1. STRUKTUR SOSIAL
➔ Suatu bangunan yang terdiri atas berbagai unsur pembentuk masyarakat
➔ Hubungan social antara individu secara teratur pada waktu tertentu yang
merupakan keadaan statis dari suatu system social
➔ Suatu tatanan social dalam kehidupan masyarakat yang merupakan
kumpulan dari pokok-pokok unsur social
2. STRUKTUR POLITIK
➔ Tata Susunan Kelembagaan (Lembaga Dan Organisasi) Dalam Kehidupan Politik
Suatu Negara”
STRUKTUR POLITIK
STRUKTUR POLITIK
Lembaga atau organisasi yang terlibat dalam proses politik suatu negara
(baik dalam hal peraihan kekuasaan, pembuatan dan pelaksanaan
kebijakan ataupun lainnya)
Note :
SUPRASTRUKTUR
POLITIK
STRUKTUR POLITIK
INFRASTRUKTUR
POLITIK
A. SupraStruktur Politik
Suprastruktur politik adalah struktur atau kerangka dalam organisasi kenegaraan yang
kekuasaannya dikendalikan oleh sekelompok orang yang disebut pemerintah.
1. Partai politik
Yaitu kelompok manusia yang terorganisasi secara stabil dengan tujuan untuk
merebut atau mempertahanan kekuasaan dalam pemerintahan . ( Carl
Friedrich). Partai politik juga diartikan sebagai sekelompok warga negara yang
terorganisasi, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan memanfaatkan
kekuataanya untuk memilih, bertujuan utnuk menguasai pemerintahan dan
menjalankan kebijaksaan umum mereka.
9. Massa (Crowd)
Yaitu kumpulan ndividu-individu, dalam kumpulan tersebut tidak terdapat interaksi
dan dalam kumpulan tersebut tidak terdapat adanya struktur.
C. SIKAP DAN PERILAKU POLITIK
Political behaviour
Perilaku Politik secara etimologis merupakan terjemahan dari Bahasa inggris political
behaviour. Political memiliki arti menyangkut negara, warga negara, pemerintah dan
kebijakan. Sementara behaviour adalah cara seseorang dalam melakukan hubungan
dengan orang lain, behaviour dalam Bahasa Indonesia memiliki persamaan arti dengan
perilaku, yakni tanggapan atau reaksi individu yang tampak dalam gerakan, sikap atau ucapan.
Jadi, perilaku politik adalah suatu bentuk keikutsertaan warga negara dengan cara yang
terorganisir dalam membuat keputusan-keputusan politik, dengan keikutserataan yang
sukarela dan atas kemauan sendiri, didasari atas rasa tanggung jawab terhadap tujuan-
tujuan social secara umum, dan dalam koridor kebebasan berfikir, bertindak, dan
kebebasan mengemukakan pendapat.
Secara terminologi, partisipasi politik adalah kegiatan antara pemerintah dengan
masyarakat ataupun sebaliknya yang memiliki unsur pembuatan, pelaksanaan dan
penegakan keputusan politik.
Perilaku politik meliputi tanggapan internal seperti persepsi, sikap, orientasi dan
keyakinan serta tindakan-tindakan nyata seperti pemberian suara, protes, lobi dan
sebagainya. Sedangkan sikap politik adalah merupakan hubungan atau keyakinan yang telah
melekat dan mendorong seseorang untuk menanggapi suatu obyek atau situasi politik dengan
cara tertentu. Sikap dan perilaku masyarakat dipengaruhi oleh proses dan peristiwa
historis masa lalu dan merupakan kesinambungan yang dinamis.
Perilaku politik atau (Politic Behaviour) adalah perilaku yang dilakukan oleh
insan/individu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai makhluk politik
(Sobolim, 2013), seperti :
• Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat / pemimpin
• Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik atau
parpol, mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau LSM (lembaga swadaya
masyarakat)
• Ikut serta dalam kegiatan-kegiatan politik
• Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas
• Berhak untuk menjadi pimpinan politik
• Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna
melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undangundang dasar
danperundangan hukum yang berlaku
1. Perilaku politik lembaga dan para pejabat pemerintah yang bertanggung jawab membuat,
melaksanakan dan menegakan keputusan politik.
2. Perilaku politik warga negara maupun individu kelompok yang berhak mempengaruhi
pemerintah dalam melaksanakan fungsinya karena apa yang dilakukan pemerintah
menyangkut kehidupan warga negara tersebut.
TIGA PENDEKATAN PERILAKU POLITIK
Lingkungan social
Penanaman nilai
pekerjaan, pendidikan Untung rugi
agama, wilayah, jenis (sosialisasi)
kelamin,
Keyakinan agama
Kultur/budaya politik
Utsman Abdul Mu’iz Karakter lingkungan
Ramlan Motivasi politik
Kemampuan dan kecakapan dalam politik
Keyakinan akan kemampuan mempengaruhi keputusan
pemerintah
Frank Lindenfeld
Keputuan finansial
S.M Lipset Keadaan ekonomi
Arnold Steinberg
Kesadaran politik
Penilaian dan apresiasi terhadap pemrintah
Ramlan Subakti System politik dan system ekonomi
Lingkungan (keluarga, agama, sekolahpergaulan dll)
Strukrur kepribadian
Lingkungan social politik
Modernisasi
Weimar Struktur kelas
Pengaruh kaum intelektual dan peningkatan
komunikasi
Adanya konflik pemimpin politik
Dominasi Keterlibatan pemerintah
1) Radikal, tidak puas dengan kondisi yang ada dan ingin perubahan secara cepat dan mendasar
2) Moderat, cukup puas dengan keadaan dan bersedia uk maju serta tidak ingin perubahan secara
cepat.
3) Status quo, sudah puas dengan keadaan yang ada dan berusaha mempertahankanya
4) Konservatif, sudah puas dengan keadaan yg ada dan cenderung bertahan dari perubahan.
5) Liberal, berfikir bebas dan ingin terus maju