Anda di halaman 1dari 27

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN KEJADIAN

PENYAKIT MALARIA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS


SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN 2010

Oleh :
YATIMAN
NIM B032009015

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
KABUPATEN PRINGSEWU
2010

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 3
B. Perumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Telaah Pustaka ............................................................................... 8
1. Pengertian Kejadian Malaria .................................................... 8
2. Jenis Parasit (Plasmodium) ...................................................... 8
3. Siklus Hidup Plasmodium ........................................................ 9
4. Gejala Klinis ............................................................................ 12
5. Transmisi/ Cara Penularan Malaria .......................................... 13
6. Siklus Hidup Parasit Malaria ................................................... 15
7. Tempat Perindukan .................................................................. 15
8. Penyebaran Malaria ................................................................. 18
9. Pencegahan dan Pemberantasan Malaria ................................. 19
B. Kerangka Teori atau Kerangka Konsep
1. Kerangka Teori ........................................................................ 21
2. Kerangka Konsep ..................................................................... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian .............................................................................. 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 22
C. Rancangan Penelitian ..................................................................... 22
D. Subyek Penelitian .......................................................................... 22
E. Variabel Penelitian ......................................................................... 23
F. Definisi Operasional ...................................................................... 24
G. Cara Pengolahan Data ................................................................... 27
H. Analisa Data .................................................................................. 27

F.

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih

menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama. Penyakit malaria mempunyai

pengaruh yang sangat besar pada angka kesakitan dan kematian bayi, anak balita dan

ibu melahirkan, serta dapat menyebabkan penurunan produktifitas kerja.

Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2006) di Indonesia

terjadi 15 juta kasus malaria dengan 38.000 kematian setiap tahunnya.

Angka kejadian kasus malaria perseribu penduduk (API) di Jawa dan Bali

sejak empat tahun terakhir menunjukkan kecenderungan yang menurun, dari 0,81

perseribu penduduk pada tahun 2005 menjadi 0,15 perseribu penduduk pada tahun

2006 dan tahun 2007 turun lagi menjadi 0,19 perseribu penduduk. Diluar Jawa dan

Bali angka klinis malaria perseribu penduduk (AMI) juga menunjukkan

kecenderungan yang menurun, yaitu dari 31,09 perseribu penduduk pada tahun 2008

menjadi 21,2 perseribu penduduk pada tahun 2009. Proporsi kematian karena malaria

berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 2008, adalah sebesar 2%.

Jumlah Kabuapaten endemis di Indonesia adalah 424 Kabupaten dari 576 Kabupaten

yang ada, dan diperkirakan 42,4% penduduk Indonesia berisiko tertular. (Pedoman

Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia Tahun 2007)

3
Bahwa setiap upaya Program Pembangunan Nasional harus berwawasan

kesehatan sehingga setiap upaya pembangunan harus mempunyai kontribusi positif

terbentuknya lingkungan yang sehat dan prilaku sehat sebagai acuan pembangunan

kesehatan adalah Paradigma sehat yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan

prioritas utama pada upaya peningkatan pelayanan kesehatan (promotif), dan

pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan dengan upaya pelayanan

penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan (Depkes RI, 2007).

Hampir separuh populasi Indonesia sebanyak kurang lebih 90 juta orang

tinggal di daerah endemic malaria, diperkirakan ada 30 juta kasus malaria setiap

tahunnya, kurang lebih hanya 10 % saja yang mendapatkan pengobatan di fasilitas

kesehatan, menurut data dari fasilitas kesehatan pada tahun 2005, diperkirakan

prevalensi malaria adalah 850,2 per 100.000 penduduk dengan angka yang tertinggi

20 persen di Gorontalo, 13 persen di NTT dan 10% di Papua. Survey Kesehatan

Rumah Tangga (SKRT) tahun 2005 memperkirakan angka kematian spesifik akibat

malaria di Indonesia adalah 11 per 100.000 untuk laki – laki dan 8 per 100.000 untuk

perempuan (www. Undp,or.id/pubss/imdg 2006).

Di Kabupaten Pringsewu angka kesakitan Malaria klinis tahun 2008 adalah

10.356 kasus (12,49/1000 Penduduk, dan Malaria positif sebanyak 415 kasus

(3,69%), termasuk masih tinggi dibandingkan dengan Indonesia Sehat 2010 sebesar

5/1000 penduduk, sehingga masih perlu kepaswadaan dini, hal ini disebabkan

4
fluktuasi insiden malaria disamping perubahan cuaca secara global juga perubahan

lingkungan . (Dinkes kab. Pringsewu, 2008)

Diwilayah kerja Puskesma Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo kabupaten

Pringsewu yang terdiri dari 13 desa, dengan jumlah penduduk sebanyak 45.935 dan

pelayanan Kesehatan terdiri dari Puskesmas Induk, dan Puskesmas Pembantu

sebanyak 6 buah, Kasus kejadian malaria berdasarkan laporan LB.1, setiap tahun

mengalami peningkatan yang berarti yaitu tahun 2005 sebanyak 210 kasus, tahun

2006 sebanyak 102 kasus, tahun 2007 sebanyak 96 kasus, tahun 2008 sebanyak 170

kasus, tahun 2009 sebanyak 305 kasus dan tahun 2010 sebanyak 124 kasus

(Puskesmas Sukoharjo, 2010).

Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo terdiri dari daratan atau

perkebunan 2.307 Ha , persawahan 18 Ha , maka untuk wilayah kerja Puskesmas

Sukoharjo tidak termasuk daerah endemis beresiko malaria.

Berkaitan dengan data tersebut diatas maka peneliti sangat tertarik untuk

melakukan penelitian tentang kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo

dengan judul “Faktor – faktor yang Berhubungan kejadian penyakit Malaria di

Wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2010”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian tersebut diatas perumusan masalah penelitian adalah

“Bagaimanakah Faktor – faktor yang berhubungan kejadian penyakit Malaria di

Wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2010”.

5
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diperolehnya Faktor – faktor yang berhubungan kejadian penyakit Malaria di

Wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2010.

2. Tujuan Khusus

a) Diperoleh Proporsi kejadian Malaria berdasarkan Host (umur, jenis

kelamin dan pekerjaan) penderita malaria di Wilayah Kerja

Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu tahun 2010

b) Diperolehnya Proporsi kejadian Malaria berdasarkan Enveromment

(Lokasi, tempat perindukan Nyamuk, Ventilasi, Waktu kejadian)

penderita malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten

Pringsewu tahun 2010

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas Sukoharjo

Sebagai bahan masukan untuk antisipasi dan pencegahan terhadap

peningkatan kejadian Malaria di wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo

Kabupaten Pringsewu

2. Bagi STIKes Muhammadiyah

Memperkaya Hasanah Ilmiah dalam bidang Epidemologi khususnya Kejadian

Malaria

6
3. Bagi Mahsiswa

Sebagai wawasan keilmuan dan pengalaman dalam menganalisa serta melatih

pola pikir untuk bahan dasar dalam pemecahan masalah dalam bidang

kesehatan masyarakat khususnya pada penyakit menular.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini meliputi Karasteristik Host (umur, jenis kelamin,

pekerjaan), Environment (Lokasi, tempat perindukan Nyamuk, ventilasi dan waktu

kejadian)yang berkaitan dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas

Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu tahun 2010.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Pengertian Kejadian Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium

yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini secara

alami ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.

Kejadian Malaria adalah Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Protozoa

obligat intraseluler dari genus Plasmodium.

Spesies Plasmodium pada manusia adalah, Plasmodium falciparum (P. falciparum),

Plasmodium vivax (P. vivax), Plasmodium ovale (P. ovale) dan Plasmodium malariae

(P. malariae). Jenis Plasmodium yang banyak ditemukan di Indonesia adalah P.

falciparum dan P. vivax, sedangkan P. malariae dapat ditemukan dibeberapa provinsi

antara lain : Lampung, Nusa Tenggara Timur dan Papua. P. ovale pernah ditemukan

di Nusa Tenggara Timur dan Papua.

2. Jenis Parasit ( Plasmodium)

Sampai saat ini di Indonesia dikenal 4 macam parasit Malaria yaitu :

~ Plasmodium Falciparum penyebab malaria tropika

~ Plasmodium Vivax yang menyebabkan malaria tertiana

~ Plasmodium Malariae yang menyebabkan penyakit malaria quartana

8
~ Plasmodium Ovale jenis ini jarang di jumpai di Indonesia.

