Anda di halaman 1dari 7

UPAYA PENINGKATAN KOMITMEN KERJA GURU BIDANG STUDI

Mustaghfiroh
Nova Syafira Ariyanti
Maulana Amirul Adha
Sultoni
Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang
Email: mustaghfiroh01@gmail.com

Abstract: The success of students depends on the commitment of the teacher, the commitment
of the teacher in school shows an effort to be involved in realizing the vision and mission. The
purpose of this study is to determine the factors that cause and the impact caused by the low
commitment of teachers in the field of study at SMK Riyadlul Quran and strategies that can be
found to solve the problem of low teacher work commitment. This study used a qualitative
descriptive research design with a case study approach. Data collection techniques used in this
study were interviews, observation and documentation study. In this study, the authors used the
tree diagram technique to analyze the problem, analyze the causes of the problem and also
analyze the impact caused by this problem. The results of this study indicate that the low
commitment of teachers to work at SMK Riyadlul Quran is caused by low teacher motivation,
school regulations are not implemented optimally, and lack of supervision by the principal. The
formation of teacher work commitment is influenced by internal and external factors, therefore,
teacher work commitment must be increased.
Keywords: work commitment, subject teacher, tree diagram technique.

Abstrak: Keberhasilan peserta didik bergantung kepada komitmen guru, komitmen guru di
sekolah menunjukkan suatu upaya untuk ikut terlibat dalam mewujudkan visi misi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menetapkan faktor-faktor penyebab dan dampak yang disebabkan
oleh rendahnya komitmen guru bidang studi di SMK Riyadlul Quran dan strategi yang dapat
ditemukan untuk memecahkan masalah rendahnya komitmen kerja guru. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan studi
dokumentasi. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik tree diagram untuk
menganalisis masalah, menganalisis penyebab masalah dan juga menganalisis dampak yang
disebabkan oleh masalah ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rendahnya komitmen guru
dalam bekerja di SMK Riyadlul Quran disebabkan oleh motivasi guru rendah, peraturan sekolah
tidak diterapkan secara optimal, dan kurangnya pengawasan oleh kepala sekolah.
Pembentukan komitmen kerja guru dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, oleh karena
itu, komitmen kerja guru harus ditingkatkan.
Kata kunci: komitmen kerja, guru bidang studi, teknik diagram pohon

Masalah mutu pendidikan adalah masalah berkelanjutan merupakan salah satu upaya
yang sedang hangat-hangatnya dalam dunia peningkatan mutu pendidikan di suatu satuan
pendidikan kita, terutama berkaitan dengan pendidikan (Adha, Supriyanto, et al., 2019;
rendahnya mutu pendidikan yang terdapat Saputra et al., 2019). Pengelolaan pendidikan
pada setiap jenjang pendidikan yang ada di dalam hal ini berkaitan dengan komitmen
Indonesia terutama dalam pendidikan dasar dalam organisasi. Komitmen organisasi
dan pedidikan menengah. Pengelolaan adalah suatu aspek yang begitu penting yang
pendidikan dengan mewujudkan lingkungan wajib ada dalam suatu organisasi. Menurut
belajar yang efektif serta kondusif secara Greenberg dan Baron (2003) komitmen
22
Mustaghfiroh, Nova Syafira Ariyanti, Maulana Amirul Adha, & Sultoni, Upaya Peningkatan Komitmen Kerja Guru
Bidang Studi

