Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


DOSEN PEMBIMBING : AYI RAHMAT M.Pd

Disusun Oleh :
NAMA : RIFAL MURDANI
KELAS : 4B
NIM : D4322320043

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
SETIA BUDHI RANGKASBITUNG 2022
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya Ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa
saya telah dapat membuat Makalah Tentang Pendidikan Luar Sekolah, walaupun
banyak sekali hambatan dan kesulitan yang saya hadapi dalam menyusun makalah
ini, dan mungkin makalah ini masih terdapat kekurangan dan belum bisa
dikatakan sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan saya.
Oleh karena itu saya sangat mengharapkan ktitik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak terutama dari Bapak/Ibu dosen supaya saya dapat
lebih baik lagi dalam menyusun sebuah makalah di kemudian hari, dan semoga
makalah ini berguna bagi siapa saja.

RANGKASBITUNG, APRIL 2022

PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
A. Pengertian survival menurut ahli...........................................................................5
B. Cara survival di alam terbuka.................................................................................5
C. Makanan yang bisa di makan saat survival...........................................................32
BAB III............................................................................................................................35
PENUTUP.......................................................................................................................35
Daftar pustaka..............................................................................................................35
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengertian Pendidikan Luar Sekolah dijelaskan dalam Undang Undang
Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yaitu “jalur pendidikan yang diselenggarakan bagi warga
masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat”.

Senada dengan pendapat di atas, Coombs (Sudjana, 2001) memberikan


pengertian Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap kegiatan terorganisasi
dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara
mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang
sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai
tujuan belajarnya‟.

Berbagai pengertian pendidikan Pendidikan Luar Sekolah


dikemukakan oleh para ahli, seperti yang dikemukakan oleh Napitulu
(1981) dalam Sudjana (2001) bahwa pengertian Pendidikan Luar Sekolah
adalah setiap usaha pelayanan pendidikan yang diselenggarakan diluar
sistem persekolahan, berlangsung seumur hidup, dijalankan dengan sengaja,
teratur, dan berencana yang bertujuan untuk mengaktualisasikan potensi
manusia (sikap, tindak dan karya) sehingga dapat terwujud manusia
seutuhnya yang gemar belajar, mengajar dan mampu meningkatkan taraf
hidupnya.

Definisi lain dikemukakan SEAMEO 1971 yang dikutip dari Djudju


Sudjana (2001) menyatakan bahwa: Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap
upaya pendidikan dalam arti luas yang didalamnya terdapat komunikasi
yang teratur dan terarah, diselenggarakan diluar sekolah, sehingga seseorang
atau kelompok memperoleh informasi mengenai pengetahuan, latihan dan
bimbingan sesuai dengan tingkatan usia dan kebutuhan hidupnya.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, keterampilan,
dan nilai-nilai yang memungkinkan bagi seseorang atau kelompok untuk
berperan serta secara efisien dan efektif dalam lingkungan keluarganya,
pekerjaannya, masyarakat dan bahkan negara.

Dari beberapa pengertian pendidikan luar sekolah di atas dapat


disimpulkan bahwa Pendidikan Luar Sekolah adalah segala upaya
pendidikan yang sistematis dan terorganisir, dilaksanakan di luar sistem
persekolahan, dengan maksud untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
oleh peserta didik sesuai dengan usia dan kebutuhannya. Selain itu,
berdasarkan beberapa batasan tentang pengertian Pendidikan Luar Sekolah,
maka dapat diambil kesimpulan pula bahwa Pendidikan Luar Sekolah
merupakan setiap kegiatan yang dilakukan di luar jalur pendidikan formal
dimana terdapat proses belajar sehingga seseorang yang menjadi peserta
belajar akan mendapatkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan
bimbingan sehingga dapat tercapai tujuan belajarnya.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian survival menurut ahli ?
2. Cara survival di alam terbuka ?
3. Makanan yang bisa di makan saat survival ?

C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan survival
2 Untuk mendeskripsikan cara survival di alam terbuka
3 Untuk mendeskripsikan Makanan yang bisa di makan saat survival

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian survival menurut ahli
Survival berasal dari kata survive yang berarti bertahan hidup. Survival adalah
mempertahankan hidup di alam bebas dari hambatan alam sebelum mendapat
pertolongan. Sedangkan menurut pengertian lain, survival adalah suatu kondisi dimana
seseorang/kelompok orang dari kehidupan normal (masih sebagaimana direncanakan)
baik tiba-tiba atau disadari masuk ke dalam situasi tidak normal (di luar garis
rencananya).

