Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI

(SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ALIRAN SEJARAH)

Dosen: Dr. Dra. Rahmani Timorita Y., M.Ag

Disusun Oleh:
Mau’izhotul Hasanah (13423114)

Program Studi Ekonomi Islam


Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, atas nikmat dan karunianya yang telah diberikan kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah sejarah pemikiran ekonomi yang berjudul sejarah pemikiran ekonomi
aliran sejarah. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada suri tauladan umat manusia
yakni nabi Muhamad SWT yang mana sesosok manusia sempurna yang telah memperjuangkan
agama Islam sehingga sampai sejaya ini. Dan tak lupa saya berterima kasih kepada dosen
pengajar kami Dr. Dra. Rahmani Timorita Y., M.Ag yang mana telah membimbing kami
selama materi ini berlangsung dan juga telah mempercayakan tugas ini kepada saya, sehingga
saya dapat mengambil pengetahuan dan pembelajarannya.

Makalah ini dirancang dan ditulis sebagai tugas individu begitu pula bertujuan agar
mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang sejarah pemikiran ekonomi dari dari
aliran sejarah berserta tokoh-tokoh yang ada dalam aliran sejarah. Sehingga
mahasiswa/mahasiswi dapat mengambil kesimpulan atas apa yang saya bahas pada makalah
ini dan saya pun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya khususnya
bagi mahasiswa maupun mahasiswi jurusan Ekonomi islam

[2]
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR _______________________________________________________________________ 2
DAFTAR ISI ______________________________________________________________________________ 3
BAB I PENDAHULUAN _____________________________________________________________________
A. LATAR BELAKANG ___________________________________________________________________ 4
B. RUMUSAN MASALAH _________________________________________________________________ 4
BAB II PEMBAHASAN ______________________________________________________________________
A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PEMIKIRAN EKONOMI ALIRAN SEJARAH
1. Pengertian Pemikiran Ekonomi Aliran Sejarah _________________________________________ 5
2. Ruang Lingkup Pemikiran Ekonomi Aliran Sejarah _____________________________________ 6
B. SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ALIRAN SEJARAH _________________________________________ 6
C. TOKOH-TOKOH ALIRAN SEJARAH
1. Friedrich List _____________________________________________________________________ 7
2. Bruno Hildebrand (1812-1878) _______________________________________________________ 8
3. Gustav Von Schmoler (1839-1917) ____________________________________________________ 9
4. Werner Sombart (1863-1941) _______________________________________________________ 10
5. Max Weber (1864-1920) ___________________________________________________________ 11
D. IMPLIKASI SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ALIRAN SEJARAH _____________________ 11
BAB III PENUTUP __________________________________________________________________________
A. KESIMPULAN _______________________________________________________________________ 13
B. SARAN ____________________________________________________________________________ 13
DAFTAR PUSTAKA ______________________________________________________________________ 15

[3]
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak terciptanya, manusia sudah memiliki beragam kebutuhan. Pada hakikatnya
kebutuhan manusia sangatlah terbatas dan sederhana akan tetapi dengan perkembangan zaman
yang semakin maju sehingga kebutuhan manusia semakin bervarian. Sedangkan alat pemuas
kebutuhan manusia semakin langka karena terbatas adanya. Dalam hal ini terdapat sebuah
permasalahan ekonomi yang mana terdapat ketidak seimbangan alat pemuas kebutuhan dengan
kebutuhan manusia. Permasalah ini kemudian menjadi penyebab dari timbulnya pemikiran-
pemikiran dari ahli ekonomi. Akan tetapi pemikiran tersebut pada suatu waktu dapat di terima
tapi di lain waktupun dianggap tidak mampu untuk memecahkan permasalahan sosial dan
ekonomi.
Pemikiran-pemikiran ekonomi yang berkembang pada saat ini memiliki perjalanan dan
proses yang amat panjang. Perkembangannya berlangsung berabad-abad seiring dengan
munculnya peradaban-peradaban yang ada didunia. Aliran sejarah berkembang berdasarkan
pengalaman, mereka berpendapat bahwa kegiatan manusia tidak untuk mencapai tujuan
ekonomi saja akan tetapi motif-motif lainnya juga seperti etika, moral, serta dorongan orang
lain. Dengan mempelajari sejarah pemikiran ekonomi aliran sejarah diharapkan kita dapat
mengetahui teori-teori yang digunakan setiap tokoh pada masa aliran sejarah tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan ruang lingkup dari sejarah pemikiran ekonomi aliran sejarah?
2. Bagaimana sejarah dari aliran sejarah?
3. Siapakah tokoh-tokoh pemikir aliran sejarah berserta pemikirannya?
4. Bagaimana implikasi dari pemikiran ekonomi aliran sejarah?

[4]
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Ruang Lingkup Pemikiran Ekonomi Aliran Sejarah


Berhasilnya tokoh-tokoh neo-klasik dalam mementahkan serangan pemikiran-pemikiran
sosialis/marxis, maka bendera system liberal/kapitalisme kembali berkibar dan pada waktu
bersamaan, di Jerman perkembangan suatu aliran pemikiran ekonomi yang disebut Aliran Sejarah.

1. Pengertian Pemikiran Ekonomi Aliran Sejarah


Aliran sejarah di Jerman lahir pada tahun 1840 an melalui publikasi karya-karya ilmiah
yang ditulis oleh friederich List ( 1789 -1846), Nationales System der politichen Oekonomie
(1840), dan Wilhelm Roscher (1817-1894), Grundriss zu Vorlesungen ueber die
Staatswissenschaft nach geschichtilicher Methode (1843), aliran ini berakhir pada tahun 1915
ketika Gustav Friederich von Shmoller ( 1838-1917) menjelang kematiannya, dalam tahun 1883
pengikut aliran sejarah jerman yang terakhir ini menulis buku, Zur Methodologie der Staats-und
Sozialwissenschaften yang berpengaruh.Aliran sejarah adalah sebutan untuk suatu aliran
pemikiran ekonomi dalam sejarah yang berkembang dinegara Jerman pada abad 19, kaum historis,
seperti Wilhem Rosches, Bruno Hildebrand (1812-1878), Karl Knies (1821-1898), dan Gustav
Schmoller, dari jerman. Dalam abad yang sama, penyerangan ajaran-ajaran fundamental aliran
klasik dari inggris.
Pola pemikiran aliran sejarah didasarkan pada perspektif sejarah. Kerangka dasar teoritis
berikut pola pendekatan yang digunakan oleh aliran sejarah dalam memecahkan masalah-masalah
ekonomi sangat berbeda dan terpisah dari aliran utama (mainstream) yang berawal dari kaum
klasik. Namun aliran sejarah di inspirasikan oleh keberhasilan metode sejarah dalam bidang-
bidang hukum dan bahasa. Dari beberapa pakar Jerman sendiri ada yang menamakan aliran sejarah
sebagai aliran “etis”, untuk menunjukan ke tidak senangan mereka pada paham hidonisme klasik.
Menurut doktrin aliran sejarah, motif orang dalam bertindak tidak hanya didasarkan pada motif
laba dan kepentingan pribadi, tetapi dipengaruhi oleh motif-motif lain yang beragam. Menurut
mereka pengalaman sejarah memberikan banyak bukti bahwa motif orang dalam bertindak tidak
hanya didasarkan pada kepentingan pribadi. Tetapi juga didorong oleh etika dan implus-implus
lainnya.
Umumnya aliran sejarah cenderung bersandar pada nasionalisme, evolusi, dan perbaikan
hidup, suatu paradigma yang berlawanan secara diametrik dengan doktrin-doktrin aliran klasik.

[5]
Aliran ini dengan sadar, seperti juga aliran institusionalis dari amerika Serikat yang akan dianalisis
dalam buku yang memberikan perhatian yang kuat pada faktor-faktor institusional dalam
kehidupan sosial.

