Anda di halaman 1dari 14

e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Ilmu Hukum (Volume 4 Nomor 2 Agustus 2021)

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PERLINDUNGAN PENDUDUK


SIPIL DALAM SITUASI PERANG MENURUT KONVENSI JENEWA 1949
(STUDI KASUS KONFLIK BERSENJATA ISRAEL-PALESTINA DALAM
KASUS OPERATION CAST LEAD 27 DESEMBER 2008-20 JANUARI
2009)
Gede Genni Nanda Mahardika1, Dewa Gede Sudika Mangku2, Ni Putu Rai Yuliartini3
Program Studi Ilmu Hukum
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

Email: { genninanda06@gmail.com, dewamangku.undiksha@gmail.com, raiyuliartini@gmail.com}

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bentuk pelanggaran terhadap penduduk sipil dalam
konflik Israel-Palestina di jalur Gaza pada Operation Cast Lead 27 Desember 2008-20 Januari 2009 dan
Mekanisme Penegakan hukum terhadap Pelanggaran Perlindungan ditinjau dari Konvensi Jenewa IV 1949.
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan menggunakan
jenis pendekatan perundang- undangan dan pendekatan kasus. Adapun bahan hukum digunakan adalah bahan
hukum primer, sekunder, dan tersier yang berguna untuk mendapat konklusi yang relevan dengan permasalahan
pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Bentuk-bentuk pelanggaran terhadap penduduk sipil
yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina di Jalur Gaza Pada Operation Cast Lead 27 Desember 2008-20
Januari 2009 dapat dikategorikan menjadi dua jenis kategori kejahatan yaitu Kejahatan Terhadap Kemanusiaan
(crimes against humanity) dan kategori Kejahatan Perang (war crimes), 2) Mekanisme penegakan hukum
terhadap perlindungan penduduk sipil melalui ICC dapat diselesaikan melalui referensi Dewan Keamanan PBB.

Kata Kunci: Perlindungan hukum, Penduduk Sipil, dan Konflik Israel-Palestina

ABSTRACT
This study aims to find out and understand the form of violations of the civilian population in the Israel-
Palestinian conflict in the Gaza Strip on the Operation Cast Lead December 27, 2008-20 January 2009 and the
law enforcement mechanism for protection violations in terms of the Geneva Convention IV 1949. This research is
a study Using the normative legal research method using the type of legislation and case approach approach. The
legal material is used is primary, secondary and tertiary legal materials that are useful for obtaining conclusions
relevant to the problem in this study. The results showed that 1) forms of violations of the civilians carried out by
Israel against Palestine in the Gaza Strip on the Operation Cast Lead December 27, 2008-20 January 2009
can be categorized into two types of crime categories namelycrimes against humanity (Crimes Against
Humanity) and Category of War Crimes, 2) Law enforcement mechanisms against the protection of
civilians through the ICC can be resolved through unification council references.

Keywords: Legal protection, Civilians, and the Israeli-Palestinian Conflict

591
PENDAHULUAN kejahatan/pelanggaran terhadap Hukum Humaniter
Secara umum diketahui bahwa di dalam Internasional.
setiap peperangan pasti ada pihak–pihak yang Sengketa merupakan suatu hal yang tidak
harus mendapatkan perlindungan. Salah satu bisa dihindari dalam hubungan antar negara.
diantara pihak-pihak tersebut adalah warga sipil. Sengketa dapat dibagi menjadi sengketa
Istilah warga sipil dalam Bahasa Inggris dapat bersenjata dan sengketa tidak bersenjata.
ditemukan padanannya dalam kata “civilian”. Di Sengketa bersenjata sendiri juga dapat
dalam Black’s Law Dictionary, civilian diartikan dibedakan menjadi dua, yaitu international armed
sebagai a person not serving in the military (Garner, conflict atau konflik bersenjata internasional dan
1962: 262). Dengan kata lain warga sipil adalah non- international armed conflict atau konflik
orang–orang yang ada di luar anggota militer. bersenjata yang tidak bersifat internasional yang
Masyarakat sipil sering turut merasakan juga dapat disebut juga sebagai konflik internal.
kerugian akibat perang dimana terkadang sipil Perbedaan utama antara non-international armed
sendiri digunakan sebagai target bagi kepentingan conflict dan international armed conflict dapat
militer. Sipil digunakan sebagai tameng dalam dilihat dari status hukum para pihak yang
banyak hal, seperti penempatan sipil dalam military bersengketa. Status hukum para pihak yang
object maupun sebagai alat untuk mencapai bersengketa dalam international armed conflict
kepentingan militer dari masing-masing pihak. Saat adalah kedua pihak memiliki status hukum yang
perang berlangsung, hak asasi masyarakat sipil lebih sama, karena keduanya adalah negara (sebagaimana
sering terabaikan daripada diperjuangkan dan dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 2 Konvensi
diperhatikan. Hak asasi masyarakat sipil dalam Jenewa 1949) atau paling tidak, salah satu pihak
konflik bersenjata inilah yang perlu untuk dalam konflik tersebut adalah suatu entitas yang
dilindungi, karena seperti yang sudah dikatakan dianggap setara dengan negara sesuai dengan
diatas bahwa sangat penting untuk semua pihak persyaratan yang tercantum dalam Pasal 1 ayat
supaya tetap berpegang teguh pada prinsip - prinsip (4) juncto Pasal 96 ayat (3) Protokol Tambahan I
dasar HAM yang salah satunya adalah hak untuk 1977. Salah satu penyebab terjadinya international
tidak disiksa. armed conflict adalah keinginan dari suatu negara
Hukum Jenewa merupakan salah satu sumber untuk menduduki (occupied) wilayah negara lainnya
hukum utama bagi Hukum Internasional Humaniter guna memperluas wilayahnya atau untuk maksud
karena mengandung ketentuan-ketentuan yang mengeksploitasi kekayaan alam yang berada di
mengatur perlindungan internasional bagi kombatan, wilayah negara lain (Haryomataram, 1994: 35).
bagi mereka yang berhenti bertempur (hors de Akibat dari konflik antar negara ini dapat
combat); pengaturan di wilayah pendudukan, menyebabkan terjadinya perang yang menyebabkan
perlindungan bagi penduduk sipil, obyek-obyek banyak korban baik itu korban materiil maupun
sipil, barang-barang budaya, lingkungan hidup dan korban jiwa.
sebagainya. Perlindungan terhadap penduduk sipil Salah satu contoh kasus international
ini diatur secara rinci dalam Konvensi Jenewa IV armed conflict adalah konflik antara Israel dengan
(Geneva Convention), yang dikenal dengan Palestina. Konflik ini telah terjadi sejak tahun 1948
perlindungan umum karena mengatur perlindungan ketika Israel menyerang Mesir, Yordania, Syria dan
terhadap penduduk sipil secara menyeluruh (general berhasil merebut Sinai, Jalur Gaza, dataran tinggi
principle), dan dalam Protokol Tambahan 1977 Golan (Syria), tepi Barat dan Yerussalem
khususnya dalam bagian IV. Dalam bagian ini diatur (Yuliantinigsih, 2009: 111). Sebelumnya Inggris
perlindungan umum (general protection), bantuan mengeluarkan Deklarasi Balfour tahun 1917 yang
terhadap penduduk sipil (relief in favour of the menjanjikan sebuah negara bagi bangsa Yahudi di
civilian population), dan perlakuan terhadap Palestina, dengan menghormati hak-hak umat non-
penduduk sipil yang berada dalam kekuasaan pihak Yahudi di Palestina (Jimmy Carter, 2010: 3).
yang bersengketa (treatment of persons in the Sampai sekarangpun perdamaian antara kedua belah
power of a party to conflict) (Haryomataram, pihak masih belum terwujud, ditambah lagi terjadi
1994: 30). Dengan demikian, prinsip pembedaan ketidaksepakatan tentang masa depan Palestina dan
(distinction principle) merupakan aturan dasar hubungan yang tidak harmonis diantara faksi-faksi
normatif yang mengikat semua pihak dari di Palestina sendiri hingga jutaan dari warga
pelaksanaan prinsip perlindungan terhadap Palestina terpaksa mengungsi ke Libanon, Yordania,
penduduk sipil, dan berfungsi sebagai sarana Syria, Mesir dan lain-lain.
