Anda di halaman 1dari 17

KAPITA SELEKTA IMU

POLITIK
NAMA : SUHAILA
NIM : A1O120069
KELAS: A
A. KONSEP
PARTISIPASI POLITIK
DAN PERILAKU
POLITIK
1. Partisipasi Politik

Partisipasi politik merupakan konsep yang sudah populer dalam ilmu


politik, namun demikian penggunaannya sering bermacam-macam sehingga
menimbulkan pemahaman konsep yang berbeda-beda. Sekalipun demikian,
sebagian besar ilmuan politik sepakat bahwa yang dimaksudkan dengan
partisipasi politik itu adalah bagaimana keterlibatan masyarakat atau rakyat
banyak di dalam kegiatan-kegiatan politik. Tujuan utama daripada kegiatan-
kegiatan politik ini adalah untuk mempengaruhi proses perumusan dan
pelaksanaan kebijakan pemerintah. (Sitepu,2012:92)
Menurut Budiarjo (2008: 367) partisipasi politik adalah kegiatan
seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam
kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara
dan, secara langsung atau tiadak langsung, mempengaruhi kebijakan
pemerintah (public policy). Kegiatan ini mencakup tindakan seperti
memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum,
mengadakan hubungan (containing) atau lobbying dengan pejabat
pemerintah atau anggota parlemen, menjadi anggota partai atau salah
satu gerakan sosial dengan direct actionnya, dan sebagainya.
Sedangkan Hutingson dan Nelson (Sahid, 2011: 177),
mengungkapkan penadapatnya bahwa politik mencakup pada
beberapa hal berikut:

• Partisipasi politik menyangkut kegiatan-kegiatan tetapi bukan


sikap- sikap. Dalam hal ini komponen-komponen subjektif seperti
orientasi- orientasi politik yang meliputi pengetahuan tentang
politik, minat terhadap politik, perasaan-perasaan mengenai
kompetisi dan keefektifan politik, dan persepsi-persepsi mengenai
relevansi politik tidak dimasukkan. Hal-hal seperti sikap dan
perasaaan politik hanya dipandang sebagai sesuatu yang
berkaitan dengan bentuk tindakan politik, tetapi terpisah dari
tindakan politik.
• Subyek yang dimasukkan dalam partisipasi politik itu
adalah Negara preman (private citizen) atau lebih
tepatnya, orang per orang dalm perannya sebagai warga
negara biasa, buka orang-orang profesional di bidang
politik, seperti pejabat-pejabat pemerintah, pejabat-
pejabat partai, calon politikus, lobby profesional.

• Kegiatan dari apa yang disebut partisipasi politik


itu hanyalah kegiatan yang dimaksud untuk
mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah
dan ditujukan kepada pejabat-pejabat pemerintah
yang mempunyai wewenang politik.
2. Perilaku Politik

Perilaku politik pada umumnya ditentukan oleh faktor internal


dari individu itu sendiri seperti idealisme.Tingkat kecerdasan,
kehendak hati dan oleh faktor eksternal (kondisi lingkungan) seperti
kehidupan beragama, sosial, politik, ekonomi, dan sebagainya yang
mengelilinginya. Menurut Ramlan Surbakti (2010: 167) bahwa
perilaku politik adalah kegiatan yang berkenaan dengan proses
pembuatan keputusan politik. Perilaku politik merupakan salah
unsur atau aspek perilaku secara umum, disamping perilaku politik,
masih terdapat perilaku- perilaku lain seperti perilaku organisasi,
perilaku budaya, perilaku konsumen/ekonomi, perilaku keagamaan
dan lain sebagainya.
Menurut (Sobolim, 2013) Perilakpolitik atau (Politic
Behaviour)adalah perilaku yang dilakukan oleh insan/individu
atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya
sebagai insan politik.Seorang individu/kelompok diwajibkan
oleh negara untuk melakukan hak dan kewajibannya guna
melakukan perilaku politik adapun yang dimaksud dengan
perilaku politik adalah:
•Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat / pemimpin
•Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti
suatu partai politik atau parpol, mengikuti ormas atau
organisasi masyarakat atau LSM (lembaga swadaya
masyarakat)
•Ikut serta dalam pesta politik
•Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang
berotoritas
•Berhak untuk menjadi pimpinan politik
•Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai
insan politik guna melakukan perilaku politik yang telah
disusun secara baik oleh undang- undang dasar
danperundangan hukum yang berlaku.(Sobolim, 2013)
B. BENTUK DAN
PERILAKU
PARTISIPASI
POLITIK
1. Bentuk partisipasi politik

