Anda di halaman 1dari 64

Kecemasan Masyarakat Tentang

Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19

i
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
Pasal 1:
1. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan
prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa
mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
Pasal 9:
2. Pencipta atau Pengarang Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 memiliki
hak ekonomi untuk melakukan a. Penerbitan Ciptaan; b. Penggandaan Ciptaan
dalam segala bentuknya; c. Penerjemahan Ciptaan; d. Pengadaptasian,
pengaransemen, atau pentransformasian Ciptaan; e. Pendistribusian Ciptaan atau
salinan; f. Pertunjukan Ciptaan; g. Pengumuman Ciptaan; h. Komunikasi Ciptaan;
dan i. Penyewaan Ciptaan.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113


1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp100. 000. 000, 00 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500. 000. 000, 00 (lima ratus juta
rupiah).

ii
Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep
Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep

Kecemasan Masyarakat Tentang


Varian Covid-19 Omicron
Dengan Vaksinasi Covid-19

Penerbit Lakeisha
2022

iii
KECEMASAN MASYARAKAT TENTANG VARIAN COVID-19
OMICRON DENGAN VAKSINASI COVID-19

Penulis:
Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep.
Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep.

Editor : Andriyanto, S.S., M.Pd.


Layout : Yusuf Deni Kristanto, S.Pd.
Desain Cover : Tim Lakeisha

Cetak I Desember 2022


14.8 cm × 21 cm, viii+55 Halaman
ISBN: 978-623-420-535-0

Diterbitkan oleh Penerbit Lakeisha


(Anggota IKAPI No.181/JTE/2019)

Redaksi
Srikaton, RT 003, RW 001, Pucangmiliran, Tulung, Klaten, Jawa Tengah
Hp. 08989880852, Emai: penerbit_lakeisha@yahoo.com
Website:www.penerbitlakeisha.com

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara
apapun tanpa izin tertulis dari penerbit

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT,


karena atas rahmat dan hidayat-Nya kami dapat menyusun
dan menyelesaikan buku “Tren & Issue Keperawatan” ini. Tak
lupa pula kita haturkan shalawat serta salam kepada junjungan
kita Rasulullah SAW semoga rahmat dan hidayat-Nya bisa
tercucurkan kepada kita semua yang masih setia mengikuti
ajaran-Nya.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan buku ini, Kepada Rektor
Universitas Muhammadiyah Manado yang selalu memberi
ruang dan fasilitas yang cukup dalam membantu kami
menyelesaikan buku ini, kepada Rektor Universitas
Pembangunan Indonesia Manado, ketua program studi S1
Keperawatan UNIMMAN Ns. Hj. Silvia D. Mayasari Riu, S.Kep,
M.Kep yang juga selalu memberikan ruang keilmuan dalam
melakukan riset untuk buku ini, para responden dan teman
yang selalu setia mendampingi serta membimbing tanpa
mengenal ruang dan waktu demi dalam membantu kami
menyusun buku ini, yang melalui berbagai macam cobaan
untuk menyelesaikan buku ini, terima kasih (syukur moanto,

v
syukur mohuwo, makase lao - lao, syukur dofu – dofu, odu’olo,
dangke, makase banyak, terima kasih dala – dala, syukur eb –
eb).

Manado, Desember 2022

Penulis

vi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................... 1


A. Latar Belakang .................................................................... 1

BAB II COVID-19 ................................................................. 7


A. Corona Virus Disease 2019 ............................................ 7
B. Epidemiologi ....................................................................... 8
C. Patofisiologi ........................................................................ 9
D. Transmisi.............................................................................13
E. Manifestasi Klinis .............................................................14
F. Pencegahan .......................................................................15

BAB III KONSEP KECEMASAN........................................... 18


A. Konsep Kecemasan.........................................................18

BAB IV GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN


MASYARAKAT TENTANG VARIAN COVID 19
OMICRON .............................................................. 33

vii
A. Gambaran Tingkat Kecemasan Masyarakat
Tentang Varian Covid 19 Omicron ..........................33
B. Gambaran Vaksinasi Covid-19 ...................................36
C. Hubungan Kecemasan masyarakat tentang varian
covid 19 omicron dengan vaksinasi covid-19 .....39

DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 42


LAMPIRAN ............................................................................. 48
PROFIL PENULIS .................................................................... 53
SINOPSIS ................................................................................ 55

viii
BAB IV

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada bulan Desember 2019, serangkaian penyakit
pernapasan atipikal akut terjadi di Wuhan, Tiongkok.
Penyakit ini dalam waktu yang singkat menyebar cepat
dari Wuhan ke daerah lain. Peningkatan jumlah pasien
yang terpapar Covid-19 masih menjadi masalah bagi
Indonesia. Sejak diumumkannya kasus pertama,
pemerintah Indonesia telah bekerja keras untuk
mempersiapkan berbagai langkah dan kebijakan untuk
mengelola dan mencegah penyebaran Covid-19. Hingga 2
Maret 2020, ada 90.308 jiwa terkonfirmasi Covid-19 di
seluruh dunia. Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO
menetapkan penyakit ini sebagai pandemi. Saat proposal
penelitian ini dibuat, dilaporkan terdapat lebih dari 1,93
juta kasus di 210 negara di seluruh dunia dan

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 1
menyebabkan lebih dari 120 ribu kematian (Bedford et al.,
2020).
Wabah SARS-CoV-2 awalnya dianggap dimulai
melalui transmisi zoonosis yang terkait dengan pasar
makanan laut Huanan, di Wuhan, Tiongkok. Pada laporan
awal diidentifikasi dua spesies ular yang bisa menjadi
reservoir COVID19. Namun, hingga saat ini, belum ada
bukti yang konsisten tentang reservoir coronavirus selain
mamalia dan burung (Bassetti et al., 2020). Analisis
sekuens genomik dari SARS-CoV-2 menunjukkan 85%
kesamaan identitas dengan dua coronavirus yang
diturunkan oleh kelelawar (bat-derived-Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS)
-like coronavirus), yaitu bat-
SL-CoVZC45 dan batSL-CoVZXC21.Hasil ini menunjukkan
bahwa mamalia adalah penghubung utama yang paling
mungkin antara COVID-19 dan manusia (Lu et al., 2020).
Meski pemerintah sudah menghimbau untuk segera
melakukan vaksinasi, tetapi masih banyak masyarakat
yang enggan untuk melakukan vaksinasi. WHO telah
menyatakan banyak orang-orang mengatakan
keraguannya terhadap vaksin, yang disebabkan oleh
banyaknya misinformasi di masyarakat tentang vaksin,
mengenai kandungan dan efek sampingnya. Ada informasi
yang beredar bahwa pada beberapa orang ada efek
samping yang berbeda setelah vaksinasi yaitu lemas,
pusing, panas tubuh (Wu et al., 2020).

2 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
Vaksin dianggap sebagai intervensi yang paling
membutuhkan banyak waktu (Chakraborty, 2020) dan
ratusan lembaga global terlibat dalam kecepatan
pengembangan vaksin (Habersaat, 2020). Keragu-raguan
vaksin sedang meningkat, bervariasi di berbagai negara,
dan dikaitkan dengan pandangan dunia konspirasi (Gallup,
2019; Hornsey, Harris, & Fielding, 2018). Keragu-raguan
vaksin dapat berdampak tidak baik bagi individu (risiko
lebih besar terkena penyakit) dan berpotensi penularan
yang lebih luas bagi komunitas. Seiring berjalannya waktu
ditemukan banyak sekali informasi tentang Covid 19.
Informasi yang beredar tercampur mulai dari informasi
yang bersifat hoax dengan informasi yang resmi dan
akurat. Keadaan ini memicu kecemasan dari berbagai
kalangan bahkan menjadi reaktif dan negatif dengan
banyaknya melakukan hal yang merugikan seperti
menimbun alat kesehatan. Situasi ini semakin memicu
munculnya persoalan kesehatan jiwa (Zulva, 2020).
Munculnya kabar yang memaparkan Covid 19 sebagai
penyebab kematian yang tinggi akhirnya membuat
masyarakat mengalami kecemasan yang meningkat.
Kecemasan akan kematian bila dirasakan secara
berlebihan memicu munculnya kondisi emosional antara
lain neurotisma, depresi, dan gangguan psikosomatis.
Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada
kesehatan fisik individu namun juga mempengaruhi
kondisi mental individu, hal ini dapat disebabkan oleh

