Anda di halaman 1dari 21

SOSIOLOGI EKONOMI

Critical Book Review


KAPITALISME DAN KONSUMSI DI ERA
MASYARAKAT
POST-MODERNISME

KIFLI ALMUJAHID HASIBUAN


3153122015

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL
TAHUN 2016/2017

MEDAN

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
berkah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan Crittical Book Report
mata kuliah Sosiologi Ekonomi yang berjudul Sosiologi Ekonomi Kapitalisme
dan Konsumsi di Era Masyarakat Post- Modernisme sebagai tugas rutin.
Dan harapan saya dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari
Critical Book Report tersebut menjadi lebih baik lagi.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya, bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki penulisan Critical Book Report.

Medan, November 2016

Penulis

DAFTAR ISI
Hal
BAB I Pendahuluan.............................................................................. 1

BAB II Pembahasan Critical Book Report......................................... 2

BAB III Pembahasan sevara umum buku.......................................... 4

BAB IV Penutup/Kesimpulan.............................................................. 5

Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
Judul

: Sosiologi Ekonomi

Penulis

: DR. Bagong Suyanto

ISBN

: 978-602-9413-82-3

Penerbit

: Kencana

Tahun Penerbit

: 2013

Urutan cetakan

: Cetakan pertama

Dimensi buku

: 13,5 20,5 cm

Tebal buku

: xx, 284 hlm

BAB II

Pembahasan Critical Book Report

a. Latar belakang masalah yang akan dikaji


Untuk membahas studi sosiologi ekonomi kontemporer di era masyarakat
post-modernisme. Disadari bahwa untuk menjelaskan dan memahami realitas dan
perilaku ekonomi masyarakat tidaklah memadai hanya dengan mengandalkan
pada ilmu ekonomi atau sosiologi saja, karena ketika realitas ekonomi makin
kompleks, mau tidak mau sosiologi harus menyapa disiplin ilmu yang lainya agar
dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif

dan kontekstual,

terutama memahami perkembangan perilaku produksi dan konsumsi di


masyarakat.
b. Kajian teori yang digunakan/konsep yang digunakan
1. Teori evolusi organik pada masyarakat manusia dan mengembangkan teori besar
tentang evolusi sosial yang diterima secara luas beberapa puluh tahun kemudian.
2. Di era 1980-an, arus utama kajian sosiologi

ekonomi banyak dipengaruhi

Granovetter, dan lebih berfokus pada tiga konsep penting, yaitu pelekatan,
jaringan, dan kontruksi sosial ekonomi.
3. Menurut Turner, sosiologi ekonomi

sebagai bagian dari sosiologi

yang

membahas dan menganalisa fenomena ekonomi, dengan bantuan konsep-konsep


dan metode sosiologi.

d.

Metode yang digunakan

Analisa data berdasarkan analisa teori para ahli dalam buku DR. Bagong
Suryanto.

BAB III
PEMBAHASAN SECARA UMUM BUKU
A. Analisis Review Book
6

Sosiologi sesungguhnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure-science) yang


hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan
kualitas ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan (applied
science) yang menyajikan cara-cara untuk menggunakan pengetahuan ilmiahnya
guna memecahkan masalah praktis atau masalah sosial yang perlu ditanggulangi
(Horton dan Hunt, 1987:41).
Dalam studi-studi ilmu sosial, kebangkitan dan puncak perkembangan sosiologi
ekonomi baru terjadi sekitar 1980-an, dan ditahun ini lahirlah sosiologi ekonomi
baruu (new economic sociology) yang tidak hanya menaruh perhatian pada aspek
produuksi dan kehidupan di dunia industri, namun menaruh perhatian pada
persoalan sosial ekonomi yang makin luas.
Dalam satu dekade terakhir, sosiologi ekonomi baru makin berkembang pesat dan
merambah wilayah kajian yang sangat luas, yang meliputi banyak fenomena
ekonomi yang subtantif. Dalam perkembangan sosiologi ekonomi baru nyaris
semua

aspek

aktifitas

ekonomi

dikaji,

baik

di

tingkat

individu,kelompok,komunitas, dan kelembagaan.


