Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN AKHIR

SISTEM CHAOS MODEL RISIKO KEUANGAN : ANALISIS DINAMIK

Dosen Pembimbing:

Rara Sandhy Winanda, S.Pd., M.Sc

Group 1 :

1. Afriana Yustika Sari 20030001

2. Aisyah 20030002

3. Amesha Putri Pratama 20030003

4. Ana Purnama 20030004

5. Chindy Aulya Ramadhani 20030072

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023/2024
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem dinamik nonlinier, tidak periodik, dan kontinu dikatakan chaos jika
menunjukkan sensitifitas terhadap kondisi awal. Fenomena dinamik kompleks telah
dipelajari secara khusus selama empat dekade terakhir. Banyak penerapan sistem chaos
pada berbagai bidang disiplin ilmu alam dan ilmu sosial, dan membentuk subyek atau
penelitian baru. Chaos ekonomi adalah teori fisik ekonomi baru. Hal ini dapat
mengungkapkan struktur yang teratur dan keteraturan yang tersembunyi dalam fenomena
ekonomi yang menunjukkan kekacauan, dan memberikan bagaimana memahami
kompleksitas fenomena ekonomi. Penelitian sebelumnya dilakukan pada siklus bisnis dan
volatilitas harga sekuritas. Berdasarkan perkembangan chaos, penelitian meluas ke
bidang yang lebih ekonomis, seperti agregat moneter dan hubungan antara pengeluaran
R&D dan pertumbuhan produksi. Pada bidang ekonomi, risiko keuangan adalah salah
satu masalah terpenting yang menjadi perhatian negara dan semua entitas ekonomi.
Risiko keuangan merupakan kemungkinan kerugian yang disebabkan oleh perubahan
yang tidak pasti seperti kegiatan investasi yang menunjukkan fluktuasi yang tidak
menentu.

Pada tahun 2009, Gao & Ma memperkenalkan sistem keuangan yang chaos dan
membahas sifat kualitatifnya seperti bifurkasi. Dalam penelitian ini mengusulkan siste
chaos keuangan baru dan mempelajari perilaku dinamisnya dengan analisis diagram
bifurkasi dan eksponen Lyapunov nilai dimensi Kaplan-Yorke yaitu 2,2301. Zhao
meneliti bahwa krisis keuangan adalah semacam ekspektasi karakteristik chaos. Zhao
menggunakan model Duffing-Holmes untuk membahas kondisi produksi dari risiko
keuangan dan memberikan beberapa tindakan dalam pengendalian risiko.

Berdasarkan gap tersebut pada penelitian ini, pengembangan sistem risiko


keuangan untuk menghasilkan sistem risiko keuangan yang baru dan memplot sinyal
dengan menggunakan MATLAB. Sifat-sifat fisis model risiko keuangan yang dibahas
diantaranya titik ekuilibrium, diagram bifurkasi, dan eksponen Lyapunov dan dimensi
Kaplan-Yorke. Variabel keadaan yang terdiri dari suku bunga, permintaan investasi, dan
indeks harga. Adanya sistem chaos keuangan baru ini diharapkan dapat memprediksi
kekacauan dalam bidang keuangan dengan variabel tingkat bunga, permintaan investasi,
eksponen harga, tabungan rumah tangga, biaya investasi, dan elastisitas permintaan pasar
komersil.

Pada penelitian ini dibagi menjadi 4 bagian. Pada bagian 2 diuraikan secara singkat
masalah yang dikembangkan dan dibahas pada penelitian ini. Bagian 3 menampilkan
hasil dan pembahasan yang terdiri dari model resiko keuangan baru 3-Dimensi beserta
analisis dinamik dari sistem chaos. Bagian 4 ditarik kesimpulan untuk penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana model sistem Chaos keuangan 3-D baru ?

2. Bagaimana titik ekuilibrium dan kestabilan dari model sistem Chaos keuangan 3-
D baru ?

3. Bagaimana diagram bifurkasi dan diagram lyapunov dari sistem Chaos keuangan
3-D baru ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

1. Mengetahui model sistem chaos keuangan 3-D baru untuk memprediksi


kekacauan risiko keuangan.

2. Mengetahui titik ekuilibrium dan kestabilan dari model sistem Chaos keuangan 3-
D baru.

3. Menganalisis diagram bifurkasi dan diagram lyapunov dari sistem Chaos


keuangan 3-D baru.
D. Manfaat Penelitian

1. Memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan pengetahuan dalam


bidang sistem keuangan 3-D dan model Chaos.

2. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana faktor-faktor


tertentu mempengaruhi stabilitas sistem keuangan.

3. Memberikan visualisasi yang berguna terkait dengan dinamika sistem keuangan


3-D baru.

4. Memberikan kontribusi terhadap literatur ilmu keuangan dengan mengenalkan


model Chaos keuangan 3-D baru.

5. Temuan dari penelitian ini dapat menjadi dasar untuk penelitian lanjutan dalam
bidang sistem keuangan, chaos theory, dan pemodelan dinamika pasar.

E. Variabel Penelitian

F. Parameter
BAB II

KAJIAN TEORI

1. Sistem Chaos

Dalam buku Teori Chaos karya Yani Kusmarni [8] dijelaskan pada tahun 1880,
seorang ahli matematika perancis bernama Henri Poincare adalah orang yang pertama
merumuskan yang sekarang dikenal sebagai chaos. Henri Poincare menemukan bahwa
terdapat orbit yang bersifat nonperiodik, yang berarti tidak bekerja secara teratur.
Awalnya gagasan Henri tidak terlalu dihargai oleh para ilmuwan, namun pada tahun
1898 Jacques Hadamard mempublikasikan teori yang hampir sama dengan Teori Henri.

Teori Chaos pertama kali dicetuskan oleh Edward Lorenz yang merupakan
seorang ahli meteorologi AS pada tahun 1961. Edward menemukan teori chaos secara
tidak sengaja saat melakukan peramalan cuaca dengan bantuan komputer. Dalam
melakukan percobaan, Edward hanya mengambil 3 digit di belakang koma dari hasil
yang didapatkan pada saat melakukan peramalan cuaca untuk dijadikan kondisi awal
yang baru. Hasil yang didapatkan jauh berbeda. Data dari hasil percobaan dimasukkan
dalam bentuk grafik maka tercipta efek kupu-kupu.

Teori Chaos berguna dalam membangkitkan bilangan secara acak, dan juga peka
terhadap kondisi awal. Perubahan nilai awal sekecil akan membangkitkan
bilangan yang benar-benar berbeda. Hal ini sangat berguna dan dapat diterapkan di
dalam kriptografi sebagai pembangkit kunci, yang selanjutnya digunakan untuk proses
enkripsi serta dekripsi, maka dari itu dipilih Teori Chaos untuk diterapkan dalam
kriptografi.

Struktur chaos merupakan struktur geometri yang tidak teramati melalui dimensi
waktu. Data series tampak acak dalam dimensi waktu, sehingga sering dikategorikan
random daripada chaos. Adanya chaos dalam kumpulan data time series dapat
dibuktikan melalui pengamatan pada phase space. Bila diketahui fungsi gerak dari
hubungan saling mempengaruhi (interdependent) secara simuftan variabel-variabel
dalam sistem maka pengamatan di phase space mudah. Namun persamaan pergerakan
yang membentuk data time series tidak diketahui sehingga pola pergerakan dalam phase
space tidak dapat dibentuk dengan pemetaan solusi persamaan pergerakan menjadi
phase portrait.

Teori Chaos adalah teori yang berkenaan dengan sistem yang tidak teratur
seperti awan, pohon, garis pantai, ombak. Dengan kata lain teori chaos merupakan teori
yang acak, tidak teratur dan dinamis. Dalam suatu sistem dengan kondisi tersebut
(chaotic), secara umum dapat dicirikan memiliki sekumpulan titik-titik yang rapat
dengan orbit-orbit yang periodik,sensitif terhadap keadaan awal sistem (sehingga
awalnya titik-titik yang berekatan dapatberevolusi secara cepat ke keadaan-keadaan
yang sangat berbeda), suatu sifat yangkadang-kadang dikenal dengan efek kupu-kupu,
dan berkesinambungan secara topologi(tidak berubah oleh adanya deformasi elastik).
Namun bila dilakukan pembagian (fraksi)atas bagian-bagian yang kecil, maka sistem
yang besar yang tidak teratur ini didapatisebagai pengulangan dari bagian-bagian yang
teratur. !ecara statistik, Chaos adalahkelakuan stokastik dari sistem yang deterministik.
!istem yang deterministik atau sederhanayang hanya memerlukan satu solusi bila
ditumpuk-tumpuk akan menjadi sistem yang stokastik atau rumit dan memerlukan
solusi yang banyak.

Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas empat hal, yaitu: (1) Objek, yang
dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda fisik, abstrak, ataupun
keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut. (2) berisi atribut, yang
menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya. (3) Memiliki
hubungan internal di antara objek-objek di dalamnya. Dan, (4) Sistem hidup dalam satu
lingkungan tertentu.

Konsep sistem telah berkembang menjadi ―Teori System‖ (The systems theory),
yang menggunakan pendekatan interdisiplin untuk mempelajari sistem. Teori sistem
dikembangkan oleh Ludwig von Bertalanffy, William Ross Ashby dan lainnya pada
dekade 1940-an sampai 1970-an, dengan berbasiskan prinsip-prinsip ilmu fisika,
biologi, dan teknik. Lalu kemudian termasuk ilmu filsafat, sosiologi, teori organisasi,
manajemen, psikoterapi, dan ekonomi. Dua objek yang menjadi fokus utama Teori
!istem adalah kopleksitas (complexity) dan kesalinghubungan (interdependence). Teori
sistem di dalam sosiologi didalami oleh Niklas Luhmann. Kita pun mengenal ―dinamika
sistem‖ (system dynamics) sebagai bagian dari Teori sistem yang mempelajari dinamika
perilaku dari sistem. Dari dari sini kemudian lahirlah Teori Chaos (Chaos Theory).

Dalam konteks hubungan antara pendekatan sistem dengan teori chaos


mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Menyeluruh dan berkonsentrasi kepada interkasi antara elemen


b. Mempelajari dampak dari interaksi, menekankan kepada persepsi global
c. Memodifikasi sejumlah variabel secara simultan
d. Percaya bahwa gejala bersifat irreversibility
e. Validitas dicapai melalui perbandingan antara perilaku ideal dengan perilaku
realitas
f. Menggunakan model yang tidak didasarkan kepada pengetahuan, namum lebih
kepada kegunaannya untuk keputusan dan pelaksanaan atau lebih pragmatis
g. Akan lebih efesien jika interaksi bersifat nonlinear dan kuat, menyumbang
kepada pemahaman yang multidisiplin. Membantu memahami tentang objek
yang sesungguhnya, kaya tentang aspek tujuan,namun lemah dalam detail.

2. Sistem keuangan

Sistem keuangan memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung


kegiatan perekonomian. Sistem keuangan yang merupakan bagian dari sistem
perekonomian menjalankan fungsi intermediasi yang mengalokasikan dana dari
pihak yang mengalami kelebihan dana (surplus) kepada pihak yang kekurangan dana
(defisit). Oleh karena itu, untuk dapat menjalankan fungsi intermediasinya secara
optimal, maka dituntut sistem keuangan yang stabil dan beroperasi secara efisien.
Sistem keuangan yang tidak stabil dan tidak efisien sangat rentan terhadap berbagai
gejolak sehingga dapat mengganggu perputaran roda perekonomian. Stabilitas dalam
sistem keuangan perlu terus ditingkatkan dan dipertahankan karena merupakan aspek
yang sangat penting dalam membentuk dan menjaga perekonomian yang
berkelanjutan.
Perubahan ekonomi perubahan dalam kondisi ekonomi suatu periode waktu
tertentu. Suatu kondisi ekonomi didefinisikan sebagai suatu keseimbangan tertentu
dalam perekonomian pada suatu waktu tertentu dengan tingkat bunga dan tingkat
pendapatan yang diperlukan untuk pasar uang, pasar barang, dan pasar internasional
untuk berfungsi secara normal. Keseimbangan pendapatan di suatu negara ditentukan
oleh tingkat bunga dari uang, tingkat harga barang dan jasa, dan nilai atau nilai tukar
mata uang asing.

Lembaga perbankan yang ada di pasar uang cenderung untuk juga terlibat
dalam sektor-sektor ekonomi yang beroperasi dalam ekonomi yang berbeda saldo.
Lembaga perbankan selalu menyesuaikan diri dalam menanggapi perubahan dalam
perekonomian, baik itu ketika ekonomi tidak seimbang atau pada saat itu dalam
kondisi lebih stabil. Jika bank tidak dapat menyesuaikan kinerjanya dengan
perubahan kondisi ekonomi, maka akan mengalami kesulitan untuk melakukan
bisnis. Kesulitan bank-bank yang tidak dapat beradaptasi dengan perubahan ekonomi
tidak hanya dipengaruhi oleh risiko suku bunga, tetapi juga oleh risiko kredit, yang
diwujudkan dalam kredit yang rendah pemulihan, yang pada gilirannya
mempengaruhi risiko likuiditas dan profitabilitas. Sulit bagi bank untuk
mengimbangi dampak dari pasar internasional perubahan dampak pada arus modal.
Manajer Bank harus akrab dengan makroekonomi, mikroekonomi, ekonomi
internasional, ekonomi moneter, dan konsep ekonomi lainnya, selain menjadi
berpengetahuan tentang ekonomi manajemen dan akuntansi.

Krisis Keuangan Global pada tahun 2008-2009 adalah krisis keuangan terburuk
dalam 80 tahun terakhir, namun dunia ekonom menyebutnya ibu dari semua krisis.
Krisis keuangan yang dimulai dengan terjadinya subprime mortgage di AS memiliki
dampak yang lebih luas pada sektor keuangan krisis. Masalah ini semakin parah dan
mempengaruhi berbagai negara di seluruh dunia. Hal ini juga memiliki dampak
negatif pada ekonomi AS. Krisis keuangan yang rusak di Indonesia sektor keuangan,
serta sektor riil.

Krisis moneter di Indonesia diawali oleh euforia dan keajaiban ekonomi, yang
kemudian diikuti oleh perkembangan yang muncul yang menunjukkan tanda-tanda
gelembung. Misalnya, perluasan real estate dan pasar saham adalah investasi yang
sangat besar dan luar biasa. Dalam situasi ini, ada banyak gejolak yang menyebabkan
banyak penderitaan. Hal ini disebabkan menular efek dari masalah sistemik. Krisis
pertama terjadi di sektor keuangan, kemudian melebar menjadi krisis ekonomi yang
secara sistemik melebar menjadi krisis sosial, politik dan akhirnya krisis
kepemimpinan nasional. Banyak negara di Asia yang mengalami pelebaran krisis
ekonomi, begitu juga dengan Indonesia menjadi tidak terkecuali. Krisis ini
kemungkinan akan semakin memburuk dalam beberapa bulan mendatang, karena
ekonomi global terus melemah.

Salah satu pendekatan untuk menjelaskan solusi dari permasalahan yang terjadi
dalam dunia nyata adalah memodelkan atau merumuskan permasalahan nyata ke
dalam bahasa matematika, maka untuk mengetahui dinamika sistem keuangan baru,
dibuat suatu pemodelan matematika sehingga diharapkan dapat digunakan untuk
membantu mencari solusi terkait dengan dinamika sistem kekacauan keuangan baru
tersebut. Pada tahun 2019, Sundarapandian Vaidyanathan, Aceng Sambas, Sezgin
Kacar dan Unal Cavusogiu mengusulkan model chaos keuangan baru dengan
variabel keadaan sebagai tingkat bunga, permintaan investasi, dan indeks harga.