organisasi adalah suatu bentuk keterlibatan Komitmen kerja adalah kesanggupan


karyawan dalam organisasi yang digelutinya seseorang untuk mewujudkan dan melakukan
serta mempunyai keinginan untuk ikut serta pencapaian tujuan organisasi secara umum
dalam memajukan organisasi, dimana (Hasibuan, 2016). Komitmen kerja guru yang
terdapat kesediaan dan kesetiaan karyawan tinggi merupakan aspek yang wajib ada dalam
untuk kesukarelaan dalam melakukan sebuah organisasi sekolah, karena terciptanya
pekerjaan dengan maksimal dalam organisasi komitmen kerja yang tinggi akan berpengaruh
tempat mereka bekerja. Sedangkan menurut terhadap situasi kerja yang profesional dan
Luthans (2011), komitmen organisasi sesuai dengan apa yang diharapkan (Collie et
merupakan keinginan seseorang untuk tetap al., 2011). Salah satu cara untuk mengukur
bertahan dalam organisasi tertentu dan keberhasilan suatu organisasi pendidikan
mempunyai keinginan untuk mewujudkan dalam mengembangkan kualitas peserta didik
tujuan organisasi tersebut. adalah dengan mengukur kualitas para
Komitmen organisasi sangat dibutuhkan pengajarnya (Adha, Gordisona, et al., 2019;
dalam suatu organisasi pendidikan karena Dwyer & Stufflebeam, 2013). Keberhasilan
seorang guru yang memiliki komitmen kerja peserta didik adalah bergantung kepada
yang tinggi lebih cenderung memiliki perilaku kualitas para pengajarnya (Ariyanti et al.,
yang profesional dan juga menjujung tinggi 2020). Karena pendidik merupakan pihak yang
aturan-aturan maupun nilai-nilai yang telah paling banyak berhubungan langsung dengan
disepakati dalam organisasi yang digelutinya siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.
(Ariyanti et al., 2019; Thien et al., 2014). Dengan demikian, komitmen kerja guru dalam
Sebagai bentuk keterikatan seorang guru suatu organisasi sekolah adalah keinginan
dengan organisasi tertentu, maka ia akan yang berasal dari dalam diri guru untuk
memiliki perasaan, sikap, serta pandangan mempertahankan keanggotaannya dan turut
tertentu tentang kondisi lingkungan organisasi ikut bersedia berusaha untuk mencapai tujuan
(Darmaji et al., 2020; Juharyanto et al., 2020). organisasi dan juga turut serta dalam
Kondisi ini akan membentuk perasaan, sikap, meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih
dan persepsi yang bekaitan dengan kondisi baik untuk kedepannya.
lingkungan dalam organisasi, baik dalam Komitmen seseorang terhadap organisasi
wujud kegiatan organisasi, nilai ataupun tempat dia bekerja menunjukkan suatu upaya
norma yang ditetapkan dan berlaku dalam dari seseorang tersebut untuk ikut terlibat
organisasi. Menurut Wibowo dalam (Susana, dalam mewujudkan visi misi organisasi
2018) komitmen organisasi memiliki beberapa tersebut. Srinalina (2015) berpendapat bahwa
komponen, diantaranya adalah affectif kinerja guru pada dasarnya adalah suatu unjuk
commitment, normative commitment dan kerja yang dilakukan oleh seorang guru dalam
continuance commitment, dan masing-masing melaksanakan tugas sebagai seorang
tipe tersebut dipengaruhi oleh faktor yang pendidik. Oleh karena itu, sudah seharusnya
berbeda-beda. Affectif commitment seorang guru mempunyai kinerja yang tinggi
dipengaruhi oleh macam-macam karakteristik serta menunjukkan komiitmen kerja yang
personal seperti halnya kepribadian tinggi dalam rangka membangun sekolah yang
seseorang, serta pengalaman kerja ditempat yang berkualitas dan juga berintegritas tinggi
sebelumnya. Sedangkan normative (Buchanan, 2015; Collie et al., 2011; Thien et
commitment dipengaruhi oleh proses al., 2014). Guru di lingkungan Sekolah
sosialisasi yang berkaitan dengan keyakinan Menengah Kejuruan swasta berbasis Islam
yang seharusnya diterima oleh karyawan memiliki karakteristik dengan guru yang
sebagai imbalan atas apa yang telah mereka bekerja di sekolah umum, hal tersebut
lakukan terhadap organisasi. Dan, menunjukkan perlunya dilakukan identifikasi
continuance commitment dipengaruhi oleh penyebab rendahnya komitmen kerja guru
kemauan dari individu itu sendiri untuk tetap serta dampaknya kepada peserta didik, dan
bertahan dalam suatu organisasi dikarenakan strategi untuk penyelesaiannya. Tujuan dari
kurangnya alternatif pekerjaan lain. penelitian ini adalah untuk menemukan
23
Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan (JDMP) Volume 5, Nomor 1, 2020., hlm. 22-28
ISSN: E-ISSN : 2540-7880
DOI : 10.26740/jdmp.v5n1.p22-28