Orang yang melakukan survival disebut Banyak orang menganggap, membawa


benda-benda untuk alat bertahan hidup dialam bebas (Survival Kit) sewaktu bepergian,
rasanya ribet atau bikin repot. Tapi bagi yang mempunyai hobi di alam bebas sebagai
penggiat pecinta alam, harus dapat mengantisipasi suatu keadaan darurat sampai hal
yang kecil sekalipun sangat diperlukan. Telah banyak kejadian yang membuktikan
pada peristiwa kecelakaan di laut dan udara, korban yang kebetulan selamat
kebanyakan tidak siap bertahan hidup. Padahal upaya penyelamatan oleh tim SAR atau
polisi belum tentu datang segera. Tak ada pilihan, korban harus bertahan hidup di alam
yang sama sekali asing. Jika tanpa persiapan, ditambah kelelahan mental dan fisik,
nyawa bisa jadi taruhannya.
B. Cara survival di alam terbuka
Prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh seorang survivor, yaitu;
S : (Size Up the Situation), pandailah dalam menilai situasi, setiap
kondisi lingkungan dan perubahan-perubahannya harus betul-betul
diperhatikan agar selamat.
U : (Undue Haste Make Taste), jangan tergesa-gesa, biar lambat asal
selamat. Setiaptindakan hendaknya dipikirkan untung ruginya. Kesalahan
dalam pengambilankeputusan dapat berakibat kematian.
R : (Remember Where You Are), Ingat dimana kamu berada. Baik
posisi harfiah yang berarti lokasi dimana berada maupun posisi yang berarti
kondisi dan kedudukan diri pada saat itu.
V : (Vanquish fear and panic), Kuasai diri dari rasa takut dan panik
yang dapat menumpulkan nalar dan pikiran yang jernih.
I : (Improvise), Perbaiki diri dari kesulitan. Gunakan segenap
kemampuan dan pengetahuan untuk keluar dari kesulitan yang sedang
dihadapi.
V : (Value living), Hargailah kehidupan. Jangan siasakan hidup
dengan mengambil keputusan yang ceroboh. Buang pikiran jauh-jauh dari
keinginan bunuh diri.
A : (Act like the native), Sesuaikan diri dengan penduduk setempat,
sesuaikan dirimu dengan lingkungan disekitarmu.
L : (Learn basic skill), Pelajari dasar-dasar pengetahuan dan latihlah
kemampuan dialam bebas.
Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti
survival tsb, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang
perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah “STOP” yang artinya :
S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus
dilakukan
Ada beberapa permasalahan yang akan kita hadapi, yaitu masalah /
bahaya yang ada di alam (bahaya obyektif), masalah yang menyangkut diri
kita sendiri (bahaya subyektif).
Ada beberapa aspek yang akan muncul dalam menghadapi survival:
1. Psikologis : panik, takut, cemas, kesepian, bingung, tertekan,bosan,
putus asa dll. Pengaruh psikologis yang disebabkan karena perasaan
terasing.
2. Fisiologis : sakit, lapar, haus, luka, lelah, dll.Pengaruh Fisikologis
yang disebabkan karena kelelahan, dan kurang tidur
3. Lingkungan : panas, dingin, kering, hujan, angin, vegetasi, fauna,
dll. Pengaruh lingkungan yang disebabkan karena beratnya medan.
Ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam
melakukan survival, selain faktor keberuntungan (nasib baik/pertolongan
Tuhan tentunya), yaitu:
• Semangat untuk mempertahankan hidup.
• Kesiapan diri.
• Alat pendukung.
Beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menghadapi
survival :
Perlindungan terhadap ancaman :
• cuaca,
• binatang,
• makanan/minuman
• penyakit
Menurut jumlah orangnya survival ada dua macam yaitu survival
individu dan survival kelompok.
• Dalam survival individu atau sendiri, akan mengundang rasa
kesepian dan bosan selain rasa takut dan panik. Kesepian dan bosan adalah
masalah besar yang harus segera diatasi dan dihindarkan. Karena hal
tersebut akan dapat membuat perasaan tertekan yang bisa menghilangkan
semangat dan keinginan untuk hidup. Kesepian dan bosan hanya bisa ada
dalam suatu lamunan yang disetujui oleh tindakan dan pikiran. Untuk
mengatasinya selalu bekerjalah untuk hal yang perlu dikerjakan akan bisa
menghindari rasa sepi dan bosan.
• Survival kelompok lebih baik dari pada survival sendiri, tersedianya
banyak tenaga untuk melakukan pekerjaan dan adanya teman untuk
berkomunikasi yang dapat menghilangkan rasa sepi dan bosan. Namun,
setiap orang tidak akan sama dalam menghadapi sesuatu yang dihadapinya.
Dalam keadaan ini kecenderungan orang akan bertindak untuk kepentingan
dirinya sendiri dengan mengabaikan kepentingan bersama. Untuk menjaga
hal tersebut, dan kebersamaan tetap terkontrol maka sebaiknya dipilih
seorang pemimpin untuk mengkoordinasikan setiap anggota kelompok
Tugas dari pemimpin dalam survival ini adalah
o Menyusun rencana yang melibatkan seluruh anggota dan
keselamatan menjadi milik bersama.