2. Ruang Lingkup Pemikiran Ekonomi Aliran Sejarah


Aliran sejarah menawarkan metode induktif-historis sebagai alternatif dari metode deduktif
kaum klasik. Metode ini didasarkan pada pengalaman dan pengkajian yang bersifat khusus, seperti
data-data perkembangan ekonomi di suatu tempat, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan umum.
Dengan metode tersebut, hukum dan dalil harga hanya akan berlaku di suatu tempat dan pada
waktu tertentu saja, karena hukum, dalil, dan teori-teori ekonomi sangat tergantung pada kondisi
serta lingkungan setempat sehinga tidak mungkin berlaku universal.
Aliran sejarah memandang bahwa kegiatan perekonomian tidak terlepas dari interaksi dalam
masyarakat, sehingga tidak mungkin ada hukum ekonomi yang berdiri sendiri dan terlepas dari
peran pemerintah. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa campur tangan pemerintah dalam
perekonomian sangat dibutuhkan agar tujuan sosial dari proses ekonomi dapat diarahkan pada
kondisi yang di inginkan bersama.
Pemikir aliran sejarah dengan gencar menyerang metode pendekatan deduktif yang
digunakan kaum klasik. Dengan pendekatan deduktif analisis ekonomi bertitik tolak dari
pengamatan secara umum. Setelah itu diambillah kesimpulan secara khusus (reasoning from the
general to the particular). Bagi pakar aliran sejarah metode deduksi ini di nilai terlalu abstrak dan
terlalu teoritis, dimana dari beberapa postulat kemudian meng-claim bahwa pemikiran-pemikiran
mereka berlaku umum. Untuk mengatasi kelemahan metode klasik terebut maka pemikir-pemikir
aliran sejarah menawarkan metode induktif historis.

B. Sejarah Pemikiran Ekonomi Aliran Sejarah


Pada abad ke 19 merupakan masa keemasan bagi lahirnya ide-ide baru dan gerakan
intelektual, dimana manusia mulai menyadari kemampuannya untuk merubah keadaan dalam
segala aspek kehidupannya. Kesadaran tersebut membawa perubahan dari segi cara pandang dalam
melihat eksistensi manusia. Pada masa ini manusia dipandang sebagai wujud dinamis yang
senantiasa berkembang dalam lintasan sejarah. Kelahiran aliran sejarah ini dipelopori oleh
Friedrich Carl von Savigny (1779-1861) melalui tulisannya yang berjudul Von Beruf unserer Zeit
fur Gesetzgebung und Rechtwissenschaft (Tentang pekerjaan pada zaman Kita di Bidang
Perundang-undangan dan Ilmu Hukum), dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pertama, pengaruh

[6]
montesqieu dalam bukunya “L’espirit De Lois” pernah mengemukakan adanya hubungan antara
jiwa bangsa dengan hukumnya. Kedua, pengaruh paham nasionalisme yang muncul pada awal
abad ke 19. Disamping itu, munculnya aliran ini merupakan reaksi langsung dari pendapat Thibaut
yang menghendaki adanya kodifikasi hukum perdata Jerman yang didasarkan pada hukum Prancis
(Code Napoleon). Namun perkembangan yang menyulut kemudian di kodifikasi hukum Jerman
adalah setelah Prancis meninggalkan kodifikasi hukum di negara Jerman.
Maka munculah aliran atau pemikir Setaraf Savigny mengemukakan “bahwa hukum itu
tak perlu diadakan kodifikasi, karena apa yang menjadi isi dari hukum itu ditentukan dari
kebiasaan hidup manusia yang ditentukan dari masa ke masa”. Hukum menurut Savigny
berkembang dari suatu masyarakat yang sederhana yang pencerminannya tampak dalam tingkah
laku semua individu kepada masyarakat yang modern dan kompleks dimana kesadaran hukum
rakyat itu tampak pada apa yang diucapkan oleh para ahli hukumnya. Banyak para penulis
menganggap pemikiran Savigny tidak dapat dimanfaatkan dalam konteks hukum modern karena
sudah demikian kompleksnya permasalahan suatu rakyat diera modern ini, apalagi negara yang
sudah mengalami gejala globalisasi.

