Anda di halaman 1dari 10

TEORI SISTEM DUNIA

MAKALAH

Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Pembangunan

Oleh :

BERLIAN ZELLA DYO

2320842001

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. DAMSAR, MA

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Studi pembangunan dan perubahan sosial telah berkembang selama empat


dekade lebih melalui tiga teori yang mendominasi yaitu teori modernisasi, teori
dependensi, dan teori sistem dunia.
Dalam perkembangannya, masing-masing teori mengalami kritikan dan
modifikasi agar tetap relevan dengan perkembangan pembangunan di negara Dunia
Ketiga. Ketiga teori besar tersebut memiliki tradisi teori dan asumsi yang berbeda
sehingga implikasi kebijakan terhadap pembangunan yang dihasilkan pun juga
berbeda.
Setelah mempelajari berbagai pandangan yang muncul dari para ilmuwan sosial
dalam perspektif teori modernisasi dan teori dependensi, ada teori terakhir yang
berusaha menjelaskan tentang perkembangan dan pembangunan di negara Dunia
Ketiga pada tahun 1970-an yaitu teori sistem dunia.
Teori sistem dunia adalah teori terakhir dalam studi pembangunan yang
menekankan akan pentingnya analisa totalitas dan berjangka panjang. Unit analisa
pada teori ini adalah keseluruhan dunia yang terdiri dari tiga strata yaitu sentral, semi
pinggiran, dan pinggiran.
Pada makalah ini penulis secara khusus akan membahas mengenai teori sistem
dunia tersebut mulai dari sejarah lahirnya, pemikiran-pemikiran para ilmuwan sosial
pada periode ini, hingga kepada hasil kajian teori sistem dunia baik secara global
maupun secara nasional.
1.2. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana sejarah lahirnya teori sistem dunia?

2. Apa perbedaan teori dependensi dan teori sistem dunia?

3. Bagaimana hasil kajian teori sistem dunia pada skala global?

4. Bagaimana hasil kajian teori sistem dunia pada skala nasional?


1.3. TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan di atas, maka
tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Mendeskripsikan sejarah lahirnya teori sistem dunia;

2. Mendeskripsikan perbedaan teori dependensi dan teori sistem dunia;

3. Mendeskripsikan hasil kajian teori sistem dunia pada skala global;

4. Mendeskripsikan hasil kajian teori sistem dunia pada skala nasional.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. SEJARAH LAHIRNYA TEORI SISTEM DUNIA

Menurut pemimpin kelompok pemikir pembangunan Immanuel Wallerstein,


teori modernisasi dan teori dependensi telah gagal menjelaskan peristiwa sejarah di
dalam tata ekonomi kapitalis dunia. Sehingga lahirnya sebuah perspektif
pembangunan baru yang menjelaskan berbagai peristiwa penting yang terjadi pada
tahun tahun 1970-an seperti 1) negara industri Asia Timur (Jepang, Taiwan, Korea
Selatan, Hong Kong, Singapura) yang mulai memberikan tantangan nyata terhadap
kekuatan ekonomi Amerika Serikat; 2) krisis di berbagai negara sosialis yang
membuat para ilmuwan ragu bahwa pemisahan hubungan negara Dunia Ketiga
dengan tatanan ekonomi kapitalis adalah model pembangunan yang tepat; 3) dan
hadirnya gelombang baru kolonialisme. Perspektif baru ini dikenal dengan teori
sistem dunia
Teori sistem dunia ini menerima warisan pemikiran dari Neo-Marxisme seperti
konsep ketimpangan nilai tukar, eksploitasi negara pinggiran oleh negara sentral, dan
konsep pasar dunia, serta ajaran dari Annales Perancis milik Fernand Braudel yang
mengembangkan konsep ketotalan sejarah global, konsep sintesis antara sejarah dan
ilmu sosial, dan konsep perubahan orientasi kajian dalam sejarah.
Wallestein mengajukan lima kritik terhadap metodologi pengkajian tradisional
ilmu sosial yang telah digunakan selama 150 tahun terakhir.
1) Wallerstein menolak adanya pemisahan disiplin ilmu yang semu karena dapat
menghambat proses perkembangan dan kreatifitas dari bidang ilmu tersebut,
seharusnya ilmu sosial dapat digabungkan menjadi satu kesatuan disiplin;
2) Wallerstein melihat sejarah dan ilmu sosial adalah dua kajian yang tidak dapat
dipisahkan oleh ilmuwan sosial karena ilmu sosial akan berusaha untuk
menjelaskan tumbuh, berkembang, dan hancurnya satu sistem tertentu.
3) Wallerstein memberikan batasan yang jelas tentang sistem yang menyejarah yang
diartikan sebagai sistem dengan segala isinya mulai dari lahir, berkembang, mati,
serta timbul kembali karena adanya proses pembagian kerja yang terjadi secara
berulang dan canggih.
4) Wallestein tidak sependapat dengan adanya batasan kapitalisme tradisional
karena tidak relevan dengan sistem ekonomi dunia yang sekarang.
5) Wallerstein menentang adanya istilah gerak maju karena tidak ada kepastian
bahwa manusia akan berjalan linear, bergerak maju, bergerak mundur atau jalan
di tempat.
Wallerstein juga membagi tiga strata kehidupan masyarakat di negara Dunia
Ketiga melalui istilah pinggiran, semi-pinggiran, dan sental karena menganggap dunia
tidak bisa dijelaskan melalui istilah pinggiran dan sental saja. Ada negara semi-
pinggiran yang bisa didefenisikan dengan dua karakteristik seperti memiliki
bargaining position perdagangan yang menengahi antara negara pinggiran dan sentral,
kemudian negara semi pinggiran juga memiliki kepentingan langsung untuk mengatur
dan mengawasi pertumbuhan pasar dalam negeri.
Negara pinggiran dapat bertransformasi menjadi negara semi pinggiran jika
berhasil menerapkan salah satu dari tiga strategi pembangunan berikut. 1) strategi
menangkap dan memanfaatkan kesempatan, 2) strategi promosi dengan undangan, 3)
strategi berdiri di atas kaki sendiri.
Begitupun dengan negara semi pinggiran yang juga dapat bertransformasi
menjadi negara sentral dengan cara menciptakan dan menyediakan luas pasar yang
cukup besar untuk melegitimasikan secara rasional penggunaan teknologi maju yang
juga akan berimplikasi kepada kemampuan negara semi pinggiran dalam
mengjasilkan barang dengan harga yang kompetitif di pasar dunia.
2.2. PERBEDAAN TEORI DEPENDENSI DAN TEORI SISTEM DUNIA
Meskipun banyak mewarisi konsep dan teori yang dikembangkan oleh sistem
dependensi, namun ada perbedaan fundamental dari kedua teori ini yang terangkum
ke dalam tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1
Perbedaan teori dependensi dan teori sistem dunia
Elemen Perbandingan Teori Dependensi Teori Sistem Dunia
Unit Analisa Negara-bangsa Sistem Dunia
Metode Kajian Historis-struktural masa jaya
Dinamika sejarah sistem
dan surut negara-bangsa dunia: kecenderungan
sekuler dan irama
perpustakaan (siklus)
Struktur Teori Dwi kutub: sentral dan Tri kutub: pinggiran, semi
pinggiran pinggiran, sentral
Arah Pembangunan Deterministik ketergantungan Kemungkinan mobilisasi
selalu merugikan naik dan turun
Arena Kajian Negara pinggiran Negara pinggiran, semi
pinggiran, sentral, dan sistem
ekonomi dunia.
Sumber: Suwarsono, 2006, hlm. 190
2.3. HASIL KAJIAN TEORI SISTEM DUNIA PADA SKALA GLOBAL
Pada poin ini akan dijabarkan dua hasil karya penelitian berskala global.
2.3.1. Wallerstein: Fase Penurunan Sistem Ekonomi Kapitalis Dunia
Secara umum fase penurunan sistem ekonomi dunia memberikan pengaruh yang
sama untuk semua wilayah. Permintaan dan keuntungan menurun. Namun ada dua
cara untuk mempertahankan laba yang telah dicapai. 1) mengurangi biaya produksi
dengan meningkatkan efisiensi, 2) meningkatkan pangsa pasar yang dapat dilakukan
dengan melalukan penjualan di bawah harga pasar, melakukan kebijakan monopoli
perdagangan, atau memanfaatkan kebangkrutan pesaing. Masing-masing negara
memiliki peranan dinamis dalam sistem ekonomi kapitalis dunia.
2.3.2. Bergesen dan Schoenberg: Gelombang Panjang Kolonialisme
Kolonialisme dapat dilihat sebagai milik sah sistem ekonomi dunia yang
kapitalis ini, fungsinya sebagai jembatan struktural yang menghubungkan negara
sentral dengan negara pinggiran. Bergesen dan Schoenberg ingin melihat
kolonialisme sebagai bentuk dinamika kolektif yang khas dari tata ekonomi kapitalis
dunia, dan menggiring analisa kolonialisme pada skala global.
Bergesen dan Schoenberg membedakan lima fase perjalanan sejarah
kolonialisme.
I. Periode 1500 - 1815 yang ditandai dengan ketidakstabilan wilayah sentral.
Gelombang pertama ekspansi kolonialisme dilakukan oleh Spanyol yang terpusat
di Amerika. Hubungan negara pinggiran dan sentral sangat terstruktur dan dapat
diatur secara politis yang ketat.
II. Periode 1815 - 1870 yang merupakan periode stabil di wilayah sentral. Stabilitas
ini terjadi karena terciptanya kerja sama negara sentral dengan Inggris sebagai
pemegang kekuasaan dunia.
III. Periode 1870 - 1945 yang ditandai dengan ketidakstabilan negara-negara sentral.
Hegemoni Inggris mulai menurun seiring dengan kemunculan Jerman dan
Amerika sebagai negara adikuasa baru. Gelombang kedua ekspansi kolonialisme
berpusat di Afrika, India, dan Asia.
IV. Periode 1945 -1973 yang ditandai dengan stabilnya kembali negara sentral yang
didominasi oleh negara adikuasa Amerika Serikat. Pada periode ini terjadi
dekolonisasi dan perdagangan bebas.
V. Periode setelah tahun 1973 yang ditandai dengan satu putaran global dari
gelombang ketiga kolonisasi dan ketidakjelasan posisi gerakan non-blok negara
Dunia Ketiga akibat adanya pengaruh politik dari negara sentral.
2.3.3 Kritik Terhadap Teori Sistem Dunia
Ada berbagai krititkan yang dilontarkan terhadap teori sistem dunia, yang
sebagian besar disampaikan oleh Zeitlin.
1. Teori sistem dunia melupakan spesifikasi sejarah perkembangan yang dimiliki
oleh masing-masing negara.
2. Teori sistem dunia dianggap hanya menggunakan analisa stratifikasi yang lebih
memperhatikan hubungan pertukaran distribusi barang di pasar daripada analisa
kelas dan konflik kelas pada proses produksi.
2.4. HASIL KAJIAN TEORI SISTEM DUNIA PADA SKALA NASIONAL
Pemerhati teori sistem dunia menanggapi dua kritikan yang dilontarkan terhadap
teori ini.
1) Teori sistem dunia tidak melupakan sejarah karena dalam pembahasannya,
Wallerstein juga mengkaji tentang sejarah pertumbuhan dan perkembangan
sistem ekonomi kapitalis dunia.
2) Teori sistem dunia akhirnya juga menyadari pentingnya analisa gerakan kelas
berskala dunia dari sudut pandang produksi sebagai sumber surplus ekonomi.
2.4.1. So: Keberhasilan Ekonomi di Hong Kong
So mencoba menjelaskan bagaimana perspektif teori sistem dunia yang baru ini
membantu menguji keberhasilan pembangunan ekonomi di Hong Kong yang awalnya
merupakan negara pinggiran dan kemudian berhasil bertumbuh menjadi negara semi-
pinggiran. Hong Kong mampu mengekspor barang jauh lebih banyak dari India dan
menghasilkan produk nasional bruto sebesar 10% per tahun pada akhir tahun 1970-an.
Hal ini dapat diraih karena Hong Kong merupakan surga dunia bagi kapitalis dimana
para kapitalis tersebut bebas untuk berinvestasi, menciptakan produk baru, dan
mengembangkan seluruh potensi usahanya.
Dari perspektif teori sistem dunia, Hong Kong dapat menjadi salah satu pusat
keuangan dunia karena alasan berikut.
1. Hong Kong mampu melihat peluang pada bidang industri. Tahun 1950-an
merupakan dakade pemulihan ekonomi pasca perang bagi negara sentral, hal ini
berimplikasi kepada tingginya permintaan barang konsumsi dan barang mentah.
Hong Kong memanfaatkan situasi ini dengan memperluas kapasitas produksi
tekstilnya dan berhasil menarik perhatian pemodal asing untuk ikut berproduksi
di negaranya.
2. Hong Kong “peka” terhadap berbagai hal yang mengancam perkembangan
ekonominya. Mulai dari kebijakan pembatasan impor dan aturan kuota,
munculnya pesaing baru dari negara pinggiran yang telah mulai melakukan
industrialisasi seperti Taiwan dan Korea Selatan, hingga usaha Cina untuk
menyetop arus tenaga kerja pengungsi ke Hong Kong. Hal ini berhasil diatasi
dengan melakukan adaptasi yang dinamis terhadap perubahan yang sedang terjadi
di pasar dunia, dan dengan segera melalukan diversifikasi produk-produk yang
sedang dihasilkan.
3. Hong Kong adalah satu-satunya negara di Asia yang membebaskan arus modal
internasional, tidak diskriminatif terhadap pemodal asing, pajak yang rendah dan
sederhana, serta tidak memiliki kebijakan untuk menarik pajak di muka atas
tabungan deposito valuta asing.
2.4.2. So dan Cho: Perubahan Struktur Kelas di Cina Daratan
So dan Cho berupaya menjelaskan bagaimana penarikan dan perintegrasian
kembali Republik Rakyat Cina dalam tata ekonomi kapitalis dunia berpengaruh
terhadap struktur kelas sosialnya.
Negara kapitalis berusaha membendung Revolusi Komunis Cina tahun 1949 di
wilayah Asia Timur melalui berbagai upaya seperti mengirimkan kapal perang ke
partai nasionalis di Taiwan, perang dengan negara sosialis Cina di Korea,
membendung keanggotaan Cina dalam PBB dan memulai perang embargo
internasional. Menghadapi situasi ini, Cina terpaksa menarik diri dari jaringan sistem
ekonomi kapitalis dunia. Cina kemudian membuat kebijakan yang radikal di internal
negaranya untuk memperoleh dukungan politik massa rakyat untuk mencapai
masyarakat egalitarian serta membuat kebijakan penataan kembali stratifikasi
masyarakatnya.
Kemudian negara sentral mengalami persoalan dalam mempertahankan
pertumbuhan pendapatan nasionalnya. Kemudian mereka menarik Cina untuk
kembali ke dalam sistem ekonomi kapitalis dunia untuk memanfaatkan tenaga kerja
murah dan berlimpah, bahan mentah, bahan tambang, dan besarnya pasar yang
dimiliki oleh Cina. Secara umum, kebijakan struktur kelas sosial cina dapat dilihat
pada tabel 2.2. berikut
Tabel 2.2
Struktur Kelas di Cina dan Ekonomi Kapitalis Dunia
Fase Kebijakan Kelas Sasaran
Fase Penarikan - Permusuhan dengan negara - Pemilik modal asing
sentral
- Reformasi tanah - Tuan tanah
- Usaha komune - Petani kaya
- Nasionalisasi - Kaum borjuis
- Kampanye seratus bunga - Kelas menengah
- Revolusi kebudayaan
- Kebijakan pintu terbuka; - Birokat
zona khusus, usaha patungan - Pemilik modal asing
Fase Integrasi Kembali - Penghapusan usaha komune, - Petani kaya
sistem tanggung jawab
individual
- Reformasi perkotaan, - Kaum borjuis
pengenalan kembali
mekanisme pasar dan
otonomi perusahaan
- Pendidikan elit pekerja - Kelas menengah baru
intelektual
- Pemisahan antara partai - Birokrat
dengan negara
profesionalisasi
Sumber: Suwarsono, 2006, hlm. 232
Dari tabel di atas dapat dilihat kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Cina
dalam dinamika sistem ekonomi kapitalis dunia.
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

