Anda di halaman 1dari 5

Nama : Arya Maulana

NIM : 1713015122

Kelas : B-2017

DRUG INDUCED DISEASES

PENGENALAN

Induksi obat adalah efek yan tidak diinginkan dari suatu obat, yang mana
akan mengakibatkan terjadinya mortalitas dan morbiditas dengan gejala yang dapat
mengakibatkan pasien perlu untuk mendapatkan perawatan medis. Penyakit akibat
obat dapat terjadi akibat efek obat yang tidak dapat diantisipasi. Penyakit ini juga
dapat disebabkan oleh kontaminasi yang terdapat pada obat.

Efek samping pada obat bersifat luas dan tidak terbatas. Ada berbagai terminology
yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan efek yang tidak diinginkan dari obat

1. Adverse Drug Reaction (ADR)


Merupakan reaksi obat yang merugikan karena berbahaya, merugikan, tidak
disengaja, dan tidak diiginkan. Efek ini timbul pada dosis pemberian pada
manusia
2. Adverse Event (AE)
Merupakan kejadian medis yang akan muncul sebagai akibat dari
penggunaan obat
3. UNPEXTED ADVERSE REACTION (UAR)
Merupakan rekasi merugikan yang tidak terduga dari suatu obat
4. Efek samping
Merupakan efek yang tidak diinginkan secara pemberian dosis normal
terkait dengan sifata farmakologis
5. Serious Unnexpected Suspected Adverse Reaction (SUSAR)
Merupakan reaksi obat yang merugikan tetapi tidak terduga dan serius

ADVERSE DRUG REACTION

Diperkirakan sebanyak 3-5% kasus dirumahsakit merupakan penyakit yang


disebabkan oleh ADR. Reaksi obat yang merugikan terbagi menjadi dua tipe. Yaitu
tipe a dan tipe b. Reaksi tipe A biasanya tergantung pada dosis dan dan diprediksi
serta dapat diperhitungkan sebagian besar disebabkan karena ADR. Karakterisitik
reaksi tipe A adalah dosis yang diberikan lebih tinggi dari dosis normal, metabolism
atau ekskresi yang terganggu, atau individu yang sangat sensitive. Reaksi tie B
bersifat idiosinkratik dan biasanya tidak berhubungan dengan farmakologi obat
bisanya terkait dengan dosis, tidak dapat diprediksi, tidak umum dan bisanya lebih
serius daripada tipe A. seperti karsinogen dan teratogen

REAKSI OBAT LAINNYA

Dosis yang berhubungan dengan efek samping merupakan dosis yang


mengakibatkan reaksi merugikan dan telah mengarah pada konsep terapi, ideks,
atau toksis (rasio terapeutik). Contoh obat dengan rasio terapi toksik rendah adalah
antikoagulan (warfarin,heparin), obat hipoglikemik (insulin, sulfonylurea), obat
aritmia (lidokain, amiodaron), glikosida jantung, antibiotic amnoglikosida,
kontrasepsi oral, sitotoksik dan obat-obatan imunosupresif, dan obat antihipertensi

I. Variasi Farmasi
ADR dapat terjadi akibat perubahan dalam ketersediaan sistemik dari
formulasi, kontaminan, dan juga formulasi yang kadaluarsa, dan dosis
yang berhubungan dengan efek samping
II. Variasi Farmakokinetik
a. Efek farmakogenetik
1. Asetilasi, menunjukan variabilitas genetic. Obat yang ditentukan
asetasinya secara genetis diantaranya adalah isoniazid,
hydralazine, dapson, beberapa sulfonamid
2. Oksidasi, oksidasi juga menunjukan variabilitas genetic. Ada
individu dengan dengan oksidasi terganggu dan normal.
Oksidasi terganggu disebut sebagai metabolism lemah dan yang
normal disebut sebagai metabolism luas
3. Hidroksilasi, CYP2D6 adalah sitokorom enzim P450 dan
berfungsi melakukan hidroksilasi dari debrisoquine.
b. Penyakit hati
Reaksi yang merugikan akibat gangguan metabolism hati tidak
begitu umum. Disfungsi hepatoseluler seperti pada beberapa
hepatitis atau sirosis lanjut dapat mengurangi pembersihan obat
obatan seperti warfarin, teofilin, dan fenitoin
c. Penyakit ginjal
Jika suatu obat atau metabolit aktif disekresikan oleh filtrate
glomerulus atau sekresi tubular dan terakumulasi makan dalam
mengakibatkan terjadinya toksisitas
d. Penyakit jantung
Gagal jantung terutama gagal jantung kongestif dapat mengubah
sifat farmakokinetik obat dengan beberapa mekanisme yaitu :
1. Gangguan penyerapan
2. Berkurangnya aliran darah ke hati
3. Perfusi ginjan yang beruk
4. Pengurangan dalam volume distribusi obat aktif kardiovaskuler
III. Variasi Farmakodinamik
a. Penyakit hati, penyakit hati dapat mengakibatkan farmakodiamik
obat-obatan dalam beberapa cara
1. Mengurangi koagulasi darah, pada sirosis dan hepatitis akut,
produksi faktor pembekuan darah lebih mudah
2. Ensefalopati hepatic, pada pasien dengan ensefalopati hepatic
akan lebih peka terhadap efek obat penenang
3. Sodium dan retensi air, pada sirosis hati retensi natrium dan air
dapat diperburuk oleh obat-obatan tertentu
b. Keseimbangan cairan dan elektrolit
REAKSI OBAT TERKAIT OBAT NON-DOSIS

