoleh beberapa output seperti pada Tabel X3 .359 .123 .343 2.910 .008
3. Pada tahap awal diketahui bahwa nilai
a. Dependent Variable: Y
koefisien determinasi atau R square sebesar 0,807 Sumber: output SPSS
atau 80,7 persen. Hal ini berarti bahwa kontribusi
varian dari variabel bebas yaitu hubungan kerja, Tabel 5 juga menunjukkan persamaan regresi
pengembangan karir, dan motivasi kerja sebesar linier berganda yang dihasilkan melalui software
80,7 % untuk membentuk variabel terikat yaitu SPSS. Berdasarkan tabel tersebut maka persamaan
kepuasan kerja. Sedangkan sisanya sebesar 19,3 regresi linier berganda di penelitian ini adalah
% ditentukan oleh faktor-faktor lain seperti iklim sebagai berikut: Y= 3,376 + 0,355X1 + 0,468X2
organisasi, disiplin kerja, budaya organisasi, + 0,359X3.
semangat kerja atau pendidikan dan pelatihan. Nilai koefisien (b1) untuk variabel bebas
Hasil output SPSS yang menunjukkan nilai hubungan kerja (X1) sebesar 0,355. Hal ini berarti
koefisien determinasi dan korelasi parsial seperti bahwa setiap kenaikan variabel bebas hubungan
pada Tabel 3. kerja (X1) satu-satuan maka akan mengakibatkan
kenaikan variabel terikat, yaitu kepuasan kerja (Y)
Tabel 3. Model Summary sebesar 0,355 satuan.
Std. Error Nilai koefisien (b2) untuk variabel bebas
R Adjusted R of the pengembangan karir (X2) sebesar 0,468. Hal ini
Model R Square Square Estimate berarti bahwa setiap kenaikan variabel bebas
1 .898a .807 .779 1.459 pengembangan karir (X2) satu-satuan maka akan

Yusuf, Irfan, Rahayu & Ella : Peranan Hubungan Kerja, Pengembangan Karir 42
Vol. 03, No. 01. Tahun 2018 ISSN 2540-959X

mengakibatkan kenaikan variabel terikat, yaitu seorang karyawan untuk lebih giat dalam bekerja,
kepuasan kerja (Y) sebesar 0,468 satuan. serta mengarah pada pengembangan karir ke arah
Nilai koefisien (b3) pada variabel motivasi kerja yang lebih baik. Bila seorang karyawan mendapat
(X3) adalah sebesar 0,359. Nilai tersebut jaminan karir yang lebih baik maka mereka akan
menunjukkan bahwa setiap kenaikan variabel bebas merasa puas dan bekerja dengan sungguh-
motivasi kerja (X3) satu-satuan maka akan sungguh untuk mempertahankan karir tersebut.
mengakibatkan kenaikan variabel terikat kepuasan Implikasinya adalah dengan memberikan
kerja yaitu sebesar 0,359 satuan. kesempatan bagi karyawan untuk berpeluang
Penetapan variabel bebas yang berpengaruh dalam hal mengembangkan karir mereka.
dominan diantara variabel hubungan kerja, Diharapkan akan menambah semangat para
pengembangan karir, dan motivasi kerja ditentukan karyawan untuk lebih semangat meningkatkan
oleh nilai koefisien regresi. Di antara nilai koefisien kualitas kerja mereka dan akan menghasilkan
regresi yang ditemukan, terlihat bahwa nilai kepuasan kerja yang maksimal.
koefisien variabel bebas pengembangan karir yaitu Hipotesis ketiga menyatakan bahwa motivasi
0,468 lebih besar dibandingkan nilai koefisien kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
variabel bebas hubungan kerja dan motivasi kerja. kerja. Hasil ini sesuai dengan temuan Darmawan
Dengan demikian variabel bebas pengembangan (2016) dan Sohail et al. (2014) yang menyatakan
karir memiliki pengaruh yang dominan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap
dibandingkan variabel hubungan kerja dan kepuasan kerja. Jika semakin banyak karyawan
motivasi kerja terhadap variabel terikat yaitu yang termotivasi, semakin puas mereka dengan
kepuasan kerja karyawan. pekerjaan mereka, dan akan lebih berkomitmen
dengan organisasi yang akan mengarah pada
4.4 Pembahasan kinerja yang lebih tinggi untuk meningkatkan
produktivitas mereka (Gibson et al., 2000).
Hasil analisis data menunjukkan bahwa Organisasi dapat menciptakan motivasi kerja
hipotesis penelitian yang telah ditetapkan karyawan dengan cara memberikan insentif
sebelumnya terbukti benar. Berikut ini adalah kepada karyawan, memberikan dukungan
penjelasannya. sehingga karyawan merasa memiliki tempat
Hipotesis pertama menyatakan bahwa tersendiri di suatu organisasi tersebut, karyawan
hubungan kerja berpengaruh signifikan terhadap yang termotivasi akan meningkatkan kualitas
kepuasan kerja. Temuan ini sesuai dengan temuan kerja mereka dan menjadikan karyawan lebih
penelitian sebelumnya dari Friendlander dan berkomitmen akan suatu organisasi tersebut.
Margulies (1969) dan Nayak (2013). Hubungan Implikasinya adalah agar motivasi kerja dapat
yang baik antara pihak perusahaan dan karyawan meningkatkan kinerja karyawan dapat dilakukan
akan menimbulkan kecenderungan kepuasan dengan menumbuhkan keinginan karyawan untuk
karyawan kedepannya. Dengan hubungan yang berprestasi dan memberikan kesempatan
terjalin dengan baik, akan saling menguntungkan karyawan untuk maju lagi dan berkarir lebih baik
antara pihak organisasi dan karyawan, di mana dari sebelumnya.
karyawan akan lebih giat untuk bekerja dan Berdasarkan uraian tersebut maka hubungan
memperoleh kepuasan tersendiri atas perjanjian kerja, pengembangan karir, dan motivasi kerja
yang telah dibuat dan organisasi akan terbukti memiliki pengaruh signifikan secara
mendapatkan keuntungan untuk mencapai tujuan parsial terhadap kepuasan kerja. Dengan demikian
organisasi dengan memperoleh profit yang disimpulkan bahwa hipotesis pertama, kedua dan
semakin tinggi. Implikasnya adalah dengan ketiga di penelitian ini terbukti benar. Begitu pun
membangun dan meningkatkan hubungan kerja dengan hipotesis keempat menyatakan bahwa
akan dapat memperkuat komitmen karyawan hubungan kerja, pengembangan karir, dan
untuk organisasi dan meningkatkan lagi kepuasan motivasi kerja berpengaruh signifikan secara
kerja karyawan. simultan terhadap kepuasan kerja. Dari hasil
Hipotesis kedua menyatakan bahwa analisis data diketahui bahwa hipotesis keempat
pengembangan karir berpengaruh signifikan juga terbukti benar.
terhadap kepuasan kerja. Hasil ini mendukung
penelitian sebelumnya dari Burke dan McKeen
5. PENUTUP
(1995) dan Kaya dan Ceylan (2014). Dengan
terciptanya hubungan kerja yang baik akan 5.1 Simpulan
mempengaruhi perasaan serta emosi mereka dan
dengan tidak disadari akan mendorong inisiatif Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh hubungan kerja, pengembangan

Yusuf, Irfan, Rahayu & Ella : Peranan Hubungan Kerja, Pengembangan Karir 43
Vol. 03, No. 01. Tahun 2018 ISSN 2540-959X