Dan untuk Plasmodium Campuran atau Malaria yang terdapat lebih dari satu

Plasmodium disebut Malaria Mix

3. Siklus Hidup Plasmodium

Parasit malaria memerlukan dua hospes untuk siklus hidupnya, yaitu manusia

dan nyamuk anopheles betina (lihat Gambar I)

1. Siklus Pada Manusia

Pada waktu nyamuk anopheles infektif menghisap darah manusia,

sporozoit yang berada di kelenjer liur nyamuk akan masuk kedalam peredaran

darah selama lebih kurang ½ jam. Setelah itu sporozoit akan masuk kedalam sel

hati dan menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati

yang terdiri dari 10.000-30.000 merozoit hati (tergantung spesiesnya).

Siklus ini disebut siklus ekso-eritrositer yang berlangsung selama lebih kurang

2 minggu. Pada P. vivax dan P. ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung

berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dorman yang

disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal didalam sel hati selama

berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh

menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps (kambuh).

Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke peredaran

darah dan menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah merah, parasit

tersebut berkembang dari stadium tropozoit sampai skizon (8-30 merozoit,

tergantung spesiesnya). Proses perkembangan aseksual ini disebut skizogoni.

9
Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah dan merozoit yang keluar

akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus iini disebut siklus eritrositer.

Setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang menginfeksi sel

darah merah da membentuk stadium seksual (gametosit jantan dan betina).

2. Siklus Pada Nyamuk Anopheles Betina

Apabila nyamuk anopheles betina menghisap darah yang mengandung

gametosit, di dalam tubuh nyamuk, gamet jantan dan betina melakukan

pembuahan menjadi zigot. Zigot berkembang menjadi ookinet kemudian

menembus dinding lambung nyamuk. Pada dinding luar lambung nyamuk

ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit. Sporozoit ini

bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia.

Masa inkubasi adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk sampai timbulnya

gejala. Klinis yang ditandai dengan demam. Masa inkubasi bervariasi

tergantung spesies plasmodium.

10
Gambar Siklus Hidup Plasmodium

11
4. Gejala Klinis

a. Gejala klinis untuk malaria ringan adalah :

1) Demam , menggigil , berkeringat, dan dapat disertai sakit kepala, mual,

muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.

2) Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemik

malaria

3) Riwayat tinggal di daerah endemik malaria

4) Riwayat sakit malaria

5) Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir

6) Riwayat mendapat transfusi darah

b. Gejala klinis untuk malaria berat

1) Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat

2) Panas dengan suhu > 40 derajat Celsius (sangat tinggi)

3) Keadaan umum yang lemah (tidak bisa duduk atau berdiri)

4) Kejang-kejang

5) Mata atau tubuh kuning

6) Anemia berat, pendarahan hidung , gusi atau saluran pencernaan

7) Muntah terus menerus dan tidak dapat makan dan minum

8) Warna air seni seperti teh tua dan dapat sampai kehitaman

9) Jumlah air seni kurang (oliguria) sampai tidak ada (anuria)

10) Telapak tangan sangat pucat

12
11) Dehidrasi ringan dan berat

12) Paru, napas cepat dan sesak

13) Jantung, hipotensi sampai shock

5. Transmisi / Cara Penularan Malaria

a. Penularan secara alamiah (melalui gigitan nyamuk)

Malaria ditularkan olah nyamuk Anopheles, nyamuk tersebut berjumlah

kurang lebih 80 jenis, tetapi hanya kurang lebih 16 jenis yang menjadi faktor

penyebar malaria di Indonesia. Adapun transmisi penularannya adalah sebagai

berikut :

Digigit
Orang sakit malaria Nyamuk malaria belum
terinfeksi

Menjadi Menjadi

Menggigit
Orang sehat Nyamuk terinfeksi

13
Keterangan :

1) Orang sakit malaria, di gigit nyamuk anopheles, saat nyamuk menghisap

darah orang sakit itu maka akan terbawa parasit malaria yang ada dalam

darah.

2) Orang yang sehat digigit olah nyamuk anopheles yang telah terinfeksi

plasmodium dan pada saat menggigil maka parasit malaria yang ada

dalam tubuh nyamuk masuk kedalam darah manusia, kemudian manusia

tersebut menjadi sakit.

3) Nyamuk faktor penyebab penyakit, yang telah menghisap darah orang

sakit akan terinfeksi oleh parasit malaria dalam tubuh nyamuk terjadi

siklus hidup malaria, kemudian menggigit orang sehat dan orang tersebut

menjadi sakit malaria.

b. Penularan Tidak Alamiah terdiri dari :

1. Malaria Bawaan (congenital)

Terjadi pada bayi baru lahir karena ibunya menderita malaria.