dampak dan sebab yang menyebabkan yang dirancang secara detail dan memiliki
rendahnya komitmen kerja beberapa guru hubungan satu sama lain. Diagram pohon
sehingga dapat ditemukan titik terang dibuat dengan tujuan untuk menemukan hasil
penyelesaian masalah tersebut. Hasil dari akhir dengan menelusuri kembali secara detail
penelitian ini tidak hanya berguna untuk bagaimana hasil akhir tersebut dapat
sekolah diteliti, tetapi juga bisa digunakan ditemukan. Dalam hal ini, diagram pohon
acuan oleh sekolah manapun yang memiliki dapat menjelaskan secara rinci tentang apa
permasalahan yang sama. yang kita butuhkan dan hasil akhir yang
didapatkan, sehingga teknik ini dapat kita
METODE lakukan untuk mendapatkan hasil yang kita
Penelitian ini menggunakan rancangan inginkan (Dey, 2012).
penelitian deskriptif kualitatif dengan Diagram pohon tidak hanya dapat
pendekatan studi kasus. Hal ini dilakukan digunakan untuk menganalisis satu kasus,
karena peneliti ingin menggambarkan atau melainkan dapat juga digunakan untuk
melukiskan fakta-fakta ataupun keadaan menganalisis beberapa kasus yang saling
sesuai dengan yang terjadi (Ulfatin, 2015). berhubungan (Dey, 2012). Seperti namanya,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diagram pohon berbentuk seperti pohon yang
faktor-faktor penyebab dan dampak yang memiliki satu batang dahan yang mencabang
ditimbulkan dari rendahnya komitmen kerja menjadi dua atau lebih. Begitupun juga
guru di SMK Riyadlul Quran Kec. Ngajum, dengan permasalahan yang akan dianalisis
Kab. Malang dan juga strategi penyelesaian menggunakan diagram pohon, yaitu terdiri dari
masalah tersebut. Teknik pengumpulan data satu satu kategori besar yang kemudian
yang digunakan yakni wawancara, observasi dibagikan menjadi beberapa cabang untuk
dan studi dokumentasi. Key informan dalam lebih terperinci dan lebih detail. Diagram
penelitian ini adalah Kepala Sekolah, dengan pohon dapat membantu kita untuk
guru dan siswa sebagai informan tambahan. menyederhanakan suatu masalah yang rumit
Studi dokumentasi, yang digunakan yakni serta kompleks dan mempermudah kita untuk
dokumen analisis terkait rekap daftar hadir mendapatkan gambaran terhadap suatu
guru di TU dan daftar hadir guru di kelas, serta permasalahan yang sedang dihadapi (J.
melakukan observasi secara langsung terkait Kovacic, 2010). Menurut Dale (dalam
kehadiran guru dan kepulangan guru. Nasution, 2015) diagram pohon masalah
Pengecekan keabsahan data dilakukan adalah alat yang digunakan oleh manajer
kredibilitas. Kredibilitas tersebut meliputi untuk membuat rencana perbaikan proses
triangulasi, meningkatkan ketekunan, serta berdasarkan input dari pelanggan, yaitu
dengan fokus pada tujuan utama dan
kecukupan referensi. Adapun teknik analisis
menjadikannya sebagai sasaran tugas yang
data yang dilakukan dalam pendekatan perlu dilakukan.
kualitatif deskriptif ini menggunakan Menurut Azizah, (2014) pohon masalah
analisis Miles et al. (2014) yaitu mulai dari (problem tree) adalah sebuah pendekatan
reduksi data, penyajian data, dan atau metode yang digunakan untuk
penarikan kesimpulan/verifikasi. mengidentifikasi penyebab suatu masalah
terjadi. Analisis pohon masalah dilakukan
HASIL dengan cara membentuk pola pikir secara
Dalam penelitian ini, penulis mengamati sistematis tentang komponen sebab akibat
masalah yang ada di sekolah menggunakan yang berkaitan dengan masalah yang sedang
teknik analisis diagram pohon masalah (tree diteliti. Pohon masalah memiliki 3 bagian, yaitu
diagram) atau sering juga disebut diagram bagian batang, bagian akar dan bagian
sistematik, analisis pohon, pohon analitis, atau cabang. Bagian batang perupakan gambaran
diagram hirarkhi. Menurut Sutjiaji (2009) dari masalah utama dan akar merupakan
diagram pohon adalah suatu bentuk diagram menyebabkan masalah inti terjadi, sedangkan
cabang adalah dampaknya. Silverman (dalam
24
Mustaghfiroh, Nova Syafira Ariyanti, Maulana Amirul Adha, & Sultoni, Upaya Peningkatan Komitmen Kerja Guru
Bidang Studi

Azizah, 2014) menyatakan bahwa istilah hal ini, ketidakhadiran guru mengindikasikan
diagram pohon masalah (Tree Diagram) komitmen yang rendah yang dimiliki oleh
adalah suatu diagram yang sistematik yang seorang pengajar dalam menjalankan
dirancang untuk mengurutkan hubungan tugasnya. Terdapat beberapa guru yang tidak
sebab-akibat. Berdasarkan beberapa melaksanakan kewajibannya secara
pendapat ahli sebelumnya, dapat disimpulkan profesional seperti sering tidak masuk, tidak
bahwa diagram pohon masalah (Tree membuat rencana pembelajaran, serta acuh
Diagram) adalah suatu metode pemecahan tak acuh terhadap program atau kegiatan yang
masalah dengan mencari hubungan sebab- dibuat oleh sekolah, sehingga kondisi institusi
akibat dari suatu masalah. Sehingga dapat sekolah tidak kondusif. Namun sebaliknya ada
ditemukan teknik pemecahan masalah juga guru atau staf yang bekerja dengan
tersebut. penuh semangat, disiplin dan selalu peka
Data yang diperoleh selama penelitian di terhadap program atau kegiatan yang dibuat
SMK Riyadlul Quran, dilakukan analisis oleh sekolah. Fakta ini hanyalah sebagian dari
dengan menggunakan teknik diagram pohon. kompleksitas permasalahan yang selalu
Berdasarkan data di lapangan menunjukkan dihadapi oleh kepala sekolah SMK Riyadlul
rendahnya komitmen kerja beberapa guru Quran. Berikut adalah hasil analisa terhadap
bidang studi yang ada di SMK Riyadlul Quran data mengenai faktor-faktor yang
sehingga berdampak buruk terhadap kualitas mempengaruhi dan juga dampak apa saja
hasil pembelajaran para peserta didik dan yang ditimbulkan dari rendahnya komitmen
berdampak juga pada kualitas output/ lulusan kerja guru di SMK Riyadlul Quran dengan
sekolah. Rendahnya ketidakhadiran guru menggunakan menggunakan teknik diagram
menjadi salah satu penyebab kecilnya angka pohon masalah (Tree Diagram), secara visual
partisipasi murid. Bahkan, ketidakhadiran guru Gambar 1 berikut menunjukkan hasil
menjadi alasan siswa tak bersekolah. Dalam identifikasi penyebab suatu masalah.

Gambar 1 Hasil Analisis Tree Diagram SMK Riyadlul Quran


PEMBAHASAN sungguh-sungguh, (2) guru tidak memberikan
pelayanan terbaik, (3) tanggung jawab guru
Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh
rendah, (4) tingkat kedisiplinan guru juga
komitmen kerja guru rendah antara lain
rendah, (5) guru sering izin tidak masuk dan
adalah; (1) guru tidak bekerja dengan
(6) guru sering mengabaikan peraturan
25
Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan (JDMP) Volume 5, Nomor 1, 2020., hlm. 22-28
ISSN: E-ISSN : 2540-7880
DOI : 10.26740/jdmp.v5n1.p22-28