Menurut Sahid (2011 : 178-179) Bentuk partisipasi


politik secara umum adalah pemberian suara pada
saat pemilihan umum (pemilu), namun jika dirinci
lebih lanjut, bentuk partisipasi politik tidak hanya
sekedar memberikan suara pada saat pemilihan
umum, tetapi tentu berbeda jenis dan macamnya,
tergantung dari sudut pandang manakah bentuk
partisipasi politik tersebut dilaksanakan.
Bentuk partisipasi politik yang terdapat pada system
politik terbagi menjadi beberapa tingkatan atau derajat
yang menunjukkan bentuk-bentuk partisipasi yang
dilaksanakan oleh warga negara, dan termasuk
tingkatannya. Berikut ini adalah table bentuk dan derajat
partisipasi politik :

•Voting (pemberian suara)


dimaksud kegiatan voting dalam hal ini adalah pemberian
suara dalam pemilihan umum (pemilu), voting mempunyai
ruang lingkup yang luas, fungsi dari voting (pemberian
suara) ini adalah mempengaruhi kebijakan pemerinth
•Direct contact (kontak langsung)

Bentuk partisipasi politik ini lebih bersifat personal, digunakan


untuk kepentingan personal/Informal group (kelompok
informal) dan social Movement (pergerakan sosial)
Bentuk partisipasi politik ini adalah berupa kegiatan dari
kelompok-kelompok tertentu, yang bertujuan menyalurkan
aspirasi mereka serta untuk mempengaruhi kebijakan
pemerintah.pribadi, oleh karena itu tingkatan dan derajat
partisipasi politik ini termasuk dalam kategori rendah, karena
hanya untuk kepentingan pribadi saja.
•Protes acivity (aktivitas protes)
Bentuk partisipasi politik ini timbul lantaran ketidakpuasan
masyarakat atau kelompok-kelompok tertentu kebijakan yang
diambil oleh pemerintah
2. Tingkat Partisipasi politik

Jika berbiacara masalah tingkatan


partisipasi politik warga negara, tentu
tingkatan tersebut akan berbeda-beda.
Suryadi (2007: 136) mengungkapkan
bahwa partisipasi politik antara seeorang
dengan orang lain tentu berbeda, hal ini
terjadi dikarenakan kondisi sosial politik
yang berbeda-beda di setiap wilayah yang
kemudian berpengaruh pada partisipasi
politik seseorang atau individu.
C. MACAM-MACAM PERILAKU
POLITIK a.Radikal
Perilaku radikal adalah perilaku warga negara yang
tidak puas terhadap keadaan yang ada serta
menginginkan perubahan yang cepat dan mendasar.
Orang yang bersifat radikal biasanya tidak mengenal
kompromi dan tidak mengindahkan orang lain serta
cenderung maunya menang sendiri.
b. Moderat
Perilaku moderat adalah sikap perilaku politik
masyarakat yang telah cukup puas dengan keadaan dan
bersedia maju, tetapi tidak menerima sepenuhnya
perubahan apalagi perubahan yang serba cepat seperti
kelompok radikal.
c. Status quo
Perilaku status quo adalah sikap politik dari warga negara yang sudah
puas dengan keadaan yang ada/berlaku dan berusaha keadaan tersebut
tetap dipertahankan.

d. Konservatif
Perilaku konservatif adalah sikap perilaku politik masyarakat yang sudah
puas dengan keadaan yang sudah ada dan cenderung bertahan dari
perubahan.

e. Liberal
Perilaku liberal adalah sikap perilaku politik masyarakat yang berpikir
bebas dan ingin maju terus. Kaum liberal menginginkan perubahan
progresif dan cepat. Perubahan yang diinginkan berdasarkan hukum atau
kekuatan legal untuk mencapai tujuan.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai