LAPORAN PROYEK
Oleh:
Kelompok 2
Dosen Pengampu:
Rara Sandhy Winanda, S.Pd., M.Sc.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga
penulis dapat menyusun laporan proyek tentang " Siklus dan Perilaku Chaos Dalam
tujuan dari penulisan laporan proyek ini adalah untuk melengkapi tugas akhir pada
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Ibu Rara Sandhy
Winanda, S.Pd., M.Sc., selaku dosen mata kuliah Pengantar Sistem Dinamik.
Berkat tugas yang diberikan ini dapat menambah wawasan penulis berkaitan
dengan topik yang diberikan. Penulis juga terima kasih kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan laporan proyek ini. Penulis menyadari bahwa
ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam laporan proyek ini. Penulis juga
kesalahan dalam laporan proyek ini. Akhir kata, berharap laporan proyek ini dapat
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Immunodeficiency Virus (HIV). Model ini dapat berupa tipe stokastik atau
sel T CD4+ dan virus bebas. Populasi sistem kekebalan lainnya seperti sel B
atau sel CD8+ juga dimasukkan dalam beberapa model ini. Namun sel kanker
yang sering muncul pada individu yang terinfeksi HIV belum dipertimbangkan
dalam literatur. Kanker masih menjadi beban besar bagi orang yang terinfeksi
HIV.
Beberapa jenis kanker yang berbeda telah diamati pada pasien dengan
dan pada individu dengan imunosupresi lainnya. Kebanyakan dari penyakit ini
(NHL) tingkat menengah dan tinggi dengan fenotip sel B adalah penyakit
terdefinisi AIDS. Kejadian NHL pada sebuah sistem saraf pusat primer telah
meningkat 3000 kali lipat, dan penyakit Hodgkins telah meningkat sekitar
Terapis juga menemukan bahwa tidak ada urutan virus dalam DNA sel
kanker. Jadi ada dugaan bahwa partikel HIV-1 tidak dengan sendirinya
1
2
Mengenai penyebaran HIV di dalam tubuh, diketahui bahwa ada dua cara
yang mungkin dilakukan HIV-1 untuk menyebar dalam tubuh yaitu: selain
memasuki sel sebagai partikel menular bebas, HIV-1 juga dapat ditularkan
melalui kontak sel ke sel. Bukti telah disajikan bahwa HIV-1 dapat menyebar
dengan cepat dari satu sel ke sel lainnya dengan (atau tanpa) pembentukan
partikel yang sudah terbentuk sempurna. Oleh karena itu, penyebaran HIV-1
pada inang dapat terjadi melalui transfer sel ke sel (melalui inti atau virion)
beberapa gen khusus sehingga berkembang biak dengan cara khusus yang
berbeda dari sel normal. Terakhir, sistem kekebalan tubuh dapat mengenali
perbedaan antara sel kanker dan sel normal, sehingga dapat mensurveinya dan
peran penting dalam model ini karena digunakan untuk mewakili sistem
kekebalan.
yang terinfeksi secara laten, sel T yang terinfeksi aktif, dan virus bebas. Mereka
penyebaran HIV dalam tubuh manusia: sel T virus bebas. Dalam makalah ini
diselidiki hubungan antara HIV-1 dan kanker pada individu yang terinfeksi
3
HIV-1, jadi dimasukkan empat komponen berikut: sel kanker, sel T CD4+ yang
tidak terinfeksi, sel T CD4+ yang terinfeksi, dan sel T CD4+ yang terinfeksi,
dan sel T CD4+ yang terinfeksi. virus HIV bebas. Dengan mempertimbangkan
B. Tujuan
hubungan antara HIV-1 dan kanker terkait AIDS, serta untuk mengeksplorasi
C. Variabel Penelitian
A. Kanker
yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali, serta mengancam nyawa individu
sel jaringan tubuh yang tidak normal, berkembang dengan cepat, tidak
sekitar (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan
berkembang ini akan menumpuk, mendesak dan merusak jaringan dan organ
yang ditempati.
hubungan seksual, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, dan dari ibu hamil
yang terinfeksi HIV kepada anaknya. Secara genetik, HIV dibedakan menjadi
dua kelompok HIV type 1 (HIV-1) dan type 2 (HIV-2) tetapi berhubungan
4
5
HIV-1 dan kanker adalah penurunan sistem kekebalan tubuh. HIV-1 menyerang
pertumbuhan kanker lebih awal dalam tubuh individu yang terinfeksi. Hal ini
yang terinfeksi secara langsung oleh individu lain yang telah terinfeksi dan
masuk ke dalam populasi yang seluruhnya masih rentan. Kondisi yang menjadi
ditentukan.