2. Mekanik

Penularan ini terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik.

3. Secara Oral (melalui mulut)

14
6. Siklus Hidup Parasit Malaria

a. Aseksual dalam badan manusia

Siklus diluar sel darah merah (eksoeritrositer) yang berlangsung dalam hati

dan terbagi dalam fase primer dan sekunder. Siklus didalam sel darah merah

(eritrositer) yang terbagi dalam siklus skizogoni yang menimbulkan demam

dengan fase gametogoni yang menyebabkan seseorang menjadi sumber

penular penyakit bagi nyamuk.

b. Seksual dalam tubuh nyamuk terdiri dari

1) Sporozoit

2) Fase eksoeritrositer primer

3) Siklus eksoeritrositer sekunder

4) Tropozoid darah

5) Skizon

6) Merozoid

7) Gametosit

8) Siklus sporogoni

9) Zigot

10) Ookinet

11) Ookista

7. Tempat Perindukan

Tempat perindukan nyamuk Anopheles adalah genangan-genangan air,

baik air tawar maupun air payau, tergantung dari jenis nyamuk, air itu tidak boleh

15
tercemar atau terpolusi dan harus selalu berhubungan dengan tanah. Tempat

perindukan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kadar garam, kejernihan

dan flora, tempat perindukan faktor di air payau terdapat di muara-muara sungai

yang tertutup hubungannya ke laut dan sedangkan tempat perindukan air tawar

berupa sawah, bekas jejak kaki, roda kendaraan dan bekas lobang galian.

Perilaku hidup nyamuk akan berubah apabila ada rangsangan atau

pengaruh dari luar terjadi perubahan pada lingkungan baik perubahan oleh alam

maupun perubahan dari manusia dan ada tiga macam kehidupan nyamuk antara

lain sebagai berikut :

Tempat
untuk berkambang biak

Tempat Tempat
untuk istirahat untuk mencari daerah

a. Perilaku berkembang biak

Nyamuk Anopheles betina mempunyai kemampuan untuk memilih tempat

perindukan atau berkembang biak sesuai dengan kesenangannya dan

kebutuhannya antara lain :

1) Umur Populasi Vektor

Umur nyamuk bervariasi tergantung dari spesiesnya dan dipengaruhi oleh

lingkungan.

16
2) Distribusi Musiman

Distribusi musiman pada umumnya adalah satu spesies yang berperan

sebagai vektor menunjukkan pola distribusi tertentu. Daerah tropis seperti

Indonesia kepadatan tinggi atau densitas nyamuk biasanya terjadi pada

musim hujan.

b. Perilaku mencari daerah

1) Dikaitkan dengan waktu

Nyamuk Anopheles pada umumnya mencari darah pada waktu malam hari

dan menggigit mulai senja hingga malam hari dan ada pula yang mulai

malam hingga menjelang pagi.

2) Dikaitkan dengan tempat

Kebiasaan menggigit dari nyamuk dewasa yang mencari di luar dan juga

yang didalam rumah.

3) Dikaitkan dengan sumber darah

Ada yang mencari darah manusia (antropofilik) dan ada juga yang

mencari darah binatang (zoofilik).

4) Dikaitkan dengan frekwensi menggigit

Nyamuk betina hanya satu kali kawin selama hidupnya dan untuk

mempertahankan dan memperbanyak keturunannya, kemudian

membutuhkan darah untuk proses pertumbuhan keturunannya.

(Modul Entomologi 3, 1999)

17
8. Penyebaran Malaria

Batas dari penyebaran malaria 64 º LU dan 32 º LS, ketinggian yang

dimungkinkan adalah 400 meter dibawah permukaan laut dan 2600 meter diatas

permukaan laut (Bolivia).

Adapun distribusi geografis malaria adalah sebagai berikut :

a. Plasmodium Vivak :

Paling luas, mulai daerah yang beriklim dingin, subtropik sampai ke daerah

tropik

b. Plasmodium falcifarum :

Jarang sekali terdapat di daerah yang beriklim dingin

c. Plasmodium Malariae

Hampir sama dengan plasmodium falcifarum

d. Plasmodium Ovale

Dijumpai di Afrika yang beriklim tropik, kadang-kadang dijumpai di pasifik

barat.

