1. KPU telah menetapkan jadwal dan Tahapan penyelenggaraan pemilu berdasarkan peraturan KPU.

Setelah itu, KPU juga telah menetapkan partai politik sebagai peserta pemilu.

Seiring dengan berjalannya waktu, ada partai politik yang memasang iklan kampanye di salah satu
media cetak yang ada di daerah Anda. Pemasangan iklan tersebut dilakukan sebelum tahapan
kampanye dengan metode iklan kampanye di media massa cetak. Iklan tersebut juga
mencantumkan nomor urut dan logo partai.

Atas peristiwa tersebut, bagaimana pandangan Anda selaku Bawaslu Provinsi? Langkah-langkah
apa saja yang perlu dilakukan untuk proses penindakan pelanggaran?

Jawaban:

Selaku Bawaslu Provinsi, berdasarkan hasil pengawasan tersebut kami tuangkan dalam formular A,
kemudian hasil pengawasan tersebut dijadikan temuan, selanjutnya Bawaslu akan mengkaji
berdasarkan UU 7 tahun 2017 tentang Pemilu. apakah peristiwa tersebut terpenuhi syarat formil
dan materil sebagai dugaan pelanggaran pemilu.

Bahwa pasal 492 menyatakan setiap orang dengan sengaja melakukan kampanye pemilu di luar
jadwal yang ditetapkan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU Kab/Kota untuk peserta pemilu dipidana
kurungan paling lama 1 tahun dan denda paling banyak 12.000.000 (dua belas juta rupiah)

bahwa dalam dugaan pelanggaran tersebut terdapat logo dan nomor urut partai politik, dimana
kedua unsur tersebut dapat dikategorikan sebagai unsur citra diri.

Selajutnya proses penanganan berada di setra gakkumdu untuk dikaji kebenaran terhadap temuan
tersebut. Jika terpenuhi unsur akan diteruskan dikepolisian. Setelah dikepolisian jika kajian
kepolisian terpenuhi unsur tidak pidana pemilu maka akan diteruskan kepada kejaksaan. Selajutkan
kejaksaan akan mengkaji Kembali apabila terpenuhi unsur akan dilimpahkan kepada pengadilan
negeri untuk diadili kebenarannya.

2. Bahwa dalam proses pemutakhiran daftar pemilih PPDP tidak melakukan coklit daftar pemilh
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Bagaimana pandangan saudara terhadap peristiwa
tersebut?

Jawaban:
Bahwa terhadap hasil pengawasan tersebut, saya selaku Bawaslu provinsi akan menjadi hasil
pengawasan sebagai temuan kemudian melakukan proses penanganan pelanggaran administrasi
dengan Langkah-langkah sebagai berikut:
a. Bawaslu akan mengundang saudara PPDP untuk memberikan keterangan atas peristiwa
yang sebenar-benarnya.
b. Bawaslu juga akan mengundang para saksi untuk didengar keterangan dan dituangkan
dalam Berita Acara Klarifikasi.
c. Bawaslu akan melakukan pengkajian terhadap temuan pelangggaran, dengan melihat dan
memperhatikan segala bukti dan keterangan para pihak, dalam hal terpenuhi segala unsur
akan diteruskan kepada KPU untuk ditindaklanjuti. Apabila tidak terpenuhi maka akan
dihentikan.
d. Segala bentuk penanganan pelanggaran akan dalam Formulir dan dipublikasikan melalui
papan informasi.
3. Di desa menteng telah terjadi pembagian uang kepada pemilih yang dilakukan oleh tim kampanye
partai bunga, kejadian ini di rekam oleh salah satu warga menteng dan kemudian diviralkan melalui
media sosial. Bagaiamana pandangan saudara terhadap praktek politik uang yang dilakukan oleh
peserta pemilu tersebut.

Jawaban:
Politik uang merupakan kejahatan berat dalam penyelenggaraan pemilu. undang-undang 7 tahun
2022 telah mengatur larangan sebagaimana pasal 523 menyatakan: setiap pelaksana, peserta
dan/atau tim kampanye pemilu yang dengan sengaja menjanjikan atau memberikan uang atau
materi lainnya sebagai imbalan kepada peserta Kampanye Pemilu secara langsung atau tidak
langsung sebagiaman dimaksud pasal 280 ayat (1) huruf j dipidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun dan denda paling banyak 24.000.000.
Bahwa terhadap ketentuan tersebut sebagai Bawaslu terpilih kami akan melakukan kajian
penanganan pelanggaran atas peristiwa tersebut berdasarkan peraturan perundang-undagan.

4. Dalam proses pendaftaran partai politik, partai A melakukan pendaftaran pada hari kamis tanggal 9
juli 2022 pukul 23.45 wib. Karena keterbatasan waktu dalam melakukan input data melalui sipol,
sehingga partai A tidak ditetap sebagai peserta pemilu. apakah Tindakan KPU tersebut sudah benar,
bagaiamana pandangan saudara ketika menjadi pengawas pemilu?

Bahwa berdasarkan undang-undang 7 tahun 2017 Bawaslu berwenang menyelesaikan sengketa

proses pemilihan umum. Proses sengketa terjadi akibat dikeluarkan Surat keputusan KPU tentang
peserta pemilihan umum tahun 2024. Kemudian SK KPU tersebut menjadi obyek sengketa antara
peserta dengan penyenggara pemilu (KPU).

Bahwa peristiwa diatas dapat masuk kategori obyek penyelesaian sengketa di Bawaslu, kami
mendorong kepada partai politik yang tidak lolos sebagai peserta pemilu berdasarkan surat
keputusan KPU tersebut untuk mendaftarkan permohonan sengketa proses kepada bawaslu untuk

5. Dalam pemilu terdapat praktek politik identitas masih kerap terjadi, misalnya di kota B saudara nehi
sebagai calon anggota DPRD telah melakukan dugaan pelanggaran kampanye hitam berupa
bagiamana cara menyelesaikan laporan politik identitas tersebut?

Laporan pelanggaran merupakan laporan dari masyarakat dengan kriteria syarat pelapor
diantaranya, Warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih, peserta pemilu dan pemantau
pemilu, pelapor melaporkan kepada pengawas setempat dengan mengisi formular laporan, dalam
formular laporan setidaknya memuat nama pelapor, terlapor, waktu kejadian dan uraian singkat
kejadian, bahwa dalam melengkapi syarat formil dan materil, pelapor dalam menyampaikan
laporan melengkapi saksi dan alat bukti.
Bahwa laporan disampaikan 7 hari sejak peristiwa terjadi atau di ketaui, bahwa syarat formil dan
meteriil pelapor dinyatakan lengkap, maka pengawas pemilu akan menerima laporan dan
melakukan registrasi, Pengawas pemilu akan melakukan kajian awal terhadap dugaan pelanggaran
yang dilaporkan oleh pelapor, bahwa proses penanganan pelanggaran yang dilakukan oleh
pengawas pemilu memiliki rentang waktu 7 hari, ketika dalam 7 hari dibutuhkan keterangan
tambahan, maka penanganan pelanggaran di perpanjang 14 hari sejak laporan di registrasi, setelah
dinyatakan lengkap dan terpenuhinya unsur pelanggaran pidana, maka 1x24 jam akan di sampaikan
ke penyidik.