Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN

SIKAP PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DENGAN


KEPATUHAN MINUM OBAT DI POLIKLINIK PARU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN SURIANSYAH
KOTA BANJARMASIN

SKRIPSI

Oleh:
ARIF SETIAWAN
NPM. 2214201210193

UNIVERITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN
2022
HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP
PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DENGAN KEPATUHAN
MINUM OBAT DI POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SULTAN SURIANSYAH KOTA BANJARMASIN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan


Pada Program Studi S.1 Keperawatan

Oleh:
ARIF SETIAWAN
NPM. 2214201210193

UNIVERITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN
2022
PERSETUJUAN PEMBIMBING PROPOSAL

Proposal ini dengan judul Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap


Penderita Tuberkulosis Paru Dengan Kepatuhan Minum Obat Di Poliklinik Paru
Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Suriansyah Kota Banjarmasin oleh Arif
Setiawan, NPM 2214201210193 telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing,
dan akan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Seminar Proposal Program
Studi S.1 Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Univeritas
Muhammadiyah Banjarmasin.
Banjarmasin, 27 Oktober 2022

Pembimbing 1

………………………………. (Pimpinan Sidang)


NIK.

Pembimbing 2

………………………………. (Anggota)
NIK.

Mengetahui
Ketua Program Studi S.1 Keperawatan

Izma Daud, Ns., M.Kep


NIK. 01 16071984048 003 010
PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

Proposal Skripsi ini berjudul Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap


Penderita Tuberkulosis Paru Dengan Kepatuhan Minum Obat Di Poliklinik Paru
Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Suriansyah Kota Banjarmasin yang dibuat oleh
Arif Setiawan, NPM 2214201210193 telah diujikan didepan tim penguji pada
Seminar Proposal Skripsi Program Studi S.1 Keperawatan Fakultas Keperawatan
dan Ilmu Kesehatan Univeritas Muhammadiyah Banjarmasin pada tanggal
…………

DEWAN PENGUJI :
Penguji 1

………………………………. (Pimpinan Sidang)


NIK.

Penguji 2

………………………………. (Anggota)
NIK.

Mengesahkan di : Banjarmasiin
Tanggal : ……………….

Mengetahui
Dekan Fakultas Keperawatan dan Ketua Program Studi S.1
Ilmu Kesehatan Keperawatan

Solikin, Ns., M.Kep.,Sp.Kep.,MB Izma Daud, Ns., M.Kep


NIK. 01 29071979 018 003 002 NIK. 01 16071984048 003 010
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul dan Persyaratan Gelar ......................................................... i
Surat Pernyataan ......................................................................................... ii
Halaman Pernyataan .................................................................................. iii
Lembar Persetujuan ................................................................................... iv
Lembar Persetujuan Panitia Penguji ........................................................... v
Motto ......................................................................................................... vi
Ucapan Terima Kasih ............................................................................... vii
Abstract ...................................................................................................... ix
Abstrak........................................................................................................ x
Daftar Isi .................................................................................................... xi
Daftar Tabel ............................................................................................. xiv
Daftar Gambar .......................................................................................... xv
Daftar Lampiran ...................................................................................... xvi
Daftar Singkatan ..................................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 6
1.5 Penelitian Terkait ..................................................................... 6
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis adalah satu dari banyak penyakit yang menular dan


mematikan serta masih menjadi perhatian masyarakat global
(WHO, 2017). Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi
disebabkan oleh bakteri Mycobaterium tuberculosis berbentuk
batang (Bacillus) ditularkan melalui perantara ludah / dahak
mengandung basil tuberkulosis yang menyebar di udara ketika
penderita tuberkulosis paru batuk (Makhfudli, 2016).

Penyakit tuberkulosis paru yang diderita oleh individu akan


memberi dampak yang sangat besar bagi kehidupanya baik secara
fisik, mental maupun kehidupan sosial. Secara fisik penyakit
tuberkulosis paru jika tidak diobati dengan benar akan
menimbulkan berbagai komplikasi bagi organ lain , seperti
penyebaran infeksi ke organ lain, kekurangan nutrisi, batuk darah
yang berat, resistensi terhadap banyak obat dan komplikasi lainya.
Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit yang
membutuhkan waktu pengobatan yang panjang dan memerlukan
banyak obat-obatan yang dikonsumsi (Smeltzer & Bare, 2001).