Sebagai bagian dari ilmu sosial, sosiologi umumnya menyadari bahwa untuk
menjelaskan dan memahami realitas sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat
tidaklah cukup hanya dengan mengandalkan teori-teori sosiologi klasik. Mau
tidak mau, sosiologi harus menyapa disiplin ilmu yang lain, termasuk ilmu
ekonomi.

Sosiologi ekonomi secara sederhana didefenisikan sebagai studi tentang


bagaimana cara orang, kelompok atau m,asyarakat memenuhi kebutuhan hidup
mereka terhadap jasa dan barang langka, dengan menggunakan pendekatan
sosiologi (Damsar, 1997:9).adapun tokoh-tokoh awal perkembangan dalam
sosiologi ekonomi ialah Karl Max, Max Weber, dan Emile Durkheim.
realitas sosial ekonomi di era masyarakat post- modernisme makin berkembang,
proses komodifikasi makin meluas, dan bahkan perilaku konsumsi masyarakat
telah mencapaitingkat akselerasi perkembangan yang tidak lagi bisa dikendalikan,
karena dukungan dan pertumbuhan teknologi informasi yang luar biasa. Di era
masyarakat post-industrial, masyarakat bukan hanya makin familiar dengan
gadget, tetapi juga makin familiar dengan kehidupan dan interaksi sosial di dunia
cyberspace-sebuah ruang halusinasi yang tercipta dari jaringan data-data
komputer- yang digunakan sebagai saluran komunikasi antar manusia dalam skala
global (Piliang, 2009: 366). Di era masyarakat informasi, masyarakat tidak hanya
bisa mengkonsumsi produk industri budaya melalui pemesanan via internet, tetapi
produk budaya macam apa yang dibeli dan dikonsumsi sering kali juga diilhami
dari apa yang mereka akses di internet dan juga karena stimulasi dari apa yang
ditawarkan budaya populer.
Tokoh-tokoh sosiologi awal

yang banyak berperan dalam perkembangan

sosiologi ekonomi antara lain Karl Max (1818-1883), Max Weber (1864-1920),
dan Emile Durkheim (1858-1917). Ketiganya dikenal bukan hanya sebagai tokoh
penting dalam perkembangan ilmu sosial pada umumnya, tetapi mereka juga

disebut-sebut sebagai peletak fondasi dasar dan memberikan kontibusi konsepkonsep penting dalam perkembangan sosiologi ekonomi.
Dalam perkembangan ilmu sosial, kebangkitan dan puncak perkembangan
sosiologi ekonomi terjadi sekitar tahun 1980-an, dan ditahun ini lahirlah sosiologi
ekonomi baru (new economic sociology) . kehadiran sistem perekonomian
fastfood, McDonalisasi, fenomena merebaknya penggunaan kartu kredit sebagaii
uang plastik yang memudahkan dan meningkatkan perilaku konsumtif konsumen,
proses komodifikasi, perkembangan gaya hidup masyarakat post modern,
perkembangan budaya konsumen, dan lain sebagainya adalah tema-tema yang
acap kali diperbincangkan dalam kajian sosiologi ekonomi kontemporer. Dua
perkembangan atau pergeseran paling menonjol yang terjadi di era masyarakat
post-industrial yaitu : pertama, terjadinya pergeseran dari persoalan produksi ke
konsumsi. Kedua, terjadi pergeseran fokus kapitalisme dari pengeksploitasian
pekerja ke pengeksploitasian konsumen (Ritzer, 2010:372-375)
B. Evaluasi Review Book
Isi dari bab I ini sangatlah detail dan kompleks, setiap pembahasan dalam sub
juduul terdapat teori-teori dari para ahli yang semakin menguatkan kebenaran
daripada isi tulisan tersebut. Di dalam bab ini juga disajikan gambaran umum
serta relevansi sebelum masuk kedalam tujuan Instruksional Khusus dan
penyajian materi. Di dalam penyajian materi juga dijelaskan secara rinci mengenai
perkembangan sosiologi, dan ulasan semakin dalam saat penyajian kemunculan
sosiologi ekonomi.