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 3
ketidaksiapan individu atau masyarakat menghadapi
wabah covid-19, selain itu banyaknya aktifitas rutin yang
tertunda, masyarakat yang biasanya bekerja di luar rumah
harus mematuhi arahan pemerintah untuk bekerja dari
rumah dan banyaknya kabar yang tidak pasti kebenaranya
sehingga menyebabkan kecemasan pada masyarakat
(Rayani & Purqoti, Dewi, 2020). Kecemasan merupakan
reaksi pertahanan seseorang untuk melindungi diri dari
gangguan mental emosional yang lebih berat. Kecemasan
dalam situasi pandemi Covid-19 merupakan hal yang
manusiawi, karena Covid-19 adalah virus jenis baru, yang
penyebarannya masif dan mengancam nyawa (Ikawati &
Murtiwidayanti, 2021). Kecemasan adalah Ketakutan,
kekhawatiran dan kegelisahan yang berdampak pada
perubahan perilaku seperti, menarik diri dari lingkungan,
sulit fokus dalam beraktivitas, susah makan, mudah
tersinggung, rendahnya pengendalian emosi amarah,
tidak logis, susah tidur (Guntur, 2021). Kecemasan dapat
disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya
adalah pengetahuan (Palla et al., 2018)
Awal Mei 2020, Oxford Coronavirus Explanations,
Attitudes, and Narratives Survey (OCEANS) berfokus pada
kepercayaan konspirasi virus corona dan kepatuhan
terhadap pedoman jarak sosial pemerintah (Freeman et al,
2020). Ketika survei dilakukan para responden ditanya
apakah mereka akan menerima vaksin COVID-19, 47,5%
menjawab pasti, 22,1% mungkin, 18,4% mungkin, 7,3%

4 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
mungkin tidak, dan 4,8% pasti tidak.Jadi banyaknya
informasi mengenai pandemik covid-19 serta vaksin akan
memengaruhi kecemasan masyarakat. Kecemasan
masyarakat tentu akan berpengaruh terhadap penurunan
imunitas seseorang serta penerimaan seseorang terhadap
vaksin covid-19. Disisi lain, penurunan imunitas akan
meningkatkan seseorang terpapar virus korona. Di
Indonesia sendiri program vaksinasi Covid 19 masih
menimbulkan tanggapan yang beragam dari masyarakat.
Sehingga peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan
untuk mendeskripsikan gambaran kecemasan masyarakat
terhadap vaksin Covid -19 dan hubungannya dengan
kesediaan untuk dilakukan vaksinasi.
Kurangnya penyuluhan mengenai vaksinasi Covid-19
sehingga terdapat beberapa orang yang percaya terhadap
isu bahwa vaksin tersebut bahaya yang menyebabkan
sebagian orang enggan untuk melakukan vaksinasi.
Pendidikan kesehatan meningkatkan pengetahuan juga
membangun iklim yang kuat dan berperan aktif dalam
pelaksanaan setiap upaya kesehatan, serta memberikan
promosi kesehatan, perawat melakukan advokasi untuk
mendapatkan komitmen dari keluarga dan pertemuan
terkait dengan tujuan bahwa daerah setempat terlibat
untuk mencegah dan selanjutnya bekerja pada
kesejahteraan mereka dan menciptakan lingkungan sehat.
Kepatuhan vaksinasi yang rendah terjadi karena
keraguan vaksin dapat menjadi faktor penentu yang akan

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 5
menghambat keberhasilan pengendalian pandemi Covid-
19 saat ini (Li et al., 2020). Dengan demikian, asumsi
penerimaan vaksin bisa membantu untuk merencanakan
tindakan, tindakan hegemoni yang dibutuhkan untuk
menaikkan pengetahuan dan meyakinkan orang mengenai
keamanan dan keuntungan vaksin, yang dalam gilirannya
dapat membantu mengendalikan penyebaran virus dan
mengurangi pengaruh negatif dari pandemi yang belum
pernah terjadi sebelumnya ini (Habersaat, 2020). Jika tidak
disertai dengan pendidikan kesehatan dari petugas
kesehatan yang akurat dan keterlibatan penduduk, dapat
menyebabkan kesalahpahaman dan ketidakpercayaan
terhadap vaksinasi Covid-19.10
Disisi lain, penurunan imunitas akan meningkatkan
seseorang terpapar virus korona. Di Indonesia sendiri
program vaksinasi Covid 19 masih menimbulkan
tanggapan yang beragam dari masyarakat.

6 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
BAB II
BAB II

COVID-19

A. Corona Virus Disease 2019


Akhir tahun 2019, terdapat banyak kasus Novel
Coronavirus (2019-nCoV) Infected Pneumonia (NCIP) yang
telah diidentifikasi di Wuhan, sebuah kota besar dengan
jumlah penduduk sebanyak 11 juta orang di Cina tengah.
Pada 29 Desember 2019, 4 kasus pertama yang
dilaporkan, dan setelah diinvestigasi, semuanya terkait
dengan Pasar Grosir Makanan Laut Huanan (Tiongkok
Selatan). Kasus-kasus tersebut kemudian diidentifikasi
oleh rumah sakit setempat menggunakan mekanisme
pengawasan untuk pneumonia yang tidak diketahui
penyebabnya (pneumonia of unknown etiology) yang
dibuat setelah pandemi wabah Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS)yang terjadi pada tahun 2003, dengan
tujuan memungkinkan identifikasi patogen baru seperti
2019-nCoV (Xiang et al., 2013).

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 7
Pada akhir Januari 2020, penyakit ini dinyatakan
sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan
Dunia [Public Health Emergency of International Concern
(PHEIC)], dan diakui sebagai pandemi oleh WHO pada 11
Maret 2020 (Suganthan, 2019). Pada saat proposal
penelitian ini dibuat, lebih dari 1,93 juta kasus COVID-19
telah dilaporkan di 210 negara dan yang mengakibatkan
lebih dari 120.000 kematian. Angka fatalitas kasus (case
fatality rate) diperkirakan sebesar 4 persen di Cina, tetapi
bervariasi secara signifikan antar negara. (Li et al., 2020).

B. Epidemiologi
Otoritas kesehatan di Wuhan, Cina (ibukota Provinsi
Hubei), melaporkan sekelompok kasus pneumonia yang
tidak diketahui penyebabnya (pneumonia of unknown
etiology) pada 31 Desember 2019, dan penyelidikan
diluncurkan pada awal Januari 2020. Sebagian besar kasus
memiliki hubungan ke Pasar Grosir Makanan Laut Huanan,
sehingga virus tersebut diduga berasal dari zoonosis
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 7 (Rothan dan
Byrareddy, 2020). Virus yang menyebabkan wabah ini
dikenal sebagai SARS-CoV-2, virus yang baru ditemukan
terkait erat dengan coronavirus pada kelelawar (Bai et al.,
2020).
Pada 12 April 2020, negara-negara yang
mempublikasikan data pengujian mereka rata-rata hanya
menguji 1 persen dari penduduk. Banyak negara telah

8 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
memiliki kebijakan resmi untuk tidak menguji mereka
yang hanya memiliki gejala ringan. Analisis fase awal
wabah hingga 23 Januari memperkirakan 86 persen infeksi
COVID-19 belum terdeteksi, dan bahwa infeksi yang tidak
terdokumentasi ini adalah sumber infeksi untuk 79 persen
dari kasus yang terdokumentasi (Shereen et al., 2020).
Analisis berdasarkan usia di Cina menunjukkan bahwa
proporsi kasus yang relatif rendah terjadi pada individu di
bawah usia 20 tahun. Namun, belum jelas apakah ini
karena orang muda sebenarnya kurang mungkin
terinfeksi, atau lebih kecil kemungkinannya untuk
mengalami gejala yang berat, sehingga tidak mencari
pertolongan medis dan tidak diuji. Perkiraan awal jumlah
reproduksi dasar (R0) untuk COVID-19 pada bulan Januari
adalah antara 1,4-2,5 (Viceconte dan Petrosillo, 2020).

C. Patofisiologi
Coronavirus merupakan virus Ribonucleic Acid (RNA)
untai tunggal (~30kb) positif yang terselubungi oleh
kapsul. Termasuk kedalam famili Coronaviridae, dan
tergolong kedalam ordo Nidovirales, yang menginfeksi
berbagai spesies inang, baik vertebrata maupun
invertebrata. Coronavirus terbagi menjadi empat genus,
yaitu α, β, γ, dan δ. Berdasarkan struktur genomiknya, α
dan β coronavirus hanya menginfeksi mamalia (Rabi et al.,
2020). Virus corona yang menyerang manusia (Human
coronavirus (HcoV) seperti HCoV 229E, OC43 dan NL63

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 9
bertanggung jawab untuk flu biasa (common cold) dan
croup dan termasuk dalam α coronavirus
. Sebaliknya,
menurut International Committee on Taxonomy of Viruses
(ICTV), SARS
-CoV, Middle East Respiratory Syndrome-
Corona Virus (MERS
- CoV) dan SARS-CoV-2 tergolong
kedalam β coronavirus
dengan subgenus Sarbecovirus
.
Siklus hidup virus pada host terdiri dari 5 langkah
berikut: perlekatan (attachment), penetrasi (penetration),
biosintesis (biosynthesis), pematangan (maturation) dan
pelepasan (release). Setelah virus mengikat host reseptor
(attachment), mereka memasuki sel host dengan cara
endositosis atau fusi membran (penetration). Setelah
konten viral dilepaskan di dalam sel inang, viral RNA
memasuki nukleus untuk replikasi. Viral messenger
Ribonucleic Acid (mRNA) digunakan untuk membuat
protein virus (biosynthesis). Kemudian, partikel virus baru
dibuat, setelah melalui proses maturasi, virus tersebut
dilepaskan.
Coronavirus terdiri dari empat protein struktural,
yaitu spike (S), membrane (M), envelope (E) dan
nucleocapsid (N). Spike terdiri dari glikoprotein trimetrik
transmembran yang menonjol dari permukaan virus, yang
menentukan keragaman coronavirus dan tropisme inang.
Spike terdiri dari dua subunit fungsional
(Greenwood, 2012):
1. Subunit S1 (S1) Subunit ini bertanggung jawab untuk
menentukan tropisme jaringan inang (Tissue Tropism).