o Lakukan pembagian tugas pekerjaan kepada setiap anggota.
Sesuaikan tugas dengan kondisi tiap anggota. Dengan pembagian tugas
pekerjaan akan cepat diselesaikan dan membina rasa kebersamaan.
o Kembangkan rasa kebersamaan dan kepercayaan di dalam
kelompok.
Sekali lagi, keputusan yang salah dalam menentukan suatu keputusan
akan berakibat kematian. Untuk itu kita harus benar-benar dalam setiap
mengambil keputusan. Ada beberapa langkah yang direkomendasikan
dalam melakukan survival antara lain ;
1. Mengkoordinasikan anggota, bila beberapa orang, pilihlah salah
seorang dari kelompok sebagai ketua. Seorang ketua sangat diperlukan
untuk mengatur dan menentukan keputusan bila terjadi perselisihan.
2. Melakukan pertolongan pertama, obatilah anggota yang sakit agar
tidak menjadi lebih parah. Dalam keadaan seperti ini penyakit yang ringan
dapat berkembang bahkan dapat menyulitkan kita nantinya.
3. Melihat kemampuan dan keadaan anggota kelompok, hal ini akan
berguna dalam pembagian tugas. Bedakan berdasarkan kondisi kesehatan,
fisik dan mental. Karena jika salah memberikan tugas pada seseorang akan
menghambat rencana bahkan dapat berakibat fatal.
4. Mengadakan orientasi medan, usahakan untuk mengetauhi posisi
kita, kemungkinan pemukinan penduduk, dan perkiraan jalan keluar.
5. Mengadakan penjatahan makanan, perhitungkan jumlah makanan
yang tersedia, jumlah anggota, perkiraan waktu. Disamping itu, mencari
sumber makanan yang harus diusahakan dari luar rencana penjatahan.
Mengenai cara mendapatkan makanan dan air akan dibahas lebih lanjut.
6. Membuat rencana kegiatan dan pembagian tugas, rencana yang
dibuat se-rasionalmungkin dan berdasarkan pertimbangan yang matang.
Pembagian tugas sesuaikan dengan kondisi saat itu.
7. Usahakan menyambung komunikasi dengan dunia luar, jangan
melakukan hal-hal yang berlebihan terlebih menguras tenaga kita.
Tandailah jalan yang telah kita lewati dan mencari perhatian dengan cara
membuat asap, menjemur pakaian di tempat tinggi dan atau terbuka,
memantulkan sinar matahari dengan cermin dan lain-lain.
8. Mencari pertolongan. Selalu dan selalu berusaha mencari
pertolongan. Buatlah kode-kode dari darat ke udara yang dapat membantu
tim penolong, khususnya yangmencari survivor lewat udara. Tanda-tanda
yang diberikan harus berukuran cukup besar, menyolok, kontras dengan
warna latar belakangnya, dan ditempatkan di tempat yang mudah terlihat
dari udara atau dari kejauhan. Isyarat boleh dibuat dari benda atau bahan
apa saja yang mudah diperoleh.
Survival Kit
Survival Kit adalah satu set peralatan atau suatu kotak/tas peralatan
survival yang umumnya dapat digunakan untuk semua jenis daerah seperti
gunung, hutan, padang pasir dan pantai serta laut. Perlengkapan yang harus
ada dan di siapkan dalam Survival Kit adalah :
• Korek Api.
• Lilin.
• Batu api.
• Kaca pembesar.
• Jarum dan benang.
• Kail dan senar.
• Kompas.
• Senter kecil.
• Kawat jerat.
• Kawat gergaji.
• Pisau.
• Tali.
• Kondom.
• Obat – obatan, seperti : analgetik, anti mencret, anti gatal, anti
malaria, anti biotik
Obat-obatan yang harus di persiapkan dalam survival kit diantaranya
yaitu:
• Analgetik ; Ponstan, Antalgin, Metancuron, Naspro, Aspirin dll.
• Anti Mencret ; motilex, Lodya, Entrostop, dll.
• Anti Gatal ; CTM, benadryl tab/inj, Insidal, dll.
• Anti Malaria
• Anti Biotik ; Ampicilin Dll.
• Plester ; Plester Kupu-kupu, handiplas, dll
Air
Dalam keadaan survival maka air merupakan faktor terpenting dan
lebih penting dari faktor lainnya. Manusia dapat hidup dengan air saja
hingga ± 3 minggu. Tapi manusia hanya bisa bertahan hidup tanpa air 3-5
hari. Jika kita kesulitan dalam memperoleh sumber air, maka cara dibawah
ini dapat dicoba untuk mendapakan air.
Air dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Air yang tidak perlu dimurnikan
Ciri-cirinya : tidak berwarna, berasa, dan berbau.
Contoh air : air minum, dari tanaman rotan, dari tanaman bunga,
lumut dan daun-daun yang lebar
b. Air yang perlu dimurnikan
Ciri-cirinya : berbau, berwarna, dan berasa
Contoh air : air sungai besar, air di daerah yang berbatu, air di daerah
sungai yang kering, air dari batang pohon pisang.
1. Galilah lubang sedalam kira-kira 30-50 cm dengan diameter yang
lebih besar dari nesting / rantang (apa pun yang dapat digunakan untuk
menampung air)
2. Potonglah ranting kering dengan panjang kira-kira 50 cm, siapkan
selembar plastik yang cukup lebar (bisa juga menggunakan ponco / jas
hujan).
3.Letakkan nesting / rantang di dasar lubang, tegakkan batang /
ranting tadi dan tutupi dengan pastik, jangan lupa letakkan batu
disekelilingnya agar tidak mudah bergeser.
4.Tunggulah air menguap dari permukaan tanah.

Cara lain untuk mendapatkan air :


1. Hujan : tampung air hujan dengan daun-daun yang lebar alirkan
ketempat minum kita / tampung dengan ponco/ juga memeras sapu tangan
dan slayer bersih yang terkena hujan lalu teteskan kedalam mulut.
2. Tanah batu : carilah mata air pada tanah / yang berbatu namun
hanya terdapat mataair. Kapur mudah di larutkan sehingga mudah dibentuk
saluran air.
3. Tanah campur : carilah air di lembah dekat dengan permukaan air
tanah. Carilah lubang air yang mengalir yang terdapat di sebelah atas
permukaan tanah termasuk aliran sungai gembur tetapi ingat air ini dapat
kotor sekali dan berbahaya.
4. Daerah pantai : tanah air dibukit-bukit /galilah air pasir lembah.
Untuk mengurangi rasa air asin, saringlah dengan pasir. Jangan meminum
air laut karena dapat menyebabkan dehidrasi dan merusak ginjal.
Sumber air yang dapat langsung diminum.
Pertama adalah air hujan. Meskipun kadang air hujan mengandung
asam pada prinsipnya air hujan dapat diminum langsung, hanya diperlukan
cara untuk mengumpulkannya. Cara mengumpulkan air hujan dapat dengan
menggali lubang dandipulas dengan tanah liat atau dasarnya dilapisi dengan
bahan-bahan yang dapat menampung air seperti ponco, daun, alumunium
foil, kulit kayu, plastik dan lain-lain. Ada baiknya setelah mendapatkan air
kita masak terlebih dahulu.
Sumber yang kedua adalah dari tumbuhan dan atau lumut. Kita dapat
memanfaatkan proses respirasi tumbuhan untuk mendapatkan air. Caranya
adalah selubungkan sebuah ranting dan daunnya dengan sebuah kantong
plastik yang ujungnya diikat. Penguapan dari daun akan menyebabkan
timbul pengembunan pada plastik bagian dalam. Pilih bagian daun yang
sehat dan banyak daunnya. Pada lumut kita dapat langsung menyerap air
pada lumut dengan bahan yang mudah menyerap air seperti kain.
Sumber yang ketiga adalah embun. Pada daerah yang memiliki iklim
yang sangat ekstrim dimana sangat panas di siang hari dan sangat dingin di
malam hari, kita dapat menampung embun sangat banyak. Untuk
mendapatkan air kita dapat menggunakankain, busa, ponco, plastik dan
lain-lain.
Sumber yang keempat adalah tanaman rambat atau rotan yang ada
di hutan. Potonglah dengan pisau setinggi mungkin yang dapat dijangkau
kemudian potong juga bagian bawahnya yang dekat dengan tanah. Air yang
menetes dari batang tersebut dapat ditampung atau langsung diteteskan ke
mulut.
Sumber yang kelima adalah air yang tertampung pada daun-daun
yang lebar, biasanya setelah hujan ataupun embun di pagi hari, pada ruas
bambu dan pada bunga kantong semar (Nephenthes sp) terdapat air. Untuk
air yang dari kantung semar sebaiknya dimasak dulu karena sering terdapat
serangga yang sudah mati dan berbau.
Sumber keenam adalah dengan memanfaatkan kondensi
tanah. Dalam hal ini memanfaatkan uap air tanah yang ditahan kemudian
ditampung kedalam suatutempat. Caranya adalah galilah tanah dengan
kedalaman tertentu kemudian gelarkan plastik diatas lubang tersebut
kemudian ujungnya ditahan. Beri pemberat di bagian tengah plastik
penutup lubang hingga plastik agak masuk kedalam lubang. Sebelumnya
telah diletakkan suatu wadah tepat dibagian tengah pemberat hingga
nantinya air akan menetes di wadah tersebut.
Sumber air yang tidak dapat langsung diminum.
Air yang menggenang.
Walaupun kita kadang ragu akan kebersihannya, dalam keadaan
darurat air seperti ini masih dapat dimanfaatkan. Cara paling aman
untuk memanfaatkan air itu adalah dengan melakukan penyaringan.
Misalnya air hasil galian di pantai dan atau sungai yang kering. Air tersebut
harus mengalami proses lanjutan yaitu dengan dimurnikan terlebih dahulu.
Caranya adalah ukur jarak sekitar 5 – 7 meter diatas air pasang untuk
melakukan penggalian dengan cara membuat lubang kecil. Air yang didapat
dengan cara ini biasanya tidak mengandung garam. Sebagai catatan, air
yang segar akan terletak diatas air yang asin dalam lubang galian tersebut.
Air yang didapat dengan cara ini walaupun agak payau akan tetapi aman
untuk dikonsumsi. Apabila air masih terlalu payau maka dapat dilakukan
penggalian dengan penambahan jarak galian atau dilakukan penyaringan
Cara penyaringan air.
Pertama
penyaringan dapat dilakukan dengan menggunakan baju kaos yang
berlapis. Lebih baik kaos yang berwarna putih karena akan lebih jelas
terlihat apabila kaos penyaring tersebut kotor dapat dibersihkan terlebih
dahulu sebelum dilakukan penyaringan kembali.
Kedua.
Dengan cara melewatkan air kedalam bambu. Tabung bambu bagian
dasar dilapisi dengan kerikil dan ijuk atau bisa digunakan lapisan dedaunan
kering dan rumput kering sebagai penyaringnya. Perlu diingat juga bahwa
cara membersihkan air dapat dilakukan dengan mengendapkan selama 24
jam. Untuk menjaga kebersihannya, maka sebaiknya tempat pengendapan
ditutup rapat.
“INGAT! APABILA INGIN MINUM AIR, ambillah sedikit demi
sedikit/ isapan. Jangan langsung minum sebanyak-banyak apabila
menemukan air. Meminum sekaligus banyak hanya akan membuat
muntah seseorang yang sedang kekurangancairan (dehydrasi) sehingga
akan membuat keadaan menjadi lebih parah.”
Tanda dari hewan ke sumber air.
Hewan bertulang belakang memerlukan air secara tetap. Hewan
memamah biak biasanya hidup didekat air dan akan selalu berusaha di
dekat sumber air. Hewan ini memerlukan air setiap sore dan pagi hari,
bekas jejak hewan ini akan sangat jelas menuju ke lembah ke arah sumber
air
Burung pemakan buah tidak akan jauh dari sumber air. Binatang
ini minum pada pagi dan sore hari. Apabila burung ini terbang langsung
dan rendah maka itu tanda akan menuju air. Setelah minum burung tersebut
akan terbang dari pohon ke pohon dan sering beristirahat. Pastikanlah
lintasan terbang burung ini maka kemungkinan besar akan bertemu sumber
air.
Serangga sebagai tanda yang baik terutama lebah. Mereka bisa