BAB IV
PENUTUP/KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Sebagai sebuah bidang kajian, sosiologi ekonomi di era post-modernisme boleh
dikata telah menemukan ladang persemaian tema yang seolah tak terbatas, dan era
ini tidaklah keliru jika dikatakan sebagai era kebangkitan sosiologi ekonomi
konrtemporer. Dikatakan kontemporer, karena realitas sosial ekonomi yang
menjadi fokus kajian tidak lagi berkaitan dengan kehidupan masyarakat modern,
tetapi telah merambah ke kehidupan masyarakat post-modern dimana yang
namanya kenyataan dan halusinasi sudah tidak dapat lagi dibedakan. Era postindustrial, post-modernisme, atau era kapitalisme lanjut, adalah era yang
melahirkan berbagai persoalan baru yang berkaitan dengan konsumsi dan gaya
hidup,dan bagi sosiologi ekonomi hal ini merupakan tantangan baru yang menarik
untuk dikaji dan dibicarakan.

B. Saran
Dalam bab I ini, ada banyak istilah kata yang sangat jarang diketahui oleh para
mahasiswa. Baik itu dalam istilah bahasa ilmiah atau bahasa asing. Sehingga tidak

10

dapat dipungkiri bahwa sebenarnya cukup sulit untuk dapat memahami setiap arti
kata yang asing. Sebaiknya dalam penulisan setiap kata ilmiah atau dalam bahasa
asing menggunanakan istilah arti yang langsung dibuat dalam tanda kutip atau
dalam tanda kurung, sehingga pembaca dapat langsung memahami apa yang
sedang dibacanya.

BAB II
RINGKASAN REVIEW BOOK

A. LATAR BELAKANG MASALAH YANG AKAN DIKAJI


Kajian dan teori-teori sosiologi ekonomi, pada awalnya banyak berutang kepada
Karl Marx, Max Weber, dan Emile Durkheim, tetapi studi dan analisis sosiologi
ekonomi mengalami perkembangan yang luar biasa dengan kemunculan teori
kritis. Teori kritis adalah produk dari para pemilik neo marxis Jerman yang mulai
menyadari keterbatasan teori Marxian klasik dalam memahami perubahan realitas
sosial yang makin kompleks di era masyarakat modern dan postmodern.
Pada era modern masyarakat hanya membahas persoalan modal dan
produksi, setelah masyarakat memasuki era post-modern umumnya lebih banyak
berkaitan dengan persoalan gaya hidup, konsumsi, produk-produk industri
budaya, dan persentuhan mereka dengan teknologi informasi yang semakin pasif.
B. KAJIAN TEORI YANG DIGUNAKAN/ KONSEP YANG DIGUNAKAN
Sejak kelahiran teori kritis banyak terjadi perdebatan dari banyak
kalangan. Teori kritis lahir bukan hanya dari serangkaian kritik terhadap

11

pemikiran sebelumnya namun juga melalui dialog sebagaimana metode yang


ingin diterapkan memahami fenomena sosial. Teori kritis berbeda dengan teori
tradisional dalam beberapa hal, yaitu:
1. Teori kritis menolak pengetahuan sebagai sesuatu yang harus terpisahkan dan
lebih penting daripada tindakan.
2. Penelitian ilmiah tidak mungkin dilakukan pada masyarakat dimana
anggotanya belum otonom.
3. Teori kritis berkeyakinan bahwa penelitian sosial harus berisi komponen
historis.
4. Teori kritis memahami fenomena sebagai universal sekaligus partikular.
5. Teori kritis memiliki tujuan perubahan sosial, namun menghindari terjebak
dalam pragmatisme.
6. Teori kritis menyatukan dengan semua kekuatan progresif yang berkeinginan
untuk menyatakan kebenaran.
7. Teori kritis berkonsentrasi pada 2 masalah, yaitu : pertama, struktur dan
perkembangan otoritasnya dan kedua, kemunculan serta pertumbuhan budaya
massa.
Dibandingkan dengan prespektif yang lainnya, teori kritis memiliki
kelebihan karena prespektif ini bersifat eklektif atau interdisipliner dimana tujuan
utama teori kritis adalah penggunaan sistematik semua disiplin riset keilmuan
sosial demi mengembangkan teori yang komprehensif tentang masyarakat.
Perspektif teori kritis

pada dasarnya memfokuskan perhatian pada sifat

kapitalisme dan dominasi yang terus berubah.


