Anda di halaman 1dari 14

Komisi Pemilihan Umum, Badan

Pengawas Pemilihan Umum,


Dewan Kehormatan
Penyelenggara Pemilihan
Umum

Disusun Oleh Kelompok 8 :


Jafar Zhodik2221609015
Amelia Anggraini 2221609027
Ghaida Chairunisa 2221609073

Dosen Pengampu : Agus Purnomo, S. Sy, M. H


Pembahasan

1 Komisi Pemilihan Umum

2 Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu)

3
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum
(DKPP)
Komisi Pemilihan Umum
● Adalah lembaga negara yang menyelenggarakan Pemilihan Umum di Indonesia.
● Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga negara independen yang bertanggung jawab
menyelenggarakan dan menyelenggarakan pemilihan umum di Indonesia.

● KPU didirikan pada tahun 1946 oleh Presiden Soekarno sebagai Badan Pembentuk Susunan
Komite Nasional Pusat KPU yang ada saat ini merupakan yang keenam sejak era Reformasi tahun
1998. KPU pertama (1999-2001) dibentuk dengan Keppres No. 16 Tahun 1999, beranggotakan 53
orang yang berasal dari pemerintah dan partai politik. KPU kedua (2001-2007) dibentuk dengan
Keppres No. 10 Tahun 2001, beranggotakan 11 orang yang berasal dari akademisi dan LSM.
Kemudian, KPU periode 2007-2012 ini dibentuk berdasarkan Keppres No. 101/P/2007 yang
berisikan 7 orang anggota. KPU yang ketiga ini dilantik oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada 23 Oktober 2012. KPU periode 2012-2017 Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono melantik 7 anggota KPU bersama 5 anggota Bawaslu pada 12 April 2012. Bertujuan
untuk menghadapi Pemilu 2014. Pelantikan anggota KPU periode 2012-2017 ini didasarkan pada
Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 34/P/tahun 2012, sedangkan pelantikan anggota Bawaslu
melalui Keppres Nomor 35/P/tahun 2012. KPU periode 2017-2022 Presiden Joko Widodo
melantik 7 orang sebagai komisioner KPU pada 11 April 2017 berdasarkan Surat Keputusan
Presiden No. 44 Tahun 2017. Bertujuan untuk menghadapi Pemilu 2019.
Komisi Pemilihan Umum
Visi Menjadi penyelenggara pemilihan umum yang mandiri, professional, dan
berintegritas untuk terwujudnya pemilu yang langsung, umum, bebas dan rahasia
(LUBER) serta jujur dan adil (jurdil).

Misi Berikut ini adalah misi yang diemban oleh KPU: Meningkatkan kualitas
penyelenggaraan Pemilu yang efektif dan efisien, transparan, akuntabel, serta
aksesibel. Meningkatkan integritas, kemandirian, kompetensi dan profesionalisme
penyelenggara Pemilu dengan mengukuhkan code of conduct penyelenggara Pemilu.
Menyusun regulasi di bidang Pemilu yang memberikan kepastian hukum, progesif,
dan partisipatif. Meningkatkan kualitas pelayanan Pemilu untuk seluruh pemangku
kepentingan. Meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih dalam Pemilu, Pemilih
berdaulat Negara kuat. Mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi
dalam penyelenggaraan Pemilu.
Tugas & Wewenang Komisi Pemilihan Umum
Tugas dan Wewenang KPU Menurut Pasal 10 UU No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum dan Pasal 2
Keppres No. 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum dan Penetapan Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Umum Komisi Pemilihan Umum, KPU mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilu.


2. Menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak sebagai peserta Pemilu.
3. Membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan mengkoordinasikan
kegiatan Pemilu mulai dari tingkat pusat sampai di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
4. Menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk setiap daerah pemilihan. Menetapkan
keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah pemilihan untuk DPR, DPRD I dan DPRD II.
Mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil Pemilihan Umum.
5. Memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.

Dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 juga ditambahkan, selain tugas dan kewenangan
KPU tersebut, KPU berwenang melakukan mengevaluasi sistem Pemilu. Evaluasi dilakukan selambat-
lambatnya 3 tahun setelah Pemilihan Umum dilaksanakan.
Badan Pengawas Pemilihan Umum

• Adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang bertugas mengawasi


penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pengawasan Pemilu adalah kegiatan mengamati,
mengkaji, memeriksa, dan menilai proses penyelenggaraan Pemilu
sesuai peraturan perundang-undangan.

• Tujuan : Menegakkan integritas penyelenggara,penyelenggaraan dan


hasil pemilu melalui pengawasan Pemilu berintegritas dan
berkredibilitas untuk mewujudkan Pemilu yang demokratis; dan
memastikan terselenggaranya Pemilu secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, adil, dan berkualitas, serta dilaksanakannya peraturan
perundang-undangan mengenai Pemilu secara menyeluruh.

