Anda di halaman 1dari 20

TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI ROSTOW

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Ekonomi Makro I

Dosen pengampu : Dr.M.Kuswantoro,M.si

Oleh

Nanda Delviero

5553170089

3-C

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah swt,Tuhan semesta


alam, yang telah melimpah rahmat dan hidayahNya, sehinga saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Adapun makalah yang berisi materi “Teori
Pertumbuhan Ekonomi Rostow” ini diperbuat dengan tujuan memenuhi pengerjaan
tugas makalah mata kuliah Ilmu Ekonomi Makro I

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terbatas dan jauh dari
sempurna. Namun demikian, saya telah berusaha dan bekerja keras demi
terselesainya makalah ini, dan supaya makalah ini bermanfaat bagi saya sebagai
penyusun maupun bagi para pembaca. Saya juga menyadari bahwa makalah ini
tidak dapat terselesaikan tanpa ada dorongan dan dukungan serta bimbingan yang
sangat berarti dari berbagai pihak. Dan saya juga menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun dari saudara-saudara pembaca.

Demikian makalah ini dapat saya buat. Lebih dan kurangnya saya mohon
maaf atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Serang, 5 November 2018

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Asal Terbentuknya Teori ............................................................................... 1

B. Kegunaan Teori ............................................................................................. 2

C. Biografi Penemu Teori .................................................................................. 2

BAB II : PEMBAHASAN ...................................................................................... 4

A. Teori ............................................................................................................... 4
B. Rumus............................................................................................................. 23
C. Kurva .............................................................................................................. 23
D. Syarat .............................................................................................................. 23
E. Jenis dan Asumsi ............................................................................................ 25
F. Kasus .............................................................................................................. 26
G. Contoh soal ..................................................................................................... 27
H. Kelebihan dan Kelemahan.............................................................................. 29

BAB III : PENUTUP .............................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Asal Terbentuknya Teori

Teori Pertumbuhan Ekonomi Rostow diklasifikan sebagai teori


modernisasi. Teori ini pada mulanya merupakan artikel Rostow yang dimuat
dalam Economics Journal pada Maret 1956 yang berjudul The Take-Off Into Self-
Sustained Growth. pada awalnya Rostow memuat ide sederhana bahwa
transformasi ekonomi setiap negara dapat ditelisik dari aspek sejarah pertumbuhan
ekonominya hanya dalam tiga tahap: tahap prekondisi tinggal landas (yang
membutuhkan waktu berabad-abad lamanya), tahap tinggal landas (20-30 tahun),
dan tahap kemandirian ekonomi yang terjadi secara terus-menerus.
Walt Whitman Rostow kemudian mengembangkan ide tentang
perspektif identifikasi dimensi ekonomi tersebut menjadi lima tahap kategori
dalam bukunya The Stages of Economic Growth: A Non-Communist
Manifesto yang diterbitkan pada tahun 1960. Ia meluncurkan teorinya sebagai
‘sebuah manifesto anti-komunis’ sebagaimana tertulis dalam bentuk subjudul.
Rostow menjadikan teorinya sebagai alternatif bagi teori Karl Marx mengenai
sejarah modern. Fokusnya pada peningkatan pendapatan per kapita, Buku itu
kemudian mengalami pengembangan dan variasi pada tahun 1978 dan 1980.
Rostow pulalah yang membuat distingsi antara sektor tradisional dan
sektor kapitalis modern. Frasa-frasa ini terkenal dengan terminologi ‘less
developed’, untuk menyebut kondisi suatu negara yang masih mengandalkan
sektor tradisional, dan terminologi ’more developed’ untuk menyebut kondisi
suatu negara yang sudah mencapai tahap industrialisasi dengan mengandalkan
sektor kapitalis modern.

