PERTOLONGAN PERTAMA I
OLEH :
ANGKATAN IV
TAHUN 2019/2020
LEMBAR PERSETUJUAN
Makalah ini telah disetujui untuk diajukan pada Ujian Makalah Palang
Merah Remaja Unit Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Nabire
Disetujui
Hari / Tanggal:
Pembimbing,
i
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah ini telah diuji dan diterima oleh panitia Ujian Makalah Palang
Merah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Nabire untuk memperoleh
kelulusan sebagai anggota penuh Palang Merah Unit Remaja Unit Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Nabire pada :
Hari :
Tanggal :
Predikat :
Mengesahkan,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah dengan judul “ PERTOLONGAN
PERTAMA I ’’ ini bisa saya selesaikan tepat pada waktunya. Dan harapan
saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah ini agar lebih baik lagi.
Akhir kata dari saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan jika dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangannya, saya mohon maaf dan mengharapkan saran yang dapat
membangun kesempurnaan makalah ini yang dapat berguna bagi
kepentingan dimasa depan. Dan saya mengucapkan banyak terima kasih,
semoga Tuhan senantiasa melimpahkan rahmat dan berkat-Nya kepada kita
semua.
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................1
C. Tujuan.................................................................2
D. Manfaat...............................................................2
A. Kesimpulan.........................................................31
B. Saran...................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.............................................................32
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Pertolongan Pertama
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
3. Klasifikasi Penolong
a. Orang Awam
Tidak terlatih atau memiliki sedikit pengetahuan tentang pertolongan
pertama.
b. Penolong Pertama
Kualisifikasi ini dicapai oleh KSR PMI.
c. Tenaga Khusus
Tenaga yang dilatih secara khusus untuk menanggulangi kedaruratan
dilapangan.
d. Transportasi
Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi.
4. Dasar Hukum
Di dalam undang-undang terdapat beberapa pasal yang mengatur
mengenai Pertolongan Pertama, namun belum dikuatkan dengan
peraturan lain untuk melengkapinya. Berikut adalah pasal mengenai
Pertolongan Pertama antara lain:
4
b. Pasal 322 KUHP
Yang berbunyi: “Penyelenggara medis harus menjaga kerahasiaan
seorang pasien”.
5. Persetujuan Pertolongan
Saat memberikan pertolongan sangat penting untuk meminta izin
kepada korban terlebih dahulu atau kepada keluarga, orang disekitar
( bila korban tidak sadar ). Ada 2 macam izin dalam Pertolongan
Pertama:
5
a. Sarung tangan lateks
c. Baju pelindung
6
d. Masker penolong
7
7. Kewajiban Penolong Pertama
8
B. Penilaian Korban
1. Penilaian Keadaan
Pada saat sampai di lokasi kejadian, hal yang pertama kali harus
dilakukan adalah menilai keadaan sekitar. Apakah aman atau tidak
bagi dirinya. Jika ragu lebih baik minta bantuan kepada orang
dewasa.
INGAT!
AMANKAN DIRI SENDIRI TERLEBIH DAHULU,
KESELAMATAN PENOLONG NOMOR 1.
2. Keamanan Lokasi
Pelaku pertolongan pertama saat mencapai lokasi kejadian, haruslah
tanggap serta merata dalam melakukan penilaian keadan dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yakni bagaimana kondisi saat
itu, kemungkinan apa saja yang akan terjadi, dan bagaimana cara
mengatasinya.
Setelah keadaan diatasi barulah kita mendekati dan menolong
korban. Adakalanya kedua hal ini berjalan bersamaan. Tindakan
yang dilakukan saat tiba dilokasi dalam keamanan lokasi.
a. Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang
sekitar.
b. Penolong harus memperkenalkan diri bila memungkinkan
( Nama penolong dan Nama Organisasi ).
c. Permintaan izin untuk menolong penderita.
d. Menentukan keadaan umum kejadian ( mekanisme cedera )
dan mulai melakukan penilaian dini dari penderita.
9
e. Mengenali dan mengatasi gangguan atau cedera yang
mengancam nyawa.
f. Stabilkan penderita dan terus melakukan pemantauan terhadap
pemantauan.
g. Minta bantuan.
3. Penilaian Dini
Langkah ini digunakan untuk menentukan korban karena penyakit
atau cedera. Pada penyakit sebaiknya minta bantuan orang lain.