Tahap-tahap perkembangan pemikiran Frankfurt School, yaitu:
1. Studi-studi empiris di era kepemimpinan Grunberg.

12

2. Munculnya teori sosial interdisipliner materialis dibawah kepemimpinan


Horkheimer.
3. Munculnya teori kritis sosial selama institut ini berada pada pengungsian
antara tahun 1937 hingga awal tahu 1940-an.
4. Menyebarnya anggota Frankfurt School ke berbagai negara di 1940-an.
5. Kembalinya Frnkfurt School di Jerman selama tahun 1950-1960.
6. Perumusan teori kritis oleh Fromm, lowenthal, marcuse dan tokoh-tokoh
lainnya yang tetap bermukim di Amerika, yang ternyata berbeda dengan
pemikiran rekan mereka yang kembali ke Jerman.
7. Berlanjutnya perkembangan proyek Frankfurt School dibawah tokoh-tokoh
baru, seperti habermas, Oskar Negt, Alfred Schmidt di tahun 1970-1980.
Beberapa tema yang semula tidak dikaji horkheimer , justru memperoleh
tempat utama di habermas , seperti isu tentang hemerneutik dan analisis
linguistik.
8. Munculnya teori kritis generasi baru yang aktif di dunia akademik di Eropa
dan Amerika.
Perbandingan kerangka teoritis Karl Marx dan Max Horkhimer, yaitu:
1. Karl Marx :

Modal, Penindasan kaum kapitalis terhadap kaum pekerja, Subkjek.

Menciptakan masyarakat yang ideal, teori ekonomi kapitalisme.

Menentukan kesadaran manusia, Masyarakat yang tidak ada lagi kelas.

2. Max Horkheimer

13

Teknik dan ilmu pengetahuan, Penindasan dilakukan terhadap semua oleh


sistem produksi yang sangat ditentukan oleh teknologi, tidak lagi menjadi
subjek revolusi.

Mengembalaikan keadaan semuala yakni masyarakat penuh penindasan,


kebudayaan teknokratif, tidak lagi menentukan tekanannya pada fungsi
primer kesadaran dalam rang emansipasi dan masyarakat emansipator.

Ciri umum yang menjadi karateristik dan kekhasan teori kritis, yaitu :
1. Berlawanan dengan positivism.
2. Membedakan masa lalu dengan masa kini.
3. Berpandangan bahwa dominasi bersifat structural.
4. Berkeyakinan bahwa struktur dominasi direproduksi melalui kesadaran palsu
manusia.
5. Berkeyakinan bahwa perubahan sosial dimulai dari rumah, kehidupan seharihari manusia.
6. Menggambarkan hubungan antara struktur dan manusia secara dialektis.
7. Berlawanan dengan pernyataan bahwa kemajuan akhir terletak pada ujung
jalan yang panjang.

Adapun kelemahan teori kritis , yaitu :

14

1. Teori kritis bersifat nonkuantitatif.


2. Teori kritis dinyatakan bersifat politis.
3. Teori kritis tidak memiliki data mempertahankan spekulasi murni.
4. Teori sosial positivistik tidak akan menoleransi penteorian teoritisi kritis yang
dipolitisasi.
5. Teori kritis dipandang teori sosial positivistik berada diluar batas.

C. METODE YANG DIGUNAKAN


Metode yang saya gunakan dalam Review Buku ini dengan
menggunakan analisis isi buku yang merupakan 1 sumber buku yang dimiliki.
Jenis penulisan ini sendiri berbentuk deskriptif yang berasal dari hasil membaca
dan analisis isi 2 sumber buku yang dimiliki.