1
B. Kegunaan Teori

Menurut Rostow, pembangunan ekonomi atau proses transformasi suatu


masyarakat tradisional menjadi masyarakat moderen merupakan suatu proses
yang multidimensional. Pembangunan ekonomi bukan hanya berarti perubahan
struktur ekonomi suatu negara yang ditunjukkan oleh menurunnya peranan sektor
pertanian dan peningkatan peranan sektor industri saja.
Sebagai bagian teori modernisasi, teori ini mengkonsepsikan pembangunan
sebagai modernisasi yang dicapai dengan mengikuti model kesuksesan Barat. Para
pakar ekonomi menganggap bahwa teori pertumbuhan ekonomi ini merupakan
contoh terbaik dari apa yang diistilahkan sebagai ‘teori modernisasi’.
Teori ini Memberikan tawaran secara terperinci pada pengambil kebijakan di
sebuah Negara tentang tahapan dan prasyarat dari pencapaian tahapan yang harus
dilalui untuk menjadikan sebuah Negara menjadi lebih maju.Kejelasan teori yang
disampaikan oleh Rostow itulah yang melatarbelakangi banyak Negara
berkembang menerapkan teori ini dalam pembangunan mereka.

C. Biografi Penemu Teori

Biodata Walt Whitman Rostow

2
Lahir : 7 Oktober 1916, Kota New York, New York, Amerika
Meninggal : 13 Februari 2003, Austin, Texas, Amerika
Pasangan : Elspeth Rostow (m. 1947)
Lulusan : Yale University (BA, MA, PhD), Balliol College, Oxford (BLitt)
Pekerjaan : National Security Advisor ( 1 April 1966 - 20 Januari 1969 ),
Counselor of the United States Department of State ( 4 Desember
1961 - 31 Maret 1966 ), Director of Policy Planning ( 4 Desember
1961 - 31 Maret 1966 ), Deputy National Security Advisor ( 20
Januari 1961 - 4 Desember 1961).

Walt Whitman Rostow (7 Oktober 1916 – 13 Februari 2003) adalah seorang


ahli ekonomi dan politikus yang bekerja kepada National Security Advisor pada
masa pemerintahan Presiden Johnson di Amerika Serikat. Ia berperan penting
dalam pembentukan kebijakan Amerika Serikat di Asia Tenggara selama tahun
1960 dan dia merupakan musuh dari komunis. Ia bekerja sebagai penasihat utama
selama pemerintahan John F. Kennedy dan Lyndon B. Johnson. Ia mendukung
intervensi militer Amerika Serikat dalam Perang Vietnam.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori

Pertumbuhan ekonomi menurut Rostow adalah suatu proses yang


menyebabkan perubahan karekteristik penting suatu masyarakat, misalnya
perubahan keadaan sistem politik, struktur social, system nilai dalam masyarakat
dan struktur ekonominya.

Menurut Rostow pembangunan ekonomi atau proses tranformasi suatu


masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern merupakan proses yang
multidimensional. Pembangunan ekonomi bukan berarti hanya perubahan struktur
ekonomi suatu Negara tetapi juga ditunjukan oleh peranan sector pertanian dan
peranan sektor industri.menurut rostow pembangunan ekonomi berarti pula
sebagai suatu proses yang menyebabkan antara lain :

 Perubahan orientasi organisasi ekonomi , politik , dan social yang pada


mulanya berorientasi kepada suatu daerah menjadi berorientasi keluar.
 Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam
keluarga yaitu dari menginginkan banyak anak menjadi keluarga kecil.
 Perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat, dari melakuakn
investasi yang tidak produktif (menumpuk emas , membeli rumah dan
sebagainya) menjadi investasi yang produktif.
 Perubahan sikap hidup dan adat istiadat yang terjadi , merangsang
pembangunan ekonomi ( misalnya penghargaan terhadap waktu ,
penghargaan terhadap prestasi perorangan)

4
Menurut Rostow, dalam pertumbuhan ekonomi, suatu negara akan
mengalami tahapan-tahapan Yaitu :

 Tradisional : ekonomi didominasi sektor pertanian,


 transisi (pratake-off) : terjadi peralihan struktur tenaga kerja dari pertanian
ke industri
 tinggal landas (take-off) : hambatan dalam struktur sosial dan politik dapat
diatasi,
 menuju kematangan (the drive to maturity) : serikat buruh dan dagang
semakin maju, dan
 tahap konsumsi masa tinggi (high mass consumption) : tenaga kerja
didominasi tenaga kerja terdidik dan penduduk di kota lebih besar dari
desa.

B. Rumus
C. Kurva

D. Syarat, Tahapan dan Asumsi

Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi yang linear (mono-economic approach)


inilah yang menjadi syarat pembangunan untuk mencapai ‘status lebih maju’.
Rostow membagi proses pembangunan ke dalam lima tahapan yaitu:

Tahap Masyakarat Tradisional


Masyarakat yang fungsi produksinya terbatas yang ditandai oleh cara produksi
yang relatif masih primitif (yang didasarkan pada ilmu dan teknologi pra-Newton)
dan cara hidup masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang
kurang rasional, tetapi kebiasaan tersebut telah turun temurun.

