Anda di halaman 1dari 54

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah SWT menciptakan manusia sabagai khalifah di muka bumi. Alam

dan segala isinya merupakan sarana untuk bertafakur dan bersyukur kepada-Nya.

Tidak ada laut yang tidak bisa kita sebrangi, tidak ada samudera yang tidak bisa

diselami, tidak ada gunung yang tidak bisa didaki, dan begitu pula langit dapat kita

intari. Semua itu karena semua manusia diberikan akal pikiran untuk melewatinya.

Manusia selalu berusaha berinteraksi dengan alam untuk bertahan hidup di alam

bebas. Kegiatan pengembaraan anggota muda SBSM - STKS Bandung merupakan

sarana yang dapat mendekatkan kita dengan Sang Pencipta, jika kita dapat

memahaminya.

Kegiatan pengembaraan anggota muda SBSM - STKS Bandung

disesuaikan dengan divisi operasional yang ada, yaitu jurusan gunung hutan,dan

rock climbing. Untuk kegiatan pengembaraan anggota muda angkatan XXVIII

“KSATRIA SURO ARO GOLEBAT” dibagi menjadi tiga tim pengembaraan,

yaitu pengembaraan jurusan gunung hutan, dan rock climbing yang diikuti oleh 16

anggota muda SBSM. Kami, tim pengembaraan gunung hutan terdiri dari 7

anggota muda SBSM.

Kegiatan pengembaraan gunung hutan ini merupakan salah satu sarana

untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu tentang gunung hutan itu sendiri yang tim

dapatkan selama mengikuti kegiatan Pendidikan dan Latihan Dasar serta Latihan

4
Pemantapan. Dimana pada angkatan XXVIII ini bentuk pengembaraannya akan

melakukan pendakian puncak Gunung Papandayan yang berada di Kabupaten

Garut, Jawa Barat.

B. Maksud dan Tujuan Kegiatan

Pengembaraan pada dasarnya merupakan persyaratan yang harus dipenuhi

guna menjadi anggota penuh SBSM. Maksud dari pengembaraan ini pada

dasarnya adalah untuk memanfaatkan, menambah pengetahuan dan keterampilan

mountaineering Anggota Muda SBSM untuk kegiatan berunsur petualangan

sebagai media pelatihan organisasi.

Adapun Tujuan pelaksanaan Pengembaraan ini secara lebih jelasnya adalah:

1. Untuk meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan terhadap ALLAH SWT.

2. Merupakan persyaratan guna kenaikan jenjang keanggotaan dari anggota

muda menjadi anggota penuh.

3. Sebagai bentuk aplikasi dalam mengasah ketrampilan dan manajemen

perjalanan anggota muda dalam melakukan kegiatan pendakian Gunung

Hutan.

4. Untuk mendokumentasikan pendakian gunung guna bermanfaat untuk orang

lain.

5. Dapat memberikan informasi kepada anggota yang lain yang ingin melakukan

pendakian ke Gunung Papandayan.

5
6. Untuk menumbuhkan rasa kecintaan terhadap Tanah Air serta memotivasi diri

untuk turut andil dalam usaha pelestarian lingkungan hidup.

II. DASAR KEGIATAN

1. Untuk meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan terhadap ALLAH SWT.

2. Merupakan persyaratan guna kenaikan jenjang keanggotaan dari anggota

muda menjadi anggota penuh.

3. Sebagai bentuk aplikasi dalam mengasah ketrampilan dan manajemen

perjalanan anggota muda dalam melakukan kegiatan pendakian Gunung

Hutan.

6
III. NAMA DAN BENTUK KEGIATAN

A. Nama Kegiatan

Pendakian Gunung Papandayan Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut,

Provinsi Jawa Barat.

B. Bentuk Kegiatan

1. Persiapan Pengembaraan

a. Perekrutan Anggota Pengembaraan Gunung Hutan

Peserta pengembaraan Gunung Hutan perekrutannya ditentukan dari

setiap anggota muda SBSM - STKS Bandung yang berminat untuk

melaksanakan pengembaraan Gunung Hutan, peserta pengembaraan

Gunung Hutan yang berminat ada 7 orang, yaitu:

1) Hanung Fitri Nugroho

2) Denok Anggraeni

3) Siti Ria Astriyani

4) Alniati Duha

5) Aulia Karuniati Ramadhan

6) Faridlatul Latifah

7) Ahmad Darojatun Karomalloh

7
b. Pembentukan Skill, Fisik, dan Mental

Skill

Skill (keahlian) sangat menunjang dalam kegiatan alam bebas

sepertiPertolongan Pertama Navigasi Darat, Survival, Manajemen

Perjalanan, Perencanaan Menu Makanan, Sandi, Sosialisasi Pedesaan.

Keahlian ini semua kami dapatkan pada waktu Pendidikan dan Latihan

Dasar serta masa Latihan Pemantapan, sedangkan pemahaman selanjutnya

kami dapatkan dengan melakukan simulasi Navigasi Darat dan Sandi di

Gunung Batu.

Fisik

Kondisi fisik dan ketahanan tubuh sangat diperlukan, dikarenakan

kondisi alam sewaktu-waktu dapat berubah. Oleh karena itu untuk

melaksanakan pengembaraan Gunung Hutan ini kami mengadakan latihan

fisik sebagai berikut:

1) Lari ke Curug Dago

2) Push Up : 20 kali

3) Sit Up : 20 kali

4) Naik turun tangga membawa beban : 5 kali

8
Latihan ini kami mulai dari tanggal 4 Maret sampai tanggal 16 Maret

2013.

Mental

Agar mental terjaga dengan baik maka kami selaku anggota muda

SBSM selalu mengadakan komunikasi, sharing atau bertukar pikiran, dan

kumpul bersama untuk bisa memahami watak dan kelemahan masing-

masing anggota.

C. Materi Kegiatan

Materi yang akan diaplikasikan di lapangan diantaranya :

1. Pertolongan Pertama

Dasar-Dasar Pertolongan Pertama

Pertolongan Pertama adalah pemberian pertolongan segera kepada


penderita sakit atau korban kecelakaan yang memerlukan penanganan medis
dasar untuk mencegah cacat atau maut. Medis dasar adalah tindakan
perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau
awam yang terlatih secara khusus. Pelaku pertolongan pertama adalah
penolong yang pertama kali tiba ditempat kejadian, yang memiliki
kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar. Tetapi sebenarnya,
secara umum semua orang boleh memberikan pertolongan.
Berikut adalah beberapa klasifikasi untuk penolong :
a. Orang Awam
Tidak terlatih atau memiliki sedikit pengetahuan pertolongan pertama
b. Penolong pertama
Kualifikasi ini yang dicapai oleh KSR PMI
c. Tenaga Khusus/Terlatih

9
Tenaga yang dilatih secara khusus untuk menanggulangi kedaruratan di
lapangan
Tujuan pertolongan pertama :
a. Menyelamatkan jiwa penderita
b. Mencegah cacat
c. Memberikan rasa nyaman dan menunjang upaya penyembuhan

Dasar Hukum
Di dalam undang-undang ditemukan beberapa pasal yang mengatur
mengenai Pertolongan Pertama, namun belum dikuatkan dengan peraturan
lain untuk melengkapinya. Beberapa pasal yang berhubungan dengan
Pertolongan Pertama antara lain :

Pasal 531 KUHP Pasal 322 KUHP


Pelanggaran tentang orang yg Penyelenggara medis harus
perlu ditolong menjaga kerahasiaan penderita
yang ditolong

Persetujuan Pertolongan
Saat memberikan pertolongan sangat penting untuk meminta izin kepada
korban terlebih dahulu atau kepada keluarga, orang disekitar bila korban tidak
sadar. Ada 2 macam izin yang dikenal dalam pertolongan pertama :
a. Persetujuan yang dianggap diberikan atau tersirat (Implied Consent)
Persetujuan yang diberikan pendarita sadar dengan cara memberikan
isyarat, atau penderita tidak sadar, atau pada anak kecil yang tidak
mampu atau dianggap tidak mampu memberikan persetujuan.
b. Pesetujuan yang dinyatakan (Expressed Consent)
Persetujuan yang dinyatakan secara lisan maupun tulisan oleh
penderita.
Alat Perlindungan Diri

10
Keamanan penolong merupakan hal yang sangat penting, sebaiknya
dilengkapi dengan peralatan yang dikenal sebagai Alat Perlindungan Diri
antara lain :
a. Sarung tangan lateks
Pada dasarnya semua cairan tubuh dianggap dapat menularkan penyakit.

b. Kaca mata pelindung


Mata juga termasuk pintu gerbang masuknya penyakit kedalam tubuh
manusia
c. Baju pelindung
Mengamankan tubuh penolong dari merembesnya carian tubuh melalui
pakaian.
d. Masker penolong
Mencegah penularan penyakit melalui udara
e. Masker Resusitasi Jantung Paru
Masker yang dipergunakan untuk memberikan bantuan napas
f. Helm
Seiring risiko adanya benturan pada kepala meningkat. Helm dapat
mencegah terjadinya cedera pada kepala saat melakukan pertolongan.

Untuk mencegah penularan penyakit melalui cairan tubuh:


a. Mencuci Tangan
b. Menggunakan APD
c. Membersihkan peralatan

Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama.


Dalam menjalankan tugasnya ada beberapa kewajiban yang harus dilakukan :
a. Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya.

11
b. Dapat menjangkau penderita.
c. Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa.
d. Meminta bantuan/rujukan.
e. Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan
korban
f. Membantu pelaku pertolongan pertama lainnya.
g. Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita.
h. Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat.
i. Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi.

Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama


Agar dapat menjalankan tugas seorang petugas penolong harus memiliki
kualifikasi sebagai berikut :
a. Jujur dan bertanggungjawab.
b. Memiliki sikap profesional.
c. Kematangan emosi.
d. Kemampuan bersosialisasi.
e. Kemampuannya nyata terukur sesuai sertifikasi PMI. Secara
berkesinambungan mengikuti kursus penyegaran.
f. Selalu dalam keadaan siap, khususnya secara fisik.
g. Mempunyai rasa bangga.

Peralatan Pertolongan Pertama :


a. Kasa Steril d. Pembalut g. Pavidone
Segitiga Iodine 10%
b. Pembalut
Gulung e. Pembalut h. Rivanol
Perekat
c. Pembalut i. Biday /
Cepat f. Bourwater Spalk

12
j. Gunting

k. Senter

l. Kapas

m. Selimut

n. Oksigen

o. Tensimeter

p. Tandu

13
2. Penilaian Korban

Ketika anda hendak memberikan pertolongan pertama pada korban,


maka hal terpenting yang harus anda lakukan terlebih dahulu adalah
dengan melakukan PENILAIAN baik terhadap keadaan korban maupun
situasi dan kondisi secara keseluruhan.
Penilaian ini harus dilakukan dengan baik dan tepat sehingga
penatalaksanaan korban dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga
tidak ada satu hal pun yang terlewatkan. Penatalaksanaan korban
bergantung pada kesimpulan penilaian penolong apakah korban ini
tergolong suatu kasus Ruda Paksa (trauma, cedera) atau Penyakit
(medis).
Adapun tindakan penilaian ini dilakukan dalam beberapa langkah
yaitu:
a. Penilaian Keadaan
Ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang apa yang
sedang dihadapi, faktor pendukung dan hambatan ketika sedang
melakukan pertolongan pertama. Hal ini juga diperlukan untuk menilai
bahaya lain yang dapat terjadi terhadap korban, penolong atau orang-
orang disekitar tempat kejadian.
Tahap yang dilakukan pada penilaian keadaan ini adalah penolong
harus mengamankan lokasi, penderita, penolong dan timnya serta
orang-orang yang ada disekitar. Kemudian penolong harus
memperkenalkan dirinya dan tim (jika dalam sebuah tim) baik kepada
korban (jika sadar) dan kepada orang-orang disekitar lokasi. Tahap
selanjutnya adalah penolong harus menentukan bantuan apa yang
diperlukan jika dianggap perlu dan memungkinkan.
Pada Penilaian keadaan ini ada beberapa pertanyaan yang dapat
membantu penolong melakukan analisa, yaitu:
1) Bagaimana kondisi saat itu?
2) Kemungkinan apa saja yang akan terjadi?
3) Bagaimana mengatasinya?

b. Penilaian Dini
Ditahap ini penolong harus mengenali dan mengatasi keadaan yang
mengancam nyawa penderita dengan cara yang tepat, cepat dan
sederhana. Bila dalam pemeriksaan ditemukan adanya masalah,
khususnya pada sistem pernafasan dan sistem sirkulasi maka penolong
langsung melakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar dan Resusitasi.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam Penilaian Dini
adalah:
1) Kesan Umum, harus dilakukan penentuan apakah korban
menderita kasus trauma atau kasus medis.
a) Kasus Trauma : kasus yang disebabkan oleh ruda paksa dengan
tanda yang terlihat jelas atau teraba. Contoh : luka terbuka, luka
memar, patah tulang dan sebagainya disertai dengan gangguan
kesadaran.
b) Kasus Medis : kasus yang diderita seseorang tanpa ada riwayat
ruda paksa. Contoh : sesak nafas atau pingsan. Pada kasus ini
penolong harus lebih berupaya mencari riwayat gangguannya.
2) Memeriksa Respon, hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran
berat ringannya gangguan yang terjadi di dalam otak. Respon
dinilai berdasarkan reaksi yang diberikan korban terhadap
rangsangan yang diberikan oleh penolong. Respon korban dibagi
menjadi 4 tingkat :Awas, Suara, Nyeri, Tidak-respon (ASNT).
3) Memastikan Jalan Nafas Terbuka dengan Baik (AIRWAY).
Keadaan jalan nafas dan respon korban merupakan dasar
penatalaksanaan penderita. Pastikan agar jalan nafas korban terbuka
dan bersih. Cara menentukan keadaan jalan nafas tergantung dari
keadaan penderita apakah ada respons atau tidak.
4) Menilai Penafasan (Breathing). Setelah jalan nafas dipastikan
terbuka dengan baik dan bersih, maka anda sebagai penolong harus
menentukan pernafasan penderita. Periksalah ada atau tidaknya
nafas korban dengan cara Lihat, Dengar dan Rasakan selama 3-5
detik. Penilaian ini tidak terbatas hanya pada ada atau tidak adanya
nafas, tapi juga pada kualitas nafas itu sendiri, apakah korban cukup
untuk mempertahankan kehidupan. Bila ternyata penderita tidak
bernafas maka segera lakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar dan
Resusitasi Jantung Paru.
5) Menilai Sirkulasi dan Menghentikan Pendarahan Berat.
Pemeriksaan ini penolong menilai apakah jantung korban
melakukan tugasnya untuk memompakan darah ke seluruh tubuh
atau tidak. Pastikan denyut jantung cukup baik dan tidak ada
pendarahan yang membahayakan nyawa.
Menilai Sirkulasi
a) Korban Respon : Periksa nadi radial (pergelangan tangan),
untuk bayi pada nadi brakial (bagian dalam lengan atas).
b) Korban Tidak Respon : Periksa nadi karotis (leher), pada bayi
tetap pada nadi brakial. pemeriksaan dilakukan dengan interval
waktu 5-10 detik. Bila tidak ada segera lakukan tindakan
Resusitasi Jantung Paru.
6) Hubungi Bantuan, Apabila dirasa perlu atau bagi anda yang
memang awam terhadap pertolongan pertanma segeralah minta
bantuan rujukan. Mintalah bantuan kepada orang lain untuk
melakukannya atau lakukan sendiri. Pesan yang disampaikan harus
singkat, jelas dan lengkap. Hubungi bantuan segera bila penolong
menilai bahwa korban tidak ada respon.

c. Pemeriksaan Fisik
Prinsip Pemeriksaan Fisik Menyeluruh Korban

Kepala Punggung
Leher Panggul
Dada Anggota Gerak Atas
Perut Anggota Gerak Bawah
1) Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan yang meliputi seluruh
tubuh korban. Tujuannya untuk menemukan berbagai tanda.
2) Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis dan berurutan,
biasanya dari ujung kepala sampai ujung kaki, namun dapat
berubah sesuai dengan kondisi korban.

d. Pemeriksaan Berkala atau Lanjut


Secara umum pada pemeriksaan berkala harus dinilai kembali :
1) Keadaan respon

2) Nilai kembali jalan nafas dan perbaiki bila perlu

3) Nilai kembali pernafasan, frekuensi dan kualitasnya

4) Periksa kembali nadi korban dan bila perlu lakukan secara rinci
bila waktu memang tersedia

5) Nilai kembali keadaan kulit, suhu, kelembaban dan kondisinya.


Periksa kembali dari ujung kepala sampai ujung kaki, mungkin ada
bagian yang terlewatkan atau membutuhkan pemeriksaan yang
lebih teliti

6) Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum


diperiksa atau sengaja dilewati karena melakukan pemeriksaan
terarah

7) Nilai kembali penatalaksanaan korban, apakah sudah baik atau


masih perlu ada tindakan lainnya. Periksa kembali semua
pembalutan, pembidaian apakah masih cukup kuat, apakah
perdarahan sudah dapat diatasi, dan bagian yang belum terawat

8) Pertahankan komunikasi dengan korban untuk menjaga rasa aman


dan nyaman
Bila korban belum stabil dan keadaannya cukup parah maka
penilaian kembali dilakukan setiap 5 menit, bila sudah tenang dan
stabil diulang setiap 15 menit sekali. Pilih pemeriksaan yang sesuai
dengan keadaan korban, dan ingat tanda vital sebaiknya tetap
diperiksa. Catat setiap perubahan yang terjadi.

e. Pelaporan
Setelah selesai menangani korban, apabila penolong melakukannya
dalam tugas maka semua pemeriksaan dan tindakan pertolongan harus
dilaporkan secara singkat dan jelas kepada penolong selanjutnya.
Hal yang perlu dicantumkan dalam laporan:
1) Umur dan jenis kelamin korban
2) Keluhan utama
3) Tingkat respon
4) Keadaan jalan nafas
5) Pernafasan
6) Sirkulasi
7) Pemeriksaan Fisik yang penting
8) KOMPAK yang penting
9) Penatalaksanaan
10) Perkembangan lainnya yang dianggap penting

3. BHD (Bantuan Hidup Dasar) Dan RJP (Resusitasi Jantung Paru)

Jika dalam penilaian dini penolong menemukan gangguan pada salah satu
dari komponen tersumbatnya jalan nafas, Tidak ditemukan adanya nafas dan nadi
maka Penolong harus melakukan tindakan yang dikenal dengan Bantuan Hidup
Dasar ( BHD ).
Penderita henti nafas dan jantung mempunyai harapan hidup lebih baik
jika semua langkah dalam “ Rantai Penyelamatan / Rantai survival “ dilakukan
bersamaan.
Korban yang mengalami henti nafas dan henti jantung mempunyai harapan hidup
lebih baik jika semua langkah dalam Rantai Penyelamatan / Rantai Survival
dilakukan.

Rantai Penyelamatan ini diperkenalkan oleh AHA (American Heart Association)


yang mempunyai 4 mata rantai yaitu sebagai berikut:

a. Kecepatan dalam meminta bantuan


Mengenali gejala dan tanda kedaruratan sistem pernafasan dan sistem peredaran
darah serta menghubungi bantuan terutama Sistem Penanganan Gawat Darurat
Terpadu.

b. Resusitasi Jantung Paru (RJP)


Melakukan Resusitasi Jantung Paru secara efektif. RJP yang dimulai secara dini
meningkatkan harapan hidup korban secara bermakna.

c. Defibrasi
Ini merupakan tindakan pengejutan jantung dengan tenaga listrik, dilakukan oleh
tenaga medis terlatih dengan peralatan khusus.

d. Pertolongan Hidup Lanjut


Pertolongan dilapangan yang baik tidak akan memberikan hasil yang baik bila
tidak disertai penanganan lanjutan yang baik di rumah sakit. Dalam dunia
kedokteran perawatan ini dikenal dengan istilah Advanced Cardiac Life
Support atau ACLS.
 Tiga Komponen Bantuan Hidup Dasar :

a. A (Airway Control) : penguasan jalan napas


b. B (Breathing Support) : bantuan pernapasan
c. C (Circulatory Suport) : bantuan sirkulasi (pijatan jantung luar) dan
menghentikanperdarahan besar.
 Dua macam penyebab utama sumbatan jalan napas :

a. Lidah : ( pada orang dewasa yang tidak ada respon )


b. Benda asing : ( pada bayi dan anak kecil )
 Dua macam cara membuka jalan napas

a. Teknik angkat dagu-tekan dahi : (bila tidak ada trauma kepala,leher, tulang
belakang).
b. Perasat pendorongan rahang bawah : (jaw thrust maneuver)
 Cara memeriksa napas :

Dengan cara LDR ( lihat, dengar, rasakan ) selama 3-5 detik.


Dua Teknik untuk membersihkan jalan napas :
a. Menempatkan posisi pemulihan
b. Sapuan jari
 Mengenali sumbatan jalan napas

1. Sumbatan parsial : penderita berupaya untuk bernapas, mungkin disertai bunyi


napas tambahan seperti mengirik, mengorok, kumur, dll.
2. Sumbatan total : penderita sulit bernapas dan akhirnya akan kehilangan
kesadaran.
 Cara mengatasi sumbatan jalan napas pada berbagai penderita

Sumbatan jalan napas total dapat diatasi dengan Perasat Heimlich (Heimlich
Manuveur), yaitu :
a. Hentakan perut : letak kompresi pada pertengahan antara pertemuan iga
kanan/kiri dengan pusar.
b. Hentakan dada : letak kompresi pada pertengahan tulang dada
 Prinsip dasar bantuan pernapasan

Dua Teknik bantuan pernapasan :


1. Menggunakan mulut penolong :
a. mulut ke masker RJP
b. mulut ke APD
c. mulut ke mulut/ hidung

2. Menggunakan alat bantu : kantung masker berkatup (BVM/ Bag Valve Mask)
Bahaya bagi penolong dalam pemberian napas dari mulut ke mulut ;
a. penyebaran penyakit
b. kontaminasi bahan kimia
c. muntahan penderita
 Frekwensi pemberian napas buatan untuk masing-masing kelompok umur
penderita.

a. Dewasa : 10-12 x pernapasan / menit, masing-masing 1,5-2 detik


b. Anak(1-8 th) : 20 x pernapasan / menit, masing-masing 1-1,5 detik
c. Bayi (0-1 th) : lebih dari 20 x pernapasan / menit, masing-masing 1-1,5 detik
d. Bayi baru lahir : 40 x pernapasan / menit, masing-masing 1-1,5 detik

 Prinsip dasar Bantuan Sirkulasi

Bantuan sirkulasi dilakukan dengan pijatan jantung luar, kedalaman PJL :


a. Dewasa : 4 – 5 cm
b. Anak dan bayi : 3 – 4 cm
c. Bayi : 1,5 – 2,5 cm
 Prinsip Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Tindakan RJP merupakan gabungan dari ketiga komponen A, B, dan C.