10 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
Tissue tropism adalah ragam sel dan jaringan yang
mendukung pertumbuhan virus atau bakteri tertentu.
Fungsi dari subunit S1 adalah mengikat reseptor sel
inang.
2. Subunit S2 (S2) Subunit S2 berfungsi untuk
pelaksanaan fusi membran virus dan seluler.
Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE-2)
diidentifikasi sebagai reseptor fungsional untuk SARS-
CoV.
Analisis urutan asam amino primer menunjukkan
bahwa protein struktural spike dari SARS-CoV-2 dan
SARS-CoV memiliki kesamaan identitas secara struktural
dan fungsional sebesar 77,5%, sehingga keduanya
mengikat protein ACE-2 sebagai reseptor fungsional
(Chen et al., 2020; Zhou et al., 2020; Li et al., 2020).
Ekspresi ACE-2 tinggi di paru-paru, jantung, ileum, ginjal
dan kandung kemih (Zou et al., 2020). Di paru-paru, ACE-2
terutama sangat diekspresikan pada sel-sel epitel paru-
paru.
Setelah pengikatan SARS-CoV-2 dengan protein
inang, protein spike mengalami pembelahan protease.
Pembelahan protease melalui dua urutan langkah untuk
mengaktifkan protein spike dari SARS-CoV dan MERS-
CoV, yang terdiri dari pembelahan pada situs pembelahan
S1/S2 untuk maturasi dan pembelahan untuk aktivasi di
situs S′2, yang merupakan sebuah posisi yang berdekatan

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 11
dengan fusi peptide dalam subunit S2 (Belouzard et al.,
2009; Millet dan Whittaker, 2014; Ou et al., 2020).
Setelah pembelahan pada situs pembelahan S1/S2,
subunit S1 dan S2 tetap terikat secara non-kovalen dan
subunit S1 distal berkontribusi terhadap stabilisasi subunit
S2 yang berada pada keadaan prefusi. Pembelahan
berikutnya di situs S′2 mungkin dapat mengaktifkan
protein spike untuk fusi membran melalui perubahan
konformasi yang ireversibel. Protein spike coronavirus
merupakan jenis protein spike yang tidak biasa di antara
virus-virus, karena jenis ini dapat dibelah dan diaktifkan
oleh berbagai protease yang berbeda.
Karakteristik unik dari SARS-CoV-2 di antara
coronavirus lainnya adalah keberadaan situs pembelahan
furin di situs S1/S2. Situs S1/S2 dari SARS-CoV-2, selama
tahap biosynthesis sepenuhnya mengalami pembelahan,
berbeda dengan perotein spike SARS-CoV, yang langsung
dirakit tanpa pembelahan. Meskipun situs S1/S2 juga
mengalami pembelahan oleh protease lain seperti
Transmembran Protease Serine-2 (TMPRSS-2) dan
cathepsin L, ekspresi furin di berbagai tempat
memungkinan virus ini menjadi sangat patogen (Yuki et
al., 2020).

12 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
D. Transmisi
Berdasarkan awal mulanya penyakit yang diduga
kuat berasal dari Pasar Grosir Makanan Laut Huanan,
penyakit ini ditularkan secara zoonosis. Penyakit ini
diyakini terutama menyebar melalui kontak dekat antar
manusia, yang mana didukung kuat oleh beberapa
laporan kasus yang terjadi pada keluarga orang yang
mengunjungi Pasar Grosir Makanan Laut Huanan dan
pada kasus yang sama sekali tidak berhubungan dengan
pasar tersebut. Transmisi antar manusia terutama terjadi
via kontak langsung atau melalui droplet yang dihasilkan
selama batuk, bersin, atau berbicara oleh orang yang
sudah terinfeksi. Baik dahak maupun air liur dapat
membawa muatan virus (viral load) dalam jumlah besar.
Droplet pernapasan juga dapat dihasilkan selama
bernafas, termasuk ketika berbicara, meskipun virus tidak
bersifat menular melalui udara (airborne). Droplet dapat
mendarat di mulut atau hidung orang-orang yang berada
di dekatnya atau mungkin terhirup ke dalam paru-paru.
Virus ini juga dapat menyebar ketika seseorang
menyentuh permukaan yang terkontaminasi, termasuk
kulit, dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut
mereka. Virus ini paling menular selama tiga hari pertama
setelah timbulnya gejala, meskipun penyebaran mungkin
terjadi sebelum gejala muncul (Shereen et al., 2020).
Pada sebuah penelitian kecil yang dilakukan pada
wanita hamil yang sudah mencapai trimester ketiga dan

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 13
terkonfirmasi telah terinfeksi virus corona, tidak dijumpai
bukti bahwa penularan vertikal dari ibu ke anak dapat
terjadi. Tetapi, semua ibu hamil tersebut menjalani operasi
sesar (sectio caesarea) saat proses persalinan, sehingga
belum dapat dipastikan apakah penularan dapat terjadi
jika proses persalinan normal (Huijun et al., 2020).

E. Manifestasi Klinis
Gejala COVID-19 relatif tidak spesifik dan orang
yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan gejala. Dua
gejala yang paling umum adalah demam (88%) dan batuk
kering (68%). Gejala yang kurang umum termasuk
kelelahan, produksi dahak meningkat, kehilangan indera
penciuman, sesak napas, nyeri otot dan persendian, sakit
tenggorokan, sakit kepala, kedinginan, muntah,
hemoptisis, diare, atau sianosis (Wang et al., 2020).
Perkembangan lebih lanjut dari penyakit ini dapat
menyebabkan pneumonia berat, sindrom gangguan
pernapasan akut, sepsis, syok septik, dan kematian.
Beberapa dari mereka yang terinfeksi mungkin tidak
menunjukkan gejala atau tanpa gejala klinis, tetapi dengan
hasil tes yang mengkonfirmasi infeksi. Periode inkubasi
yang biasa (waktu antara infeksi dan onset gejala) berkisar
antara 1 hingga 14 hari (Wang et al., 2020).
Gejala dari infeksi COVID-19 muncul setelah
melewati masa inkubasi, yaitu sekitar 5,2 hari. Terdapat
kesamaan umum dalam manifestasi gejala antara COVID-

14 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
19 dan beberapa penyakit yang disebabkan oleh β
coronavirus sebelumnya. Namun, COVID-19 menunjukkan
beberapa manifestasi klinis unik yang menargetkan jalan
napas bawah, yang dibuktikan dengan munculnya gejala
saluran pernapasan atas seperti rhinorrhoea, bersin, dan
sakit tenggorokan. Selain itu, pasien yang terinfeksi
COVID-19 juga mengalami gejala yang mengganggu
percernaan seperti diare. Pada MERS-CoV dan SARS-CoV,
persentase pasien yang menunjukkan gejala ini relatif
rendah (Rothan dan Byrareddy, 2020).

F. Pencegahan
Pencegahan COVID-19 bertujuan untuk menjaga
keselamatan kita sendiri dan orang lain. Beberapa langkah
pencegahan yang direkomendasikan oleh WHO adalah
sebagai berikut (WHO, 2019):
1. Secara teratur dan menyeluruh bersihkan tangan
dengan usapan alkohol (alcohol rub) atau cuci dengan
sabun dan air. Mencuci tangan dengan sabun dan air
atau menggunakan alcohol rub akan membunuh virus
yang mungkin ada di tangan.
2. Pertahankan jarak setidaknya 1 meter antar individu.
Ketika seseorang batuk, bersin, atau berbicara, droplet
akan disemprotkan dari hidung atau mulut yang
mungkin mengandung virus. Jika terlalu dekat, droplet
tersebut dapat terhirup, termasuk virus COVID-19 di
dalamnya