Menurut WHO Global TB Report (2020), menyatakan bahwa


penyakit Tuberkulosis masuk dalam daftar 10 penyebab utama
kematian di seluruh dunia temasuk di Indonesia dengan presentase
kasus yang terjadi pada pria sebesar 56%, perempuan 32% dan
kasus yang terjadi pada anak-anak yang berusia kurang dari 15
tahun 12%, serta di antara semua kasus TB terdapat 8% yang
berstatus positif HIV (World Health Organization, 2020)

Tuberkulosis (TB) menjadi masalah utama kesehatan global dengan


perkiraan 10,4 juta kasus TB baru di seluruh dunia. Sebagian besar
penderita TB tinggal di negara berpenghasilan rendah (Qadeer et
al., 2017). Tuberkulosis menduduki peringkat 9 kematian di dunia
dan menempati peringkat tertinggi penyebab kematian dengan agen
infeksi tunggal diatas HIV. Pada tahun 2016, di perkirakan 1,3 juta
penderita TB dengan HIV negatif meninggal dunia (turun dari 1,7
juta pada tahun 2000). Kasus terbanyak tuberkulosis berada di Asia
Tenggara dengan presentase 45% , disusul dengan Afrika 25%,
Pasifik Barat 17%, Timur tengah 7%, Eropa 3% dan Negara-negara
Amerika 3%. Sedangkan untuk peringkat 5 negara tertinggi
penderita TB (56% kasus TB Dunia) adalah India, Indonesia,
China, Filipina, dan Pakistan (WHO, 2017).

Berdasarkan Global TB Report 2021, diperkirakan ada 824.000


kasus TBC di Indonesia, namun pasien TBC yang berhasil
ditemukan, diobati, dan dilaporkan ke dalam sistem informasi
nasional hanya 393.323 (48%). Masih ada sekitar 52% kasus TBC
yang belum ditemukan atau sudah ditemukan namun belum
dilaporkan.

Pada tahun 2022 data per bulan September untuk cakupan


penemuan dan pengobatan TBC sebesar 39% (target satu tahun TC
90%) dan angka keberhasilan pengobatan TBC sebesar 74% (target
SR 90%).
Sebanyak 91% kasus TBC di Indonesia adalah TBC paru yang
berpotensi menularkan kepada orang yang sehat di sekitarnya. Saat
ini, penemuan kasus dan pengobatan TBC yang tinggi telah
dilakukan di beberapa daerah di antaranya Banten, Gorontalo, DKI
Jakarta, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Barat.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 prevalensi TB


paru di Provinsi Kalimantan selatan sebesar 16.043 orang
(Riskesdas, 2018). Angka kasus tuberkolusis di Kalimantan Selatan
mencapai 163 per 100.000 penduduk, sedangkan target WHO untuk
keberhasilan pengobatan 85% dan angka keberhasilan pengobatan
di Kalimantan selatan dari jumlah penduduk penderita TB 84,7%
(Kemenkes RI, 2019a).

Resistensi bakteri terhadap obat dapat terjadi karena tidak


teraturnya menjalani pengobatan, tidak tepatnya dalam pemakaian
obat antituberkulosis (OAT), ataupun terputusnya pengobatan dan
lebih parah lagi bila terjadi multidrugs resistence (Mutaqqin, 2008).
Obat antituberkulosis yang harus diberikan adalah dalam bentuk
kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah yang cukup dan dosis
yang tepat yang mengacu pada kategori pengobatan (Depkes RI,
2009).

TB Paru adalah penyakit yang dapat diobati dan disembuhkan


dengan pengobatan selama 6 bulan sampai 1 tahun. Apabila
penderita menghentikan pengobatan maka kuman TB Paru
akan mulai berkembang biak lagi. Hal ini berarti penderita
mengulangi pengobatan intensif selama 2 bulan pertama (WHO,
2013). Pengobatan yang tidak teratur dan kombinasi obat yang
tidak lengkap, dapat menimbulkan kekebalan ganda kuman TB
terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT) atau Multi Drug
Resistance (MDR). Di Indonesia terdapat 6.800 kasus baru TB
dengan Multi Drug Resistance (TB MDR) setiap tahun (WHO,
2017).

Faktor – faktor yang memengaruhi perilaku seseorang saat


pengobatan TB yaitu faktor predisposing, faktor enabling, dan
faktor reinforcing. Teori tersebut merupakan teori perubahan
perilaku yang dikemukakan oleh Lawrence Green (Nursalam,
2015). Predisposing factors atau faktor predisposisi terdiri dari
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakianan dan nilai – nilai.
Enabling factors atau faktor pendukung terdiri dari hal – hal yang
terwujud dalam lingkungan fisik, antara lain sarana maupun
prasarana kesehatan yang meliputi puskesmas, obat, alat,
perundangan-undangan, dan keterampilan terkait kesehatan.
Sedangkan reinforcing factors atau faktor pendorong seperti
petugas kesehatan, keluarga , maupun pengambil keputusan
(Nursalam, 2015). Untuk meningkatkan ketaatan dalam berobat ,
respon penderita terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah hal
yang penting (Sunaryo, 2004). Keberhasilan dalam pengobatan TB
adalah hasil dari ketaatan penderita TB dalam pengonsumsian
obatnya.