terbang sekitar 6,5 Km dari sarang tetapi tidak mempunyai jadwal tetap
mencari air. Semut sangat memerlukan air, sekumpulan semut yang
berbaris menuju pucuk pohon untuk mengambil air yang terperangkap di
sana. Seringkali penampungan air ini satu-satunya didaerah yang kering.
Api.
“Kecil jadi sahabat besar jadi musuh” itulah api. Perapian merupakan
hal penting yang harus kita pelajari dalam survival. Fungsi api dalam
survival diantaranya sebagai penghangat tubuh, penerangan, menjauhkan
hewan berbahaya, memasak, memberi tanda-tanda atau kode dll. Bila
mempunyai bahan membuat api yang perlu diperhatikan adalah jangan
membuat api terlalu besar. Tapi buatlah api yang kecil beberapa buah. Hal
ini lebih baik dan memberi panas yang lebih merata.
Teknik membuat api tanpa korek api.
A. Dengan lensa
B. Dengan bordi
C. Dengan 2 batang kayu
D. Dengan 2 buah batu
Membuat perapian merupakan salah satuteknik hidup di alam bebas
yang sangat penting terutama dalam kondisi survival. Banyak manfaat yang
bisa diperoleh dari membuat perapian. Memasak, menghangatkan badan
serta menjauhkan kita dari binatang merupakan bagian darinya. Selain itu
perapian juga memberikan suatu efek psikologi yang besar. Kita akan
merasa tenang dan nyaman jika berada di dekatnya. Namun semakin besar
perapian, pengawasannya juga harus lebih ketat karena kemungkinan
terjadi kebakaran menjadi semakin besar juga. Selain itu kita dituntut untuk
sebijaksana mungkin memilih bahan-bahan kayu yang diperlukan.
Selain membuat perapian dalam tungku (hawu) di rumahnya,
beberapa penduduk Cihanjawar yang punya kebiasaan berburu dan
melewatkan beberapa hari di dalam hutan, memiliki teknik membuat api
dan perapian. Mungkin bagi masyarakat Cihanjawar sendiri, membuat
perapian seperti ini tentulah merupakan kebiasaan sehari-hari bagi mereka
dan tidak ada yang menarik. Dari beberapa kali pengamatan, mereka
ternyata telah melakukan prinsip-prinsip dasar dalam membuat suatu
perapian yang baik. Namun, terlebih dulu kita harus kembali mengingat
tiga unsur penting dalam membuat suatu perapian, yaitu panas, bahan bakar
dan udara. Setelah ketiga hal ini terpenuhi maka unsur penyusunan bahan
bakar perapian menjadi hal yang sangat penting. Selalu persiapkan terlebih
dahulu bahan bakar yang cukup. Pisahkanlah bahan ini berdasarkan
ukurannya. Pisahkan ranting-ranting kecil dengan ranting yang agak besar
dan batang kayu yang besar. Jika kayunya agak lembab ataupun basah,
sisiklah terlebih dahulu bagian yang basah atau bisa juga dengan membuat
cacahan-cacahan pada batangnya sehingga menyerupai bunga-bunga kayu.
Urutan kerjanya adalah sebagai berikut;
a. Siapkan bahan bakar yang cukup, ambilah sebatang kayu yang
berukuran sedang sebagai tumpuan bawah(Gambar 1a).
b. Lalu dapat dipalangkan dua buah kayu yang juga berukuran sedang
(Gambar 1b). Jangan sampai jarak antara tanah dengan kayu kedua terlalu
tinggi sehingga menyulitkan panas api (pembakaran) sampai ke atas. Hal
ini akan mengakibatkan kayu yang diatas sulit terbakar dan menjadi bara
sedangkan kayu yang telah menjadi bara dibawah akan cepat habis jika
tidak diberi “umpan” lagi.
c. Susun lagi ranting-ranting kecil dengan memalangkannya di atas
kedua kayu yang dibuat diatas (Gambar 1c). Pastikan ranting-ranting ini
tidak mudah terjatuh/menggelincir ke bawah. Oleh karena itu usahakan
kedua palang kayu tersebut tidak terlalu miring.
d. Susunlah ranting-ranting yang paling kecil sehingga api yang
muncul dapat dengan mudah membakar ranting tersebut. Jangan
menumpuk ranting secara berlebihan(Gambar 1d).
e. Nyalakan api dengan bantuan korek, atau pemantik (dalam bahasan
ini memang kita tidak akan membicarakan bagaimana membuat api dengan
metode-metode yang ada tapi lebih mengarah pada pembuatan perapian) di
bagian paling dasar. Gunakan bantuan daun-daun kering atau plastik
sampah.
f. Jika api sudah menjilat ranting-ranting yang paling kecil, tetap
lakukan perautan kayu menjadi bagian-bagian yang kecil dan digunakan
sebagai umpan. Usahakan agar lidah api membakar ranting atau daun
kering untuk memperbesar nyala api.
g. Apabila ranting terlalu ke sisi (sehingga tidak terbakar),
pindahkanlah ke bagian yang “terjilat”oleh lidah api.
h. Terus tumpuk ranting-ranting kayu sambil tetap memberi lubang
sebagai sirkulasi udarai. Perhatikan jarak antara sumber api dengan
ranting/kayu yang dibakarnya. Jangan terlalu jauh dan juga jangan sangat
berdekatan.
Dalam menyalakan api khususnya didaerah yang lembab, persiapkan
tipe bahan sebagai berikut;
a. Tinder (penyala), material kering yang akan menyala dengan panas
atau suatu percikan api.
b. Kindling (pemancing), material yang sudah disiapkan dan gampang
menyala yang akan ditambahkan setelah bahan tinder menyala.
c. Fuel (bahan bakar), material ini diperlukan saat api sudah menyala
besar dan baru dibutuhkan bahan pembakar yang agak besar dan terbakar
secara pelahan-lahan.
Cara – cara lain membuat api
Tehnik mengergaji kayu (fire saw). Cara ini membutuhkan tenaga
yang cukup besar dan kuat. Cara ini memanfaatkan efek panas akibat
gesekan kayu. Metodenya seperti menggergaji kayu dengan kayu lainnya,
sehingga menimbulkan bunga api. Biasanya kayu yang digunakan berbeda
antara kayu satu dengan kayu yang lainya. Kayu yang dipilih adalah kayu
yang empuk sehingga tidak terlalu sulit dalam melakukan penggergajian.
Tehnik menarik-narik dengan tali kayu (fire thong) Fire Thong adalah
cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu atau rotan kering yang ditarik
menyilang di atas sepotong kayu atau rotan kering. Kulit rotan tersebut
dililitkan pada sebatang pohon yang empuk, lalu ditarik oleh tangan kanan
dan kiri secara bergantian. Pada bagian bawahnya diberi sabut, kawul, atau
dedaunan kering yang siap menangkap bunga api.

Tehnik mengebor dengan tangan (hand drill)


Tehnik dengan menggurat-
gurat kayu (fire plow)

Tehnik membuat api dengan bor busur (fire bow)


Kita juga bisa memantik api dengan barang yang kita bawa, misalnya
pemantik, atau jenis lensa (teropong,kaca pembesar, dsb)
dengan pemantik
(flint)

dengan lensa
Setelah dapat membuat api, maka pengetahuan memasak dalam
survival juga perlu untuk dipelajari. Memasak dalam survival adalah
memberikan perlakuan terhadap bahan yangtersedia di alam untuk
dimanfaatkan (dimakan). Tujuan dari memasak diantaranya : mengadakan
sterilisasi, membuat bahan makanan agar mudah dicerna, menambah
kenikmatan, dan lain-lain. Apabila kita membawa peralatan memasak
lengkap tentu tidak akan menjadi masalah. Akan tetapi apabila peralatan
kita minim atau bahkan tidak membawa peralatan masak, kita bisa
menggunakan fasilitas dari alam sebagai sarana.
Cara memasak tersebut diantaranya;
a. Memasak dengan menggunakan kaleng bekas, pastikan kaleng yang
akan kita gunakan bersih.

b. Dengan menggunakan bambu, ambillah batang bambu yang masih


muda / masihhidup. Potong sesuai ukuran yang diperlukan. Masukkan beras
atau bahan makanan kedalam lubang bambu, kalau perlu tambah air.
Masukkan bambu tersebut ke dalam bara api.

c. Memasak dengan menggali lubang di tanah, buatlah lubang di tanah


secukupnya. Lalu daun tersebut dialasi dengan daun yang lebar yang bisa
menahan air. Masukkan beras yang telah di cuci dan direndam beberapa
saat ke lubang tersebut. Tutup dengan daun yang telah kita sediakan,
selanjutnya tutup kembali dengan tanah. Buat api unggun diatasnya yang
tidak terlalu besar tetapi menyala dengan konstan. Tunggu beberapa saat,
lalu kita buka lubang tadi dan selanjutnya nasi siap untuk dimakan.
d. Memasak dengan menggunakan kelapa muda, ambil buah kelapa
yang masih muda. Lalu kupas ujung bagian atasnya yang berfungsi sebagai
lubang. Masukkan beras yang kita cuci kedalam buah kelapa tadi.
Masukkan buah kelapa yang telah diisi beras tersebut kedalam bara api,
tunggu dan beberapa saat sampai nasi matang.
Banyak fasilitas dari alam yang dapat kita gunakan sebagai sarana
memasak. Hal initergantung pada kreatifitas dari survivor.
Etika Membuat Perapian
Terkadang membuat perapian menjadi suatu perdebatan di kalangan
penggiat alam terbuka dan pemerhati lingkungan.Beberapa hal yang perlu
dijadikan perhatian dalam membuat perapian adalah:
1. Buatlah perapian yang secukupnya, tidak terlalu besar dan
membutuhkan bahan bakar kayu yang banyak, sesuaikan dengan maksud
kita membuat perapian.
2. Jangan menebang kayu sembarangan! Walaupun terkadang hal ini
sangat kontradiktif dengan pembuatan perapian, bukan berarti membuat
suatu perapian dilarang sama sekali. Yang diperlukan adalah kebijaksanaan
kita saat membuat danmenggunakannya. Pilihlah kayu yang telah tumbang
ataupun mati yang cukupkering/tidak mengandung banyak air. Cukup
banyak ranting-ranting yang telah mati di dalam hutan dan dapat digunakan
daripada melakukan penebangan. Daun-daun kering juga dapat
dipergunakan sebagai “pemancing” dalam membuat perapian.
3. Pastikan perapian yang akan dipadamkan benar-benar telah
mati/padam. Setelah itu dikubur dalam tanah. Perhatikan bagian dasar dari
perapian terbuat dari gambut, tanah, atau akar-akar kayu yang menumpuk.
Sebaiknya membuat api di atas tanah karena akar ataupun gambut dapat
terbakar secara menjalar di lapisan bawah tanpaterlihat oleh kita.
“Membakar hutan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan
menanam pohon”.
BIVOUAC/SHELTER
Hal yang perlu diperhatikan adalah perlindungan terhadap cuaca
dingin karena hal ini yang paling sering mengakibatkan kematian para
pendaki. Cara mengatasi ancaman terhadap cuaca dingin ini termasuk salah
satu dari teknik survival. Tujuan pembuatan bivak adalah sebagai tempat
perlindungan yang nyaman untuk melindungi diri kita dari faktor alam dan
lingkungan yang ekstrim
Macam-macam bivak :
1. Bivak alam, menggunakan sarana alam seperti kayu dan dedaunan.
Atau denagn memanfaatkan kondisi alam (seperti, ceruk, pohon roboh,
lubang pada tanah, dsb)

2. Bivak buatan, menggunakan peralatan seperti ponco, jas hujan,


flysheet dll
3. Bivak perpaduan keduanya.

Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bivak


– Kondisi medan-
– tempat harus datar / rata / enak buat tidur
– kontruksinya kuat
– bukan merupakan jalan
hewan,manusia atau air- jangan di bawah pohon yang sudah tua/lapuk atau
di bawah tebing yang labil serta jangan terlalu merusak alam sekitar- dekat
dengan sumber air, bukan sarang nyamuk / serangga juga tanaman busuk
karena tempat itu tidak sehat dan kurang aman
– aman dari ancaman hewan atau keganasan alam (banjir,
lahar,longsor)
Jebakan ( Trap )
Salah satu keterampilan yang mendukung dalam melakukan kegiatan
survival adalah keahlian membuat trap. Trap ini digunakan survivor untuk
menangkap binatang untuk diambil dagingnya untuk dimakan. Membuat
trap kadangkala memerlukan bahan lainya, seperti : karet, kawat, tali, dan
sebagainya. Maka dari itu barang-barang tersebut tersedia didalam survival
kit. Dalam pembuatan trap, hendaknya diketahui hewan apa saja yang biasa
lewat atau tinggal di daerah itu. Dengan mengetahui hewan apa yang akan
ditangkap, kita dapat menyesuaikan jenis trap apa yang akan dibuat. Perlu
diingat bahwa trap akan sia-sia jika binatang yang telah terperangkap dapat
meloloskan diri. Maka dari itu, pembuatan trap biasanya dalam bentuk yang
sederhana tetapi mempunyai kekuatan yang baik. Untuk mempermudah
mendapatkan satwa ini maka kita memerlukan peralatan atau membuat
peralatan sebagai berikut ;
• Tali, adakalanya dalam keadaan survival diperlukan tali untuk
mengikat sesuatu atau sebagai alat bantu dalam pejalanan, sedangkan tali
buatan tidak tersedia dalam perlengkapan yang dibawa, untuk itu tali dapat
dibuat dari sobekan kain, rotan, akar, bambu atau pilinan/anyaman serat
tumbuhan.
• Pisau, dapat dibuat dengan menggunakan kulit luar bambu
( sembilu ), pecahan kaca, tulang binatang atau batuan yang diruncingkan
• Memancing, untuk tali dapat dibuat dari benang kain / pakaian atau
serat tumbuhan,sedangkan mata kail dibuat dari peniti, kawat, duri, kayu
atau tulang
• Racun, selain dengan peralatan mancing, mencari ikan dapat
dilakukan dengan menuba, di daerah pedalaman dilakukan dengan
menggunakan akar tuba sedang kanuntuk daerah pantai dapat dilakukan
dengan menggunakan buah Baringtonia yang ditumbuk dan ditebarkan ke
perairan yang banyak mengandung ikan.
• Senjata, dalam keadaan survival terkadang kita memerlukan senjata
untuk mempertahankan diri atau berburu binatang guna keperluan makan,
ada bebera pacara diantaranya dengan memakai tongkat kayu, bambu
runcing, tombak, boomerang, kapak atau panah yang kesemuanya dapat
dibuat sendiri dari bahan yangtersedia.
• Jerat,/Jebakan dan Jaring. Selain menggunakan senjata, untuk
menangkap hewan dalam kadaan survival, paling praktis adalah dengan
membuat jerat hewan. Jenis jerat bermacam macam tergantung jenis serta
ukuran hewan yang akan ditangkap. Jebakan diatas dibuat dengan cara
melobangi tanah, jenis mamalia kecil akanterjebak di dalam lobang karena
berbentuk seperti leher botol, hati-hati dalam mengambil tangkapan karena
bisa jadi yang masuk malah ular berbisa. Jerat yang aman dalam artian,
hewan yang kena tidak akan mati karena jebakannya adalah dengan
membuat jerat kaki, hewan yang menginjak jebakan akan terjerat kakinya.
Untuk jenis burung dapat menggunakan jaring yang dipasang diantara dua
pohon yang biasa dilalui burung. Burung yang terbang akan tersangkut di
jaring sehingga mudah untuk ditangkap.
Aturan dalam membuat perangkap:
1. hindari terlalu mencemari lingkungan, jangan pernah meninggalkan
tanda-tanda pernah berada di sana.
2. hilangka segala bau-bauan, peganglah perangkap sedikit mungkin,
jika bisa gunakan sarung tangan. Hilangkan bau manusia pada perangkap
dengan cara mengasapi bahan-bahan perangkap dengan asap api.
3. kamuflase, samarkan bekas potongan yang baru pada kayu yang
digunakan sebagai perangkap dengan lumpur. Tutupi tali atau kawat
perangkap yang di tanah agar terlihat lebih alami.
4. Buatlah dengan kuat. Binatang yang terperangkap akan berjuang
untuk hidupnya. Setiap bagian yang lemah dari perangkap akan segera
rusak.
Trap sangat banyak jenis dan macamnya, karena dalam pembuatan
trap tergantung kepada kreasi survivor. Kita akan membahas lima jenis trap
yang sering digunakan.
1. Trap Menggantung (Hanging Snare)
Perangkap model menggantung ini biasanya memanfaatkan :
a) Kelenturan dahan pohon.
b) Patok yang diberi lekukan dan dihubungkan dengan tali.
c) Tali laso yang lalu menghubungkan dahan pohon yang lentur
dengan patok, sehingga apabila laso goyang maka tali pada patok akan
lepas dan dahan pohon akan menarik, hingga akhirnya tali akan menjerat.
Perangkap ini ditujukan untuk menangkap binatang yang cukup besar
seperti : kelinci, ayam, bebek, dan lain lain.
2. Trap Tali Sederhana
Untuk binatang yang berukuran kecil, seperti burung dapat digunakan
perangkap tali sederhana yang diletakan di atas tanah ataupun digantung.
Tali laso yang telah diberi umpan diikatkan pada dahan pohon atau batu
yang berat. Sehingga apabila hewan telah terjerat, tidak bisa pergi kemana-
mana lagi.
3. Trap Lubang Penjerat
Perangkap ini adalah modifikasi dari perangkap tali dan perangkap
lubang. Perangkap ini terdiri dari :
a) Tali laso yang diikatkan pada dahan pohon yang kuat dan diletakan
mendatar.
b) Lubang perangkap yang digali, kedalamannya disesuaikan dengan
hewan yang akanditangkap. Mulut lubang disamarkan dengan dedaunan
dan laso diletakan di atasdedaunan tersebut.
c) Diberi umpan di atas dedaunan, ditengah laso.