Contoh yang lain ada sekitar 30 penduduk Penduduk Palestina juga mengalami kesulitan untuk
sipil Palestina yang tewas dibunuh ketika tentara mengungsi dan mendapatkan bantuan kemanusiaan
Israel menembaki sebuah bangunan tempat dari luar karena adanya blokade di perbatasan
berlindungnya 110 penduduk sipil Palestina di Pelestina dan Mesir. Serangan Israel juga telah
wilayah pemukiman Zeitoun di Gaza Tengah menghancurkan rumah-rumah, tempat ibadah, dan
(http://www.amnesty.org). Konflik yang baru-baru kantor lembaga bantuan PBB dan infrastruktur
ini terjadi dan yang menyita perhatian dunia lainnya.
adalah agresi Israel kepada Palestina di Jalur Selama konflik antara Israel-Palestina,
Gaza sejak tanggal 27 Desember 2008-20 Januari kehidupan di Palestina menjadi kacau, penduduk
2009 atau yang dikenal dengan sebutan Operation sipil dibayang-bayangi oleh rasa ketakutan. Korban
Cast Lead (http://www.securitycouncilreport.org). dari kedua pihak sangatlah banyak, terutama dari
Dunia internasional dikejutkan dengan adanya penduduk sipil Palestina (Haryomataram, 1994:93).
serangan melalui pemboman lewat udara maupun Berdasarkan Konvensi Jenewa IV/1949 dan Protokol
darat yang dilakukan oleh Israel terhadap Tambahan I/1977, penduduk sipil merupakan pihak
Palestina di Jalur Gaza. Serangan ini sebenarnya yang harus dilindungi dan tidak boleh diserang.
ditujukan untuk melumpuhkan pejuang Seperti yang tercantum dalam Pasal 4 Konvensi
Harakat al Muwaqawwamatul Islamiyah (HAMAS) Jenewa IV/1949 “Persons protected by the
atau secara harawiyah disebut sebagai Gerakan Convention are those who, at a given moment and
Perlawanan Islam agar menghentikan serangan in any manner whatsoever, find themselves, in
roketnya ke Israel serta menghentikan suplai senjata case of a conflict or occupation, in the hands of a
HAMAS yang dikirim melalui terowongan- Party to the conflict or Occupying Power of which
terowongan bawah tanah. HAMAS dianggap they are not nationals”. Maksud dari Pasal 4
sebagai organisasi yang mengganggu untuk merebut Konvensi Jenewa IV/1949 adalah bahwa orang-
wilayah Palestina oleh Israel, Amerika Serikat dan orang yang dilindungi dalam konvensi adalah
Uni Eropa. Namun oleh pendukungnya, organisasi mereka yang pada saat dan karena peristiwa,
itu dianggap sebagai kekuatan perjuangan yang sah menemukan dirinya dalam kasus pertikaian atau
untuk membela Palestina dari pendudukan militer kependudukan, berada di tangan pihak yang
Yahudi (http://securitycouncilreport.org). bertikai atau negara yang menduduki yang bukan
Akibat serangan yang berlangsung pada negaranya. Selanjutnya Pasal 13 Konvensi Jenewa
tanggal 27 Desember 2008 sampai 20 Januari 2009, IV/1949 menyatakan bahwa “The provisions Art 4
total 1.453 orang tewas. Agresi ini merupakan agresi the whole of the populations of the countries in
Israel ke Palestina yang memakan jumlah korban conflict, without any adverse distinction based in
dari penduduk sipil terbesar dari keseluruhan agresi particular, on race, nationality, religion or political
yang pernah dilakukan Israel ke Palestina. Dari optimum, and are intended to alleviate the sufferings
jumlah tersebut, 1.440 orang Palestina, termasuk caused by war”. Maksud dari pasal tersebut adalah
431 anak dan 114 wanita. Sebanyak 13 orang Israel bahwa perlindungan penduduk sipil meliputi seluruh
juga tewas dalam insiden tersebut, termasuk tiga penduduk dari negara-negara yang bersengketa,
warga sipil dan enam pasukan Israel tewas oleh tanpa perbedaan yang merugikan apapun yang
HAMAS. Empat pasukan Israel tewas dalam sebuah didasarkan atas suku, kewarganegaraan, agama atau
insiden tembak-menembak antara pasukan Israel keadaan politik dan dimaksudkan untuk
dengan HAMAS (http://www.un.org). Selain 1.440 meringankan penderitaan-penderitaan yang
orang Palestina yang tewas, Departemen Kesehatan disebabkan oleh perang.
Palestina mencatat ada 5.380 daftar penduduk Tetapi pada kenyatannya hampir sebagian
Palestina yang terluka, termasuk 1.872 anak-anak besar korban yang jatuh dalam konflik ini berasal
dan 800 wanita. Sedangkan ada sekitar 518 dari pihak sipil terutama adalah penduduk sipil
penduduk Israel yang terluka, yang terdiri dari 182 Palestina. Tentu saja hal ini sangatlah bertentangan
penduduk sipil Israel dan 336 pasukan bersenjata dengan isi dari Konvensi Jenewa IV/1949 dan
Israel (https://www.btselem.org). Kerugian lain yang Protokol Tambahan I/1977. Semakin panasnya
diterima rakyat Palestina antara lain adalah kerugian situasi di Timur Tengah yang sampai saat ini masih
materiil berupa rusaknya rumah-rumah mereka, berlangsung sepertinya belum ada titik terang untuk
sekitar 6000 rumah mengalami kerusakan ringan menghentikan konflik antara kedua belah pihak.
dan 10.000 rumah mengalami kerusakan parah. Jika Sebenarnya sudah ada aturan- aturan internasional
ditaksirkan kerugiannya dapat mencapai 2,2 miliar yang melindungi penduduk sipil dalam konflik
Protokol Tambahan I/1977, tetapi sampai sekarang Operation Cast Lead 27 Desember 2008-20 Januari
aturan-aturan tersebut belum mampu memberikan 2009.
keadilan bagi penduduk Palestina. Adapun bentuk pelanggaran terhadap
Dalam kenyataannya masih sering terjadi penduduk sipil yang dilakukan oleh pasukan Israel
bahwa ketentuan-ketentuan dalam Konvensi Jenewa dalam konflik Israel-Palestina di jalur Gaza pada
1949 yang berkaitan dengan hukum humaniter tidak Operation Cast Lead terhadap Konvensi Jenewa
ditaati oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu IV/1949. Pelanggran yang dilakukan oleh pasukan
konflik bersenjata. Disisi lain, ternyata para pihak Israel dapat kategori menjadi 2 jenis kejahatan
yang melakukan pelanggaran tidak dijatuhi sanksi internasional yang termasuk dalam kriteria
pidana yang efektif, sehingga ketentuan-ketentuan pelanggaran HAM berat yaitu:
dalam hukum humaniter masih belum efektif dalam 1. Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh
pelaksanaannya. Pasukan Israel yang termasuk kedalam kategori
Berangkat dari latar belakang diatas, penulis Kejahatan Terhadap Kemanusian (crimes
tertarik untuk mempelajari lebih jauh dan against humanity) adalah sebagai berikut:
merangkum perlindungan terhadap penduduk sipil a. Pendudukan Wilayah
dalam proposal penelitian yang berjudul Selama Opertion Cast Lead setidaknya
“Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran pasukan Israel telah melakukan beberapa
Perlindungan Penduduk Sipil Dalam Situasi pelanggaran terhadap bunyi Pasal 47
Perang Menurut Konvensi Jenewa 1949 (Studi Konvensi Jenewa IV/1949 mengatur
Kasus Konflik Bersenjata Israel-Palestina Dalam tentang Pendudukan Wilayah. Dalam
Kasus Operation Cast Lead 27 Desember – 20 bunyi Pasal 47 disebutkan bahwa orang-
Januari 2009” dengan rumusan masalah sebagai orang yang dilindungi yang ada di
berikut: wilayah yang diduduki, bagaimanapun
1. Bagaimana bentuk pelanggaran terhadap dan dalam keadaan apapun tidak akan
penduduk sipil dalam konflik Israel- Palestina kehilangan manfaat dari Konvensi Jenewa
di jalur Gaza pada Operation Cast Lead IV/1947 karena perubahan yang diadakan
27 Desember 2008-20 Januari 2009? dalam lembaga-lembaga atau
2. Bagaimana penegakan hukum terhadap pemerintahan suatu wilayah sebagai
Pelanggaran perlindungan penduduk sipil akibat dari pendudukan wilayah. Tetapi
dalam situasi perang ditinjau dari Konvensi pada kenyataannya tidak terdapat
Jenewa IV 1949 dalam kasus konflik perlindungan bagi warga sipil Palestina di
bersenjata Israel-Palestina dalam kasus dalam masa pendudukan wilayah oleh
Operation Cast Lead 27 Desember 2008-20 Israel. Berdasarkan data yang dihimpun
Januari 2009? Pusat HAM Palestina, dalam agresi Israel
METODE PENELITIAN ke jalur Gaza pada akhir Desember 2008
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam sampai awal Januari 2009 saja sekitar
penelitian ini adalah jenis penelitian hukum normatif. 1.400 warga Palestina yang terdiri dari
Soerjono Soekanto mendefinisikan penelitian hukum 400 anak-anak dan setidaknya 700
normatif adalah penelitian hukum yang dilakukan adalah warga sipil selebihnya adalah
dengan cara meneliti bahan pustaka dan dokumen pasukan HAMAS
peraturan perundangundangan. Dikarenakan jenis (UN.2008.http://unispal.un.org). Dari
penelitian ini merupakan penelitian normatif, maka fakta- fakta jumlah korban yang jatuh
pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan diatas tampak jelas bahwa Israel dalam
perundang-undangan dan pendekatan kasus. Sumber agresinya ke Jalur Gaza telah melanggar
bahan hukum yang digunakan adakah sumber bahan Konvensi Jenewa IV 1949 khususnya
hukum primer, sekunder, dan tersier. Adapun teknik Pasal 47 yang seharusnya dalam
pengumpulam data yang digunakan adalah teknik melakukan perang harus dapat
studi dokumen, dan bahan hukum tersebut dilakukan membedakan mana yang merupakan
evaluasi, intrerpretasi, argumentasi dan dibahas objek perang maupun warga sipil dan
secara deskriptif. juga memberikan suatu perlindungan bagi
HASIL DAN PEMBAHASAN warga sipil di daerah konflik.
Bentuk Pelanggaran Terhadap Penduduk Sipil b. Penangkapan dan Penghapusan
dalam Konflik Israel Palestina di Jalur Gaza pada Kebebasan terhadap Penduduk Sipil
Israel juga melakukan beberapa tidak ada perawatan bagi orang
pelanggaran terhadap Pasal Pasal 31 yang sakit. Hal ini sangat
Konvensi Jenewa IV/1949 mengatur bertentangan dengan bunyi Pasal 31 dan
tentang Penangkapan dan Penghapusan 37 Konvensi Jenewa IV/1949 mengatur
Kebebasan terhadap Penduduk Sipil tentang Penyiksaan terhadap Penduduk
Opertion Cast Lead. Pasal 31 Sipil di dalam Tahanan. Sudah
memberikan perlindungan bagi penduduk dijelaskan diatas bahwa dalam Pasal
sipil bahwa mereka tidak diperkenankan 31 dinyatakan bahwa penduduk sipil
mendapatkan tindakan apapun yang dapat tidak diperkenankan mendapatkan
menimbulkan penderitaan jasmani tindakan apapun yang dapat menimbulkan
ataupun pemusnahan orang-orang yang penderitaan jasmani, sehingga kekerasan
dilindungi oleh konvensi. Tetapi pada yang dilakukan oleh pasukan Israel
kenyataannya dalam Opertion Cast Lead di dalam penjara bisa dikategorikan
tentara-tentara Israel sering melakukan melanggar pasal ini. Selain Pasal 31,
penangkapan kepada penduduk-penduduk Pasal 37 juga mengatur perlindungan
sipil tanpa adanya alasan yang jelas, penduduk sipil bahwa penduduk sipil
tercatat jumlah tawanan mencapai 7.200 yang berada dalam kurungan akan
orang dan 5.866 diantaranya terdaftar diperlakukan secara manusiawi. Hal ini
dalam data departemen tawanan sangat kontras dengan apa yang dilakukan
Palestina, mereka tersebar dalam 25 oleh pasukan Israel.
penjara Israel, diantaranya ada 103 orang d. Deportasi dan Penggusuran Terhadap
wanita, 465 orang diantaranya adalah Penduduk Sipil
anak-anak. Sedangkan jumlah tawanan Selama Opertion Cast Lead setidaknya
yang menderita penyakit kronis 834 orang pasukan Israel telah melakukan beberapa
yang tidak mendapatkan perawatan pelanggaran terhadap bunyi Pasal 49
apapun di dalam penjara tentang Deportasi dan Penggusuran
(UN.2008.http://unispal.un.org/UNISPAL terhadap Penduduk Sipil. Sekitar 500.000
.NSF/0/BE07C80CDA457948525734800 penduduk sipil Palestina dideportasi
500272, diakses tanggal 27 Juli 2012). keluar dari wilayah Palestina dengan
Dari fakta-fakta diatas sangat jelas bahwa maksud agar Israel bisa memperluas
Israel mengesampingkan bunyi Pasal 31 wilayahnya sampai ke Palestina
Konvensi Jenewa IV/1949 karena mereka (http://www.amnesty.org/en/news). Selain
telah melakukan penghapusan kebebasan melakukan pendeportasian maka juga
terhadap warga sipil yang seharusnya berlangsung proses pembumihangusan
dilindungi dalam konvensi dan tidak ikut dan penghancuran rumah- rumah
di dalam pertikaian, terlebih lagi anak- penduduk baik di desa maupun kota. Hal
anak yang seharusnya dapat mengecap ini bertentangan dengan bunyi Pasal 49
pendidikan tetapi malah dimasukan yang melarang pemindahan paksa baik
kedalam penjara secara individu ataupun secara masal
c. Penyiksaan Terhadap Penduduk Sipil di demikian pula deportasi penduduk sipil ke
Dalam Tahanan wilayah negara lain apapun alasannya.
Dalam Opertion Cast Lead prosedur Israel telah merampas hak-hak warga
standar hukuman teringan yang ada di Palestina untuk hidup dan tinggal di
penjara Israel adalah ditutup matanya tanah yang sebenarnya merupakan milik
selama berhari-hari dan diikat disuatu mereka.
tempat yang tidak terlindung dari sinar e. Pelanggaran Hak Anak-anak
matahari. Hukuman tambahan yang Pelanggaran lain yang dilakukan oleh
diberikan adalah dengan memberi Israel selama Opertion Cast Lead adalah
pukulan dan mencabut kuku para pelanggaran terhadap Pasal Pasal 24 dan
penghuni penjara dan mematahkan jari- Pasal 50 Konvensi Jenewa IV/1949
jari mereka, para tahanan digunakan tentang Perlindungan Hak-hak anak.
sebagai alat latihan tembak bagi tentara Sebuah laporan lembaga kemanusiaan
Israel, menuangkan air keras kebadan resmi Amerika Serikat, mencatat krisis
akibat 22 hari agresi Israel ke tugas memastikan pasokan makanan dan
Palestina, sekitar 22,5% dari anak-anak medis bagi penduduk agar tidak terjadi
Palestina mengalami kekurangan gizi. kesengsaraan bagi penduduk yang
Pasukan Bersenjata Israel membunuh wilayahnya diduduki jika sumber daya
108 anak, 99 di Gaza selama Opertion wilayah yang diduduki tidak memadai.
Cast Lead. Tanggal 28 Desember 2008, Tetapi kenyataannya Israel malah
sebuah pesawat Israel menembakkan dua membuat tembok pembatas di
rudal di sejumlah warga sipil Palestina sekelilig Palestina yaitu di jalur Gaza
berkumpul di dekat Masjid al- Ihsan. dan tepi Barat sehingga organisasi
Sembilan kematian mengakibatkan, bantuan tidak bisa masuk ke wilayah
termasuk enam anak, dan 12 lainnya luka- Palestina untuk memberikan bantuan.
luka 2. Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh
(http://www.un.org/children/conflict). Pasukan Israel yang termasuk kedalam kategori
Berdasarkan fakta diatas tampak jelas Kejahatan Perang (war crimes) adalah sebagai
bahwa seakan Israel tidak menghiraukan berikut:
bunyi pasal 24 dan 50 Konvensi Jenewa a. Larangan Pembentukan Kawasan Rumah
IV/1949. Dalam pasal-pasal tersebut Sakit di Wilayah Perang
sudah dengan jelas disebutkan bahwa Sepanjang Operasi Cast Lead, ratusan
pihak dalam pertikaian harus mengambil warga Gaza tidak diberi akses ke rumah
tindakan yang perlu untuk menjamin sakit Israel maupun di Tepi Barat,
bahwa anak-anak dibawah lima belas termasuk di Yerusalem. Akibatnya, 29
tahun, yatim piatu, atau yang terpisah dari warga sipil meninggal termasuk 17
keluarga sebagai akibat perang tidak perempuan dan 10 anak- anak
terlantar dan juga kekuatan pendudukan (http://www.icrc.org). Padahal dalam
wajib, berkerjasama dengan pemerintah Pasal 14 Konvensi Jenewa IV/1949 di
lokal untuk memfasilitasi kerja yang tepat dalamnya telah diatur bahwa
dari semua lembaga yang ditujukan untuk pembentukan kawasan- kawasan rumah
perawatan dan pendidikan anak-anak. sakit dan daerah-daerah keselamatan
Tetapi faktanya di lapangan serangan dengan persetujuan bersama antara pihak-
yang dilakukan oleh pasukan Israel pihak yang bersangkutan, tujuan
tidak pandang bulu, bahkan korban pembentukan kawasan ini adalah untuk
yang jatuh paling banyak adalah anak- memberikan perlindungan kepada
anak. penduduk sipil yang rentan terhadap
f. Pembatasan Persediaan Makan dan akibat peperangan. Tetapi dalam
Kesehatan Bagi Penduduk Korban kenyataannya pelaksanaan dari bunyi
Konflik pasal ini tidak ada, Israel malah tidak
Menurut laporan Palang Merah memberi akses bagi ratusan warga Gaza
Internasional (ICRC) menyebutkan bahwa untuk menuju rumah sakit yang
selama Opertion Cast Lead pasukan Israel mengakibatkan banyak dari mereka yang
menangkap sejumlah warga Palestina akhirnya meninggal dunia. Jangankan
dan ditahan untuk diintrogasi dalam membuat suatu rumah sakit yang
kondisi yan g tragis tanpa diberi makan, ditujukan bagi penduduk sipil korban
minum dan fasilitas kesehatan. ICRC konflik di Palestina, yang ada Israel
menyebut Israel telah menggelar malah membuat suatu tembok yang
kejahatan terhadap kemanusiaan mengelilingi Palestina sehingga Palestina
(http://www.icrc.org/customaryhl) seakan terpisah dari dunia luar (Legal
Dikatakan sebagai pelanggaran kejahatan Consequences Construction Wall
terhadap kemanusiaan kerena seperti Palestinian Territory).
yang telah diatur dalam Pasal 55 b. Penghancuran Ekonomi
Konvensi Jenewa IV/1949 tentang Sepanjang Opertion Cast Lead, pasukan
pembatasan persediaan makan dan bersenjata Israel di Jalur Gaza terus
kesehatan bagi penduduk korban konflik membatasi setiap bantuan yang
bahwa pihak yang melakukan diberikan oleh dunia luar terhadap
bermacam-macam, seperti akses mengakui Palang Merah (Bulan Sabit
makanan, obat-obatan, bahan bakar, Merah) sebagai organisasi kemanusiaan
listrik, dan kebutuhan lainnya ditolak yang memberikan bantuan terhadap
sehingga jumlah persediaan kebutuhan korban konflik. Masyarakat bantuan
pokok yang mereka miliki menyedihkan lain akan diizinkan untuk melanjutkan
dan terbatas. Tidak jarang para pasukan kegiatan kemanusiaan mereka di bawah
Israel juga merampas secara paksa harta- kondisi yang sama. Dalam Pasal 30
harta yang dimiliki oleh penduduk dan 63 Konvensi Jenewa IV/1949
Palestina. Akibat dari perbuatan sudah jelas diatur didalamnya mengenai
pasukan Israel ini adalah perlindungan terhadap organisasi bantuan,
telah terjadi bencana kemanusiaan tetapi Israel tetap saja melanggar kedua
meliputi bunyi pasal tersebut. Dalam Opertion
(1) Warga Gaza menderita Cast Lead tanggal 8 Januari 2009 (Cast
kemiskinan; Lead Day 12), Israel telah menabrak
(2) Pengangguran melebihi 55% truk dengan seorang pekerja
(3) Warga negara Palestina tidak bantuan kemanusiaan didalamnya
diberi izin untuk bepergian, baik sehingga mengakibatkan pekerja
untuk bekerja maupun belajar di kemanusiaan tersebut mengalami luka -
luar negeri; luka. Pesawat Israel juga menyerang
(4) Terjadi kemunduran dalam bidang sebuah sekolah UNRWA di Beit Hanoun
industry, pertanian, konstruksi, pada tanggal 6 Januari 2009 - (Cast Lead
trasnportasi karena tidak Day 10). Akibatnya 40 orang warga
terdapatnya bahan bakar dan sipil Palestina yang ditampung di
listrik, dan dasar kebutuhan bahan sekolah tersebut tewas dan beberapa
baku yang mencukupi. sukarelawan yang kebetulan ada ditempat
Pasal 53 Konvensi Jenewa IV/1949 itu juga mengalami luka-luka akibat
menyatakan bahwa melarang setiap serangan udara Isael
pengerusakan oleh kekuasaan (http://www.securitycouncilreportorg/).
pendudukan dari pada harta benda yang Hal ini memperlihatkan bahwa
bergerak, maupun tidak bergerak milik pelindungan bagi organisasi bantuan
orang sipil perseorangan atau kolektif dalam konflik Israel-Palestina ini masih
maupun milik organisasai sosial badan sangat rendah karena banyaknya
umum kecuali diperlukan untuk sukarelawan yang malah menjadi korban.
kepentingan militer. Dari fakta yang d. Penjarahan Harta benda Milik Penduduk
sudah dijelaskan diatas dapat dikatakan Sipil oleh Tentara Israel
bahwa memang Israel telah melanggar isi Pasal 33 Konvensi Jenewa IV/1949
dari Konvensi Jenewa IV/1949 khususnya mengatur tentang segala bentuk
bunyi Pasal 53. Berdasarkan fakta diatas penjarahan itu dilarang, dan konvensi ini
pembatasan dan penjarahan yan dilakukan selain melindungi terhadap orang dan
oleh pasukan Israel terhadap penduduk tetapi juga memberikan perlindungan
Palestina sama sekali tidak ada terhadap harta benda mereka dari
hubungannya untuk kepentingan militer perampasan. Selama Opertion Cast
Israel. Sehingga menurut Pasal 53 hal Lead 216 rumah hancur, 107 di Tepi
tersebut bisa digolongkan menjadi suatu Barat dan 109 di Gaza. Juga 680 rumah
pelanggaran. rusak parah. Sebelum merusak dan
c. Pelanggaran Terhadap Organisasi menghancurkan rumah-rumah penduduk
Bantuan Kemanusiaan Palestina, pasukan Israel juga menjarah
Bunyi Pasal 30 Jenewa IV/1949 yang harta benda yang dimiliki oleh
menyatakan apabila pekerja bantuan penduduk Pelestina yang dianggap
kemanusiaan haruslah dilindungi didalam berharga. Sedangkan yang tidak dianggap
melaksanakan tugas- tugasnya di daerah berharga turut dihanguskan bersamaan
sengketa. Sedangkan Pasal 63 dengan rumah mereka
Konvensi Jenewa IV/1949 menyatakan (http://www.securitycouncilreportorg/).
33 karena seperti yang telah dijelaskan yaitu melalui pemboman, pembunuhan
diatas bahwa Pasal 33 menyebutkan yang ditargetkan, serangan, dan serangan
segala bentuk penjarahan itu dilarang oleh pemukim Israel. Dalam lima hari
sehingga walaupun dengan alasan apapun pertama Opertion Cast Lead, Israel
penjarahan yang dilakukan oleh pasukan menggunakan udara besar-besaran, tanah,
Israel tidak dapat dibenarkan apalagi dan kekuatan laut terhadap penduduk sipil
menjarah barang milik penduduk sipil tak berdaya terjebak di dalam Gaza
yang sudah menderita akibat konflik. dikepung. Pasukan Israel juga malakukan
e. Sandera pembatasan gerakan bagi warga Palestina
Pasal 34 Konvensi Jenewa IV/1949 yang ketat di Jalur Gaza dengan
mengatur tentang pengambilan sandera memberlakukan ratusan pos
dilarang. Tetapi dalam kenyataanya, pemeriksaan dan tembok pemisahan
pasukan Israel selama Opertion Cast dibangun di atas tanah Palestina sehingga
Lead telah menggunakan warga sipil Palestina tidak dapat berkomunaksi
Palestina sebagai “tameng manusia” dengan dunia luar. Penyeberangan
(human shield) termasuk dari kalangan perbatasan Gaza telah ditutup selama
anak-anak di bawah umur dan wanita. lebih dari dua tahun di bawah kebijakan
Pasukan Israel memaksa mereka hukum Israel (http://www.amnesty.org).
memeriksa rumah-rumah anggota Perlakuan Israel terhadap warga sipil
HAMAS atau yang dicurigai sebagai Palestina ini melanggar Pasal Pasal 35
anggota HAMAS dengan ditodongkan Konvensi Jemewa IV/1949 yang
senjata. Sehingga apabila terjadi mengatur tentang hak untuk
serangan dari HAMAS warga sipil itu lah meninggalkan daerah konflik bagi
yang akan terkena serangan pertama kali penduduk sipil. Inti dari pasal itu
(http://luar- negeri.kompasiana.com). menyebutkan bahwa semua orang yang
Dalam Pasal 34 sudah diatur secara tegas dilindungi yang mungkin memiliki
mengenai pelarangan pengambilan keinginan untuk meninggalkan wilayah
sandra, tetapi pasukan Israel tetap konflik, selama terjadi konflik, berhak
menggunakan praktek kotor ini dalam untuk melakukannya, kecuali
memburu pejuang Palestina. Mereka tak keberangkatan mereka bertentangan
sungkan-sungkan menjadikan rakyat dengan kepentingan nasional negara
sipil sebagai tameng. Sehingga Pasukan yang bersangkutan. Warga sipil
Israel dapat dikatakan telah melanggar Palestina memiliki hak untuk
Pasal 34. meninggalkan wilayah Palestina yang
f. Pelanggaran untuk Meninggalkan Daerah saat itu terjadi konflik menurut Pasal 35
Konflik Bagi Penduduk Sipil Palestina karena kondisi Palestina tidak aman dan
Israel menganggap bahwa tanah Palestina dapat membahayakan nyawa mereka,
merupakan suatu tanah promise land tetapi kenyataannya Pasukan Israel
yang dijanjikan oleh Tuhan kepada Israel, menutup semua akses keluar bagi warga
tetapi warga Palestina menganggap bahwa Palestina sehingga mereka ikut menderita
tanah Palestina adalah tanah milik akibat dampak dari serangan Israel.
mereka yang sah akibat dari adanya Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran
Deklarasi Balfour. Berdasarkan fakta Perlindungan Penduduk Sipil Dalam Situasi
sejarah tersebut pasukan Israel dari Perang Ditinjau Dari Konvensi Jenewa IV 1949
awal terjadinya konflik ini sampai dalam Kasus Konflik Bersenjata Israel-Palestina
dengan Opertion Cast Lead memiliki dalam Kasus Operation Cast Lead 27 Desember
tujuan yang sama yaitu merebut tanah 2008 – 20 Januari 2009
Palestina untuk dijadikan wilayah Israel, Dalam HHI apabila terjadi pelanggaran
oleh karena itu mereka berusaha agar terhadap hukum humaniter ada tiga alternatif
warga Palaestina segera meninggalkan mekanisme penegakan hukum terhadap
wilayah Palestina. Usaha untuk mengusir perlindungan penduduk sipil yang dapat ditempuh
warga Palestina yang dilakukan pasukan untuk menghukum para pelaku kejahatan perang
bersenjata Israel menggunakan kekerasan tersebut.
Menurut Konvensi Jenewa, Mekanisme “Unwillingness” (keengganan) dalam arti untuk
penegakan hukum dalam hal terjadinya melindungi terdakwa atau pemeriksaan dilakukan
pelanggaran perlindungan penduduk sipil tidak independen atau memihak, maka perkara yang
adalah dengan menggunakan menggunakan sudah diadili oleh pengdilan nasional tersebut dapat
National Court atau Mekanisme Nasional. diadili lagi oleh ICC sehingga dengan
Berdasarkan Pasal 49 ayat (1) Konvensi mengesampingkan asas Ne bis in idem.
Jenewa I, Pasal 50 (1) Konvensi Jenewa II, Mekanisme pertama yang menyebutkan
Pasal 129 (1) Konvensi Jenewa III dan Pasal bahwa negara peratifikasi konvensi Jenewa 1949
146 (1) Konvensi Jenewa IV, yang merupakan dan Protokol Tambahan 1977 harus menerbitkan
ketentuan yang bersamaan. Maka negara yang undang- undang nasional yang memberikan sanksi
telah meratifikasi Konvensi Jenewa diwajibkan yang efektif bagi pelaku kejahatan. Seperti yang
untuk menerbitkan suatu Undang-undang terjadi di beberapa negara seperti Belgia, Kanada,
nasional yang memberikan sanksi pidana Belanda, Inggris dan Spanyol yang dalam
efektif kepada setiap orang yang melakukan perundangan nasionalnya menerapkan berlakunya
atau memerintahkan untuk melakukan yurisdiksi internasional untuk pelaku kejahatan
pelanggaran berat terhadap Konvensi. Pasal 17 internasional. Meskipun belum tentu efektif namun
Statuta Roma 1998 mengatur bahwa satu dapat dijadikan alternatif untuk menyeret dan
kejahatan itu pasti terjadi di wilayah nasional mengadili para petinggi-petinggi Israel. Akan tetapi
suatu negara maka harus ada jaminan adanya mekanisme ini akan sangat sulit ditempuh karena
penuntutan yang efektif dengan sampai saat ini Israel belum meratifikasi konvensi
mengambil tindakan hukum ditingkat Jenewa 1949 dan tidak mungkin akan
nasional, maka didasarkan asas kedaulatan menghukum pelaku dengan hukum nasionalnya
negara tindakan hukum ditingkat nasional karena Israel ingin melindungi pelaku kejahatan
haruslah dilakukan lebih dahulu, namun jika yang dilakukan oleh warga negaranya sendiri.
proses peradilan yang efektif melalui tindakan Sebenarnya Israel mampu saja untuk mengadili para
hukum ditingkat nasional tidak dapat berjalan warga negaranya yang telah melakukan pelanggran
barulah ICC dapat melaksanakan HAM berat di Palestina karena Israel sudah
yurisdiksinya. memiliki sistem peradilan nasional dan dapat dengan
Mekanisme penyelesaian kasus-kasus mudah menangkap para tersangka atau mendapatkan
pelanggaran HAM yang mengacu kepada bukti dan saksi yang diperlukan , tetapi Israel tidak
proses pengadilan nasional ini disebut sebagai bersedia untuk melakukannya “Unwilling” karena
prinsip exhaustion of local remedies. sudah pasti apabila Israel akan bertujuan untuk
a. Negara tersebut sungguh-sungguh melindungi warga negaranya secara habis- habisan
“Unwilling” (ketidaksediaan) atau dari tanggungjawab pidana di dalam pengadilan.
“Unable” (tidak mampu) Maka sangat tidak mungkin untuk mengandalkan
b. Negara telah mengambil keputusan mekanisme penegakan hukum terhadap
tidak menuntut seseorang itu karena perlindungan penduduk sipil ini untuk mengadili
“Unwillingnes” (keengganan) atau Israel atas kejahatan perang yang sudah dilakukan.
“Inability” (Ketidakmampuan). Walaupun dengan menggunakan
Pasal 17 ayat 2b dan c Statuta Roma 1998 sistem pengadilan nasional (exhaustion of
mengatur yang dimaksud dengan “Unwillingness” local remedies) tidak dapat diadili, tetapi
adalah: apabila negara nasional telah mengambil keputusan
1. Proses pemeriksaan yang bertujuan melindungi untuk mengadili seseorang tetapi berdasarkan
orang yang bertanggungjawab tersebut dari “Unwillingness” (keengganan) dalam arti untuk
tindak pidana; melindungi terdakwa atau pemeriksaan dilakukan
2. Penundaan dalam proses pemeriksaan; tidak independen atau memihak, maka perkara yang
3. Proses pemeriksaan tidak independen atau sudah diadili oleh pengdilan nasional tersebut dapat
memihak. diadili lagi oleh ICC sehingga dengan
Jadi yang dimaksud dengan peradilan mengesampingkan azas Ne bis in idem.
nasioanal tidak dapat berjalan dengan efektif adalah 2. Penegakan Hukum Melalui Mahkamah Pidana
jika terdapat “Unwilling”, ”Unable”, Internasional (International Criminal
”Unwillingness”, “Inability”. Apabila negara Court/ICC)
nasional telah mengambil keputusan untuk Kejahatan perang yang dilakukan oleh
kewenangan Mahkamah Pidana Internasional diri atau menjadi negara peserta pada Statuta ICC
(ICC) sebagai pengadilan tetap yang mulai (Statuta Roma), maka ICC tentunya tidak akan bisa
berlaku efektif semenjak tahun 2002. Israel, memproses kasus penjahat perang bagi para
selama berkonflik dengan Palestina dituduh pemimpin Israel. Para pemimpin Israel yang
telah melakukan berbagai kejahatan berat seharusnya dapat diadili sebagai penjahat perang,
dalam lingkup hukum internasional. Dengan namun terbentur dengan syarat formal pada Statuta
berbagai bukti banyaknya korban jiwa dan Roma 1998. Maka, usaha untuk menghentikan
serangan-serangan dari Israel terhadap konflik Israel- Palestina melalui ICC menjadi tak
penduduk sipil Palestina yang selalu disiarkan berarti. Namun demikian dalam Pasal 12 ayat (3)
ke publik, hal ini menjadikan keyakinan bahwa menyatakan bahwa ICC memiliki kewenangan
memang Israel telah melakukan suatu untuk mengadili negara non-ratifikasi Statuta
tindakan sistematis dan terencana untuk Roma 1998 dengan syarat negara tersebut
melenyapkan penduduk Palestina. Pelaku yang haruslah membuat suatu pernyataan penerimaan
dianggap paling bertanggung jawab atas yurisdiksi ICC atau perjanjian khusus yang isinya
tindakan pembantaian dan pengusiran massal negara tersebut harus menundukan diri dan
rakyat Palestina dari tanah kelahirannya adalah menerima yurisdiksi ICC. Maka dengan demikian,
para pemimpin yang memerintahkan tindakan Israel dapat dituntut ke mahkamah internasional atas
tersebut. Pemimpin-pemimpin Israel sebagai kejahatan kemanusiannya terhadap penduduk sipil
pihak yang paling bertanggung jawab dalam Palestina berdasarkan Pasal 12 ayat (3) juncto Pasal
keluarnya perintah keji terhadap penindasan 4 ayat (2).
rakyat Palestina, adalah merupakan suatu 3. Melalui Mahkamah Ad Hoc
kejahatan perang dan kemanusiaan yang Dalam Pasal 11 Statua Roma 1998
melanggar hak asasi manusia dan sangat menyatakan bahwa yurisdiksi ICC hanya
berat hukumannya. Tindakan yang dilakukan mencangkup kejahatan yang dilakukan
oleh para pemimpin Israel itu bisa diproses di setelah Statuta Roma 1998 mulai berlaku
ICC, karena sesuai dengan Pasal 5 ayat (1) yaitu tanggal 1 Juli 2002. Dengan kata lain
Statuta Roma, bahwa yurisdiksi ICC adalah setiap kejahatan yang dilakukan setelah
terbatas pada kejahatan internasional yang berlakunya Statuta Roma menjadi yurisdiksi
paling serius. ICC untuk mengadilinya. Tetapi tidak semua
Terlepas dari kemampuan ICC untuk negara di dunia menjadi anggota ICC sehingga
menghukum para penjahat perang Israel tidak semua pelanggaran berat bisa dibawa ke
tersebut, sebagai salah satu metode ICC. Dalam Pasal 12 ayat (3) Statuta Roma
menghentikan konflik berkepanjangan Israel- 1998 menyatakan bahwa ICC dapat
Palestina, ada hal prinsipil yang menyebabkan menjalankan fungsi dan kewenangannya di
tidak bisanya ICC mengambil alih wilayah yang bukan merupakan negara pihak
permasalahan itu, yaitu masalah keterikatan apabila terdapat perjanjian khusus. Pada pasal
dan eksistensi yurisdiksi ICC. Negara-negara ini kurang efektif, karena apabila suatu negara
anggota PBB tidak secara otomatis terikat oleh non pihak tidak membuat suatu perjanjian
yurisdiksi ICC tersebut, tetapi melalui suatu khusus yang mengikatkan diri terhadap
pernyataan mengikatkan diri dan menjadi Statuta Roma 1998, maka yurisdiksi ICC tidak
pihak pada Statuta Roma 1998 (Boer Mauna, dapat digunakan
2003: 263). Kemudian, syarat utama bagi Padahal tujuan dari ICC adalah untuk
eksisnya yurisdiksi itu oleh Pasal 12 ayat (2) untuk mengakhiri impunity bagi yang
Statuta Roma 1998 dinyatakan dalam hal: melakukan kejahatan dan mengupayakan
a. Kejahatan yang dilakukan terjadi di pencegahan terjadinya kejahatan, tentu saja hal
dalam wilayah negara peserta; atau ini sangat bertentangan dari tujuan utama
b. Kewargenegaraan dari si pelaku adalah dibuatnya ICC. Dalam Statuta Roma 1998,
negara yang menjadi negara peserta atas penyelesaian untuk negara non anggota juga
Statuta. masih minim pengaturannya, hanya Pasal 13
Seperti yang dijelaskan dalam Pasal 12 ayat ayat (2) yang mengatur penggunaan referensi
(2) Statuta Roma 1998 bahwa ICC hanya berlaku Dewan Keamanan PBB untuk penyelesaian
bagi negara yang telah meratifikasi Statuta Roma untuk negara non anggota, selebihnya tentang
1998, sedangkan Israel belum meratifikasi Statuta pengaturan penyelesaian negara non anggota
ayat (2) menurut penulis sangat tidak efektif Januari 2009 adalah melalui ICC dan Pengadilan
apabila digunakan untuk menyelesaikan Ad Hoc. Mekanisme penegakan hukum terhadap
kasus kejahatan yang salah satu negara yang perlindungan penduduk sipil melalui ICC dapat
menjadi korban belum terdaftar sebagai diselesaikan melalui referensi Dewan Keamanan
anggota PBB seperti kasus Israel-Palestina. PBB. Penegakan Hukum melalui ICC dan
Apalagi kita tahu apabila Israel memiliki Pengadilan Ad Hoc ini dapat dilukan dengan
dukungan dari sekutunya yaitu Amerika melakukan penuntutuan pidana dan memberi
Serikat yang menjadi salah satu anggota DK bantuan seperti pendanaaan, sumber daya
PBB, yang pastinya akan mengeluarkan hak manusia, menyediakan hakim-hakim, penuntut
veto apabila DK PBB mengeluarkan umum melalui sumbangan-sumbangan atau
referensinya untuk membawa kasus Israel- kontribusi dari negara lainnya
Palestina ke ICC. Saran
Dari hasil penjabaran materi diatas, dapat 1. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa
disimpulkan apabila ICC kurang memberikan seharusnya mengawasi dan memberikan
perlindungan terhadap negara-negara yang perlindungan khusunya kepada penduduk sipil.
