PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
Lailatuz Zuhro Arromadhani
NIM 19030214046
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................ii
BAB I.............................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................3
1.3 Batasan Masalah.........................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian........................................................................4
1.5 Manfaat Hasil Penelitian............................................................4
BAB II............................................................................................................5
KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................5
2.1 Cacar Monyet...................................................................................5
2.2 Vaksin.........................................................................................5
2.3 Model Epidemik SIR..................................................................6
2.4 Penelitian yang relevan...............................................................7
2.5 Persamaan Diferensial................................................................8
2.6 Sistem Persamaan Diferensial....................................................9
2.7 Titik Kesetimbangan...................................................................9
2.8 Nilai Eigen................................................................................10
2.9 Linearisasi.................................................................................10
BAB III........................................................................................................15
METODE PENELITIAN...........................................................................15
A. Jenis dan Sumber Data.................................................................15
B. Diagram Alir Penelitian................................................................15
C. Metode Analisis Penelitian...........................................................15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
(WHO, 2022). Penularan cacar monyet melalui manusia ke manusia
terjadi melalui kontak langsung kulit dengan kulit, penularan terjadi
dalam jarak dekat melalui pertukaran sekret pernapasan yang
mengandung virus hidup, penularan melalui kontak tidak langsung
denganbenda yang terkontaminasi, seperti pakaian, tempat tidur,
atau peralatan makan (Titanji, Tegomoh, Nematollahi, Konomos, &
Kulkarni, 2022).
Di Indonesia sendiri, kasus cacar monyet pertama kali
teridentifikasi. Berdasarkan pemeriksaan lebih lanjut, seorang WNI
berusia 27 tahun terkonfirmasi positif cacar air dengan riwayat
perjalanan ke luar negeri yang diyakini ditularkan melalui kontak
dekat dengan orang yang terinfeksi (RI, KEMENKES, 2022)Pada
tanggal 15 September 2022, telah didapatkan 2 kasus suspek dan 63
kasus discarded yang tersebar di 10 provinsi Indonesia (Meiriani &
Nany, 2022)
Penyebaran virus Cacar monyet telah ditetili oleh RE
TeWinkel (2018), pada awalnya penyebaran virus Cacar monyet
telah dimodelkan dengan model SIR yang hanya membahas
penyebaran virus Cacar monyet pada populasi manusia dengan
vektor pembawa virus Cacar monyet. Terdapat enam kondisi
dimana populasi manusia dibagi menjadi tiga kondisi yaitu
Susceptible human ( Sh ) yaitu subpopulasi manusia rentan, Infected
human ( I ¿¿ h)¿ yaitu subpopulasi manusia yang terinfeksi, dan
Recoverd human (R¿¿ h)¿ yaitu subpupulasi manusia yang sembuh
sedangkan populasi hewan pembawa vektor Virus Cacar monyet
dibagi menjadi tiga kondisi yaitu Susceptible animals (Sa ) yaitu
subpopulasi hewan rentan, Infected animals (I ¿¿ a)¿ yaitu
subpopulasi hewan yang terinfeksi, dan Recoverd human ( R¿¿ h)¿
yaitu subpopulasi hewan yang sembuh (Lauko, Pinter, & TeWinkel,
2018)
Salah satu upaya penekanan penyebaran virus Cacar monyet
adalah dengan vaksinasi. Saat ini ada tiga vaksin yang di
2
pertimbangkan dalam menanggapi wabah cacar monyet yang sedang
berlangsung yaitu ACAM200, vaksin cacar generasi kedua, dan dua
vaksin generasi ketiga, MVA_BN dan LC16 (WHO, 2022).
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang tersebut dapat
dibuatkan model matematikanya dengan mempertimbangkan faktor
pencegahan berupa vaksinasi. Menurut Prawoto (2017) dan (2018)
Prawoto telah melakukan penelitian efek vaksinasi pada model
penyakit SIR. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan proporsi
vaksinasi minimal dapat menjadikan jumlah populasi orang yang
terinfeksi menurun bahkan habis. Kemudian akan dicari titik
ekuilibrium bebas penyakit dan titik endemik serta bilangan
reproduksi dasar untuk melihat apakah terjadi endemik atau tidak.
