3
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum
(DKPP)
Komisi Pemilihan Umum
● Adalah lembaga negara yang menyelenggarakan Pemilihan Umum di Indonesia.
● Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga negara independen yang bertanggung jawab
menyelenggarakan dan menyelenggarakan pemilihan umum di Indonesia.
● KPU didirikan pada tahun 1946 oleh Presiden Soekarno sebagai Badan Pembentuk Susunan
Komite Nasional Pusat KPU yang ada saat ini merupakan yang keenam sejak era Reformasi tahun
1998. KPU pertama (1999-2001) dibentuk dengan Keppres No. 16 Tahun 1999, beranggotakan 53
orang yang berasal dari pemerintah dan partai politik. KPU kedua (2001-2007) dibentuk dengan
Keppres No. 10 Tahun 2001, beranggotakan 11 orang yang berasal dari akademisi dan LSM.
Kemudian, KPU periode 2007-2012 ini dibentuk berdasarkan Keppres No. 101/P/2007 yang
berisikan 7 orang anggota. KPU yang ketiga ini dilantik oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada 23 Oktober 2012. KPU periode 2012-2017 Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono melantik 7 anggota KPU bersama 5 anggota Bawaslu pada 12 April 2012. Bertujuan
untuk menghadapi Pemilu 2014. Pelantikan anggota KPU periode 2012-2017 ini didasarkan pada
Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 34/P/tahun 2012, sedangkan pelantikan anggota Bawaslu
melalui Keppres Nomor 35/P/tahun 2012. KPU periode 2017-2022 Presiden Joko Widodo
melantik 7 orang sebagai komisioner KPU pada 11 April 2017 berdasarkan Surat Keputusan
Presiden No. 44 Tahun 2017. Bertujuan untuk menghadapi Pemilu 2019.
Komisi Pemilihan Umum
Visi Menjadi penyelenggara pemilihan umum yang mandiri, professional, dan
berintegritas untuk terwujudnya pemilu yang langsung, umum, bebas dan rahasia
(LUBER) serta jujur dan adil (jurdil).
Misi Berikut ini adalah misi yang diemban oleh KPU: Meningkatkan kualitas
penyelenggaraan Pemilu yang efektif dan efisien, transparan, akuntabel, serta
aksesibel. Meningkatkan integritas, kemandirian, kompetensi dan profesionalisme
penyelenggara Pemilu dengan mengukuhkan code of conduct penyelenggara Pemilu.
Menyusun regulasi di bidang Pemilu yang memberikan kepastian hukum, progesif,
dan partisipatif. Meningkatkan kualitas pelayanan Pemilu untuk seluruh pemangku
kepentingan. Meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih dalam Pemilu, Pemilih
berdaulat Negara kuat. Mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi
dalam penyelenggaraan Pemilu.
Tugas & Wewenang Komisi Pemilihan Umum
Tugas dan Wewenang KPU Menurut Pasal 10 UU No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum dan Pasal 2
Keppres No. 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum dan Penetapan Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Umum Komisi Pemilihan Umum, KPU mempunyai tugas sebagai berikut :
Dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 juga ditambahkan, selain tugas dan kewenangan
KPU tersebut, KPU berwenang melakukan mengevaluasi sistem Pemilu. Evaluasi dilakukan selambat-
lambatnya 3 tahun setelah Pemilihan Umum dilaksanakan.
Badan Pengawas Pemilihan Umum
Bawaslu Berwenang :
a. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya
pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang mengahrr
mengenai Pemilu;
g. Meminta bahan keterangan yang dibuhrhkan kepada pihak terkait dalam rangka pencegahan dan
penindakan pelanggaran administrasi, pelanggaran kode etik, dugaan tindak pidana Pemilu, dan
sengketa proses Pemilu;
h. Mengoreksi putusan dan rekomendasi Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota apabila
terdapat hal yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
1. Menyusun standar tata laksana pengawasan Penyelenggaraan Pemilu untuk pengawas Pemilu di
setiap tingkatan.
2. Melakukan pencegahan dan penindakan terhadap: Pelanggaran Pemilu; dan Sengketa proses Pemilu.
3. Mengawasi persiapan Penyelenggaraan Pemilu mulai dari perencanaan, sosialisasi, sampai
pelaksanaan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4. Mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu mulai dari kemutakhiran data pemilih dan
penetapan daftar pemilih sementara hingga penetapan calon peserta pemilu.
5. Mencegah terjadinya praktik politik uang.
6. Mengawasi netralitas aparatur sipil negara, netralitas anggota Tentara Nasional Indonesia, dan
netralitas anggota Kepolisian Republik Indonesia.
7. Mengawasi pelaksanaan putusan atau keputusan, yang terdiri atas: Putusan DKPP; Putusan
pengadilan mengenai pelanggaran dan sengketa Pemilu; Putusan atau keputusan Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota; Keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota; dan
Keputusan pejabat yang berwenang atas pelanggaran netralitas aparatur sipil negara, netralitas anggota
Tentara Nasional Indonesia, dan netralitas anggota Kepolisian Republik Indonesia.
Tugas Bawaslu
Merupakan suatu lembaga dalam rangka memahami penegakan etik Penyelenggara Pemilu
yang bermartabat secara utuh. Seperti dikutip dari laman resmi DKPP. Dalam Pasal 1 ayat 24
UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) disebutkan bahwa DKPP
adalah lembaga yang bertugas menangani pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu.
Tugas dan fungsi DKPP telah disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan hukum dalam
Penyelenggaraan Pemilu. Penguatan kelembagaan Penyelenggara Pemilu yang dimaksud
adalah untuk dapat menciptakan penyelenggaraan Pemilu yang lancar, sistematis, dan
demokratis.
Penjelasan tentang DKPP telah diatur terinci dalam Bab III, Pasal 155-Pasal 166 UU Pemilu.