Menurut Notoatmodjo (2010), domain perilaku ada 3, yaitu


pengetahuan; sikap; dan tindakan. Oleh karena itu menurut peneliti
untuk menumbuhkan perilaku yang patuh dalam berobat
dipengaruhi oleh ketiga hal tersebut. Berdasarkan data tersebut
peneliti ingin melakukan penelitian tentang hubungan karakteristik,
pengetahuan dan sikap penderita tuberkulosis paru terhadap
kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis(OAT) di Puskesmas
Tanah Kali Kedinding Kota Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana hubungan antara karakteristik penderita TB Paru


dengan kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) ?
1.2.2 Bagaimana hubungan antara pengetahuan penderita TB Paru
dengan kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) ?
1.2.3 Bagaimana hubungan antara sikap penderita dengan
kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Menjelaskan hubungan antara karakteristik penderita TB


Paru dengan kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis
(OAT).

1.3.2 Menjelaskan hubungan antara pengetahuan penderita TB


Paru dengan kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis
(OAT).

1.3.3 Menjelaskan hubungan antara sikap penderita TB Paru


dengan kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak


positif untuk mengembangkan konsep ilmu keperawatan
komunitas dalam penyusunan asuhan keperawatan.
Ditujukan pada kelompok khusus dengan gangguan
kesehatan khususnya pada penyakit kronis menular yang
salah satunya yaitu penderita TB Paru.

1.4.2 Manfaat praktis

1.4.2.1 Bagi Peneliti

Pengembangan keilmuan keperawatan yang


berkaitan maupun bersinggungan dengan
penyakit TB paru, karakteristik TB Paru dan
hubungan pengetahuan, dan sikap dengan
kepatuhan pengobatan. Sebagai wujud aplikasi,
penerapan ilmu yang diperoleh sewaktu
perkuliahan secara nyata dan memahami profesi
ners dalam kenyataan.

1.4.2.2 Bagi Masyarakat

Memberi masukan berupa Health Education


kepada penderita dan masyarakat tentang
penyakit TB Paru sehingga mampu menjalani
pengobatan secara maksimal.

1.4.2.3 Bagi Rumah Sakit

Mengetahui pengaruh karakteristik, pengetahuan


dan sikap penderita dan keluarga terhadap
kepatuhan pengobatan TB Paru. Hal tersebut
guna menunjang proses ketepatan dalam
pengobatan TB Paru. Sebagai tempat penelitian
maka Rumah Sakit Umum Daerah Sultan
Suriansyah Banjarmasin akan mendapat data
melalui hasil penelitian yang saya buat.

1.5 Penelitian Terkait

Penelitian yang menjadi dasar dari penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
Alif Arditia Yuda dari Universitas Airlangga Surabaya dengan judul Hubungan
Karakteristik, Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Penderita Tuberkulosis Paru Dengan
Kepatuhan Minum Obat Di Puskesmas Tanah Kalikedinding pada tahun 2018.
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Cross-Sectional
dimana ada 32 responden dalam penelitian tersebut. Variabel Independen adalah
karakteristik (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status pekerjaan serta
variabel dependen yaitu kepatuhan minum obat tuberkulosis. Hasil studi dari
penelitian ini terbilang cukup kecil dengan total 32 responden dan masih mencakupi
daerah yang kecil.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan penulis lakukan adalah terletak pada jumlah
responden serta lingkup dari objek penelitian. Jika penelitian yang dilakukan oleh Alif
Arditia Yuda dari Universitas Airlangga Surabaya dilakukan pada tahun 2018 dan
menjadikan objek penelitian berupa Pusat Kesehatan Masyarakat tingkat Kecamatan
maka peneliti kali ini akan melakukan penelitian dengan lingkup daerah yang lebih
besar dan tentunya dengan jumlah responden lebih besar. Peneliti akan melakukan
melakukan penelitian dengan metode Cross-Sectional dengan total 100 responden
yang seluruhnya merupakan pasien yang pernah berobat di Poliklinik Paru Rumah
Sakit Umum Daerah Sultan Suriansyah Banjarmasin dalam rentang waktu tahun 2022.

Anda mungkin juga menyukai