C. Tokoh-Tokoh Aliran Sejarah


Sebagian besar para pemikir aliran sejarah ini berasal dari Jerman, antara lain: Friedrich
List, Wilhelm Roscher, Bruno Hildebrand, Karl Knies, Gustav Von Schmoler, Lujo Brentano,
Georg Friedrich Knapp, Karl Bucher, Max Weber, dan Werner Sombart.Tokoh-tokoh aliran
dari Inggris adalah William Cunningham dan J.W. Ashley. Dari Amerika Serikat yang
mendukung aliran ini, misalnya Henry Carey, Sinom Nelson Patten, dan Daniel Reymond.
Tokoh-tokoh pemikir aliran sejarah sangat banyak namun yang akan dibahas kali ini yang
dianggap paling penting saja, yaitu:
1. Friedrich List (1789-1846)
Friedrich List lahir dan mendapatkan pendidikan di Jerman. Ia pernah mengajar di
negara tersebut, akan tetapi ide-idenya yang memaksanya untuk pindah ke Amerika
Serikat. Salah satu buku List yang terkenal menyerang pakar-pakar klasik yang disebutnya
dengan “kosmopolitan” sebab mengabaikan peran pemerintah. Selanjutnya List
mengatakan bahwa kita bisa mengambil kesimpulan tentang perkembangan suatu
masyarakat dari adat sejarah. Dari cara mereka berproduksi, setiap kelompok masyarakat
pada umumnya melewati tahap-tahap sejarah sebagai berikut:

[7]
1) Tahap berburu dan menangkap ikan atau tahap barbarian, yang beciri masyarakat
primitifsebab kebutuhan dipenuhi dari apa yang disediakan oleh alam,
2) Zaman penggembala atau pastorial, yang mulai berternak,tetapi masih nomaden atau
tidak menetap,
3) Zaman agraris, ketika masyarakat mulai menetap dan berani secara subsistem,
4) Zaman bertani, menghasilkan industri manufaktur sederhana dan mulai melakukan
perdagangan lokal,
5) Masyarakat bertani, manufaktur lebih maju dan telah melakukan perdagangan
internasional.

Menurut List, sistem perdagangan bebas yang dianjurkan kaum klasia hanya cocok bagi
negara-negara yang sudah berada pada tahap ke lima (contohnya inggris), tetapi sistem
perdagangan bebas jelas tidak cocok untuk keadaan di Jerman pada waktu itu, yang
keadaan industrialisasinya sedikit tertinggal dengan keadaan industrialisasi di negeri
Inggris. Untuk memajukan perekonomian Jerman, List menyarankan agar pemerintah
menyusun berbagai kegiatan ekonomi sebagai bagian dari kegiatan produktif dan
kemampuan nasional.
Dua sektor utama yang sangat menentukan perekonomian nasional adalah sektor
pertanian dan industri. Menurut List sektor pertanian diperlukan untuk menyediakan bahan
pangan masyarakat, namun sektor ini tidak dapat membawa perekonomian lebih maju.
Lebih tegasnya List berpendapat bahwa negera harus juga memajukan perekonomian
melalui sektor industri, dan industrialisasi lah yang merupakan langkah awal membawa
perekonomian yang lebih maju. Namun, industrialisasi tidak hanya bertujuan untuk
memajukan sektor industri, tetapi lebih jauh membawa perbaikan pada sektor pertanian
serta perkembangan dan kemajuan dibidang-bidang lainnya, termasuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi masyarakat luas. Dari uraian diatas jelas bahwa List lebih
banyak mencurahkan perhatian pada masalah kebijakan ekonomi, terutama bagaimana
melindungi industrialisasi Jerman yang pada waktu itu tertinggal jauh dengan
industrialisasi Inggris.

2. Bruno Hildebrand (1812-1878)


Hildebrand aktif dalam berbagai penelitian dan penulisan karya karya ilmiah. Dalam
melakukan penelitian-penelitian ekonomi, ia menekankan perlunya mempelajari sejarah,

[8]
maksudnya penelitian ekonomi harus didukung oleh data statistik empiris yang
dikumpulkan dalam penelitian sejarah ekonomi. Hildebrand juga menekankan pentingnya
evolusi dalam perekonomian masyarakat. Menurut Hildebrand, dilihat dari cara tiap
kelompok masyarakat dalam melakukan tukar-menukar dan berdagang, kelompok-
kelompok masyarakat tersebut dapat dibedakan atas tingkatan-tingkatan sebagai berikut:
1) Tukar-menukar secara in-natura atau barter,
2) Tukar-menukar dengan perantaraan uang,
3) Tukar-menukar dengan menggunakan kredit,

