Disusun untuk Memenuhi Tugas Rutin Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen
Protestan pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Medan
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
NAMA MAHASISWA :
1. MYCHELL TAMBUNAN 3193311026
PROGRAM STUDI S1
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga penulis dapat
membuat Tugas Rutin ini tepat pada waktunya. Sebagaimana Tugas ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yaitu Pendidikan Agama Kristen
Protestan. Tugas ini berjudul Budaya
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
D. Manfaat Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Kesimpulan 12
B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya selalu berkembang Ada sejarah pertumbuhan dan perkembangannya. Manusia selalu
sedang berjalan di dalam sejarah kebudayaannya. Meskipun pertumbuhan dan perkembangan
kebudayaan itu tidak selalu sama bagi setiap manusia. Ada kalanya berjalan lambat sekali
(cultural-lag) tetapi ada kalanya sangat cepat sekali, inilah yang disebut dengan sosial rapid
change. Tidak ada manusia yang tidak memiliki kebudayaan. Oleh karena itu selalu disebut:
Homo sapiens itu selalu Homo faber artinya: tiap-tiap manusia yang berakal budi selalu
berbuat dan sanggup bekerja
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan antara lain:
1. Untuk mengetahui konsep manusia diluar Alkitab
2. Untuk mengetahui bagimana penciptaan manusia
3. Untuk mengetahui hakikat manusia dalam kehidupannya sebagai umat Kristen
4. Untuk Mengetahui penyebab manusia jatuh ke dalam dosa
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari tulisan ini adalah agar dan dimengerti oleh mahasiswa dari Manusia Menurut
Ajaran Kristen dapat dipahami dan dimengerti oleh mahasiswa.
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Mengatur Kelahiran.
Dalam, nats ini disebut Beranak cuculah dan bertambah banyak. Tuhan mengaruniakan
kemampuan dan potensi untuk menggandakan kehidupan manusia itu melalui prokreasi.
Disana tidak ada ketentuan jumlah anak cucu yang harus dilahirkan manusia, kecuali
bahwa manusia diberi Tuhan kebehasan untuk menggunakan berkatNya dalam rangka
melahirkan anak anak Disinilah terletak mandat berbudaya itu, yakni budaya mengatur
kelahiran dan kelangsungan kehidupan manusia di atas bumi ini.
3. Mengatur Kelahiran.
3
Dalam, nats ini disebut Beranak cuculah dan bertambah banyak. Tuhan mengaruniakan
kemampuan dan potensi untuk menggandakan kehidupan manusia itu melalui prokreasi.
Disana tidak ada ketentuan jumlah anak cucu yang harus dilahirkan manusia, kecuali
bahwa manusia diberi Tuhan kebehasan untuk menggunakan berkatNya dalam rangka
melahirkan anak anak Disinilah terletak mandat berbudaya itu, yakni budaya mengatur
kelahiran dan kelangsungan kehidupan manusia di atas bumi ini milyaran manusia di atas
bumi ini dan telah mendiami hampir semua sisi dari alam semesta ini.
4. Menaklukkan Bumi
Di dalam bumi terdapat berbagai dinamika atau kekuatan-kekuatanalam, baik yang
bersifat natural maupun yang supranatural. Yang tergolong kepada daya-daya alam
natural antara lain: ombak-ombak besat, angin, taufan, hujan, arus sungai, petir, cuaca,
dan lain lain. Sedangkan yang bersifat supernatural adalah kekuatan-kekuatan ghaib, dan
daya-daya yang di luar wewenang manusia. Manusia diberi Tuhan mandat menaklukkan
daya-daya alam, baik yang bersifat natural maupun supranatural. Untuk menaklukkan
daya-daya alam bersifat natural manusia harus menciptakan berbagai bentuk alat-alat
yang sangat dibutuhkan. Untuk menaklukkan alam perairan manusia menciptakan alat-
alat mulai dari perahu kecilhingga kapal-kapal raksasa ruang angkasa ditaklukkan dengan
pesawat pesawat super model menaklukkan hujan, petir, cuaca dan lain-lain manusia
menciptakan teknologi tepat guna. Semuanya itu adalah merupakan bagian budaya
manusia.
5. Berkuasa Atas Burung-burung Di Udara, Ikan-ikan Di Laut Dan Binatang Yang
Merayap Di Bumi.
Sama halnya dengan mandat-mandat sebelumnya, maka mandat ke empat ini juga
menyangkut pengembangan budaya manusia. Untuk menguasai segala jenis burung-
burung di udara, ikan-ikan di laut dan binatang yang merayap di bumi manusia harus
mengembangkan berbagai jenis teknologi. Dalam hal ini termasuk juga teknologi
rekayasa genetika dalam kehidupan per-ungeis-an, perikanan dan pengembangan spesies
binatang-binatang yang merayap di atas Berkuasa Atas Burung-burung Di Udara, Ikan-
ikan Di Laut Dan Binatang Yang Merayap Di Bumi.