Dinamik Sistem Keuangan menggambarkan bagaimana berbagai faktor yang


mempengaruhi jalurnya berinteraksi. Sistem Keuangan di pengaruhi oleh berbagai
faktor yaitu : Suku Bunga yang merupakan persentase dari pokok pinjaman yang
dibayarkan sebagai biaya (bunga) dalam jangka waktu tertentu, Permintaan Investasi
merupakan jumlah permintaan yang berkaitan dengan perbelanjaan dalam kegiatan
produksi atau pada sesuatu yang bertujuan untuk berinvestasi untuk menghasilkan
keuntungan, Indeks Harga merupakan persentase dari harga rata-rata pada waktu
tertentu dibandingkan harga rata-rata waktu dasar, Tabungan merupakan simpanan
yang dibuat dengan menekan kegiatan konsumsi untuk mendapatkan konsumsi yang
lebih baik di masa mendatang, Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk
setiap unit investasi, Elastisitas permintaan merupakan ukuran kepekaan perubahan
jumlah permintaan terhadap perubahan harga (perbandingan antara persentase
jumlah permintaan dan persentase perubahan harga).
Faktor-faktor diatas saling mempengaruhi satu sama lain dan menyebabkan
terjadinya fenomena-fenomena pada sistem keuangan yang dapat digambarkan
dalam model matematika. Fenomena-fenomena tersebut antara lain :

Perubahan tingkat suku bunga dalam sistem keuangan yang dipengaruhi oleh
harga dari instrumen keuangan, jumlah bunga yang dibayar pada investasi dan
jumlah bunga yang masih harus dibayar pada tabungan. Jika suku bunga yang tinggi
pada waktu tertentu, harga instrumen keuangan akan rendah. Suku bunga yang tinggi
menyebabkan orang lebih memilih untuk menabung daripada berinvestasi, sehingga
jumlah bunga yang diperoleh pada semua investasi dengan meminjam uang di bank
akan rendah, dan jumlah bunga yang dibayarkan pada semua tabungan akan tinggi.
Jika kondisi tetap sama, total produksi dan konsumsi dalam masyarakat akan menjadi
sama. Akibatnya, uang yang beredar di masyarakat menurun, sementara uang di bank
meningkat. Jika kondisi ini terus berlanjut, berikutnya tingkat bunga menurun akan
dibuat dalam rangka untuk terus memberikan konsumsi publik. Jika suku bunga
sedang rendah, harga instrumen keuangan akan tinggi. Suku bunga rendah
mendorong orang untuk berinvestasi daripada menyimpan, sehingga total bunga
yang dibayar pada semua investasi dengan meminjam uang di bank akan tinggi dan
total bunga tabungan yang diterima oleh semua penabung di bank akan rendah. Di
bawah kondisi ini, total aktivitas produksi akan meningkat meski samasama total
konsumsi di masyarakat tetap tidak berubah. Karena banyak uang yang akan beredar
di masyarakat, dunia usaha akan dapat meminjam uang dengan lebih mudah, dan
bankbank akan memiliki lebih sedikit uang untuk meminjamkan. Jika kondisi ini
terus berlanjut, bank dapat meningkatkan tingkat suku bunga pada periode
berikutnya untuk mencegah inflasi.

Tingkat permintaan investasi dalam sistem keuangan dipengaruhi oleh tingkat


keuntungan investasi yang tinggi, dan suku bunga rendah, dan biaya dari semua
investasi. Jika tingkat bunga pada waktu tertentu adalah sangat tinggi, maka total
biaya investasi akan tinggi dan tingkat pengembalian investasi akan rendah. Jika
kondisi ini terjadi, maka permintaan investasi pada periode berikutnya akan rendah,
karena pelaku ekonomi ingin anda dengan suku bunga yang sangat tinggi daripada
investasi. Jika tingkat bunga pada setiap waktu yang diberikan sangat rendah, maka
total biaya investasi akan menjadi rendah dan investasi tingkat pengembalian akan
tinggi. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka permintaan untuk barang-barang
investasi pada periode berikutnya akan tinggi karena orang lebih cenderung untuk
melakukan investasi ketika suku bunga rendah.

Perubahan dalam indeks harga untuk instrumen keuangan yang dipengaruhi


oleh tingkat permintaan dan inflasi. Tingginya tingkat permintaan relatif terhadap
pasokan ditunjukkan oleh elastisitas permintaan dan indeks harga instrumen
keuangan, sedangkan tingkat inflasi yang tinggi ini ditunjukkan oleh tingkat suku
bunga. Jika suku bunga lebih tinggi pada waktu tertentu, harga instrumen keuangan
akan rendah dan permintaan untuk instrumen akan menjadi rendah. Ada sedikit uang
yang beredar di masyarakat, karena orang-orang lebih memilih untuk menyimpan
pada tingkat bunga yang tinggi daripada berinvestasi. Jika kondisi ini sering terjadi,
maka harga dari instrumen keuangan pada periode berikutnya akan meningkat
seiring dengan penurunan suku bunga. Jika suku bunga rendah pada waktu tertentu,
harga instrumen keuangan akan tinggi dan elastisitas permintaan akan tinggi.
Tingginya tingkat kegiatan ekonomi adalah karena fakta bahwa banyak aktor lebih
memilih untuk menginvestasikan uang mereka daripada menyimpannya pada tingkat
bunga rendah. Jika kondisi ini terus terjadi, harga instrumen keuangan akan jatuh
pada periode berikutnya (ditandai dengan penurunan indeks harga) dan tingkat bunga
akan dinaikkan untuk mencegah inflasi.

Dari perspektif matematika, hal ini dapat diperoleh dengan menggunakan


konsep pemodelan matematika, yaitu penyerderhanaan fenomena-fenomena nyata
dalam bentuk matematika berupa sistem persamaan diferensial. Berikut ini adalah
model sistem keuangan baru

̇ ( )

̇
Sejak karya mani oleh Pecora dan Carroll, sinkronisasi sistem dinamis kacau
telah dipelajari secara intensif. Karena fitur generik dari sistem dinamis chaotic,
sinkronisasi chaotic dianggap memiliki sejumlah besar aplikasi di banyak bidang,
seperti fisika, biologi, teknik sinyal, kimia, dan ilmu ekologi, dll. Dengan demikian,
berbagai pendekatan telah diusulkan untuk sinkronisasi sistem kacau dengan kontrol
umpan balik linier atau nonlinier, kontrol adaptif, kontrol aktif, atau desain
backstepping. Sistem keuangan yang kacau digambarkan sebagai berikut pada
persamaan 1 dibawah ini

̇ ( )

di mana x menunjukkan tingkat bunga, y menunjukkan permintaan investasi dan z


menunjukkan indeks harga. Parameter a menunjukkan tabungan, b menunjukkan
biaya investasi dan c menunjukkan elastisitas permintaan komoditas. Ketika
parameter diketahui, kami menerapkan kontrol umpan balik hibrida dan metode
berdasarkan struktur matriks khusus untuk mempelajari sinkronisasi antara dua
sistem keuangan kacau yang identik. Ketika parameter tidak diketahui, kami
mengusulkan beberapa perluasan kontrol aktif, dan menerapkannya untuk
mewujudkan sinkronisasi. Dengan menggunakan teknik ini, orang tidak perlu
merancang fungsi Lyapunov dan simulasi numerik menunjukkan validitas perluasan
kami.

Sejak ditemukan pada tahun 1986, kekacauan dalam ekonomi membawa dampak
mendalam ke dalam ekonomi arus utama barat, karena kekacauan dalam sistem
ekonomi berarti ketidakstabilan yang melekat dalam ekonomi makro. Sistem (1)
adalah sistem keuangan yang kacau berdasarkan produksi, mata uang, sekuritas dan
tenaga kerja. Para penulis Ref. menerapkan kontrol adaptif untuk mempelajari
sinkronisasi sistem (1). Para penulis Refs. menunjukkan kepada kita struktur topologi
bifurkasi dan karakter rumit global dari sistem (1). Ketika parameter ,
dan , potret fase (lihat Gambar 1) menunjukkan perilaku kacau
sistem (1).