Kemudian dilakukan simulasi model untuk melihat visualisasi mode
dengan nilai parameter yang digunakan dari jurnal-jurnal
sebelumnya. Analisis kestabilan lokal pada model ini diharapkan
dapat membantu memprediksi pengendalian penyebaran virus Cacar
monyet dimasa yang akan datang.
1.2 Rumusan Masalah
3
1. Model epidemik penyebaran virus cacar monyet yang digunakan
dalam penelitian ini adalah VSIR yang dimodifikasi adanya vaksin.
2. Semua parameter yang dipakai bernilai positif karena setiap
parameter dan variable yang di pakai mewakali tingkat populasi
yang tidak mungkin bernilai negatif.
3. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
yang diperoleh dari artikel ilmiah dan digunakan sebagai parameter.
4. simulasi numerik dengan menggunakan matlab R2022b.
4
2. Untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor penting yang
memengaruhi penyebaran penyakit cacar monyet melalui analisis
model matematika
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Cacar monyet pertama kali terdeteksi pada tahun 1958 dalam penyakit
vesicular di antara monyet tawanan yang di angkut ke kopenhagen,
Denmark dari Afrika. Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus Cacar monyet (Orthopoxvirus Family Poxviridae),
yang ditemukan pada monyet yang dirawat untuk tujuan penelitian. Oleh
karena itu, infeksi yang disebabkan oleh penyakit ini disebut cacar monyet
(Petersen et al, 2019). Penyakit ini dapat menginfeksi manusia melalui
beberapa cara yaitu kontak langsung dengan vektor pembawa virus terjadi
melalui gigitan, cakaran, dan memakan daging tidak matang dari hewan
pengerat yang terinfeksi. Penularan cacar monyet melalui manusia ke
manusia terjadi melalui kontak langsung kulit dengan kulit, penularan
terjadi dalam jarak dekat melalui pertukaran sekret pernapasan yang
mengandung virus hidup, penularan melalui kontak tidak langsung dengan
benda yang terkontaminasi, seperti pakaian, tempat tidur, atau peralatan
makan (Titanji, Tegomoh, Nematollahi, Konomos, & Kulkarni, 2022).
Durasi gejala penyakit ini 2-5 minggu. Penyakit ini dimulai dengan tanda
dan gejala nonspesifik, termasuk demam, menggigil, sakit kepala, lesu,
lemas, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, sakit otot, dan
dimulai dengan demam sebelum ruam muncul. Dalam waktu 1-5 hari
setelah demam, ruam muncul, pertama pada wajah, kemudian di seluruh
tubuh, tangan, dan kaki (Eskild, Abubakar, Ihekweazu, & D. Mchugh, 2019)
2.2 Vaksin
6
virus hidup yang dilemahkan non-reproduksi. Vaksin ini juga dikenal
sebagai Imvamune atau Imvanex, dan vaksin JYNNEOS adalah satu-
satunya vaksin yang disetujui FDA untuk penggunaan darurat guna
mencegah cacar air pada orang yang dianggap berisiko tinggi. Vaksin ini
diberikan dalam 2 dosis dengan jarak 4 minggu (Titanji, Tegomoh,
Nematollahi, Konomos, & Kulkarni, 2022). Vaksin ACAM200 dibuat dari
virus Vaccina hidup yang dapat. Penggunaan vaksin ACAM2000 terhadap
