Abstract
Political participation is a citizen activity that acts as individuals intended to influence government
decision making. Participation can be individual or collective, organized or spontaneous, peaceful
or violent, legal or illegal, effective or ineffective. In general, Political Parties have a role as a
means of political communication, the party plays a very important role in an effort to articulate
interests or “political interests” that are hidden or sometimes hidden in society and combine
with other political interests (political agrigation) . Second, the Party as a means of political
socialization. Political parties also play a role as a means of political socialization (instrument of
political socialization). Third, political parties are a means of political recruitment. fourth, is the
regulator and manager of conflicts that occur in the community (conflict management). There
are several variables that can be used to explain why political participation is important, some
of which are; (1) Political trust; (2) socio-economic status; (3) Personality or psychological
explanation.
*Hasanudin
*Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau
94
Hasil Penelitian
Milbrath dan Goel mengajukan tiga bentuk mengorbankan waktunya untuk memperjuangkan
partisipasi politik, yaitu partisipasi aktif, partisipasi aspirasi dan kepentingan politiknya, sementara
pasif, dan apatis.5 Partisipasi aktif dibagi dalam dua yang lain tidak? Mengapa sebagian orang rela
kategori, yaitu partisipasi konvensional dan tidak diterpa hujan dan terik matahari untuk memprotes
konvensional. “Mode” partisipasi tidak suatu kebijakan politik pemerintah, sementara yang
konvensional ini adalah protestor, seperti lain tampak tak acuh? Mengapa sebagian orang
bergabung dalam demontrasi massa di jalanan, bersedia antri mengikuti proses pemilihan umum
gerakan-gerakan kekacauan (huru-hara), aksi sementara yang lain tidak? Variabel-variabel apa
protes menentang tindakan pemerintah yang secara yang dapat menjelaskan keaktifan atau
moral dianggap salah, menolak untuk mentaati ketidakaktifan seseorang dalam kegiatan politik?
undang-undang atau kebijakan yang dianggap tidak Pertanyaan-pertanyaan senada masih dapat
adil, dan sebagainya. “Mode” partisipasi dikembangkan jika kita bermaksud untuk
konvensional adalah aktifitass masyarakat (seperti melakukan kajian tentang partisipasi masyarakat.
bekerja bersama-sama menyelesaikan berbagai Jawaban terhadap pertanyaan di atas, tentu saja,
problem yang sedang dihadapi, membentuk suatu cukup variatif.
kelompok untuk bekerja dalam menyelesaiakan
problem lokal, aktif menjadi anggota suatu Salah satu variabel yang lazim digunakan
organisasi masyarakat, berhubungan dengan untuk menjelaskan keaktifan atau ketidakaktifan
seseorang dalam kegiatan politik adalah
pejabat pemerintah berkaitan dengan isu sosial
kepercayaan politik. Dalam literatur ilmu politik,
tertentu, dan semacamnya); aktivis partai dan
konsep kepercayaan banyak digunakan untuk
pekerja kampanye (bekerja secara aktif untuk
menjelaskan ketidakaktifan (inactivity) seseorang
partai atau kandidat, mempengaruhi orang lain
dalam dunia politik. Namun, menjelaskan
untuk memilih, mengikuti pertemuan dan rapat-
ketidakaktifan dengan konsep kepercayaan selalu
rapat partai, menyumbang uang bagi partai atau
mengandung pengertian ganda: Pertama,
kandidat, bergabung dan mendukung suatu partai
ketidakaktifan dapat diinterpretasi sebagai ekspresi
politik, menjadi kandidat dalam suatu jabatan
atas kepercayaan yang rendah terhadap sistem
publik, dan sebagainya; komunikator (mencari
politik atau sebagai ekspresi atas perasaan
informasi tentang politik, melibatkan diri dalam
keterasingan (alienasi); Kedua, ketidak aktifan
diskusi-diskusi politik, menyampaiakn dukungan
juga dapat diinterpretasi sebagai ekspresi
atau protes pada elit politik, dan sebagainya;
kepercayaan yang tinggi. Misalnya, ada bukti kuat
spesialis kontak (seperti menghubungi pejabat
bahwa partisipasi dalam sistem politik meningkat
pemerintah baik di daerah maupun pusat jika ada
masalah khusus yang berkaitan dengan pada saat terjadi krisis. Dengan begitu,
ketidakaktifan seseorang menandakan bahwa
kepentingannya, dan semacamnya. Sementara itu,
mereka puas terhadap sistem politik yang ada, atau
“mode” partisipasi pasif adalah pemilih (voters)
paling tidak mereka tidak khawatir terhadap
dan pecinta tanah air (patriots) seperti memilih
keadaan yang ada. Pengaruh kepercayaan politik
secara teratur pada saat pemilihan, cinta negara,
menunjukkan sikap patriotisme dengan harus dikaitkan dengan efikasi (informasi
mengibarkan bendera, mengikuti parade, politik).Jika seseorang mempunyai tingkat efikasi
membayar semua pajak dan retribusi, dan (informasi politik) tinggi dan merasa pemerintah
sebaganya. Sedangkan “mode” apatis adalah sebagian besar tidak dapat dipercaya (kepercayaan
politik rendah), maka mereka akan menunjukkan
ketidakaktifan dalam proses politik, seperti tidak
derajat yang tinggi dalam aktivitas voting.
menghadiri pemilu, tidak ikut aktif di berbagai
Sementara itu, mereka yang tingkat efikasinya tinggi
Mengapa orang berpartisipasi dalam dan merasa sangat percaya terhadap pemerintah,
proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan maka akan menunjukkan derajat yang tinggi dalam
politik? Mengapa sebagian orang rela aktivitas hak-hak sipil. Namun, jika variabel efikasi
96
Hasil Penelitian
rendah, maka kedua hubungan ini tidak berlaku.6 kepribadian yang tidak toleran, otoriter, tak acuh,
perasaan tidak aman, perasaan khawatir, kurang
Variabel lain yang yang lazim digunakan mempunyai tanggung jawab secara pribadi, dan
untuk menjelakan partisipasi masyarakat dalam semacamnya. Orang yang mempunyai kepribadian
proses politik adalah status sosial-ekonomi.
yang tidak toleran atau tak acuh cenderung untuk
Setidaknya ada tiga indikator yang biasa digunakan tidak aktif dalam politik. Sebab, apa yang
mengukur variabel status sosial-ekonomi, yaitu
diperjuangkan elit politik tidak selalu sejalan dengan
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan
kepentingan perorangan secara langsung,
pekerjaan. Tesis utama yang biasa dipakai adalah,
betapapun mungkin hal itu menyangkut kepentingan
tingkat partisipasi politik (dalam pemilu misalnya)
umum yang lebih luas. Dalam konteks semacam
berkorelasi secara signifikan dengan tingkat ini, para seseorang yang mempunyai kepribadian
pendidikan dan pendapatan. Tesis ini sebenarnya tidak toleran atau tak acuh cenderung menarik diri
bermula dari banyaknya temuan penelitian tentang
dari percaturan politik langsung, karena
perilaku memilih, yang menunjukkan tingginya
menganggap kegiatan politik tidak berhubungan
tingkat kehadiran pemilih dari pemilih yang
dengan kepentingannya.
berpendidikan dan berpenghasilan tinggi. Hasil
temuan Verba dan Nie menyimpulkan, “the best- Sementara itu, penjelasan psikologis yang
known about turnout is that citizens of higher lebih menitikberatkan faktor orientasi kepribadian
social and economic status participate more in melihat bahwa ketidakaktifan disebabkan oleh
politics....”7 Ada beberapa alasan mengapa tingkat orientasi kepribadian pemilih yang menunjukkan
status sosial- ekonomi berkorelasi dengan karakteristik apatis, anomi, dan alienasi.9 Perasaan
keaktifan atau ketidakaktifan seseorang dalam apatis sebenarnya merupakan jelmaan atau
kegiatan politik, khususnya pada saat pemilu. pengembangan lebih jauh dari kepribadian otoriter,
Pertama, tingkat pendidikan tinggi menciptakan yang secara sederhana ditandai dengan tiadanya
kemampuan lebih besar untuk mempelajari minat terhadap persoalan- persoalan politik. Hal
kehidupan politik tanpa rasa takut, disamping ini bisa disebabkan oleh rendahnya sosialisasi atau
memungkinkan seseorang menguasai aspek-aspek rangsangan (stimulus) politik, atau adanya perasaan
birokrasi dan aturan main yang ada. Kedua, (anggapan) bahwa aktvitas politik tidak
pekerjaan-pekerjaan tertentu lebih menghargai menyebabkan perasaan kepuasan atau hasil secara
partisipasi warga dibanding pekerjaan lainnya. langsung.
Ketiga, pendapatan yang tinggi memudahkan orang
untuk menanggung beban finansial akibat Anomi merujuk pada perasaan tidak
keterlibatannya dalam proses politik.8 berguna. Mereka melihat bahwa aktivitas politik
sebagai sesuatu yang sia-sia, karena mereka
Disamping variabel-variabel di atas, merasa tidak mungkin mempengaruhi peristiwa atau
variabel lain yang juga lazim digunakan untuk kebijaksanaan politik. Bagi para orang semacam
menjelaskan keaktifan atau ketidakaktifan ini, keaktifan atau ketidakaktifan tidak mempunyai
seseorang dalam proses politik adalah variabel pengaruh apa-apa, karena keputusan-keputusan
kepribadian atau penjelasan psikologis. Penjelasan politik seringkali berada di luar kontrol masyarakat
psikologis pada dasarnya dapat dikelompokkan luas. Sebab, para terpilih biasanya menggunakan
dalam dua kategori, yaitu penjelasan-penjelasan logika-logikanya sendiri dalam mengambil berbagai
yang lebih menitikberatkan faktor kepribadian- keputusan politik, dan dalam banyak hal mereka
individual dan penjelasan- penjelasan yang lebih berada jauh di luar jangkauan masyarakat.
menitikberatkan orientasi kepribadian. Penjelasan Perasaan powerless inilah yang disebut sebagai
faktor kepribadian-individual melihat bahwa anomi. Sedangkan alienasi berada di luar apatis
ketidakaktifan seseorang dalam kegiatan politik, dan anomi. Alienasi merupakan perasaan
terutama dalam kegiatan pemilu, disebabkan oleh keterasingan secara aktif. Pemerintah dianggap
97
Hasil Penelitian
98
Hasil Penelitian
menjadi manusia yang sadar akan Dengan perkataan lain, sebagai pengatur
tanggungjawabnya sebagai warga negara dan atau pengelola konflik (conflict management)
menempatkan kepen-tingan sendiri di bawah partai berperan sebagai sarana agregasi
kepentingan nasional. Di negara-negara baru kepentingan (aggregation of interests) yang
partai-partai politik juga berperan untuk menyalurkan ragam kepentingan yang berbeda-
memupuk indentitas nasio-nal dan integrasi beda itu melalui saluran kelembagaan politik partai.
nasional. Proses sosialisasi politik Oleh karena itu, fungsi pengeloa konflik dapat
diselenggarakan melalui ceramah-cera-mah dikaitkan dengan fungsi integrasi partai politik.
penerangan, kursus kader, penataran, dan Partai mengagregasikan dan mengintegrasikan
sebagainya. beragam kepentingan itu dengan cara
menyalurkannya dengan sebaik-baiknya untuk
Ketiga, partai politik adalah sarana
mempengaruhi kebijakan-kebijakan politik
rekruitmen politik (political recruitment). Partai
kenegaraan.
dibentuk memang dimaksudkan untuk menjadi
kendaraan yang sah untuk menyeleksi kader-kader
pemimpin negara pada jenjang-jenjang dan posisi-
posisi tertentu. Kader-kader itu ada yang dipilih HASIL DAN PEMBAHASAN
secara langsung oleh rakyat, ada pula yang dipilih Beberapa penelitian menunjukan bahwa
melalui cara yang tidak langsung, seperti oleh partai politik cenderung terjebak dalam pusaran
Dewan Perwakilan Rakyat, ataupun melalui cara- rutinitas kepartaian. Sangat sedikit kegiatan partai
cara yang tidak langsung lainnya. politik di luar masa kampanye pemilihan umum
Tentu tidak semua jabatan dapat diisi yang secara langsung bersentuhan dengan rakyat.
melalui peranan partai politik sebagai sarana Partai politik lebih banyak disibukan melakukan
rekruitmen politik. Jabatan-jabatan profesional di aktifitas konsolidasi internal kepengurusan dan
bidang-bidang kepegawai-negerian, dan lain-lain pembekalan para caleg, itupun dalam 14 jangka waktu
yang tidak bersifat politik (poticial appointment), relative pendek yaitu sekitar pemilu.
tidak boleh melibatkan peran partai politik. Partai Pada dasarnya, dalam upaya menggerakan
hanya boleh terlibat dalam pengisian jabatan- partisipasi politik rakyat partai politik dapat
jabatan yang bersifat politik dan karena itu berperan: Pertama, merubah psikologi politik
memerlukan pengangkatan pejabatnya harus masyarakat dari apatis, ditingkatkan menjadi pasif
melalui prosedur politik pula (political dan selanjutnya menjadi aktif serta melembaga.
appointment). Salah satu cara yaitu partai memperbanyak
Fungsi keempat, adalah pengatur dan informasi politik yang diterima rakyat melalui
pengelola konflik yang terjadi dalam masyarakat penguatan forum-forum rakyat (perempuan,
(conflict management). Seperti sudah disebut di pemuda, petani dll) dengan perangkat program
atas, nilai-nilai (values) dan kepentingan- pendidikan politik; Kedua, merubah kondisi social
kepentingan (interests) yang tumbuh dalam ekonomi rakyat. Meskipun pihak yang secara
kehidupan masyarakat sangat beraneka ragam, langsung mampu merubah kondisi social ekonomi
rumit, dan cenderung saling bersaing dan masyarakat adalah domain eksekutif, akan tetapi
bertabrakan satu sama lain. Jika partai politiknya melalui intensitas komunikasi politik yang
banyak, berbagai kepentingan yang beraneka berkualitas partai politik harus mampu meyakinkan
ragam itu dapat disalurkan melalui polarisasi partai- rakyat bahwa partai politik adalah saluran yang
partai politik yang menawarkan ideologi, program, terpercaya efektif memperjuangkan kepentingan
dan altrernatif kebijakan yang berbeda-beda satu rakyat; Ketiga, terus menerus memperbaiki design
sama lain. partai politik dari partai tradisional yang
menggantung menjadi partai modern yang
99
Hasil Penelitian
100