3. Eksponen Lyapunov

Suatu peristiwa yang terjadi dalam sebuah sistem akan membuat sistem
tersebut mengalami perubahan kondisi. Pada studi kestabilan sistem, perubahan
kondisi ini dapat mengakibatkan sistem mengalami ketidakstabilan ataupun sistem
mempertahankan kestabilan. Sistem kendali dalam suatu peralatan bertujuan untuk
mempertahankan kestabilan sistem di saat terjadi perubahan kondisi. Hal ini sangat
penting karena sistem kendali yang tidak stabil dapat mengakibatkan peralatan
menjadi rusak stabilitas sistem dapat diamati dengan menggunakan suatu teori yang
diperkenalkan oleh Alexandr Mikhailovich Lyapunov. Alexandr Mikhailovich
Lyapunov mengembangkan sebuah teori yang disebut dengan teori eksponensial
Lyapunov. Eksponen Lyapunov dapat diartikan sebagai perbedaan konvergensi atau
divergensi eksponen antara dua buah lintasan vektor di sebuah bidang.

Eksponen lyapunov berfungsi untuk menentukan ketergantungan sebuah sistem


terhadap kondisi awalnya. Selain itu, dapat pula untuk memperlihatkan perilaku
dinamis sebuah sistem. Oleh sebab itu, maka eksponensial Lyapunov dapat
digunakan untuk menentukan kestabilan suatu sistem.

Dalam studi kestabilan dengan eksponensial lyapunov terdapat dua buah


lintasan di sebuah bidang. Kedua lintasan itu digambarkan dengan persamaan
( ) ( ) dan ( ) ( ) ( ) Sensitivitas terhadap keadaan
awal antara kedua lintasan tersebut memenuhi persamaan

() (2)

dimana merupakan jarak anatarlintasan dalam sistem atau dikenal dengan


Eksponensial Lyapunov.

Persamaan 2 diatas dapat ditulis menjadi


( )
( )
(3)

Dimana

( )

( )

Pengamatan kestabilan dengan eksponen lyapunov menghasilkan gambaran apakah


sistem stabil asimtotik, stabil marjinal atau tidak stabil.

(a) Stabil

(b) Keadaan tetap

(c) Tidak stabil

Stabil adalah sistem yang menuju titik keseimbangan (λ<0). Sedangkan,


keadaan tetap adalah sitem yang stabil netral, yaitu sistem yang konservatif atau
tidak mengalami perubahan (λ=0). Tidak stabil menurut eksponensial Lyapunov
terjadi saat , yaitu ketika salah satu lintasan mendekati titik kestabilan dan
lintasan yang lainnya menjauhi titik kestabilan atau kedua lintasan sama – sama
menjauhi titik kestabilan

a. Eksponen lypunov bersyarat


Istilah ini biasanya digunakan dalam kaitannya dengan sinkronisasi chaos ,
dimana terdapat dua sistem yang digabungkan, biasanya searah sehingga terdapat
sistem penggerak (atau master) dan sistem respon (atau budak). Eksponen
bersyarat adalah eksponen sistem respons dengan sistem penggerak yang
diperlakukan hanya sebagai sumber sinyal penggerak (kacau). Sinkronisasi
terjadi ketika semua eksponen kondisional bernilai negatif.

b. Eksponen lyapunov lokal

Meskipun eksponen Lyapunov (global) memberikan ukuran prediktabilitas


total suatu sistem, terkadang menarik untuk memperkirakan prediktabilitas lokal
di sekitar titik dalam ruang fase. Hal ini dapat dilakukan melalui nilai eigen
matriks Jacobian ( ). Nilai eigen ini juga disebut eksponen Lyapunov lokal.

4. Persamaan Differensial
Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat turunan satu atau lebih fungsi
yang tidak diketahui. Persamaan diferensial dibagi menjadi dua, yaitu persamaan
diferensial biasa dan parsial. Persamaan diferensial biasa (PDB) adalah persamaan
diferensial yang hanya memuat satu variabel bebas. Persamaan diferensial biasa orde
adalah suatu persamaan yang dapat ditulis dalam bentuk

( ) ( )

dengan adalah fungsi dari .

Ada dua jenis persamaan diferensial biasa yaitu linear dan nonlinier. Persamaan
diferensial biasa linear orde n dengan variabel tak bebas x dan variabel bebas t
adalah persamaan yang dapat dinyatakan dalam bentuk

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
dengan ( ) ( ) ( ), dan ( ) hanya bergantung pada variabel bebas
dan tidak pada . Sedangkan, persamaan diferensial biasa nonlinear adalah persamaan
diferensial biasa yang variabel tak bebas atau turunannya berderajat lebih dari satu
atau memuat perkalian antara variabel tak bebas dan turunannya.

Misalkan terdapat persamaan diferensial biasa dengan fungsi yang tidak diketahui
dan . Bentuk umum sistem persamaan diferensial biasa linear dengan
koefisien konstan berdimensi adalah

( )

( ) ( )

( )

yang dapat dinyatakan ∑ ( ) dengan adalah konstanta riil dan

(Finizio dan Ladas, 1982)

5. Sistem Dinamik
a. Definisi
Sistem dinamik adalah sistem yang berubah dari waktu ke waktu
(Farlow,et al., 2002). Salah satu tujuan utama dari sistem dinamik adalah
mempelajari perilaku dari penyelesaian sistem di sekitar titik setimbang
(equilibrium). Untuk mempelajari perilaku dari penyelesaian sistem tersebut
digunakan suatu pendekatan yang disebut analisis kestabilan. Analisis kestabilan
adalah kajian atas proses perkembangan suatu sistem yaitu seberapa jauh
perkembangan sistem yang dimodelkan menyimpang dari titik keseimbangan
yang dicapainya. Analisis ini dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
melakukan penyelidikan terhadap perilaku titik kesetimbangan dari persamaan
diferensial. Titik kesetimbangan dan kestabilannya dapat memberikan informasi
mengenai perilaku penyelesaian dari persamaan diferensial tak linear.

b. Sistem Persamaan Differensial Otonom


Berdasarkan pengaruh waktu, sistem dinamik dibedakan menjadi dua
yaitu sistem autonomous dan sistem nonautonomous (Campbell dan Haberman,
2008:316). Sistem autonomous adalah sistem dinamik yang secara eksplisit tidak
bergantung terhadap waktu. Sistem dinamik autonomous dinyatakan sebagai

( )

( )

dimana dan secara eksplisit bukan merupakan fungsi dalam dan turunan

parsial dan kontinu (Giordano, Weir, dan Fox, 2003:413),

sedangkan sistem nonautonomous adalah sistem dinamik yang secara eksplisit


bergantung terhadap waktu. Sistem nonautonomous dinyatakan sebagai

( )

( )

dimana fungsi dan bergantung pada variabel bebas (Perko,2001:66).

c. Titik Ekuilibrium
Titik ekuilibrium merupakan sebuah titik tetap yang tidak berubah.
Diberikan persamaan ̇ ( ) titik ̅ disebut titik ekuilibrium apabila
memenuhi turunan pertama sama dengan nol, dituliskan dengan ( ̅ ) (Perko,
2001).
Kondisi stabil dari titik ekuilibrium (kesetimbangan) memiliki tiga kondisi
kestabilan, yaitu: stabil, stabil asimtotik, dan tidak stabil. Apabila diberikan
persamaan diferensial tingkat 1 yaitu ̇( ) ( ( )) dengan ,
penyelesaian keadaan awal ( ) dinotasikan oleh ( )

1. Suatu titik ekuilibrium ̅ dikatakan stabil untuk setiap ada dan


sedemikian sehingga bila ̅ maka | ( ) | untuk
semua .
2. ̅ dikatakan stabil asimtotik bila ia stabil dan bila ada sehingga:
| ( ) | bila | ̅| .

3. Suatu titik ekuilibrium dikatakan tak stabil bila ia tidak stabil.

d. Nilai Eigen dan Vektor Eigen


Jika merupakan matriks berukuran , maka suatu vektor tak nol di dalam
disebut vektor egien dari , jika berlaku

( )

Dimana disebut nilai eigen dan merupakan vektor eigen yang bersesuaian
dengan . Mencari nilai eigen dari matriks dapat dilakukan menggunakan
persamaan:

( ) ( )

dengan I adalah matriks identitas. Persamaan (2.5) akan memiliki penyelesaian


tak nol, jika dan hanya jika determinan dari Persamaan (2.5) sama dengan nol,
dituliskan sebagai berikut:

( ) ( )

Persamaan karakteristik dari Persamaan (2.6) bisa ditulis sebagai berikut:

( ) ( )
e. Sifat Kestabilan
Secara umum, stabil bearti penyelesaiannya sangat dekat ke titik
setimbang. Sedangkan stabil asimtotik berarti penyelesaiannya konvergen ke titik
setimbang

Gambar 1. Ilustrasi Kestabilan

f. Pelinearan dan Matriks Jacobian


Linearisasi dilakukan untuk mengubah suatu sistem non-linear menjadi
sitem linear. Melalui linearisasi tersebut dapat juga digunakan untuk
menganalisis kestabilan. Pencarian hasil linearisasi dari sistem persamaan
diferensial non-linear dapat menggunakan matriks Jacobian.

Misalkan diberikan sistem persamaan diferensial non-linear berikut:

̇ ( ) ( )

Maka, linearisasi dari sistem Persamaan (8) sebagai berikut:

̇ ( ( )) ( )

Dengan merupakan matriks Jacobian yang dapat dituliskan sebagai:

( ( )) ( )

( )
Berdasarkan matriks Jacobian ( ( )) tersebut dapat dilakukan analisis
kestabilan disekitar titik ekuilibrium dengan nilai eigen ( )

1. Apabila semua bagian real nilai eigen matriks ( ( )) bernilai negatif,


maka titik ekuilibrium dari sistem non-linear stabil asimtotik lokal.
2. Apabila terdapat paling sedikit satu nilai eigen matriks ( ( )) yang bagian
realnya positif, maka titik ekuilibrium dari sistem non-linear tidak stabil.

6. Diagram Bifurkasi
Pada suatu sistem dinamik ketika sistem tersebut memiliki nilai eigen 0, maka
sistem tersebut rentan terhadap gangguan, sedikit saja sistem mengalami gangguan
maka nilai eigen dari sistem dapat berpindah ke daerah negatif (stabil) atau
sebaliknya ke daerah positif (stabil). Keadaan inilah yang sering disebut dengan
bifurkasi yaitu perubahan keadaan dinamik dari suatu sistem seiring perubahan
parameter.

Bifurkasi adalah munculnya keadaan dinamik sistem yang berbeda dengan potret
fase karena adanya perubahan parameter. Bifurkasi mengacu pada perubahan
keadaan dinamik suatu sistem berparameter. Sebagai contoh sistem berikut dengan
parameter (Kuznetsov, 1998:58).

̇ ( ) ( )

Bifurkasi yang paling sederhana untuk dipelajari adalah bifurkasi dengan


parameter berdimensi-1. Beberapa jenis bifurkasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bifurkasi Saddle-node
Bentuk normal bifurkasi ini adalah
̇ ( ) ( )

2. Bifurkasi Transcritical
Bentuk normal bifurkasi ini adalah
̇ ( ) ( )
3. Bifurkasi Pitchfork
Bentuk normal bifurkasi ini adalah
̇ ( ) ( )

4. Bifurkasi Hopf
Bifurkasi yang sesuai dengan keberadaan , dengan adalah
bagian imaginer dari nilai eigen terkait. Maka bifurkasi yang terjadi disebut
bifurkasi Hopf (atau Andronov-Hopf) (Kuznetsov, 1998:80).

Selanjutnya dalam konsep bifurkasi dikenal suatu titik yang disebut titik bifurkasi.
Titik bifurkasi yang bersesuaian dengan parameter pada sistem (10) adalah
( ) dimana jumlah titik ekuilibrium dan atau solusi periodik berubah ketika
melewati (Putra, 2004: 101).

Sebagai contoh sistem berikut adalah dua persamaan diferensial yang tergantung
pada satu parameter

̇ ( ) ( )
̇ ( )
Sistem ini memiliki ekuilibrium ̅ ̅ untuk semua dengan matriks
Jacobian

( *

memiliki nilai eigen . Pada variabel kompleks, ̅


̅ . Variabel ini memenuhi persamaan diferensial

̇ ̇ ̇ ( ) ( ) ( )( )

maka dengan demikian dapat ditulis ulang sistem (13) dalam bentuk kompleks
sebagai berikut:

̇ ( ) ( )

Akhirnya, dengan menggunakan representasi , diperoleh


̇ ̇ (16)

atau

̇ ( )

dalam bentuk polar adalah:

( )
{ (17)
̇

Persamaan pertama pada sistem (11) memiliki titik ekuilibrium untuk


semua nilai . Persamaan kedua menjelaskan rotasi dengan kecepatan konstan.
Selanjutnya, diperoleh diagram bifurkasi untuk sistem dua dimensi (17) berikut
(Lihat Gambar 2).

Gambar 2. Bifurkasi Hopf sistem (17)

Titik ekulibriumnya sistem (17) adalah spiral stabil untuk dan spiral
tidak stabil untuk . Pada nilai parameter kritis ekuilibriumnya adalah
stabil dan spiral. Kadang-kadang disebut penarik spiral yang lemah, dikarenakan
pada kondisi ini titik ekuilibrium masih dikatakan stabil tetapi juga hampir
terbentuk cycle. Cycle adalah lingkaran radius. semua orbit yang dimulai dari luar
atau dalam cycle kecuali pada titik asal cenderung menjadi cycle selama .
Inilah yang disebut bifurkasi Andronov-Hopf. Bifurkasi ini juga dapat disajikan
dalam ruang ( ) (lihat gambar 3).
Gambar 3. Bifurkasi Hopf.
BAB III

METODE PENELITIAN

Pada metode penelitian akan dipaparkan jenis penelitian dan sumber data dan
teknik analisis data, dan alur penelitian. Adapun uraian bab ini sebagai berikut:

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian dasar. Penelitian Dasar adalah jenis
penelitian yang digunakan dalam bidang keilmuan untuk memahami dan
memperluas pengetahuan kita tentang suatu fenomena atau bidang tertentu.

2. Teknik analisis data

Pada penelitian ini dikembangkan model chaos keuangan baru dan dianalisis
menggunakan kestabilan lokal, kemudian dilakukan analisis dinamik dari sistem
chaos keuangan baru diantaranya menggunakan eksponen Lyapunov dan diagram
Bifurkasi.

 Mengembangkan model keuangan yang diberikan pada persamaan (1)

̇ ( )
 { ̇ ….(1)
̇

Persamaan (1) terdiri dari 3 variabel, yaitu mewakili tingkat bunga,


mewakili permintaan investasi, mewakili indeks harga. Parameter pada
persamaan (1), yaitu mewaikili tabungan, mewakili biaya investasi, dan
mewakili elastisitas permintaan barang.

 Menganalisis menggunakan kestabilan lokal

Kestabilan lokal adalah ukuran dari seberapa dekat titik kesetimbangan


suatu sistem akan tetap berada di sekitar titik tersebut seiring waktu. Titik
kesetimbangan adalah nilai-nilai variabel sistem yang memenuhi persamaan
sistem.

 Menganalisis sistem dinamik dari sistem chaos keuangan baru diantaranya


menggunakan eksponen Lyapunov dan diagram Bifurkasi.

Menentukan kestabilan lokal pada chaos melibatkan analisis perilaku


sistem pada titik ekuilibriumnya. Eksponen Lyapunov digunakan untuk
mengukur sensitivitas terhadap kondisi awal dari sistem chaos keuangan baru
. Dengan menggunakan eksponen Lyapunov, kita dapat menentukan apakah
titik ekuilibrium dari sistem tersebut stabil, tidak stabil, atau menunjukkan
perilaku chaos. Jika semua eksponen Lyapunov negatif, maka titik
kesetimbangan tersebut stabil secara lokal. Jika setidaknya satu eksponen
Lyapunov positif, maka titik kesetimbangan tersebut tidak stabil secara lokal.

Analisis diagram bifurkasi dapat digunakan untuk menentukan titik


kesetimbangan sistem dan stabilitas titik-titik tersebut. Analisis diagram
bifurkasi pada chaos melibatkan pengamatan terhadap perubahan perilaku
sistem ketika parameter tertentu diubah. Diagram bifurkasi digunakan untuk
memvisualisasikan perubahan perilaku sistem chaos keuangan baru terhadap
perubahan parameter.
BAB IV

PEMBAHASAN

a. Model Risiko Keuangan Baru 3-Dimensi

Gao & Ma memperkenalkan model keuangan yang diberikan pada persamaan (1):

̇ ( )

Pada model keuangan persamaan (1) variabel mewakili tingkat bunga,


Variabel mewakili permintaan investasi, sedangkan variabel mewakili indeks
harga. Selanjutnya untuk parameter pada persamaan (1) diantaranya parameter a
mewakili tabungan, parameter b mewakili biaya investasi, parameter c mewakili
elastisitas permintaan barang. Ketiga parameter tersebut bernilai positif. Pada
persamaan (1) terlihat bahwa model (1) ini memiliki kuadratik nonlinier dan
kuadratik nonlinier lainya yaitu .

Pada persamaan (1) menunjukkan bahwa sistem chaos model risiko keuangan
memiliki perilaku chaos saat parameter ( ) ( ). Karakteristik
eksponen Lyapunov dari model risiko keuangan (1) diperoleh dengan menggunakan
MATLAB untuk parameter ( ) ( ) dengan kondisi awal ( )
( ) dan , dan . Dimensi
Kaplan-Yorke dari model risiko keuangan (1) diperoleh sebagai persamaan (2):

Dalam penelitian ini diusulkan sistem chaos keuangan baru dengan dua nonlinier
kuadratik. Model risiko keuangan dilakukan dengan menganalisis kekacauan pada
bidang ekonomi dengan sifat-sifat chaos yang dimodelkan oleh persamaan (3):
̇ ( ) ( )
̇ ( ) ( ) ( )

̇ ( )

1. Titik Ekuilibrium

Dari persamaan 3.3 diperoleh

( )

Substitusikan persamaan 3.4 ke persamaan 1

( ) ( )( )

( )

( )

( )

atau

( )

Dari persamaan 3.4 terlihat bahwa jika maka

Titik ekuilibriumnya ( )

Selanjutnya, substitusikan nilai ke persamaan 2

( ) ( )
Titik ekuilibriumnya ( )

Selanjutnya, Substitusikan persamaan 3.6 ke persamaan 1 ( )

( )

( )

Atau

Titik ekuilibriumnya adalah ( )

Substitusikan persamaan 3.4 ke persamaan 3.2

( ) ( )

( ) ( )

( ) ( )( )

Substitusikan persamaan 3.5 ke persamaan 3.2

( ( )) ( )( )

( ) ( )( )

( )
( )
( )

( )
Titik ekuilibriumnya ( ( )
)
Sehingga terdapat 4 titik ekuilirium yaitu ( ), ( ), ( ),
( )
( ( )
),

2. Linearisasi

[ ( ) ]

Linearisasi titik ( )

[ ]

[ ]

[ ]

[ ][ ]

[ ]

Linearisasi titik ( )
[ ( ) ]

[ ]

[ ]

[ ]

[ ][ ]

[ ]

( *

Linearisasi titik ( )

[ ( ) ]

[ ]
[ ]

[ ]

[ ][ ]

[ ]

( )
Linearisasi ( ( )
)

[ ( ) ]

[ ( ) ( ) ]

[ ( ) ( ) ]

[ ]
[ ( ) ( ) ][ ]

[ ]

( ( ) ( ) )( )

3. Kestabilannya
Kestabilan titik ekuilibrium ( )

Matriks A : [ ]

( )

| |

Menentukan determinan dengan menggunakan ekspansi kofaktor sepanjang


baris 1

| |

( )| | ( )| |

( )( )( ) ( )( )
( )( )( ) ( )( )

( )( ) ( )

( ) ( )

( ( ) ( ) ) ( )

( ) ( ) ( ( ))

( )

( )

( ( ))

Sehingga untuk menentukan kestabilan dari persamaan diatas, perlu diketahui


terlebih dahulu nilai a dan b nya, oleh karna itu kita bisa mencoba-coba nilai a dan b
menggunakan sofware secara numerik.

Kestabilan titik ekuilibrium ( )

Matriks A : [ ]

( )

| |

Menentukan determinan dengan menggunakan ekspansi kofaktor sepanjang


baris 1

| |
( )| | ( *| |

( )( )( ) ( )( )

( )( )( ) ( *( )

( )( ) ( )

( ) ( )

( ( ) ( ) ) ( )

( ) ( * ( ( ))

( )

( *

( ( ))

Sehingga untuk menentukan kestabilan dari persamaan diatas, perlu diketahui


terlebih dahulu nilai a dan b nya, oleh karna itu kita bisa mencoba-coba nilai a dan b
menggunakan sofware secara numerik.

Kestabilan titik ekuilibrium ( )

Matriks A : [ ]

( )
| |

Menentukan determinan dengan menggunakan ekspansi kofaktor sepanjang


baris 1

| |

( )| |

( )( )( )

( )( )( )

( )( )

( )

( ( ) ( ) )

( ) ( ) ( )

( )

( )

( )

Sehingga untuk menentukan kestabilan dari persamaan diatas, perlu diketahui


terlebih dahulu nilai a dan b nya, oleh karna itu kita bisa mencoba-coba nilai a dan b
menggunakan sofware secara numerik.

( )
Kestabilan titik ekuilibrium ( ( )
)

( )
| ( ( ) ( ) ) |

Menentukan determinan dengan menggunakan ekspansi kofaktor sepanjang


baris 1

| ( ( ) ( ) ) |

( )| ( ( ) ( ) )
( )| | |

( )| ( ( ) ( ) )
|

( )( )( ) ( ( ( ) ( ) ))( ) ( )( )

( )( )( ) (( ( ) ( ) ))( ) ( )( )

( )( ) ( ( ) ( ) )( ) ( )

( ) ( ( )
( ( ) ( ) ( ) ) ( )

( ( ) ( ) )
(( ( ) ( ) ) ( ( ) ( ) ) ( )

( ) ( ( ( ) ( ) ) ) (
( ( ) ( ) )

Persamaan diatas sangat rumit diselesaikan secara analitik, diperlukan software untuk
menyelesaikan persamaan tersebut. Sehingga untuk menentukan kestabilan dari
persamaan diatas, perlu diketahui terlebih dahulu nilai a dan b nya, oleh karna itu kita
bisa mencoba-coba nilai a dan b menggunakan sofware secara numerik.

Sistem chaos keuangan baru (3) menunjukkan perilaku chaos saat parameter
sebagai persamaan (4):

Untuk simulasi MATLAB kondisi awal yang digunakan pada sistem chaos
keuangan baru dinyatakan sebagai persamaan (5):

( ) ( ) ( )

Dengan menggunakan MATLAB, eksponen Lyapunov untuk sistem chaos


keuangan baru (3) dengan ( ) ( ) dan kondisi awal sistem
( ) ( ) diperoleh sebagai persamaan (6):

Hasil ini menunjukkan bahwa sistem chaos keuangan baru bersifat disipatif dan
berperilaku chaos dengan nilai eksponen Lyapunov terbesar L1 = 0, 1113.
Membandingkan eksponen Lyapunov terbesar dari sistem chaos keuangan (1) dan
sistem chaos keuangan baru (3), dapat dikatakan bahwa sistem chaos keuangan baru
(3) memiliki nilai lebih besar untuk eksponen Lyapunov terbesarnya.

Dimensi Kaplan-Yorke dari model risiko keuangan baru (3) diperoleh sebagai
persamaan (7):

Titik kritis dapat diperoleh dari beberapa tahapan dan salah satunya adalah
dengan membuat ruas kiri persamaan (3) sama dengan nol. Sehingga diperoleh sistem
sebagai berikut:

( ) (8)

(9)

(10)

Persamaan (8) sampai dengan persamaan (10) tersebut akan dicari titik kritis.
Dari persamaan (10) diperoleh:

(11)
dengan menggunakan (11), persamaan (8) dan (9) dapat disederhanakan sebagai
berikut:

( ) (12)

(13)

dalam hal ini terdapat dua kasus yang harus dipertimbangkan, yaitu (A): dan
(B): . Dalam kasus (A) dapat dianggap bahwa . Ketika ,
maka . Dari persamaan (12) diperoleh x2 = 10. Sehingga pada kasus (A)
memiliki satu titik equilibrium ( ) dari sistem chaos risiko keuangan
(12). Pada kasus (B) dapat dianggap bahwa . Dari persamaan (12), diperoleh
, 2. Demikian sehingga persamaan (9) dapat disederhanakan sebagai
persamaan (14):

( )

Untuk menyelesaikan persamaan (14) diperoleh 2 akar real .