5
Tingkat produktivitas per pekerja masih rendah, oleh karena itu sebagian besar
sumberdaya masyarakat digunakan untuk kegiatan sektor pertanian.Dalam sektor
pertanian ini, struktur sosialnya bersifat hirarkhis yaitu mobilitas vertikal anggota
masyarakat dalam struktur sosial kemungkinannya sangat kecil. Maksudnya
adalah bahwa kedudukan seseorang dalam masyarakat tidak akan berbeda dengan
nenek moyangnya.
Sementara itu kegiatan politik dan pemerintah pada masa ini digambarkan Rostow
dengan adanya kenyataan bahwa walaupun kadang-kadang terdapat sentralisasi
dalam pemerintahan, tetapi pusat kekuasaan politik di daerah-daerah berada di
tangan para tuan tanah yang ada di daerah tersebut. Kebijaksanaan pemerintah
pusat selalu dipengaruhi oleh pandangan paratuan tanah di daerah tersebut. Ciri-
ciri tahap masyarakat tradisional adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Produksi terbatas, cara produksi masih primitif, dan tingkat
produktifitas masyarakat rendah.
2. Struktur sosial bersifat hierarkis, yaitu kedudukan masyarakat tidak
berbeda dengan nenek moyang mereka.
3. Kegiatan politik dan pemerintahan di daerah-daerah berada di tangan tuan
tanah.
Tahap Prasyarat Tinggal Landas
Tahap prasyarat tinggal landas ini didefinisikan Rostow sebagai suatu masa
transisi di mana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan
atas kekuatan sendiri (selfsustained growth). Menurut Rostow, pada tahap ini dan
sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara otomatis. Tahap pada
prasyarat tinggal landas ini mempunyai 2 corak.
1. Pertama adalah tahap prasyarat lepas landas yang dialami oleh negara-
negara Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika, di mana tahap ini dicapai
dengan perombakan masyarakat tradisional yang sudah lama ada.
2. Kedua adalah tahap prasyarat tinggal landas yang dicapai oleh negara-
negara yang born free (menurut Rostow) seperti Amerika Serikat, Kanada,
Australia, Selandia Baru, di mana negara¬negara tersebut mencapai tahap
tinggal landas tanpa harus merombak sistem masyarakat yang tradisional.

6
Hal ini disebabkan oleh sifat dari masyarakat negara-negara tersebut yang terdiri
dari imigran yang telah mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan oleh suatu
masyarakat untuk tahap prasyarat tinggal landas. Seperti telah diungkapkan di
muka, Rostow sangat menekankan perlunya perubahan-perubahan yang
multidimensional, karena ia talk yakin akan kebenaran pandangan yang
menyatakan bahwa pembangunan akan dapat dengan mudah diciptakan hanya jika
jumlah tabungan ditingkatkan.
Menurut pendapat tersebut tingkat tabungan yang tinggi akan mengakibatkan
tiangkat investasi tinggi pula sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi yang
dicerminkan oleh kenaikan pendapatan nasional. Namun menurut Rostow
pertumbuhan ekonomi hanya akan tercapai jika diikuti oleh perubahan-perubahan
lain dalam masyarakat.
Perubahan-perubahan itulah yang akan memungkinkan terjadinya kenaikan
tabungan can penggunaan tabungan itu sebaik-baiknya. Perubahan-perubahan
yang dimaksudkan Rostow misalnya kemampuan masyarakat untuk menggunakan
ilmu pengetahuan moderen dan membuat penemuan-penemuan baru yang bisa
menurunkan biaya produksi.
Disamping itu harus ada pula orang-orang yang menggunakan penemuan baru
tersebut untuk memodernisir cara produksi dan harus didukung pula dengan
adanya kelompok masyarakat yang menciptakan tabungan dan meminjamkannya
kepada wiraswasta (entrepreneurs) yang inovatif untuk meningkatkan produksi
dan menaikkan produktivitas.
Singkatnya, kenaikan investasi yang akan menciptakan pembangunan ekonomi
yang lebih cepat dari sebelumnya bukan semata-mata tergantung kepada kenaikan
tingkat tabungan, tetapi juga kepada perubahan radikal dalam sikap masyarakat
terhadap ilmu pengetahuan, perubahan teknik produksi, pengambilan resiko, dan
sebagainya.
Selain hal-hal di atas, Rostow menekankan pula bahwa kenaikan tingkat investasi
hanya mungkin tercipta jika terjadi perubahan dalam struktur ekonomi. Kemajuan
di sektor pertanian, pertambangan, dan prasarana harus terjadi bersama-sama
dengan proses peningkatan investasi. Pembangunan ekonomi hanya

