Anda di halaman 1dari 25

JENIS-JENIS KONFLIK BERSENJATA

ARMAN ANWAR
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PATTIMURA
JENIS-JENIS KONFLIK BERSENJATA
Ketegangan
dalam Negeri/
Internal
Disturbance
/tension

Konflik
Bersenjata

Non
International
International
Armed Conflict
Armed Conflict
International Armed Conflict

1. Pengertian umum International Armed Conflict

“Merupakan suatu sengketa bersenjata


yang terjadi antar dua atau lebih Negara
atau yang lebih populer disebut dengan
“perang” (war)”.

- Istilah:
• Sengketa bersenjata antar Negara,
• Konflik antar negara
PENGGUNAAN KEKUATAN MILITER
MENURUT HUKUM KEBIASAAN
INTERNASIONAL

 Dalam praktik dikenal dua. macam penggunaan


kekerasan:
 Negara melakukan penggunaan kekerasan sebagai pembalasan
(reprisal). pembalasan didefinisikan sebagai suatu tindakan bela diri
dari negara yang menjadi korban (reprisal arean act of self of the
injured states).
 Perbuatan yang mengindikasikan pada kebutuhan atau syarat perang
dan muncul istilah agresi dan provokasi. Negara melakukan
serangan bersenjata dengan segera karena ada potensi mengancam
keamanan negara (anticipatory self defence)
PENGGUNAAN KEKUATAN MILITER
MENURUT INSTRUMEN HUKUM
INTERNASIONAL

 Dalam Piagam PBB ada dua hal yang


memperbolehkan menggunakan kekerasan militer
(use of force) yaitu dalam hal:
 Bela diri secara perorangan dan secara bersama-sama (individual
self defence atau collective self defence) melawan serangan tentara
secara nyata atau dekat (in collective of individual self defence again
an actual inimenent armed attack).
 Ketika Dewan Keamanan secara langsung memberi ijin untuk
dipergunakan kekerasan (use of force) untuk memelihara
perdamaian dan keamanan intenasional sesuai dengan Bab VII
Piagam PBB.
PASAL 2 AYAT (4) PIAGAM PBB
MEMPERBOLEHKAN:

1. Intervensi kemanusiaan (humanitarian intervention) suatu


negara beleh menggunakan kekerasan untuk tujuan
kemanusiaan. Sebagai contoh perbuatan seperti ini
adalah pada tahun 1970 Israel berusaha melepaskan
penumpang yang sedang dibajak di Entebbe Uganda;
2. Intervensi untuk mendukung suatu negara menentukan
nasib sendiri (intervention to support self determination).
Negara-negara mendukung hak suatu negara untuk turut
campur dengan menggunakan kekerasan untuk
membangun kemerdekaan dari rezim kolonial. Contoh
India menggunakan kekerasan untuk memberhentikan
pengawasan Portugis di Gua dan mengklaim wilayáhnya
untuk kepentingan negara yang bersangkutan.
PASAL 2 AYAT (4) PIAGAM PBB
MEMPERBOLEHKAN:
3. Intervensi untuk menegakkan sosialisme
(intervention for socialism or the breznev
doctrine), dimana hak negara sosialis untuk
turut campur di negara sosialis lainnya ketika
sosialisime ini terancam
4. intervensi untuk penegakkan demokrasi
(intervention for Democracy). penggunaan
kekerasan yang digunakan oleh suatu negara
dalam rangka penegakkan demokrasi.
INTERNATIONAL ARMED CONFLICT
2. Berlakunya Konvensi Jenewa 1949, dan Jenis serta bentuk
sengketa bersenjata internasional yang diatur didalamnya
1. Kapan konvensi dinyatakan berlaku apakah hanya pada semua
peristiwa perang yang diumumkan (ada atau tidak pernyataan
perang) dan bagaimana bila keadaan perang tidak diakui oleh
salah satu antara mereka
2. Apakah konvensi dinyatakan berlaku hanya pada sengketa
bersenjata antar Negara saja ?
3. Apakah Konvensi ini juga berlaku untuk semua peristiwa
pendudukan sebagian atau seluruhnya dari wilayah Pihak
Peserta Agung, sekalipun pendudukan tersebut tidak menemui
perlawanan bersenjata ?
4. Apakah Konvensi ini hanya berlaku kepada Pihak Peserta
Agung, yang telah menjadi pihak peserta Konvensi Jenewa
1949 ?
INTERNATIONAL ARMED CONFLICT
2. Berlakunya Konvensi Jenewa 1949, dan Jenis serta
bentuk sengketa bersenjata internasional yang diatur
didalamnya

1. Kapan konvensi dinyatakan


berlaku apakah hanya pada semua
peristiwa perang yang diumumkan
(ada atau tidak pernyataan perang)
dan bagaimana bila keadaan
perang tidak diakui oleh salah satu
antara mereka ?
KONVENSI JENEWA 1949

Pasal 2 Konvensi-konvensi Jenewa 1949 :

Alinea (1). “Sebagai tambahan atas ketentuan-


ketentuan yang akan dilaksanakan dalam waktu
damai, maka Konvensi ini akan berlaku untuk semua
peristiwa perang yang diumumkan atau setiap
pertikaian bersenjata lainnya yang mungkin timbul
antara dua atau lebih Pihak Peserta Agung, sekalipun
keadaan perang tidak diakui oleh salah satu antara
mereka.
KONVENSI JENEWA 1949

Penjelasan Alinea (1)

Ada dua buah frasa penting yang terdapat dalam alinea


(1) Pasal 2 Konvensi Jenewa ini. Frasa tersebut
menyatakan bahwa
1. Konvensi Jenewa akan berlaku untuk “semua
peristiwa perang yang diumumkan” atau
2. “setiap pertikaian bersenjata lainnya yang mungkin
timbul antara dua atau lebih Pihak Peserta Agung,
sekalipun keadaan perang tidak diakui oleh salah
satu antara mereka”. (kebalikan dari frasa 1)
KONVENSI JENEWA 1949

Penjelasan Alinea (1):


Untuk memberlakukan Konvensi Jenewa ini, tidak
diperlukan lagi suatu pernyataan perang yang resmi,
atau pengakuan adanya suatu keadaan perang yang
sah. Konvensi ini akan berlaku sejak terjadinya
permulaan permusuhan. Dengan keberadaan suatu
konflik, maka hal tersebut telah menyebabkan
Konvensi Jenewa secara otomatis berlaku.
INTERNATIONAL ARMED CONFLICT
2. Berlakunya Konvensi Jenewa 1949, dan Jenis serta
bentuk sengketa bersenjata internasional yang diatur
didalamnya

2. Apakah konvensi
dinyatakan berlaku hanya
pada sengketa bersenjata
antar Negara saja ?
KONVENSI JENEWA 1949

Pasal 2 Konvensi-konvensi Jenewa 1949 :

Alinea (1). “Sebagai tambahan atas ketentuan-


ketentuan yang akan dilaksanakan dalam waktu
damai, maka Konvensi ini akan berlaku untuk semua
peristiwa perang yang diumumkan atau setiap
pertikaian bersenjata lainnya yang mungkin timbul
antara dua atau lebih Pihak Peserta Agung,
sekalipun keadaan perang tidak diakui oleh salah satu
antara mereka.
KONVENSI JENEWA 1949

Pencantuman frasa “setiap pertikaian bersenjata


lainnya…” dalam alinea (1) ini menegaskan bahwa
hal tersebut meliputi namun tidak terbatas pula pada
adanya perang antar negara saja, tetapi juga semua
sengketa bersenjata seperti tindakan polisionil, setiap
tindakan yang mengarah pada adanya intervensi
pasukan bersenjata, dan sebagainya, sebagai suatu
sengketa bersenjata dalam pengertian Pasal 2
walaupun keadaan perang tersebut tidak diakui oleh
pihak-pihak yang bersengketa.
INTERNATIONAL ARMED CONFLICT
2. Berlakunya Konvensi Jenewa 1949, dan Jenis serta
bentuk sengketa bersenjata internasional yang diatur
didalamnya

3. Apakah Konvensi ini juga berlaku


untuk semua peristiwa pendudukan
sebagian atau seluruhnya dari
wilayah Pihak Peserta Agung,
sekalipun pendudukan tersebut
tidak menemui perlawanan
bersenjata ?
KONVENSI JENEWA 1949

Pasal 2 Konvensi-konvensi Jenewa 1949 :

Alinea (2). “Konvensi ini juga akan berlaku


untuk semua peristiwa pendudukan sebagian
atau seluruhnya dari wilayah Pihak Peserta
Agung, sekalipun pendudukan tersebut tidak
menemui perlawanan bersenjata”.
KONVENSI JENEWA 1949

Pasal 2 Konvensi-konvensi Jenewa 1949 :

Penjelasan:
Alinea (2) ini menggambarkan adanya bentuk lain dari
suatu sengketa bersenjata internasional, yaitu situasi di
mana telah terjadi pendudukan militer. Pendudukan
militer adalah suatu tindakan militer di mana pasukan
asing telah berhasil menduduki dan menguasai wilayah
musuh secara de facto, atau mendirikan markas di
wilayah musuhnya.
KONVENSI JENEWA 1949

Pasal 2 Konvensi-konvensi Jenewa 1949 :

Penjelasan:
Alinea (2) Konvensi Jenewa tetap akan berlaku
sekalipun “pendudukan tersebut tidak menemui
perlawanan bersenjata”. Akan tetapi sebenarnya tidak
demikian. Frasa ini justru menegaskan bahwa
walaupun tidak terjadi perlawanan bersenjata jika
suatu pasukan asing telah berhasil menduduki wilayah
musuh, maka hal tersebut bukanlah berarti tidak ada
suatu keadaan perang.
INTERNATIONAL ARMED CONFLICT
2. Berlakunya Konvensi Jenewa 1949, dan Jenis serta
bentuk sengketa bersenjata internasional yang diatur
didalamnya

4. Apakah Konvensi ini hanya


berlaku kepada Pihak Peserta
Agung, yang telah menjadi pihak
peserta Konvensi Jenewa 1949 ?
KONVENSI JENEWA 1949

Pasal 2 Konvensi-konvensi Jenewa 1949 :

Alinea (3). Meskipun salah satu dari Negara-negara


dalam pertikaian mungkin bukan peserta Konvensi ini,
Negara-negara yang menjadi peserta Konvensi ini
akan tetap sama terikat olehnya di dalam hubungan
antara mereka. Mereka selanjutnya terikat oleh
Konvensi ini dalam hubungan dengan Negara bukan
peserta, apabila negara yang tersebut kemudian ini
menerima dan melaksanakan ketentuan-ketentuan
Konvensi ini”.
KONVENSI JENEWA 1949

Pasal 2 Konvensi-konvensi Jenewa 1949 :

Penjelasan:
Alinea (3) ini menjelaskan adanya dua hubungan, yaitu
hubungan antara negara yang berkonflik yang telah
menjadi pihak peserta Konvensi Jenewa 1949; serta
hubungan antara negara peserta Konvensi dengan
negara yang bukan (belum) menjadi pihak pada
Konvensi.
KONVENSI JENEWA 1949

Pasal 2 Konvensi-konvensi Jenewa 1949 :

Penjelasan:
Alinea (3) ini menjelaskan pada hakekatnya, alinea ini
dimaksudkan untuk menghapuskan “Klausula Siomnes”
yang terdapat dalam Konvensi-konvensi Den Haag 1899
dan 1907. Oleh karena itu dengan adanya alinea (3) dari
Pasal 2 Konvensi Jenewa ini, maka klausula tersebut sudah
tidak berlaku lagi. Konvensi Jenewa akan berlaku pada
permulaan terjadinya suatu sengketa bersenjata, terlepas
dari adanya keikutsertaan suatu negara pada Konvensi
tersebut.
KESIMPULAN:
KONVENSI JENEWA 1949, MENGATUR KONFLIK BERSENJATA
INTERNASIONAL TERDIRI DARI TIGA JENIS SITUASI, YAKNI

1. Perang yang dilakukan dengan cara-cara yang sah, dalam hal


ini perang yang didahului dengan pernyataan perang
(declaration of war) maupun peperangan yang tidak dilakukan
dengan cara-cara tersebut (declared/undeclared war);
2. Peperangan yang diikuti dengan adanya invasi atau
pendudukan dari pihak musuh (occupation); baik yang di
dalamnya menemui perlawanan maupun yang tidak; serta
3. Situasi yang menegaskan bahwa dalam situasi peperangan di
mana para pihak yang bersengketa adalah para pihak atau
bukan pihak pada Konvensi Jenewa 1949, maka hal tersebut
tidak menyebabkan tidak berlakunya Konvensi Jenewa 1949
itu sendiri
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA
MATERI KULIAH BERIKUTNYA:
APA SAJA JENIS KONFLIK BERSENJATA
INTERNASIONAL YANG BARU ?
(PROTOKOL TAMBAHAN I 1977 )

Anda mungkin juga menyukai