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 15
3. Hindari pergi ketempat yang ramai dimana orang-
orang berkumpul bersama, kita lebih mungkin untuk
melakukan kontak dengan seseorang yang terjangkit
COVID-19 dan lebih sulit untuk menjaga jarak fisik 1
meter.
4. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Tangan
menyentuh banyak permukaan dan secara tidak
sengaja virus dapat melekat kepadanya. Setelah
terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke
mata, hidung, atau mulut. Dari poin tersebut, virus
dapat masuk ke tubuh dan menginfeksi.
5. Pastikan mengikuti kebersihan pernapasan yang baik,
seperti menutupi mulut dan hidung dengan siku saat
batuk atau bersin, kemudian segera buang tisu bekas
(jika digunakan) dan cuci tangan. Dengan mengikuti
kebersihan pernapasan yang baik, kita akan
melindungi orang-orang sekitar dari virus.
6. Tetap di rumah dan isolasi diri. Jika harus
meninggalkan rumah, kenakan masker untuk
menghindari kontak dengan orang lain. Menghindari
kontak dengan orang lain akan melindungi kita dan
orang lain dari kemungkinan terjangkit COVID-19.
7. Jika mengalami demam, batuk, dan sulit bernapas, cari
bantuan medis, tetapi dianjurkan untuk menelepon
terlebih dahulu jika memungkinkan dan ikuti petunjuk
dari otoritas kesehatan setempat. Menelepon terlebih
dahulu akan memungkinkan penyedia layanan

16 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
kesehatan dengan cepat mengarahkan ke fasilitas
kesehatan yang tepat. Hal ini juga akan melindungi
dan membantu mencegah penyebaran virus.
8. Senantiasa mencari informasi terbaru dari sumber
tepercaya, seperti dari laman situs WHO atau otoritas
kesehatan lokal dan nasional. Otoritas lokal dan
nasional paling baik ditempatkan untuk memberi
nasihat tentang apa yang harus dilakukan orang di
setiap daerah.
9. Melakukan vaksinasi

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 17
BAB IV
BAB III

KONSEP KECEMASAN

A. Konsep Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan adalah reaksi emosional yang tidak
menyenangkan terhadap bahaya nyata atau imaginer
yang disertai dengan perubahan pada sistem saraf
otonom dan pengalaman subjektif sebagai tekanan,
ketakutan, dan kegelisahan. Kecemasan dibedakan
menjadi dua yaitu state anxiety dan trait anxiety. State
anxiety adalah gejala kecemasan yang timbul apabila
seseorang dihadapkan pada sesuatu yang dianggap
mengancam dan bersifat sementara. Trait anxiety
adalah kecemasan yang menetap pada diri seseorang
yang merupakan pembeda antara satu individu dengan
individu lainnya (Spielberger, C. D, 2010). Kecemasan
adalah berupa rasa kekhawatiran atau rasa takut yang

18 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
tidak dapat dihindari dari sesuatu yang berbahaya
dan dapat menimbulkan gejala atau respon tubuh
(Widyanigrum & Sari, 2016).
Kecemasan (ansietas /anxiety) adalah gangguan alam
perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam
dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam
menilai realistis masih baik, kepribadian masih tetap
utuh tidak mengalami keretakan pribadi (spilling
personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih
dalam batas – batas normal. Kecemasan atau dalam
Bahasa Inggrisnya “anxiety“ berasal dari Bahasa Latin “
angustus “ yang berarti kaku dan “angoanchi” yang
berarti mencekik (Manurung, 2016).
Menurut pendapat lain kecemasan merupakan keadaan
emosi tanpa objek tertentu, pengalaman subjektif
individu dan energi yang tidak daapat diamati secara
langsung. Kecemasan adalah rasa takut yang tidak jelas
disertai dengan perasaan ketidakpastian, ketidak-
berdayaan, isolasi dan ketidakamanan (keliat dan j.
Pasaribu, 2016). Berdasarkan pengertian diatas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan adalah
kondisi emosi yang tidak jelas disertai dengan
perasaan ketidakpastian terhadap peristiwa kehidupan
sehari-hari.

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 19
2. Tanda dan Gejala Kecemasan
Gejala-gejala psikologis adanya kecemasan bila ditinjau
dari beberapa aspek antara lain pikiran, dimana
keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti khawatir,
sukar konsentrasi, pikiran kosong, memandang diri
sebagai sangat sensitif, dan merasa tidak
berdaya.Reaksi biologis yang tidak dapat dikendalikan,
seperti berkeringat, gemetar, pusing, jantung
berdebar-debar, mual, dan mulut kering. Perilaku
gelisah, keadaan diriyang tidak terkendali seperti
gugup, kewaspadaan diri yang berlebihan, serta sangat
sensitif. (Kustiawan,2013).
Menurut Hawari (2018) seorang akan mengalami
gangguan cemas mana kala seseorang tidak mampu
mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya.
Secara klinis selain gejala cemas yang biasa, disertai
dengan kecemasan yang menyeluruh dan menetap,
paling sedikit berlangsung selama 1 bulan dengan 2
kategori gejala sebagai berikut :
a) Rasa khawatir berlebihan tentang hal-hal yang
akan datang (apprehensive expectasion
) adalah
cemas, khawatir, takut, berfikir berulang
(rumination ), membayangkan akan datangnya
kemalangan pada dirinya maupun orang lain.
b) Kewaspadaan yang berlebihan, yaitu mengamati
lingkungan secara berlebihan sehingga
mengakibatkan perhatian mudah teralih, sulit

20 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
konsentrasi, sulit tidur, mudah tersinggung dan
tidak sabaran.
3. Penyebab Kecemasan
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Biologis
Sistem GABA (Neotransmitter Gamma-
Aminobutyric Acid) adalah pengatur untuk
mengontrol aktivitas dari neuron di bagian otak
yang bertanggung jawab menghasilkan kondisi
cemas (Keliat dan J. Pasaribu, 2016)
2) Faktor Psikologis
a) Pandangan psikoanalitik, konfik emosional
yang terjadi antara dua elemen kepribadian id
dan superego.
b) Pandangan interpersonal, kecemasan timbul
dari perasaan takut terhadap tidak adanya
penerimaan dan penolakan interpersonal.
c) Pandangan perilaku, kecemasan timbul dari
segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
3) Sosial Budaya
Kecemasan merupakan hal yang biasa
ditemui dalam keluarga, faktor ekonomi dan latar
belakang pendidikan berpengaruh terhadap
terjadinya kecemasan

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 21
b. Faktor Prespitasi
1) Ancaman terhadap integritas seseorang melalui
ketidakmampuan secara fisiologis untuk
melakukan aktivitas sehari-hari.
2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang yang
dapat membahayakan identitas, harga diri dan
fungsi sosial seseorang (Yusuf dan Nihayati,2015)
Kecemasan disebabkan oleh hal-hal yang
tidak jelas, termasuk didalamnya pasien yang
akan menjalani operasi karena tidak tahu
konsekuensi operasi dan takut terhadap prosedur
operasi itu sendiri (Helmi, 2012). Sehingga dapat
dikatakan bahwa kecemasan pada pasien
sebelum pembedahan adalah kekhawatiran yang
tidak jelas dirasakan oleh pasien karena tidak
mengetahui tentang konsekuensi proses operasi.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan
a. Usia
Prevalensi tingkat kecemasan lebih tinggi pada
kelompok usia termuda dan terendah pada orang
dewasa yang lebih tua. Kematangan dalam proses
berpikir pada individu yang berumur dewasa lebih
memungkinkannya untuk menggunakan mekanisme
koping yang baik dibandingkan kelompok umur
anak-anak, ditemukan sebagian besar kelompok
umur anak yang mengalami insiden fraktur

22 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
cenderung lebih mengalami respon cemas yang
berat dibandingkan kelompok umur dewasa
(Kaplan dan Sadock, 2010).
b. Jenis Kelamin
Wanita lebih sering mengalami kecemasan
daripada pria. Wanita memiliki tingkat kecemasan
yang lebih tinggi dibandingkan pria. Hal ini
dikarenakan bahwa wanita lebih peka dengan
emosinya dan cenderung menggunakan
pendekatan emosional untuk mengatasi
masalahnya, yang pada akhirnya mempengaruhi
perasaan cemasnya (Kaplan dan Sadock, 2010).
c. Tingkat Pendidikan
Pendidikan pada umumnya berguna dalam
merubah pola piker, pola bertingkah laku dan pola
pengambilan keputusan. Tingkat pendidikan
seseorang dapat mempengaruhi banyaknya
pengetahuan yang dimiliki seseorang yang
didapatkan melalui proses pendidikan yang dijalani
baik formal maupun non formal. Tingkat pendidkan
seseorang juga akan berpengaruh dalam
memberikan respon terhadap sesuatu yang datang
dari luar. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
tingkat pendidikan yang lebih tinggi memainkan
peran preventif melawan kecemasan dan depresi
dari masalah penyakit yangdialami (Setiawan, 2015).

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 23
d. Penggunaan Modalitas (Traksi/Gips)
Traksi adalah pemasangan gaya tarikan ke
bagian tubuh. Traksi digunakan untuk mengurangi
deformitas, dan untuk menambah ruangan di antara
kedua permukaan patahan tulang. Gips adalah alat
bmobilisasi yang kaku yang dicetak sesuai kontur,
pemasangan gips dapat menimbulkan komplikasi
berupa gangguan sirkulasi syaraf, kekakuan sendi,
reaksi alergi yang harus segera ditangani. Pasien
fraktur dengan terpasang traksi/gips dapat
menimbulkan perasaan pasien kurang sempurna,
sehingga pasien cenderung merasa cemasdengan
keadaannya dan merupakan gangguan konsep diri
(American Academy of Orthopaedic Surgeons,
2013).
5. Respon Tingkat Kecemasan
Rentang respon dalam tingkat kecemasan adalah
(Yusuf dan Nihayati,2015):
a. Kecemasan Ringan
Berhubungan dengan ketegangan akan
peristiwa kehidupan sehari- hari. Pada tingkat ini
lapangan persepsi meningkat dan individu akan
berhati-hati serta waspada. Stimulasi sensori
meningkat dan membantu individu memfokuskan
perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah,
berpikir, bertindak dan melindungi dirinya sendiri.