infeksi virus cacar air harus dilakukan dengan pengawasan ketat karena
vaksin tersebut mengandung virus hidup yang dapat berkembang biak di
dalam sel tubuh manusia (Budiyarto, 2023). Vaksin ACAM2000 diberikan
sebagai dosis tunggal dan memerlukan pemantauan efek samping selama
minimal 4 minggu setelah vaksinasi (Titanji, Tegomoh, Nematollahi,
Konomos, & Kulkarni, 2022)
7
2.4 Penelitian yang relevan
dI
dt
= (
β a2 I a β h I h
Na
+
Na h )
S −( μ h+ ρh +d h ) I h
d Rh
= ρh I h−μ h Rh
dt
8
Dengan asumsi sebagai berikut:
1) Populasi yang digunakan dalam model terdiri dari
manusia dan hewan rentan, manusia dan hewan
terinfeksi, manusia dan hewan sembuh, sehingga total
populasi dapat dituliskan menjadi
N a (t )=Sa (t )+ I a (t )+ R a (t) dan
N h (t )=S h (t)+ I h (t)+ Rh ( t),
2) S adalah populasi yang rentan
3) I adalah populasi yang terinfeksi
4) R adalah populasi yang sembuh
5) Populasi rentan dapat terkena penyakit lewat makanan
dan kontak langsung
Dari penelitian ini didapat kesimpulan, peningkatan interaksi
manusia yang terinfeksi dengan manusia rentan dan
peningkatan interaksi hewan terinfeksi dengan manusia
terinfeksi memberikan kontribusi yang signifikan di
penyebaran infeksi Cacar monyet dalam sistem. Dari model
ini juga didapati hasil dengan semakin banyak interaksi
manusia antar manusia dan manusia antar hewan juga
semakin banyak perubahan konsentrasi populasi virus di
populasi. Manusia terinfeksi berpotensi menularkan virus dan
hewan terinfeksi mampu menularkan ke populasi jika
melakukan aktivitas kontak langsung dan tidak langsung,
sehingga nilai infeksi virus Cacar monyet akan meningkat.
9
Persamaan diferensial dapat ditulis dalam bentuk :
dx (2. 1)
=f (x )
dt
Dan
dx (2 .2)
=f (x , t)
dt
ẋ ( t )=f ( x ) (2 .3)
Dengan
()
d x1 (2 .4)
( )
dt
f 1 (x 1 , x 2 ,… , x n )
d x2
dx
ẋ ( t )= = dt , f ( x )= f 2 (x 1 , x 2 ,… , x n )
dy :
:
d xn f n (x 1 , x 2 , … , x n )
dt
10
stasioner (tetap) atau suatu posisi yang menetap (steady state) dari
variable (Robinson, 2004).
Definisi 2. 1 (Olsder, 2003)
Terdapat sistem persamaan diferensial
ẋ=f ( x ) , x ∈ R
n
(2 .5)
Titik x yang memenuhi f( x ¿=0 disebut titik ekuilibrium
2.8 Nilai Eigen
Definisi 2. 2 (Anton, 1992)
Misalkan A adalah matriks n x n, maka suatu vektor tak nol x di
dalam Rn , n disebut vektor eigen dari A, jika untuk skalar λ , yang disebut
nilai eigen dari A dan vektor x disebut vektor eigen yang bersesuaib dengan
nilai eigen λ berlaku:
Ax=λx (2 .6)
Atau ekuivalen,
det (λI − A) x=0
(2 .8)
11
Dalam proses linearisasi sistem persamaan diferensial non linier akan
diubah kedalam sistem persamaan diferensial linear dengan matriks
jacobian, sehingga bisa memudahkan dalam menentukan solusi dari sistem
persamaan diferensial non linier tersebut. Solusi yang didapatkan dari
proses linearisasi merupaka bentuk dari gambaran perilaku sistem disekitar
titik ekuilibriumnya (Ambarwati, 2014).
Terdapat sistem persamaan diferensial nonlinear pada persamaan 2. 3
Dengan x ∈ L⊆ Rn , f : L ⟶ R n Misalkan x=( x 1 , x 2 , … , x n)adalah titik
ekuilibrium dari sistem ẋ=f ( x ) . Deret Taylor dari f disekitar titik
ekuilibrium :
∂f1 (2 .1
f 1 ( x1 , x2 , … , xn ) ≅ f 1 ( x1 , x2 , … , xn )+ ( x 1 , x 2 ,… , x n )( x1−x 1 )
∂ x1 0)
∂f1
+…+ ( x , x , … , x n) ( x n−x n ) + R f 1
∂ xn 1 2
∂f2
f 2 ( x1 , x2 , … , xn ) ≅ f 2 ( x1 , x2 , … , xn )+ ( x , x , … , x n )( x1 −x1 )
∂ x1 1 2
∂f2
+…+ ( x , x , … , x n) ( x n−x n ) + R f 2
∂ xn 1 2
⋮
∂fn
f n ( x1 , x2 , … , xn ) ≅ f n ( x1 , x 2 , … , xn )+ ( x , x , … , x n )( x 1−x 1)
∂ x1 1 2
∂fn
+…+ ( x , x , … , x n) ( x n−x n ) + R fn
∂ xn 1 2
∂f1 (2 .1
ẋ 1= (x , x , … , x n)( x 1−x 1)+…+
∂ x1 1 2 1)
∂f1 ∂f
( x 1 , x2 , … , x n ) ( x 2−x 2 ) +…+ 1 ( x 1 , x 2 ,… , x n ) ( x n−x n ) + Rf 1
∂ x2 ∂ xn
∂f2
ẋ 2= ( x , x , … , x n)( x 1−x 1) +…+
∂ x1 1 2
12
∂f2 ∂f
( x 1 , x2 , … , x n ) ( x 2−x 2 ) +…+ 2 ( x 1 , x 2 ,… , x n ) ( x n−x n ) + Rf 2
∂ x2 ∂ xn
⋮
∂fn
ẋ n= ( x , x , … , x n)( x 1−x 1 )+…+
∂ x1 1 2
∂fn ∂f
( x 1 , x2 , … , x n ) ( x 2−x 2 ) +…+ n ( x 1 , x 2 ,… , x n ) ( x n−x n ) + Rf 2
∂ x2 ∂ xn
[ ][
∂f1 ∂f1 (2 .1
(x , x , … , x n) ( x 1 , x2 , … , x n ) ∂f1
]
∂ x1 1 2 ∂ x2 … ( x2)
1 , x2 , … , xn)
( x 1−x 1)
[]
∂ xn
ẋ 1 ∂f2 ∂f2
(x , x , … , x n) ( x , x , … , xn) ∂f2 ( x 2−x 2 )
ẋ 2 = ∂ x1 1 2 ∂ x2 1 2 … ( x1 , x2 , … , xn )
∂ xn ⋮
ẋ n ⋮ ⋮
∂fn ∂fn
∂fn ( x n−x n )
… ( x , x , … , xn)
(x , x , … , x n) ( x 1 , x2 , … , x n ) ∂ x2 1 2
∂ x1 1 2 ∂ x2
[ ]
∂f1 ∂f1
( x , x , … , xn) ( x , x , … , xn ) … ∂f1
[] []
∂ x1 1 2 ∂ x2 1 2 ( x , x , … , xn )
ẏ 1 ∂ xn 1 2 y1
∂f2 ∂f2
ẏ 2 = ( x , x , … , xn) ( x , x , … , xn ) … ∂f2 y2
∂ x1 1 2 ∂ x2 1 2 ( x , x , … , xn )
∂ xn 1 2
⋮ ⋮
⋮ ⋮
ẋ n ∂fn yn
∂fn ∂fn … ( x , x , … , xn )
( x , x , … , xn)
∂ x1 1 2 ∂ x2
( x1 , x2 , … , xn ) ∂ x2 1 2
13
Matriks Jacobian nya yaitu
[ ]
∂f1 ∂f1
( x , x ,… , x n )
∂ x1 1 2
( x , x , … , xn) … ∂ f 1 ( x , x , … , x )
∂ x2 1 2 1 2 n
∂ xn
∂f2 ∂f2
J= ∂ x 1 ( 1 2
x , x ,… , x n ) ( x , x , … , xn) … ∂ f 2 ( x , x , … , x )
∂ x2 1 2
∂ xn 1 2 n
⋮ ⋮
∂fn
∂fn ∂fn … ( x , x , … , xn)
( x , x ,… , x n )
∂ x1 1 2 ∂ x2
( x1 , x2 , … , xn ) ∂ x2 1 2
Teorema 2. 1
Menurut (Olsder, 2003) diberikan matriks Jacobian Jf ( x ) persamaan
2. 3 dengan nilai eigen λ .