• Asas Pengawasan Pemilu :


• mandiri; jujur; adil; kepastian hukum; tertib penyelenggara Pemilu;
• Kepentingan umum ; keterbukaan ; proporsionalitas ;
profesionalitas ; akuntabilitas ; efesiensi ; dan efektivitas.
Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Bawaslu
Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Pengawas Pemilu berdasarkan amanat Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum adalah sebagai berikut :

Bawaslu Berwenang :
a. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya
pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang mengahrr
mengenai Pemilu;

b. Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran, administrasi Pemilu;

c. Memeriksa, mengkaji, dan memuttrs pelanggaran politik uarg;

d. Menerima, memeriksa, memediasi atau mengadjudikasi, dan memutus penyelesaian


sengketa proses Pemilu;

e. Merekomendasikan kepada instansi yang bersangkutan mengenai hasil pengawasan


terhadap netralitas aparatur sipil-negara, netralitas anggota Tentara Nasional Indonesia,
dan netralitas anggota Kepolisian Republik Indonesia; '
Bawaslu Berwenang
f. Mengambil alih sementara tugas, wewenang, dan kewajiban Bawaslu Provinsi dan Bawaslu
Kabupaten/Kota secara berjenjang jika Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten Kota berhalangan
sementara akibat dikenai sanksi atau akibat lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan ;

g. Meminta bahan keterangan yang dibuhrhkan kepada pihak terkait dalam rangka pencegahan dan
penindakan pelanggaran administrasi, pelanggaran kode etik, dugaan tindak pidana Pemilu, dan
sengketa proses Pemilu;

h. Mengoreksi putusan dan rekomendasi Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota apabila
terdapat hal yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangundangan;

i. Membentuk Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/ Kota, dan Panwaslu LN;

j. Mengangkat, membina, dan memberhentikan anggota Bawaslu Provinsi, anggota Bawaslu


Kabupaten/Kota, dan anggota Panwaslu LN; dan

k. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan-ketentuan perundang-undangan


Kewajiban Bawaslu

a. Bersikap adil dalam menjalankan tugas dan wewenang;

b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas


Pengawas Pemilu pada semua tingkatan;

c. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Presiden dan DPR sesuai


dengan tahapan Pemilu secara periodik darr/atau berdasarkan kebutuhan

d. Mengawasi pemutakhiran dan pemeliharaan data pemilih secara


berkelanjutan yang ditakukan oleh KPU dengan memperhatikan data
kependudukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

e. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan perundangundangan.


Tugas Bawaslu

1. Menyusun standar tata laksana pengawasan Penyelenggaraan Pemilu untuk pengawas Pemilu di
setiap tingkatan.
2. Melakukan pencegahan dan penindakan terhadap: Pelanggaran Pemilu; dan Sengketa proses Pemilu.
3. Mengawasi persiapan Penyelenggaraan Pemilu mulai dari perencanaan, sosialisasi, sampai
pelaksanaan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4. Mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu mulai dari kemutakhiran data pemilih dan
penetapan daftar pemilih sementara hingga penetapan calon peserta pemilu.
5. Mencegah terjadinya praktik politik uang.
6. Mengawasi netralitas aparatur sipil negara, netralitas anggota Tentara Nasional Indonesia, dan
netralitas anggota Kepolisian Republik Indonesia.
7. Mengawasi pelaksanaan putusan atau keputusan, yang terdiri atas: Putusan DKPP; Putusan
pengadilan mengenai pelanggaran dan sengketa Pemilu; Putusan atau keputusan Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota; Keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota; dan
Keputusan pejabat yang berwenang atas pelanggaran netralitas aparatur sipil negara, netralitas anggota
Tentara Nasional Indonesia, dan netralitas anggota Kepolisian Republik Indonesia.
Tugas Bawaslu

8. Menyampaikan dugaan pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu kepada DKPP.


9. Menyampaikan dugaan tindak pidana Pemilu kepada Gakkumdu.
10. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip serta melaksanakan penyusutannya
berdasarkan jadwal retensi arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
11. Mengevaluasi pengawasan Pemilu.
12. Mengawasi pelaksanaan Peraturan KPU dan melaksanakan tugas lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum

Merupakan suatu lembaga dalam rangka memahami penegakan etik Penyelenggara Pemilu
yang bermartabat secara utuh. Seperti dikutip dari laman resmi DKPP. Dalam Pasal 1 ayat 24
UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) disebutkan bahwa DKPP
adalah lembaga yang bertugas menangani pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu.

Tugas dan fungsi DKPP telah disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan hukum dalam
Penyelenggaraan Pemilu. Penguatan kelembagaan Penyelenggara Pemilu yang dimaksud
adalah untuk dapat menciptakan penyelenggaraan Pemilu yang lancar, sistematis, dan
demokratis.
Penjelasan tentang DKPP telah diatur terinci dalam Bab III, Pasal 155-Pasal 166 UU Pemilu.

Adapun tugas DKPP menurut Pasal 156 ayat (1), yakni:


Menerima aduan dan/atau laporan dugaan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh
Penyelenggara Pemilu; melakukan penyelidikan dan veritifikasi; serta pemeriksaan atas aduan
dan/atau laporan dugaan adanya pelanggaraan kode etik yang dilakukan oleh Penyelenggara
Pemilu.
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum

Sementara wewenang DKPP dalam Pasal 159 ayat (2), yaitu:

● Memanggil Penyelenggara Pemilu yang diduga melakukan


pelanggaran kode etik untuk memberikan penjelasan dan
pembelaan;
● Memanggil pelapor, saksi, dan/atau pihak lain yang terkait
untuk dimintai keterangan, termasuk untuk dimintai dokumen
atau bukti lain;
● Memberikan sanksi kepada Penyelenggara Pemilu yang
terbukti melanggar kode etik;
● Memutus pelanggaran kode etik
Thanks!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes


icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai