Anda di halaman 1dari 7

Lex Crimen Vol. VI/No.

2/Mar-Apr/2017

PERLINDUNGAN PENDUDUK SIPIL DALAM akan semakin bertambah meningkatnya semua


SITUASI PERANG MENURUT KONVENSI jenis kejahatan seperti pembajakan pesawat
JENEWA TAHUN 19491 udara, terorisme mengganas dimana-mana,
Oleh : Anastasya Y. Turlel2 serta penggunaan teknologi di bidang
persenjataan perang.3
ABSTRAK Keberadaan perang sulit di hapuskan atau di
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk hilangkan begitu saja meskipun usaha-usaha
mengetahui bagaimana Pengaturan dalam menciptakan perdamaian dunia sudah
Perlindungan terhadap Penduduk Sipil dalam banyak dilakukan oleh banyak pihak. Sejarah
Situasi Perang menurut Konvensi Jenewa tahun manusia hampir tidak pernah bebas daripada
1949 dan apa saja Bentuk Tindakan peperangan. Perang akan terjadi apabila
Pelanggaran Terhadap Penduduk Sipil menurut negara-negara dalam situasi konflik dan saling
Konvensi Jenewa tahun 1949, di mana dengan bertentangan merasa bahwa tujuan-tujuan
menggunakan metode penelitian hukum eksklusif mereka tidak bisa tercapai, kecuali
normatif disimpulkan bahwa: 1. Perlindungan dengan cara-cara kekerasan.4 Cara perang
dalam Konvensi Jenewa IV tentang untuk menyelesaikan sengketa merupakan cara
perlindungan penduduk sipil pada waktu yang telah di akui dan di praktikan sejak lama
perang, ditujukan agar negara-negara dapat ketika cara-cara lain telah menemui jalan
memperhatikan orang-orang yang wajib buntu. Sebaliknya cara damai dipandang
dilindungi berupa perlindungan umum dan sebagai aturan yang kurang di pakai untuk
perlindungan khusus. Kemudian, beberapa menyelesaikan sengketa dalam kehidupan atau
kelompok orang sipil yang dilindungi yaitu hubungan antarnegara. 5 Dalam perang
orang asing diwilayah pendudukan, orang yang jatuhnya korban dari pihak militer dianggap
tinggal di wilayah pendudukan, dan sebagai konsekuensi logis dari peristiwa
perlindungan interniran. 2. Pelaksanaan tersebut, tetapi jatuhnya korban dari
Konvensi Jenewa 1949 sebagai sumber hukum masyarakat sipil dianggap sebagai hal yang
bagi negara yang berperang harus memahami tidak seharusnya tidak terjadi. Secara normatif
ketentuan yang terdapat di dalamnya termasuk masyarakat sipil yang tidak bersenjata dan tidak
bentuk tindakan pelanggaran yang terdapat terlibat dalam konflik seharusnya menjadi pihak
dalam konvensi ini seperti pembunuhan yang yang bebas dan di lindungi keselematannya.6
disengaja, penyiksaan atau perlakuan yang Pada Perang Dunia I tahun 1918, berbagai
tidak manusiawi, deportasi atau pemindahan asumsi berkembang secara idealis dan normatif
penduduk, memaksa seseorang yang dilindungi tentang mencegah dan menciptakan tatanan
untuk bertugass dalam angkatan bersenjata, dunia yang damai demi kesejahteraan manusia.
menyandera serta perampasan harta benda Namun, tetap saja pada Perang Dunia II
tanpa pembenaran yang dilakukan secara merupakan perang terluas dalam sejarah yang
semena-mena. melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai
Kata kunci: Konvensi Jenewa, penduduk sipil. pasukan militer dan beberapa pihak
memperkirakan sekitar 60 juta tentara dan 40
PENDAHULUAN juta warga sipil diakibatkan karena wabah
A. Latar Belakang Masalah
Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada dasarnya telah memberikan
banyak manfaat yang begitu besar dalam
kehidupan manusia. Dunia modern tidak saja 3
Syahmin AK, Hukum Internasional Humaniter Bagian
membawa kita pada kemajuan teknolgi akan Umum, Armico, Bandung, 1985, hlm 1
4
tetapi, dengan adanya bayangan ketakutan Graham Evans dan Jeffrey Newnham, The Penguin
Dictionary of International Relations, London, Penguin
Books, 1998 hlm 565.
1 5
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Dr. Flora Pricilla Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa
Kalalo, SH, MH; Dr. Cornelis Dj. Massie, SH, MH Internasional, Sinar Grafika, 2004, Jakarta, hlm 2.
2 6
Mahsiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Ambarwati, et all, Hukum Humaniter Internasional,
13071101427 Rajawali Pers, 2012, Jakarta, hlm xxi

146
Lex Crimen Vol. VI/No. 2/Mar-Apr/2017

penyakit, kelaparan, pembataian, pengeboman, B. Rumusan Masalah


dan genosida yang disengaja.7 1. Bagaiamana Pengaturan Perlindungan
Pada abad ke-20, perang telah bervariasi terhadap Penduduk Sipil dalam Situasi
baik dalam skala, intensitas, maupun jenis Perang menurut Konvensi Jenewa tahun
senjata yang di gunakannya. Jenis senjata yang 1949?
mendominasi pada saat itu adalah senjata 2. Apa Saja Bentuk Tindakan Pelanggaran
nuklir yang mengubah skala intensitas perang Terhadap Penduduk Sipil menurut
secara drastis. Senjata nuklir seringkali tidak Konvensi Jenewa tahun 1949 ?
tepat sasaran dengan kata lain meleset dimana
ledakan tersebut jatuh di daerah yang bukan C. Metode Penelitian
sasaran militer tetapi rumah sakit, sekolah atau Berdasarkan permasalahan yang di teliti
benda budaya yang merupakan tempat bagi oleh penulis, maka metode yang di gunakan
kepentingan umum. Demikian juga senjata dalam penulisan hukum ini adalah metode
nuklir ini menimbulkan dampak yang di penelitian hukum normatif.
timbulkan tidak hanya pihak-pihak yang
berperang melainkan penduduk sipil juga tidak PEMBAHASAN
luput menanggung akibat dari ledakan nuklir.8 A. Pengaturan Hukum Terhadap Perlindungan
Perkembangan abad ke-20 yang kurang Penduduk Sipil dalam Situasi Perang
memperhatikan aspek keberadaan perang dan menurut Konvensi Jenewa 1949.
mengabaikan keselamatan pihak yang terlibat Keberadaan perang telah merubah
dalam perang baik pihak militer serta penduduk kebanyakan sikap orang atau lebih tepat sikap
sipil maka perlu adanya hukum yang mengatur dari pihak yang bertikai untuk tidak
sebagai cara dan alat untuk berperang. Hukum mengindahkan aturan yang telah diatur secara
humaniter internasional merupakan hukum internasional bagi hak-hak setiap orang
yang di buat untuk meringankan penderitaan terutama pihak penduduk sipil. Pengaturan
akibat kondisi perang dengan cara melindungi dalam Konvensi Jenewa tahun 1949
pihak yang tidak bisa mempertahankan diri memberikan perhatian terhadap pihak mana
dengan mengatur saran dan metode perang. 9 yang dapat dijadikan sebagai objek dalam
Hukum Humaniter mempunyai sumber utama peperangan atau pertikaian bersenjata.11
yang termuat dalam Konvensi Den Haag Pengaturan penduduk sipil dalam situasi
menentukan kewajiban negara-negara perang telah diatur dalam Konvensi Jenewa IV
berperang tentang perilaku pada waktu operasi mengenai Perlindungan Penduduk Sipil di
militer dan membatasi alat yang di gunakan Waktu Perang. Konvensi ini berlaku untuk
dalam berperang dan Konvensi Jenewa semua peristiwa perang yang diumumkan atau
dirancang untuk melindungi personil militer setiap sengketa bersenjata lainnya yang
yang tidak dapat lagi terlibat aktif dalam mungkin timbul antara dua atau lebih pihak-
permusuhan. Dalam konvensi ini terdapat pihak peserta agung, walaupun keadaan perang
empat bagian konvensi serta dua protokol itu tidak diakui oleh salah satu pihak antara
tambahan.10 mereka.12
Berdasarkan uraian di atas maka penulis 1. Kriteria Orang-orang yang dilindungi
tertarik untuk melakukan penelitian hukum (protected persons)
mengenai “Perlindungan Penduduk Sipil Dalam Orang-orang yang dilindungi dalam
Situasi Perang Menurut Konvensi Jenewa Tahun Konvensi Jenewa IV memiliki arti yang
1949” berbeda dengan 58 dalam arti ketiga
konvensi lainnya. Dalam kalimat terakhir
pasal 4 yang mengatakan bahwa orang-
7
“Perang Dunia II” https//id.wikipedia.org/wiki/ diakses
pada tanggal 15 Oktober 2016
8 11
Joseph S. Nye, Jr. Understanding International Conflict “Perlindungan Hukum Bagi Para Korban Perang
An Introduction to Theory and History, Harper Collins https://honeyvhaferkur.wordpress.com diakses pada
College Publisher, 1993, hlm 120 tanggal 6 Januari 2017
9 12
Ambarwati, et all, Loc.cit, hl xviii Syahmin AK. SH, P Hukum Internasional Humaniter
10
Ibid Bagian Umum, CV. Armico, Bandung, 1985, Hlm 65

