Anda di halaman 1dari 13

PERANAN PARTAI

POLITIK &
PEMILU
Present By Kelompok 4
2221609032 Mega Yulistiya Alrihad ‘Aisy

2221609081 Maria Kiftiah

2221609087 Futriani Bt Ismail

2221609095 Fegy Rizka Amelia

2221609097 Ahmad Mulkan Nur


Sub Materi

01 Peranan Partai Politik

02 Peranan Pemilihan Umum


01
Peranan Partai Politik
Peranan Partai Politik
Secara umum Partai Politik dapat mengambil peran menggerakan partisipasi politik
rakyat bilamana secara konsisten menyelenggarakan fungsi-fungsi dasar sebagai partai
politik yaitu: (a) menyalurkan aspirasi politik rakyat atau biasa disebut fungsi artikulasi
dan agregasi kepentingan; (b) melakukan sosialisasi politik; (c) melakukan rekrutmen
politik; (d) mengendalikan konflik.12 Fungsi-fungsi partai politik terjabar sebagai
berikut:
• Pertama, sebagai sarana komunikasi politik, partai berperan sangat penting dalam
upaya mengartikulasikan kepentingan (interests articulation) atau “political
interests” yang terdapat atau kadang-kadang yang tersembunyi dalam masyarakat
dan menyatupadukan dengan kepentingan politik yang lain (political agrigation).
Berbagai kepentingan itu diserap sebaik-baiknya oleh partai politik menjadi ide-ide,
visi dan kebijakan-kebijakan partai politik yang bersangkutan. Setelah itu, ide-ide
dan kebijakan atau aspirasi kebijakan itu diadvokasikan sehingga dapat diharapkan
mempengaruhi atau bahkan menjadi materi kebijakan kenegaraan yang resmi.
• Kedua, Partai sebagai sarana sosialisasi politik. Partai politik juga memainkan peranan sebagai
sarana sosialisasi politik (instrument of political socialization). Di dalam ilmu politik sosiali-sasi
politik diartikan sebagai proses melalui mana seseorang memperoleh sikap dan orientasi
terhadap fenomena politik, yang umumnya berlaku dalam masyarakat di mana ia berada.
Biasanya proses sosialisasi berjalan secara berangsur-angsur dari masa kanak--kanak sampai
dewasa. Di samping itu sosialisasi politik juga mencakup proses melalui mana masyarakat
menyampaikan norma-norma dan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ide, visi
dan kebijakan strategis yang menjadi pilihan partai politik dimasyarakatkan kepada konstituen
untuk mendapatkan ‘feedback’ berupa dukungan dari masyarakat luas.

• Ketiga, partai politik adalah sarana rekruitmen politik (political recruitment). Partai dibentuk
memang dimaksudkan untuk menjadi kendaraan yang sah untuk menyeleksi kader-kader
pemimpin negara pada jenjang-jenjang dan posisiposisi tertentu. Kader-kader itu ada yang
dipilih secara langsung oleh rakyat, ada pula yang dipilih melalui cara yang tidak langsung,
seperti oleh Dewan Perwakilan Rakyat, ataupun melalui caracara yang tidak langsung lainnya.
• Fungsi keempat, adalah pengatur dan pengelola konflik yang terjadi dalam masyarakat (conflict
management). Seperti sudah disebut di atas, nilai-nilai (values) dan kepentingankepentingan
(interests) yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat sangat beraneka ragam, rumit, dan
cenderung saling bersaing dan bertabrakan satu sama lain. Jika partai politiknya banyak,
berbagai kepentingan yang beraneka ragam itu dapat disalurkan melalui polarisasi partaipartai
politik yang menawarkan ideologi, program, dan altrernatif kebijakan yang berbeda-beda satu
sama lain.
02
Peranan Pemilihan
Umum
Peranan Pemilihan Umum
Menurut Heywood pemilu adalah ‘jalan dua arah’ yang disediakan untuk pemerintah dan rakyat, elit dan massa
dengan kesempatan untuk saling mempengaruhi. Pemilu adalah ‘jalan dua arah’ seperti yang ada pada semua
saluran komunikasi politik. Sebagai ‘jalan dua arah’ fungsi pemilu secara garis besar terumuskan dalam 2 (dua)
perspektif bottom-up dan top-down. Dalam perspektif bottom-up pemilu dilihat sebagai sarana politisi dapat
dipanggil untuk bertanggungjawab dan ditekan untuk mengantarkan bagaimana kebijakan merefleksikan opini
publik.

• Fungsi Botttom Up

Termasuk dalam fungsi bottom-up diantaranya adalah fungsi pemilu sebagai: pertama, rekruitmen politisi. Di
negara demokratis, pemilu adalah sumber utama untuk rekrutmen politisi dengan partai politik sebagai sarana
utama dalam penominasian kandidat. Individu-individu biasa kemudian menjadi politisi sejak dirinya bergabung
dalam partai politik dan sejak dinominasikan atau mencalonkan diri dalam pemilu. Kedua, membentuk
pemerintahan. Membentuk pemerintahan secara langsung di negara-negara yang menganut sistem presidensial
seperti di Negara Amerika Serikat dan Perancis dimana eksekutif dipilih secara langsung. Sedangkan pada
pemerintahan dengan sistem parlementarian pemilu lebih mempengaruhi formasi pemerintah dimana derajat
mempengaruhinya tergantung pada sistem pemilu yang digunakan. Ketiga, sarana membatasi perilaku dan
kebijakan pemerintah. Penguasa-penguasa yang agendanya tidak lagi disetujui rakyat maka dapat dikontrol
perilakunya secara periodik dalam pemilu berikutnya. Incumbent dapat dihukum oleh rakyat melalui pengalihan
dukungan suara kepada kandidat atau partai lain yang dianggap lebih aspiratif.
Peranan Pemilihan Umum
• Fungsi Top – Down

Dalam perspektif top-down, pemilu dilihat sebagai pertama, sarana elit melakukan kontrol terhadap rakyat agar
tetap tanpa gerak/diam (quiescent), dapat ditundukkan (malleable), dan pada akhirnya dapat diperintah
(governable). Fungsi ini biasanya terjadi terkait dengan penguasapenguasa otoriter. Dalam pemerintahan yang
otoriter pemilu dilaksanakan untuk membangun legitimasi atas sistem yang mereka bangun. Selain itu, pemilu juga
menjadi sarana dimana elit dapat memanipulasi dan mengontrol masa. Masuk dalam perspektif top-down fungsi
pemilu adalah: pertama, memberi legitimasi kekuasaan. Fungsi ini merupakan fungsi paling mendasar dalam pemilu.
Penguasa yang terpilih tidak hanya akan memiliki legalitas tetapi yang paling penting adalah memiliki keabsahan
moral untuk memerintah. Dengan keabsahan moral yang dimiliki, segala aktivitas yang dilakukan pemerintahan
memiliki legitimasi. Kebijakan, penerapan ganjaran dan sanksi yang dibuat pemerintah absah di hadapan rakyat.
Kedua, sirkulasi dan penguatan elit. Pemilu merupakan sarana dan jalur langsung untuk mencapai posisi elit
penguasa. Pintu masuk bagi terjadinya sirkulasi elit dalam pemilu adalah melalui tahap seleksi kandidat. Dengan
seleksi kandidat itu dapat dilihat apakah sirkulasi elit itu mengacu pada proses dimana individu-individu berputar di
antara elit dan non-elit, atau mengacu pada proses dimana elit satu digantikan dengan elit yang lain
Peranan Pemilihan Umum
• Fungsi Top – Down

Ketiga, menyediakan perwakilan. Pemilu merupakan saluran yang menghubungkan publik ke


pemerintahan. Fungsi ini terutama menjadi kebutuhan rakyat, baik dalam rangka mengevaluasi
maupun mengontrol perilaku pemerintah dan program serta kebijakan yang dihasilkannya.10
Dengan pemilu rakyat dapat memilih wakil-wakil mereka yang akan menduduki jabatan-jabatan
pemerintahan yang dipilih. Wakil-wakil itu yang kemudian menjadi penyambung kepentingan
rakyat atas berbagai persoalan yang dihadapi rakyat.
Keempat, sarana pendidikan politik. Pemilu merupakan salah satu bentuk pendidikan politik rakyat
yang bersifat langsung, terbuka, dan massal, yang diharapkan bisa mencerdaskan pemahaman
politik dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai demokrasi.11 Peran itu terutama
dilakukan oleh partai politik maupun individu-individu peserta pemilu. Instrumen yang dipakai
adalah materi dari peserta pemilu. Ideologi, program dan kebijakan yang ditawarkan peserta
pemilu dapat menjadi bahan evaluasi rakyat untuk menentukan pilihannya secara tepat.
Peranan Pemilihan Umum
• Fungsi Horizontal
Di luar fungsi pemilu sebagai ‘jalan dua arah’ yang lebih bersifat vertikal tersebut, satu fungsi
pemilu yang tidak kalah penting adalah dimensi horisontal pemilu. Dalam dimensi horizontal,
pemilu berfungsi sebagai: pertama, arena pengelolaan konflik kepentingan. Dipahami bahwa
masyarakat memiliki berbagai kepentingan yang tidak dapat selamanya dapat berjalan dengan
harmonis. Ada kalanya kepentingan mereka saling cross-cutting sehingga melahirkan friksi sampai
pada timbulnya konflik. Agar tidak terjadi anarkisme konflik maka konflik kepentingan itu
ditransfer melalui berbagai lembaga perwakilan yang ada dalam negara demokrasi yang
pembentukannya melalui pemilu. Karena menjadi sarana mentransfer konflik maka pemilu sendiri
adalah menjadi bagian dari zona damai yang diharapkan dari adanya lembaga-lembaga
perwakilan. Dengan kata lain pemilu menjadi sarana perubahan politik secara damai. Kedua,
sarana menciptakan kohesi dan solidaritas sosial. Fungsi ini adalah kelanjutan dari fungsi pemilu
sebagai arena pengelolaan konflik. Dengan adanya transfer konflik ke lembaga - lembaga
perwakilan maka di dalam masyarakat diharapkan perbedaan yang ada tidak menjadi sarana
fragmentasi sosial. Dengan demikian dapat disimpulkan 2 (dua) fungsi pemilu yaitu secara vertikal
dan horizontal. Secara vertikal adalah ‘jalan dua arah’ rakyat dengan pemerintah dan sebaliknya.
Sementara itu fungsi vertikal adalah berdimensi relasi antar kelompok dan individu yang ada
dalam masyarakat sendiri.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai