Kebijakan Australia Terhadap Imigran Ilegal
Kebijakan Australia Terhadap Imigran Ilegal
AUSTRALIA
TERHADAP
IMIGRAN ILEGAL
KELOMPOK 4
ANGGOTA
menginginkan jaminan perlindungan dan kehidupan yang lebih baik di Australia. Selain itu, alasan mereka
memilih Australia sebagai negara tujuan mereka adalah karena Australia memiliki hukum yang mengatur
tentang masalah imigran/pengungsi. Australia merupakan salah satu negara yang menandatangani
Konvensi Pengungsi Tahun 1951 pada Tahun 1954 dan Protokol 1967 pada Tahun 1973 sehingga
mewajibkan Australia menerapkan prinsip Non-Refoulement dan mengharuskan Australia bersikap simpati
dan membuka wilayahnya untuk pengungsi dan pencari suaka dari negara lain. Dalam perkembangannya,
kebijakan politik luar negeri Australia semakin sensitif terkait penanganan pengungsi dan pencari suaka.
Kebijakan yang menerapkan prinsip Non-Refoulement kemudian berkembang menjadi kebijakan
sekuritisasi migrasi. Dilema kebijakan ini terkait karakteristik pemimpin nasional serta orientasi ideologis
yang dianutnya. Pada umumnya Pendana Menteri dari Partai Buruh lebih progresif terhadap para
pengungsi dan pencari suaka, dibandingkan kebijakan Perdana Menteri dari Partai Liberal yang
konservatif. Australia juga sangat memperhitungkan dinamika lingkungan eksternal khususnya yang
berkaitan dengan situasi keamanan regional di Asia Tenggara. Kebijakan Australia yang dianggap
bertentangan dengan prinsip Non-Refoulement menuai banyak kritik dari dunia internasional. Umumnya,
imigran ilegal ini sebagian besar dari mereka berasal dari negara-negara konflik seperti Afghanistan, Irak,
Iran dan Sri Lanka.
ANALISIS IDEOLOGI AKTOR INDIVIDUAL