Angka kesakitan malaria di Pulau Jawa dan Bali berkisar antara 1-2 per 1000

penduduk, sedangkan di luar Jawa Bali sepuluh kali lebih besar. Spesies yang

terbanyak adalah Plasmodium Falciparum dan Plasmodium Vivak Plasmodium

Malariae banyak dijumpai Indonesia bagian timur Plasmodium Ovale pernah

ditemukan di Irian dan Nusa Tenggara Timur.

18
9. Pencegahan dan Pemberantasan Malaria

a. Pencegahan

1) Pencegahan terhadap parasit dengan pengobatan propilaksis

2) Pencegahan terhadap vektor antara lain :

a) Tidur dengan kelambu

b) Tidak bergadang di luar rumah

c) Menggunakan obat nyamuk waktu tidur

d) Memasang kawat kasa pada ventilasi

e) Membersihkan tempat sarang nyamuk

f) Menjauhkan kandang dari rumah

g) Mambunuh nyamuk dewasa dengan penyemprotan

h) Membunuh jentik nyamuk

3) Strategi Pencegahan

a) Pembangunan sadar malaria

b) Pemberdayaan masyarakat

c) Penggalangan kemitraan

d) Keterpaduan program

e) Profesionalisme

f) Desentralisasi

g) Kebijakan politik

h) Dukungan penelitian pengembangan

19
b. Pemberantasan

Penyebaran malaria ditukarkan oleh ketiga komponen yang saling mendukung

yaitu Host, Agent, Environment. Maka salah satu cara untuk memberantasnya

yaitu dengan memutuskan mata rantai penularan secara tepat yaitu :

1) Pemberantasan Vektor

a) Membunuh nyamuk dewasa dengan penyemprotan insektisida

b) Membunuh jentik dengan mengurangi tempat perindukan.

2) Penemuan dan pengobatan penderita

a) Mencari penderita malaria

Salah satu cara untuk memutuskan penyebaran malaria adalah

penemuan penderita sedini mungkin baik dilakukan secara aktif

(Active Detection) maupun secara pasif (Pasive Detection) yaitu

menemukan, memeriksa pasien yang berkunjung ke saranan

kesehatan.

b) Pengobatan penderita

Pengobatan klinis untuk membunuh gamet untuk mencegah penularan,

pengobatan radikal, diperiksa laboratorium positif malaria dengan

tujuan untuk mencegah timbulnya kekambuhan/ relapse.

c) Pengobatan masal

Memberi pengobatan kepada semua penduduk (>80 %) untuk

mencegah KLB.

d) Pengobatan kepada penderita demam (Mass Fever Treatmen)

20
Untuk mencegah KLB diulang setiap 2 minggu setelah penyemprotan.

B. Kerangka Teori/ Kerangka Konsep

1. Kerangka Teori

Berdasarkan teori Determinant Epidemislah yang disesuaikan dengan

kondisi obyek penelitian, maka secara lebih lengkap kerangka teorinya adalah

sebagai berikut :

Host
(Orang)

Agent Kejadian
(Jenis Plasmodium) Malaria

Environment
(Tempat dan waktu)

2. Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan sebelumnya,

serta tujuan penelitian tersebut maka peneliti menentukan kerangka konsep

penelitian sebagai berikut :

Host (orang)

Umur 26-45 = 36 %
Jenis Kelamin Lk = 50,50 %
Pekerjaan Petani = 62,50 %
Kejadian
Malaria
Environment (lingkungan)

Lokasi persawahan = 51 %
Tempat perindukan nyamuk = 68 %
Ventilasi tidajk dengan kawat kasa = 83 %
Juni = 13,50 %
21
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif untuk mengetahui distribusi frekwensi

penyakit menurut variabel Host (Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan) Environment

(Lokasi, Tempat Perindukan Nyamuk, Ventilasi, Waktu Kejadian Malaria)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah di wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo Kbupaten

Pringsewu Propinsi Lampung.

C. Rancangan Penelitian

Rancangan Penelitian yaitu menggunakan Rancangan Ekspliorasai dimana

semua variabel yang telah diukur dimasukkan kedalam Tabel Distribusi Frekwensi

untuk mengetahui Proporsi kejadian malaria di wilayah Puskesmas Sukoharjo

Kabupaten Pringsewu Tahun 2010.