4
Sama halnya dengan mandat-mandat sebelumnya, maka mandat ke empat ini juga
menyangkut pengembangan budaya manusia. Untuk menguasai segala jenis burung-
burung di udara, ikan-ikan di laut dan binatang yang merayap di bumi manusia harus
mengembangkan berbagai jenis teknologi. Dalam hal ini termasuk juga teknologi
rekayasa genetika dalam kehidupan per-ungeis-an, perikanan dan pengembangan spesies
binatang-binatang yang merayap di atas bumi ini. Atas dasar mandat ini seharusnya
manusia mampu mengatasi semua jenis penyakit yang timbul Dan semuahal ini
berkenaan dengan pengembangan budaya
6. Mengusahai
Kata mengusaha di sini lebih tepat berkonotasi mengubah, mengerjakan, mengusahakan
atau memelihara kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam alam semesta Dalam hal ini
manusia berusaha mengembangkan kemampuannya mengolah dan mengusahai segala
milik kepunyaan Tuhan yang ada dalam seluruh alam semesta dan jagat raga.
Pengusahaan terhadap alam semesta yang sudah dilaksanakan mulai dari Adam dan
Hawa di Taman Eden (Firdaus) hingga keturunannya yang kita maksudkan dengan
mandat berbudaya.
B. Dosa Dan Pemberontakan Kebudayaan Terhadap Kuasa Allah.
Bahwa dalam sejarah manusia sebagaimana dicatat dolch Alkitab, sering terjadi
pergumulan dan ketegangan antara Kristen dengan Kebudayaan, yakni ketika unsur-unsur
kebudayaan itu dipengaruhi iblis dan jatuh ke dalam dosa. Di sini, manusia yang menjadi
motor penggerak budaya itu sendiri memberontak terhadap kuasa Allah. Kenapa hal
sedemikian bisa terjadi? Karena di dalam kebudayaan itu unsur manusiawi yang menjadi
dominan, ingin berkuasa atas sesamanya dan bahkan atas diri Allah sendiri
orang yang beribadah kepada Tuhan, dengan anak kambingnya dia memuji Tutan
melalui upacara korban sehingga budaya dan ibadah kultur dan berjalan bersama-
sama jangan dipertentangkan). Sedangkan Kain tidak hidup di dalam kultus walaupun
ia mempunya kultus yang baik, melainkan & dalam kebudayaannya dia memberontak
5
kepada Allah dan kepada sesama manusia Bermula dari penolakan Allah terhadap
persembahannya karena tidak berkenan pada Allah timbullah pemberontakan dalam
hatinya yang berpuncak pada keteraan hatinya membunuh adiknya Habel. Dalam hal
ini budaya menguasai ibadah atau kultur mendominasi kultur Akhirnya
pemberontakan kepada Allah dan sesama manusia pun terjadi
2. Menara Babel (Kejadian 11)
Ini merupakan hasil perkembangan budaya dan peradaban manusia yang sangat
spektakuler, manusia berusaha mendirikan tugu yang menjulang tinggi hingga
mencapai langit. Inilah hasil teknologi budaya manusia tertinggi yang dapat dicapai
manusia saat itu. Tetapi sayang motif dan tujuan pendirian menara yang sangat tinggi
ini mau mengimbangi dan menyamai kehebatan Allah sehingga menjadi alat
pemberontakan melawan konbewaan Allah Ketika Allah mengetahui hal ini, ia
mengacaukan alat komunikasi (bahasa manusia sehingga teknologi pembuatan
menara yang tinggi pun batal Akibat penyalahgunaan budaya manusia maka Babel
yang seharusnya menjadi kota Allah akhirnya menjadi kota iblis,
Jadi, udah jelas sekarang ya! Jangana bingung lapi Perkembangan budaya manusia
bisa saja merupakan tanda pemeliharaan dan penyelamatan manusia, tetapi bisa juga
jatuh menjadi tanda kelasikan dan pendurhakaan manusia Makanya hati-hati dalam
perkembangan budaya kita
3. Sikap Kristen terhadap kebudayaan
Bagaimana sikap Kristen terhadap budaya! Ini merupakan pergumulan yang serius
dari orang percaya sepanjang masa. Untuk membantu kita sikap Kristen terhadap
budaya maka gagasan Richard Niebuhr memahami isi dalam bukunya Christ and
Culture sangat bermanfaat kita telah kembali
1. Sikap Antagonistis (Sikap Menentang Atau Menolak)
Sikap Kristen yang antagonistis adalah sikap yang melihat pertentangan yang tak
terdamaikan antara agama dengan kebudayaan. Akibatnya orang Kristen harus
menolak dan menyingkirkan kebudayaan dari dalam hidupnya. Kebudayaan
adalah bersangkut-paut dengan berhala-berbala seperti permainan, tari-tarian,
sandiwara, kemiliteran, dan lain- Lain. Dan semua itu harus disingkirkan dari
6
kehidupan Kristen. Aliran Pietis. Aliran ini cenderung menganggap bahwa
kebudayaan semata-mata sebagai kekuasaan iblis. Akibatnya banyak orang
Kristen melihat bahwa segala ungkapan yang berbau budaya merupakan dosa.
