NIM : 2110010064
Hukum Humaniter Internasional C
1. A. Kemukakan alasan yang dikemukakan kelompok penentang istilah Hukum Perang dan
tuliskan alasan penggunaan istilah Hukum Sengketa Bersenjata!
Kelompok penentang istilah "hukum perang" biasanya memiliki beberapa alasan sebagai
berikut:
Penggunaan istilah "hukum perang" dianggap membenarkan atau melegitimasi tindakan
militer atau konflik bersenjata. Mereka berpendapat bahwa penggunaan istilah ini dapat
menyiratkan bahwa perang adalah alat yang sah dalam menyelesaikan konflik, sementara
mereka mungkin mempromosikan perdamaian dan solusi diplomatik.
Istilah "hukum perang" seringkali terkait dengan doktrin-doktrin militer yang dapat
memberikan landasan hukum bagi tindakan-tindakan yang kontroversial dalam situasi
perang, seperti pengeboman wilayah sipil atau penggunaan senjata yang merugikan
warga sipil. Kelompok penentang berpendapat bahwa istilah ini dapat digunakan untuk
melegitimasi tindakan semacam itu.
Sementara itu, alasan penggunaan istilah "hukum sengketa bersenjata" adalah:
Istilah "hukum sengketa bersenjata" lebih mengarah kepada penyelesaian konflik dengan
cara hukum dan diplomasi. Ini mencerminkan pendekatan yang lebih damai dan
menekankan perlunya menghindari tindakan militer sebisa mungkin.
Menggunakan istilah ini dapat membantu menggeser fokus dari penggunaan kekuatan
militer ke penggunaan upaya-upaya damai dan penyelesaian sengketa melalui dialog,
mediasi, atau perundingan.
Istilah ini juga dapat membantu mempromosikan kerjasama internasional dan lembaga-
lembaga hukum internasional yang bertujuan untuk mencegah konflik dan melindungi
hak asasi manusia dalam situasi konflik bersenjata.
B. Kemukakan pengertian Hukum Perang dan HHI menurut Prof. Mochtar
Kusumaatmadja!
- Hukum Perang:
Hukum perang, menurut Prof. Mochtar Kusumaatmadja, adalah seperangkat aturan dan
prinsip yang mengatur perilaku negara-negara dan individu selama konflik bersenjata.
Tujuannya adalah untuk mengurangi penderitaan manusia yang disebabkan oleh perang
dan memastikan bahwa prinsip-prinsip kemanusiaan tetap dihormati. Hukum perang
mencakup berbagai aspek, termasuk perlindungan warga sipil, tawanan perang, dan
penggunaan senjata yang sah.
- Hukum Humaniter Internasional (HHI):
Hukum Humaniter Internasional adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
kumpulan aturan dan prinsip yang mengatur perlindungan terhadap korban perang dan
melarang penggunaan metode dan cara-cara yang melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan
selama konflik bersenjata. HHI juga dikenal sebagai "hukum perang" atau "hukum
konflik bersenjata." Ini mencakup ketentuan yang melindungi warga sipil, tawanan
perang, personel medis, dan properti sipil dalam situasi konflik.
C. Jelaskan beberapa tujuan HHI yang Sdra. Ketahui!
- Perlindungan Warga Sipil: HHI bertujuan untuk melindungi warga sipil yang tidak
terlibat dalam konflik bersenjata dan yang berada di wilayah konflik. Ini mencakup
larangan terhadap serangan sembarangan atau tidak proporsional yang dapat merugikan
warga sipil.
- Perlindungan Tawanan Perang: HHI melindungi tawanan perang dari perlakuan yang
tidak manusiawi atau diskriminatif. Tawanan perang harus diperlakukan dengan hormat
dan sesuai dengan norma-norma kemanusiaan.
- Perlindungan Personel Medis: HHI mengakui status khusus personel medis yang
memberikan perawatan medis selama konflik. Mereka tidak boleh diserang atau
disalahgunakan dalam konflik bersenjata.
- Larangan Penggunaan Senjata yang Merugikan: HHI mencakup larangan penggunaan
senjata yang dapat menimbulkan penderitaan yang berlebihan atau merugikan warga sipil
secara tidak proporsional.
- Fasilitasi Bantuan Kemanusiaan: HHI memfasilitasi penyediaan bantuan kemanusiaan
kepada mereka yang membutuhkan dalam konflik bersenjata.
- Mendorong Solusi Diplomatik: HHI mendorong negosiasi dan penyelesaian konflik
melalui cara-cara damai dan diplomasi, serta membatasi penggunaan kekuatan militer
sebagai upaya terakhir.
- Menghormati Prinsip Kemanusiaan: Secara umum, HHI mengajarkan penghargaan
terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan dan mengupayakan agar tindakan selama konflik
tidak mengabaikan nilai-nilai dasar kemanusiaan.
2. A. Jelaskan secara ringkas (satu persatu) sumber HHI yang juga merupakan sumber
Hukum Publik Internasional!
- Perjanjian Internasional (Treaties):
Sumber utama HHI adalah perjanjian internasional, seperti Konvensi Jenewa dan
Protokol Tambahan yang mengatur perlindungan dalam konflik bersenjata.
Perjanjian ini merupakan sumber hukum publik internasional karena melibatkan
kesepakatan antara negara-negara dan menciptakan norma-norma hukum yang berlaku
secara internasional.
- Kustom Internasional (Customary International Law):
HHI juga dapat bersumber dari praktik negara-negara yang dianggap sebagai hukum
kebiasaan internasional. Misalnya, praktik melindungi warga sipil dalam konflik telah
menjadi kebiasaan yang dihormati oleh banyak negara.
Kustom internasional adalah sumber hukum publik internasional karena mencerminkan
norma-norma yang diikuti secara luas oleh negara-negara di dunia.
- Prinsip-prinsip Umum Hukum (General Principles of Law):
Beberapa prinsip hukum umum, seperti prinsip-prinsip kemanusiaan, juga memainkan
peran dalam HHI. Prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dalam kasus-kasus yang tidak
diatur oleh perjanjian atau hukum kebiasaan yang lebih spesifik.
Prinsip-prinsip umum hukum adalah sumber hukum publik internasional karena mereka
merupakan norma-norma dasar yang terkait dengan tatanan hukum internasional secara
keseluruhan.
Sumber-sumber ini tidak hanya berlaku untuk HHI tetapi juga memengaruhi
perkembangan hukum publik internasional secara lebih luas. Mereka menciptakan
kerangka kerja hukum internasional yang berlaku untuk negara-negara di dunia.
B. Dalam Konvensi Den Haag 1899, terdapat dua prinsip utama yang mencerminkan
tujuan utama dari konvensi tersebut:
- Pemecahan Konflik melalui Arbitrase dan Mediasi:
Salah satu prinsip utama dalam Konvensi Den Haag 1899 adalah upaya untuk mendorong
negosiasi, arbitrase, dan mediasi sebagai cara damai dalam menyelesaikan konflik
internasional. Prinsip ini menggarisbawahi pentingnya penyelesaian konflik internasional
tanpa resort ke kekuatan militer. Konvensi ini menciptakan Pengadilan Arbitrase
Permanen sebagai mekanisme untuk menyelesaikan perselisihan antara negara-negara
secara damai.
- Pembatasan Penggunaan Senjata yang Merugikan:
Konvensi Den Haag 1899 juga berusaha untuk mengatur penggunaan senjata yang dapat
menimbulkan penderitaan yang berlebihan atau merugikan. Prinsip ini mencerminkan
keprihatinan tentang perlindungan prinsip-prinsip kemanusiaan selama konflik
bersenjata. Beberapa perjanjian di bawah Konvensi Den Haag 1899, seperti Konvensi
tentang Peluru Berpantul, mencoba membatasi penggunaan senjata tertentu dalam perang
demi mengurangi penderitaan yang tidak perlu pada warga sipil dan personel militer.
Konvensi Den Haag 1899 dan konvensi serupa yang diadakan pada tahun 1907 memiliki
peran penting dalam pengembangan hukum perang dan hukum humaniter internasional.
Mereka menetapkan dasar bagi upaya-upaya internasional untuk mengatur konflik
bersenjata dan melindungi prinsip-prinsip kemanusiaan selama perang.
C. Konvensi Jenewa 1949 adalah serangkaian perjanjian yang sangat penting dalam
hukum humaniter internasional. Konvensi ini menetapkan standar perlindungan terhadap
korban perang, termasuk warga sipil, tawanan perang, dan personel medis. Berikut adalah
beberapa hal penting yang terdapat dalam Konvensi Jenewa 1949:
- Perlindungan Warga Sipil: Konvensi Jenewa 1949 menekankan perlindungan warga
sipil yang tidak terlibat dalam konflik bersenjata. Ini mencakup larangan serangan
sembarangan atau tidak proporsional terhadap warga sipil serta perlindungan terhadap
hak-hak fundamental mereka.
- Perlindungan Tawanan Perang: Konvensi ini mengatur perlakuan yang harus diberikan
kepada tawanan perang. Tawanan perang harus diperlakukan dengan hormat, diberikan
perawatan yang layak, dan tidak boleh disiksa atau disalahgunakan.
- Perlindungan Personel Medis: Konvensi Jenewa 1949 melindungi personel medis dan
fasilitas medis yang memberikan perawatan kepada korban perang. Mereka harus
diberikan perlindungan khusus dan tidak boleh diserang selama mereka menjalankan
tugas medis mereka.
- Pengembalian Tawanan Perang: Konvensi ini mengatur kewajiban untuk
mengembalikan tawanan perang setelah berakhirnya konflik, serta memberikan informasi
tentang tawanan yang hilang kepada pihak berkepentingan.
- Perlindungan Terhadap Warga Sipil yang Terlantar: Konvensi Jenewa 1949 memberikan
perlindungan khusus kepada warga sipil yang terlantar atau terdampar akibat konflik
bersenjata, termasuk mereka yang berada di bawah pendudukan militer.
- Larangan Penggunaan Senjata yang Merugikan: Konvensi ini mengandung larangan
penggunaan senjata yang dapat menimbulkan penderitaan yang berlebihan atau
merugikan, seperti peluru beracun atau peluru tumpul.
- Penyelidikan dan Penuntutan Pelanggaran: Konvensi Jenewa 1949 menekankan
pentingnya menyelidiki dan menuntut pelanggaran terhadap hukum humaniter
internasional dan menghukum individu yang bertanggung jawab.