1. Stabil asimtotik lokal, jika semua bagian real nilai eigen dari matriks
Jf ( x ) bernilai negatif.
2. Tidak stabil, jika terdapat paling sedikit satu nilai eigen matriks
Jf ( x ) yang bagian realnya positif.
Teorema 2. 2
Menurut Boyce dan DiPrima (2009) beberapa jenis sifat kestabilan
yang dikategorikan berdasarkan jenis nilai eigen yang diperoleh dari
persamaan karakteristik 2. 9
1. Jika nilai eigen λ i> λ j> 0 maka sifat kestabilan tersebut tidak stabil
2. Jika nilai eigen λ i< λ j< 0 maka sifat kestabilan tersebut stabil
asimtotik
3. Jika nilai eigen λ i< 0< λ j maka sifat kestabilan tersebut tidak stabil
4. Jika nilai eigen λ i=λ j > λ j maka sifat kestabilan tersebut tidak stabil
5. Jika nilai eigen λ i=λ j <0 maka sifat kestabilan tersebut stabil
asimtotik
14
2.11 Bilangan Reproduksi Dasar
15
F = matriks transmisi, yaitu matriks yang berisi laju infeksi individu
baru karena kontak
V = matriks transiis, yaitu matriks yang berisi laju transfer masuk
dan keluar subpopulasi
16
BAB III
METODE PENELITIAN
Studi Litelatur
Membuat Asumsi
Konstruksi Model
Mencari R0
Simulasi Numerik
17
1. Studi literatur
2. Membuat asumsi
18
Langkah ini dilakukan untuk menemukan titik ekuilibrium dari
sistem atau model yang dibentuk. Penemuan titik ekuilibrium
menggunakan persamaan-persamaan diferensial atau dari bentuk
model yang diperoleh dengan f ( x )=0, sehingga diperoleh nilai
dari tiap variabel dan merupakan titik ekulibrium dari model
penyebaran Cacar monyet.
6. Simulasi hasil
19
DAFTAR PUSTAKA
20
Mathematics,.
Budiyarto, L. (2023). INFEKSI CACAR MONYET (MONKEYPOX).
urnal Medika Hutama.
Bunge, E., Hoet, B., Chen, L., & Lienert, F. (2022). The Changing
epidemiology of human monkeypox-A potential threat? A
systematic riview. PLOS Neglected Tropical Diseases.
Eskild, P., Abubakar, I., Ihekweazu, C., & D. Mchugh, T. (2019).
Monkeypox — Enhancing public health preparedness for an
emerging lethal human zoonotic epidemic threat in the wake of the
smallpox post-eradication era. International Journal of Infectious
Diseases.
Lauko, I., Pinter, G., & TeWinkel, R. (2018). Equilibrium analysis for an
epidemic model with a reservoir for infection. LETTERS IN
BIOMATHEMATICS.
Meiriani, S., & Nany, H. (2022). A REVIEW OF THE MONKEYPOX
OUTBREAK IN INDONESIA IN 2022. JURNAL KEDOKTERAN
DIPONEGORO.
Prawoto, B. P. (2017). STABILITY AND SIMULATION OF MEASLES
TRANSMISSION MODEL WITH AND WITHOUT
VACCINATION. Far East Journal of Mathematical Sciences.
Prawoto, B. P., Maulana, D. A., & Astuti, Y. P. (2018). The behaviour of
measles transmission in three different populations.
L:SDATdaneAnmedpdmbdr.
Titanji, B., Tegomoh, B., Nematollahi, S., Konomos, M., & Kulkarni, P.
(2022). Monkeypox: A Contemporary Review for Healthcare
Professionals. Open Forum Infectious Diseases.
21