24 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
b. Kecemasan Sedang
Berhubungan dengan perhatian seseorang
pada hal yang penting dan mengesampingkan hal
lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang
selektif.
c. Kecemasan Berat
Pada kecemasan berat lapangan persepsi
menjadi sangat menurun. Individu cenderung
memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan
hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir realistis
dan membutuhkan banyak pengarahan, untuk
dapat memusatkan pada arealain.
d. Panik
Pada tingkat ini lapangan persepsi sangat
sempit sehingga individu tidak dapat
mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan
apa-apa walaupun sudah diberi pengarahan/
tuntunan. Pada saat panik bisa terjadi peningkatan
aktivitas motorik, menurunnya kemampuan
berhubungan dengan orang lain, persepsi
menyimpang dan kehilangan pemikiran yang
rasional.

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 25
Tabel
Respon Tingkat Kecemasan
Tingkat ResponFisik ResponKognitif Respon
Kecemasan Emosional
Kecemasan Ketegangan Lapangan persepsi Perilaku
Ringan ototringan luas, terlihat tenang, otomatis,
sadar akan percaya diri, sedikit tidak
lingkungan, perasaan sedikit sabar,
rileks atau gagal, aktivitad
sedikit gelisah, memperhatikan menyendiri,
penuh banyak hal, testimulasi
perhatian dan mempertimbangkan dan tenang.
rajin. informasi, dan
tingkat
Pembelajaran
optimal.
Kecemasan Ketegangan Lapangan persepsi Tidak nyaman,
Sedang ototsedang. menurun, tidak mudah
Tanda-tanda perhatian secara tersinggung,
vital selektif,focus kepercayaan
meningkat, terhadap stimulus dirigoyah
pupil dilatasi, meningkat, rentang dan idaksabar.
mulai perhatianmenurun
berkeringat, danmemfokuskan
seringmondar- pembelajaran
mandir, nada
suara bergetar
dantinggi,
kewaspadaan

26 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
meningkat,
sering
berkemih,
sakit kepala,
dan pola tidur
berubah.

Kecemasan Ketegangan Lapang persepsi Sangat cemas,


Berat otot berat, terbatass, sulit takut,agitasi,
hiperventilasi, Berpikir dan bingung,
kontak mata Proses berpikir menarik diri,
buruk, terpecah-pecah, berpikir
pengeluaran penyelesaian penyangkala n
keringat masalah buruk, dan merasa
meningkat, tidakadekuat.
tidak mampu
nada suara
mempertimbangk
tinggi, tindakan
an informasi dan
tanpatujuan,
egosentris.
gemetar rahang
menegang dan
menggertakkan
gigi, mondar-
mandir,
berteriak.

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 27
Panik Flight, fight, atau Persepsi sangat Merasa
freeze, sempit, pikiran terbebani,
ketegangan otot merasa tidak
tidak logis,
sangat berat, mempu, tidak
kepribadian kacau,
agitasi motoric berdaya,
tidak dapat
kasar. Pupil marah,lepas
menyelesaikan
dilatasi, tanda- kendali,
masalah, focus
tanda vital mengamuk,
pada diri sendiri,
meningkat putus asa,
tidak rasional, sulit
kemudian sangat takut
memahami
menurun, tidak mengharapkan
stimulus eksternal,
dapat tidur, hasil yang
halusinasi dan
hormone stress buruk.
waham.
dan
neurotransmitter
berkurang,
wajah
menyeringai dan
muluttenganga

6. Jenis Kecemasan
Ada beberapa jenis kecemasan menurut
(Manurung, 2016) yaitu:
a. Kecemasan Rasional
Meupakan suatu ketakutan akibat adanya objek
yang memang mengancam, misalnya ketika
menunggu hasil ujian. Ketakutan ini dianggap
sebagai suatu unsur pokok normal dari mekanisme
pertahanan dasari kita.

28 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
b. Kecemasan Irasional
Yang berarti bahwa mereka mengalami emosi ini
di bawah keadaan-keadaan speifik yang biasanya
tidak dipandang mengancam.
c. Kecemasan Fundamental
Kecemasan fundamental merupakan suatu
pertanyaan tentang siapa dirinya, unruk apa
hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya
berlanjut. Kecemasan ini disebut sebagai
kecemasan eksistensial yang mempunyai peran
fundamental bagi kehidupan manusia.
7. Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan menurut (Manurung, 2016)
merupakan suatu gangguan yang memiliki ciri
kecemasan atau ketakutan yang tidak realistik, juga
irasional, dan tidak dapat secara intensif ditampilkan
dalam cara–cara yang jelas. Ada beberapa gangguan
kecemasan antara lain :
a. Fobia Spesifik
Yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan
karena kehadiran atau antisipasi terhadap obyek
atau situasi yang spesifik.
b. Fobia Sosial
Merupakan suatu ketakutan yang tidak rasional
dan menetap, biasanya berhubungan dengan
kehadiran orang lain. Individu menghindari situasi

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 29
dimana dirinya dievaluasi atau dikritik, yang
membuatnya merasa terhina atau dipermalukan dan
menunjukkan tanda–tanda kecemasan atau
menampilkan perilaku lain yang memalukan.
c. Gangguan Panik
Gangguan panik memiliki karakteristik terjadinya
serangan panik yang spontan dan tidak terduga.
Beberapa simtom yang dapat muncul pada
gangguan panik antara lain seperti sulit bernafas,
jantung berdetak kencang, mual, rasa sakit di dada,
berkeringat dingin, dan gemetar. Hal lain yang
penting dalam diagnose gangguan panik adalah
bahwa individu merasa setiap serangan panik
merupakan pertanda datangnya kematian atau
kecacatan.
d. Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety
Disorder)
Generalized Anxiety Disorder (GAD) adalah
kekhawatiran yang berlebihan dan bersifat
pervasive, disertai dengan berbagai simtom somatik,
yang menyebabkan gangguan signifikan simtom
somatik yangmenyebabkan gangguan signifikan
dalam kehidupan sosial atau pekerjaan pada
penderita atau menimbulkan stress yang nyata.

30 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
8. Dampak Kecemasan
Beberapa dampak dari kecemasan menurut
(Maulidah, 2016) dalam beberapa simtom antara lain :
1. Simtom suasana hati
Individu yang mengalami kecemasan memiliki
perasaan akan adanya hukuman dan bencana yang
mengancam dari suatu sumber tertentu yang tidak
diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak
bisa tidur dan dengan demikian dapat
menyebabkan sifat mudahmarah.
2. Simtom kognitif
Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran
dan keprihatinan pada individu mengenai hal–hal
yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi.
Individu tersebut tidak memperhatikan masalah–
masalah real yang ada, sehingga individu sering
tidak bekerja atau belajar secara efektif dan
akhirnya dia akan menjadi lebih merasacemas.
3. Simtom motorik
Orang-orang yang mengalami kecemasan sering
merasa tidak tenang, gugup kegiatan motor tanpa
arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki menetuk-
ngetuk dan sangat kaget terhadap suara yang
terjadi secara tiba- tiba. Simtom motor merupakan
gambaran rangsangankognitif.

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 31
9. Penatalaksanaan Kecemasan.
Menurut Hawari (2018) penatalaksanaan atau
manajemen pada tahap pencegahan dan terapi
memerlukan metode pendekatan yang bersifat
holistik:
a. Penatalaksanaan farmakologi.
Dengan menggunakan obat–obatan misalnya
anti kecemasan benzodiazepim,obat ini tidak boleh
digunakan dalam waktu lama karena bisa
mnyebabkan ketergantungan
b. Non farmakologi.
1) Distraksi
Merupakan metode untuk menghilangkan
kecemasan dengan mengalihkan perhatian dari
rasa cemas. Stimulus sensori yang
menyenangkan menyebabkan pelepasan
endokrin akan menghambat stimulus cemas
yang mengakibatkan lebih sedikit stimulus yang
ditransmisikan ke otak (Perry dan Potter, 2015).
2) Relaksasi
Terapi relaksasi yang dapat dilakukan
berupa relaksasi, tarik nafas dalam, mediasi,
relaksasi imajinasi dan visualisasi.

