Oleh :
Dosen Pembimbing :
Rara Sandhy Winanda, S.Pd., M.Sc.
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT berkat fadilat dan rahmat Nya, hingga pada hari
ini kami masih diberikan keupayaan untuk merampungkan makalah yang berjudul
“MODEL MATEMATIKA TERHADAP PENYAKIT BLACK DEATH PADA
MANUSIA” ini.
Salawat dan salam selalu diutarakan kepada baginda Nabi Muhammad SAW sebagai
suri tauladan baik di dunia maupun di akhirat.
Melalui tulisan ini kami menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan kepada kami untuk menuntaskan makalah ini dengan baik, untuk
orang tua yang selalu mensupport dengan support moral ataupun materil, Ibu Rara yang
telah membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini, teman-teman dan berbagai
pihak yang tidak dapat dituliskan disini.
Kami sepenuhnya sadar bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna,
masih terdapat banyak kekeliruan di dalamnya, baik dari segi tatanan bahasa, bahkan untuk
materinya sendiri. Untuk itu, kami minta maaf jika masih banyak kecacatan di makalah ini.
Jika pembaca berkenan, dapat menyampaikan kritik, saran, dan pertanyaannya pada kami.
Akhir kata, kami mengharapan makalah ini dapat berperan bagi kami dan pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah dasar ilmu yang menjadi sandi bagi ilmu lain adalah matematika, sejak kecil
sampai perguruan tinggi masih ada mata pelajaran ini, membuktikan bagaimana pentingnya
dampak matematika ini bagi kehidupan manusia.
Model ini diawali dengan memformulasi masalah, disini kita mengenali masalah
sekenal-kenalnya dengan cara membuat pertanyaan sebanyak-banyaknya. Di tahap ini juga
kita bisa memunculkan variabel-variabel serta parameter untuk bisa nanti dibuat modelnya.
Setelah itu, kita membuat asumsi, asumsi ini adalah otaknya model berisi tentang hukum-
hukum, teorema, logika yang dapat diterima, dalil-dalil, dll. Asumsi ini juga bersifat GIGO
„Garbage In Garbage Out” dimana maksudnya jika asumsi ini sampah, maka hasil nya juga
1
sampah. Selanjutnya membentuk model matematika dari berbagai asumsi tadi. Dicari
solusi dari permasalaha, selanjutnya menganalisis (menyesuaikan dengan keadaan real).
Setelah itu, model tersebut harus diinterpretasikan untuk mengembalikan solusi ke
permasalahan awal. Demikian dilakukan pengujian untuk membuktikan apakah model ini
layak digunakan atau tidak.
Pada abad ke 13-14 terjadi epidemi penyakit dengan mortalitas tinggi di seluruh
dunia, disebut The Black Death (penyakit sampar, pes, Bubonic plague). Penyakit
sampar atau pes disebabkan oleh Yersinia pestis yang menginfeksi rodensia (terutama
tikus), lalu menular ke manusia melalui gigitan kutu (flea). Penyakit sampar
menyebabkan demam, pembengkakan kelenjar limfe, dan bercak-bercak merah di kulit,
sehingga wabah sampar disebut Bubonic Plague (‗bubo„ artinya inflamasi dan
pembengkaan kelenjar limfe). The Black Death membunuh hampir 100 juta penduduk
di seluruh dunia dalam tempo 300 tahun. Hampir sepertiga populasi Eropa (sekitar
34 juta) meninggal karena penyakit tersebut. Kematian dalam jumlah serupa terjadi
pada penduduk China dan India. Timur Tengah dan benua Afrika juga mengalami
epidemi tersebut. Meskipun jumlah total tidak diketahui, outbreak 1348 - 1349
diperkirakan telah membunuh 400,000 orang di Suriah (Rice dan McKay, 2001).