Setelah itu langkah yang kita lakukan adalah sebagai berikut:
a. Kesan Umum
Seiring mendekati penderita penolong harus menetukan apakah
situasi penderita tergolong kasus trauma atau kasus medis.
a. Kasus Trauma : Mempunyai tanda-tanda yang jelas terlihat
atau diraba.
b. Kasus Medis : Tanpa tanda-tanda yang terlihat atau teraba.
b. Memeriksa Respon
1. Awas
2. Suara
10
3. Nyeri
4. Tak Respon
11
e. Menilai Denyut Nadi
f. Hubungi Bantuan
12
4. Pemeriksaan Fisik
a. Penglihatan ( Inspection ).
b. Perabaan ( Papation ).
c. Pendengaran ( Auscultation ).
13
5. Pemeriksaan Fisik ( Head to Toe )
a. Kepala
b. Leher
c. Dada
d. Abdomen
e. Punggung
f. Pelivis
g. Alat gerak atas
h. Alat gerak bawah
a. Frekuensi Nadi
Periksa kualitas denyutnya, kuat ataulemah, teratur atau tidak.
Denyut Nadi yang normal memiliki nilai-nilai sebagai berikut:
1. Bayi : 120-150x/ menit.
2. Anak-anak : 80-150x/ menit.
3. Dewasa : 60-90x/ menit.
b. Frekuensi Napas
Apakah proses bernafas terjadi secara mudah, atau ada usaha
bernapas, adakah tanda-tanda sesak napas.
c. Tekanan Darah
d. Suhu
Periksa suhu pada dahi penderita. Periksa juga kondisi kulit
kering, berkeringat, kemerahan, perubahan warna dan lainnya.
14
7. Riwayat Penderita
M : Makanan/minuman terakhir.
8. Pemeriksaan Berkelanjutan
a. Keadaan respon.
b. Nilai kembali jalan napas dan perbaiki bila perlu.
c. Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya.
d. Periksa kembali nadi penderita dan bila perlu lakukan
secara rinci ( bila waktu memang tersedia ).
15
e. Nilai kembali keadaan kulit.
f. Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang
belum diperiksa.
g. Nilai kembali penata laksana penderita. Periksa kembali
semua pembalutan, pembidaian apakah masih cukup kuat,
apakah perdarahan sudah dapat diatasi, ada bagian yang
belum terlewat.
h. Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga
rasa aman dan nyaman.
Bila ada formulirnya sertakan form laporan ini kepada petugas yang
mengambil alih korban dari tangan anda. Serah terima dapat
dilakukan di lokasi, yaitu saat tim bantuan datang ketempat anda,
atau anda yang mendatangi fasilitas kesehatan.
16
C. Luka Bakar
17
2.Penggolongan Luka Bakar
1. Alirkan air biasa ke daerah yang luka, bila ada bahan kimia alirkan
air terus menerus selama 20 menit atau lebih.
2. Lepaskan pakaian dan perhiasan, jika pakaian melekat pada luka
bakar gunting sekitarnya jangan memaksa untuk melepasnya.
3. Tutup luka bakar, gunakan penutup luka steril ( kasa steril ),
jangan memecahkan gelembung.
4. Jangan gunakan odol, mentega, oli, kecap, kopi, dan air es.
5. Rujuk ke fasilitas kesehatan.
18
D. Cedera Otot Rangka ( COR )
Dalam setiap kegiatan kita sehari-hari terkadang ada saja yang bisa
menyebabkan kita mengalami cedera sistem otot dan rangka hingga kita
merasa sangat sakit dan sulit untuk memfungsikan alat gerak.
Cedera otot rangka merupakan salah satu bentuk cedera yang paling
banyak dijumpai di lapangan, mulai dari yang ringan sampai yang
mengancam nyawa. Tanpa memandang berat atau ringannya kasus yang
dihadapi, penanganan yang baik dapat membantu mencegah terjadinya
cacat tetap. Supaya kita tidak salah dalam memberikan pertolongan, yang
berikut ini wajib dibaca:
1. Patah Tulang
1. Perubahan bentuk
2. Nyeri dan kaku
3. Terdengar suara berderik pada daerah yang patah
4. Terjadinya pembengkakan
5. Adanya memar
6. Ujung Tulang terlihat
7. Adanya gangguan peredaran darah
19
2. Jenis Patah Tulang
3. Pentingnya Pembidaian
Selain itu, kita juga perlu mengenal macam-macam Bidai. Alat yang bisa
difungsikan sebagai bidai?