7
dimungkinkan oleh adanya kenaikan produktivitas di sektor pertanian dan
perkembangan di sektor pertambangan.
Menurut Rostow, kemajuan sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam
masa peralihan sebelum mencapai tahap tinggal landas. Sementara itu
pembangunan prasarana, menurut Rostow, bisa menghabiskan sebagian besar dari
dana investasi.
Investasi di bidang prasarana ini mempunyai 3 ciri yaitu tenggang waktu antara
pembangunannya dan pemetikan hasilnya (gestation period) sangat lama,
pembangun¬annya harus dilakukan secara besar-besaran sehingga memerlukan
biaya yang banyak, dan manfaat pembangunannya dirasakan oleh masyarakat
banyak.
Berdasarkan sifatnya ini, maka pembangunan prasarana terutama sekali harus
dilakukan pemerintah.Selain hal-hal yang diungkapkan di atas, Rostow juga
menunjukkan bentuk perubahan dalam kepemimpinan pemerintahan dari
masyarakat yang mengalami transisi.
Untuk menjamin terciptanya pembangunan yang teratur, suatu kepemimpinan
baru haruslah mempunyai sifat nasionalisme yang reaktif (reactive nationalism)
yaitu bereaksi secara positif atas tekanan¬tekanan dari negara maju.Rostow yakin
bahwa tanpa adanya tekanan atau hinaan dari negara¬negara maju, modernisasi
yang terjad Tahap Tinggal Landas.
Tahap Tinggal Landas
Pada awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat seperti
revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau berupa
terbukanya pasar-pasar baru. Sebagai akibat dari perubahan¬perubahan tersebut
secara teratur akan tercipta inovasi-inovasi dan peningkatan investasi. Investasi
yang semakin tinggi ini akan mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional
dan melebihi tingkat pertumbuhan penduduk.
Dengan demikian tingkat pendapatan per kapita semakin besar. Rostow
mengemukakan 3 ciri utama dan negara-negara yang sudah mencapai masa
tinggal landas yaitu:

8
1. Terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5 persen atau kurang menjadi
10 persen dari Produk Nasional Bersih (Net National Product= NNP).
2. Terjadinya perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan
tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi (leading sectors).
3. Terciptanya suatu kerangka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang
bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi
yang bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi.
Di sini juga termasuk kemampuan negara tersebut untuk mengerahkan sumber-
sumber modal dalam negeri, karena kenaikan tabungan dalam negeri peranannya
besar sekali dalam menciptakan tahap lepas landas. Inggris dan Jepang, misalnya
mencapai masa tinggal landas tanpa mengimpor modal (bantuan luar negeri) sama
sekali. Menurut Rostow perkembangan sektor pemimpin (leading sector) berbeda-
beda untuk setiap negara.
Rostow mengemukakan 3 ciri utama dan negara-negara yang sudah mencapai
masa tinggal landas yaitu:
1. Terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5 persen atau kurang menjadi
10 persen dari Produk Nasional Bersih (Net National Product= NNP).
2. Terjadinya perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan
tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi (leading sectors).
3. Terciptanya suatu kerangka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang
bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi
yang bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi.
Di sini juga termasuk kemampuan negara tersebut untuk mengerahkan sumber-
sumber modal dalam negeri, karena kenaikan tabungan dalam negeri peranannya
besar sekali dalam menciptakan tahap lepas landas. Inggris dan Jepang, misalnya
mencapai masa tinggal landas tanpa mengimpor modal (bantuan luar negeri) sama
sekali.
Menurut Rostow perkembangan sektor pemimpin (leading sector) berbeda¬beda
untuk setiap negara. Di Inggris, tekstil katun merupakan sektor pemimpin pada
masa tinggal landasnya, sedangkan perkembangan jaringan jalan kereta api
memegang peranan yang sama di Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Kanada, dan

