Politik Masyarakat
By aviv
5 Votes
kepastian hukum, dan di sisi lain ia juga tidak boleh menjadikan dirinya sebagai instrumen sosial
yang kaku dan dapat menjadi penghalang bagi kemampuan responsifitas kebijakan publik yang ada.
Kemampuan dalam memainkan peran dan mengambil posisi yang tepat di tengah dinamika
masyarakat, bagi hukum dan kebijakan publik, menjadikan pembahasan tentang hukum dan
kebijakan publik menjadi sangat menarik.
Ditengah proses demokratisasi masyarakat yang menuntut peran serta dan partisipasi mereka dalam
penyelenggaraan pemerintahan, masyarakat menjadi semakin kuat dan menjadi benar-benar
berdaulat. Kebijakan publik dalam konteks ini adalah Peraturan Daerah menjadi salah satu bagian
yang masyarakat secara luas harus terlibat dan berpartisipasi dalam perumusannya. Sehingga dalam
teori-teori penyelenggaraan negara, produk-produk publik lebih merupakan hasil kesepakatan dari
berbagai elemen masyarakat.
Parisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik, khususnya Peraturan Daerah pada era
demokratisasi dan desentralisasi akhirnya sangat menarik untuk dijadikan bahan kajian.
1.
sampai kepada memberikan dukungan keuangan dengan jalan membayar sumbangan atau iuran
keanggotaan. Tidak terdapat perbedaan yang tajam di antara keanggotaan yang aktif dan yang pasif,
dan orang boleh bergerak dari yang satu kepada yang lain sesuai dengan keadaan. Namun demikian,
tetap ada keterikatan azasi kepada organisasi lewat keanggotaan yang dapat mengandung suatu arti
politik, baik untuk organisasi maupun individu, dengan memperkokoh posisi yang ditawarkan dari
organiaasi, dan dalam mempengaruhi perilaku politik individu yang bersangkutan.
Bentuk partisipasi yang lain adalah diskusi politik informal oleh individu-individu dalam keluarga
mereka masing-masing, di tempat-tempat bekerja atau di antara sahabat-sahabat. Jelas bahwa
peristiwa diskusi semacam itu bervariasi baik di antara individu maupun dalam relasinya dengan
peristiwa diskusi tadi. Mungkin terdapat lebih banyak diskusi selama masa kampanye pemilillan,
atau pada waktu-waktu krisis politik; sedangkan diskusi dapat dirintangi atau didorong oleh sikap
kekeluargaan, teman sekerja atau sahabat.
Akan tetapi ada beberapa orang yang mungkin tidak mau berdiskusi politik dengan siapapun;
namun demikian mungkin dia mempunyai sedikit minat dalam soal-soal politik, dan mempertahankan minat tersebut lewat media massa. Mereka akan mampu mendapatkan informasi untuk
diri sendiri tentang apa yang sedang terjadi, dan memberikan pendapat tentang jalannya peristiwa;
akan tetapi mereka cenderung untuk membatasi partisipasi mereka terhadap hal tadi, dan mungkin
juga membatasi terhadap pemberian suara.
Kegiatan pemberian suara dapat dianggap sebagai bentuk partisipasi politik aktif yang paling kecil,
karena hal itu menuntut suatu keterlibatan minimal, yang akan berhenti jika pemberian suara telah
terlaksana. Lagi pula, tanpa melihat adanya pembatasan-pembatasan lainnya, kegiatan pemberian
suara itu tidak boleh dibatasi oleh seringnya pemilihan