32 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
BAB IV

BAB IV
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN
MASYARAKAT TENTANG VARIAN
COVID 19 OMICRON

A. Gambaran Tingkat Kecemasan Masyarakat


Tentang Varian Covid 19 Omicron
Kecemasan merupakan reaksi pertahanan seseorang
untuk melindungi diri dari gangguan mental emosional
yang lebih berat. Kecemasan dalam situasi pandemi Covid-
19 merupakan hal yang manusiawi, karena Covid-19
adalah virus jenis baru, yang penyebarannya masif dan
mengancam nyawa (Ikawati & Murtiwidayanti, 2021).
Menurut Atkinson, sebagian besar manusia merasa cemas
dan tegang jika menghadapi situasi yang mengancam, dan
perasaan tersebut merupakan reaksi yang normal terhadap
stress. Sedangkan menurut yang dikutip oleh Ekawati
(2021), mendefinisikan kecemasan sebagai suatu

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 33
kegelisahan, kekhawatiran, dan ketakutan terhadap
sesuatu yang tidak jelas. Rasa takut merupakan sumber
dari kecemasan, tetapi ada yang penting antara rasa takut
dan cemas.
Pada kecemasan individu tidak menyadari factor-
faktor apa yang menyebabkan merasa takut kepada suatu
objek. Tetapi pada rasa takut, individu benar-benar
menyadari objek yang menumbuhkan rasa takut dan
benar-benar menyadari penyebab menjadi takut (Guntur,
2021). Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa kecemasan merupakan pengalaman emosional
yang tidak menyenangkan dan berasal dari situasisituasi
yang mengancam, yang ditandai oleh perasaan takut,
khawatir, tegang, gugup, atau perasaan lain yang tidak
jelas yang belum tentu terjadi. Sedangkan menurut Hasan
yang dikutip oleh Ekawati, jika respons dibangkitkan
melalui suatu perangsang yang sepatutnya menimbulkan
respons tersebut itu disebut takut, tetapi jika dibangkitkan
oleh suatu perangsang yang tidak sepatutnya
menimbulkan rasa takut, maka hal ini disebut kecemasan
(Ikawati & Murtiwidayanti, 2021). Intensitas kecemasan
seringkali jauh lebih besar daripada objek yang belum
begitu jelas, sedangkan intensitas rasa takut biasanya
sesuai dengan besar kecilnya ancaman.
Faktor-faktor situasional yang mempengaruhi
kecemasan adalah: (1) Situasi yang dihadapi individu,
seperti situasi-situasi yang evaluatif dan situasi dimana

34 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
orang menjadi pusat perhatian, misalnya pakaian, dan cara
bertingkah laku (D. K. Putri, 2021); (2) Benda-benda
tertentu dalam lingkungan, seperti semacam kaca, kamera,
dan mikrofon cenderung membuat orang lebih menyadari
keberadaan dirinya dalam situasi sosial, sehiingga
cenderung membuat orang mengalami kecemasan; (3)
Kehadiran orang-orang tertentu, seperti orang-orang yang
memiliki karakteristik tertentu yaitu pemegang kekuasaan,
orang yang memiliki status terhormat, dan lawan jenis;
lebih lanjut beberapa penelitian menemukan bahwa
wanita lebih cemas dalam situasi sosial, pria dan wanita
memiliki kemampuan, cara dan motivasi untuk memberi
kesan yang berbeda pula, antara lain pada situasi sosial; (4)
Peristiwa perjumpaan, seperti arti pentingnya kesan
pertama, orang akan cenderung mengontrol penampilan
diriya; (5) Arti penting evaluasi dari orang lain, semakin
orang merasa bahwa citra dirinya berpengaruh besar maka
semakin besar peluangnya untuk mengalami kecemasan.
Lebih lanjut kecemasan sosial didefinisikan oleh
Leary M yang dikutip oleh Ikawati (2021), sebagai suatu
kecemasan yang dihasilkan oleh adanya penilaian atau
kemungkinan adanya penilaian yang tidak baik oleh orang
lain. Situasi yang menimbulkan kecemasan sosial adalah
situasi-situasi di mana individu merasa adanya evaluasi
interpersonal atau kemungkinan adanya evaluasi dari
orang lain. Dengan demikian, kecemasan sosial yang
terjadi karena adanya persepsi bahwa dirinya akan

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 35
dievaluasi oleh orang lain dengan tidak baik dalam situasi
yang nyata maupun imajiner. Setiap individu bisa
mempunyai sifat kecemasan, baik pria maupun wanita
yang membedakan adalah frekuensi dan intensitasnya.

B. Gambaran Vaksinasi Covid-19


Intervensi yang efektif untuk memutuskan mata
rantai penularan penyakit, yaitu melalui upaya vaksinasi.
Upaya ini telah dilakukan oleh berbagai Negara temasuk
Indonesia (Valerisa, 2020). Vaksinasi dinilai sebagai salah
satu solusi dalam upaya menanggulangi pandemik covid-
19. Pelaksanaan vaksinasi covid-19 yang terjadi pada
masyarakat menimbulkan tingkat kecemasan yang
tentunya menggangu proses vaksinasi.
Orang-orang yang rentang kecemasan memiliki
potensi terganggunya proses vaksinasi karena stress yang
ditimbulkan dari kecemasan yang dimiliki sebelum
maupun sesudah proses vaksinasi. Walaupun, vaksinasi
dianggap sebagai hal yang baik karena menjadi upaya
pencegahan dalam penyebaran virus covid-19 sehingga
tidak sedikit orang berbondong-bondong untuk
mendapatkannya sesegera mungkin. Tetapi, pada
sebagian masyarakat yang memiliki beragam kecemasan
seperti akibat yang akan timbul terhadap dirinya selama
proses vaksinasi akan menimbulkan dampak besar.

36 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
Kecemasan yang muncul pada masyarakat yang
akan melakukan vaksinasi itu disebabkan oleh karena
mendengar informasi-informasi yang menyatakan bahwa
efek samping dari vaksin yang sangat berbahaya, respon
kecemasan bisa sampai menimbulkan wajah pucat, detak
jantung cepat, berkeringat, mual, pusing dan gejalah
neurologis lainnya (Psikiatri Undip, 2020)
Menurut Data yang dirlis dari Kemenkes RI (2021)
total sasaran vaksinasi covid-19 di Indonesia telah
mencapai 208.265.720 pada tanggal 10 Oktober 2021,
total vaksinasi covid-19 dosis 1 yang sudah diberikan
100.189.038 (48,11%), jumlah vaksinasi covid-19 dosis 2
yang sudah diberikan 57.522.234 (27,62%) dan total
vaksinasi covid-19 dosis 3 yang sudah diberikan 1.015.773.
Peserta vaksinasi covid 19 yang masih merasakan
cemas terhadap vaksinasi covid 19 seperti responden
merasa gugup, cemas atau gelisah dan kurang
bersemangat dalam melakukan sesuatu karena akan
melaksanakan vaksinasi covid-19. Hal ini sejalan dengan
penelitian Eka Kirana, dkk (2021) dengan judul Kecemasan
Masyarakat Akan Vaksinasi Covid-19 menyatakan bahwa
dari total 399 responden 207 responden (51,9%) tidak
memiliki kecemasan dan 192 responden (48,1%) memiliki
kecemasan terhadap vaksinasi covid-19, mengatakan
bahwa kecemasan menjadi salah satu masalah yang terjadi
pada masa pandemik covid-19, ternyata menjadi masalah
juga saat telah tersediannya vaksin covid-19.

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 37
Kecemasan yang muncul pada masyarakat yang
akan melakukan atau yang sudah melakukan vaksinasi itu
disebabkan oleh karena mendengar informasi-informasi
yang menyatakan bahwa efek samping dari vaksin yang
sangat berbahaya, respon kecemasan bisa sampai
menimbulkan wajah pucat, detak jantung cepat,
berkeringat, mual, pusing dan gejalah neurologis lainnya
(PsikiatriUndip, 2020). Menurut Sutomo, dkk (2021)
dengan judul Hubungan Persepsi Masyarakat Tentang
Vaksin Covid-19 Dengan Kecemasan Saat Akan Menjalani
Vaksinasi Covid19, dari hasil penelitian didapatkan
sebagian responden mengalami kecemasan sedang yaitu
sebanyak 114 responden (80,3%) dan sebagian kecil
responden mengalami kecemasan ringan yaitu sebanyak
10 responden (7,0%). Kecemasan yang dialami oleh
responden dalam penelitian ini merupakan hal wajar yang
dapat terjadi mengingat kondisi pandemik covid-19 yang
terjadi saat ini merupakan jenis pandemik yang belum
pernah dialami oleh masyarakat sebelumnya. Respon
cemas yang muncul akibat akan di lakukannya program
vaksinasi akan semakin meningkat seiring dengan semakin
dekatnya waktu vaksinasi akan dilakukan. Kecemasan ini
akan semakin meningkat jika masyarakat calon penerima
vaksin mendapatkan informasi salah dari sekitaran mereka.

38 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
C. Hubungan Kecemasan masyarakat tentang varian
covid 19 omicron dengan vaksinasi covid-19
Kecemasan yang terjadi di Indonesia dikarenakan
adanya pandemi COVID-19 cukup tinggi dan menjadi
perhatian. Dampak Dampak fisik yang terjadi paling
meresahkan adalah kematian. Sedangkan dampak
psikologis yang terjadi adalah beberapa respon ketakutan,
kecemasan, serta ketidakberdayaan akibat pandemi
COVID-19 berdasarkan informasiinformasi yang
didapatkan, seperti penyakit menyebar sangat cepat,
kasus terus meningkat dan dapat menyerang siapa saja
tidak peduli perempuan atau laki-laki, usia kecil hingga
lansia, semua dapat terkena dampaknya, sehingga reaksi
psikologis dapat membuat masyarakat resah dan merasa
terancam.
Penerapan yang dapat memutuskan rantai
peyebaran Covid-19 pun sudah diterapkan walaupun tidak
semua dilakukan, penerapannya pun hanya dilakukan
dengan selalu memakai masker saat keluar rumah, selalu
mencucitangan dan tidak melakukan kegiatan kumpul
bersama. Kecemasan dari adaya Covid-19 jika Covid-19
tidak segela berakhir, maka kehidupan tidak akan maju,
dikarenakan segala kegiatan perekonomian tidak bisa
dilakukan secara normal. Cara menghadapi masalah ini,
membantu untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-
19 agar Covid-19 segera berakhir. Covid merupakan
penyakit yang menular diseluruh dunia yang memberikan

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 39
dampak kesengsaraan bagi manusia terutama dalam
bidang ekonomi, Covid- 19 sangat memberikan dampak
yang memprihatinkan, karena penjualan hasil panen
dihargai dengan harga yang tidak sesuai dengan harga
sebelum adanya pandemi Covid-19.
Vaksinasi merupakan langkah selanjutnya yang di
lakukan oleh pemerintah. Vaksinasi merupakan upaya
yang paling dibutuhkan untuk mengatasi penyebaran
virus Covid_19. Covid-19 menyebabkan beberapa lembaga
global berkompetisi untuk mengembangkan vaksin Covid
-19 (K. E. Putri et al., 2021). Negara Indonesia juga
bergerak cepat untuk mencanangkan Vaksinasi Covid-19
di seluruh pelosok nusantara. Ketersediaan vaksin dan
program vaksinasi yang tidak diimbangi dengan motivasi
dan antusiasme masyarakat untuk mengikuti program
vaksinasi, keraguan vaksin dapat berdampak pada resiko
terhadap penularan dan memperberat penyakit yang telah
diderita sebelumnya di masyarakat (K. E. Putri et al., 2021).
Masyarakat membutuhkan sosialisasi yang baik dan
benar tentang vaksinasi Covid-19. Motivasi warga
masyarakat untuk mengikuti vaksinasi masih rendah. Efek
vaksin Covid-19 menyebabkan perasaan kawatir dan
cemas pada masyarakat. Beberapa informasi yang tersebar
luas baik informasi yang benar dan akurat dari pemerintah
maupun Hoax menimbulkan perasaan cemas dan kawatir.
Selain itu adalah meningkatnya informasi tentang jumlah
kematian pada kasus Covid-19 yang menyebabkan

40 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
perasaan cemas yang berlebihan sehingga muncul kondisi
gangguan pada emosional antara lain adalah depresi,
neurotisma dan gangguan psikosomatis (Nurtanti &
Husna, 2022).
Hal tersebut yang membuat mereka menjadi
bingung dan ragu ragu untuk mengikuti vaksin Covid-19.
Kecemasan adalah gangguan pada alam perasaan yang
terjadi pada seseorang akibat tertekan dan mengalami
pengalaman yang tidak menyenangkan (Nurtanti et al.,
2020). Kecemasan yang terjadi dalam jangka waktu yang
lama dan terlambat mendapatkan pertolongan akan
menyebabkan depresi (Nurtanti et al., 2020).

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 41
DAFTAR PUSTAKA

Ahdiany, Gina Nur, (2017). Tingkat Kecemasan Terhadap


Kematian Pada ODHA. JurnalKeperawatan Soedirman
volume 13 No. 3
Akarsu, B., Canbay Özdemir, D., Ayhan Baser, D., Aksoy, H.,
Fidancı, İ., & Cankurtaran, M. (2021). While studies on
COVID-19 vaccine is ongoing, the public's thoughts
and attitudes to the future COVID-19 vaccine.
International journal of clinical practice, 75(4), e13891.
https://doi.org/10.1111/ijcp.13891
Alsan, M., Stantcheva, S., Yang, D., & Cutler, D. (2020).
Disparities in Coronavirus 2019 Reported Incidence,
Knowledge, and Behavior Among US Adults. JAMA
network open, 3(6), e2012403. https://doi.org/
10.1001/jamanetworkopen.2020.12403
Bendau, A., Plag, J., Petzold, M. B., & Ströhle, A. (2021). COVID-
19 vaccine hesitancy and related fears and anxiety.
International immunopharmacology, 97, 107724.
Advance online publication.
https://doi.org/10.1016/j.intimp.2021.107724.

42 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
Bertin, P., Nera, K., & Delouvée, S. (2020). Conspiracy Beliefs,
Rejection of Vaccination, andSupport for
hydroxychloroquine: A Conceptual Replication-
Extension in the COVID-19Pandemic Context.
Frontiers in Psychology, 18 September 2020
|https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.565128
Bhattacharya M, Sharma AR, Patra P, et al. Development of
epitope- based peptide vaccineagainst novel
coronavirus 2019 (SARS-COV- 2): immunoinformatics
approach. J MedVirol. 2020;92(6):618–631.
doi:10.1002/jmv.257368.
Chace Dwyer, S., Jain, A., Ishaku, S. M., Okunade, F. T., Uzomba,
C., Adebayo, A., & Tobey, E. (2019). The effect of job
aids on knowledge retention among Patent and
Proprietary Medicine Vendors trained to administer
injectable contraceptives: longitudinal results from
implementation science in Nigeria. BMC public health,
19(1), 1362. https://doi.org/10.1186/s12889-019-
7668-2
Chakraborty C, Sharma AR, Sharma G, Bhattacharya M, Saha
RP, Lee -S-S (2020). Extensivepartnership,
collaboration, and teamwork is required to stop the
COVID-19 outbreakArch Med Res. 2020;51 (7):728–
730. doi:10.1016/j.arcmed.2020.05.0215 .
Christina, E. (2020). Pandemi Covid-19 Adalah 666?. Logia:
Jurnal Teologi Pentakosta, 1(2),122.

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 43
Dong Y, Mo X, Hu Y, et al. (2020). Epidemiology of Covid-19
Among Children in China.American Academy of
pediatrics, DOI: 10.1542/peds.2020-0702.
Elbay, R. Y., Kurtulmuş, A., Arpacıoğlu, S., & Karadere, E. (2020).
Depression, anxiety, stress levels of physicians and
associated factors in Covid-19 pandemics. Psychiatry
research, 290, 113130.
https://doi.org/10.1016/j.psychres.2020.113130
Ferdous, M. Z., Islam, M. S., Sikder, M. T., Mosaddek, A.,
Zegarra-Valdivia, J. A., & Gozal, D. (2020). Knowledge,
attitude, and practice regarding COVID-19 outbreak in
Bangladesh: An online-based cross-sectional study.
PloS one, 15(10), e0239254.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0239254
Freeman, D., Waite, F., Rosebrock, L., Petit, A., Causier, C., East,
A., … Lambe, S. (2020).Coronavirus Conspiracy Beliefs,
Mistrust, and Compliance with Government
Guidelinesin England.Psychological Medicine.https://
doi.org/10.1017/S0033291720001890.
Guzzo, K. B., & Hayford, S. R. (2018). Adolescent Reproductive
and Contraceptive Knowledge and Attitudes and
Adult Contraceptive Behavior. Maternal and child
health journal, 22(1), 32–40.
https://doi.org/10.1007/s10995-017-2351-7
Habersaat KB, Jackson C. (2020). Understanding vaccine
acceptance and demand – and ways to

44 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
increasethem.BundesgesundheitsblattGesundheitsfors
chung Gesundheitsschutz. 2020;63(1):32 39.
doi:10.1007/s00103-019-03063-011.
Halpin C, Reid B (2019). Attitudes and beliefs of healthcare
workers about influenza vaccination.NursOlder
People. 2019;31(2):32–39.
doi:10.7748/nop.2019.e1154.
Hornsey, M. J., Harris, E. A., & Fielding, K. S. (2018). The
psychological roots of antivaccination attitudes: A 24-
nation investigation. Health Psychology, 37(4), 307–
315.https://doi.org/10.1037/hea0000586.
Ichsan,D.S., Hafid, F.,Ramadhan, K.,Taqwin. (2021). Determinan
kesediaan masyarakat menerima vaksinasi Covid 19 di
Sulawesi Tengah. Poltekita : Jurnal ilmu kesehatan vol
15 no 1Mei 2021
Lin, Y., Hu, Z., Alias, H., & Wong, L. P. (2020). Knowledge,
Attitudes, Impact, and Anxiety Regarding COVID-19
Infection Among the Public in China. Frontiers in
public health, 8, 236.
https://doi.org/10.3389/fpubh.2020.00236
Liu, M., Zhang, H., & Huang, H. (2020). Media exposure to
COVID-19 information, risk perception, social and
geographical proximity, and self-rated anxiety in
China. BMC public health, 20(1), 1649.
https://doi.org/10.1186/s12889-020-09761-8

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 45
Karlsson, l.C., Lewandowsky, S., Antfolk, J., Salo, P., Lindfelt, M.,
Oksanen, T., … Soveri, A.(2019). The association
between vaccination confidence, vaccination behavior,
andwillingness to recommend vaccines among Finnish
healthcare workers. PLoS ONE14(10): e0224330.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0224330.
Lazarus, J. V., Ratzan, S. C., Palayew, A., Gostin, L. O., Larson, H.
J., Rabin, K., Kimball, S., & El-Mohandes, A. (2021). A
global survey of potential acceptance of a COVID-19
vaccine. Nature medicine, 27(2), 225–228.
https://doi.org/10.1038/s41591-020-1124-9
Moccia, G., Carpinelli, L., Savarese, G., Borrelli, A., Boccia, G.,
Motta, O., Capunzo, M., & De Caro, F. (2021).
Perception of Health, Mistrust, Anxiety, and Indecision
in a Group of Italians Vaccinated against COVID-19.
Vaccines, 9(6), 612.
https://doi.org/10.3390/vaccines9060612
Olaimat, A. N., Aolymat, I., Shahbaz, H. M., & Holley, R. A.
(2020). Knowledge and Information Sources About
COVID-19 Among University Students in Jordan: A
CrossSectional Study. Frontiers in public health, 8, 254.
https://doi.org/10.3389/fpubh.2020.00254
Ren L-L, Wang Y-M, Wu Z-Q, Xiang Z-C, Guo L, Xu T, et al.
(2020). Identification of a novelcoronavirus causing
severe pneumonia in human: a descriptive study. Chin
Med J. 2020;published online February 11.
DOI:10.1097/CM9.0000000000000722 SAGE Working

46 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
Group on Vaccine Hesitancyhttps://www.who.int/
immunization/sage/meetings/2014/october/1_Report
_W ORKINGGROUP_vaccine_hesitancy_final.pdf.
Sallam, M., Dababseh, D., Yaseen, A., Al-Haidar, A., Ababneh, N.
A., Bakri, F. G., & Mahafzah, A. (2020). Conspiracy
Beliefs Are Associated with Lower Knowledge and
Higher Anxiety Levels Regarding COVID-19 among
Students at the University of Jordan. International
journal of environmental research and public health,
17(14), 4915. https://doi.org/10.3390/ijerph17144915
WHO, 26 March (2020). Critical preparedness Readliness and
Response Actions for Covid19., Novel Coronavirus
(2019-nCoV) Advice for the Public, (2020).
Xiao X, Wong RM (2020) Vaccine hesitancy and perceived
behavioral control: a metaanalysis.Vaccine.
2020;38(33):5131–5138. doi:10.1016/j.vaccine.2020.
04.07614. Zulva, T. N. I. (2020). Covid-19 dan
Kecenderungan psikosomatis. J. Chem. Inf. Model, 1-4

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 47
LAMPIRAN

Tingkat Kecemasan STAI


(State - Trait Anxiety Inventory)
A. Identitas Responden
Inisial Responden :
Umur :
Kelas :
B. Siklus Menstruasi
x Siklus Pendek (18-23 hari)
x Siklus Normal (28 hari)
x Siklus Panjang (33-35 hari)
C. Koesioner STAI
Berilah tanda ( √ ) jika terdapat gejala tersebut yang
terjadi padaremaja siswi mengalami kecemasan saat ini di
SMK Trinita Manado.

48 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
Tidak Sedikit Cukup Sangat
No. Pertanyaan Merasakan Merasakan Merasakan Merasakan

1 2 3 4
1 Saya merasa
tenang jika
siklus
menstruasi saya
teratur
2 Saya merasa
aman jikasiklus
menstruasi saya
Normal
3 Saya merasa
tegang dan
kacau jika
memikirkan
masalah yang
saya alami
4 Saya merasa
kesulitan yang
saya alami
banyaksehingga
saya tidak
dapat
mengatasinya
5 Saya merasa
tentram jika
tanggal

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 49
menstruasi
saya tepat
waktu
6 Saya merasa
terganggujika
tanggal
menstruasisaya
melebihi
lamanya
siklus normal
Saya sekarang
merasa tidak
bernasib baik
karena siklus
saya tidak
Beraturan
Saya merasa
puas dengan
siklus
menstruasi saya
yangnormal
Saya merasa
takut jika
menstruasi saya
tidak
Normal
Saya merasa
nyaman

50 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
Saya merasa
percayadiri
Saya merasa
gagal
Saya merasa
gelisah jika
jadwal
menstruasi saya
terlambat
Saya merasa
kurangmampu
Saya merasa
santai jika
siklus dan
jadwal haidsaya
baik-baik saja
Saya merasa
senang jika
siklus dan
jadwal
menstruasi saya
normal
Saya merasa
khawatirakan
kesialan/
Kemalangan

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 51
Saya merasa
cemas jika
siklus saya tidak
normal
Saya merasa
tabah/sabar
untuk menanti
jadwal
menstruasi
Saya merasa
bahagia
Sumber : Hilda(2019)

52 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
PROFIL PENULIS

Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep.,M.Kep


lahir di Manado tanggal 07 Juni 1993,
Penulis merupakan Dosen Tetap di program
Studi Ners Universitas Muhammadiyah
Manado, Lulus S1 Keperawatan di STIKES
Muhammadiyah Manado pada tahun 2014,
Lulus Profesi Ners di STIKES
Muhammadiyah Manado 2016, Lulus S2 Keperawatan
Peminatan Keperawatan Medikal Bedah di Universitas
Muhammadiyah Jakarta 2019, Saat ini penulis mengampu
Mata Kuliah Trend & Issue Keperawatan, Sistem Informasi
Keperawatan, Konsep Keperawatan Dasar serta Ilmu
Keperawatan Dasar, Pada Profesi Ners penulis juga
membimbing di Stase Keperawatan Medikal Bedah, Stase
Keperawatan Dasar serta Stase Keperawatan Kegawatdaruratan
& Kritis, Penulis juga aktif sebagai perawat Home Care
perawatan luka di kota Manado.

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 53
Ns. Ariska, S.Kep.,M.Kep lahir di
Pejanggik tanggal 28 Juli 1993, Penulis
merupakan Dosen Tetap di program Studi
Ners Universitas Pembangunan Indonesia
Manado, Lulus S1 Keperawatan di STIKES
Ngudi Waluyo Ungaran pada tahun 2015,
Lulus Profesi Ners di STIKES Ngudi Waluyo
Ungaran 2016, Lulus S2 Keperawatan
Peminatan Keperawatan Medikal Bedah di Universitas
Muhammadiyah Jakarta 2018, Saat ini penulis mengampu
Mata Kuliah Keperawatan Kritis, keperawatan gawat daruratan
dan KMB, Pada Profesi Ners penulis juga membimbing di Stase
Keperawatan Medikal Bedah, Stase Keperawatan Dasar serta
Stase Keperawatan Kegawatdaruratan & Kritis.

54 Ns. Rizkan Halalan Djafar, S.Kep., M.Kep & Ns. Ariska, S.Kep., M.Kep
SINOPSIS

Pada bulan Desember 2019, serangkaian penyakit


pernapasan atipikal akut terjadi di Wuhan, Tiongkok. Penyakit
ini dalam waktu yang singkat menyebar cepat dari Wuhan ke
daerah lain. Peningkatan jumlah pasien yang terpapar Covid-
19 masih menjadi masalah bagi Indonesia. Pandemi Covid-19
tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik individu namun
juga mempengaruhi kondisi mental individu, hal ini dapat
disebabkan oleh ketidaksiapan individu atau masyarakat
menghadapi wabah covid-19. Kurangnya penyuluhan
mengenai vaksinasi Covid-19 sehingga terdapat beberapa
orang yang percaya terhadap isu bahwa vaksin tersebut
bahaya yang menyebabkan sebagian orang enggan untuk
melakukan vaksinasi
Buku ini dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan salah satu
bahan bacaan atau referensi untuk masyarakat, mahasiswa dan
praktisi keperawatan. Seperti diketahui saat ini mahasiswa
tidak hanya dituntut untuk dapat memahami dan
mempersentasikan secara lisan materi kuliah yang sedang
mereka pelajari atau pengetahuan lain yang mereka miliki,
namun, mereka juga di tuntut untuk menuangkan pemahaman
dan pengetahuan mereka tersebut kedalam bentuk tulisan.

Kecemasan Masyarakat Tentang Varian Covid-19 Omicron


Dengan Vaksinasi Covid-19 55

Anda mungkin juga menyukai