sekolah. Adapun, dampak negatif yang disebabkan oleh kepala sekolah tidak pernah
ditimbulkan dari kesenjangan ini, diantaranya memberikan sanksi terhadap guru yang
adalah; (1) banyak jam kosong, (2) semangat melanggar.
belajar siswa turun, (3) hak siswa tidak Berbagai cara dilakukan untuk
terpenuhi dengan maksimal. Selain itu, meningkatkan mutu guru yang telah bertugas
terdapat juga dampak yang lebih rinci yang di sekolah melalui pendidikan dalam jabatan
ditimbulkan dari dampak diatas. Banyaknya (in-service training) (Naro, 2017). Tujuannya
jam kosong dapat menyebabkan (1) siswa adalah untuk meningkatkan keterampilan
gaduh dikelas sehingga dapat mengganggu mengajar, penguasaan materi ajar, serta
ketertiban kelas lain (2) siswa berkeliaran komitmen dan motivasi guru dalam melakukan
diluar sekolah yang berdampak terhadap proses pembelajaran (Essel et al., 2009).
pandangan buruk masyarakat tentang Beberapa faktor yang dapat menjadi
sekolah. Selanjutnya, semangat belajar siswa pendukung dalam peningkatan komitmen
turun dapat menyebabkan (1) siswa akan professional guru antara lain, motivasi kerja,
malas mengikuti pembelajaran di kelas karena sertifikasi pendidik, kepemimpinan kepala
tahu gurunya akan tak masuk, (2) prestasi sekolah, dan peranan pengawas pendidikan
siswa turun karena siswa jadi malas belajar. (Jokomarsono, 2019; Naro, 2017). Pada
Serta hak siswa tidak terpenuhi dengan uraian diatas sudah dijelaskan tentang
maksimal dalam proses pembelajaran dampak-dampak yang ditimbulkan dari
berdampak pada materi pelajaran tidak masalah rendahnya komitmen kerja guru dan
tersampaikan dengan baik, sehingga materi juga faktor-faktor penyebab timbulnya
yang didapatkan peserta didik tidak sesuai masalah tersebut. Maka strategi yang diambil
dengan harapan. Hal ini sangat merugikan oleh Kepala Sekolah dalam upaya
pihak sekolah maupun orangtua peserta didik. meningkatkan komitmen kerja guru bidang
Menurut Saragih (2012), permasalahan studi antara lain:
yang sedang dialami guru menengah saat ini 1. Kepala sekolah memberikan reward
adalah rendahnya komitmen organisasi. kepada guru yang disiplin dan mempunyai
Permasalahan seperti ini sebenarnya tidak komitmen kerja tinggi, hal ini bertujuan
hanya terjadi di sekolah menengah ini, untuk meningkatkan motivasi guru dalam
melainkan hampir seluruh sekolah menengah menjalankan pekerjaannya.
yang lain juga memiliki masalah yang sama. 2. Kepala sekolah bertindak tegas dan
Masalah seperti harus mendapat perhatian memberikan sanksi terhadap guru yang
khusus dari pihak organisasi maupun dari lalai atas tanggungjawabnya.
pihak pemerintah, yang menjadi penyebab 3. Sekolah menyediakan fingerprint.
terjadi kesenjangan dan apa saja dampak 4. Kepala sekolah lebih memperhatikan guru-
yang ditimbulkan dari kesenjangan ini. guru yang kurang memiliki motivasi dalam
Masalah redahnya komitmen kerja guru mengajar dengan terus memberikan
bidang studi di SMK Riyadlul Quran masukan, menegur setiap ada
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pelanggaran dalam hal kedisiplinan.
adalah (1) Motivasi kerja guru rendah, (2) 5. Pihak sekolah mengusahakan dalam hal
Peraturan sekolah yang berlaku tidak pemenuhan fasilitas media pembelajaran
diterapkan secara maksimal, dan (3) yang dibutuhkan oleh guru, guna untuk
Kurangnya pengawasan kepala sekolah. membangun motivasi guru dalam kegiatan
Adapun rendahnya motivasi kerja guru pembelajaran dikelas.
disebabkan oleh dua faktor yaitu guru
mempunyai pekerjaan lain dan jarak rumah KESIMPULAN
guru ke sekolah jauh. Sedangkan Peraturan Guru merupakan pihak yang sangat
sekolah yang berlaku tidak diterapkan secara berpengaruh dalam berjalannya proses
maksimal disebabkan oleh guru sering pembelajaran. Hasil penelitian ini
mengabaikan peraturan sekolah. Serta menunjukkan bahwa rendahnya komitmen
Kurangnya pengawasan kepala sekolah
26
Mustaghfiroh, Nova Syafira Ariyanti, Maulana Amirul Adha, & Sultoni, Upaya Peningkatan Komitmen Kerja Guru
Bidang Studi