Karena dapat dikatakan bahwa . Dengan
demikian, pada kasus (B) sistem chaos model risiko keuangan (3) memiliki dua titik
kesetimbangan yaitu ( ) dan
( ). Dari hasil tiga titik kesetimbangan yang
diperoleh yaitu dan , selanjutnya titik kesetimbangan tersebut digunakan
untuk mendapatkan nilai Eigen. Matriks Jacobian dari sistem chaos model risiko
keuangan (3) untuk titik kesetimbangan ( ) dapat ditulis sebagai
persamaan (15):
Dari hasil tiga titik kesetimbangan yang diperoleh yaitu E0, E1 dan E2, selanjutnya
titik kesetimbangan tersebut digunakan untuk mendapatkan nilai Eigen.

Matriks Jacobian dari sistem chaos model risiko keuangan (3) untuk titik
kesetimbangan E0 = (0, 10, 0) dapat ditulis sebagai persamaan (15):

. (15)
Nilai spektral ditentukan menggunakan MATLAB dengan hasil sebagai
persamaan (16):

(16)

Hasil yang diperoleh pada persamaan (16) dapat dinyatakan bahwa untuk titik
kesetimbangan ( ) yang dimiliki oleh persamaan (16) adalah tidak
stabil dan untuk tipe kestabilan ( ) yaitu saddle point untuk sistem
chaos model risiko keuangan (3).

Matriks Jacobian dari sistem chaos model risiko keuangan (3) pada titik
kesetimbangan ( ) dapat ditulis sebagai persamaan
(17):

[ ]. (17)

Nilai spektral W1 ditentukan menggunakan MATLAB sebagai persamaan (18):

(18)

Hasil yang diperoleh pada persamaan (18) dapat dinyatakan bahwa untuk titik
kesetimbangan ( ) yang dimiliki oleh persamaan
(18) adalah tidak stabil dan untuk tipe kestabilan ( )
yaitu saddle point untuk sistem chaos model risiko keuangan (3).

Matriks Jacobian dari sistem chaos model risiko keuangan (3) pada titik
kesetimbangan ( ) dapat ditulis sebagai persamaan
(19):

[ ] . (19)

Nilai spektral ditentukan menggunakan MATLAB sebagai persamaan (20):


(20)

Hasil yang diperoleh pada persamaan (20) dapat dinyatakan bahwa untuk titik
kesetimbangan ( ) yang dimiliki oleh persamaan
(20) adalah tidak stabil dan untuk tipe kestabilan ( )
yaitu saddle point untuk sistem chaos model risiko keuangan (3).

b. Analisis Dinamis Sistem Chaos Keungan Baru

Analisis dinamis sistem chaos keuangan baru ditunjukkan dengan plot sinyal sistem
chaos keuangan 3-D sebagaimana ditampilkan pada Gambar 1 s.d Gambar 4.

Gambar 1. Plot sinyal sistem chaos keuangan 3-D (3) untuk


( ) ( ) dan kondisi awal ( ) ( ): bidang .

Dari hasil Gambar 1 menunjukkan proyeksi dari ruang orbit fase bidang .
Berdasarkan hasil numerik pada Gambar 1 diperoleh perilaku dinamik yang
menunjukkan pergerakan dengan adanya fluktuasi sensitivitas dari lintasan mendekati
titik kritis.
Gambar 2. Plot sinyal sistem chaos keuangan 3-D (3) untuk ( )

( ) dan kondisi awal ( ) ( ): bidang

Dari hasil Gambar 2 menunjukkan proyeksi dari ruang orbit fase bidang
Berdasarkan hasil numerik pada Gambar 2 diperoleh perilaku dinamik yang
menunjukkan pergerakan dengan adanya fluktuasi sensitivitas dari lintasan mendekati
titik kritis. Kepadatan pada gambar menunjukkan sistem memiliki kompleksitas yang
tinggi.
Gambar 3. Plot sinyal sistem chaos keuangan 3-D (3) untuk ( ) ( ) dan
kondisi awal ( ) ( ) : bidang

Dari hasil Gambar 3 menunjukkan proyeksi dari ruang orbit fase bidang .
Berdasarkan hasil numerik pada Gambar 3 diperoleh hasil perilaku dinamik yang
menunjukkan pergerakan dengan adanya fluktuasi sensitivitas dari lintasan mendekati
titik kritis.

Gambar 4. Plot sinyal sistem chaoskeuangan 3-D (3) untuk ( ) ( )


dan kondisi awal ( ) ( ):

Gambar 4 menunjukkan proyeksi dari ruang orbit fase bidang .


Berdasarkan hasil numerik pada Gambar 4 diperoleh perilaku dinamik yang
menunjukkan kerapatan dari gambar menandakan sistem meiliki kompleksitas yang
tinggi. Hasil pergerakan dengan adanya fluktuasi sensitivitas dari lintasan mendekati
titik kritis.
Gambar 5. Diagram Bifurkasi sistem chaos keuangan baru (3) untuk parameter a

Pertama, asumsikan bahwa parameter sistem keuangan dan kondisi


awal sistem ( ) ( ) Saat mengubah parameter a dari 5 hingga 9,
diagram bifurkasi ditunjukkan pada Gambar 5. Dari Gambar 5 dapat terliat bahwa
sistem chaos keuangan baru (3) pada awalnya dalam keadaan periodik, kemudian
masuk dalam keadaan chaos, dan kembali ke keadaan periodik dan akhirnya
cenderung menuju titik tetap.

Gambar 6. Diagram eksponen Lyapunov sistem chaos keuangan baru (3) untuk
parameter a

Pertama, asumsikan bahwa parameter sistem keuangan dan kondisi


awal sistem ( ) ( ) saat mengubah parameter a dari 5 hingga 9,
Diagram eksponen Lyapunov ditunjukkan pada Gambar 6, terlihat bahwa sistem
chaos keuangan baru (3) pada awalnya dalam keadaan periodik, kemudian masuk
dalam keadaan chaos dan kembali ke keadaan periodik dan akhirnya cenderung
menuju titik tetap, hasil ini sama dengan diagram bifurkasi untuk variabel parameter a.

Gambar 7. Diagram Bifurkasi sistem chaos keuangan baru (3) untuk parameter b

Selanjutnya, parameter sistem a = 7, 2; c = 0, 1 dan kondisi awal X(0) = (0, 5; 3; −0,


4). saat mengubah parameter b dari 0 sampai 0,2, diagram bifurkasi dapat dilihat pada
Gambar 7, terlihat bahwa sistem chaos keuangan baru (3) menunjukkan perilau
dinamis yang berbeda, seperti keadaan periodik, chaos, dan titik tetap. Sistem
mengalami perilaku periodik pada saat parameter b = 0, 12.

Gambar 8. Diagram eksponen Lyapunov sistem chaos keuangan baru (3) untuk parameter b

Pertama, asumsikan bahwa parameter sistem keuangan b = 0, 1; c = 0, 1 dan kondisi


awal sistem X(0) = (0, 5; 3; −0, 4). saat mengubah parameter a dari 5 hingga 9,
Diagram eksponen Lyapunov ditunjukkan pada Gambar 8, terlihat bahwa sistem
chaos keuangan baru (3) terjadi perubahan pada saat perilaku dengan parameter 0,12
sistem msuk ke dalam keadaan periodik pada awalnya dalam keadaan periodik,
kemudian masuk dalam keadaan chaos, dan kembali ke keadaan periodik dan akhirnya
cenderung menuju titik tetap, hasil ini sama dengan diagram bifurkasi untuk variabel
parameter b.

