Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH POLITIK EKONOMI

MENSINTESIS EKONOMI POLITIK RADIKALDENGAN PENDEKATAN


STRUKTURALISME DEPENDESIA

Dosen Pengampu:
Dr.Sukardi,M.Pd
Edy Kurniawan,M.Pd

Oleh:
Kelompok 6

NURWAHYU ASTUTI E1B020112


PRADILA ASMATULLAH E1B020116
RIAN FEBRIANI E1B020130

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur ke hadirat Allah SWT pencipta segala alam semesta beserta isinya. Karena
atas segala limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Agung Muhammad SAW sebagai panutan terbaik bagi umat yang membawa cahaya Islam.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi mata kuliah Politik Ekonomi
dengan judul “Mensintesis Ekonomi Politik Radikal dengan Pendekatan Strukturalisme
dan Dependensia ”. Kami menyampaikan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Politik
Ekonomi Bapak Dr. Sukardi,M.Pd dan bapak Edi Kurniawan,M.Pd yang telah membimbing
Kami dalam penulisan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, kami berharap para
pembaca agar dapat memakluminya. Karena kesempurnaan Ia hanya milik Allah SWT, dan
kekurangan adalah milik kita. Oleh karena itu diharapkan bagi para pembaca dan para
pemerhati pendidikan dimohon untuk memberikan kritik dan sarannya kepada kami demi
kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Mataram, 6 Otober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….…..3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………4

1. Latar Belakang…………………………………………………………………………4
2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………...4
3. Tujuan………………………………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….5

1. Sejarah perkembangan ekonomi politik Radikal………………………………….…..5


2. Pendekatan ekonomi strukturalisme……………………………………………….….5
3. Pendekatan ekonomi politik dependenisia……………………………………………6
4. Pembanguan Di Negara Maju………………………………………………………...7

BAB III PENUTUPAN……………………………………………………………………..10

1. Kesimpulan…………………………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….11

3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pakar-pakar aliran radikal menolak pandangan liberalisme ortodoks,yang menurut
mereka keliru dan secara politik tidak lengkap. Walaudalam analisisnya, kaum radikal
menerima sebuah sistem kapitalisme global, merekamemiliki pandangan yang berbeda
dalam memahami dinamika dasar dari sistem ini, dancara yang juga berbeda dalam
menjelaskan hubungan antara negara yang lebih majudengan yang kurang maju dalam
sistem dunia kapitalisme.
Persepsi awal tentang keterbelakangan yang dialami negara-negara Amerika Latinlebih
oleh faktor kelemahan sendiri, seperti watak kemalasan, disebabkan, dankeangkuhan.
Selanjutnya kecenderungan dari yang semula menyalahkan diri sendiri berubah
(eksternal.kebetulan mereka menemukan “kambing hitam” bahwa keterbelakanganya
negara-negara Amerika Latinkarena sudah sejak lama dieksploitasi oleh negara-negara
industri maju, erutamaoleh Amerika Serikat (Thee Kian Wie, 1987)
Dari segi segi perdagangan, Prebish melihat ada hubungan yang tidakmenguntungkan
bagi negara-negara sedang berkembang untuk bekerja sama dengannegara maju (negara
donor).Sebagai dampak dari hasil penelitian ECLA yang dipimpin Prebisch, pada tahun
80'an muncul berbagai kritik terhadap teori-teori dan konsep-konsep yang berasal
dariBarat. Kritik terhadap teori-teori dari Barat terseut paling teras di Amerika Latin.
Kritik-kritik tersebut kemudian menghasilkan sebuah “paradigma baru” ekonomi politik
radikal yang mencakup berbagai pendekatan, termasuk pendekatan ekonomi
strukturalisme dan pendekatan terbatas atau lebih dikenal dengan pendekatan dependensi
(ketergantungan).
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Sejarah berkembangnya ekonomi politik radikal?
b. Bagaiman Pendekatan ekonomi strukturalisme?
c. Bagaimana Pendekatan ekonomi politik dependensia?
d. Bagaimana Pembangunan di Negara Maju?
3. Tujuan
a. Mengetahui bagaimana sejarah perkembangan ekonomi politik radikal.
b. Mengetahui bagaimana pendekatan ekonomi strukturalisme.
c. Mengetahui Bagaimana pendekatan ekonomi politik dependenisia.
d. Mengetahui bagaimana Pembangunan Di negara Maju.

4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah Perkembangan Ekonomi Politik Radikal
Sebagai dampak dari hasil penelitian ECLA yang dipimpin Prebisch, pada tahun 80'an
muncul berbagai kritik terhadap teori-teori dan konsep-konsep yang berasal dariBarat.
Kritik terhadap teori-teori dari Barat terseut paling teras di Amerika Latin. Kritik-kritik
tersebut kemudian menghasilkan sebuah “paradigma baru” ekonomi politik radikal yang
mencakup berbagai pendekatan, termasuk pendekatan ekonomi strukturalisme dan
pendekatan terbatas atau lebih dikenal dengan pendekatan dependensi (ketergantungan).
Tokoh-tokoh strukturalis dari Dunia Ketiga antara lain: Ranjir Sao, C. T. Kuric,
Vandana Shiva, Celso Furtado, Raul Prebisch, Kwane Sundaram, Suthy Prasartet, Renato
Constantino. Dari Indonesia, pendukung utama aliran strukturalis adalah Sritua Arief, Sri
Edi Swasono, Adi Sasono dan Mubyarto. Bahkan oleh Sritua Arief nama-nama seperti
Mohammad Hatta, Sukarno, Margono Djojohadikusumo, Sri Sultan Hamengkubuwono,
Sjafruddin Prawiranegara, dan bahkan juga tokoh-tokoh muda seperti Revrisond Baswir,
Ichsanuddin Noorsy, Didik J. Rachbini serta Umar Jouro dimasukkan sebagai pendukung
pendekatan strukturalis dari Indonesia.
Jika ingin ditelusuri lebih jauh, menurut Ruccio & Simon (1988), ada dua kelompok
pendukung aliran dependensia, yaitu (1) aliran Marxis dan Neo-Marxis, serta (2) aliran Neo-
Marxis. Aliran pertama didukung oleh Paul Baran, Andre Gunder Frank, Samir Amin,
Theotonio Dos Santos, Rudolfo Stavenhagen, dan F. H. Cardoso. Sesuai namanya,
kelompok ini banyak menggunakan kerangka analisis teori Marxis dan Neomarxis dalam
menjelaskan keterbelakangan yang dialami negara-negara Amerika Latin. Mereka tidak
terlalu membedakan struktur intern dan ekstern, karena keduanya dipandang sebagai faktor
endogen sistem kapitalisme dunia. Jelasnya, struktur intern daerah periferi sudah ratusan
tahun dipengaruhi faktor eksogen sehingga seluruh struktur ini sudah terbuka bagi faktor
ekstern.
2. Pendekatan Ekonomi Strukturalisme
Pendekatan ini berkembang dari pemikiran para pengkritik liberalisme. Perspektif
strukturalis berkembang sebagai reaksi terhadap meluasnya liberalisme di abad 19. Aliran
strukturalis telah banyak mempengaruhi berbagai tafsiran historis tentang masalah masalah
yang dihadapi oleh negara Amerika Latin. Menurut Thee Kian Wie 1987 Pendekatan Ekonomi
strukturalisme diantaranya sebagai berikut:

5
1. Struktur perdagangan luar negeri Amerika Latin yang hanya berperan sebagai
pengekspor komoditas bahan mentah ke negara maju.
2. Dalam pertanian disebabkan struktur kepemilikan dan penguasaan tanah, perilaku non
ekonomis yang memiliki lahan luas untuk gengsi sosial untuk melindungi diri dari
inflasi.
3. Pendapatan yang timpang kekayaan dan kekuasaan politik golongan elit akan
menghambat mobilitas sosial.

Menurut Swasono (2003) berpendapat bahwa strukturalisme paham yang menolak


ketimpangan struktural sebagai sumber ketidakadilan soaial ekonomi. Pengikut aliran
strukturalis berusaha mengungkapkan sekaligus mengusut ketimpangan ketimpangan
struktural yang diakibatkan pemusatan penguasaan dan pemilikan aset ekonomi, ketimpangan
distribusi pendapatan, roduksi dan kesempatan ekonomi. Kaum strukturalis menolak
mekanisme pasar bebas karena mereka menilai ketidakadilan soaial ekonomi yang korbannya
golongan kelas bawah. Mekanisme pasar diartikan suatu mekanisme dimana kelompok
masyarakat yang tidak cukup memiliki tenaga beli akan tersisih oleh arus pasar. Pasar bebas
tidak mampu mengatasi ketimpangan struktural justru mendorong ketimpangan struktural serta
memperenggang persatuan nasional.

Dari ajaran Neo klasik percaya bahwa kompetisi akan membawa masyarakat pada
kemakmuran dari pada kerjasama, namun kaum strukturalis lebih mengutamakan kerjasama.
Bagi kaum strukturalis ekonomi pasar bebas dunia lebih banyak menimbulkan kemiskinan dari
pada kemakmuran, meningkatkan angka pengangguran dari pada menciptakan lapangan kerja,
menimbulkan ketimpangan dari pada pemerataan. Pendukung strukturalis sepakat bahwa
internasionalisasi kapital, produksi dan perdagangan bebas hanya akan memberdayakan
(ekonomi dan politik) kelompok kaya dan daya beli tinggi serta menyengsarakan kaum
golongan bawah.

3. Pendekatan Ekonomi Politik Dependensia


Pendekatan dependencia (ketergantungan) pada dasarnya hendak menjelaskan
persoalan keterbelakangan negara-negara di Dunia Ketiga dalam perspektif ekonomi-politik
global secara struktural, khususnya negara-negara bekas jajahan. Pendekatan ini merupakan
reaksi terhadap teori modernisasi yang “menuduh” bahwa keterpurukan pembangunan di
Dunia Ketiga disebabkan oleh faktor internal negara-negara Dunia Ketiga. Meski demikian
keberadaan teori ini juga tidak lepas dari kritikan, salah satunya dianggap gagal

6
mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di sejumlah negara Dunia Ketiga,
khususnya munculnya New Industrializing Countries (NICs) seperti Taiwan, Korea Selatan,
Singapura, Hongkong. Namun demikian keberadaan teori dependencia tetap dianggap penting,
dengan segala pandangan dan perdebatannya, karena teori ini telah memberikan perspektif baru
bagi pengembangan teori-teori pembangunan. Ditengah perdebatan, tatanan ekonomi dunia
baru memang sangat dibutuhkan dalam hal ini tatanan yang lebih adil tentunya dan ekonomi
Islam dapat dijadikan salah satu solusinya, karena dibangun diatas prinsip ‘adalah (keadilan).
Pakar-pakar aliran dependensia menganggap bahwa perekonomian semua negaradapat
diurutkan mulai dari yang paling terbelakang hingga yang paling maju, dan bahwa
pembangunan dianggapsebagai sebuah prosesyang unilinear. Pendapatpara pakar
alirandependensia terhadap aliran ekonomi politik radikal, yaitu:
• Paul Baran Menurut Baran pada dasarnya investasi tidak meningkatkan kesejahteraan
di Negara-negara miskin. Yang terjadi hanya perubahan kebiasaan sosial masyarakat
miskin serta perubahan orientasi dari evaluasi dan pemenuhan pasar dalam negeri
menjadi orientasi produksi untuk memenuhi pasar luar negeri.Baran menyimpulkan
bahwa Kapitalis telah gagal memperbaiki kesejahteraan masyarakat miskin,tetapi
sangat berhasil mengintroduksi semua ekonomi dan sosial yang melekat dalam sistem
kapitalisme lebih dari kapitalisme juga mengubah orientasi pertanian dari pola
pemenuhan kebutuhan sendiri menuju pola produksi ekspor barang.
• Andre Gunder Frank Teori dependensia berusaha menjelaskan tentang
ketergantungan. Dalam hubungan ada dua pihak yang terlibat, yaitu pihak yang
dominan danyang bergantung (tergantung). Frank mengumpamakan hubungan antara
Negara-negara industri barat dengan negara-negara non industri dunia ketiga laksana
Rangkaian hubungan dominasi dan eksploitasi antara metropolis dan satelit.
• Samir Amin Dominasi perekonomian dunia dan rekayasa eksploitasi yang dilakukan
oleh negara-negara maju dipusat menjadikan negara-negara miskin semakin
tergantung pada pusat (negara maju). Samir Amin mengombinasikan sistem kapitalis
dunia,artikulasi moda produksi, dan internasionalisasi kapital dengan teori pertukaran
yang tidak imbang menghasilkan sebuah teori pembangunan dimana negara maju
dannegara miskin saling beroposisi dalam sebuah formasi sosial kapitalis dunia.
4. Pembangunan Di Negara Maju
Negara maju (atau negara berpenghasilan tinggi, negara industri) adalah
negara berdaulat yang memiliki kualitas hidup yang tinggi, ekonomi yang maju dan

7
infrastruktur teknologi yang canggih relatif dibandingkan negara-negara yang kurang maju
lainnya. Negara-negara yang memiliki pendapatan minimal US$11.906 per tahun atau lebih
dapat disebut sebagai negara maju.Umumnya, kriteria-kriteria yang digunakan untuk
mengukur tingkat pembangunan ekonomi negara adalah Produk domestic
bruto (PDB),Pendapatan nasional bruto (PNB), Pendapatan perkapita, tingkat
industrialisasi, jumlah infrastruktur yang tersebar luas, dan standar hidup umum;namun
beberapa negara yang telah mencapai PDB tinggi melalui eksploitasi sumber daya alam
(seperti Nauru melalui pengambilan Berunei Darussalam melalui pengambilan Minyak
bumi) tanpa mengembangkan industri yang beragam, dan ekonomi berdasarkan-jasa tidak
dianggap memiliki status sebagai negara maju.
Adapun ciri-ciri di negara maju adalah sebagai berikut:
• Memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat dan pendapatan perkapita yang tinggi.
Pendapatan per kapita digunakan untuk menunjukkan rata rata penghasilan setiap
penduduk dalam suatu negara. Negara-negara maju memproduksi barang-barang
yang bernilai tinggi seperti pesawat terbang, mobil, dan barang elektronik lainnya,
selain itu profesi masyarakat sebagian besar di bidang jasa yaitu pendidikan,
hiburan, konsultan, dan jasa keuangan.
• Angka pengangguran rendah. Para pengangguran di negara maju biasanya
mendapatkan jaminan sosial dari pemerintah. Akan tetapi, hal tersebut tidak
membuat para pengangguran bermalas-malasan. Hal itu disebabkan pengangguran
tersebut memiliki tingkat kesadaran untuk bekerja dan mencari pekerjaan baru
sangat tinggi.
• Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang berkembang dengan pesat dan
cepat, Pemerintah memberikan beragam fasilitas untuk menunjang keberhasilan di
bidang tersebut. Para ilmuwan memiliki semangat tinggi dalam melakukan
observasi dan praktik guna menghasilkan temuan-temuan baru di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Beberapa negara yang masuk dalam kategori ini di
antaranya adalah Inggris, Jerman, Perancis, Jepang, Amerika Serikat.
• Sistem pendidikan dan kesehatan yang baik. Penduduk di negara maju sudah melek
huruf atau bisa membaca dan menulis dengan lancar. Pemerintah memberikan
pelayanan serta fasilitas yang memadai untuk menunjang dunia pendidikan. Selain
itu pemerintah juga memberikan jaminan berupa pendidikan dasar kepada seluruh
rakyatnya dan para pendidik atau guru juga memiliki tingkat kesejahteraan yang

8
tinggi. Di samping itu, pemerintah memberikan pelayanan serta fasilitas kesehatan
yang memadai sehingga penduduknya memiliki kesejahteraan yang sangat tinggi.
• Infrastruktur Negara-negara maju umumnya memiliki infrastruktur yang sudah
berkembang. Perkembangan itu menompang pertumbuhan ekonomi penduduk dan
menguntungkan bagi suatu negara.

9
BAB III
PENUTUPAN
1. Kesimpulan
Dampak dari sistem liberalisme yang mengakibatkan perkembangan dan ekspansi
kapitalisme makin mendunia. Bagi kebanyakan orang, pembangunan kapitalisme sinonim
dengan perkembangan industrial, ekonomi dan struktural yang semakin kompleks ke
seluruh dunia. Jika ada negara yang saat ini masih terbelakang, pakar-pakar ekonomi aliran
neoklasik berpendapat bahwa masalah ini bisa di atasi dengan pertumbuhan kapitalisme
lebih jauh. Adapun tugas dari pembangunan ekonomi menurut Neoklasik adalah untuk
menggariskan jalur pertumbuhan bagi negara yang di sebut kurang berkembang (less
develped countries/LDCs) tersebut.(Deliarnov,2006)
Namun pandangan dari aliran radikal tidak demikian karena para teoretikus radikal
melihat adanya dominasi dan eksploitasi dalam modal imprealisme dan kolonialisme di
satu sisi dan perjuangan untuk kemerdekaan di sisi lainnya. Pakar-pakar aliran radikal
semuanya menolak pandangan liberalisme ortodoks yang menurut mereka secara teoretis
keliru dan secara politik tidak lengkap. Oleh karena itu kelompok kami ingin membahas
lebih lanjut tentang pandangan penganut aliran ekonomi politik radikal terhadap
pandangan penganut aliran liberalisme dan pandangan para penganut tersebut untuk
menyelesaikan masalah yang ada dalam sistem kapitalis dengan cara ekonomi politik
sistem radikal.

10
DAFTAR PUSTAKA

ismah tita ruslin. RELASI EKONOMI-POLITIK DALAM PERSPEKTIF


DEPENDENCIA. Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman. 2012;7(2):114-127.
doi:10.24252/.v7i2.1383

Deliarnov, 2006. Ekonomi Politik, Jakarta: Erlangga,

M.L.Jhingan. 1988. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Jakarta: CV Rajawali,

11

Anda mungkin juga menyukai