Wabah pes disebabkan oleh bakteri yang disebut Yersinia Pestis. Bakteri ini dibawa
oleh kutu yang hidup pada tubuh tikus. Kutu menyebarkan penyakit ketika mengisap darah
tikus atau manusia. Wabah pes dikenal dengan black death karena menyebabkan tiga jenis
wabah, yaitu bubonik, pneumonik dan septikemik. Ketiganya menyerang sistem limfe
tubuh, menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening, panas tinggi, sakit kepala, muntah
dan nyeri pada persendian. Wabah pneumonik juga menyebabkan batuk lendir berdarah,
wabah septikemik menyebabkan warna kulit berubah menjadi merah lembayung. Dalam
semua kasus, kematian datang dengan cepat dan tingkat kematian bervariasi dari 30-75%
bagi bubonik, 90-95% bagi pneumonik dan 100% bagi septikemik. (Thomas C,
Epidemiologi Suatu Pengantar, (FKIK UIN, 2009)
Secara tradisi The Black Death diyakini disebabkan oleh salah satu dari tiga
2
bentuk Yersinia pestis (bubonik, pnemonik, dan spetikemik). Tetapi beberapa
ilmuwan dewasa ini menduga, penyakit itu disebabkan suatu virus yang menyerupai
Ebola atau antraks. Dua peneliti biologi molekuler dari Universitas Liverpool, Profesor
Christopher Duncan dan Susan Scott, menganalisis sejarah Bubonic Plague dan
menerapkan biologi molekuler dengan modeling menggunakan komputer. Berdasarkan
analisis, Duncan dan Scott mengemukakan teori bahwa agen penyebab wabah sampar
bukan suatu bakteri melainkan filovirus yang ditularkan langsung dari manusia ke
manusia. Filovirus memiliki pertalian dengan virus Ebola yang melanda beberapa
negara Afrika akhir abad ke 20. Menurut Profesor Duncan, gejala The Black Death
ditandai oleh demam mendadak, nyeri, perdarahan organ dalam, dan efusi darah ke kulit
yang menimbulkan bercak-bercak di kulit, khususnya sekitar dada. Karena itu
Duncan dan Scott menamai epidemi penyakit sampar ‗wabah hemoragis„
(haemmorhagic plague), bukan Bubonic Plague yang lebih menonjolkan aspek
pembesaran kelenjar limfe. Hasil riset Scott dan Duncan dipublikasikan dalam buku
‗Biology of Plagues„, diterbitkan oleh Cambridge University Press (Connor, 2001;
University of Liverpool, 2005).
Pada beberapa kasus, infeksi ini menular dari orang ke orang melalui batuk atau
bersin. Bakteri yang menular melalui batuk tersebut menyebar melalui udara lalu dapat
terhirup dan berada di paru-paru kemudian menyebabkan penyakit pes. Penyakit pes juga
dapat menular akibat menyentuh hewan yang terinfeksi. Penyakit pes (Plague) memiliki
beberapa jenis, yaitu: plague bubonik, plague pneumonik, plague pestis minor, dan plague
septikemik. Gejala-gejala yang muncul bervariasi tergantung dari jenis plague yang
terjadi:
1. Plague Bubonik
Plague bubonik merupakan bentuk plague yang paling sering terjadi. Gejala-
gejala dapat muncul dalam waktu beberapa jam sampai 12 hari setelah paparan
bakteri (biasanya setelah 2-5 hari).
3
Penderita tiba-tiba menggigil dan demam tinggi hingga mencapai 410 C.
Detak jantung menjadi cepat dan lemah, tekanan darah dapat turun. Penderita
biasanya gelisah dan mengigau. Sesaat sebelum atau bersamaan dengan timbulnya
demam, biasanya terjadi pembesaran kelenjar getah bening (bubo) sebesar buah
duku pada selangkangan, ketiak, atau leher. Kelenjar getah bening terasa lunak,
tegas, hangat, berwarna merah, dan dengan pembengkakan di jaringan sekitarnya.
Pada minggu kedua dapat keluar nanah dari kelenjar getah bening tersebut. Limpa
dan hati dapat membesar. Lebih dari 60% penderita yang tidak diobati meninggal,
biasanya terjadi pada hari ketiga sampai hari kelima sakit.
2. Plague Pneumonik
4
4. Plague Septikemik
Proses terjadinya penularan penyakit pes dari tikus ke manusia dengan perantara
pinjal mempunyai dua kemungkinan. Pertama, pinjal yang dalam lambungnya terdapat
bakteri pes menghisap darah manusia yang dihinggapinya. Darah yang dihisap amat
banyak, sehingga karena kekenyangan, pinjal memuntahkan kembali isi lambungnya.
Bersama dengan muntahnya bakteri itu masuk ke dalam tubuh manusia. Maka terjadilah
penularan. Kedua, sewaktu pinjal menghisap darah manusia, pinjal mengeluarkan
tinjanya yang mengandung bakteri. Hal itu membuat gatal pada bagian yang terkena
gigitan dan digaruk lalu menimbulkan luka kecil. Maka bakteri dengan melalui luka itu
dapat masuk ke dalam tubuh manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pada masalah ini, maka penulis merumuskan suatu
rumusan masalah sebagai berikut :
2. Bagaimana titik ekuilibrium dan kestabilan lokal dari penyakit black death?
5
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
6
BAB 2
KAJIAN TEORI
A. PEMODELAN MATEMATIKA
Bentuk dari model matematika didasarkan pada kondisi permasalahan yang ada
didunia nyata. Berikut ini langkah-langkah dalam memodelkan permasalahan nyata
menjadi suatu pemodelan matematika, dapat diilustrasikan sebagai pada diagram berikut.