Gambar 9. Diagram Bifurkasi sistem chaos keuangan baru (3) untuk parameter c

Pertama, asumsikan bahwa parameter sistem keuangan b = 0, 1; c = 0, 1 dan kondisi


awal sistem X(0) = (0, 5; 3, −0, 4). Pada saat mengubah parameter c dari 0 hingga 1.2,
diagram bifurkasi ditunjukkan pada Gambar 9. terliat bahwa sistem chaos keuangan
baru (3) pada awalnya dalam keadaan periodik, kemudian masuk dalam keadaan
chaos, dan kembali ke keadaan periodik pada saat paremeter c = 0, 7 dan akhirnya
cenderung menuju titik tetap.

Gambar 10. Diagram eksponen Lyapunov sistem chaos keuangan baru (3) untuk
parameter c
Dalam kasus terakhir, diasumsikan bahwa parameter sistem a = 7, 2; b = 0, 1 dan
kondisi awal ditetapkan X(0) = (0, 5; 3; −0, 4). karena parameter c divariasikan pada
rentang 0 sampai 1,2. diagram eksponen Lyapunov dari Gambar 10 terlihat bahwa
sistem chaos keuangan baru (3) menunjukkan perilaku chaos kemudian masuk dalm
keadaan periodik pada saat c = 0, 7, hasil ini menunjukkan hal yang sama dengan
diagram bifrukasi [17, 18].
BAB V

KESIMPULAN

Penelitian ini menghasilkan sistem chaos keuangan 3-D baru. Plot sinyal dari sistem
chaos keuangan baru disajikan dan dibahas sifat-sifatnya seperti titik ekuilibrium yang
diperoleh, yaitu ( ) ( ) dan
( ). Analisis diagram bifurkasi dan diagram eksponen
Lyapunov diperoleh hasil yang sama yaitu interval terjadinya chaos untuk parameter
. Hasil semua plot pada
penelitian ini dilustrasikan dengan menggunakan MATLAB. Dimensi Kaplan-Yorke
yang diperoleh yaitu 2, 2506 yang menunjukkan bahwa sistem chaos keuangan baru
memiliki kompleksitas cukup tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

[1] S. Vaidyanathan, A. Sambas, M. Mamat, and W. Mada Sanjaya, ―A new three-


dimensional chaotic system with a hidden attractor, circuit design and application
in wireless mobile robot,‖ Archives of Control Sciences, vol. 27, no. 4, pp. 541–
554, dec 2017, doi: http://dx.doi.org/10.1515/acsc-2017-0032.

[2] A. Sambas, S. Vaidyanathan, T. Bonny, S. Zhang, Sukono, Y. Hidayat, G.


Gundara, and M. Mamat, ―Mathematical Model and FPGA Realization of a
Multi-Stable Chaotic Dynamical System with a Closed Butterfly-Like Curve of
Equilibrium Points,‖ Applied Sciences, vol. 11, no. 2, p. 788, jan 2021, doi:
http://dx.doi.org/10.3390/app11020788.

[3] M. J. Jacobson and U. Wilensky, ―Complex Systems in Education: Scientific and


Educational Importance and Implications for the Learning Sciences,‖ Journal of
the Learning Sciences, vol. 15, no. 1, pp. 11–34, jan 2006, doi:
http://dx.doi.org/10.1207/s15327809jls1501 4 .

[4] J. Li and M. Kwauk, ―Exploring complex systems in chemical engineering—the


multi-scale methodology,‖ Chemical Engineering Science, vol. 58, no. 3-6, pp.
521–535, feb 2003, doi: http://dx.doi.org/10.1016/S0009-2509(02)00577-8 .

[5] Sukono, A. Sambas, S. He, H. Liu, S. Vaidyanathan, Y. Hidayat, and J. Saputra,


―Dynamical analysis and adaptive fuzzy control for the fractional-order financial
risk chaotic system,‖ Advances in Difference Equations, vol. 2020, no. 1, p. 674,
dec 2020, doi: http://dx.doi.org/10.1186/s13662-020-03131-9.

[6] Loid Arseni Karchava, ―Theoretical basics of business communication and Its
connection with other sciences,‖ New Economist, vol. 4, pp. 69–71, 2018.

[7] [C. H. Hommes, ―Periodic, almost periodic and chaotic behaviour in Hicks’ non-
linear trade cycle model,‖ Economics Letters, vol. 41, no. 4, pp. 391–397, jan
1993, doi: http://dx.doi.org/10.1016/0165-1765(93)90211-T.
[8] R. H. Day, ―Irregular Growth Cycles,‖ The American Economic Review, vol. 72,
no. 3, pp.406–414, 1982.

[9] J. A. Scheinkman and B. LeBaron, ―Nonlinear Dynamics and Stock Returns,‖ The
Journal of Business, vol. 62, no. 3, pp. 311–337, 1989.

[10] W. A. Barnett, A. Gallant, M. J. Hinich, J. A. Jungeilges, D. T. Kaplan,


and M. J. Jensen, ―A single-blind controlled competition among tests for
nonlinearity and chaos,‖ Journal of Econometrics, vol. 82, no. 1, pp. 157–192, jan
1997, doi: http://dx.doi.org/10.1016/S0304-4076(97)00081-X.

[11] G. Feichtinger and M. Kopel, ―Chaos in nonlinear dynamical systems


exemplified by an R and D model,‖ European Journal of Operational Research,
vol. 68, no. 2, pp. 145–159, jul 1993, doi: http://dx.doi.org/10.1016/0377-
2217(93)90299-3.

[12] Y. Ma and W. Li, ―Application and research of fractional differential


equations in dynamic analysis of supply chain financial chaotic system,‖ Chaos,
Solitons and Fractals, vol. 130, p.109417, jan 2020, doi:
http://dx.doi.org/10.1016/j.chaos.2019.109417.

[13] Q. Gao and J. Ma, ―Chaos and Hopf bifurcation of a finance system,‖
Nonlinear Dynamics,vol. 58, no. 1-2, pp. 209–216, oct 2009, doi:
http://dx.doi.org/10.1007/s11071-009-9472-5.

[14] B. Subartini, F. Sukono, S. Vaidyanathan, A. Sambas, and S. Zhang,


―Multistability in the Finance Chaotic System, Its Bifurcation Analysis and
Global Chaos Synchronization via Integral Sliding Mode Control,‖ IAENG
International Journal of Applied Mathematics, vol. 51, no. 4, pp. 995–1002, 2021.

[15] K. Benkouider, T. Bouden, A. Sambas, B. Lekouaghet, M. A. Mohamed,


S. Ibrahim Mohammed, M. Mamat, M. A. H. Ibrahim, and M. Z. Ahmad, ―A new
10-D hyperchaotic system with coexisting attractors and high fractal dimension:
Its dynamical analysis, synchronization and circuit design,‖ PLOS ONE, vol. 17,
no. 4, p. e0266053, apr 2022, doi: http://dx.doi.org/10.1371/journal.pone.0266053
.

[16] X. Zhao, Z. Li, and S. Li, ―Synchronization of a chaotic finance system,‖


Applied Mathematics and Computation, vol. 217, no. 13, pp. 6031–6039, mar
2011, doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.amc.2010.07.017 .

[17] A. Sambas, S. Vaidyanathan, S. Zhang, Y. Zeng, M. A. Mohamed, and M.


Mamat, ―A New Double-Wing Chaotic System With Coexisting Attractors and
Line Equilibrium: Bifurcation Analysis and Electronic Circuit Simulation,‖ IEEE
Access, vol. 7, pp. 115 454–115 462, 2019, doi:
http://dx.doi.org/10.1109/ACCESS.2019.2933456.

[18] A. Sambas, S. Vaidyanathan, E. Tlelo-Cuautle, B. Abd-El-Atty, A. A. A.


El-Latif, O. Guillen-Fernandez, Sukono, Y. Hidayat, and G. Gundara, ―A 3-D
Multi-Stable System With a Peanut-Shaped Equilibrium Curve: Circuit Design,
FPGA Realization, and an Application to Image Encryption,‖ IEEE Access, vol.
8, pp. 137 116–137 132, 2020, doi:
http://dx.doi.org/10.1109/ACCESS.2020.3011724.

Anda mungkin juga menyukai