Sebelum melakukan RJP, penolong harus memastikan :
a. Tidak ada respon
b. Tidak ada napas
c. Tidak ada nadi
d. Alas RJP harus keras dan datar

a. Dua macam rasio pada RJP


1. Dewasa dikenal 2 rasio :
a. 2 penolong : 15:2 (15 kali PJL, 2 kali tiupan) per siklus
b. 1 penolong : 5:1 (5 kali PJL, 1 kali tiupan) per silkus
2. Anak dan bayi hanya dikenal 1 rasio : 5:1 ( 5 kali PJL, 1 kali tiupan ) per silkus

b. Prinsip penekanan pada Pijatan Jantung Luar


Pijatan jantung luar bisa dilakukan karena jantung terletak diantara tulang dada
dan tulang punggung.
Letak titik pijatan pada PJL :
1. Dewasa : 2 jari diatas pertemuan iga terbawah kanan/kiri, menggunakan 2
tangan.
2. Anak : 2 jari diatas pertemuan iga terbawah kanan/kiri, menggunakan 1 tangan.
3. Bayi : 1 jari dibawah garis imajiner antara kedua puting susu
bayi,menggunakan 2 jari ( jari tengah dan jari manis )

c. Enam tanda RJP dilakukan dengan baik


1. Saat melakukan PJL, suruh seseorang menilai nadi karotis, bila ada denyut
maka berarti tekanan kita cukup baik.
2. Gerakan dada naik/turun dengan baik saat memberikan bantuan napas.
3. Reaksi pupil mata mungkin kembali normal
4. Warna kulit penderita berangsu-angsur kembali membaik
5. Mungkin ada reflek menelan dan bergerak
6. Nadi akan berdenyut kembali

d. Lima macam komplikasi yang dapat terjadi pada RJP :


1. Patah tulang dada/ iga
2. Bocornya paru-paru ( pneumothorak)
3. Perdarahan dalam paru-paru/ rongga dada ( hemothorak )
4. Luka dan memar pada paru-paru
5. Robekan pada hati
e. Empat keadaan dimana tindakan RJP di hentikan, yaitu :
1. penderita pulih kembali
2. penolong kelelahan
3. diambil alih oleh tenaga yang sama atau yang lebih terlatih
4. jika ada tanda pasti mati

f.Kesalahan pada RJP dan akibatnya


KESALAHAN AKIBAT
1. Penderita tdk berbaring pd bidang keras PJL kurang efektif
2. Penderita tidak horisontal Bila kepala lbh tinggi, darah yg ke otak berkurang
3. Tekan dahi angkat dagu, kurang baik Jalan napas terganggu
4. Kebocoran saat melakukan napas buatan Napas buatan tidak efektif
5. Lubang hidung kurang tertutup rapat dan Napas buatan tidak efektif
mulut penderita kurang terbuka
6. Tekanan terlalu dalam/ terlalu cepat Patah tulang, luka dalam paru-paru
7. Rasio PJL dan napas buatan tidak baik Oksigenasi darah kurang

4. Cedera Jaringan Lunak

Cedera jaringan lunak merupakan terputusnya jaringan lunak dalam maupun


dalam bagian tubuh
Klasifikasi cedera jaringan lunak:
1. Luka tertutup

Luka yang terjadi dibagian dalam tubuh dan tidak terjadi pendarahan.
Jenis-jenis luka tertutup:
a. Memar

b. Hematoma

c. Cedera remuk

2. Luka luar

Cedera jaringan lunak yang disertai kerusakan/ terputusnya jaringan


kulit atau selaput lendir.
Jenis-jenis luka jaringan luka terbuka :
a. Luka sayat

b. Luka sobek

c. Luka robek

d. Luka tusuk

e. Luka amvlsi

f. Amputassi

5. Perdarahan Dan Syok


Perdarahan adalah Terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat
disebabkan oleh ruda paksa ( trauma ) atau penyakit.
Klasifikasi sumber perdarahan / golongan perdarahan
1. Perdarahan nadi (arteri)
Darah yang berasal dari pembuluh nadi keluar memancar keluar sesuai
dengan denyutan nadi dan berwarna merah terang.
2. Perdarahan balik (vena)
Darah yang keluar dari pembuluh balik, mengalir, berwarna merah gelap.
3. Perdarahan rambut (kapiler)
Berasal dari pembuluh kapiler, darah yang keluar merembes perlahan.

Jenis-jenis perdarahan
1. Perdarahan luar
Perdarahan yang tampak / terlihat jelas keluar dari luka terbuka.
2. Perdarahan dalam
Perdarahan dalam, biasanya tak terlihat dan kulit tidak tampak rusak. Kadang –
kadang terlihat berada di bawah permukaan kulit tanpa memar.

Waspadai adanya perdarahan dalam, bila terjadi :


Luka tusuk

 Darah atau cairan keluar dari telinga atau hidung


 Muntah atau batuk darah
 Memar luas pada batang tubuh
 Luka tembus dada atau perut
 Nyeri tekan, kaku atau kejang pada dinding perut
 Buang air kecil atau besar berdarah
 Penganganan
A. Perlindungan terhadap infeksi pada penanganan perdarahan :

 -Pakai APD agar tidak terkena darah atau cairan tubuh korban
 -Jangan menyentuh mulut, hidung, mata, makanan sewaktu memberi
perawatan
 -Cucilah tangan segera setelah selesai merawat
 -Dekontaminasi atau buang bahan yang sudah ternoda dengan darah atau
cairan tubuh korban.

B. Mengendalikan perdarahan luar


1, Tekan langsung
Tekan bagian yang berdarah tepat di atas luka, umumnya perdarahan akan
berhenti setelah 5-15 menit. Bila belum berhenti dapat ditambah penutup
lain, tanpa melepas penutup pertama.
2. Elevasi ( Tinggikan posisi luka dan lakukan bersamaan dengan tekanan
langsung ).
3. Tekan pada titik tekan
Arteri Brakialis (pembulu nadi di lengan atas) Arteri Femoralis (pembuluh nadi di
lipat paha)

Perawatan perdarahan
1. Pada perdarahan besar :
a) Jangan buang waktu hanya untuk mencari penutup luka
b) Tekan langsung dengan tangan (sebaiknya menggunakan sarung tangan)
c) Pertahankan dan tekan cukup kuat
d) Rawat luka setelah perdarahan terkendali

2. Pada perdarahan ringan atau terkendali :


 Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka
 Tekan sampai perdarahan terkendali
 Pertahankan penutup luka dan balut
 Sebaiknya jangan melepas penutup luka atau balutan pertama
3. Perdarahan dalam atau curiga ada perdarahan dalam :
a) Baringkan dan istrihatkan penderita
b) Buka jalan napas dan pertahankan
c) Periksa berkala pernapasan dan denyut nadi
d) Perawatan syok bila terjadi syok atau diduga akan terjadi syok
e) Jangan beri makan dan minum
f) Rawatlah cedera berat lainnya bila ada
g) Bila ada berikan oksigen
h) Rujuk ke fasilitas kesehatan

Syok,terjadi bila sistem peredaran darah (sirkulasi) gagal mengirimkan darah


yang mengandung oksigen dan bahan nutrisi ke organ vital (terutama otak,
jantung dan paru – paru).

Penyebab
1. Kegagalan jantung memompa darah
2. Kehilangan darah dalam jumlah besar
3. Pelebaran (dilatasi) pembuluh darah yang luas, sehingga darah tidak dapat
mengisinya dengan baik
4. Kekurangan cairan tubuh yang banyak misalnya diare

Tanda
a) Pernapasan : cepat dan dangkal
b) Nadi : cepat dan lemah
c) Kulit : pucat, dingin dan lembab
d) Wajah : pucat, sianosis pada bibir, lidah dan cuping telinga
e) Mata : pandangan hampa, pupil melebar

Gejala
a. Mual dan mungkin muntah
b. Haus
c. Lemah
d. Pusing
e. Gelisah dan takut mati
Penanganan syok :
1. Bawa penderita ke tempat teduh dan aman
2. Tidurkan terlentang, tungkai ditinggikan 20 – 30 cm bila tidak ada
kecurigaan patah tulang belakang atau patah tungkai. Bila menggunakan
papan spinal atau tandu maka angkat bagian kaki
3. Pakaian penderita dilonggarkan
4. Cegah kehilangan panas tubuh dengan beri selimut
5. Tenangkan penderita
6. Pastikan jalan napas dan pernapasan baik
7. Kontrol perdarahan dan rawat cedera lainnya bila ada
8. Bila ada berikan oksigen sesuai protokol
9. Jangan beri makan dan minum
10. Periksa berkala tanda vital secara berkala
11. Rujuk ke fasilitas kesehatan

VI. Cidera Sitem Otot Rangka

Secara umum cidera sistem otot rangka dibedakan menjadi :


1. Patah tulang
2. Kepala sendi atau ujung tulang keluar dari sendi (cerai sendi,
dislokasi)
3. Otot atau sambungan ototnya teregang
4. Robek atau putusnya jaringan ikat di sekitar sendi (terkilir
sendi/sprain)
a. Kedaruratan Medis

 Adalah gangguan tubuh yang ada dan sudah dikenali di dunia kedokteran (
penyakit )

Penyebab :
 Infeksi

 Racun

 Kegagalan satu/ lebih sistem tubuh


gejala dan tanda kedaruratan medis sangat beragam, khas maupun tidak
khas.
perubahan yang tidak normal dari tanda vital penderita sudah
mengarah pada kedaruratan medis.
Penanganan:
1. Tenangkan penderita dan jangan panik dan jangan tinggalkan penderita
sendiri

2. Pastikan jalan nafas penderita terbuka dengan baik dan berikan oksigen
bila ada

3. Kendorkan pakaian yang mengikat

4. Bila tidak sadar, henti nafas sertya henti jantung lakukan BHD

5. Bawa secepatnya ke RS

Materi yang akan diaplikasikan di lapangan diantaranya :


1. Navigasi Darat
Navigasi Darat merupakan salah satu materi yang akan
diaplikasikan oleh kami anggota muda SBSM angkatan XXVIII pada
tahap pengembaraan Gunung Sindoro.
Navigasi darat bertujuan menentukan posisi dipeta dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali, atau disebutnya
resection.
Langkah-langkah melakukan resection:
1) Lakukan orientasi medan.
2) Cari objek / titik yang mudah dikenali pada medan sebenarnya dan pada
peta, minimal 2 buah.
3) Bidik tanda- tanda medan tersebut dari posisi saat ini (azimuth).
4) Hitung hasil backazimuth, tarik garis lurus dari titik acuan tersebut.
5) Lakukan langkah 2 – 4 pada titik acuan lain.
6) Perpotongan garis yang ditarik dari back azimuth titik acuan tersebut
adalah posisi kita dipeta.
Selain itu navigasi darat juga terdapat intersection yang bertujuan
untuk mengetahui keberadaan tanda medan yang tidak terdapat pada peta.
Langkah- langkah melakukan intersection adalah:
1) Lakukan orientasi medan dan resection untuk memastikan posisi kita di
peta.
2) Bidik obyek yang kita amati
3) Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
4) Bergerak ke posisi lain dan lakukan langkah 1-3
5) Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah
posisi obyek yang dimaksud.Semakin banyak titik bidik untuk menarik
garis perpotongan, semakin akurat hasil yang didapatkan.
Aplikasi Navigasi Darat ini akan kami lakukan oleh Hanung Fitri
Nugroho,Ahmad Darojatun Karomalloh,Denok Anggraeni,Aulia
Karuniati Ramadhan,Alniati Duha,Faridatul Latifah,dan Sitti Ria
Astriyani.

2. Manajemen Perjalanan
Dorongan untuk melakukan petualangan di alam bebas telah
menyebabkan para penggiatnya melakukan berbagai kegiatan perjalanan,
mulai dari pendakian gunung, penyusuran pantai, pengarungan sungai
berarus deras, dll.
Perjalanan tersebut dilakukan dengan beberapa tujuan mulai dari
eksplorasi, survey maupun hanya untuk berjalan- jalan.semua perjalanan
tersebut memerlukan persiapan yang baik, mengingat kegiatan di alam
bebas seperti ini \ menghadapkan kita pada berbagai kondisi alam yang
apabila tidak kita ketahui dengan baik akan menghadapkan kita pada
keadaan yan dapat membahanyakan jiwa kita, dan sebaiknya bilakita
pahami akan memberikan kenikmatan berpetualang pada penggiatnya.
Agar perjalanan di alam bebas dapat berjalan sesuai dengan rencana kita,
ada beberapa hal yang perlu dilakukan :
1. Tujuan
2. Waktu
3. Peserta
4. Anggaran keuangan
5. Pembukuan perjalanan
6. Sponsor dan publikasi
7. Penelitian dan perencanaan perjalanan
8. Perencanaan di lapangan
9. Cek kesehatan
10. Pelaksanaan di lapangan
11. Setelah perjalanan (Evaluasi)

3. Sandi
Sandi adalah sebuah kata dalam bahasa sansekerta yang kira-kira
artinya adalah rahasia;menyembunyikan. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia kata persandian yang berasal dari kata dasar sandi adalah rahasia
atau kode; definisi sinonimnya dalam bahasa Inggris cryptography, yang
berarti pengetahuan, studi, atau seni tentang tulisan rahasia.
Dalam era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat
ini, pengertian umum persandian adalah semua kegiatan pengamanan
informasi rahasia yang dilaksanakan berdasarkan konsep, teori dari teknik-
teknik penyandian (enkripsi), serta ilmu pendukung lain secara
metodologis, konsisten, dan sistematis.Sandi adalah adalah semua kegiatan
pengamanan informasi rahasiayang dilaksanakan berdasarkan konsep,
teori dari teknik-teknik penyandian. Sandi yang kami pakai dalam
pengembaraan adalah sandi morse dan semaphore, tetapi sandi ini akan
kami aplikasikan ketika dalam keadaan yang darurat dan hanya dilakukan
apabila diperlukan atau tidak dapat berkomunikasi secara biasa.
4. Perencanaan Makanan
Perencanaan Makanan adalah kegiatan tentang merencanakan
menu makanan dalam perjalanan.
Menu makanan yang akan dimakan harus memenuhi standar kalori
yang dibutuhkan dalam tubuh.
Yang perlu diperhatikan :
1. Lamanya perjalanan yang akan dilakukan.
2. Aktivitas yang akan dilakukan
3. Keadaan medan yang akan dihadapi.
Sehubungan dengan hal diatas, ada beberapa syarat yang harus
diperhatikan :
1. Cukup mengandung kalori
2. Mempunyai komposisi gizi
3. Serta tidak asing di lidah
4. Terlindung dari kerusakan, tahan lama, mudah dan sederhana
dalam penanganannya, sebaiknya makanan siap saji

5. Sosiologi Pedesaan
Sosiologi Pedesaan adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa,
keadaan dan sejarah suatu daerah menurut penduduk sekitar.
Sosiologi Pedesaan pada pengembaraan ini akan dilakukan oleh
kami yang mengetahui bahasa Sunda, karena penduduk sekitar mayoritas
menggunakan bahasa Sunda.
IV. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Kegiatan ini dilaksanakan pada:

Waktu : Tanggal 04 - 07 April 2013

Lokasi : Gunung Papandayan

Kecamatan Cikajang

Kabupaten Garut

Provinsi Jawa Barat

1. GAMBARAN LOKASI

A. Gambaran Umum Lokasi

B. Gambaran Umum

C. Gunung Papandayan adalah gunung api yang terletak di Kabupaten

Garut, Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan

ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut itu terletak sekitar 70 km

sebelah tenggara Kota Bandung.

D. Pada Gunung Papandayan, terdapat beberapa kawah yang terkenal. Di

antaranya Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk.

Kawah-kawah tersebut mengeluarkan uap dari sisi dalamnya.

E. Topografi di dalam kawasan curam, berbukit dan bergunung serta terdapat

tebing yang terjal. Menurut kalisifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk

type iklim B, dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/thn, kelembaban

udara 70 – 80 % dan temperatur 10 º C.


F. Keaneragaman Hayati

Potensi flora di dalam kawasan diantaranya Pohon Suagi ( Vaccinium

valium ), Edelweis (Anaphalis javanica), Puspa (Schima walichii), Saninten

(Castanea argentea), Pasang (Quercus platycorpa), Kihujan (Engelhardia

spicata), Jamuju (Podocarpus imbricatus ), dan Manglid (Magnolia sp ).

Sedangkan potensi fauna kawasan diantaranya Babi Hutan ( Sus vitatus ),

Trenggiling (Manis javanicus), Kijang (Muntiacus muntjak), Lutung

(Trachypitecus auratus ) serta beberapa jenis burung antara lain Walik

(Treron griccipilla ), dan Kutilang ( Pycononotus aurigaste )

Gunung Papandayan mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan

Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous.

Potensi Wisata

1. Daya tarik Wisata Beberapa lokasi yang menarik dan sering dikunjungi

wisatawan diantaranya:

2. Kawah Papandayan Merupakan komplek gunung berapi yang masih aktif

seluas 10 Ha. Pada komplek kawah terdapat lubang-lubang magma yang

besar maupun kecil, dari lubang-lubang tersebut keluar asap/uap air hingga

menimbulkan berbagai macam suara yang unik.

3. Blok Pondok Saladah Merupakan areal padang rumput seluas 8 Ha, dengan

ketinggian 2.288 meter di atas permukaan laut. Di daerah ini mengalir

sungai Cisaladah yang airnya mengalir sepanjang tahun. Lokasi ini sangat

cocok untuk tempat berkemah.


4. Blok Sumber Air Panas Letaknya di perbatasan Blok Cigenah, sumber air

panas ini mengandung belerang dan berhasiat dalam penyembuhan

penyakit kulit terutama gatal-gatal. Secara keseluruhan kawasan ini

memiliki panorama alam yang indah dengan lingkungan yang relatif masih

utuh dan alami yang ditunjang dengan kesejukan udara. Kegiatan Wisata

Alam yang dapat dilakukan :

a. Menikmati keindahan dan keunikan alam.

b. Lintas alam.

c. Berkemah.

d. Memotret.

e. Mandi air yang mengandung belerang, untuk pengobatan penyakit

kulit.

G. Letusan

Papandayan tercatat beberapa kali erupsi. Di antaranya pada 1773, 1923,

1942, 1993, dan 2003. Letusan besar yang terjadi pada

tahun 1772 menghancurkan sedikitnya 40 desa dan menewaskan sekitar

2951 orang. Daerah yang tertutup longsoran mencapai 10 km dengan lebar

5 km.

Pada 11 Maret 1923 terjadi sedikitnya 7 kali erupsi di Kawah Baru dan

didahului dengan gempa yang berpusat di Cisurupan. Pada 25 Januari 1924,

suhu Kawah Mas meningkat dari 364 derajat Celsius menjadi 500 derajat

Celcius. Sebuah letusan lumpur dan batu terjadi di Kawah Mas dan Kawah
Baru dan menghancurkan hutan. Sementara letusan material hampir

mencapai Cisurupan. Pada 21Februari 1925, letusan lumpur terjadi di

Kawah Nangklak. Pada tahun 1926 sebuah letusan kecil terjadi di Kawah

Mas.

Sejak April 2006 Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

(PVMBG) menetapkan status Papandayan ditingkatkan menjadi waspada,

setelah terjadi peningkatan aktivitas seismik. Pada 7-16 April 2008 Terjadi

peningkatan suhu di 2 kawah, yakni Kawah Mas (245-262 derajat Celsius),

dan Balagadama (91-116 derajat Celsius). Sementara tingkat pH berkurang

dan konsentrasi mineral meningkat. Pada 28 Oktober 2010, status

Papandayan kembali meningkat menjadi level 2.


G. Jalur Pendakian

1. Jalur cisurupan

Dari terminal cisurupan, menaiki kendaraan yang menuju pos1

dalam jangka waktu dua jam. Dari pos satu menuju pondok salada

membutuhkna waktu tiga jam. Dari pondok salada ke puncak melewati

Tegal Alun membutuhkan waktu sekitar 3jam.

2. Jalur Pangalengan

Terminal pangalengan menuju Cibaturua melewati sedep

memerlukan waktu kurang lebih empat jam. Dari Cibaturua berjalan kaki

menuju kawah dua jam. Dari kawah menuju pondok saladah terdapat dua

jalan terjal dan landai jika melewati jalan terjal melewati hutan mati dalam

waktu 1,5 jam, jalan yang landai terdapat sumber airdapat ditempuh

selama tiga jam. Pondok Salada melewati Tegal Alun menuju Puncak

sekitar tiga jam.

Foto 1: Gunung Papandayan


V. KEPANITIAAN

STRUKTUR KEPANITIAAN TIM PENGEMBARAAN GUNUNG HUTAN

ANGGOTA MUDA ANGKATAN XXVIII SBSM - STKS BANDUNG

Pelindung : Ketua Sekolah Tinggi Kesejahteraan

Sosial Bandung

Dr. Kanya Eka Santi, MSW

Penanggung Jawab : Komandan Lapangan Pengembaraan

Anggota Muda Angkatan XXVIII

Yeni Fatmayanti
Pembimbing Lapangan : Ratu Nurdianti

Anggun Apriyani

Ketua Perjalanan : Hanung Fitri Nugroho

Sekretaris : Denok Anggraeni

Bendahara : Siti Ria Astriyani

Logistik : Alniati Duha

Transportasi : Achmad darojatun Karomalloh

Pubdok : Aulia Karuniati Ramadhan

P3K : Faridlatul Latifah

VI. PESERTA KEGIATAN

PRTISIPAN:

1) Intan Slipilia

2) Reggy Prasetiyo

3) Achmad Taufiq Suryanto

4) Fate Fandarangi

VII. ANGGARAN BIAYA KEGIATAN

PENGELUARAN :
1. Transportasi

Angkot Dago – Dipati Ukur @Rp 1.500 x 9 = Rp. 13.500

Damri – Leuwi Panjang @Rp. 2.000 x 9 = Rp. 18.000

Leuwi Panjang - Pangalengan @Rp.15.000 x 9 = Rp. 135.000

Pangalengan – Cibatu Rua @1 angkot/8 orang = Rp. 200.000

2. Kesekretariatan Rp.30.000 = Rp. 30.000

3. P3K Rp.50.000 = Rp. 50.000

4. Konsumsi @Rp. 32.000 x 7 = Rp. 224.000

5. Biaya Tak Terduga Rp.100.000 = Rp. 100.000

Jumlah Rp. 770.500

PEMASUKAN :

1. Kontribusi peserta @Rp. 110.000x 7 = Rp. 770.000

VIII. PENUTUP

Negara Indonesia dengan julukan “Zamrud Khatulistiwa” memiliki kekayaan

alam dan keaneka ragaman hayati yang wajib dilestarikan.Sebagai generasi muda

yang peduli akan lingkungan hidup, kiranya dapat lebih berperan aktif dalam

membantu usaha pelestarian alam ini. Dan untuk mewujudkan itu semua

dibutuhkan generasi muda yang sehat, kuat, memiliki semangat dan pendidikan

untuk menjunjung segala aktifitas yang dilakukan di alam terbuka.

Sebagai penutup, dengan adanya kegiatan Pengembaraan Gunung Hutan

Anggota Muda SBSM Angkatan XXVIII “Ksatria Suro Aro Golebat” dapat lebih

mengenal kondisi lingkungan dan hutan Indonesia yang dapat memompa motivasi

Ketua Pelaksana
untuk turut andil dalam usaha pelestarian lingkungan hidup sebagai wujud

kecintaan dan rasa syukur terhadap karunia Tuhan yang tidak pantas untuk disia-

siakan.

Mengetahui

Komandan Lapangan

Yeni Fatmalia

N.T.A. 27.11.807

LAMPIRAN

DAFTAR PERLENGKAPAN PRIBADI

- Ransel min 60 Liter 1buah

- Matras 1 buah

- Webbing 1 buah

- Senter 1 buah

- Baterai cadangan 2 buah

- Jaket 1 buah

- Sepatu lapangan ( kets/track/PDL ) 1 pasang


- Kaos kaki 3 pasang

- Celana PDL 1 pcs

- Mitela Biru AMUD 1 pcs

- Ponco 1 pcs

- Baju DIKSAR 1 stel

- Baju ganti 2 stel

- Kupluk 1 stel

- Sarung tangan 1 pasang

- Peralatan Mandi 1 set

- Topi Lapangan 1 pcs

- Peralatan Makan (Cangkir, Sendok) 1 set

- Kertas nasi 10 lembar

- Perlengkapan sholat 1 set

- Obat-obatan pribadi secukupnya

- Sandal jepit 1 pasang

- Aqua Botol 1,5 liter 2 botol ( 3 liter )

- Aqua Botol 600 ml 2 botol ( 1,2 liter )

- Trash Bag 2 buah

- Survival Kit 1 set

- Sleeping Bag 1 buah

- Coklat 2 bungkus

- Biskuit 2 bungkus

- Gula Jawa 2 biji


- Garam 1 bungkus

- Tissue basah &kering secukupnya

- Gelas plastik 1 buah

- Piring Plastik 1 buah

- Sendok 1 buah

- Energen 2 bungkus

PERLENGKAPAN MASAK

No. Jenis Barang Butuh Ada Kurang Solusi

1. Kompor Gas 4 buah - 4 buah Pinjam/Sewa

2. Tabung Gas 14 buah - 14 buah Beli

3. Misting 2 set - 2 set Pinjam

4. Wajan 1 buah 1 buah - -

5. Panci 2 buah 2 buah - -

DAFTAR LOGISTIK MAKANAN

NO. Jenis Barang Kebutuhan Ada Kurang Solusi

1. Beras 9 kg - 9 kg Beli

2. Kol 1 kg - 1 kg Beli

3 Bunga Kol 1 kg - 1 kg Beli


4. Wortel 1kg - 1 kg Beli

5. Tempe 2 bungkus - 2 bungkus Beli

6. Bihun 7 bungkus - 7 bungkus Beli

7. Nugget 1 bungkus - 1 bungkus Beli

8. Sossis 10 biji - 10 biji Beli

9. Susu 20sachet - 20 sachet Beli

10. STMJ 10 sachet - 10 sachet Beli

11. Kopi 10 sachet - 10 sachet Beli

12. Telur ayam 12 butir - 12 butir Beli

13. Kerupuk 5 bungkus - 5 bungkus Beli

14. Garam 1 bungkus - 1 bungkus Beli

15. Bumbu penyedap 5 bungkus - 5 bungkus Beli

16. Bawang merah 1 bungkus - 1 bungkus Beli

17 Bawang putih 1 bungkus - 1 bungkus Beli

18 Cabai 2 bungkus - 2 bungkus Beli

19 Abon sapi 1 bungkus - 1 bungkus Beli

20 Racik tempe 2 bungkus - 2 bungkus Beli

21 Kacang tanah 1 bungkus - 1 bungkus Beli

22 Ikan teri 1 ons - 1 ons Beli

23 Kecap 1 botol - 1 botol Beli

24 Minyak goreng 1L - 1L beli

DAFTAR OBAT-OBATAN

No. Jenis Barang Butuh Ada Kurang Solusi


1 Minyak kayu putih 2 botol - 2 botol Beli

150 ml

2 Plester Gulung 2 gulung - 2 gulung Pinjam di set

3 Betadine botol besar 1 botol - 2 botol Beli

4 Perban 4 gulung - 4 gulung Beli

5 Parasetamol 2 strip - 2 strip Beli

7 Neo Diatab 3 strip - 3 strip Pinjam di set

8 Gandapura botol besar 3 botol - 3 botol Beli

9 Revanol botol besar 2 botol - 1 botol Beli

10 Norit 2 pak - 2 pak Beli

11 Sarung tangan 3 pasang - 3 pasang Pinjam di set

12 Masker 2 buah - 5 buah Pinjam di set

13 Oksigen 3 botol - 3 botol Beli

14 Counterpain 2 buah - 2 buah Beli

15 Tolak angina 2 pak - 2 pak Beli

16 Multivitamin 2 strip - 3 botol Beli

17 Antalgin 2 srip - 2 strip Beli

18 Promaag 2 strip - 2 strip Beli

19 Amoksisilin 2 strip - 2 strip Beli

RENCANA PERJALANAN

No. Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Ket


Kamis, 04
1
April 2013 04.30 – 05.00 Persiapan (pengecekan peralatan tim)

Dilaksanakan

2 05.00 – 06.00 Upacara pelepasan hari Rabu

malam

Pemberangkatan dari STKS menuju


3 06.00 – 06.30
Dipati Ukur

Perjalanan dari Dipati Ukur – Leuwi


4 06.30 – 07.30
Panjang

Perjalanan Leuwi Panjang –


5 07.30 – 10.30
pangalengan

6 10.30 – 12.30 Perjalanan Pangalengan – sedep

7 12.30 – 13.30 Ishoma

8 13.30 – 15.30 Perjalanan dari sedep – cibaturua

9 15.30 – 16.00 Istirahat dan shalat

10 16.00 – 18.00 Perjalanan dari cibaturua – kawah

11 18.00 – 19.30 Perjalanan kawah – pondok salada

12 19.30 – 20.00 Istirahat dan pembuatan tenda

13 20.00 – 21.00 Ishoma

14 21.00 – 21.30 Brifing kegiatan pendakian

15 21.30 – 04.30 Istirahat

16 Jum’at, 05 04.30 – 06.30 Bangun, shalat, masak


April 2013

17 06.30 – 07.00 Binsik

18 07.00 – 07.30 Makan pagi

19 07.30 – 09.30 Aplikasi NAVDAR

20 09.30 – 10.00 Packing untuk melanjutkan pendakian

Melanjutkan pendakian dari pondok


21 10.00 – 11.30
salada ke tegal alun

22 11.30 – 12.30 istirahat

23 12.30 – 13.30 Dari tegal alun – puncak

24 13.30 – 15.00 Istirahat dan makan

25 15.00 – 17.00 Turn dari Puncak – pondok salada

26 17.00 – 20.00 Ishoma

Evaluasi kegiatan + brifing untuk


27 20.00 – 21.00
turun gunung

28 21.00 – 04.30 Istirahat

Sabtu, 06
29 04.30 – 06.30 Bangun, shalat, dan masak
April 2013

30 06.30 – 07.00 Makan pagi

31 07.00 – 08.00 Persiapan turun gunung

Perjalanan turun gunung dari pondok


32 08.00 – 08.30
salada – hutan mati

33 08.30 – 08.45 Menikmati keindahan alam


34 08.45 – 11.00 Perjalanan turun gunung menuju pos I

Perjalanan turun gunung menuju pos I


35 11.00 – 13.00
– cisurupan

36 13.00 – 14.00 Ishoma

37 14.00 – 17.00 Perjalanan dari cisurupan - cicaheum

38 17.00 – 17.30 Sholat ashar

39 17.30 - 18.30 Perjalanan cicaheum - STKS

40 18.30 – 17.00 Evaluasi keseluruhan

RENCANA MENU MAKANAN

Pemilihan bahan makanan didasarkan pada :

- Berkalori tinggi dan bergizi tinggi

- Terlindung dari kerusakan, Tahan lama dan mudah pengolahannya

- Sedapat mungkin siap pakai

- Ringan

- Tidak banyak makan tempat

Kamis, 04 April 2013

Makan Pagi jam 06.00 WIB

Sarapan masing-masing

Makan Siang jam 12.30 WIB

Beli di sekitar Pangalengan

Makan Malam jam 20.00 WIB


- Lontong : 190 kal

- STMJ / Susu : 364 kal

- Tempe : 708 kal

- Kacang tanah : 828 kal

- Ikan teri : 213 kal

2303 kal

Jum’at, 05 April 2013

Makan Pagi jam 07.00 WIB

- Beras : 1 ¼ kg :333 kal

- Sayur

 Bunga kol : 63 kal

 Wortel : 105 kal

 Kol : 53 kal

- Kopi / Susu : 364 kal

- Nugget : 245 kal

- Snack : 916 kal

2079 kal

Makan Siang jam 13.30 WIB


- Beras : 1 ¼ kg :333 kal

- Telur dadar : 660 kal

- Kerupuk : 72 kal

- Tempe : 708 kal

- Sayur

 Bunga kol : 63 kal

 Wortel : 105 kal

 Kol :53 kal

- Nutri sari : 364 kal

2358 kal

Makan Malam jam 19.00 WIB

- Beras : 1 ¼ kg : 333 kal

- Bihun goreng : 616 kal

- Kopi/STMJ : 364 kal

- Kol : 53 kal

- Snack : 916 kal

2282 kal

Sabtu, 06 April 2013

Makan Pagi jam 06.30 WIB

- Beras : 1 ¼ kg : 333 kal

- Sayur

 Bunga kol : 63 kal

 Wortel : 105 kal


 Kol : 53 kal

- Telur ayam : 660 kal

- Sosis :1720 kal

- Susu / Kopi : 364 kal

3298 kal

Perhitungan Air Minum Selama Perjalanan

- Air Mineral = 4,2 Liter (2 botol Besar, 2 botol kecil)

Masing-masing peserta diwajibkan membawanya

untuk perbekalan selama pendakian gunung

DAFTAR NAMA PESERTA

PENGEMBARAAN PENDAKIAN GUNUNG PAPANDAYAN

KECAMATAN CIKAJANG, KABUPATEN GARUT

PROVINSI JAWA BARAT

Anggota Muda SBSM Angkatan XXVIII diantaranya :

NO NAMA PESERTA KELAS

1 Hanung Fitri Nugroho 1J

2 Denok Anggraeni 1A

3 Siti Ria Astriyani 1B

4 Alniati Duha 1J

5 Achmad Darojatun Karomalloh 1I


6 Aulia Karuniati Ramadhan 1A

7 Faridlatul Latifah 1H

Pembimbing Pengembaraan Pendakian Gunung Papandayan

1. Nama : Ratu Nurdianti

NTA : 11.27.806

Angkatan : XXVII

Nama Angkatan : Semnai Brimogom Tripala Kencana

2. Nama :Anggun Apriyani

NTA : 11.27.810

Angkatan : XXVII

Nama Angkatan : Semnai Brimogom Tripala Kencana

- Participant

Participant terdiri atas Pengurus dan Senior SBSM.dengan jumlah yang telah

ditentukan

BIODATA PERSONIL TIM

Nama : Hanung Fitri Nugroho


Tempat / Tgl Lahir : Pacitan, 15 April 1994

Alamat Daerah : Jl. Hasanudin RT02/RW2 Lingkungan Gantung

kel. Pacitan

Agama : Islam

No Telpon : 087825576715

NRP : 12.04.224

Golongan Darah :-

Suku : Jawa

Tinggi Badan : 171

Berat Badan : 63

Hobi : Main Musik

UKM Yang Diikuti : SBSM dan Padus

Ciri-ciri : Tinggi, bermata sipit, berkulit sawo matang

Nama : Faridlatul Latifah

Tempat / Tgl Lahir : Pati, 02 Juli 1994

Alamat Daerah : Desa Tlogorejo Rt. 04 Rw. O1 Kecamatan Winong

Kabupaten Pati Jawa Tengah

Agama : Islam

No Telpon : 085647719005

NRP : 12.04.210

Golongan Darah :O
Suku : Jawa

Tinggi Badan : 160

Berat Badan : 52

Hobi : Mendengarkan musik, menggambar

UKM Yang Diikuti : SBSM, Bahasa

Ciri-ciri : Kurus, berjilbab, kuning langsa

Nama : Ahmad Darojatun Karomalloh

Tempat / Tgl Lahir : Kediri, 7 November 1993

Alamat Daerah : Jl Siti Inggil 38 Lirboyo Kediri

Agama : Islam

No Telpon :082335249595

NRP : 12.04.241

Golongan Darah :-

Suku : Jawa

Tinggi Badan : 167 cm

Berat Badan : 50 kg

Hobi : Browsing dan Membaca

UKM Yang Diikuti : SBSM

Ciri-ciri : Kurus, rambut lurus, kulit kuning langsat

Nama : Denok Anggraeni

Tempat / Tgl Lahir : Cimahi, 29 September 2013


Alamat Daerah : Jl.Panjang gg.Liam RT.001/RW.008

Agama : Islam

No Telpon : 085697875587

NRP : 12.04.036

Golongan Darah :B

Suku : Jawa-Sunda

Tinggi Badan : 165cm

Berat Badan : 55 kg

Hobi : Berenang, baca buku

UKM Yang Diikuti : SBSM, Bahasa

Ciri-ciri : Berjilbab, kulit kuning langsat

Nama : Alniati Duha

Tempat / Tgl Lahir : Medan, 02 Oktober 1994

Alamat Daerah : Hilisataro Gewa, Kecamatan Toma, Nias Selatan

Agama : Kristen Protestan

No Telpon : 081536821094

NRP : 12.04.140

Golongan Darah :O

Suku : Nias

Tinggi Badan : 150

Berat Badan : 50

Hobi : Basket
UKM Yang Diikuti : SBSM

Ciri-ciri : Rambut pendek lurus, kulit kuning langsat

Nama : Aulia Karuniati Ramadhan

Tempat / Tgl Lahir : Sukabumi, 22 Februari 1994

Alamat Daerah : Jl. Bhayangkara no.152 Sukabumi-Jawa Barat

Agama : Islam

No Telpon : 087823771577

NRP : 12.04.033

Golongan Darah :O

Suku : Sunda

Tinggi Badan : 155

Berat Badan : 50

Hobi : Nonton Film

UKM Yang Diikuti : SBSM

Ciri-ciri :Rambut lurus , kulit sawo matang

Nama : Sitti Ria Astriyani

Tempat / Tgl Lahir : Welala, 17 agustus 1994

Alamat Daerah : Blok E, Kec. Ladongi

Agama : Islam

No Telpon : 085241835854

NRP : 12.04.003
Golongan Darah :B

Suku : Jawa, Sunda

Tinggi Badan : 161

Berat Badan : 52

Hobi : Nonton Film

UKM Yang Diikuti : SBSM

Ciri-ciri : Berjilbab, kulit sawo matang

Ket. Rute Pendakian

Peta topografi Gunung Papandayan

Anda mungkin juga menyukai