9
Rusia. Di Swedia, sektor pemimpin adalah industri kayu, di Jepang sutera, dan
Argentina adalah industri substitusi impor barang-barang konsumsi.
Berdasarkan pada kenyataan tersebut, Rostow mengambil kesimpulan bahwa
untuk mencapai tahap tinggal landas tidak satu sektor ekonomipun yang baku
untuk semua negara yang bisa menciptakan pembangunan ekonomi. Oleh karena
itu, suatu negara tertentu tidak bisa hanya sekadar mencontoh pola perkembangan
sektor pemimpin negara-negara lain. Namun demikian, ada 4 faktor penting yang
harus diperhatikan dalam menciptakan sektor pemimpin yaitu:
1. Harus ada kemungkinan untuk perluasan pasar bagi barang-barang yang
diproduksi yang mempunyai kemungkinan untuk berkembang dengan
cepat.
2. Dalam sektor tersebut harus dikembangkan teknik produksi yang modern
dan kapasitas produksi harus bisa diperluas.
3. Harus tercipta tabungan dalam masyarakat dan para pengusaha harus
menanamkan kembali keuntungannya untuk membiayai pembangunan
sektor pemimpin.
4. Pembangunan dan transformasi teknologi sektor pemimpin haruslah bisa
menciptakan kebutuhan akan adanya perluasan kapasitas dan modernisasi
sektor-sektor lain.
Di Inggris, tekstil katun merupakan sektor pemimpin pada masa tinggal
landasnya, sedangkan perkembangan jaringan jalan kereta api memegang peranan
yang sama di Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Kanada, dan Rusia. Di Swedia,
sektor pemimpin adalah industri kayu, di Jepang sutera, dan Argentina adalah
industri substitusi impor barang-barang konsumsi.
Berdasarkan pada kenyataan tersebut, Rostow mengambil kesimpulan bahwa
untuk mencapai tahap tinggal landas tidak satu sektor ekonomi pun yang baku
untuk semua negara yang bisa menciptakan pembangunan ekonomi. Oleh karena
itu, suatu negara tertentu tidak bisa hanya sekadar mencontoh pola perkembangan
sektor pemimpin negara-negara lain.
Namun demikian, ada empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam
menciptakan sektor pemimpin yaitu:

10
1. Harus ada kemungkinan untuk perluasan pasar bagi barang-barang yang
diproduksi yang mempunyai kemungkinan untuk berkembang dengan
cepat.
2. Dalam sektor tersebut harus dikembangkan teknik produksi yang modern
dan kapasitas produksi harus bisa diperluas.
3. Harus tercipta tabungan dalam masyarakat dan para pengusaha harus
menanamkan kembali keuntungannya untuk membiayai pembangunan
sektor pemimpin.
4. Pembangunan dan transformasi teknologi sektor pemimpin haruslah bisa
menciptakan kebutuhan akan adanya perluasan kapasitas dan modernisasi
sektor-sektor lain
Tahap Menuju Kedewasaan
Tahap menuju kedewasaan ini diartikan Rostow sebagai masa di mana masyarakat
sudah secara efektif menggunakan teknologi moderen pada hampir semua
kegiatan produksi. Pada tahap ini sektor-sektor pemimpin baru akan muncul
menggantikan sektor-sektor pemimpin lama yang akan mengalami kemunduran.
Sektor-sektor pemimpin baru ini coraknya ditentukan oleh perkem¬bangan
teknologi, kekayaan alam, sifat-sifat dari tahap lepas landas yang terjadi, dan juga
oleh kebijaksanaan pemerintah.Dalam menganalisis karakteristik tahap menuju ke
kedewasaan, Rostow menekankan analisisnya kepada corak perubahan sektor-
sektor pemimpin di beberapa negara yang sekarang sudah maju.
la juga menunjukkan bahwa di tiap-tiap negara tersebut jenis-jenis sektor
pemimpin pada tahap sesudah tinggal landas adalah berbeda dengan yang ada
pada tahap tinggal landas. Di Inggris, misalnya, industri tekstil yang telah
mempelopori pembangunan pada tahap tinggal landas telah digantikan oleh
industri besi, batu bara dan peralatan teknik berat.
Sedangkan di Amerika Serikat, Perancis, dan Jerman di mana pembangunan
jaringan jalan kereta api memegang peranan penting pada tahap tinggal landas,
telah digantikan oleh industri baja dan industri peralatan berat pada tahap menuju
ke kedewasaan. Adapun selanjutnya Rostow mengemukakan pula karakteristik