karir, dan motivasi kerja secara simultan dan Penyelesaian Perselisihan Industrial.
parsial terhadap kepuasan kerja karyawan. Cetakan Sebelas. Jakarta: BPHN
Dari hasil analisis data penelitian dan Burke R. J. & McKeen C. A. 1995.” Work
pembahasan maka peneliti dapat menetapkan Experiences, Career Development and
beberapa kesimpulan berikut: Career Success of Managerial and
1. hubungan kerja terbukti berpengaruh Profesional Women”. Journal of Social
signifikan terhadap kepuasan kerja; Behavior and Personality. 10
2. pengembangan karir terbukti berpengaruh Darmawan, Didit. 2013. Prinsip - Prinsip
signifikan terhadap kepuasan kerja; Perilaku Organisasi. Pena Semesta - PT.
3. motivasi kerja terbukti berpengaruh JePe Press Media Utama, Surabaya
signifikan terhadap kepuasan kerja; Darmawan, Didit. 2016. Peranan Motivasi Kerja,
4. hubungan kerja, pengembangan karir, dan Komitmen Organisasi dan Budaya
motivasi kerja terbukti berpengaruh Organisasi terhadap Kepuasan Kerja.
signifikan secara simultan terhadap Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan
kepuasan kerja karyawan. Indonesia, Vol.2 No.3 Maret, 109-118
Dowling, W. F. & Sayles, L. R. 1978. How
5.2 Saran-saran Managers Motivate: the Imperatives of
Supervision. New York: McGraw Hill.
Berdasarkan simpulan yang menyatakan Ellickson, M. C. & Logsdon, K. 2001.
bahwa hubungan kerja, pengembangan karir “Determinants of Job Satisfaction of
dan hubungan kerja berpengaruh signifikan Municipal Government Employees”.
secara parsial dan secara simultan terhadap State and Local Goverment Review.
kepuasan kerja maka saran yang dapat Vol.33, No.3, Pp. 174-184
diajukan dari hasil temuan tersebut adalah Friendlander, F. & Margulies, N. 1969. “Berbagai
sebagai berikut: Dampak Iklim Organisasi dan Sistem
1. pihak organisasi dapat meningkatkan tingkat Nilai Individu pada Kepuasan Kerja”.
kepuasan kerja melalui besaran gaji yang Personil Psikologi. Vol.22, No.2,
diterima, fasilitas pendukung lainnya yang Pp.171-183
diterima karyawan yang akan menciptakan Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi analisis
hubungan kerja yang baik antara pihak multivariate dengan program SPSS,
organisasi dengan karyawan yang berdampak Edisi 1. Semarang
meningkatnya kualitas kerja mereka. Gibson, J. L., Ivancevich, J. M. & Donnelly, J. H.
2. pihak organisasi dapat memperhatikan 2000. Organization; Behaior, Structure,
pengembangan karir karyawan agar ada Processes. 10th ed. Boston. McGraw
kepastian mengenai jenjang karir untuk Hill.
masa depan karyawan sehingga mereka Gunawan, Aditya. 2015. Perilaku Organisasi.
akan meningkatkan kemampuan dan Gramedia. Jakarta.
kualitas kerjanya seiring dengan adanya
promosi jabatan sera penetapan status Kaya, Cigdem & Belgin, Ceylan. 2014. “An
karyawan di organisasi tersebut. Empirical Study on the Role of Career
3. pihak organisasi dapat meningkatkan Development Programs in Organizations
motivasi kerja karyawan dengan and Organizational Commitment on Job
menciptakan lingkungan kerja yang baik, Satisfaction of Employees”. American
memberikan pengakuan dan penghargaan Journal of Business and Management.
atas kinerja karyawan yang bagus, akan Vol.3, No.3, Pp.178-191
membuat karyawan merasa puas saat Latham, G. P. & Pinder, C. C. 2005. “Work
bekerja pada suatu organisasi. Kepuasan Motivation Theory and Research at the
karyawan yang semakin tinggi akan Dawn of the Twenty-First Century”.
meningkatkan motivasi mereka untuk Annual Review of Psychology. Vol.56, Pp.
meningkatkan kualitas kerja yang 485-516
maksimal. Nayak, Bandana. 2013.” Employee Satisfaction
Leveraging Employee Relation and
DAFTAR PUSTAKA Overall Job Satisfaction”. American
International Journal of Research in
Aloewic, Tjepi F. 1996. Naska Akademis Tentang Humanities, Art and Social Sciences.
Pemutusan Hubungan Kerja Dn Vol.2, No.1, Pp.56-63

Yusuf, Irfan, Rahayu & Ella : Peranan Hubungan Kerja, Pengembangan Karir 44
Vol. 03, No. 01. Tahun 2018 ISSN 2540-959X

Pefeffer, J. 1994. Competitive Advantage Through


People: Unieashing the Power of the
Workforce.
Sohail, Amir., Robina, Safdar., Salma Saleem.,
Samara Ansar & M. Azeem. 2014.
“Effect of Work Motivation and
Organizational Commitmen on Job
Satisfaction: (A Case of Education
Industry in Pakistan)”. Global Journal of
Management and Business in Research:
a Administration and Management.
Vol,14, No.6. Pp.41-45
Yilmaz, A. G. 2006. “Insan Kaynaklan
Yonetimide Kariye Planlamanin
Calisanin Motivasyonu Uzerine Etkisi.
[the Impact of Career Planning on
Employee Motivation in Human
Resource Management]”.
Yoyumlanmamis Yuksek Lisans Tezi.
Istambul: Marmara Unniversitesi.

Yusuf, Irfan, Rahayu & Ella : Peranan Hubungan Kerja, Pengembangan Karir 45

Anda mungkin juga menyukai