1) Teori sistem dunia menjelaskan berbagai peristiwa penting yang terjadi pada
tahun tahun 1970-an seperti 1) negara industri Asia Timur (Jepang, Taiwan,
Korea Selatan, Hong Kong, Singapura) yang mulai memberikan tantangan nyata
terhadap kekuatan ekonomi Amerika Serikat; 2) krisis di berbagai negara sosialis
yang membuat para ilmuwan ragu bahwa pemisahan hubungan negara Dunia
Ketiga dengan tatanan ekonomi kapitalis adalah model pembangunan yang tepat;
3) dan hadirnya gelombang baru kolonialisme.
2) Meskipun banyak mewarisi konsep dan teori yang dikembangkan oleh sistem
dependensi, namun ada perbedaan fundamental dari kedua teori ini yaitu unit
analisa, metode kajian, struktur teori, arah pembangunan, dan arena kajian.
3) Wallerstein, Bergesen dan Schoenberg berusaha menjelaskan hasil kajian teori
sistem dunia pada skala global melalui fase penurunan sistem ekonomi kapitalis
dunia dan gelombang panjang kolonialisme.
4) So dan Cho berusaha menjelaskan keberhasilan ekonomi di Hong Kong dan
perubahan struktur kelas di Cina Daratan melalui perspektif sistem dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Suwarsono dan Alvin Y. So. 2006. Perubahan Sosial dan Pembangunan. Jakarta:
Penerbit LP3S

Anda mungkin juga menyukai