11
non-ekonomis dari masyarakat yang teiah mencapai tahap menuju ke kedewasaan
sebagai berikut:
1. Struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan. Peranan sektor
industri semakin penting, sedangkan sektor pertanian menurun.
2. Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami perubahan. Peranan
manajer professional semakin penting dan menggantikan kedudukan
pengusaha-pemilik.
3. Kritik-kritik terhadap industrialisasi mulai muncul sebagai akibat dari
ketidakpuasan terhadap dampak industrialisasi.
Tahap Konsumsi Tinggi
Tahap konsumsi tinggi ini merupakan tahap terakhir dari teori pembangunan
ekonomi Rostow.Pada tahap ini perhatian masyarakat telah lebih menekankan
pada masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan
masyarakat bukan lagi kepada masalah produksi. Pada tahap konsumsi tinggi ini
ada 3 macam tujuan dari masyarakat (negara) yaitu :
1. Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderungan
ini bisa berakhir pada penjajahan terhadap bangsa lain.
2. Menciptakan negara kesejahteraan (welfare state) dengan cara
mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yang lebih merata
melalui sistem pajak yang progresif.
3. Meningkatkan konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok (sandang,
pangan, dan papan) menjadi meliputi barang-barang konsumsi tahan lama
dan barang-barang mewah.

E. Kasus

Sering terjadi pertumbuhan ekonomi yang tidak seperti diharapkan oleh teori
ekonomi ini. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ekonomi tertutupi oleh
pertumbuhan penduduk akibat penurunan angka kematian. Akibat lanjutannya
adalah sebuah Negara menjadi sulit untuk berkembang dan melalui tahap tinggal
landas.

12
Dengan dasar teori ini, seringkali Negara harus melakukan mobilisasi seluruh
kemampuan modal dan sumber daya alamnya sehingga mencapai tingkat investasi
produktif sebesar 10% dari pendapatan nasionalnya. Efek dari teori itu adalah
terjadi eksploitasi besar-besaran terhadap sumber alam dan bahan-bahan mentah,
tanpa mempertimbangkan kelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan di
masa yang akan dating. Kerusakan alam justru berakibat pada penurunan ekonomi
masyarakat tradisional, penurunan kesehatan, merebaknya penyakit, kerawanan
sosial, dsb.
Negara yang menerapkan teori ini seringkali memperoleh sumberdaya modal
dari investasi langsung modal asing yang ditanamkan pada bidang pembangunan
prasarana, pembukaan tambang, dan struktur produktif yang lain. Investasi ini
biasanya dalam bentuk pinjaman, baik dari Negara, kreditor, maupun dari
lembaga-lembaga internasional seperti bank dunia, IMF atau dari MNC (Multi
Natioanl Corporation). Pinjaman juga sering diberikan pada pemerintah Negara
berkembang untuk mendanai proyek-proyek pembangunan. Dari pola itu terlihat
terdapat ketidak seimbangan posisi karena Negara berkembang tersebut berposisi
sebagai debitor, sedangkan Negara asing atau lembaga asing adalah kreditor.
Negara berkembang selanjutnya sering ditekan sehingga yang tampak, pemerintah
Negara berkembang tersebut tidak lebih hanyalah tangan kanan dari Negara asing
atau lembaga asing yang ingin mensukseskan agenda-agenda politik maupun
ekonominya di Negara yang sedang berkembang. Negara berkembang juga
seringkali terjerat utang dan sulit untuk menyelesaikan persoalan utang sehingga
menjadikan mereka sulit menuju kemajuan yang diharapkan.
Tahap tinggal landas merupakan tahap yang sangat kritis. Dalam teori yang
disampaikan oleh Rostow, justru tidak memberikan penekanan pada bagaimana
mengatasi problematika yang kritis dalam tahap tinggal landas. Rostow tidak
memberikan pembahasan yang mendalam bagaimana cara mengatasi efek negatif
dari sebuah pertumbuhan ekonomi yang dipercepat, seperti misalnya efek
kesenjangan sosial, distabilitas sosial dan distabilitas politik yang seringkali justru
berakibat pada kehancuran yang mendalam seperti yang misalnya terjadi di
Indonesia

13
F. Contoh Soal

G. Kelebihan dan Kelemahan

 Keunggulan dari Teori Rostow

Memberikan kejelasan tahapan-tahapan pencapaian kemajuan yang meliputi :

a. masyarakat tradisional,
b. masyarakat pra kondisi tinggal landas,
c. masyarakat tinggal landas,
d. masyarakat kematangan pertumbuhan dan
e. masyarakat dengan konsumsi biaya tinggi.