1. Bidai Keras
Dibuat dari bahan yang keras dan kaku untuk mencegah pergerakan
bagian yang cedera. Bahan yang sering dipakai adalah kayu,
aluminium, karton, plastic, atau bahan lain yang kuat dan ringan.
Contoh : Bidai kayu, bidai tiup, bidai vakum.
20
2. Bidai Yang Dapat Dibentuk
Jenis bidai ini dapat diubah menjadi berbagai bentuk dan kombinasi
untuk disesuaikan dengan bentuk cedera. Contoh: Bidai Vakum,
bantal, selimut, karton, bidai kawat.
3. Bidai Traksi
Bidai jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya. Hanya
digunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada
patah tulang paha.
4. Gendongan atau Blat dan Bebat
Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai
mitela. Prinsipnya adalah memanfaatkan tubuh penderita sebagai
sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cedera. Contoh:
gendongan lengan.
5. Bidai Improvisasi
Bila tidak tersedia bidai jadi, maka penolong dituntut mampu
berimprovisasi membuat bidai yang cukup kuat dan ringan untuk
menopang bagian tubuh yang cedera. Contoh: majalah, koran,
karton, dll.
21
5. Cerai Sendi ( Dislokasi )
Cerai Sendi adalah keluarnya kepala sendi dari mangkok sendi.
Penyebab:
a. Sendi teregang melebihi batas normal sehingga kedua ujung tulang
terpisah dan tidak pada tempatnya. Jaringan ikat sendi bisa tertarik
melebihi batas normal dan mungkin sampai robek.
Waspadai Gejala dan Tandanya! :
b. Secara umum berupa patah tulang yang terbatas pada daerah sendi.
22
8. Pertolongan Cedera Pada Sistem Otot Rangka:
1. Lakukan penilaian dini
2. Lakukan pemeriksaan fisik
3. Stabilkan bagian yang patah seacara manual
4. Upayakan yang diduga patah dapat dilihat
5. Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada
6. Siapakan alat-alat seperlunya ( bidai dan mitella )
7. LAKUKAN PEMBIDAIAN...!!!
8. Kurangi rasa sakit
9. Baringkan penderita pada posisi yang nyaman
9. Penanganan Terkilir
1. Letakkan penderita dalam posisi yang nyaman, istirahatkan bagian
yang cedera
2. Tinggikan bagian yang cedera
3. Beri kompres dingin maksimum 3 menit, ulangi setiap jam bila perlu
4. Rawat sebagai patah tulang
5. Rujuk ke fasilitas kesehatan
1. Cedera Bahu
Dislokasi bahu adalah yang paling sering terjadi di daerah bahu. Bila
terjadi patah tulang selangka, maka mungkin terlihat rongga pada
daerah lengan atas di bawah tulang selangka. Pada cedera ini
tindakan yang paling baik adalah memasang gendongan.
23
2. Pasang bidai sampai siku
3. Ikat di daerah di atas dan di daerah yang patah
4. Lengan bawah digendong
5. Jika siku juga patah dan tangan tak dapat dilipat, pasang bidai
sampai bawah, dan rujuk ke fasilitas kesehatan
24
Catatan:
a. Patah tulang paha dapat menimbulkan perdarahan dalam, sehingga
penderita dapat mengalami syok.
b. Bila ada patah tulang terbuka, atasi perdarahan dan rawat lukanya.
6. Cedera Lutut
Bila lutut berada dalam posisi tertekuk maka bidailah dalam posisi
tersebut dan bila lurus maka bidailah dalam posisi lurus. Cara
membidainya sama seperti patah tulang paha.
25
E. ANATOMI DAN FAAL DASAR
Dalam melakukan Pertolongan Pertama ( PP ), kita juga harus tahu apa itu
ANATOMI dan FAAL DASAR.
Anatomi adalah ilmu urai tubuh. Yaitu ilmu yang mempelajari susunan dan
bentuk tubuh. Sedangkan Faal yaitu ilmu yang mempelajari fungsi bagian
dari alat atau jaringan tubuh disebut Fisiologi.
1. Posisi Anatomis
Adalah posisi dimana tubuh kita
berdiri tegak, kedua lengan di samping tubuh, telapak tangan
menghadap ke depan.
1. Bidang Medial
Bidang khayal yang membagi tubuh menjadi dua, yaitu kiri dan
kanan.
2. Bidang Frontal
Bidang khayal yang membagi tubuh menjadi depan ( anterior ) dan
belakang ( posterior ).
3. Bidang Transversal
Bidang khayal yang membagi tubuh menjadi dua, yaitu atas
( surperior ) dan bawah ( inferior ).
26
2. Bagian-bagian Tubuh Manusia
Tubuh manusia dilindungi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka.
Umumnya tubuh manusia dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:
1. KEPALA
Terdiri dari:
Tengkorak, wajah dan rahang
bawah.
2. LEHER
3. BATANG TUBUH
Terdiri dari:
Dada, perut, punggung, dan
panggul.
27
3. Tentang Rongga
Selain pembagian tubuh, ternyata tubuh kita terdapat 5 buah rongga,
yaitu:
1. Rongga Tengkorak
Rongga ini berisi otak dan melindunginya.
3. Rongga Dada
Sering juga disebut rongga toraks. Dilindungi oleh tulang-tulang
rusuk, berisi jantung, paru-paru, pembuluh darah besar,
kerongkongan dan saluran pernapasan.
4. Rongga Perut
Rongga ini terletak diantara rongga dada dan rongga panggul. Dalam
dunia medis dikenal dengan istilah abdomen. Di dalam rongga ini
terdapat berbagai organ pencernaan dan kelenjar seperti lambung,
usus, limpa, hati, empedu, pancreas, dan lainnya.
5. Rongga Panggul
Rongga ini dibentuk oleh tulang-tulang panggul, berisi kantung
kemih, sebagian usus besar dan organ reproduksi dalam.
4. Sistem Tubuh
Sistem tubuh adalah susunan dari organ-organ yang mempunyai fungsi
tertentu. Ada beberapa sistem pada tubuh manusia, antara lain:
28
29
i. Kulit
Adalah lapisan jaringan pada bagian luar yang menutupi dan
melindungi permukaan tubuh dan yang berhubungan dengan selaput
lendir yang melapisi rongga-rongga, lubang masuk.
j. Panca Indera
Pancaindera adalah organ untuk menerima jenis rangsangan atau
stimulus tertentu. Terdiri dari:
1. Indera penglihatan ( Mata )
2. Indera Pendengaran ( Telinga )
3. Indera penciuman ( Hidung )
4. Indera Pengecap ( Lidah )
5. Indera perasa/peraba ( Kulit )
k. Sistem Reproduksi
Terdiri dari sistem reproduksi wanita dan sistem reproduksi pria.
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertolongan Pertama adalah upaya pertolongan dan perawatan
sementara terhadap korban atau penderita sebelum di bawa ke
fasilitas kesehatan. Untuk mencegah terjadinya cacat dan meninggal
ditempat pada korban/penderita.
Adapun beberapa tahap dalam memberikan pertolongan pertama:
1. Penolong mengamankan diri sendiri ( memastikan keamanan
penolong telah aman dari bahaya ).
2. Amankan korban ( Evakuasi korban ke tempat yang aman dan
nyaman ).
3. Tandai tempat kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya
korban baru ).
4. Usahakan menghubungi tim medis.
5. Tindakan pertolongan pertama.
B. Saran
Agar tidak terjadi kesalahan saat melakukan pertolongan
pertama, ada beberapa hal yang harus dihindari, yaitu:
1. Mengoles mentega/odol pada luka bakar.
2. Memberikan terapi panas pada kondisi keseleo, otot tegang atau
bahkan patah tulang.
3. Tidak memperhatikan keselamatan diri sendiri.
4. Tidak mengenakan Alat Perlindungan Diri saat menolong korban.
5. Tidak melakukan wawancara korban dengan jelas dan lalai dalam
melakukan wawancara tersebut.
31
DAFTAR PUSTAKA
https://basecamppetualang.blogspot.com/2013/03/dasar-dasar-
pertolongan-pertama-first.html
http://pmrpacitan.blogspot.com/2014/11/penilaian-korban-tindakan-
penilaian.html
https://www.alodokter.com/luka-bakar
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2015/06/
cedera-sistem-otot-dan-rangka.html
http://pmrindonesia245.blogspot.com/2016/09/anatomi-faal-
dasar.html
32