Anda di halaman 1dari 23

MENGANALISIS SOSIALISASI

DAN PARTISIPASI PUBLIK

OLEH :
BIMA PRATAMA ZULZA
NIM. H1B116030

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK


UNIVERSITAS JAMBI
2019
SOSIALISASI POLITIK
Sosialisasi Politik

a. Pengertian Melalui sosialisasi, suatu kebudayaan


dapat diwariskan kpd generasi berikut-
nya. Ada 3 sifat dasar mengapa sosiali-
Sosialisasi politik sasi perlu :
adalah proses
dengan mana a. Manusia tidak akan bisa hidup tanpa
individu-individu bantuan orang lain.
dapat memperoleh b. ”Secara ekstrim” manusia tidak
pengetahuan, nilai- punya naluri sehingga sebagian
nilai, dan sikap- besar perilaku untuk kelangsungan
sikap terhadap hidupnya harus dipelajari.
sistem politik
masyarakatnya. c. Manusia harus belajar mengendali-
kan hubungan dgn sesamanya, yaitu
hidup menurut nilai-nilai dan membi-
na peranan bersama.
Lanjutan ………………. b. Menurut Para Ahli

a. Gabriel A. Almond, Sosialisasi politik menunjukkan


pada proses dimana sikap-sikap politik dan pola-
pola tingkah laku politik diperoleh atau dibentuk,
dan juga merupakan sarana bagi suatu generasi
untuk menyampaikan patokan-patokan politik dan
keyakinan-keyakinan politik kepada generasi
berikutnya.
b. Irvin L. Child, Sosialisasi politik adalah segenap
proses dengan mana individu, yang dilahirkan
dengan banyak sekali jajaran potensi tingkah laku,
dituntut untuk mengembangkan tingkah laku
aktualnya yang dibatasi di dalam satu jajaran yang
menjadi kebiasaannya dan bisa diterima olehnya
sesuai dengan standar-standar dari kelompoknya.
c. Proses Sosialisasi

Sosialisasi politik adalah istilah yang digunakan untuk


menggambarkan proses dengan jalan mana orang belajar tentang
politik dan mengembangkan orientasi pada politik.

Dalam Proses
Keluarga
Sosialisasi
Politik, metode Sarana
yang kerap dalam Sekolah
digunakan adl : sosialisasi
Pendidikan Politik politik Partai
dan Indoktrinasi Politik
Politik.
SOSIALISASI POLITIK
KELUARGA

SOSIALISASI
POLITIK

STRATIFIKASI
AGAMA & SOSIAL
EKONOMI
KEPRIBADIAN POLITIK
PENGERTIAN

 Menurut G.W Alport dalam (Tri Rusmi Widayatun, 1999 :218)


sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak. Seiring
dengan pendapat G.W. Alport di atas Tri Rusmi Widayatun
memberikan pengertian sikap adalah “keadaan mental dan
syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang
memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon
individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan
dengannya.
 Bila konsep sikap dihubungkan dengan politik, maka dapat
sikap tersebut dapat dilakukan individu atau berbagai
kelompok. Sikap politik dapat diartikan sebagai suatu kesiapan
bertindak, berpersepsi seseorang atau kelompok untuk
mengahadai, merespon masalah-masalah politik yang terjadi
yang diungkapkannya dengan berbagai bentuk.
Sebagai contoh, ada kebijakan yang dikeluarkan pihak yang
berwenang akan menimbulkan reaksi yang bermacam-macam.
Ada yang menerima sebagaimana adanya, ada yang
menyatakan penolakan, ada yang melakukan protes secara
halus, ada yang melakukan unjuk rasa dan ada pula yang lebih
suka diam tanpa memberikan reaksi apa-apa. Karena menurut
Sudijono, diam juga dapat dikatakan sebagai sikap politik,
sebab dengan diam tidak berarti bahwa yang bersangkutan
tidak memiliki penghayatan terhadap objek atau persoalan
tertentu yang ada disekitarnya. Diam dapat berarti setuju,
dapat berarti netral, dapat berarti menolak, akan tetapi
merasa tidak berdaya untuk membuat pilihan.
Sikap politik dapat diungkapkan dalam berbagai bentuk. Bila
sikap politik tersebut bersifat positif, maka perilaku politik yang
ditunjukan juga akan bersifat positif. Sebaliknya, bila sikap
politik yang ditunjukan bersifat negatif, maka perilaku politik
yang ditunjukan juga bersifat negatif. Positif atau negatifnya
suatu sikap politik, tergantung pada beberapa hal, yakni
ideologi dari aktor sikap politik tersebut, organisasi yang
menunjukan sikap politik tersebut, budaya-budaya yang hidup
di lingkungan aktor sikap politik tersebut.
SIKAP POLITIK
PENGERTIAN
 Kepribadian merupakan sebuah konsep pokok dalam psikologi,
dasar kepribadian ditempatkan oleh Makhluk Politik, biasanya
lewat pengaruhi dari pengalaman hidup dari individu. Perilaku
politik dalam psikopatologi bisa dilihat dari bagaimana para
pemimpin dalam memainkan motivasi politiknya, contohnya
zaman Orde Baru ketika masyarakat yang ada menentang
keputusan sang presiden, mereka akan dihakimi karena telah
bertentangan dengan rezim yang sedang berkuasa.
Kepribadian ini akan berdampak pada peran menyangkut
perilaku politiknya, kaitan-kaitan antara kepribadian dan
kognisi, serta dampak kepribadian pada interaksi Makhluk
Politik melalui orang-orang yang ada di lingkungan politik
antara kami dan mereka dalam satu diagam Makhluk Politik.
kepribadian dalam politik bisa dilihat dari ciri-ciri perbedaan
individu daripada mencari sesuatu secara keseluruhan,
misalnya, ketika individu melakukan perilakunya dengan
komposisi yang dimiliki, seperti kognisi, motivasi, afek, ego,
sikap, dan lain sebagainya. Bidang ini akan berpusat pada
jenis perbedaan individual, dalam menjelaskan kepempinan,
gaya kepemimpinan, dan perilaku politik. Misalnya Presiden
Soeharto dengan Presiden SBY, setiap individu pasti akan
sangat berbeda sifat dan kepribadianya meskipun keduanya
adalah seorang lulusan militer, gaya kepemimpinannya jelas
berbeda ketika zaman Presiden Soeharto kepemimpinanya
adalah otoriter, kebijakan pers yang terlalu sempit karena
tidak banyak mengomentari kepemimpinan ORBA, berbeda
dengan Presiden SBY yang lebih menerapkan sistem politik
yang demokratis dengan kebijakan kepada pers yang lebih
longgar.
PARTISIPASI POLITIK
a. Partisipasi Politik Menurut Myron Weiner,
terdapat 5 penyebab
Partisipasi Politik timbulnya gerakan ke arah
adalah kegiatan partisipasi politik :
seseorang atau  Modernisasi dalam segala bidang
sekelompok orang kehidupan.
untuk ikut serta secara
 Perubahan-perubahan struktur kelas
aktif dalam kehidupan
sosial.
politik, seperti memilih
pimpinan negara atau  Pengaruh kaum intelektual dan
upaya-upaya kemunikasi masa modern.
mempengaruhi  Konflik antar kelompok pemimpin
kebijakan pemerintah. politik.
 Keterlibatan pemerintah yg meluas.
Konsep Partisipasi Politik
Dalam ilmu politik, dikenal adanya konsep partisipasi politik untuk
memberi gambaran apa dan bagaimana tentang partisipasi politik.

Ahli Konsep Indikator


Kevin R. Partisipasi politik memberi perhatian  Terdapat interaksi
Hardwick pada cara-cara warga negara berin- antara warga negara
teraksi dengan pemerintah, dengan pemerintah
menyampaikan kepentingannya thd  Mempengaruhi
pejabat publik agar mampu pejabat publik.
mewujudkan kepentingan-
kepentingan tsb.
Miriam Partisipasi politik mrp kegiatan sese-  Berupa kegiatan
Budiardjo orang/sekelompok orang untuk ikut individu atau
serta secara aktif dalam kehidupan kelompok
politik, dng jalan memilih pimpinan  Bertujuan ikut aktif
negara, dan secara langsung atau dalam kehidupan
tidak langsung mempengaruhi politik publik.
kebijakan pemerintah.
Lanjutan ……………….

Menurut Ramlan Surbakti, rambu-rambu konsep partisipasi politik :


• Berupa kegiatan atau perilaku luar individu warga negara biasa yang
dapat diamati (bukan berupa sikap dan orientasi).
• Diarahkan untuk mempengaruhi pemerintah selaku pembuat dan
pelaksana keputusan politik.
• Kegiatan yang berhasil (efektif) maupun yang gagal mempenga-ruhi
pemerintah termasuk dalam konsep partisipasi politik.
• Untuk mempengaruhi pemerintah yang bisa dilakukan secara langsung
ataupun secara tidak langsung.
• Kegiatan mempengaruh pemerintah bisa dilakukan melalui prosedur
wajar (konvensional), non kekerasan (nonviolence), seperti ikut memilih
dalam pemilu dan mengajukan petisi, maupun dengan cara-cara diluar
prosedur (tak konvensional), dan kekerasan (violence), seperti demonstrasi,
pembangkangan halus, huru-hara, dan gerakan politik seperti kudeta &
revolusi.
Praktik Partisipasi Politik

Huntington dan Nelson menemukan 5 bentuk kegiatan


utama yang dipraktikan dalam partisipasi politik :

Lobbying

Praktik
Pemilihan Partisipasi Organisasi
Politik

Mencari Koneksi Tindakan Kekerasan


Lanjutan ……………….
Milbrarth M.L. Goel mengidentifikasi tujuh bentuk partisipasi politik
individual :

No Bentuk Partisipasi Keterangan


1. Aphatetic Tidak beraktifitas yang partisipatif, tidak pernah memilih.
Inactuves
2. Passive Supporters Memilih secara reguler/teratur, menghadiri parade patriatik,
membayar seluruh pajak, “mencintai negara”.
3. Contact Specialist Pejabat penghubung lokal (daerah), propinsi dan nasional
dalam masalah-masalah tertentu.
4. Communicators Mengikuti informasi politik, dan mengirim pesan-pesan
dukungan dan protes terhadap pemimpin politik.
5. Party and campign Bekerja untuk partai politik atau kandidat, bergabung dan
workers mendukung parpol, dan dipilih jadi kandidat partai politik.
6. Community Bekerja dengan orang lain berkaitan dengan masalahlokal,
activitis melakukan kontak kpd pejabat berkenan dgn isu-isu sosial.
7. Protesters Bergabung dengan demonstrasi di jalanan, melakukan
protes, menolak mematuhi aturan-aturan.
d. Tingkatan Partisipasi Politik

Pejabat
Partai sepenuh
Waktu. Pemimpin
Aktivis partai/kelompok
kepentingan

Petugas kampanye.
Anggota aktif dari partai/kelompok
Partisipan kepentingan dalam proyek-proyek
sosial

Menghadiri rapat umum anggota partai/


kelompok kepentingan, membicarakan masalah politik,
mengikuti perkembangan politik melalui media massa,
memberikan suara dalam pemilu

Orang-orang yang apolitis


Lanjutan ……………….

Tingkatan partisipasi politik, mencerminkan kapasistas


partisipan dalam berpartisipasi politik. Semakin tinggi
tingkatan yang ditempati, maka semakin tinggi pula
tingkatan partisipasi politiknya. Dalam lingkup
partisipasi politiknya, jika semakin tinggi maka semakin
sedikit (semakin mengerucut pada jumlah tertentu).

Voting mrp tingkatan partisipasi politik terendah, yang


membedakan satu tingkat di atas orang yang apatis total,
sementara di atasnya terdapat orang atau sekelompok
orang yang sering terlibat dalam diskusi-diskusi politik
informal, yang proporsinya lebih rendah, namun
intensitasnya lebih tinggi.
Faktor Pendukung Partisipasi Politik
 Pendidikan Politik
Menurut Ramdlon Naning
Usaha untuk memasyarakatkan politik, dalam arti
mencerdaskan kehidupan politik rakyat, meningkatkan
kesadaran tiap warga negara dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara; serta meningkatkan kepekaan
dan kesadaran rakyat terhadap hak, kewajiban, dan
tanggung jawabnya terhadap bangsa dan negara

Menurut Alfian
Usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi
politik masyarakat sehingga mereka memahami dan
menghayati betul-betul nilai-nilai yang terkandung
dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak
dibangun.
Bahan Bacaan

 Suryadi, Budi, Sosiologi Politik; Sejarah, Definisi dan


Perkembangan Konsep, IRCiSoD, Yogyakarta.
 Bottomore, Tom, 1992, Sosiologi Politik, diterjemahkan
Sahar Simamora, Rieneka Cipta, Jakarta.
 Rush, Michael dan Phillip Althooff,2005, Pengantar
Sosiologi Poitik, Rajawali Press. Jakarta.
 Dll

Anda mungkin juga menyukai