D. Subyek Penelitian

1. Batasan Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien penderita malaria yang

berobat di Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu dari bulan Januari

sampai dengan Desembar tahun 2010 sebanyak 124 kasus (PKM Sukoharjo

2010)

2. Besar Sampel

22
Besar sampel pada penelitian sebanyak 200 mengingat populasi kecil

sehingga peneliti menggunakan formula yang sederhana (Soekidjo

Notoatmodjo)

N
n=
1+ N (d 2)

401
=
1+ 401(0,05)2

= 200 sampel

3. Cara Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel yaitu menggunakan Teknik Systimatic Random

Sampling, dimana sampel diambil dari register harian penyakit Puskesmas

Sukoharjo dari bulan Januari sampai dengan Desember 2010 kemudian dari

jumlah tersebut dibuat daftar secara acak antara 1 sampai 124 kemudian

membagi dengan jumlah sampel yang telah ditentukan (2010) untuk

menentukan interval yang akan digunakan, selanjutnya dilakukan pengamatan

di lingkungan sekitar rumah yang terpilih sebagai sampel.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Host

Terdiri dari Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan

2. Environment

Terdiri dari Lokasi, Tempat Perindukan, Ventilasi, Waktu

23
F. Definisi Operasional

Definisi operasional tersebut bertujuan untuk mencari persamaan presepsi

dalam pemahaman variabel yang akan diteliti yaitu sebagai berikut :

1. Penderita Malaria

Orang yang dinyatakan oleh petugas kesehatan atau dokter menderita malaria

kilinis dengan gejala demam, menggigil dan sakit kepala

Alat Ukur : Diagnosa Dokter atau Tenaga Kesehatan

Cara Ukur : Observasi Dokumen Register Penyakit

Skala : Ordinal

Kategori : 1. Malaria 2. Bukan Malaria

2. Host

a. Umur

Umur Respondent diukur dalam tahun, dihitung berdasarkan tahun

kelahiran

Alat Ukur : Quesioner

Cara Ukur : Menanyakan Kepada Respondent

Skala : Ordinal

Kategori : 1. < 1 tahun 2. 1-5 tahun

3. < 6-14 tahun 4. 15-25 tahun

5. 26-45 tahun 6. >45 tahun

b. Jenis Kelamin

24
Adalah perbedaan fisik responden yang membedakan antara laki-laki dan

perempuan yang dibawa dari lahir.

Alat Ukur : Cheklist

Cara Ukur : Pengamatan

Skala : Nominal

Kategori : 1. Laki-laki 2. Perempuan

c. Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktifitas sehari-hari respondent dalam memenuhi

kebutuahn hidupnya.

Alat Ukur : Quesioner

Cara Ukur : Menanyakan Kepada Respondent

Skala : Nominal

Kategori : 1. Pegawai Negeri/Polri 2. Petani

3. Wiraswasta 4. Buruh

3. Environment

a. Lokasi tempat tinggal

Jenis wilayah tempat tinggal penderita malaria yang dinyatakan menurut

lokasi tempat tinggal respondent

Alat Ukur : Cheklist

Cara Ukur : Observasi

Skala : Nominal

Kategori : 1. Perumahan 2. Persawahan

25
b. Tempat perindukan

Adalah yang dimungkinkan sebagai tempat perindukan nyamuk penyebab

malaria seperti lagun/ genangan air yang ada disekitar rumah respondent

tinggal.

Alat Ukur : Cheklist

Cara Ukur : Observasi

Skala : Ordinal

Kategori : 1. Ada 2. Tidak

c. Ventilasi

Adalah jendela yang dipasang kawat kasa yang bertujuan untuk

menghindari masuknya nyamuk kedalam rumah

Alat Ukur : Cheklist

Cara Ukur : Observasi

Skala : Ordinal

Kategori : 1. Dipasang 2. Tidak dipasang

d. Waktu

Waktu saat timbulnya penyakit malaria yang dihitung dalam bulan

Alat Ukur : Cheklist

Cara Ukur : Observasi

Skala : Nominal

Kategori : 1. Januari 7. Juli

2. Februari 8. Agustus

26
3. Maret 9. September

4. April 10. Oktober

5. Mei 11. November

6. Juni 12. Desember

G. Cara Pengolahan Data

Cara pengolahan data pada hasil penelitian ini yaitu menggunakan aplikasi

program komputer dengan tahapan Editing, Coding, Cleaning dan Tabulating.

H. Analisa Data

Dalam analisa ini yaitu menggunakan univariat, untuk mengetahui

distribusi, frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti, dan disajikan

dalam bentuk tabel frekuensi kemudian dilakukan interpretasi data, sesuai dengan

hasil yang diperoleh.

27

Anda mungkin juga menyukai