BAB III

15

PEMBAHASAN REVIEW BOOK

1. Analisis Review Book


Teori kritis adalah produk dari para pemilik neo marxis Jerman yang mulai
menyadari keterbatasan teori Marxian klasik dalam memahami perubahan realitas
sosial yang makin kompleks di era masyarakat modern dan postmodern.
Dibandingkan dengan prespektif yang lainnya, teori kritis memiliki
kelebihan karena prespektif ini bersifat eklektif atau interdisipliner dimana tujuan
utama teori kritis adalah penggunaan sistematik semua disiplin riset keilmuan
sosial demi mengembangkan teori yang komprehensif tentang masyarakat.
Perspektif teori kritis

pada dasarnya memfokuskan perhatian pada sifat

kapitalisme dan dominasi yang terus berubah.


Awal mula perkembangan teori kritis, dapat dilihat dari perkembangan
Frankfurt School yaitu ;
1. Studi-studi empiris di era kepemimpinan Grunberg.
2. Munculnya teori sosial interdisipliner materialis dibawah kepemimpinan
Horkheimer.
3.

Munculnya teori kritis sosial selama institut ini berada pada pengungsian
antara tahun 1937 hingga awal tahu 1940-an.

4. Menyebarnya anggota Frankfurt School ke berbagai negara di 1940-an.


5. Kembalinya Frnkfurt School di Jerman selama tahun 1950-1960.
6. Perumusan teori kritis oleh Fromm, lowenthal, marcuse dan tokoh-tokoh
lainnya yang tetap bermukim di Amerika, yang ternyata berbeda dengan
pemikiran rekan mereka yang kembali ke Jerman.

16

7. Berlanjutnya perkembangan proyek Frankfurt School dibawah tokoh-tokoh


baru, seperti habermas, Oskar Negt, Alfred Schmidt di tahun 1970-1980.
Beberapa tema yang semula tidak dikaji horkheimer , justru memperoleh
tempat utama di habermas , seperti isu tentang hemerneutik dan analisis
linguistik.
Dikalangan teoritis mazhab Frankfurt School, ada nama-nama yang
identik seperti Horkheimer, Adorno, Marcuse, dan Habermas. Tetapi diluar dari
nama-nama tokoh ini yang disebut Honneth sebagai kelompok lingkarang
dalam. Dan lingkaran luar, seperti Franz Neumann, Otto Kirchheimer, Welter
Benjamin dan Erich Fromm.
Ciri umum yang menjadi karateristik dan kekhasan teori kritis, yaitu :
1. Berlawanan dengan positivism.
2. Membedakan masa lalu dengan masa kini.
3. Berpandangan bahwa dominasi bersifat structural.
4. Berkeyakinan bahwa struktur dominasi direproduksi melalui kesadaran
palsu manusia.
5. Berkeyakinan bahwa perubahan sosial dimulai dari rumah, kehidupan
sehari-hari manusia.
6. Menggambarkan hubungan antara struktur dan manusia secara dialektis
7. Berlawanan dengan pernyataan bahwa kemajuan akhir terletak pada ujung
jalan yang panjang.

17

Adapun kelemahan teori kritis , yaitu :


1. Teori kritis bersifat nonkuantitatif.
2. Teori kritis dinyatakan bersifat politis.
3. Teori kritis tidak memiliki data mempertahankan spekulasi murni.
4. Teori sosial positivistik tidak akan menoleransi penteorian teoritisi kritis
yang dipolitisasi.
5. Teori kritis dipandang teori sosial positivistik berada diluar batas.

B. Evaluasi Critical Book


Dengan cara pandang dan fokus analisis baru yang ditawarkan, maka teori kritis
harus diakui telah berhasil mendekonstruksi hukum besi kapitalisme, patriarki
rasisme, dan dominasi atas alam sebagaimana diyakini kebenarannyaoleh aliran
positivisime sebagai hukum sosial yang statis dan fatalistis atau sebagai faktafakta sosial yang membeku di dalam nasib sosial yang telah ditakdirkan. Pendek
kata, teori kritis mendekinstruksi semua bentuk dominasi dan kemudian
melahirkan tafsir baru terhadap kenyataan sosial dengan cara yang radikal dan
kritis (Agger, 2003:39).
Secara lebih perinci, Ritzer dan Goddman (2008) mencatat ada beberapa
sumbangan atau kontribusi utama teori kritis yang telah mewarnai perkembangan
teori sosial.pertama, sumbangan terbesar mazhab kritis adalah pada upaya untuk
menukar orientasi teori marxian menuju ke arah elemen- elemen subjektif
kehidupan sosial pada level individu dan kultural.dimata teori kritis, individu
adalah aktor yang sering kali harus berhadapan dan dikendalikanoleh kekuatankekuatan eksternal, dan hasilnya : sebagian mungkin larut dalam dominasi dan
dunia simulakra yang palsu, tetapi sebagian yang lain seperti dikatakan Freud