4. Trap Menimpa
Perangkap lain yang ditujukan untuk menangkap binatang kecil lainya
adalah perangkap menimpa. Perangkap ini memanfaatkan berat kayu untuk
menindih. Modelini dikenal dengan nama Deadfall Snare. Yang diperlukan
dalam pembuatan perangkapini adalah :
a) Batang pohon besar ditumpukan pada kayu pohon lainya yang
saling menopang. b) Kayu pohon penopang yang saling berhubungan
dengan batang pohon besar dan jikasalah satu tersenggol, maka yang lain
akan jatuh dan menimpa.c) Umpan yang diletakan dekat dengan kayu
pohon penopang dan apabila tergerak,maka kayu pohon penopang akan
bergeser sehingga batang pohon besar akan jatuhmenimpa.
5. Kombinasi Trap Lubang dengan Trap Menimpa.
Perangkap ini merupakan kombinasi bentuk lubang perangkap dan
perangkap menimpa. Perangkap ini terdiri dari :
a) Batang pohon besar untuk menimpa mangsa.
b) Kayu pohon yang saling menopang.
c) Umpan.
d) Lubang perangkap lengkap dengan samarannya.

Cara kerjanya hampir sama dengan trap menimpa, tetapi ketika


mangsa tertimpa batang, ia akan langsung masuk ke lubang.
6. Perangkap yang menusuk (spear)
Perangkap ini bekerja dengan menancapkan sesuatu yang tajam,
hingga juga berbahaya bagi manusia.
7. Improvisasi
Dalam kondisi survive, seorang survivor hendaknya juga dituntut
dapt berimprovisasi. Terutama dalam tehnik mencari makanan dengan
membuat perangkap. Misal membuat drill bow, mata kail, tombak, bubu
(perangkap ikan tradisional) dsb

C. Makanan yang bisa di makan saat survival


Makanan merupakan salah satu faktor penting dalam teknik survival, bagaimana kita
mendapatkannya dialam dan yang manakah yang aman dikonsumsi adalah memerlukan pengetahuan
tersendiri. Oleh karena itu seorang penggiat alam terbuka harus paling tidak sedikit sedikit
mengetahui ilmu Biologi dan Zoologi Praktis…ini akan sangat menolong ketika kondisi tertentu.
Salah satu penunjang bagi perlindungan tubuh yang berasal dari dalam tubuh adalah makanan yang
dibutuhkan untuk menambah kalori, memberikan tenaga pada otot, and mengganti sel-sel yang rusak.

Sumber-sumber makanan :
Makanan dari hewan
1. Binatang lunak ( ulat kayu, cacing, siput, keong dll )
2. Serangga
3. Reptil
4. Unggas
5. Binatang bertulang belakang

Makanan dari tumbuhan


Tumbuhan terutama memberikan karbohidrat dan seratnya memperlancar pencernaan.
Ciri umum tumbuhan yang dapat dimakan :
1. Bagian tumbuhan yang masih muda ( pucuk/tunas)
2. Tumbuhan yang tidak mengandung getah
3. Tumbuhan yang tidak berbulu
4. Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap
5. Tumbuhan yang dimakan oleh hewan mamalia misal : kera
Langkah-langkah yang diperlukan apabila akan memakan tumbuhan :
1. Makan tumbuhan yang sudah dikenal
2. Makan jangan hanya satu jenis tumbuhan saja
3. Jangan memakan tumbuhan yang buahnya berwarna ungu karena dikhawatirkan
mengandung racun alkaloid
Cara memakan buah-buahan yang belum kita kenal adalah dengan mengoleskan sedikit ke
tangan tunggu reaksinya, apabila tidak ada rasa aneh (panas, pahit ) berarti cukup aman kemudian ke
bibir, lidah dengan prosedur yang sama setelah itu di makan tunggu 30 menit apabila tidak ada reaksi
berarti aman.
1. Sebaiknya masaklah terlebih dahulu bagian tumbuhan yang akan dimakan
2. Lebih baik jangan memakan jamur karena kebanyakan jamur adalah jenisnya dari yang
beracun.
Contoh tumbuhan yang dapat dimakan :
umbi tanahnya : talas, kentang, besusu, paku tanah
bagian batang : umbut muda pisang, sagu, rumput madu,rebung
buah : kelapa, arbei, strawbery hutan, nipah dll

biji : padi, jagung, rumput teki madura


bunga : turi, pisang
daun : rasamala, melinjo, tangkai dan daun begonia ,daun selada air ( arnong )
Tunas/pucuk : cemara

BAB III
PENUTUP

Daftar pustaka
http://survivalindonesia.wordpress.com/survival/keterampilan-survival/trapjebakan-
binatang/
http://agusmahendrachelenx.blogspot.com/2011/02/tehnik-kemampuan-survival.html
http://www.scribd.com/doc/14347052/1/II-2-Pengertian-Survival
https://survival491m.blogspot.com/2011/04/makanan-dalam-survival.html

Anda mungkin juga menyukai