Penelitian Hildebrand diatas dianggap cukup baik dalam bidang sosiologi, akan tetapi
kurang bermanfaat dalam bidang pengembangan ilmu ekonomi. Salah satu kelemahan dari
penelitian sejarah Hildebrand ialah beberapa penelitiannya berupa monografi sejarah yang
bersifat deskriptif tentang masalah-masalah ekonomi. Namun, karya-karya tersebut tidak
disusun ke dalam suatu kerangka acuan yang padu. Oleh karena itu, karya-karya penelitian
sejarah Hildebrand tersebut dinilai tidak berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi.

3. Gustav Von Schmoler (1839-1917)


Schmoler terkenal karena ia terlibat dalam perdebatan yang sengit dengan pakar-pakar
klasik, terutama dengan arl Menger, yang berkaitan dengan metodologi dalam
pengembangan ilmu ekonomi, Ia dianggap sebagai pemikir aliran sejarah yang paling gigih
menyarankan agar metode deduktif klasik ditukar dengan metode induktif-empiris . Seperti
pakar aliran yang lainnya, Schmoler juga menekankan perlunya kelenturan dalam
perekonomian dan memberi ruang pada pemerintah untuk memperbaiki keadaan ekonomi.
Jika diperhatikan, pandangan Schmoler sedikit berbeda dengan pandangan tokoh-tokoh
sejarah lainnya. Jika tokoh-tokoh aliran sejarah yang lainnya menghendaki agar
kebijaksanaan juga menyangkut politik sosial. Lebih jauh lagi, kebijaksanaan untuk
meningkatkan kesejahteraan kaum buruh. Untuk mencapai tujuannya, Schmoler berserta
kawan-kawannya mendirikan forum untuk menghimpun pemikiran dalam menghadapi
masalah ekonomi dan sosial. Hasil dari forum tersebut disampaikan pada pemerintah
sebagai masukan. Keberhasilan untuk menghimpun masukan bagi pemerintah adalah
diberlakunya undang-undang untuk melindungi kaum buruh dari penindasan kaum
pengusaha. Jaminan sosial yang diberikan kepada kaum buruh sesuai dengan undang-

[9]
undang untuk melindungi kaum buruh dari penindasan kaum pengusaha. Dan jaminan
sosial yang diberikan sesuai dengan undang-undang tersebut.

4. Werner Sombart (1863-1941)


Penelitian Sombart yang sering dikutip oleh orang ialah penelitiannya tentang tahap-
tahap perkembangan kepitalisme. Dari hasil penelitiannya Sombart mengatakan bahwa
pertumbuhan masyarakat kapitalis sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan masyarakat.
Dalam karyanya yaitu Der Moderne Kapitalismus (1902), Sombart selanjutnya
mengatakan bahwa pertumbuhan masyarakat kapitalis dapat dibedakan atas beberapa
tingkatan yaitu:
1) Tingkat pra-Kapitalisme
Para tingkat pra-kapitalisme ini kehidupan ekonomi masih bersifat komunal, struktur
sosial masih berat ke pertanian, kebutuhan manusia masih rendah, uang belum dikenal,
motif lama maksimum belum nampak, dan produksi hampir seluruhnya ditujukan
untuk diri sendiri.
2) Tingkat Kapitalisme Menengah
Dalam kehidupan ekonomi pada tingkat ini walaupun masih bersifat komunal, namun
sudah mulai memperhatikan ciri-ciri individualistis, struktur pertanian industri mulai
berkembang, masyarakat sudah mengenal uang, motif laba maksimum sudah mulai
tampak, dan produksi tidak hanya untuk diri sendiri, tetepi sebagian juga ditujukan
untuk pasar.
3) Tingkat Kapitalisme Tinggi
Yang disebut sebagai tingkat kapitalisme yang tinggi yaitu ciri masyarakat komunal
mulai hilang, paham individualisme mulai menonjol, struktur ekonomi semakin berat
ke industri dan perkotaan, peran uang semakin menonjol, motif laba maksimum makin
keliatan, dan sebagian besar dari produksi dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
4) Tingkat Kapitalisme Akhir
Tingkat kapitalisme tahap akhir ini ditujukan oleh ciri-ciri dari sikap individualisme
yang sangat tinggi, tetapi kpntingan masyarakat tidak diabaikan, industri meluas
kepadat modal, di samping uang kartal juga mulai dikenal uang giral, motoif laba
maksimum sangat tinggi, tetapi juga dipertimbangkan penggunaan laba untuk
kepentingan masyarakat, dan produksi untuk pasar.