6
penyakit juga tinggi dalam hal ini terjadi endemik. Agar kemungkinan individu
terinfeksi tidak ada lagi maka dilihat 𝑅0 < 1 yang menunjukkan apakah satu
individu itu menginfeksi kurang dari satu individu rentan atau tidak terjadi
penyebaran. Tetapi, jika bilangan reproduksi dasar lebih dari 1 (𝑅0 > 1) maka
terjadi penyebaran atau 1 individu menginfeksi lebih dari satu individu rentan.
Bilangan 𝑅0 > 1 terjadi jika dan hanya jika semua nilai eigen mempunyai
C. Bifurkasi Horps
atau kestabilan titik ekuilibrium pada sistem ketika melewati sebuah titik
tertentu (Fajri, dkk, 2020). Bifurkasi mengacu pada perubahan keadaan dinamik
suatu persamaan atau sistem yang memiliki parameter. Ada beberapa jenis
dari sistem memiliki sepasang bilangan kompleks dengan nilai eigen bagian real
bernilai nol dan nilai bagian imaginer tidak sama dengan nol. Bifurkasi hopf
Definisi:
parameter 𝜇 tertentu 𝜇 = 𝜇, dengan dua kondisi berikut ini dipenuhi pada titik
1. Matriks jacobi dari sistem autonomus nonlinear mempunyai dua nilai eigen
kompleks
dalam persekitaran dari 𝜇 dan untuk 𝜇 = 𝜇̅ nilai eigen ini adalah imaginer
𝑑𝜃(𝜇)
| ≠0
𝑑𝜇 𝜇=𝜇̅
dimensi. Di mana titik ekuilibrium sistem berbentuk spiral stabil untuk 𝜇 < 0,
spiral tidak stabil untuk 𝜇 > 0, dan titik ekuilibrium akan stabil dan spiral pada
𝜇 = 0.
8
yaitu bifurkasi maju dan bifurkasi mundur. Jenis bifurkas ini memiiliki nilai
Sehingga, ketika 𝑅0 < 1, laju populasi rendah dan tidak akan menyebabkan
penyebaran suatu penyakit yang luas maka penyakit tersebut akan hilang (dalam
kasus ini titik ekuilibrium non endemik memiliki kestabilan yang asimtotik).
Pada kasus yang lain, penyakit akan mengalami penyebaran jika 𝑅0 > 1,
dimana terdapat titik ekuilirium endemik yang stabil. Pada kejadian ini, dimana
Skema dari bifurkasi maju dapat dilihat pada Gambar 2. Untuk model
yang diperlukan dan cukup untuk untuk menekan penyebaran suatu penyakit.
berikut:
endemik dan non endemik ketika 𝑅0 < 1, pada kejadian ini terjadi penyebaran
penyakit dan pada saat 𝑅0 > 1 penyebaran suatu penyakit terjadi semakin tinggi
dan tidak dapat dikontrol. Sehingga untuk pengurangan nilai 𝑅0 hanya dapat
D. Chaos
acak dapat diperoleh dari persamaan normal. Sederhananya, teori chaos adalah
upaya untuk melihat dan memahami tatanan mendasar dari sistem kompleks
yang sekilas tampak tidak teratur. Eksperimen nyata pertama dalam teori chaos
dilakukan pada tahun 1960 oleh seorang ahli meteorologi, Edward Lorenz.
Salah satu konsep utama teori chaos adalah efek kupu-kupu, yang menyatakan
bahwa variasi yang sangat kecil pada kondisi awal suatu model dapat
bersifat kompleks dan tak dapat diprediksi atau sistem-sistem dinamik yang
peka terhadap kondisi awal. Sistem keos secara matematis bersifat deterministik
pengamat awam. Perilaku keos dapat terjadi pada berbagai sistem seperti
rangkaian listrik, penyebaran penyakit campak, laser, roda bergigi (gir) yang
meleset, irama denyut jantung, aktivitas elektris otak, irama sirkulasi darah
Sistem dinamik adalah sistem yang statusnya ditentukan secara unik oleh
oleh aturan yang telah ditentukan sebelumnya (Hiroki Sayama, 2022). David P.
Sistem dinamik tidak selalu memiliki sifat dinamis sederhana dan bisa
11
dadakan, dan juga dapat berkembang dengan cara yang tidak dapat dibedakan
dari acak (chaotic). Selanjutnya David P. Feldman (2019) juga menjelaskan dan
bisa berubah secara cepat ke kondisi yang berbeda), atau dikenal dengan
butterfly effect.
Salah satu cara untuk menentukan tingkat kompleksitas dari sistem dinamik
exponent-nya.
12
E. Persamaan Diferensial
1. Persamaan Diferensial
sebagai berikut
linear jika 𝐹 pada persamaan (a) merupakan fungsi linear dari variabel
apabila variabel tak bebas atau turunannya berderajat lebih dari satu atau
suatu sistem yang terdiri dari 𝑛 persamaan diferensial biasa dengan 𝑛 fungsi
13
𝑑𝑥1
= 𝐹1 (𝑡, 𝑥1 , … , 𝑥𝑛 )
𝑑𝑡
𝑑𝑥2
= 𝐹2 (𝑡, 𝑥1 , … , 𝑥𝑛 )
𝑑𝑡
𝑑𝑥𝑛
= 𝐹𝑛 (𝑡, 𝑥1 , … , 𝑥𝑛 )
𝑑𝑡
dikatakan tidak linear apabila sistem tersebut terdiri dari dua atau lebih
Dengan
𝑥1 (𝑡)
𝑥 (𝑡)
𝑥=[ 2 ] (d)
…
𝑥𝑛 (𝑡)
Dan
14
𝑓1 (𝑡, 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 )
𝑓 (𝑡, 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 )
𝑓(𝑥, 𝑡) = [ 2 ] (e)
…
𝑓𝑛 (𝑡, 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 )
3. Sistem Dinamik
yaitu
𝑑𝑥⃗
= 𝑓⃗(𝑥⃗, 𝑡), 𝑡 ∈ ℝ
𝑑𝑡
4. Sistem Otonomus
satu berbentuk
𝑑𝑥
= 𝑓(𝑥), 𝑥 ∈ 𝑅 2
𝑑𝑡
15
Dengan fungsi 𝑓(𝑥) adalah fungsi kontinu ang tidak bergantung secara
5. Titik Kesetimbangan
𝑑𝑥1
= 𝑓1 (𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 )
𝑑𝑡
𝑑𝑥2
= 𝑓2 (𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 )
𝑑𝑡
𝑑𝑥3
= 𝑓3 (𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 )
𝑑𝑡
𝑑𝑥1
= 𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + 𝑎13 𝑥3
𝑑𝑡
𝑑𝑥2
= 𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 𝑥2 + 𝑎23 𝑥3
𝑑𝑡
16
𝑑𝑥3
= 𝑎31 𝑥1 + 𝑎32 𝑥2 + 𝑎33 𝑥3
𝑑𝑡
Dengan 𝑎𝑖,𝑗 adalah konstanta rill, untuk 𝑖, 𝑗 = 1,2,3. Dan kita dapat
Pada bagian ini diuraikan beberapa metode penelitian yang digunakan untuk
1. Studi Literatur
studi literatur lebih lanjut sebagai bahan acuan untuk pemecahan masalah. Studi
matematis dinamis untuk memahami hubungan antara HIV-1 dan kanker terkait
model terbaik dan kemungkinan orbita periodik serta kekacauan dalam sistem
biologis.
mencakup sel kanker, limfosit T CD4+ sehat, limfosit T CD4+ terinfeksi, dan
3. Analisis Stabilitas
HIV-1 dan kanker. Hal ini mencakup penelitian tentang potensi solusi periodik,
17
18
4. Simulasi Numerik
dan sistem kekebalan tubuh, dan memberikan saran untuk penelitian masa
A. Model
Pada model ini, digunakan variabel 𝐶(𝑡) untuk konsentrasi sel kanker
pada waktu 𝑡, 𝑇(𝑡) untuk konsentrasi sel sehat pada waktu 𝑡, 𝐼(𝑡) untuk
konsentrasi sel terinfeksi pada waktu 𝑡, 𝑉(𝑡) untuk konsentrasi sel yang bebas
virus HIV-1 pada waktu 𝑡. Berdasarkan respon imun (kekebalan tubuh) yang
berikut:
𝑑𝐶(𝑡) 𝐶(𝑡)+𝑇(𝑡)+𝐼(𝑡)
= 𝑟1 𝐶(𝑡) (1 − ) − 𝑘1 𝐶(𝑡)𝑇(𝑡)
𝑑𝑡 𝑚
𝑑𝑇(𝑡) 𝐶(𝑡)+𝑇(𝑡)+𝐼(𝑡)
= 𝑠 + 𝑟2 𝑇(𝑡) (1 − )
𝑑𝑡 𝑚
−µ𝑇(𝑡) − 𝑘2 𝑇(𝑡)𝑉(𝑡) − 𝑘3 𝑇(𝑡)𝐼(𝑡)
(1)
𝑑𝐼(𝑡)
= 𝑘2 𝑇(𝑡)𝑉(𝑡) + 𝑘3 𝑇(𝑡)𝐼(𝑡) − µ𝐼 𝐼(𝑡)
𝑑𝑡
𝑑𝑉(𝑡)
{ = 𝑞µ𝐼 𝐼(𝑡) − 𝛿 𝑉(𝑡)
𝑑𝑡
Parameter:
𝑘3 ∶ kecepatan sel sistem imun yang terinfeksi menginfeksi sel T yang sehat
𝜇 ∶ laju kematian
19
20
𝑚 ∶ daya dukung
𝑞 ∶ jumlah total partikel virus menular yang dihasilkan oleh satu sel yang
𝑠 ∶ laju sumber pembentukan sel sistem imun baru dari prekursor disumsum
Diasumsikan bahwa kondisi awal untuk infeksi oleh virus bebas dan oleh sel
Dari model tersebut dapat dikatakan bahwa tidak ada populasi yang
𝑑𝐶(𝑡) 𝑑𝑇(𝑡)
| = 0, | =𝑠≥0
𝑑𝑡 𝐶=0 𝑑𝑡 𝑇=0
𝑑𝐼(𝑡) 𝑑𝑉(𝑡)
| = 𝑘2 𝑇𝑉 ≥ 0, | = 𝑞µ𝐼 𝐼 ≥ 0
𝑑𝑡 𝐼=0 𝑑𝑡 𝑉=0
Dari sifat persamaan logistik untuk pertumbuhan sel kanker dan sel
jika 𝑇(0) < 𝑚, maka 𝑇(𝑡) < 𝑚 untuk semua t. Hasil yang sama juga
berlaku untuk 𝐶(𝑡). Oleh karena itu, kehadiran HIV-1 hanya menurunkan
populasi sel T, sifat ini harus tetap berlaku untuk jumlah total sel: 𝐶(𝑡) +
21
Dengan parameter
𝑟2
𝑝 = 𝑟2 − 𝜇 𝑇 , 𝜏 =
𝑚
𝑝+√𝑝2 +4𝑠𝜏
𝑇0 = (3)
2𝑟
𝛿𝑘3
Parameter: 𝛼 = 𝑞𝑘2 + , maka
𝜇𝐼
𝛿
𝑇𝐻 = ,
𝛼
𝑠𝛼2 +𝛿𝛼𝑝−𝜏𝛿 2
𝐼𝐻 = (4)
𝛼(𝛿𝜏+𝛼𝜇𝐼 )
𝑞𝜇𝐼
𝑉𝐻 = 𝐼
𝛿 𝐻
𝑠𝛼+𝛿𝑝−𝛿𝜇𝐼
Dapat dihitung bahwa 𝑇𝐻 + 𝐼𝐻 = , dan 𝐸𝐻 ketika parameter