Formulasi
Persamaan/
Banding
kan Data
Kita memulai menemukan permasalahan di dunia nyata, problem ini kita coba
nyatakan ke dalam pengertian matematika. Langkah ini termasuk di dalamnya
7
mengidentifikasi variabel-variabel pada problem dan membentuk beberapa hubungan
antara variabel-variabel ini dan menguraikan variabel ini menjadi model. Langkah
selanjutnya adalah memproduksi rancangan dasar model ini meliputi membuat asumsi,
asumsi adalah otak dari model. Ini harus mencerminkan bagaimana kita berpikir sehingga
model harus berjalan.
Setelahnya hasil itu kita bandingkan dengan solusi dari data lalu dihubungkan untuk
meyakinkan bahwa solusi memperesentasikan situasi sebenarnya setelah membandingkan
hasil dengan data yang ada kita mungkin mendapatkan bahwa model dapat diperbaiki atau
layak dipakai.
Terkadang dalam membandingkan ini kita mendapat hasil model yang bertentangan
dengan kenyataan,ini dikarenakan di dalam asumsi kita membuat begitu banyak
penyederhanaan. Salah satu cara memperbaikinya adalah dengan menguji kembali asumsi-
asumsi dan kemungkinan perubahannya. Itulah kenapa pemodelan ini butuh berkali-kali
proses untuk mendapatkan hasil terbaik.
1. PERSAMAAN DIFERENSIAL
Suatu persamaan yang memuat variabel bebas, variabel tak bebas, dan derivatif-
derivatif dari variabel tak bebas terhadap variabel bebas-n (Campbell & Haberman, 2008).
8
Persamaan Diferensial Biasa
Suatu persamaan diferensial yang memuat fungsi satu peubah beserta turunan-
turunan biasanya. (Ahmad dan Ambrosetti, 2003; 1)
Contoh:
Suatu persamaan diferensial memiliki degree (derajat) k jika turunan tertinggi dalam
persamaan diferensial itu berderajat k. (Kartono, 2000: 3)
Contoh:
1. : derajat satu
2. : derajat dua
dimana
9
Persamaan Diferensial Biasa Non Linear
2. Nilai Eigen
Menurut Anton (1987), jika A adalah matriks n x n, maka vektor tak nol x di dalam
Rn dinamakan vektor eigenmatriks A jika Ax adalah kelipatan skalar dari x yakni:
Skalar λ dinamakan nilai eigen (eigen value) dari A dan Ax dikatakan vektor eigen
yang bersesuaian dengan λ. (Suryati dan Yuenita:2016).
Mencari nilai eigen dari matriks A, berukuran dengan menulis
sebagai
10
3. Pelinearan dan Matriks Jacobian
Untuk menentukan nilai eigen dari matriks Jacobian tersebut bisa dilakukan dengan
menyelesaikan persamaan Cain dan Reynold dalam Wendari, 2015: 28)
11
Klasifikasi Kestabilan Titik Tetap
Pada kondisi tertentu nilai eigen dari matriks Jacobian sulit ditemukan, analisis
kestabilan titik tetap dapat dilakukan dengan kriteria kestabilan Routh-Hurwitz.
12
4. Kriteria Routh Hurwith
Definisi 6
Kriteria Routh-Hurwitz digunakan untuk menelaah titik tetap suatu sistem apabila
nilai eigen persamaan pada matriks Jacobi sulit dicari (Edelstein, 1988:234). Diketahui
sistem persamaan dengan k persamaan dan X variabel sebagai berikut:
[ ]
13
Jika semua karakteristik eigen matriks Jacobi real negatif, maka titik konstan stabil.
Ini akan terjadi jika dan hanya jika semua dterminan matriks Hurwitz positif.
det .
Contoh untuk diperoleh kriteria sebagai berikut:
Besaran yang tidak berdimensi dan biasanya adalah titik bifurkasi dari suatu sistem.
Nilai R0 dapat diperoleh melalui pencarian titik tetap endemik atau analisis kestabilan titik
tetap tak endemik.