Mereka menyerukan Singkirkanlah kebudayaan, pantangilah kebudayaan.
Mazhab-mazhab, Sekte Dan Bidat Kristen. Hal ini misalnya dengan jelas kita
temukan dalam aliran saksi Jahowa dan juga Kharismatik (pada jaman sekarang
ini. Mereka sangat bermusuhan dengan kebudayaan serta menyerukan para
pengikutnya supaya menolak serta menentang segala yang berbau adat dan unsur-
unsur budaya. Bagi mereka semua itu merupakan kerajaan iblis yang harus
ditumpas.
2. Sikap Akomodasi Dan Kapitulasi.
7
menuju kepada tujuan ini adalah melalui sakramen-sakramen gercjani. Dari
sakramen sakramen itu manusia beroleh anugerah supra-alamiah.
4. Sikap Dualistic
Yakni sikap orang Kristen yang serha-dua terhadap kebudayaan Ada orang
Kristen yang hendak memisahkan antara iman dan kebudayaan Menurut aliran in
Kebudayaan adalah hasil usaha manusia yang berdosa Tetapi kebudayaan itu
tidak dapat dan tidak boleh dihindari. Kita harus menuntut kebudayaan dan di
dalam usahadi bidang kebudayaan itu kita hanya dapat menyumbangkan
kefasikan kita. Tetapi kepercayaan kepada Kerajaan Allah di dalam Tuhan Yesus
Kristus adalah lepas dari pada kebudayaan
Sikap dualistis ini kerap kali kita jumpai dalam kenyataan hidup. Juga dalam
kehidupan masyarakat Kristen di Indonesia, terutama di kalangan mereka yang
berkecimpung dalam pekerjaan yang ada hubungannya dengan budaya, dan pada
mereka Para cerdik pandai. Pada mereka tampaklah pemisahan yang jelas antara
iman dan kebudayaan Di satu pihak mereka menerima seluruh kebudayaan
modern serta seluruh perwujudannya Tetapi di pihak lain, mereka tidak ingin
melepaskan kepercayaannya kepada Kristus Tetapi iman dan kebudayaan itu
dalam hidupava merupakan dua lapangan yang terpisah dan yang tidak saling
mempengaruhi
5. Pengudusan
Ada golongan Kristen yang tidak menyetujui keempat-empat pendirian di atas.
Mereka tidak menganjurkan menyingkirkan atau menyerah terhadap kebudayaan,
mereka tidak maut unduk kepada kebudayaan yang dipaksakan alch gereja, atau
tidak mau menolak kebudayaan yang memang sudah hidup di tengah-tengah
kehidupan sehari-hari. Selain itu mereka juga tidak mau memisahkan secara tajam
antara Iman dan Kebudayaan Tetapi mereka mempertahankan paham Pengudusan
kebudayaan. Oleh iman dan rahmat Allah mereka menerima budaya dan segala
unsur-unsurnya di bawah pengudusan Roh Allah.
8
Globalisasi dan modernisasi mempengaruhi paradigma kehidupan manusia Tidak boleh
tidak manusia harus memperbaiki dan meningkatkan bertussi potensi (kesanggupan)
kemanusiaannya, antara lain:
9
antara kamu, kami memberi peringatakan ini kepada kamu: jika seorang tidak
mau bekerja, janganlah ia makan. Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa
ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan
hal-hal yang tidak berguna.