Tahapan tersebut memberikan tawaran secara terperinci pada pengambil


kebijakan di sebuah Negara tentang tahapan dan prasyarat dari pencapaian
tahapan yang harus dilalui untuk menjadikan sebuah Negara menjadi lebih
maju.Kejelasan teori yang disampaikan oleh Rostow itulah yang melatarbelakangi
banyak Negara berkembang menerapkan teori ini dalam pembangunan mereka.

Petunjuk jelas yang disampaikan oleh Rostow tentang cara praktis dalam
memperoleh sumberdaya modal untuk mencapai tingkat investasi produktif yang
tinggi. Cara tersebut disajikan dalam berbagai alternatif yaitu:

a. Dana investasi dari pajak yang tinggi


b. Dana invesatasi dari pasar uang atau pasar modal
c. Melalui perdagangan internasional
d. Investasi langsung modal asing

 Kelemahan dari teori Rostow

14
Adapun kelemahan teori rostow adalah sebagai berikut:

a. Teori Rostow dianggap terlalu sederhana


b. Rostow menyebut tentang tabungan dan investasi namun tidak
mengklarifikasi mengenai perlunya infrastruktur keuangan untuk
menyalurkan tabungan yang ada ke dalam investasi;
c. Bahwa investasi yang dimaksud Rostow belum tentu akan menghasilkan
pertumbuhan ekonomi;
d. Rostow tidak memasukkan unsur-unsur lain sebagai pendorong
pertumbuhan ekonomi. Perlunya infrastruktur lainnya seperti sumber daya
manusia (pendidikan), jalan-jalan, jalur kereta api, jaringan-jaringan
komunikasi;
e. Teori Rostow tidak menjelaskan bahwa efisiensi dari penggunaan investasi
apakah ditujukan untuk aktivitas-aktivitas produksi ataukah untuk
penggunaan lainnya;
f. Bahwa pernyataan Rostow mengenai ekonomi negara-negara di dunia
akan saling mempelajari satu sama lain dan mengurangi waktu yang
dibutuhkan untuk pembangunan pada kenyataannya belum pernah terjadi.
g. Argumentasi Rostow tentang pertanian sebagai ciri keterbelakangan tidak
beralasan.

15
BAB III
PENUTUP

Dari uraian tentang “Sistem Politik & Kekuasaan Di Banten” yang telah
dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem politik menimbulkan
nepotisme/dinasti, dimana selanjutnya berkenaan atau berhubungan dengan sistem
politik di Banten, yang selama ini dikenal dengan Dinasti nya. Spirit karakteristik
kekuasaan ala feodalisme melanggengkan kekuasaan melalui politik yang bersifat
kekerabatan dan kekeluargaan. Antara feodalisme dan politik dinasti tertangkap
nilai yang menunjukkan tedensi untuk membangun kekuasaan dengan
mempertahankan tradisi turun-temurun

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah


ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal
ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan
untuk perbaikan ke depannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Silky, Ayu. 2017. “Sistem Politik dan Kekuasaan di Banten”.


http://silkyayu.blogspot.com/2017/12/sistem-politik-dan-kekuasaan-di-
banten.html.

Itea, Dea. 2015. “Sistem Birokrasi Kerajaan Banten”.


http://dehaitea.blogspot.com/2015/09/sistem-birokrasi-kerajaan-banten.html

Prasetya, Dodi. 2015. “Politik Dinasti BANTEN”.


https://www.kompasiana.com/prasetya247/55fc49925f23bd490efad5ed/polit
ik-dinasti-banten?page=all

Fathoni, Ahmad. 2016. “Sejarah Kerajaan Banten : Kehidupan Politik”


https://www.zonasiswa.com/2015/06/sejarah-kerajaan-banten-
kehidupan.html

17

Anda mungkin juga menyukai