Oleh :
YATIMAN
NIM B032009015
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 3
B. Perumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 7
F.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengaruh yang sangat besar pada angka kesakitan dan kematian bayi, anak balita dan
Angka kejadian kasus malaria perseribu penduduk (API) di Jawa dan Bali
sejak empat tahun terakhir menunjukkan kecenderungan yang menurun, dari 0,81
perseribu penduduk pada tahun 2005 menjadi 0,15 perseribu penduduk pada tahun
2006 dan tahun 2007 turun lagi menjadi 0,19 perseribu penduduk. Diluar Jawa dan
kecenderungan yang menurun, yaitu dari 31,09 perseribu penduduk pada tahun 2008
menjadi 21,2 perseribu penduduk pada tahun 2009. Proporsi kematian karena malaria
berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 2008, adalah sebesar 2%.
Jumlah Kabuapaten endemis di Indonesia adalah 424 Kabupaten dari 576 Kabupaten
yang ada, dan diperkirakan 42,4% penduduk Indonesia berisiko tertular. (Pedoman
3
Bahwa setiap upaya Program Pembangunan Nasional harus berwawasan
terbentuknya lingkungan yang sehat dan prilaku sehat sebagai acuan pembangunan
tinggal di daerah endemic malaria, diperkirakan ada 30 juta kasus malaria setiap
kesehatan, menurut data dari fasilitas kesehatan pada tahun 2005, diperkirakan
prevalensi malaria adalah 850,2 per 100.000 penduduk dengan angka yang tertinggi
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2005 memperkirakan angka kematian spesifik akibat
malaria di Indonesia adalah 11 per 100.000 untuk laki – laki dan 8 per 100.000 untuk
10.356 kasus (12,49/1000 Penduduk, dan Malaria positif sebanyak 415 kasus
(3,69%), termasuk masih tinggi dibandingkan dengan Indonesia Sehat 2010 sebesar
5/1000 penduduk, sehingga masih perlu kepaswadaan dini, hal ini disebabkan
4
fluktuasi insiden malaria disamping perubahan cuaca secara global juga perubahan
Pringsewu yang terdiri dari 13 desa, dengan jumlah penduduk sebanyak 45.935 dan
sebanyak 6 buah, Kasus kejadian malaria berdasarkan laporan LB.1, setiap tahun
mengalami peningkatan yang berarti yaitu tahun 2005 sebanyak 210 kasus, tahun
2006 sebanyak 102 kasus, tahun 2007 sebanyak 96 kasus, tahun 2008 sebanyak 170
kasus, tahun 2009 sebanyak 305 kasus dan tahun 2010 sebanyak 124 kasus
Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo terdiri dari daratan atau
Berkaitan dengan data tersebut diatas maka peneliti sangat tertarik untuk
B. Perumusan Masalah
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
Kabupaten Pringsewu
Malaria
6
3. Bagi Mahsiswa
pola pikir untuk bahan dasar dalam pemecahan masalah dalam bidang
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini meliputi Karasteristik Host (umur, jenis kelamin,
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini secara
Kejadian Malaria adalah Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Protozoa
Plasmodium vivax (P. vivax), Plasmodium ovale (P. ovale) dan Plasmodium malariae
antara lain : Lampung, Nusa Tenggara Timur dan Papua. P. ovale pernah ditemukan
8
~ Plasmodium Ovale jenis ini jarang di jumpai di Indonesia.
Dan untuk Plasmodium Campuran atau Malaria yang terdapat lebih dari satu
Parasit malaria memerlukan dua hospes untuk siklus hidupnya, yaitu manusia
sporozoit yang berada di kelenjer liur nyamuk akan masuk kedalam peredaran
darah selama lebih kurang ½ jam. Setelah itu sporozoit akan masuk kedalam sel
hati dan menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati
Siklus ini disebut siklus ekso-eritrositer yang berlangsung selama lebih kurang
2 minggu. Pada P. vivax dan P. ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung
berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dorman yang
disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal didalam sel hati selama
Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke peredaran
darah dan menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah merah, parasit
9
Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah dan merozoit yang keluar
akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus iini disebut siklus eritrositer.
Setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang menginfeksi sel
ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit. Sporozoit ini
Masa inkubasi adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk sampai timbulnya
10
Gambar Siklus Hidup Plasmodium
11
4. Gejala Klinis
2) Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemik
malaria
4) Kejang-kejang
8) Warna air seni seperti teh tua dan dapat sampai kehitaman
12
11) Dehidrasi ringan dan berat
kurang lebih 80 jenis, tetapi hanya kurang lebih 16 jenis yang menjadi faktor
berikut :
Digigit
Orang sakit malaria Nyamuk malaria belum
terinfeksi
Menjadi Menjadi
Menggigit
Orang sehat Nyamuk terinfeksi
13
Keterangan :
darah orang sakit itu maka akan terbawa parasit malaria yang ada dalam
darah.
2) Orang yang sehat digigit olah nyamuk anopheles yang telah terinfeksi
plasmodium dan pada saat menggigil maka parasit malaria yang ada
sakit akan terinfeksi oleh parasit malaria dalam tubuh nyamuk terjadi
siklus hidup malaria, kemudian menggigit orang sehat dan orang tersebut
2. Mekanik
Penularan ini terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik.
14
6. Siklus Hidup Parasit Malaria
Siklus diluar sel darah merah (eksoeritrositer) yang berlangsung dalam hati
dan terbagi dalam fase primer dan sekunder. Siklus didalam sel darah merah
1) Sporozoit
4) Tropozoid darah
5) Skizon
6) Merozoid
7) Gametosit
8) Siklus sporogoni
9) Zigot
10) Ookinet
11) Ookista
7. Tempat Perindukan
baik air tawar maupun air payau, tergantung dari jenis nyamuk, air itu tidak boleh
15
tercemar atau terpolusi dan harus selalu berhubungan dengan tanah. Tempat
perindukan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kadar garam, kejernihan
dan flora, tempat perindukan faktor di air payau terdapat di muara-muara sungai
yang tertutup hubungannya ke laut dan sedangkan tempat perindukan air tawar
berupa sawah, bekas jejak kaki, roda kendaraan dan bekas lobang galian.
pengaruh dari luar terjadi perubahan pada lingkungan baik perubahan oleh alam
maupun perubahan dari manusia dan ada tiga macam kehidupan nyamuk antara
Tempat
untuk berkambang biak
Tempat Tempat
untuk istirahat untuk mencari daerah
lingkungan.
16
2) Distribusi Musiman
musim hujan.
Nyamuk Anopheles pada umumnya mencari darah pada waktu malam hari
dan menggigit mulai senja hingga malam hari dan ada pula yang mulai
Kebiasaan menggigit dari nyamuk dewasa yang mencari di luar dan juga
Ada yang mencari darah manusia (antropofilik) dan ada juga yang
Nyamuk betina hanya satu kali kawin selama hidupnya dan untuk
17
8. Penyebaran Malaria
dimungkinkan adalah 400 meter dibawah permukaan laut dan 2600 meter diatas
a. Plasmodium Vivak :
Paling luas, mulai daerah yang beriklim dingin, subtropik sampai ke daerah
tropik
b. Plasmodium falcifarum :
c. Plasmodium Malariae
d. Plasmodium Ovale
barat.
Angka kesakitan malaria di Pulau Jawa dan Bali berkisar antara 1-2 per 1000
penduduk, sedangkan di luar Jawa Bali sepuluh kali lebih besar. Spesies yang
18
9. Pencegahan dan Pemberantasan Malaria
a. Pencegahan
3) Strategi Pencegahan
b) Pemberdayaan masyarakat
c) Penggalangan kemitraan
d) Keterpaduan program
e) Profesionalisme
f) Desentralisasi
g) Kebijakan politik
19
b. Pemberantasan
yaitu Host, Agent, Environment. Maka salah satu cara untuk memberantasnya
1) Pemberantasan Vektor
kesehatan.
b) Pengobatan penderita
c) Pengobatan masal
mencegah KLB.
20
Untuk mencegah KLB diulang setiap 2 minggu setelah penyemprotan.
1. Kerangka Teori
kondisi obyek penelitian, maka secara lebih lengkap kerangka teorinya adalah
sebagai berikut :
Host
(Orang)
Agent Kejadian
(Jenis Plasmodium) Malaria
Environment
(Tempat dan waktu)
2. Kerangka Konsep
Host (orang)
Umur 26-45 = 36 %
Jenis Kelamin Lk = 50,50 %
Pekerjaan Petani = 62,50 %
Kejadian
Malaria
Environment (lingkungan)
Lokasi persawahan = 51 %
Tempat perindukan nyamuk = 68 %
Ventilasi tidajk dengan kawat kasa = 83 %
Juni = 13,50 %
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Tempat Penelitian
C. Rancangan Penelitian
semua variabel yang telah diukur dimasukkan kedalam Tabel Distribusi Frekwensi
D. Subyek Penelitian
1. Batasan Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien penderita malaria yang
sampai dengan Desembar tahun 2010 sebanyak 124 kasus (PKM Sukoharjo
2010)
2. Besar Sampel
22
Besar sampel pada penelitian sebanyak 200 mengingat populasi kecil
Notoatmodjo)
N
n=
1+ N (d 2)
401
=
1+ 401(0,05)2
= 200 sampel
Sukoharjo dari bulan Januari sampai dengan Desember 2010 kemudian dari
jumlah tersebut dibuat daftar secara acak antara 1 sampai 124 kemudian
E. Variabel Penelitian
1. Host
2. Environment
23
F. Definisi Operasional
1. Penderita Malaria
Orang yang dinyatakan oleh petugas kesehatan atau dokter menderita malaria
Skala : Ordinal
2. Host
a. Umur
kelahiran
Skala : Ordinal
b. Jenis Kelamin
24
Adalah perbedaan fisik responden yang membedakan antara laki-laki dan
Skala : Nominal
c. Pekerjaan
kebutuahn hidupnya.
Skala : Nominal
3. Wiraswasta 4. Buruh
3. Environment
Skala : Nominal
25
b. Tempat perindukan
malaria seperti lagun/ genangan air yang ada disekitar rumah respondent
tinggal.
Skala : Ordinal
c. Ventilasi
Skala : Ordinal
d. Waktu
Skala : Nominal
2. Februari 8. Agustus
26
3. Maret 9. September
Cara pengolahan data pada hasil penelitian ini yaitu menggunakan aplikasi
H. Analisa Data
dalam bentuk tabel frekuensi kemudian dilakukan interpretasi data, sesuai dengan
27