18

mungkin saja karena dibekali dengan libido ( energi seksual) akan dapat
mengembangkannya menjadi dasar bagi energi tindakan kreatif yang berorientasi
ke arah terhapusnya bentuk- bentuk utama dominasi kelas yang berkuasa atau
dominasi yang dikembangkan kekuatan industri budaya.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Buku ini menjelaskan kepada mahasiswa tentang latar belakang, tokohtokoh teori kritis, fokus kajian dan perkembangan teori kritis dalam memahami
dinamika ekonomi dan perilaku konsumen di era kapitalisme lanjut. Teori kritis
adalah produk dari para pemilik neo marxis Jerman yang mulai menyadari
keterbatasan teori Marxian klasik dalam memahami perubahan realitas sosial
yang makin kompleks di era masyarakat modern dan postmodern.
Dibandingkan dengan prespektif yang lainnya, teori kritis memiliki
kelebihan karena prespektif ini bersifat eklektif atau interdisipliner dimana tujuan
utama teori kritis adalah penggunaan sistematik semua disiplin riset keilmuan
sosial demi mengembangkan teori yang komprehensif tentang masyarakat.
Perspektif teori kritis

pada dasarnya memfokuskan perhatian pada sifat

kapitalisme dan dominasi yang terus berubah.

19

Awal mula perkembangan teori kritis, dapat dilihat dari perkembangan Frankfurt
School yaitu :
1. Studi-studi empiris di era kepemimpinan Grunberg.
2. Munculnya teori sosial interdisipliner materialis dibawah kepemimpinan
Horkheimer.
3.

Munculnya teori kritis sosial selama institut ini berada pada pengungsian
antara tahun 1937 hingga awal tahu 1940-an.

4. Menyebarnya anggota Frankfurt School ke berbagai negara di 1940-an.


5. Kembalinya Frnkfurt School di Jerman selama tahun 1950-1960.
6. Perumusan teori kritis oleh Fromm, lowenthal, marcuse dan tokoh-tokoh
lainnya yang tetap bermukim di Amerika, yang ternyata berbeda dengan
pemikiran rekan mereka yang kembali ke Jerman.
7. Berlanjutnya perkembangan proyek Frankfurt School dibawah tokohtokoh baru, seperti habermas, Oskar Negt, Alfred Schmidt di tahun 19701980. Beberapa tema yang semula tidak dikaji horkheimer , justru
memperoleh tempat utama di habermas , seperti isu tentang hemerneutik
dan analisis linguistik.
Adapun kelemahan teori kritis , yaitu
1. Teori kritis bersifat nonkuantitatif.
2. Teori kritis dinyatakan bersifat politis.
3. Teori kritis tidak memiliki data mempertahankan spekulasi murni.
4. Teori sosial positivistik tidak akan menoleransi penteorian teoritisi kritis
yang dipolitisasi.
5. Teori kritis dipandang teori sosial positivistik berada diluar batas.

20

Gambaran isi buku secara umum sudah sesuai dengan dengan tujuan yang
diberikan penulis. Hanya saja alur tulisannya yang kurang tertata membuat sedikit
bingung pembaca, serta bahasa yang sulit dipahami dan gaya bahasa yang
monoton.

SARAN
Saran untuk buku adalah agar didalam pembuatan buku alur dari
penjelasan dan isinya lebih jelas sehingga dapat memudahkan pembaca untuk
memahami isi buku.

21

Anda mungkin juga menyukai