belum menjadi anggota. Disinilah menurut Selain itu juga perlu dilakukan tingkat
penulis peran dari Mahkamah Ad Hoc berada. pengawasan terhadap ketentuan Hukum
Di dalam Statuta Roma 1998 memang tidak Humaniter Internasional baik secara PBB atau
ada pasal yang mengatur secara tegas tentang lembaga kemanusiaan lainnya seperti ICRC.
kedudukan Mahkamah Ad Hoc ketika ICC 2. Perlu diterapkannya asas proporsionalitas (yakni
telah dibentuk, tetapi berdasarkan pembukaan asas mempertimbangan asas kemanusiaan dalam
Statuta Roma 1998 yang menyatakan bahwa melakukan serangan) dalam konflik bersenjata
kejahatan yang paling serius menurut antar kedua negara. Sehingga diperlukan
masyarakat internasional tidak dapat dibiarkan adanya sanksi yang tegas dan diberinya
tanpa adanya ganjaran dan untuk mengakhiri peringatan mengenai hukum-hukum humaniter
“impunity” bagi yang melakukan kejahatan yang telah dilanggar. Jika pihak Israel masih
tidak menutup kemungkinan dapat dibentuknya melakukan pelanggaran, maka pihak Israel
suatu mahkamah Ad Hoc. Selain itu, tujuan harus diadili di Pengadilan Internasional (ICJ).
pokok dari Hukum Humaniter Internasional
adalah untuk menjamin hak-hak asasi manusia DAFTAR PUSTAKA
yang fundamental dari berbagai jenis A. Buku
pelanggaran tanpa adanya diskriminasi, hal ini Amiruddin dan Asikin, Zainal. 2004. Pengantar
semakin memperkuat alasan untuk Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Raja
dibentuknya, mahkamah Ad Hoc apabila Grafindo Persada
memang terdapat alasan yang mendesak yaitu Permansari, Arlina, dkk. 1999. International
ICC tidak dapat mengadili suatu kasus. Committe of the Red Cross, Pengantar
SIMPULAN DAN SARAN Hukum Humaniter. Jakarta: Miamita Print
Simpulan Darmawan, Asep. 2005. Prinsip
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat Pertanggungjawaban Pidana Komandan
ditarik kesimpulan sebagai berikut: Dalam Hukum Humaniter KumpulanTulisan.
1. Bentuk pelanggaran terhadap penduduk sipil Jakarta: Pusat Studi Hukum Humaniter dan
yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina di HAM Fakultas Hukum Universitas Trisakti
Jalur Gaza Pada Operation Cast Lead 27 E., Siahaan, B. Perlindungan Terhadap Warga
Desember 2008-20 Januari 2009 dikategorikan Sipil dan Obyek-Obyek Sipil Dari Sasaran
menjadi dua jenis kategori kejahatan yaitu Perang di Suriah Ditinjau Dari Prinsip
Kejahatan Terhadap Kemanusiaan (crimes Martens Clause Dalam Hague Regulations.
against humanity) dan kategori Kejahatan Fisher, Simon at.all. 2000. Mengelola Konflik:
Perang (war crimes). Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak.
2. Penegakan hukum yang dapat dilakukan The British Council.
terhadap perlindungan penduduk sipil ditinjau Fisher, Ronald J. 1997. Interactive Conflict
dari Konvensi Jenewa IV/1949, Protokol Resolution, Syracuse University Press.
Tambahan I/1977, dan Statuta Roma 1998 dalam Galtung, Johan. 1976. Three Approaches to Peace:
konflik Israel-Palestina di jalur Gaza pada Peacemaking, Peacekeeping and
Peace War and Defense: Essays in Peace B. Artikel dalam Jurnal
Research II, Copenhagen, Christian Ejlers. Sitompul, A. S. (2017). Perlindungan Terhadap
Garner, Bryan A. 2004. Black’s Law Warga Sipil Sebagai Korban Penyanderaan
Dictionary, eight edition. Dallas. Thomson Dalam Konflik Bersenjata Di Filipina
west. Menurut Hukum Humaniter Internasional
Gesser, Hans-Peter. 1993. International Sudira, I. N. (2015). Nuansa Baru Peranan PBB
Humanitarian Law, An Introduction, dalam Menjaga Perdamaian Selepas Perang
Separate Print from Hans Haug Humanity Dingin: Perspektif Resolusi Konflik. Jurnal
for All, International Red Cross and Red Ilmiah Hubungan Internasional, 11(1)
Crescent Movement, Henry Dunant Institute, Wulandari dan Darmawan. Perlindungan Hukum
Paul Hauot Publisher, Berne Stuttgart, Terhadap Warga Sipil Dalam Konflik
Vienna. Bersenjata (Non-Internasional) Libya
Hadikusuma, Hilman H. 1995. Metode Pembuatan Ditinjau Dari Perspektif Hukum Humaniter
Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum. Internasional, Bagian Hukum Internasional
Bandung: Mandar Maju. Fakultas Hukum Udayana
Harriss (ed), John. 1995. The Politics of Yuliantiningsih, A. 2009. Agresi Israel Terhadap
Humanitarian Intervention, London and New Palestina Perspektif Hukum Humaniter
York, Pinter books. Internasional. Jurnal Dinamika Hukum, 9(2),
Haryomataram.1984. Humaniter. Jakarta:CV 135-144.
Rajawali. Mangku, D. G. S. (2012). Suatu Kajian Umum
Istanto, F. Sugeng . 1992. Perlindungan tentang Penyelesaian Sengketa
Penduduk Sipil dalam Perlawanan Rakyat Internasional Termasuk di Dalam Tubuh
Semesta Dan Hukum Internasional, ASEAN. Perspektif, 17(3).
Yogyakarta, Andi Offset
Jean, Pictet. 1996. Les Principes du Droit
Mangku, D. G. S. (2013). Kasus Pelanggaran
international humanitaire, Comite Ham Etnis Rohingya: Dalam Perspektif
International dela Croix-Rouge, Geneva ASEAN. Media Komunikasi FIS, 12(2).
(Penerbitan kembali artikel yang dimuat Mangku, D. G. S. (2017). Penerapan Prinsip
dalam Revue Internationale de la Croix- Persona Non Grata (Hubungan
Rouge), September, Oktober, dan November Diplomatik Antara Malaysia dan Korea
Kusumaatmadja, Mochtar. 1968. Konvensi Utara). Jurnal Advokasi, 7(2), 135-148.
Jenewa tahun 1949 mengenai Mangku, D. G. S. (2017). Peran Border Liasion
Perlindungan Korban Perang. Bandung: Committee (BLC) Dalam Pengelolaan
Binatjipta
Perbatasan Antara Indonesia dan Timor
Soekanto, Soerjono. 1986. Pengantar Penelitian
Hukum. Jakarta : PT. Raja Grafindo Leste. Perspektif, 22(2), 99-114.
Persada Mangku, D. G. S. (2017). The Efforts of
Soekanto, Soerjono & Mamudji, Sri. 2003. Republica Democratica de Timor-Leste
Penelitian Hukum Normatif : Suatu (Timor Leste) to be a member of
Tinjauan Singkat. Jakarta: PT.Raja Grafindo Association of Southeast Asian Nations
Persada (ASEAN) and take an active role in
Suryokusumo, Suryanto . 2006. Konsep Sistem maintaining and creating the stability of
Pertahanan Non-Militer security in Southeast Asia. Southeast Asia
United Nation, DPA.2014. Peace Agreement Journal of Contemporary Business,
Database, United Nation Peacemaker
Economics and Law, 13(4), 18-24.
Wallensteen (ed), Peter. 1997. International
Intervention: New Norm in the Post Cold Mangku, D. G. S. (2018). Kepemilikan Wilayah
war Era?. Upsala University, Department of Enclave Oecussi Berdasarkan Prinsip Uti
Peace and Conflict Research Possidetis Juris. Jurnal Advokasi, 8(2),
Wibke Hansen, Oliver Ramsbotham, Tom 150-164.
Woodhouse. 2001. Hawkes and Doves:
Peace Keeping and Conflic Mangku, D. G. S. (2018). Legal Implementation
Resolutions.Berghof Research Center for On Land Border Management Between
According to Stephen B. Jones Purwendah, E. K., & Mangku, D. G. S. (2018).
Theory. Veteran Law Review, 1(1), 72-86. The Implementation Of Agreement On
Mangku, D. G. S. (2020). Implementation Of Transboundary Haze Pollution In The
Technical Sub Committee Border Southeast Asia Region For Asean
Demarcation And Regulation (TSC-BDR) Member Countries. International Journal
Agreement Between Indonesia-Timor of Business, Economics and Law, 17(4).
Leste In The Resolution Of The Land Purwendah, E., Mangku, D., & Periani, A.
Border Dispute. Jurnal IUS Kajian (2019, May). Dispute Settlements of Oil
Hukum dan Keadilan, 8(3), 405-419. Spills in the Sea Towards Sea
Mangku, D. G. S. (2020). Penyelesaian Sengketa Environment Pollution. In First
Perbatasan Darat di Segmen Bidjael International Conference on Progressive
Sunan–Oben antara Indonesia dan Timor Civil Society (ICONPROCS 2019).
Leste. Jurnal Ilmiah Pendidikan Atlantis Press.
Pancasila dan Kewarganegaraan, 5(2), Sakti, L. S., Mangku, D. G. S., & Yuliartini, N.
252-260. P. R. (2020). Tanggung Jawab Negara
Mangku, D. G. S. (2021). Pemenuhan Hak Asasi Terhadap Pencemaran Lingkungan Laut
Manusia kepada Etnis Rohingya di Akibat Tumpahan Minyak Di Laut
Myanmar. Perspektif Hukum, 21(1), 1-15. Perbatasan Indonesia Dengan Singapura
Mangku, D. G. S. (2021). Roles and Actions Menurut Hukum Laut
That Should Be Taken by The Parties In Internasional. Jurnal Komunitas
The War In Concerning Wound and Sick Yustisia, 2(3), 131-140.
Or Dead During War or After War Under Setiawati, N., Mangku, D. G. S., & Yuliartini,
The Geneva Convention 1949. Jurnal N. P. R. (2020). Penyelesaian Sengketa
Komunikasi Hukum (JKH), 7(1), 170-178. Kepulauan Dalam Perspektif Hukum
Mangku, D. G. S., & Itasari, E. R. (2015). Internasional (Studi Kasus Sengketa
Travel Warning in International Law Perebutan Pulau Dokdo antara Jepang-
Perspective. International Journal of Korea Selatan). Jurnal Komunitas
Business, Economics and Law, 6(4). Yustisia, 2(2), 241-250.
Mangku, D. G. S., & Yuliartini, N. P. R. (2021). C. Artikel dalam Internet
Fulfillment of Labor Rights for Persons Amnesty International. 2009.
with Disabilities in http://www.amnesty.org/en/region/israel-
occupied-palestinian-territories/report-
Indonesia. International Journal of
2011.html, diakses tanggal 17 Desember
Criminology and Sociology, 10, 272-280. 2020
Mangku, D. G. S., Triatmodjo, M., & Purwanto,
H. (2018). Pengelolaan Perbatasan Darat Amnesty Internasional. 2009.
Antara Indonesia Dan Timor Leste Di http://www.amnesty.org/en/news-and-
Wilayah Enclave Oecussi (Doctoral updates/report/impunity-war-crimes-gaza-
dissertation, Universitas Gadjah Mada). southern-israel-recipe-further-civilian
Mangku, D. G. S., Yuliartini, N. P. R., Suastika, suffering-20090702, diakses tanggal 17
I. N., & Wirawan, I. G. M. A. S. (2021). Desember 2020
The Personal Data Protection of Internet Anonim. 2010
.http://topics.nytimes.com/top/news/internati
Users in Indonesia. Journal of Southwest
onal/countriesandterritories/gaza_strip/index.
Jiaotong University, 56(1).
html, diakses tanggal 17 Desember 2020
Purwanto, H., & Mangku, D. G. (2016). Legal Btselem. 2009.
Instrument of the Republic of Indonesia https://btselem.org/english/statistics/Casual-
on Border Management Using the ties.asp. diakses pada tanggal 17 Maret 2020
Perspective of Archipelagic International Committee of the
State. International Journal of Business, Red Cross. 2003.
08?OpenDocument, diakses tanggal 18 United Nation. 2008.
Desember 2020 http://unispal.un.org/UNISPAL.NSF/0/BE07
International Committee of the C80CDA4579468525734800500272, diakses
Red Cross. 2012. tanggal 20 Desember 2020.
http://www.icrc.org/customary- United Nation. 2009.
ihl/eng/docs/v1_rul_rule47, diakses http://www.un.org/children/conflict/_docume
tanggal 18 Desember 2020. nts/A.HRC.10.22.pdf, diakses tanggal 22
International Committee of the Red Cross.2012. Desember 2020.
http://www.icrc.org/Protokol-Additional-to-
the-Genewa-Convention, diakses tanggal D. Skripsi dan Disertasi
18 Desember 2020. Anggara, Rizki Bima. (2008). "Studi komparasi
Muhammad, R.Ade. 2010. http://luar- antara hukum humaniter internasional dan
negeri.kompasiana.com/2010/11/17/strategi- hukum islam mengenai perlakuan tawanan
perisai-manusia-hamas, diakses pada tanggal perang" , Skripsi Universitas Sebelas Maret
16 Maret 2020 Surakarta.
United Nations High Commissioner for Susan, G. (2012). Peranan Dewan Keamanan
Human Right .2010 Pbb Dalam Penyelesaian Konflik Israel-
.http://www2.ohchr.org/english/bodies/hrcou Palestina (Studi Kasus Resolusi Dewan
ncil/docs/12session/UNHumanRightsCouncil Keamanan Pbb Nomor 1860 Tahun 2009)
Report-of-the-Fact-Finding-Mission-of-the- (Doctoral dissertation, Universitas Andalas)
GazaConflict, diakses tanggal 20 Desember
2020. E. Instrumen Internasional
Security Council. 2009 Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol
.http://www.securitycouncilreport.org/chrono Tambahan 1977 (The Geneva Convention
logy/israelepalestine.php?page=9, diakses of 1949 and Their Additional Protocols 1977.
tanggal 20 Desember 2020.

Anda mungkin juga menyukai