guru dalam bekerja di SMK Riyadlul Quran 794


disebabkan oleh; (1) motivasi kerja guru
Ariyanti, N. S., Adha, M. A., Sumarsono, R. B.,
rendah, (2) peraturan sekolah yang berlaku
& Sultoni, S. (2020). Strategy to
tidak diterapkan secara optimal, dan (3)
Determine the Priority of Teachers’
kurangnya pengawasan oleh kepala sekolah
Quality Problem Using USG (Urgency,
Terbentuknya komitmen kerja seorang guru
Seriousness, Growth) Matrix.
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
International Research-Based Education
andalah faktor internal dan juga faktor
Journal, 2(2), 54–62.
eksternal. Faktor internal meliputi faktor yang
https://doi.org/10.17977/um043v2i2p54-
berasal dari dalam diri seseorang, sedangkan
62
faktor eksternal adalah faktor yang berasal
dari luar lingkungan organisasi. Komitmen Ariyanti, N. S., Supriyanto, A., & Timan, A.
kerja guru yang tinggi sangatlah dibutuhkan (2019). Kontribusi Kepala Sekolah
dalam sebuah organisasi sekolah, karena Berdasarkan Ketidaksesuaian
dengan terwujudnya komitmen kerja yang Kualifikasi Guru Untuk Meningkatkan
tinggi akan mempengaruhi situasi kerja dan Kualitas Sekolah (Studi Kasus di SD
sesuai apa yang diharapkan. Strategi yang Islam Terpadu Robbani Singosari
dapat dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam Kabupaten Malang). Nidhomul Haq:
upaya meningkatkan komitmen kerja guru Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
bidang studi antara lain: (1) Kepala sekolah 4(2), 157–168.
memberikan reward kepada guru yang disiplin Azizah. (2014). Perencanaan Dan
dan mempunyai komitmen kerja tinggi, (2) Evaluasipohon Masalah. Universitas
Kepala sekolah bertindak tegas dan Airlangga.
memberikan sanksi terhadap guru yang lalai
atas tanggungjawabnya, (3) Sekolah Buchanan, R. (2015). Teacher Identity and
menyediakan fingerprint, (4) Kepala sekolah Agency in an Era of Accountability.
lebih memperhatikan guru-guru yang kurang Teachers and Teaching: Theory and
memiliki motivasi dalam mengajar dengan Practice, 21(6), 700–719.
terus memberikan masukan, dan pembinaan, https://doi.org/10.1080/13540602.2015.
dan (5) Pihak sekolah mengusahakan dalam 1044329
hal pemenuhan fasilitas media pembelajaran Collie, R. J., Shapka, J. D., & Perry, N. E.
yang dibutuhkan oleh guru, guna untuk (2011). Predicting Teacher
membangun motivasi guru dalam kegiatan Commitment: The Impact of School
pembelajaran dikelas. Climate and Social Emotional Learning.
Psychology in the Schools, 48(10),
DAFTAR RUJUKAN 1034–1048.
Adha, M. A., Gordisona, S., Ulfatin, N., & https://doi.org/10.1002/pits.20611
Supriyanto, A. (2019). Analisis Darmaji, Supriyanto, A., Timan, A., & Adha, M.
Komparasi Sistem Pendidikan Indonesia A. (2020). Sistem Penjaminan Mutu
dan Finlandia. Jurnal Studi Manajemen Internal Sekolah di Satuan Pendidikan
Pendidikan, 3(2), 145–160. Dasar (Studi Kasus di SD Plus Al-
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.29240 Kautsar Malang). Jurnal Pendidikan
/jsmp.v3i2.110 Dasar Nusantara, 5(2), 172–186.
Adha, M. A., Supriyanto, A., & Timan, A. Dey, P. K. (2012). Project Risk Management
(2019). Strategi Peningkatan Mutu using Multiple Criteria Decision-Making
Lulusan Madrasah Menggunakan Technique and Decision Tree Analysis:
Diagram Fishbone. Tarbawi: Jurnal A Case Study of Indian Oil Refinery.
Keilmuan Manajemen Pendidikan, Production Planning and Control,
5(01), 11–22. 23(12), 903–921.
https://doi.org/10.32678/tarbawi.v5i01.1
27
Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan (JDMP) Volume 5, Nomor 1, 2020., hlm. 22-28
ISSN: E-ISSN : 2540-7880
DOI : 10.26740/jdmp.v5n1.p22-28

