DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK II
Bayu Tri Andika (1813015114)
Ni Made mela santi
Alda azmi
Kiki nur azizah H.F
Marsya Chikita Amelia (1813015079)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis haturkan ke hadirat Allah SWT , karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya , sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah Pengujian Bahan Farmasi yang berjudul “Analisis Jurnal In vitro”
Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis baik dalam bentuk
materi, dorongan, maupun bentuk lainnya mendapatkan balasan dari Allah swt.
Amin
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................…… 3
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 3
D. Manfaat Penulisan ….…..…………………………………………..… 4
A. Kesimpulan ………………………………………………………….... 23
B. Saran…………………………………………………………………… 24
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 25
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian adalah Suatu proses penyelidikan secara sistematis yang
ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah
(Cooper & Emory, 1995). Penelitian dapat dilakukan di lapangan maupun di
dalam laboratorium. Penelitian lapang merupakan salah satu metode
pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang tidak memerlukan
pengetahuan mendalam akan literatur yang digunakan dan kemampuan
tertentu dari pihak peneliti. Penelitian lapangan biasa dilakukan untuk
memutuskan ke arah mana penelitiannya berdasarkan konteks. Sedangkan
penelitian dalam laboratorium adalah penelitian yang dilakukan di dalam
laboratorium dengan mengambil sample dari penelitian lapang yang dibawa
dalam laboratorium untuk di analisa. Penelitian dalam laboratorium disebut
juga dengan penelitian in vitro.
Penelitian secara in vitro ini merupakan penelitian yang dilakukan
dengan meniru keadaan langsung yang berada dalam lapang. Hal ini dapat
dilakukan dengan bahan-bahan dan alat-alat yang dapat disiapkan sedemikian
rupa sehinggaa dapat menyerupai keadaan di lapangan. Hasil penelitian in
vitro mempunyai hasil yang mendekati akurat dibandingkan dengan penelitian
di lapangan langsung ( in vivo ).
In vitro dapat memudahkan peneliti dalam menganalisa suatu
sample yang tidak dapat dianalisa dalam lapangan. Hal ini karena penelitian
secara in vitro menggunakan alat-alat yang memungkinkan peneliti dapat
menganalisa secara keseluruhan sample yang ada. Alat –alat yang digunakan
pun biasanya alat yang canggih dan dapat memudahkan peneliti dalam
meniliti sample.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan metode pengujian In Vitro ?
2. Apakah tujuan dari penggunaan metode in vitro ?
3. Apa sajakah kelebihan dari metode pengujian in vitro ?
4. Apa sajakah kekurangan dari metode pengujian in vitro ?
5. Bagaimanakah penerapan metode pengujian in vitro dalam jurnal
penelitian ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian metode pengujian in vitro
2. Mengetahui tujuan dari penggunaan metode in vitro
3. Mengetahui kelebihan dari metode pengujian in vitro
4. Mengetahui kekurangan dari metode pengujian in vitro
5. Mengetahui penerapan metode pengujian in vitro dalam jurnal penelitian
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Sel kontinyu
adalah jenis sel primer yang ditransformasikan untuk dapat ditumbuhkan
dalam kultur. Karena dilakukan transformasi, maka jenis sel ini tidak lagi
mempertahankan semua sifat sel pada kondisi in vivo.
4
E. Analisis Jurnal In Vitro
1. Jurnal Nasional
Judul Jurnal : Evaluasi Sitotoksik Alfa Mangostin Pada Kultur Sel
Leukosit Manusia Secara In Vitro dan Uji Aktivitas
Antioksidan
Volume : 5
Tahun : 2018
Penulis : Fatma Sri Wahyuni, Ikhwan Resmala Sudji, dan Rizki
Amaliyah
Alfa mangostin merupakan salah satu senyawa yang diisolasi dari
kulit manggis dan memiliki potesni sebagai senyawa obat baru. Penelitian
tentang bioaktifitas alfa mangostin telah banyak dikembangkan sejwak wal
senyawa ini ditemukan. Bioaktifitas alfa mangostin yang telah diketahui di
antaranya adalah sebagai anti inflamasi, analgetika, antikanker, dan
sitotoksik, antimalaria, antibakteri, dan antioksidan. Berdasarkan studi,
melalui pengujian in vitro menunjukan bahwa alfa mangostin memiliki
nilai toksisitas rendah untuk sel hati normal. Berdasarkan data dari BPOM
menunjukkan bahwa lebih dari 68 produk obat tradisonal yang terdaftar
dari ekstrak kulit manggis tidak memiliki informasi yang berkaitan dengan
komposisi ekstrak, dan konsentrasi senyawa wang tergantung.
Berdasarkan total produk yang telah beredar menunjukan bahwa telah
terjadi peningkatan dalam penggunan ekstrak manggis. Sehingga khasiat
dan keamanan produk ekstrak manggis perlu untuk diamati.
Metode Penelitian :
a. Alat
1) Inkubator CO2 (ThermoScientific®)
2) Biosafety cabinet (Kojair®)
3) Mikroskop inverted (Zeiss®)
4) Mikroplate reader (BioRad X MarkTM)
5) Hemasitometer (Neuer®)
5
6) Tabung falcon 15 mL
7) Tabung falcon 50 mL
8) EDTA vacum tube
9) Microtube 1,5 mL
10) Serological pipette
11) 96-well plate (Iwaki®)
12) Gelas beaker (Pyrex®)
13) Labu ukur 50 mL (Pyrex®)
14) Labu ukur 5 mL (Pyrex®)
15) Tips 1000 μL
16) Tips 100 μL
17) Micropipette (Socorex®)
18) Sentrifuse (Zentrifugen®)
19) Timbangan analitik (KERN).
b. Bahan
1) Medium (SigmaAldrich®)
2) Fetal bovine serum (Gibco®)
3) Streptomycin/penicillin (Gibco®)
4) Phosphat buffer saline (PBS)
5) Trypan blue (Biorad®)
6) NH4Cl (Dwipraga Chemical)
7) EDTA (Merck®)
8) Natrium bikarbonat (Merck®)
9) Reagen DPPH (SigmaAldrich®)
10) DMSO (SigmaAldrich®)
11) Reagen MTT (SigmaAldrich®)
12) Etanol p.a (Merck®).
c. Prosedrur Kerja
1) Pengumpulan sampel darah yang berasal dari relawan sehat.
Dimana darah diambil melalui vena pada lengan relawan sebanyak
5 cc untuk dilakukan isolasi leukosit
6
2) Pada proses isolasi, darah yang digunakan merupakan darah yang
tidak boleh lebih dari 24 jam. Darah diambil 3 ml dan dilakukan
sentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 5 menit dan lapisan
plasma dibuang. Bagian yang tersisa di encerkan dengan larutan
lisis buffer ammonium klorida lalu dihomogenkan dan di sentrifus
pada 3000 rpm selama 5 menit. Resuspensi pekat sel leukosit
dalam 1 ml medium dan sel dihitung untuk dilakukan kultur.
3) Leukosit yang telah diisolasi diresuspensi kedalam medium RPMI
1640 yang ditambah 10% fetal bovine serum, 1%
penicillin/streptomycin. Inkubasi sel selama 24 jam pada 37 °C. Sel
yang diisolasi dihitung dengan menggunakan Cell counter slide.
Suspensi sel leukosit diambil 10 μL yang dimasukkan dalam
microtube, dan ditambahkan dengan 10 μL trypan blue lalu dipipet
agar homogen. Setelah itu dipipet 10 μL campuran, diletakkan
didalam kolom counter slide, lalu dihitung dengan alat cell counter.
Setelah itu, perhitungan sel untuk menentukan jumlah sel yang
ditanam pada sumuran.
d. Analisis Data
Data penentuan konsentrasi toksik (IC50) dan aktivitas persen
inhibisi DPPH dianalisa dengan analisis regresi. Data disajikan dalam
bentuk mean ± standar eror (SE) atau mean ± standar deviasi (SD) dan
grafik
7
viabilitas sel saat diuji dengan MTT assay sebesar 208,485 ± 21,21 dan
361,818 ± 86,37.
Kesimpulan
8
2. Jurnal Internasional
Judul : In Vitro Study Of Eight Indonesian Plants Ectracts as
Anti Dengue Virus
Volume : 8
Tahun : 2017
9
Metode Penelitian :
Periapan Ekstrak Alami
Delapan tanaman herbal asli seperti yang disebutkan sebelumnya
yang berasal dari Solo, Jawa Timur diekstraksi dalam etanol dan
dikeringkan, dan dilarutkan dalam dimetil sulfoksida (DMSO) di
Laboratorium Fakultas Ilmu, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa
Tengah. Daun diperoleh dari tanaman tumbuh di dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) perkebunan Balai
Besar Penelitian di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Ekstrak
terlindung dari cahaya dan disimpan pada -20 ° C
Hasil :
Berdasarkan uji penapisan awal terhadap 8 ekstrak tanaman herbal
dengan dosis 20μg / mL, Psidium guajava (Jambu biji) dan Carica papaya
(Pepaya) memiliki efek sitotoksik sebesar 11,3% dan 2,5% dan mampu
menghambat virus replikasi dengue masing-masing hingga 92,6% dan
89,5%. Dosis tergantung uji pada P. guajava menunjukkan CC 50 ,
IC 50 dan indeks selektivitas bersama-turut sebesar 153,18 μg / mL, 7,2 μg
/ mL dan 21,28. Sedangkan C. papaya menunjukkan CC 50, IC 50 dan
indeks seletivitas berturut-turut sebesar 244,76 μg / mL, 6,75 μg / mL, dan
37,25 μg / mL.
10
Setelah dilakukan pegujian didapatkan bahwa di antara delapan
ekstrak diuji, ternyata P. guajava dan C. pepaya sangat menghambat
replikasi virus (92,6% dan 89,5% masing-masing) pada 20 ug / mL dosis.
Diskusi :
11
menunjukkan aktivitas inhibisi kurang dari 80%. Semua ekstrak tidak
menunjukkan toksisitas, viabilitas sel yaitu> 50%. Hasil ini menunjukkan
bahwa P. guajava dan C. pepaya memiliki aktivitas antivirus yang baik in
vitro. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Joseph et al.
(2015), yang juga menunjukkan bahwa C. pepaya meninggalkan ekstrak
kloroform yang menghambat DENV-2 dalam sel LLC-MK2 dengan CC50
> 1 mg / mL dan EC50 > 1 mg / mL. 18
Kesimpulan
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN
15