c. Meningkatkan Budaya Kerja Keras
Firman Tuhan banyak sekali memotivasi kita untuk berusaha bekerja keras. Apa
artinya bekerja keras? Bekerja keras, artinya bekerja dengan menggunakan
semaksimal mungkin segala potensi, kekuatan, kemampuan yang dimiliki untuk
sesuatu jenis pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita dengan sungguh-
sungguh. Potensi dan kekutan atau kemampuan yang dimiliki oleh manusia itu
beraneka jenis, mulai dari tenaga, pikiran, keterampilan, pendidikan, waktu
(kesempatan) yang ada, dana dan daya. Semuapotensi dan kemampuan ini
digerakkan semaksimal mungkin untuk tujuan memperoleh hasil yang juga
semaksimal mungkin. Jika hal sedemikian terjadi, maka dapat dikatakan bahwa
seseorang telah bekerja keras. budaya kerja keras adalah budaya Kristen atau
budaya Alkitab sendiri yang juga harus menjadi budaya mahasiswa Kristen. Lebih
jelasnya, kita perlu belajar dari Rasul Paulus sendiri. Paulus adalah profil manusia
berbudaya kerja keras. Sebagai seorang pekabar Injil yang super sibuk Paulus
hidup dengan bekerja sebagai tukang kemah (Kisah Rasul 18:3). Sangat mudah
kita bayangkan bagaimana Paulus harus banting tulang bekerja keras untuk
menjalankan kedua bidang tugas ini menginjil dan mencari makan dengan
membuat kemah. Demikian pekerjaannya berhasil, buktinya banyak jemaat yang
tumbuh dari hasil pelayanannya. Kerja keras Paulus ini diakuinya juga dalam 1
Kor.15:10 dan 2 Korintus 11:27. Itu sebabnya Paulus kerap kali mensemangati
orang-orang Kristen untuk berbudaya kerja keras.
3. Budaya Bijaksana
Bijaksana sering dipadankan dengan kata hikmat; sehingga menjadi hikmat
kebijaksanaan. Buku yang paling banyak menggunakan kata hikmat dan
kebijaksanaan ini dalam Alkitab adalah Kitab Amsal Salomo.
a. Berhikmat berarti berTuhan
Dari uraian di atas cukup jelas bagi kita bahwa perkataan hokmah atau hikmat
atau bijaksana. orang yang memiliki ilmu pengetahuan Kecerdasan dan akal budi
manusia tetapi juga kerohanian (sipiritualitas) yang baik, kejujuran, kerendahan
hati dan hubungan yang baik dengan Allah Ini sangat penting bagi kita, sebab
ukuran orang yang berhikmat itu bukanlah ilmu pengetahuan atau kecerdasan
berfikir semata-mata, tetapi juga mencakup hidup kerohanian (sipiritualitas yang
baik di hadapan Tuhan dan masyarakat. Tanpa sipiritualitas yang baik dan benar,
maka semua ilmu, kepintaran, kecakapan, dan segala bentuk kecerdasan yang
dimilikinya akan berjalan timpang, berat sebelah dan menyimpang dari kehendak
Allah.
b. Sumber Hikmat Dan Kebijaksanaan
Semua Hikmat adalah dari Tuhan Allah sendiri.Amsal 1:7 tegas merumuskan
demikian: Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh
10
menghina hikmat dan didikan. Hikmat sebagaimana dimaksudkan oleh Raja
Salomo dalam kitab Amsal ini hanya dimiliki oleh orang-orang yang dekat
dengan Tuhan Alah, yakni orang saleh, rendah hati dan beribadah kepada Tuhan.
Dalam kitabl Korintus 1:30 makian ditegaskan lagi prinsip ini bahwa Yesus
Kristus sendirilah yang menjadi hikmat Allah yang hadir di tengah tengah kita.
c. Mengembangkan Budaya Hikmat, Kebijaksanaan
Bagaimana agar kita sampai kepada budaya hikmat dan kebijaksanaan! Tidak ada
cara lain, kecuali kita harus hidup di dalam Firman Allah, percaya sungguh-
sunguh kepada Tuhan Yesus Kristus. Untuk menjadikan Hikmat dan
Kebijaksanaan ini menjadi budaya kita haruslah kita resapi kembali pribadi Tuhan
Yesus sendiri. Dialah profildan tokoh Alkitab yang hidup dengan kerja keras,
berfikir dan bertindak kritis certa bijaksana. Orang Kristen harus senantiasa
kreatif dan memiliki inisiatif serta bertanggung-jawab dalam segala perbuatannya
meneladani Tuhan Yesus Kristus.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dikaruniai hakikat sebagai makhluk religius
yang selalu sadar akan adanya kodrat ilahi. Manusia juga sebagai makhluk sosial yang selalu
berorientasi kepada sesama. Hal ini seharusnya membuat kita melihat sesama sebagai sesama
dalam hubungan antar subjek bukan subjek dengan objek dan bebas dari dominasi. Manusia
juga adalah makhluk rasional yang berbudaya dan perkembangan kebudayaan sudah
mencapai tingkatnya yang sangat canggih, namun rentan dipakai secara salah. Karena itu,
harus dipakai secara bertanggungjawab karena memang manusia adalah juga makhluk etis.
Namun dosa membuat keagungan manusia ternodai, dan membawa dampak rusaknya relasi
dengan Tuhan, sesama, diri sendiri serta alam yang tampak dalam berbagai patologi sosial
dan alam. Kabar baiknya adalah bahwa manusia dimungkinkan hidup dalam relasi yang
diperbaharui oleh karena penyelamatan Allah dalam Kristus dan Roh Kudusnya.
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13