[10]
5. Max Weber (1864-1920)
Max Weber adalah ahli sosiologi yang mana ilmu ekonomi dan sejarah ekonomi juga
dimasukkan sebagai bagaian dari ilmu sosiologi. Walaupun ia ahli sosiologi, pembahasan
utamanya adalah ekonomi. Dalam bukunya yang sangat terkenal yaitu The Protestant Ethic
and the Spirit of Capitalism (1985) Ia melihat pengaruh ajaran-ajaran agama tertentu
terhadap kemajuan ekonomi, sebagaimana ia jelaskan dalam buku tersebut bahwa ada
pengaruh nyata agama protestan terhadap perilaku dan kemajuan ekonomi.
Weber bertolak dari suatu asumsi dasar bahwa rasionalitas adalah unsur pokok
peradaban barat yang mempunyai nilai dan pengaruh universal. Perilaku ekonomi kapitalis,
kata Weber bertolak dari harapan akan keuntungan yang akan diperoleh dengan
menggunakan kesempatan bagi tukar menukar yang didasarkan pada kesempatan
mendapatkan keuntungan secara damai. Hasil pengamatan Weber menunjukan bahwa
golongan penganut agama protestan, terutama kaum Calvinis menduduki tempat teratas.
Ajaran Calvin tentang takdir dan nasib manusia, menurut Weber adalah kunci utama dalam
menentukan sikap hidup para penganutnya. Menurut ajaran Calvin keselamatan hanya
diberikan kepada orang-orang terpilih, hal ini lah yang mendorong orang untuk bekerja
keras agar masuk menjadi golongan orang terpilih tersebut. Dalam pmikiran teologis inilah
semangat kapitalisme yang bersandar pada cita ketekunan, hemat, rasional,
berperhitungan,dan sanggup manahan diri menemukan pasangannya.
Tidak semua orang menerima tesis Weber, diantaranya yaitu Bryan S. Turner, R.H.
Tawney, Kurt Samuelson, Robert N. Bellah, Andrew Greeley dan pakar-pakar lainnya
yang pernah meneliti dampak ajaran agama lain terhadap kehidupan ekonomi.

D. Implikasi Sejarah Pemikiran Ekonomi Aliran Sejarah


Jika diperhatikan seacra mendalam, pemikiran tokoh-tokoh aliran sejarah sangat bersifat
nasionalistik. Hal ini paling jelas dalam pemikiran-pemikiran List dan Schmoler. Implikasi ajaran
pemikir-pemikir aliran sejarah bagi negara berkembang ialah perekonomian negara-negara
berkembang di dominasi oleh sektor pertanian. Perekonomian yang didominasi oleh sektor
pertanian sulit untuk maju. Jika ingin maju maka langkah awal yang diperlukan ialah mengacu
pada industrialisasi. Pada tahap awal, sebagaimana yang dianjurkan oleh List, negara-negara
berkembang boleh melakukan kebijaksaan proteksi untuk melindungi industri dalam negeri.
Pengembangan industri lebih lanjut ini diharapkan mampu mengangkat perekonomian masyarakat
yang lebih luas ke dalam berbagai bidang.

[11]
Implikasi kebijkasanaan yang menarik untuk disimak dari pemikiran aliran sejarah,
terutama dari pemikiran Schmoler, ialah perlunya negera memberikan perlindungan bagi kaum
buruh. Banyak negara berkembang yang mengabaikan hal ini, padahal masalah perlindungan
kaum buruh perlu diperhatikan karena posisi tawar menawar mereka yang sangat rendah
dihadapan para pengusaha. Jikalau ada organisasi serikat kerja, tetap saja kaum buruh belum
mendapat jaminan perlindungan yang sewajarnya.