14
B. PENYAKIT BLACK DEATH
Pada abad ke 13-14 terjadi epidemi penyakit dengan mortalitas tinggi di seluruh
dunia, disebut The Black Death (penyakit sampar, pes, Bubonic plague). Penyakit sampar
atau pes disebabkan oleh Yersinia pestis yang menginfeksi rodensia (terutama tikus),
lalu menular ke manusia melalui gigitan kutu (flea). Penyakit sampar menyebabkan
demam, pembengkakan kelenjar limfe, dan bercak-bercak merah di kulit, sehingga wabah
sampar disebut Bubonic Plague (‗bubo„ artinya inflamasi dan pembengkaan kelenjar
limfe). The Black Death membunuh hampir 100 juta penduduk di seluruh dunia dalam
tempo 300 tahun. Hampir sepertiga populasi Eropa (sekitar 34 juta) meninggal karena
penyakit tersebut. Kematian dalam jumlah serupa terjadi pada penduduk China dan
India. Timur Tengah dan benua Afrika juga mengalami epidemi tersebut. Meskipun
jumlah total tidak diketahui, outbreak 1348 - 1349 diperkirakan telah membunuh
400,000 orang di Suriah (Rice dan McKay, 2001)
15
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Formulasi Masalah
Black Death (Pes) merupakan penyakit akibat adanya infeksi bakteri Yersinia
pestis. Black death jenis penyakit yang menular sehingga ada interaksi antar kelompok
populasi. Jadi, ada penyebaran antara kelompok S dengan kelompok I dan juga kepada
kelompok R. Sehingga, model SIR ini tidak berbentuk linier (nonlinear). Kemudian,
formulasi masalah untuk penyakit black death ini adalah bagaimana bentuk model
matematika dengan model SIR sebelum mendapatkan modelnya terdapat asumsi-
asumsi.
Asumsi –asumsi yang ada pada model matematika Black Death ini :
1. Populasi penduduk bersifat tertutup yang artinya pertambahan atau pengurangan
penduduk hanya dikarenakan oleh kelahiran dan kematian,sedangkan
penambahan dan pengurangan yang disebabkan oleh faktor lain diabaikan.
3. Kematian yang disebabkan oleh faktor lain selain terjangkit penyakit black
death dianggap kematian alami.
5. Individu pada kelas Recovered tidak akan kembali lagi menjadi individu pada
kelas Infected (kebal)
16
Variabel :
S (t) = Susceptible (rentan) artinya Banyaknya individu yang sehat dan rentan
terhadap penyakit Black death.
I (t) = Infected ( Terinfeksi) artinya Banyaknya Individu yang terinfeksi dan dapat
menularkan penyakit Black Death .
R (t) = Recovered ( Sembuh ) artinya Banyaknya individu yang sembuh setelah
terinfeksi Black death.
N (t) = Jumlah populasi pada suatu daerah pada saat t,
Parameter :
Berdasarkan asumsi dan parameter yang dijelaskan maka dapat dibuat diagram
transfer penyebaran penyakit Black Death sebagai berikut :
17
Gambar: Diagram Transfer Model Matematika Black Death
(1)
dengan
1. Titik Ekuilibrium
Titik ekuilibrium dapat dicari dengan membuat sistem tersebut dalam kondisi konstan
, , ) dengan syarat
18
2. Bilangan Reproduksi Dasar (
Diperoleh :
D. Analisis Kestabilan
Kestabilan titik ekuilibrium dari Sistem (1) disajikan dalam Teorema 1 dan Teorema 2
sebagai berikut :
Teorema 1
asimtotik lokal
Bukti:
[ ]
(3)
[ ]
19
Substitusikan pada (2) sehingga diperoleh nilai eigen (λ) untuk titik ekuilibrium
adalah:
(4)
Jika R0 <1, Persamaan (4) semuanya bernilai negatif. Terbukti jika Jika R0 <1 maka titik
maka (4) tidak semuanya bernilai negatif karena nilai . Terbukti jika R0 > 1 , maka
Teorema 2
asimtotik lokal
Bukti:
[ ]
λ 1= −μ (5)
20
dan
(7)
Dengan
Menurut kriteria Routh Hurwitz, semua nilai eigen (7) bagian realnya bernilai negatif jika
dan hanya jika0 , dan bernilaisama positif atau negatif semua. Berdasarkan (7),
nilai bernilai positif sehingga harus dipenuhi > 0, dan > 0 . Perhatikan bahwa
= A = b(μ + c) > 0.
Bukti:
(9)
Persamaan (9) terlihat bahwa persamaan tersebut berlawanan dengan (8), sehingga terbukti
jika R0 <1 maka titik ekuilibrium E1 tidak stabil dan R0 >1 maka titik ekuilibrium E1 stabil
asimtotik lokal.
21
DAFTAR PUSTAKA
Kline, morris. (1973). Matematika Ilmu Dalam Perspektif. Ed. Jujun Suriasumantri.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Thomas C, Epidemiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: FKIK UIN, 2009), hlm. 10.
Widowati & Sutimin. (2007). Buku Ajar Pemodelan Matematika. Semarang: Universitas
Diponegoro