https://doi.org/10.1080/09537287.2011. Naro, W. (2017). Komitmen Profesi Dan


586379 Pengaruhnya Terhadap Kompetensi
Profesional Guru Pada Madrasah
Dwyer, C. A., & Stufflebeam, D. (2013).
Tsanawiyah Di Kota Makassar. Inspiratif
Teacher Evaluation. In Handbook of
Pendidikan, 6(1), 35.
Educational Psychology. Routledge.
https://doi.org/10.24252/ip.v6i1.3581
https://doi.org/10.4324/9780203053874-
32 Nasution, N. M. (2015). Manajemen Mutu
Terpadu (Total Quality Management).
Essel, R., Badu, E., & Saah, A. A. (2009). In-
Ghalia Indonesia.
Service Training: an Essential Element
in the Professional Development of Saputra, B. R., Adha, M. A., Ariyanti, N. S., &
Teachers. Malaysian Journal of Distance Gunawan, I. (2019). Tips for Principal in
Education, 11(2), 55–64. Managing One Roof School ( SATAP ) in
Underdeveloped Area. 4th International
Greenberg, J., & Baron, R. A. (2003). Behavior
Conference on Education and
in Organization International Edition.
Management (CoEMA 2019),
Prentice Hall.
December.
Hasibuan, H. . (2016). Manajemen Sumber https://doi.org/10.2991/coema-
Daya Manusia (Revisi). Bumi Aksara. 19.2019.10
J. Kovacic, Z. (2010). Early Prediction of Saragih, R. P. (2012). Pengaruh Persepsi
Student Success: Mining Students Guru tentang Kepemimpinan Kepala
Enrolment Data. Proceedings of the Sekolah, Tim Kerja dan Kepuasan Kerja
2010 InSITE Conference. terhadap Komitmen Organisasi.
https://doi.org/10.28945/1281 Universitas Negeri Medan.
Jokomarsono, W. (2019). Supervisi Edukatif Srinalina. (2015). Faktor-Faktor Penyebab
Kolaboratif Secara Periodik Sebagai Rendahnya Kinerja Guru dan
Upaya Peningkatan Kinerja Guru dalam Korelasinya terhadap Pembinaan Siswa:
Pembelajaran. Jurnal Dinamika Studi Kasus di Sman 1 Darul Imarah
Manajemen Pendidikan, 4(1), 42–59. Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Didaktika,
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jd 15(2), 193–207.
mp/article/view/5302/2985
Susana. (2018). Supervisi Akademik dan
Juharyanto, Bafadal, I., Arifin, I., Saputra, B. Komitmen Kerja Guru terhadap Kinerja
R., & Adha, M. A. (2020). The Use of Mengajar Guru. Jurnal Administrasi
Conventional Communication Pendidikan, 25(1), 120–128.
Technology as an Effective Principal
Sutjiaji, A. D. (2009). Aplikasi Network Pohon
Leadership Strategy in Strengthening
dalam Tree Diagram. Institut Teknologi
the Role of Multi-Stakeholder’s Forum
Bandung.
for School Quality improvement.
Elementary Education Online, 19(4), Thien, L. M., Abd Razak, N., & Ramayah, T.
1963–1973. (2014). Validating Teacher Commitment
https://doi.org/10.17051/ilkonline.2020.7 Scale Using a Malaysian Sample. SAGE
62773 Open, 4(2), 1–9.
https://doi.org/10.1177/2158244014536
Luthans, F. (2011). Organizational Behavior.
744
McGraw Hill.
Ulfatin, N. (2015). Metode Penelitian Kualitatif
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J.
di Bidang Pendidikan: Teori dan
(2014). Qualitative Data Analysis. Sage.
Aplikasinya. Media Nusa Creative.

28

Anda mungkin juga menyukai