Gaya partisipasi
Gaya mengacu kepada baik apa yang dilakukan maupun bagaimana ia
melakukannya. Sebagaimana gaya pembicaraan politik (seperti singkat, padat, jelas
atau bertele-tele), gaya umum partisipasi pun juga bervariasi.
1.
Langsung atau Mewakilkan : Ada orang yang melibatkan diri sendiri (aktual)
dengan hubungan yang dilakukan terus menerus dengan figur politik. Hubungan
tersebut dengan cara menelepon, mengirim surat atau email, dan mengunjungi
kantor pemerintahan. Yang lain bertindak terhadap politikus, tetapi tidak bersama
politikus. Misalnya, mereka memberikan suara untuk memilih pejabat pemerintahan
yang belum pernah dilihat atau ditemuinya. Yang lain lagi dengan menonton televisi
untuk mengetahui siapa yang terpilih menjadi presiden atau walikota, dalam
persaingan tersebut mereka tidak cukup tergerak untuk memilih, jadi ambil bagian
dengan cara turut merasakan (dengan cara mewakilkan) dengan mengetahui siapa
yang menang. Manakala komunikasi interpersonal dengan pemegang jabatan
memerlukan hubungan langsung, komunikasi massa mengambil sifat wakilan (tidak
langsung) dari hubungan komunikasi politik tersebut.
2.
Kentara/ Tidak Kentara, jika seseorang mengutarakan opini politik, hal itu bisa
meningkatkan kemungkinan diperlohnya keuntungan material (seperti jika
mendukung kandidat politik dengan imbalan akan diangkat atau masuk untuk
menduduki jabatan dalam pemerintahan). Gaya ini melibatkan keuntungan yang
kentara (terlihat) dan intrumental. Ada partisipasi yang kurang kentara, misalnya
seperti upaya mendemontrasikan keunggulan statusnya kepada kawan-kawan.
Perhatikan seorang dosen yang keras kepala pada pendapatnya, mempengaruhi
mahasiswanya dengan tingkat pengetahuan dan informasinya yang lebih tinggi, atau
seorang wakil rakyat (DPR) kepada anggota yang lainnya. Wakil Rakyat atau dosen
itu seolah-seolah berkata Anda harus menilai pandangan saya lebih baik daripada
pandangan anda karena saya lebih berpengetahuan. Akhirnya partisipasi bahkan
bisa lebih tak kentara dan lebih ekspresif seperti jika mengatakan pembohong
jahat kepada seorang politikus yang berada di luar jangkauan pendengaran dan
penglihatannya. Orang itu merasa senang karena telah mengatakannya, tetapi hal itu
tidak mengubah perilaku orang tersebut sedikit pun.
3.
atau
pada
demonstrasi
untuk
memberikan
tekanan
kolektif
kepadapembuat kebijakan. Ketika keluar dari dunia pendidikan bisa muncul lebih
banyak gaya kolektif-masuk ke dalam partai politik, berusaha menjadi kandidat
politik, menjadi aktif dalam serikat buruh atau dalam lembaga politik non
pemerintah.
4.
bersifat
konsisten,
tidak
kontradiksi,
dan
tindakan
mereka
Terbuka/Tersembunyi, orang yang mengungkapkan opini politik secara terangterangan dan tanpa ragy-ragu, dan yang menggunakan berbagai alat yang dapat
diamati untuk melakukannya bergaya berpartisipasi terbuka. Yang lain sangat hatihati dalam pandangannya, misalnya selalu merahasiakan pilihannya, dan sangat
memuji kerahasiaan surat suaranya.
6.
7.
Senang dan Menderita, bahwa seseorang bisa menaruh perhatian kepada politik
dan melibatkan apapun konsekuensi yang akan terjadi (misalnya akan mendapat
penderitaan), karena kegiatan politik itu sendiri merupakan kegiatan yang
menyenangkan. Yang lain ingin mencapai sesuatu yang lebih jauh dari politik
melalui partisipasi. Mereka bisa jadi ingin lebih berpengetahuan, memenangkan
argumentasi, memilih pejabat pemerintahan, atau meningkatkan perbaikan sekolah.
Orang yang menaruh perhatian pada pengajuan tujuan yang kentara maupun tak
kentara bisa mengalami apa yang oleh Stephenson disebut derita komunikasi,
mereka yang menikmati keiikutsertaan dalam politik semata-mata karena hal itu
menyenangkan dan tanpa tujuan yang lebih jauh, memetik ganjaran dari kesenangan
komunikasi.
C. Motif Partisipasi
Berbagai faktor meningkatkan atau menekan partisipasi politik. Salah satu perangkat faktor
seperti itu menyangkut motif orang yang membuatnya ambil bagian. Motif-motif ini seperti
gaya partisipasi yang diberikannya berbeda-beda dalam beberapa hal :
1. Sengaja/Tak Sengaja, beberapa warga negara mencari informasi dan peristiwa
politik
untuk
mencapai
tujuan
tertentu.
Mereka
bisa
berhasrat
menjadi
2.
3.
politik
untuk
meningkatkan
persahabatan
sosial,
Diarahkan dari dalam/dari luar, perbedaan partisipasi politik yang diarahkan dari
dalam diri pribadi dan dari luar erat hubungannya dengan motivasi batiniah dan
motivasi sosial untuk partisipasi politik orang yang diarahkan oleh dirinya sendiri
adalah orang yang beraksi sendiri,yaitu orientasi dan kecenderungannya diperoleh
dari bimbingan orang tuanya : Karena arah yang diambil dalam kehidupannya telah
dipelajari dalam keluasan pribadi dalam rumah tangga (keluarga) dari sejumlah kecil
pedoman, maka orang yang dirahkan oleh dirinya sendiri bisa sangat stabil. Sebaliknya,
orang yang diarahkan dari luar lebih kosmopolitan menanggapi berdasarkan
orientasi yang diperoleh dari lingkungannya yang jauh lebih luas ketimbang hanya
orang tua. Moral dan prinsip memotivasi orang yang diarahkan oleh dirinya sendiri,
hasrat untuk menyesuaikan diri dan berada di dalam secara sosial mendorong orang
yang diarahkan dari luar.
5.
D. Konsekuensi Partisipasi
Pembahasan mengenai segi partisipasi politik yang dipikirkan dan interpretatif
dibandingkan dengan jenis yang kurang dipikirkan dan lebih tanpa disadari
menimbulkan pertanyaan tentang apa konsekuensi partisipasi bagi peran seseorang
dalam politik pada umumnya.
1.
2.