147
Lex Crimen Vol. VI/No. 2/Mar-Apr/2017

orang yang dilindungi oleh Konvensi untuk melaksanakan tugas-tugas sosial


Jenewa I,II,III tidak dapat dipandang mereka pada waktu sengketa bersenjata
sebagai orang-orang yang dilindungi dan mereka tidak boleh dijadikan sasaran
dalam arti Konvensi Jenewa IV. Unsur serangan militer.14
pokok daripada pengertian orang yang
dilindungi dalam Konvensi Jenewa IV B. Bentuk Pelanggaran Terhadap Penduduk
adalah penduduk sipil. Sipil menurut Konvensi Jenewa tahun 1949.
2. Perlindungan Umum Yang dimaksud dengan pelanggaran dalam
Ketentuan umum mengenai kedudukan konvensi jenewa 1949 adalah tindakan-
dan perlakuan orang-orang yang tindakan yang dikategorikan sebagai
dilindungi pada pokoknya menetapkan pelanggaran-pelanggaran berat dalam konvensi
perlindungan diri dan kehormatan ini.15 Ketentuan pasal 49 Konvensi Jenewa I
manusia (umum). Berdasarkan Konvensi tahun 1949 diketahui bahwa konvensi
Jenewa IV perlindungan umum yang di membuat kategorisasi pelanggaran terhadap
berikan kepada penduduk sipil tidak ketentuan yang menjadi pelanggaran yang
boleh dilakukan secara diskriminatif. bersifat berat (grave breanches). 16
Penduduk sipil berhak atsa Berikut isi pasal 49:17
penghormatan pribadi, hak kekeluargaan “Pihak peserta agung berjanji untuk
dan kekayaan serta praktek ajaran menetapkan undang-undang yang diperlukan
agamanya. Terhadap mereka tidak boleh untuk memberi sanski pidana efektif terhadap
dilakukan tindakan sebagaimana orang-orang yang melakukan atau
disebutkan dalam pasal 27-3413 memerintahkan untuk melakukan salah satu
3. Perlindungan Khusus diantara pelanggaran berat atas konvensi ini
Disamping perlindungan umum yang seperti ditentukan dalam pasal berikut.
diberikan kepada penduduk sipil dalam “Tiap pihak peserta agung berkewajiban
sengketa bersenjata sebagaimana yang untuk mencari orang-orang yang disangka telah
telah diuraikan diatas, maka terdapat melakukan untuk memerintahkan untuk
pula sekelompok penduduk sipil tertentu melakukan pelanggaran berat yang
yang dapat menikmati perlindungan dimaksudkan, dan harus mengadili orang-orang
khusus. Dalam Konvensi Jenewa IV demikian, dengan tidakn memandang
perlindungan khusus diberikan kepada kebangsaannya. pihak peserta agung dapat
penduduk sipil yang tergabung dalam juga, jika dikehendakinya dan sesuai dengan
suatu organisasi yang bersifat sosial yang ketentuan perundang-undangan sendiri,
melaksanakan tugas sosialnya dengan meyerahkan kepada pihak peserta agung lain
membantu penduduk sipil lainnya pada yang berkepentinagn, orang-orang demikian
waktu sengketa bersenjata. Mereka untuk diadil, asal saja pihak peserta agung itu
adalah penduduk sipil yang menjadi dapat menunjukan suatu perkara prima facie.
anggota perhimpunan Palang Merah “Tiap pihak peserta gaung harus mengambil
Internasional dan anggota Perhimpunan tindakan-tindakan yang perlu untuk
Penolong Sukarela lainnya, termasuk memberantas selain pelanggaran berat yang
anggota pertahanan sipil. Pada saat ditentukan dalam pasal berikut, segala
mereka melaksanakan tugas-tugas perbuatan yang bertentangan dengan
bersifat sosial (sipil) biasanya mereka ketentuan konvensi ini.”
dilengakapi dengan sejumlah fasilitas “Dalam segala keadaan, orang yang dituduh
seperti transpotasi, dan bangunan harus mendapat jaminan peradilan dan
khusus maupun lambang-lambang
khusus. Apabila sedang melakukan
14
tugasnya mereka harus dihormati dan Arlina Permanasari, dkk, Loc.Cit, hlm 176
15
Anis Widyawati, SH., Hukum Pidana Internasional, Sinar
dilindungi artinya mereka harus dibiarkan Grafika, Jakarta, hlm 71
16
Arie Siswanto, Hukum Pidana Internasional, Penerbit
Andi, Yogyakarta, hlm 174
13 17
Arlina Permanasari, dkk, Op.cit hlm 170. Terjemahan Konvensi Jenewa tahun 1949, Pasal 49

148
Lex Crimen Vol. VI/No. 2/Mar-Apr/2017

pembelaan yang wajar, yang tidak boleh kurang “Pelanggaran-pelanggaran berat yang
menguntungkan dari jaminan yang diberikan dimaksudkan oleh pasal sebelumnya ialah
oleh pasal 105 dan jaminan-jaminan yang pelanggaran-pelanggaran yang meliputi
diberikan oleh konvensi jenewa mengenai perbuatan-perbuatan, apabila dilakukan
perlakuan tawanan perang.” terhadap orang atau milik yang dilindungi
Pasal ini meletakan landasan bagi suatu konvensi, yaitu pembunuhan sengaja,
sistem yang dipakai untuk menindas penganiyaan atau perlakuan tak
pelanggaran-pelanggaran (breaches) terhadap berprikemanusiaan, termasuk percobaan
konvensi ini. Sistem ini berlandaskan tiga biologis, meyebabkan dengan sengaja
kewajiban fundamental bagi pihak-pihak penderitaan besar atau luka berat atas badan
penandatangan yaitu: 18 atau kesehatan atau pembinasaan yang luas
1. Kewajiban untuk menetapkan dan tindakan pemilikan atas harta benda yang
perundang-undangan khusus untuk tidak dibenarkan oleh kepntingan militer dan
persoalan ini; yang dilaksanakan dengan melawan hukum dan
2. Kewajiban untuk mencari orang yang dengan semena-mena.
dituduh melanggar konvensi ini; Tidak hanya pelanggaran berat saja yang
3. Kewajiban untuk mengadili orang harus ditindas dengan perundang-undangan
tersebut, atau menyerahkan orang nasional tetapi all breaches of the present, the
tersebut kepada negara lain yang Contractimg Powers, having arranged for the
berkepentingan untuk diadili. repression of the various grave breaches and
Menurut Mochtar Kusumaatmadja, pasal 49 fixed an appropriate penalty for each, must
mengenai sanksi pidana ini dan kewajiban yang include a general clause in their national
ditetapkan didalamnya harus dihubungkan legislative enactments, providing for the
dengan ketentuan yang terdapat dalam pasal 1 punishments of other breaches of convention.
yang menentukan bahwa pihak penanda (semua pelanggaran masa kini, yang memiliki
tangan tidak saja harus menaati ketentuan kekuatan kontrak, setelah diatur untuk represi
konvensi, hukum dan kebiasaan perang berbagai pelanggaran berat dan hukuman
terhadap pelanggaran terhadap konvensi sesuai untuk masing-masing harus
tersebut pada umumnya disebut kejahatan menyertakan klausul umum dalam
perang (war crime).19 perundangan legislatif nasional mereka,
Selain itu Konvensi Jenewa I juga menyediakan hukuman untuk pelanggaran lain
menghendaki agar setiap negara menetapkan dari konvensi)21
perundang-undangan yang diperlukan untuk Konvensi III yang mengatur tentang
memberi sanksi pidana yang efektif terhadap perlindungan tawanan perang juga memuat
orang-orang yang melakukan atau ketentuan terhadap pelanggaran-pelanggaran
memerintahkan untuk melakukan pelanggaran- yang dikategorikan sebagai pelanggaran-
pelanggaran berat. Konvensi Jenewa I juga pelanggaran berat juga disesuaikan dengan
menetapkan kewajiban bagi negara-negara kepentingan-kepentingan tawanan perang.22
pihak untuk mencari dan mengadili orang- Dalam hal ini dapat dilihat dalam pasal 130
orang yang disangka melakukan atau sebagai berikut:
memerintahkan untuk melakukan pelanggaran- “Pelanggaran-pelanggaran berat yang
pelanggaran berat apapun kebangsaannya. dimaksudkan oleh pasal terdahulu adalah
pasal yang berkaitan dengan pasal 49 adalah pelanggaran yang meliputi perbuatan berikut,
pasal 50 dimana pasal ini menjelaskan apabila dilakukan terhadap orang atau milik
pelangaran-pelangaran yang dikategori sebagai yang dilindungi oleh konvensi pembunuhan
pelangaran berat (grave breaches).20 disengaja, penganiyaan atau perlakuan tak
Pasal 50 berprikemanusiaan, termasuk percobaan
biologis, menyebabkan dengan sengaja

18 21
Prof. KGPH. Haryomataram, Loc.Cit hlm 68 Jean S. Pictet, Comentary First Geneva Convention,
19
Ibid hlm 69 1952, hlm 368
20 22
Arie Siswanto, loc.cit hlm 175 Arie Siswanto, Loc Cit, hlm 176

149
Lex Crimen Vol. VI/No. 2/Mar-Apr/2017

penderitaan besar atau luka berat atas badan diberikan oleh konvensi jenewa mengenai
atau kesehatan, memaksa seorang tawanan- perlakuan tawanan perang.”
tawanan perang untuk berdinas dalam Pasal 147 :
ketentraman negara musuh, dan dengan “Pelanggaran-pelanggaran berat yang
sengaja merampas hak-hak tawanan perang dimaksudkan oleh pasal sebelumnya ialah
atau peradilan yang adil dan wajar yang pelanggaran-pelanggaran yang meliputi
ditentukan dalam konvensi ini.” perbuatan-perbuatan, apabila dilakukan
Sejalan dengan tiga konvensi sebelumnya, terhadap orang atau milik yang dilindungi
Konvensi Jenewa IV 1949 juga memuat konvensi, yaitu pembunuhan sengaja,
ketentuan serupa tentang kriminalisasi, penganiyaan atau perlakuan tak
kewajiban untuk menetapkan peraturan berprikemanusiaan, termasuk percobaan
perundang-undangan untuk memberikan biologis, meyebabkan dengan sengaja
pidana bagi pelanggaran berat dimuat dalam penderitaan besar atau luka berat atas badan
pasal 146, sedangkan kategori pelanggaran atau kesehatan atau pembinasaan yang luas
berat dalam konteks Konvensi Jenewa IV ada dan tindakan pemilikan atas harta benda yang
dalam pasal 147.23 tidak dibenarkan oleh kepentingan militer dan
Pasal 146 : yang dilaksanakan dengan melawan hukum dan
“Pihak peserta agung berjanji untuk dengan semena-mena.”
menetapkan undang-undang yang diperlukan Ketentuan dalam Konvensi Jenewa
untuk memberi sanski pidana efektif terhadap membawa makna penting yang lain dalam
orang-orang yang melakukan atau kerangka menjamin agar pelaku pelanggaran
memerintahkan untuk melakukan salah satu berat diadili dan memikul konsekuensi hukum
diantara pelanggaran berat atas konvensi ini yang semestinya. Jaminan ini dilakukan melalui
seperti ditentukan dalam pasal berikut.” pengaturan tentang kewajiban negara untuk
“Tiap pihak peserta agung berkewajiban mengadili tersangka pelaku pelanggaran berat
untuk mencari orang-orang yang disangka telah tanpa memandang kewarganegaraanya yang
melakukan untuk memerintahkan untuk disertai dengan kemungkinan negara pihak
melakukan pelanggaran berat yang yang bersangkutan menyerahkan tersangka itu
dimaksudkan, dan harus mengadili orang-orang ke negara pihak lain yang dianggap
demikian, dengan tidakn memandang berkepentingan.24
kebangsaannya. pihak peserta agung dapat Pengaturan ini menjadi penting karena
juga, jika dikehendakinya dan sesuai dengan bergeser dari konsep jurisdiksi nasionalitas
ketentuan perundang-undangan sendiri, yang sebelumnya cukup kuat dianut negara-
meyerahkan kepada pihak peserta agung lain negara dalam konteks pelanggaran hukum
yang berkepentinagn, orang-orang demikian perang. Melalui ketentuan ini, seorang warga
untuk diadil, asal saja pihak peserta agung itu negara asing pun dapat diadili di suatu negara
dapat menunjukan suatu perkara prima facie.” kalau ia disangka melakukan pelanggaran berat
“Tiap pihak peserta gaung harus mengambil terhadap Konvensi Jenewa 1949. Sementara itu
tindakan-tindakan yang perlu untuk ketentuan pasal 86 Protokol Tambahan I (1977)
memberantas selain pelanggaran berat yang juga memuat pengaturan yang penting dalam
ditentukan dalam pasal berikut, segala konteks penegakan hukum dalam kejahatan
perbuatan yang bertentangan dengan perang dan dalam kejahatan internasional
ketentuan konvensi ini.” lainnya. Pasal tersebut memuat pengaturan
“Dalam segala keadaan, orang yang dituduh tanggung jawab atasan (superior responsibility)
harus mendapat jaminan peradilan dan yang belakangan juga menjadi sebuah prinsip
pembelaan yang wajar, yang tidak boleh kurang yang penting dalam hukum pidana
25
menguntungkan dari jaminan yang diberikan internasional.
oleh pasal 105 dan jaminan-jaminan yang
24
Lihat pasal 49 Konvensi Jenewa I (1949), Pasal 50
Konvensi Jenewa II (1949), Pasal 129 Konvensi Jenewa III
(1949), Pasal 146 Konvensi Jenewa IV (1949)
23 25
Ibid Arie Siswanto. Loc. Cit hlm 183

150
Lex Crimen Vol. VI/No. 2/Mar-Apr/2017

Adapun individu yang melanggar Konvensi banyak dilakukan oleh banyak pihak,
Jenewa 1949 yaitu seorang Jendral Tihomir sehingga pada tahun 1949, negara-
Blaskic, ia adalah seorang mantan komandan negara sepakat untuk membentuk
pada dewan pertahanan Kroasia (Croatian Konvensi Jenewa IV tentang
Defense Council / HVO). Dalam kapasitasnya perlindungan penduduk sipil pada
sebagai komandan Blaskic didakwa melakukan Wwktu perang, sehingga negara-negara
6 jenis pelanggaran yang diatur dalam Konvensi dapat memperhatikan orang-orang yang
Jenewa 1949 pasal 2 statuta ICTY, 11 jenis wajib dilindungi. Perlindungan yang
pelanggaran atas kebiasaan perang dimana diberikan yaitu perlindungan umum dan
penuntut menarik dakwaanya dan 3 jenis perlindungan khusus. Kemudian,
kejahatan kemanusiaan (crime against beberapa kelompok orang sipil yang
humanity).26 dilindungi yaitu orang asing diwilayah
Ia didakwa serangkaian kekejaman yang pendudukan, orang yang tinggal di
dilakukan terhadap kaum muslim Bosnia antara wilayah pendudukan, dan perlindungan
bulan mei 1992 sampai januari 1994. Jendaral interniran.
Tihomir Blaskic dikenai dakwaan Pelanggaran 2. Pelaksanaan Konvensi Jenewa 1949
Berat Konvensi Jenewa 1949.27 Beberapa sebagai sumber hukum bagi negara yang
pelanggaran yang dilakukan Blaskic antara lain, berperang harus memahami ketentuan
penganiayaan (presecution), serangan illegal yang terdapat di dalamnya termasuk
terhadap penduduk sipil dan harta benda, bentuk tindakan pelanggaran yang
menyadera warga sipil, pembunuhan sengaja terdapat dalam konvensi ini seperti
(willful killing) yang secara sengaja pembunuhan yang disengaja, penyiksaan
menyebabkan penderitaan berat atau luka atau perlakuan yang tidak manusiawi,
badan yang serius, pembunuhan, perlakuan deportasi atau pemindahan penduduk,
tidak manusiawi, serta penghancuran dan memaksa seseorang yang dilindungi
perampasan harta penduduk sipil. Atas 6 jenis untuk bertugass dalam angkatan
pelanggaran berat seperti yag diatur dalam bersenjata, menyandera serta
Konvensi Jenewa 1949 mantan Jendral besar perampasan harta benda tanpa
tersebut kemudian dijatuhi hukuma 45 tahun pembenaran yang dilakukan secara
penjara, namun pada tahun 2004 Mahkamah semena-mena.
Kejahatan Perang untuk bekas Yugoslovia,
dalam sidang banding melonggarkan sanksi B. Saran
terhadap Blaskic, yang tadinya 45 tahun 1. Dalam setiap terjadinya konflik baik
penjara menjadi 9 tahun penjara.28 konflik internal maupun konflik antar
negara diharapkan untuk dapat
menyelesaikan atau mencari jalan keluar
PENUTUP dengan cara damai agar terhindar dari
A. Kesimpulan pertikaian bersenjata antar negara
1. Setiap peperangan yang terjadi, selalu sehingga tidak ada lagi jatuhnya korban
menimbulkan korban, baik korban pihak dari pihak penduduk sipil.
militer maupun korban penduduk sipil. 2. Negara-negara yang sedang berperang
Usaha dalam mencegah perang sudah diharapkan agar dapat mematuhi dan
melaksanakan Konvensi Jenewa sebagai
26 Hukum yang mengatur tentang perang
ICTY, “The Presecutor of the Tribunal Against Tihomir
Blaskic” online, http://un.org/icty/indictment.com diakses sehingga penduduk sipil dapat dilindungi
pada tanggal 23 januari 2017. dalam setiap pertikaian bersenjata atau
27
Statuta International Criminal Tribunal for the former perang sehingga mereka merasa aman
Yugoslovia (ICTY) Article 2 Grave breaches of the Geneva dimana negara melindungi mereka
convention of 1949
28
“Studi Kasus Pelanggaran HAM berat untuk Bekas
berdasarkan Konvensi Jenewa IV.
Negara Yugoslovia”,
http://www.scribd.com/doc/46512189 diakses pada
tanggal 23 januari 2017

151
Lex Crimen Vol. VI/No. 2/Mar-Apr/2017

DAFTAR PUSTAKA Starke, J G,. 1998. Introduction to International


Adolf, Huala. 2004. Hukum Penyelesaian Law. London: Butterworth Ltd.
Sengketa Internasional. Jakarta: Sinar Widyawati, Anis. 2014. Hukum Pidana
Grafika. Internasional. Jakarta: Sinar Grafika.
Ambarwati, et al. 2012. Hukum Humaniter Instrumen Hukum Nasional dan Internasional
Internasional dalam Studi Hubungan Departemen Kehakiman RI. Konvensi Jenewa
Internasional. Jakarta: Rajawali Pers. Tahun 1949: Geneva Convention of 1949.
Dinstein, Yoram. 2004. War, Agression and Self Jakarta: Direktorat Jendral Hukum dan
Defense. Ed.3. Cambridge: Cambridge Pers Perundang-Undangan Departemen
University. Kehakiman. 1999.
Dellisen, Astrid,. 1979. Humanitarian Law of Konvensi Jenewa I/1949
Armed Conflict Challenge Ahead. Konvensi Jenewa II/1949
Playmouth. Konvensi Jenewa III/1949
Dunant, Henry. A Memory Of Seolferino. Konvensi Jenewa IV/1949
Evans, Graham dan Jeffrey Newham. 1998. The Protokol Tambahan I/1977
Penguin Dictionary of International Protokol Tambahan II/1977
Relations. London: Penguin Books Sumber Lainnya
Haryomataram, KGPH,. 2012. Pengantar Henckaerts, Marie, Jean. 2005. “Hukum
Hukum Humaniter. Yogyakarta: Penerbit Humaniter Internasional Kebiasaan”. ICRC.
Andi. Jurnal Hukum Volume 87, Nomor 857,
.1994. Sekelumit Maret.
tentang Hukum Humaniter. Surakarta: Sulistia, Teguh. “Perlindungan Hak Asasi
Sebelas Maret University Press Manusia dan Hukum Humaniter”. Jurnal
ICRC. 2002. Hukum Humaniter Internasional Hukum: Volume 16, Nomor 1, Tahun 2004.
Menjawab Pertanyaan-pertanyaan Anda. Suardi, Konflik Bersenjata dalam Hukum
Geneva, Switzerland: ICRC Humaniter Internasional, Jurnal Ilmiah
Iskandarsyah. 1999. Pengantar Hukum Santika: Vol. 2 No. 3 Juli Tahun 2005.
Humaniter. ICRC. Edisi kelima. Jakarta: PT https://arlina100.wordpress.com/2009/01/11/
Gramedia Pustaka. konflik-bersenjata-internasional-dan-konflik-
Kusumaatmadja, Mochtar. 1989. Konvensi- bersenjata-non-internasional-apa-bedanya/
konvensi Palang Merah Internasional 1949. di akses pada tanggal 23 januari 2017
Bandung: Bina Cipta. http://www.icrc.org/eng/resources/documents
K., Syahmin A,. Hukum Internasional /interview/2012/12-10-niac-non-
Humaniter. Bandung: C.V. Armico. international-armed-conflict.htm
Nye, Joseph S. Jr,. 1993. Understanding http://id.wikipedia.org. “Lahirnya Konvensi
International Conflict: An Introduction to Jenewa 1949” tanggal 8 Januari 2017.
Theory and History Harper Collins College https://honeyvhaferkur.wordpress.com.
Publisher. “Perlindungan Hukum bagi Para Korban
Permanasari, Arlina, et al.,Ed. 2002. Pengantar Perang”. Tanggal 6 Januari 2017.
Hukum Humaniter Internasional. Jakarta: http://www.scribd.com/doc/46512189 “Studi
ICRC. Kasus Pelanggaran HAM berat untuk Bekas
Pictet, Jean. 1952. Commentary First Geneva Negara Yugoslovia”, diakses pada tanggal
Convention. 23 januari 2017
Sefriani. 2010. Hukum Internasional Suatu https://arlina100.wordpress.com/2009/01/11/
Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. konflik-bersenjata-internasional-dan-konflik-
Siswanto, Arie. 2015. Hukum Pidana bersenjata-non-internasional-apa-bedanya/
Internasional. Yogyakarta: Penerbit Andi. di akses pada tanggal 23 januari 2017
Soekanto, Soerjono., Mamudji, Sri. 2009. http://www.icrc.org/eng/resources/documents
Penelitian Hukum Normatif Cetakan ke 11. /interview/2012/12-10-niac-non-
Jakarta: RajaGrafindo Persada international-armed-conflict.htm

152

Anda mungkin juga menyukai