𝛿𝜏+𝛼𝜇𝐼
terpenuhi:
𝑚𝑘1
Dengan parameter ℎ = 1 + , maka
𝑟1
𝑟1 𝜇 𝑇 ± √𝑟12 𝜇 2𝑇 − 4𝑠𝑟1 𝑟2 𝑘1
𝑇𝐶(1,2) =
2𝑘1 𝑟2
𝐶𝐶 = 𝑚 − ℎ𝑇𝐶 (6)
4𝑠𝑘1 𝑟2
𝜇 2𝑇 ≥
𝑟1
𝑘1 𝜇2
≤ 4𝑠𝑟𝑇 (7)
𝑟1 2
Misal 𝑇𝐶(1) menyatakan 𝑇𝐶(1,2) yang lebih besar dan 𝑇𝐶2 yang lebih
berikut:
Proposisi 1. Misal
𝑟1 𝜇 2𝑇 𝑚
𝑅0𝑐𝑒 = , 𝑅1𝑐𝑒 = , 𝑅2𝑐𝑒 = 𝑚/ℎ𝑇𝐶2
4𝑠𝑘1 𝑟2 ℎ𝑇𝐶1
Arti Biologis:
beberapa wilayah yang sesuai dari data awal system (1) akan terjadi
𝛿𝑘1 𝛿
𝐶∗ = 𝑚 (1 − )− − 𝐼∗ ;
𝛼𝑟1 𝛼
𝛿
𝑇∗ = 𝛼 ; (8)
𝑠𝑟1 𝛼 2 + 𝑘1 𝑟2 𝛿 2 − 𝛼𝛿𝑟1 𝜇 𝑇
𝐼∗ =
𝑟1 𝜇𝐼 𝛼 2
𝑞𝜇𝐼
𝑉∗ = 𝐼
𝛿 ∗
𝑘1 𝑟2 𝛿 2
𝑠𝛼 2 + > 𝛼𝛿𝜇 𝑇 (9)
𝑟1
Proposisi 2. Misalkan
Maka
(1) Ketika 𝐸𝐻 ada dan 𝑅1𝐸 ≤ 1, 𝐸∗ tidak ada (karena 𝐼∗ > 0 𝑡𝑎𝑝𝑖 𝐶∗ <
0);
24
(2) Ketika 𝐸∗ ada dan 𝑅1𝐸 > 1, maka 𝐸𝐻 ada, artinya 𝐸∗ 𝑑𝑎𝑛 𝐸𝐻 dapat
berdampingan;
𝐼
(3) Ketika 𝐸𝐶 ada dan 𝑅2𝐸 ≤ 1 (𝑇𝐶 ≥ 𝑇∗ + ℎ∗) , 𝐸∗ ada, artinya
𝐼
(4) Ketika 𝐸∗ ada dan 𝑅2𝐸 > 1 (𝑇𝐶 < 𝑇∗ + ℎ∗) , 𝐸𝐶 ada, artinya 𝐸∗ dan 𝐸𝐶
dapat berdampingan.
𝑇0
𝑟1 (1 − ) − 𝑘1 𝑇0 0 0 0
𝑚 𝑇0 𝑟2 𝑟2
𝐽|𝐸0 =
𝑟2 𝑟2 (1 − ) − 𝑇0 − 𝜇 𝑇 − (𝑚 + 𝑘3 ) 𝑇0 −𝑘2 𝑇0
− 𝑇0 𝑚 𝑚 𝑘2 𝑇0
𝑚 0 𝑘3 𝑇0 − 𝜇𝐼
0 𝑞𝜇𝐼 −𝛿 )
( 0 0
𝑇0
𝜆1 = 𝑟1 (1 − ) − 𝑘1 𝑇0 ,
𝑚
𝑇0 𝑟2 𝑠 𝑟2
𝜆2 = 𝑟2 (1 − ) − 𝑇0 − 𝜇 𝑇 = − − 𝑇0 < 0 ,
𝑚 𝑚 𝑇0 𝑚
Maka
1
𝜆3,4 = {(𝑘3 𝑇0 − 𝜇𝐼 − 𝛿) ± √𝑘3 𝑇0 − 𝜇𝐼 − 𝛿)2 + 4(𝑞𝑘2 𝜇𝐼 𝑇0 + 𝛿𝑘3 𝑇0 − 𝛿𝜇𝐼 )
2
𝛿(𝜇𝐼 −𝑘3 𝑇0 )
𝑞 < 𝑞𝑐𝑟𝑖𝑡 = (10)
𝑘2 𝜇𝐼 𝑇0
Maka 𝜆1 < 0.
Jadi titik ekuilibrium 𝐸0 stabil pada kondisi (10) dan (11). Jika tidak 𝐸0
tidak stabil.
Arti Biologis:
1 lebih rendah dari nilai kritis: 𝑞𝑐𝑟𝑖𝑡 dan pada saat yang sama jika
(atau) tingkat peningkatan sel kanker cukup kecil, maka pada wilayah
yang sesuai dengan data awal system (1) individu tersebut tidak akan
Sehingga:
Proposisi 3. Misalkan
𝑟1 (𝑚 − 𝑇0 ) 𝑆 𝑞𝑘2 𝜇𝐼 𝑇0
𝑅1𝑆 = , 𝑅2 =
𝑚𝑘1 𝑇0 𝛿(𝜇𝐼 − 𝑘3 𝑇0 )
Maka
(b) Ketika 𝑅1𝑆 < 1 dan 𝑅2𝑆 < 1, 𝐸0 stabil asimtotik, dan kondisi stabil
(c) Ketika 𝑅1𝑆 > 1 (𝑞 > 𝑞𝑐𝑟𝑖𝑡 ), 𝐸0 menjadi tidak stabil dan 𝐸𝐻 ada.
𝑇𝐻 + 𝐼𝐻 0
𝑟1 (1 − ) − 𝑘1 𝑇𝐻 𝑠 𝑟2 0 0
𝑚 − − 𝑇𝐻 𝑟2
𝑟2 𝑇𝐻 𝑚 − ( + 𝑘3 ) 𝑇𝐻 −𝑘2 𝑇𝐻
𝐽|𝐸𝐻 = − 𝑇𝐻 𝜇𝐼 𝐼𝐻 𝑚
𝑚 𝑘3 𝑇𝐻 − 𝜇𝐼 𝑘2 𝑇𝐻
0 𝑇𝐻 𝑞𝜇𝐼 −𝛿
( 0 0 )
adalah
𝑇 +𝐼
𝑘1 1− 𝐻 𝐻
> 𝑚
(12)
𝑟1 𝑇𝐻
Ekuivalen dengan
𝑘1 𝛼 𝑠𝛼+𝑝𝛿+𝛼𝛿𝜇𝐼
= 𝛿 (1 − ) (13)
𝑟1 𝑚(𝛿𝑇 +𝛼𝜇𝐼 )
Arti biologis dari kondisi (12) mirip dengan (11). Menunjukkan bahwa:
𝑠 𝑟2
𝐴= + 𝑇𝐻
𝑇𝐻 𝑚
memenuhi:
𝜆3 + 𝑎1 𝜆2 + 𝑎2 𝜆 + 𝑎3 = 0 (14)
Dimana
27
𝑎1 = (𝐴 + 𝛿 − 𝑘3 𝑇𝐻 );
2𝛿𝑟2
𝑎2 = (𝛿 + 𝜇𝐼 )𝐴 + [ + 𝑞𝜇𝐼 𝑘2 + (𝛿 + 𝐴)𝑘3 ] 𝑇𝐻
𝑚
𝜇𝐼 𝑟2
−( + 𝜇𝐼 𝑘3 ) 𝐼𝐻 ;
𝑚
𝑟2
𝑎3 = 𝛿𝜇𝐼 𝐴 − 𝐴(𝑞𝜇𝐼 𝑘2 + 𝛿𝑘3 )𝑇𝐻 + 𝛿𝜇𝐼 ( + 𝑘3 ) 𝐼𝐻 − 𝑞𝑘2 𝜇𝐼2 𝑇𝐻 𝐼𝐻
𝑚
𝑟1 𝑟1 𝑟1
− 𝐶 −( + 𝑘1 ) 𝐶𝐶 − 𝐶𝐶 0
𝑚 𝐶 𝑚 𝑚
𝑟2 𝑠 𝑟2 𝑟2 −𝑘2 𝑇𝐶
𝐽|𝐸𝐶 = − 𝑇𝐶 − − 𝑇𝐶 − ( + 𝑘3 ) 𝑇𝐶
𝑚 𝑇𝐶 𝑚 𝑚 𝑘2 𝑇𝐶
0 0 𝑘 3 𝑇𝐶 − 𝜇𝐼
( 0 0 𝑞𝜇𝐼 −𝛿 )
𝑟1 𝑠 𝑟2 1 𝑠𝑟1
𝜆2 + ( 𝐶𝐶 + + 𝑇𝐶 ) 𝜆 + ( − 𝑘1 𝑟2 𝑇𝐶 ) 𝐶𝐶 = 0
𝑚 𝑇𝐶 𝑚 𝑚 𝑇𝐶
Jadi 𝜆1,2 mempunyai bagian real megatif jika dan hanya jika
𝑟1 𝑠
. 𝑟 > 𝑇𝐶2 (16)
𝑘1 2
𝛿𝜇𝐼
Ketika 𝑞𝜇 𝑘 > 𝑇𝐶 , ekuivalen dengan
𝐼 2 +𝛿𝑘3
28
𝑞𝑘2 𝑘 1
+ 𝜇3 < 𝑇 (17)
𝛿 𝐼 𝐶
mempunyai bagian real negative jika dan hanya jika kondisi (17)
Arti Biologis:
Kondisi (16) berarti, bila laju produksi sel kanker 𝑟1 cukup besar,
dan (atau) kemampuan sel imun membunuh sel kanker, 𝑘1 , tidak cukup
besar, maka pada wilayah yang sesuai dengan data awal system (1),
Kondisi (17) berarti jika virulensi HIV-1, 𝑞𝑘2 𝑑𝑎𝑛 𝑘3 kecil; dan
Maka pada wilayah yang sesuai dengan data awal system (1), individu
Misalkan:
𝑠 𝑟2
𝐴1 = + 𝑇;
𝑇∗ 𝑚 ∗
𝐴2 = 𝑘3 𝑇∗ 𝜇𝐼 − 𝛿;
29
𝐴3 = 𝑞𝑘2 𝜇𝐼2 𝐼∗ ;
𝑟2
𝐴4 = 𝜇𝐼 ( + 𝑘3 ) 𝐼∗ ;
𝑚
𝑟
𝐴5 = 𝑞𝜇𝐼 𝑘2 (𝑚1 + 𝑘1 ) 𝑇∗ 𝐶∗ ; (18)
𝑟1
𝐵 = (𝑘1 + )𝐶 ;
𝑚 ∗
𝑟2
𝐷= 𝑇;
𝑚 ∗
𝑟1 𝜇𝐼 𝐶∗ 𝐼∗
𝐸=
𝑚𝑇∗
Dimana
𝑟1
𝑎1′ = 𝐶 + 𝐴1 − 𝐴2
𝑚 ∗
𝑟1
𝑎2′ = 𝐴4 − 𝐴1 𝐴2 − 𝐶 (𝐴 − 𝐴1 ) − 𝐵𝐷
𝑚 ∗ 2
𝑟1
𝑎3′ = 𝐴3 + 𝛿𝐴4 + 𝐷𝐸 + 𝐵𝐷𝐴 − 𝐶 (𝐴 𝐴 − 𝐴4 )
𝑚 ∗ 1 2
𝑟1
𝑎4′ = 𝐷𝐴5 + 𝛿𝐵𝐷(𝑘3 𝑇∗ − 𝜇𝐼 ) + 𝐶 (𝐴 + 𝛿𝐴4 ) − 𝛿𝐷𝐸
𝑚 ∗ 3
harus dipenuhi:
𝑎1′ > 0, 𝑎2′ > 0, 𝑎3′ > 0, 𝑎4′ > 0, (𝑎1′ 𝑎2′ − 𝑎3′ )𝑎3′ > (𝑎1′ )2 𝑎4′ (20)
30
C. Simulasi
𝐸∗ (𝐶∗ , 𝑇∗ , 𝐼∗ , 𝑉∗ ).
sel kanker dibunuh oleh sistem imun, 𝑘1 , dapat berkisar antara 10−5 ∼ 10−3
bahkan ribuan.
Ada tiga parameter bifurkasi Hopf dalam sistem ini: 𝑘1 , 𝑞 dan 𝑠. Maka
diperoleh daerah keberadaan dan stabilitas 𝐸∗ (Gambar 6). Pada Gambar 6, garis
hijau dan biru merupakan garis batas keberadaan 𝐸∗ . Di wilayah di luar garis
hijau dan biru, 𝐸∗ tidak ada. Garis merah dan cyan adalah garis bifurkasi Hopf,
Arti biologis:
besar 𝑞, maka semakin cepat 𝐸∗ dan stabil. Karena 𝑞 mewakili virulensi HIV-1,
HIV-1, kanker dapat tumbuh jauh lebih awal dalam tubuh. Jadi kami
31
Hasilnya sangat sesuai dengan pengamatan klinis bahwa beberapa jenis kanker
diamati pada frekuensi yang meningkat pada orang yang terinfeksi HIV-1.