[12]
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Di Jerman perkembangan suatu aliran pemikiran ekonomi yang disebut dengan Aliran
Sejarah. Aliran sejarah di Jerman lahir dalam tahun 1840 an melalui publikasi karya-karya ilmiah
yang ditulis oleh friederich List dan aliran ini berakhir dalam tahun 1915. Umumnya aliran sejarah
cenderung bersandar pada nasionalisme, evolusi, dan perbaikan hidup, suatu paradigma yang
berlawanan secara diametrik dengan doktrin-doktrin aliran klasik.
Aliran sejarah menawarkan metode induktif-historis sebagai alternatif dari metode deduktif
kaum klasik. Aliran sejarah memandang bahwa kegiatan perekonomian tidak terlepas dari interaksi
masyarakat, sehingga tidak mungkin ada hukum ekonomi yang terlepas dari peran pemerintah.
Oleh karena itu, mereka percaya bahwa campur tangan pemerintah dalam perekonomian sangat
dibutuhkan agar tujuan sosial dari proses ekonomi dapat diarahkan pada kondisi yang diinginkan
bersama.
Kelahiran aliran sejarah ini dipelopori oleh Friedrich Carl von Savigny (1779-1861)
melalui tulisannya yang berjudul Von Beruf unserer Zeit fur Gesetzgebung und Rechtwissenschaft
(Tentang pekerjaan pada zaman Kita di Bidang Perundang-undangan dan Ilmu Hukum).
Kemudian, munculnya aliran dari pendapat Thibaut yang menghendaki adanya kodifikasi hukum
perdata Jerman yang didasarkan pada hukum Prancis (Code Napoleon). Namun perkembangan
yang menyulut. Maka munculah aliran atau pemikir Setaraf Savigny.
Sebagian besar para pemikir aliran sejarah ini berasal dari Jerman, antara lain: Friedrich
List, Wilhelm Roscher, Bruno Hildebrand, Karl Knies, Gustav Von Schmoler, Lujo Brentano,
Georg Friedrich Knapp, Karl Bucher, Max Weber, dan Werner Sombart.Tokoh-tokoh aliran dari
Inggris adalah William Cunningham dan J.W. Ashley. Dari Amerika Serikat yang mendukung
aliran ini, misalnya Henry Carey, Sinom Nelson Patten, dan Daniel Reymond.

B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini, dari penulis berharap agar para pembaca khususnya
mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang sejarah pemikiran aliran sejarah dari segi
pengertiannya, sejarah awal mulanya, dan tokoh-tokohnya sehingga menambah wawasan bagi
pembacanya.
Dalam makalah ini mungkin sangat banyak sekali kesalahan-kesalahan dari segi penulisan
ataupun hal yang lainnya. Dengan demikian saya sebagai penulis mohon maaf dan juga kami

[13]
mengharapkan kritik dan saran atas tulisan saya agar bisa membangun dan memotivasi saya agar
membuat tulisan yang jauh lebih baik lagi

[14]
DAFTAR PUSTAKA

 Deliaov. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers. 2012


 Djojohadikusumo, Sumitro. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Yayasan Obor.
1991
 Https://www.academia.edu/5024364/Sejarah_ekonomi_upload
 Http://cahayamentari24.blogspot.com/2013/12/aliran-sejarah-mazhab-historis.html
 Http://el-reihan.blogspot.com/2010/01/teori-historis.html
 Http://fariskayosi.blogspot.com/2014/07/perkembangan-ekonomi.html
 Http://hisyamjayuz.blogspot.com/2013/03/perkembangan-pemikiran-ekonomi-aliran.html
 Http://junnaedymuis.blogspot.com/2012/05/sejarah-pemikiran-ekonomi-mazhab.html
 Http://mugnisulaeman.blogspot.com/2014/03/makalah-sejarah-pemikiran-ekonomi.html
 Http://nanxsu.blog.com/2012/03/25/mahzab-historis/
 Http://speunand.blogspot.com/2011/01/bab-9-aliran-sejarah.html

[15]

Anda mungkin juga menyukai