Kelompok IX
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2018
Kata Pengantar
Puji syukur senantiasa penulis haturkan ke hadirat Allah SWT , karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya , sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar yang berjudul “Sumpah Profesi dalam
Pandangan Islam”
Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis baik dalam bentuk
materi, dorongan, maupun bentuk lainnya mendapatkan balasan dari Allah swt.
Amin
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………….……….......…. ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................
A. Kesimpulan ………………………………………………………….......…......
B. Saran ………………………………………………………………............…
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………........……......
LAMPIRAN………………………………………………………………………….....
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumpah jabatan sudah menjadi bagian acara wajib dalam sebuah seremoni
pelantikan jabatan. Kehadirannya pun sakral karena di dalamnya mengandung
unsur spiritualitas. Hal ini dapat dilihat dari teks Demi Allah, saya
bersumpah/berjanji bahwa saya.......... Pada posisi inilah, sumpah menjadi raison
d`etre “pewahyuan” jabatan yang menuntut agar dijalankan secara benar dan
penuh tanggung jawab.
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat Penulisan
PEMBAHASAN
A. Definisi Sumpah
B. Syarat-Syarat Sumpah
Term sumpah dalam syariat Islam didasari oleh al-Qur’an, Sunnah Nabi,
dan Ijma’ Ulama. Dalam al-Qur’an ada beberapa surat yang menegaskan tentang
sumpah dan pelaksanaannya agar tidak membatalkan sumpah sesudah
meneguhkannya diantaranya al-Maidah : 89, ali-Imran: 77, al-Nahl: 91, al-
Isra’:34, Saba’:3, Al-Taghabun: 7.
ض وا ا مللككمي لم اَ لن بل مع لد تل مو دك ي دد هل اَ لو قل مد لج لع مل كتكككم ا
الكككك لع لل مي ككككمم ادككك إد لذ ا لع اَ هل مد تك مم لو لل تل من قك ك لو أل مو فك وا بد لع مه دد ا
لك فد ي لل اً إد ان ا
الككك يل مع لل كم لم اَ تل مف لع لك و لن
Artinya:
“ Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu
membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu
telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu).
Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” [QS. an-Nahl :91]
Artinya:
“ Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak
dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-
sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah
memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu
berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau
memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup melakukan yang
demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah
kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan
jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-
Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya). “ [QS. al-Maidah :89]
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-
sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian
(pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak
akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan
mereka. Bagi mereka azab yang pedih.” [QS. ali-Imran :77].
Sumpah dalam islam dibahas oleh para ulama atau imam besar. Mereka
memiliki pendapat masing-masing mengenai bersumpah dalam islam. Hal
tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :
1. Yamin Laghwu.
2. Yamin Mun’aqodah
3. Yamin al-Ghamush
Yaitu sumpah palsu yang dilakukan oleh seseorang, dan dia sadar
bahwa it telah dusta. Misalnya ia tahu bahwa ia saudaranya mencuri, lalu ia
bersumpah bahwa saudaranya tidak mencuri. Untuk jenis ini, jumhur ulama
tidak mewajibkan kaffarah, tetapi pelaku wajib bertaubat, karena telah
melakukan dosa besar.
Bai’at adalah janji untuk mentaati orang yang dibai’at, bukan mengambil
sumpah orang yang dianggap jadi pemimpin. Yang berjanji bukan si pemimpin,
tetapi sebaliknya, yang berjanji justru yang merasa dipimpin. Mereka yang
berba’iat kepada nabi adalah para sahabat yang berjanji untuk taat kepada perintah
nabi, baik dalam keadaan sigap ataupun dalam keadaan malas. Demikian juga
bai’at-bai’at yang diberikan kepada para khulafaurrasyidin setelahnya, semua
adalah janji dari para sahabat untuk mendengar dan taat. Bukan sumpah jabatan.
Dan hukumnya sah secara syariat, serta berguna untuk dijadikan acuan
buat para pemimpin untuk berlaku amanah dan istiqaah di dalam menjalankan
wewenang dan kekuasaannya. Seandainya si pemimpin itu dinilai telah menyalahi
apa yang telah disepakati, maka ketaatan bisa dicabut, bahkan kepemimpinannya
bisa digulingkan oleh pihak yang ingin menjatuhkannya sehingga dapat
dijatuhkan
SUMPAH APOTEKER
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. Sebelum seorang Apoteker
melakukan jabatannya, maka ia harus mengucapkan sumpah menurut cara agama
yang dipeluknya. Hal ini disebutkan secara jelas dalam Peraturan Pemerintah No.
20 Tahun 1962. Diantara bunyi lafal Sumpah Apoteker yaitu :
Allah berfirman,
“Kaffarahnya adalah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan
yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada
mereka atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup
melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang
demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu langgar. ” (Q.s. Al-
Maidah: 89)
Memberi makan di sini adalah makanan siap saji, lengkap dengan lauk-
pauknya. Hanya saja, tidak diketahui adanya dalil yang menjelaskan batasan
makanan yang dimaksudkan selain pernyataan di ayat tersebut: “makanan yang
biasa kamu berikan kepada keluargamu”.
3. Membebaskan budak
Keterangan: Tiga jenis kaffarah di atas, boleh memilih salah satu. Jika
tidak mampu untuk melakukan salah satu di antara tiga di atas maka beralih pada
kaffarah keempat.
A. Kesimpulan
Sumpah secara terminologisnya adalah Penegasan dengan ucapan
sesuatu yang mungkin terjadi dengan menyebutkan sesuatu yang diagungkan baik
terhadap sesuatu yang telah terjadi maupun yang akan terjadi. Syarat-Syarat
Sumpah: Sumpah dengan nama Allah, Sumpah dengan salah satu dari nama-nama
Allah, Sumpah dengan salah satu sifat Allah. Bersumpah bisa wajib, haram,
makruh, sunnah atau mubah. Bersumpah dalam kondisi yang mengarah kepada
kewajiban maka hukumnya wajib. Sednagkan jika bersumpah dalam hal-hal yang
sudah jelas diharamkan agama, maka hukumnya adalah haram, dan seterusnya.
B. Saran
Diharapkan setelah membaca dan memahami makalah ini, kita lebih
berhati-hati dalam mengucapkan sumpah. Karena sumpah memiliki makna,
kedudukan dan konsekuensi yang harus ditanggung. Harus bisa melaksanakan
sumpah yang diucap dengan sebaik-baiknya dan bertanggung jawab.