𝒓𝟏 𝒌𝟏 𝒔 𝒎 𝒓𝟐 𝝁𝑻
𝟎. 𝟓 𝒅𝒂𝒚−𝟏 𝑣𝑎𝑟𝑦 5 (𝑑𝑎𝑦)−1 (𝑚𝑚−3 ) 1500 𝑚𝑚−3 0.03 𝑑𝑎𝑦 −1 0.02 𝑑𝑎𝑦 −1
𝜹 𝑞 𝑘2 𝑘3 𝜇𝐼
𝟑 𝒅𝒂𝒚 −𝟏
𝑣𝑎𝑟𝑦 −5 3
2.4 × 10 𝑚𝑚 𝑑𝑎𝑦 −1 −5
2 ∗ 10 𝑚𝑚 𝑑𝑎𝑦 −3 −1
0.24 𝑑𝑎𝑦 −1
tetapkan nilai parameter terlebih dahulu seperti pada Tabel 1 dan pilih 𝑞 = 200
pada Gambar 6. Misalkan [𝑘1∗ , 𝑘1∗∗ ] adalah rentang keberadaan 𝐸∗ dan 𝑘1𝑐 adalah
titik yang memenuhi 𝑓(𝑘1𝑐 ) ≡ (𝑎1′ 𝑎2′ − 𝑎3′ )𝑎3′ − (𝑎1′ )2 𝑎4′ = 0 maka pada
melewati 𝑘1𝑐 . Sekarang lihat apa yang terjadi jika 𝑘1 berubah dari 𝑘1∗ sampai
𝑘1∗∗ .
kanker-HIV stabil secara asimtotik. Ketika 𝑘1 menjadi lebih kecil dari 𝑘1𝑐 ,
terjadi bifurkasi Hopf, yang berarti, 𝐸 ∗ menjadi tidak stabil untuk 𝑘1 < 𝑘1𝑐 dan
lebih lanjut dapat terjadi di mana orbit periodik aliran tersebut menggandakan
periodenya berulang kali. Jadi dalam simulasi, dapat dilihat percabangan dua
kali lipat periode (Gambar 8) dan kemudian periode 4 dan kemudian periode 8
Ini terakumulasi pada titik di mana terjadi transisi dari gerakan periodik
muncul (Gambar 10). Setelah itu, kekacauan muncul untuk kedua kalinya
(Gambar 11) kemudian muncul periode 1 satu per satu untuk kedua kalinya.
Sekarang pilih 𝑞 = 250 pada Gambar 6 dan lihat apa yang terjadi jika
(𝑎1′ 𝑎2′ − 𝑎3′ )𝑎3′ − (𝑎′1 )2 𝑎′4 dengan parameter 𝑘1 . Kita dapat melihat bahwa
terdapat dua nilai penting dari 𝑘1 , yang mana 𝑓(𝑘1 ) mengubah tandanya, dan
kita menyebutnya masing-masing sebagai 𝑘1𝑐1 dan 𝑘1𝑐2 . Pada kondisi ini 𝑘1𝑐1 =
dari kecil ke besar. Ketika 𝑘1∗ < 𝑘1 < 𝑘1𝑐1 , 𝐸∗ stabil secara lokal karena
𝑓(𝑘1 ) > 0. Ketika 𝑘1 bertambah menjadi 𝑘1𝑐1 , 𝑓(𝑘1 ) = 0. Pada saat ini
sehingga terjadi bifurkasi Hopf. 𝐸 ∗ menjadi tidak stabil untuk 𝑘1 > 𝑘1𝑐1 , dan
𝑘1𝑐2 , 𝑓(𝑘1 ) berubah tandanya kembali menjadi positif. Jadi orbit periodik
meningkat menjadi lebih besar dari 𝑘1∗∗ , maka kesetimbangan positif 𝐸∗ tidak
ada lagi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1 selama infeksi. Dari Gambar 6 kita menemukan bahwa untuk 𝑘1 yang tetap,
semakin besar 𝑞, semakin awal 𝐸∗ ada dan stabil, yang berarti bahwa HIV-1,
kanker dapat tumbuh jauh lebih awal dalam tubuh. Jadi terbukti secara teoritis
pengamatan klinis bahwa beberapa jenis kanker diamati pada frekuensi yang
pembersihan sistem imun (kekebalan tubuh) terhadap sel kanker ini, 𝑘1 , cukup
kecil, maka di beberapa wilayah yang sesuai dari data awal sistem (1) akan
Jika virulensi HIV-1 lebih rendah dari nilai kritis: 𝑞𝑐𝑟𝑖𝑡 dan pada saat
yang sama jika tingkat pembunuhan kekebalan tubuh terhadap kanker cukup
besar; dan (atau) tingkat peningkatan sel kanker cukup kecil, maka pada
wilayah yang sesuai dengan data awal sistem (1) individu tersebut tidak akan
37
38
pembersihan system imun, 𝛿, dan 𝜇𝐼 , cukup besar. Maka pada wilayah yang
sesuai dengan data awal system (1), individu tersebut tidak akan tertular HIV-
1.
39