a. Imunologis
b. Mekanisme farmakogenetik

REAKSI IMUNOLOGIS (ALERGI OBAT)

Alergi obat dapat terjadi akibat adanya keterlambatan antara paparan pertama obat
dengan terjadinya reaksi merugikan selanjutnya pada obat. Bentuk alergi ini dapat
berupa ruam. Ada faktor genetic yang mengakibatkan pasien lebih mudah terkena
alergi dibandingkan dengan pasien lainnya. Dimana, terdapat empat jenis
klasifikasi hipersensitivitas

1. Reaksi tipe 1 (anfilaksis, hipersensitivitas langsung)


Obat atau metabolit berinteraksi dengan molekul IgE pada sel mast dan
jaringan basophil pada leukosit. Hal ini memicu terjadinya proses mediator
farmakologis seperti histamine, 5-HT, kinin, dan turunan asam arakidonat
yang menyebabkan respon alergi berupa urtikaria, rhinitis, asma bronkial,
angio-edema dan syok anfilaksis
2. Reaksi tipe 2 (reaksi sitotoksik)
Antibody yang bersirkulasi dari golongan IgG, IgM, atau IgA berinteraksi
dengan antigen yang dibentuk oleh hapten, kemudia diaktifkan dan
terjadilah lisis sel
3. Reaksi tipe 3 (Reaksi Imunisi Komoleks)
Antibody IgG begabung dengan antigen yaitu kompleks hapten dalam
sirukulasi dan disimpan dalam bentuk jaringan, komplemen diaktifkan, dan
terjadi kerusakan pada hasil endotel kapiler
4. Reaksi tipe 4
Limfosit T peka terhadap komleks protein hapten. Respon inflamasi terjadi
saat limfosit bersentuhan dengan antigen

REAKSI ALERGIK PSEUDO

Merupakan istilah yang diterpakan pada rekasi alergi secara klinis tetapi tidak
memilik dasar imunologis
EFEK JANGKA PANJANG

a. Perubahan adaptif, termasuk pengembangan toleransi terhadap


ketergantungan fisik pada anlgesik narkotika dan terjadnya tardive
dyskinesia pada beberapa pasien
b. Fenomena rebound

EFEK YANG TERTUNDA

a. Karsinogenesis, ada mekanisme utama yang memperngaruhi terjadinya


karsinogenesis
1. Hormone
2. Toksisitas gen
3. Penindasan respon imun

Efek yang ditentukan oleh reproduksi

a. Gangguan kesuburan, obat sitotoksik dapat dapat menyebabkan infertilitas


wanita melalui kegagalan ovarium, dan kerusakan reversible
b. Teratogenesis, terjadi ketika suatu obat dikonsumsi selama tahap awal
khamilan dan menyebabkan kelainan perkembangan pada janin. Obat-
obatan dapat mempengaruhi janin dapat 3 tahap, yaitu :
1. Fertilisasi, pada hari ke 17 yang menyebabkan kegagaln kehamilan yang
sering terjadi tanpa disadari
2. Organogenesis, pada hari ke 18-55 kehamilan. Merupakan periode yang
rentan
3. Pertumbuhan dan pekembangan, hari ke 55 dan seterusnya, pada fase ini
kelainan fungsional dapat terjadi

Anda mungkin juga menyukai