Anda di halaman 1dari 50

MODUL

MEDIA PEMBELAJARAN PPKn

OLEH:
KELOMPOK 2

1. Wa halmiati A1O120012
2. Sa'dia Faradilla A1O120032
3. Fadhilah Fatmawati A10120004
4. Cahya Tama Rafiqi A1O120018
5. Dayu Intan Sari A1O120002

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
1. SEJARAH MEDIA PEMBELAJARAN

A. Pengertian Media Pembelajaran


Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat
didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari
pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al.,
2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai
pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996).Media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.Media
berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara
harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar
sumber pesan dengan penerima pesan.
Berikut definisi media pembelajaran menurut para ahli diantaranya:

1. Gagne (dalam Shofyan, 2010) Media pembelajaran yaitu berbagai jenis


komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk
berpikir.
2. Schramm (dalam sudrajat, 2008) mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran.
3. Briggs (dalam sudrajat, 2008) berpendapat bahwa media pembelajaran
adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti :
buku, film, video dan sebagainya.
4. Menurut Latuheru (dalam Hamdani, 2005: 8) menyatakan bahwa media
pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi
komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat
guna dan berdayaguna.

Berdasarkan definisi diatas, maka yang dimaksud media pembelajaran adalah


berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa berupa sarana fisik/sarana
komunikasi dalam bentuk Audio, Visual, maupun Audio Visual yang
dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk menyampaikan
pesan/informasi mengenai materi pelajaran dari guru kepada para peserta didik
agar peserta didik terpacu untuk mencurahkan pikiran, perasaan, perhatian dan
minatnya dalam proses pembelajaran sehingga proses interaksi antara guru dan
peserta didik dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna serta
merangsang pikiran, perasaan, perhatian.

B. Sejarah Perkembangan Media Pembelajaran

a. Perkembangan Media Pembelajaran era 1600-an


Pelaksanaan proses pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu
komunikasi timbal balik antara pengajar dan pembelajar. Pengajar menyampaikan
berbagai informasi (materi pelajaran) kepada pembelajar. Agar informasi dapat
diterima dengan baik oleh pembelajar, dibutuhkan suatu alat yang dikenal dengan
istilah media pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran di kelas
merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat diabaikan, mengingat proses belajar
yang dialami siswa tertumpu pada berbagai kegiatan ilmu pengetahuan dan
wawasan untuk bekal hidup di masa sekarang dan masa akan datang (Umar,
2014). Istilah media pembelajaran pada awal sejarah pendidikan tidak begitu
dikenal. Untuk menyampaikan materi pelajaran, pengajar hanya mengandalkan
komunikasi langsung. Pengajar merupakan satu-satunya sumber untuk
memperoleh pelajaran atau ilmu pengetahuan. Pembelajaran dilakukan seadanya
dan belum tersentuh teknologi seperti saat ini. Padahal media dan teknologi
merupakan alat yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran (Januszewski
and Molenda, 2008).
b. Perkembangan Media Pembelajaran era 1900-an

Media pembelajaran era tahun 1900-an berbeda Dengan era tahun 1600-
an. Pembelajaran sekitar tahun 1900-An ini sudah banyak menggunakan berbagai
media Pembelajaran. Media pembelajaran lebih dikenal dengan Istilah alat bantu
belajar. Papan tulis hitam, kapur, dan Penggaris kayu termasuk alat bantu belajar
yang banyak Digunakan pada masa itu. Pemilihan media pembelajaran tergantung
pada Metode apa yang akan digunakan pengajar dalam mengajar Dan pembelajar
yang akan belajar. Tentunya media Pembelajaran yang digunakan disesuaikan
dengan Karakteristik pembelajar, karena media pembelajaran Digunakan oleh
pengajar dalam kegiatan belajar untuk Mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Penggunaan media Pembelajaran harus dapat membangkitkan keinginan dan
Motivasi yang baru bagi pembelajar.Media pembelajaran pada akhir tahun 1950
mulai Dipengaruhi oleh penggunaan alat visual (Bimo, 2017). Alat Bantu visual
yang digunakan dapat berupa model, objek dan Alat-alat lain yang dapat
memberikan pengalaman konkret, Sehingga dapat mempertinggi daya serap
pembelajar Terhadap materi pelajaran. Media visual merupakan media yang
hanya dapat Dilihat saja, tidak mengandung unsur suara (Sundayana, 2016). Jenis
media yang tergolong visual adalah media cetak Verbal, media visual non-verbal
grafis, dan media visual Nonverbal tiga dimensi (Munadi, 2012). Media cetak
verbal antara lain buku, majalah, jurnal, surat kabar. Contoh media visual non-
verbal grafis antara lain: gambar (sketsa, lukisan, Photo), grafik, diagram, bagan,
dan peta. Contoh media visual nonverbal tiga dimensi berupa model, miniatur,
dan Lain lain

c. Perkembangan Media Pembelajaran era 2000-an

Media pembelajaran era 2000-an tentunya semakin Canggih. Papan tulis


hitam dan kapur sudah banyak Ditinggalkan diganti dengan papan tulis putih
(white boardDan spidol). OHP sudah diganti dengan Liquid Crystal Display
(LCD) Proyektor Perkembangan media pembelajaran sejalan dengan
Perkembangan generasi pebelajarnya. Generasi pembelajar Dikelompokkan
berdasarkan kurun waktu kelahirannya. Penulis di dunia barat
mengelompokkannya menjadi 5 Generasi, yaitu: (1). Generasi Baby Boomer, lahir
1946-1964, (2). Generasi X, lahir 1965-1980, (3). Generasi Y, lahir 1981-1994,
(4). Generasi Z, lahir 1995-2010, dan (5) Generasi Alpha, lahir 2011-2025.
(Wibawanto, 2016) Pembelajar pada tahun 2000 termasuk generasi Z. Mereka
sudah mengenal ponsel pintar (Smartphone) dan Komputer sebagai perangkat
pribadi. Produk teknologi Berkembang pesat dengan harga terjangkau, sehingga
tidak Sedikit pembelajar yang memiliki smartphone lebih dari satu. Mereka tidak
termasuk tipe manusia yang tahan berjam-jam Membaca buku teks untuk
memahami suatu konsep. Mereka Lebih suka mencari laman, video, atau bentuk
informasi Apapun yang lebih mudah difaham

d. .Perkembangan Media Pembelajaran era abad 21

Abad 21 sering diidentikkan dengan perkembangan Industri 4.0.


Perkembangan industri 4.0 ini seiring dengan Perkembangan teknologi yang
menunjang semua aktivitas Manusia, termasuk bidang pendidikan. Perkembangan
Teknologi yang sangat pesat berpengaruh terhadap proses Pembelajaran di semua
jenjang, mulai dari pendidikan dasar Sampai ke pendidikan tinggi. Kemajuan
teknologi Memberikan dampak pada metode mengajar serta media Pembelajaran
yang digunakan.Era tahun 2000-an media pembelajaran yang Digunakan pengajar
sudah sangat bervariasi, terutama media Pembelajaran yang berbasis teknologi.
Penggunaan media Pembelajaran audio visual sudah familiar baik bagi pengajar
Maupun pembelajar. Pada abad 21 ini kebutuhan ak media Pembelajaran lebih
meningkat lagi kualitasnya. Banyak Pengajar yang sudah menggunakan
multimedia interaktif.Multimedia interaktif adalah media pembelajaran Berbasis
komputer yang memuat berbagai macam konten. Kontennya bisa berupa gambar,
video, teks, grafik, animasi Serta efek suara yang disertai menu/instruksi sebagai
sarana Untuk mendapatkan informasi (Rachmadtullah, Sumantri and S, 2018).
Digunakannya multimedia interaktif saat ini Mendukung situasi pelaksanaan
pembelajaran di tengah Pandemic. SejakPandemik covid-19 pelaksanaan
Pembelajaran dilaksanakan secara daring, sehingga interaksi Media dan teknologi
ikut menentukan berhasil tidaknya Pembelajaran.

Menurut (Indriana, 2011) Secara garis besar Perkembangan media


pembelajaran abad 21 itu mengikuti Perkembangan teknologi, yaitu:

1. Media hasil teknologi, seperti media grafis, bahan Cetak, gambar diam.
2. Media proyeksi diam, yaitu media visual Memproyeksikan pesan melalui
alat dengan berbagaiPesan dalam bentuk tulisan, gambar, atau grafis.
Misalnya OHP, slide, dan lain-lain.Media audio, media yang
menyampaikan pesan yang Hanya ditangkap dengan indera pendengaran.
3. Media film, televisi, dan multimedia.
4. Media berbasis komputer, yaitu hasil gabungan Teknologi cetak dan
teknologi komputer. Menyampaikan materi dengan menggabungkan
Pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan Komputer

Pembelajaran pada masa pandemik wajib Dilaksanakan secara daring


(pembelajaran digital). Oleh Karena itu media pembelajaranpun semakin
bervariasi mulai Dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Pada
Pembelajaran digital diperlukan komunikasi secara interaktif Antara pengajar dan
pembelajar. Oleh karena itu dibutuhkan Media komputer dengan internetnya,
smartphone dengan Berbagai aplikasinya, video, telepon dan lain-lain.

2. BELAJAR MELALUI BAHAN CETAK

A. Pengertian Media Cetak


Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari
“medium” yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. arti umumnya
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi
kepada penerima informasi. Proses belajar mengajar pada dasamya juga
merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam
pembelajaran disebut media pembelajaran.
Media cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses
percetakan (printing atau offset). Media bahan catak menyajikan pesan atau
informasi melaui huruf atau gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas
pesan atau informasi yang akan disampaikan.
Berikut adalah pengertian media cetak menurut para ahli:
o Menurut Eric Barnow media cetak disebut juga “printed page “ adalah
meliputi segala barang yang dicetak, yang ditujukan untuk umum atau
untuk suatu publik tertentu.
o Pengertian media cetak menurut Rhenald Khazali adalah suatu media yang
statis dan mengutamakan pesan-pesan visual, media ini terdiri dari
lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata warna dan
halaman putih.
o Media cetak adalah media yang menggunakan bahan dasar kertas atau kain
untuk menyampaikan pesan-pesannya.

B. Sejarah Media Cetak

Secara historis, istilah media cetak mulai muncul setelah ditemukannya


alat pencetak oleh Johan Gutenberg pada tahun 1456 Yang kemudian dalam
bidang terus menerus berkembanglah produk alat pencetak yang semakin modern
dan efektif penggunaannya.

Secara umum, Kemajuan teknologi menjadikan media cetak tidak harus


berupa kumpulan kertas yang berisikan tulisan. Jurnalisme media cetak, seperti
surat kabar, Majalah, Buletin, dan sejenisnya mencapai puncak masa kejayaannya
pada tahun antara 1890-1920.

Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu-satunya sumber untuk


memperoleh pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu
kemudian bertambah dengan adanya buku. Pada masa itu kita mengenal tokoh
bernama Johan Amos Comenius yang tercatat sebagai orang pertama yang
menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah. Buku tersebut
berjudul Orbis Sensualium Picturs (Dunia Tergambar) yang diterbitikan pertama
kali pada tahun 1657. Penulisan buku itu dilandasi oleh suatu konsep dasar bahwa
tak ada sesuatu dalam akal pikiran manusia, tanpa terlebih dahulu melalui
penginderaan.

C. Karakteristik Media Cetak


Pada prinsipnya media cetak tergolong kedalam kelompok media grafis
(visual), semua jenis media dalam kelompok ini memiliki komponen
penyampaian pesan lewat simbol-simbol visual dan melibatkan rangsangan indera
penglihatan. Karakteristik yang dimiliki adalah :

a. Ciri fiksatif
Yaitu yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek.
b. Ciri manipulative
Yaitu kamampuan media untuk mentransformasi suatu obyek, kejadian
atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu. Sebagai contoh,
misalnya proses larva menjadi kepompong dan kemudian menjadi kupu-
kupu dapat disajikan dengan waktu yang lebih singkat (atau dipercepat
dengan teknik time-lapse recording). Atau sebaliknya, suatu
kejadian/peristiwa dapat diperlambat penayangannya agar diperoleh urut-
urutan yang jelas dari kejadian/peristiwa tersebut
3.    Ciri distributif
Dapat menggambarkan kemampuan media mentransportasikan obyek atau
kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan
kepada sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut

a. Ragam jenis media cetak dalam pendidikan

Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses
pencetakan atau printing atau offset. Media bahan cetak ini menyajikan pesan
melalui huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas
pesan atau informasi yang disajikan.

Jenis media bahan cetak ini diantaranya adalah :

1. Buku teks pembelajaran


Buku teks adalah buku pelajaran yang disusun oleh para ahli atau
pakar dalam bidangnya untuk menunjang program pengajaran yang telah
digariskan oleh pemerintah. Merupakan buku tentang suatu bidang studi
atau ilmu tertentu yang disusun untuk memudahkan para guru dan siswa
dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi buku teks bagi guru
adalah sebagai pedoman untuk mengidentifikasi apa yang harus diajarkan
atau dipelajari oleh siswa, mengetahui urutan penyajian bahan ajar,
mengetahui teknik dan metode pengajaranya, memperoleh bahan ajar secara
mudah dan menggunaknya sebagai alat pembelajaran siswa di dalam atau
diluar sekolah. Fungsi buku teks bagi siswa adalah sebagai sarana kepastian
tentang apa yang ia pelajari, alat kontrol untuk mengetahui seberapa banyak
dan seberapa jauh ia telah menguasai materi pelajaran, alat belajar (di luar
kelas buku teks berfungsi sebagai guru) di mana ia dapat menemukan
petunjuk, teori, maupun konsep dan bahan-bahan latihan atau evaluasi
(Krisanjaya 1997).

a) Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik
dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga
modul berisi paling tidak tentang:
a) petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru),
b) kompetensi yang akan dicapai,
c) content atau isi materi,
d) informasi pendukung,
e) latihan-latihan,
f) petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK),
g) evaluasi,
h) balikan terhadap hasil evaluasi.

Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah
menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang
peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat
menyelesaikan satu atau lebih KD dibandingkan dengan peserta didik
lainnya. Dengan demikian maka modul harus menggambarkan KD yang
akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang
baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.

1. Buku pengajaran terprogram

Buku pengajaran terprogram yaitu paket program pengajaran individual,


hampir sama dengan modul. Perbedaannya dengan modul, bahan pengajaran
terprogram ini disusun dalam topik-topik kecil untuk setiap bingkai atau
halamannya. Satu bingkai biasanya berisi informasi yang merupakan bahan
ajaran, pertanyaan, dan balikan atau respons dari pertanyaan bingkai lain.

2. LKS

LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran berisi tugas
yang di dalamnya berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan
tugas. LKS dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif
maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam
bentuk panduan eksperimen dan demonstrasi.

Manfaat LKS Lembar kegiatan siswa adalah dapat membantu guru


dalam mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan konsep-konsep
melalui aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok kerja. Selain itu, LKS juga
dapat digunakan untuk mengembangkan ketrampilan proses, mengembangkan
sikap ilmiah serta membangkitkan minat siswa terhadap alam sekitarnya.
Akhirnya LKS juga memudahkan guru untuk melihat keberhasilan siswa
dalam mencapai sasaran belajar.

3. Majalah
Majalah adalah jenis media yang terdiri dari sekumpulan kertas cetakan
yang disatukan. Tulisan-tulisan di dalam majalah dibuat bukan oleh tulisan
tangan, namun oleh suatu mesin cetak. Majalah biasanya berisi berbagai
macam topik tulisan yang sesuai dengan tujuan dan topik dari majalah yang
bersangkutan. Bukan hanya terdapat tulisan, di dalam majalah juga ada
gambar-gambar yang bertujuan sebagai ilustrasi dari tulisan dan juga
bertujuan untuk membuat isi majalah menjadi cantik dan menarik.

4. Poster

Yaitu sajian bentuk grafis dari kombinasi visual yang jelas, menyolok, dan
menarik dengan maksud untuk menarik perhatian orang dan mengikuti
informasi atau himbuan yang dituliskan. Poster merupakan gabungan antara
gambar dan tulisan dalam satu bidang yang memberikan informasi tentang
satu atau dua ide pokok.

5. Foto (Gambar)

Foto atau gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan
tulisan. Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan
yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar
siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih
KD. Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien
menggambarkan bahwa melihat sebuah foto atau gambar lebih tinggi
maknanya dari pada membaca atau mendengar. Melalui membaca yang dapat
diingat hanya 10%, dari mendengar yang diingat 20%, dan dari melihat yang
diingat 30%. Foto/gambar yang didesain secara baik dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar ini dalam menggunakannya harus
dibantu dengan bahan tertulis.

6. Media komik
Komik merupakan media yang mempunyai sifat yang sederhana, jelas,
mudah dipahami. Berbentuk gambar dan teks yang sedikit, berbentuk
percakapan. Oleh sebab itu komik dapat berfungsi sebagai media yang
informatif dan edukatif.

7. Puzzle
Puzzle di sini dalam bentuk gambar yang berisi edukasi. Dunia anak masih
kental dengan suasana permainan. Dengan puzzle, seorang anak selain bermain
juga dapat sambil belajar.

b. Pengembangan Media Cetak dalam Pendidikan

1. Pengembangan Media Cetak Pendidikan

Dalam pengembangan media pembelajaran berbasis cetak/print out dalam


bentuk teks dan ilustrasi yang perlu diperhatikan keberagaman siswa, di mana
siswa mungkin saja memiliki perbedaan dalam kemampuan berbahasa, sehingga
media pembelajaran yang dibuat akan bersifat lebih mudah digunakan dan
dipahami siswa. Penggunaan struktur tertentu, menambahkan berbagai kegiatan
(aktivitas belajar), ilustrasi, gambar, foto, peta konsep, kuis, dan permainan akan
mengakomodasi perbedaan gaya belajar yang mungkin ada sehingga siswa lebih
dapat mengikuti pembelajaran dengan media ini secara lebih baik.

c. Kelebihan dan Kelemahan Media Cetak sebagai Media


Pembelajaran

Media cetak memiliki kelebihan dan kekurangan untuk digunakan sebagai


media pembelajaran. Kelebihan dan kekurangan itu antara lain sebagai berikut

1. Kelebihan
Kelebihan dari media pembelajaran, khususnya media cetak yang
digunakan adalah sebagai berikut.
1) Dapat dibaca berulang-ulang oleh pembaca.
2) Dapat dibaca oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja.
3) Dapat dikumpulkan atau dibuat kliping.
4) Informasi didalamnya jelas dan mampu menejelaskan hal-hal yang
kompleks ataupun bersifat investigatif, terkadang juga disertai gambar
atau foto kejadian perkara.
5) Fleksibel, mudah dibawa kemana saja.
6) Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian
siswa.
7) Mampu menyampaikan berbagai informasi yang berkaitan dengan fakta
maupun konsep abstrak yang bersifat pengetahuan, keterampilan ataupun
sikap.
8) Dapat digunaan kapan saja dan dimana saja.
9) Penggunaan mudah, tidak bergantung pada peralatan lain.

2. Kekurangan
Media cetak yang digunakan untuk media pembelajaran mempunyai
beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut:
1) penyampaian informasinya lebih lambat dari media lain,
2) foto dan gambar yang ada terbatas, tidak seperti di media
lain,membutuhkan waktu yang lama untuk membaca semua berita sampai
selesai,
3) kurang bisa membantu daya ingat,
4) apabila penyajiannya tidak menarik cepat membosankan para pembaca.

3. KONSEP BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN

A. Pengertian Konsep Belajar


Belajar bisa diartikan dengan berbagai macam pengertian tergantung Siapa
yang mendefinisikannya. banyak aktivitas-aktivitas yang disepakati banyak orang
yang termasuk kegiatan belajar seperti menghafal, mengumpulkan fakta,
mengikuti pelatihan dan sebagainya. Tentang belajar ini, yang dikutip oleh Areta
mengklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu:

a. Belajar tentang learning How to think, yaitu belajar untuk mengetahui


sesuatu misalnya belajar tentang bersepeda maka cukup membaca
buku-buku melihat film dan video tentang cara-cara bersepeda.
b. Belajar learning How to do, yaitu belajar bagaimana melakukan
sesuatu. Jika seseorang belajar bersepeda makanya kan langsung
menaiki sepeda dan mempraktikkan yang tidak mustahil ia akan
menabrak kiri dan kanan.
c. Belajar menjadi learning to be, yaitu belajar memanusiakan manusia.
Belajar hidup bersama learning to Life together yaitu bersosialisasi
dengan teman sebaya dan melakukan aktivitas belajar bersama.

Adapun definisi belajar yang diberikan oleh para ahli bermacam-macam


diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Cronbach dalam bukunya educational psychology mengatakan


bahwa learning is shown by a change in behavior as a result of
experience jadi belajar menurut crown b adalah perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalamannya
b. Chaplin (1972) membatasi belajar menjadi dua rumusan yaitu
pertama belajar adalah perubahan perubahan tingkah laku yang
relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman kedua
belajar adalah proses memperoleh respon respon sebagai akibat
adanya latihan khusus
c. Hensman (1978) dalam bukunya Devi psychology of learning and
memory berpendapat bahwa learning is a change in organisme due
to experience Which can affect the organism behaviour, belajar
adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme manusia
atau hewan yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat
mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

Dari beberapa definisi belajar di atas maka dapat diambil kesimpulan


bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku atau waktu watak seseorang yang
bersifat tetap sebagai hasil dari pengalaman dan latihan bukan karena proses
pertumbuhan maupun kematangan. Jadi seseorang bisa dikatakan telah belajar
apabila memenuhi tiga hal yaitu terjadinya perubahan tingkah laku ataupun
kepribadiannya, kedua perubahan tersebut bersifat tetap bukan sementara, dan
ketiga disebabkan oleh pengalaman dan latihan.

Perubahan yang terjadi dalam diri manusia itu banyak sekali baik sifat
maupun jenisnya akan tetapi tidak semua Perubahan tersebut merupakan hasil dari
belajar misalnya seseorang yang kakinya bengkok akibat kecelakaan bukan
termasuk perubahan dalam arti belajar untuk itu perlu dilakukan perubahan yang
diharapkan sebagai hasil belajar yaitu :

a. Perubahan yang terjadi secara sadar artinya belajar itu dilakukan dalam
keadaan sadar dan seseorang akan merasakan perubahan yang seperti
merasa bahwa pengetahuan yang bertambah dan bertambah dan
sebagainya.
b. Perubahan yang bersifat fungsional artinya perubahan yang terjadi pada
individu itu berlangsung terus-menerus tidak statis dan berkembang
menuju kesempurnaan.
c. Perubahan yang bersifat positif dan aktif yaitu perubahan yang menjadi
individunya menjadi lebih baik yang terjadi karena adanya usaha
individu tersebut.
d. Perubahan yang bukan bersifat sementara karena perubahan tingkah
laku yang terjadi akibat belajar bersifat menetap dan permanen.
e. Perubahan yang bertujuan, artinya kegiatan belajar mempunyai tujuan
dan senantiasa terarah pada tingkah laku yang dikehendaki atau
ditetapkan.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku artinya perubahan
yang didapatkan itu akan berhubungan erat dengan perubahan yang
lain.

B. Bentuk - Bentuk Belajar

Gagne 1984 mengemukakan ada lima bentuk belajar yaitu:

a. Belajar Responden

Dalam belajar ini suatu respon dikeluarkan oleh suatu stimulus yang
setelah dikenal. Jadi terjadinya proses belajar dikarenakan adanya stimulus
misalnya Maya bisa menjawab pertanyaan diberikan oleh gurunya dengan benar
kemudian guru tersebut memberikan senyuman dan pujian kepadanya akibatnya
Maya semakin giat belajar tersenyum dan pujian guru ini merupakan stimulus tak
terkondisi. Tindakan guru ini menimbulkan perasaan yang menyenangkan pada
diri Maya sehingga Ia membuat dia lebih giat lagi dalam belajar.

b. Belajar Kontiguitas

Belajar dalam bentuk ini tidak memerlukan hubungan stimulus tak


terkondisi dengan respon. Asosiasi dekat sederhana antara stimulus dan respon
dapat menghasilkan suatu perubahan dalam perilaku individu Hal ini disebabkan
secara sederhana manusia dapat berubah karena mengalami peristiwa peristiwa
yang berpasangan. Belajar kontiguitas sederhana bisa dilihat jika seseorang
memberikan respon atas pertanyaan yang belum lengkap seperti dua kali dua sama
dengan? Maka pasti bisa menjawab 4 itu adalah contoh asosiasi berdekatan antara
stimulus dan respon dalam waktu yang sama.

c. Belajar Operant

Belajar bentuk ini sebagai akibat dari reinforcement bukan karena adanya
stimulus sebab perilaku yang diinginkan timbul secara spontan ketika organisme
beroperasi dengan lingkungannya. Maksudnya perilaku individu dapat
ditimbulkan dengan adanya reinforcement sehingga setelah adanya respon respon
ini bisa berupa pernyataan gerakan dan tindakan misalnya respon menjawab
pertanyaan guru secara sukarela maka reinforcement bisa berupa ucapan guru
“bagus sekali” kamu dapat 1 poin dan sebagainya.

d. Belajar Observasional

Konsep belajar ini memperlihatkan bahwa orang dapat belajar dengan


mengamati orang lain melakukan apa yang akan dipelajari misalnya anak kecil
belajar makan itu dengan mengamati cara makan yang dilakukan oleh ibunya atau
keluarganya.

e. Belajar Kognitif

Bentuk belajar ini memperlihatkan proses-proses kognitif Selama belajar


proses yang semacam ini menyangkut berpikir dan reasoning menggunakan
logika deduktif dan induktif. Bentuk belajar ini mengindahkan persepsi siswa
insic kognisi dari hubungan esensial antara unsur-unsur dalam situasi ini jadi
belajar tidak hanya timbul dari adanya stimulus respon maupun reinforcement
melainkan melibatkan tindakan mental individu yang sedang belajar.

Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa gagne membagi bentuk-


bentuk belajar menjadi 5 bentuk yang merupakan inti dari teori belajar yaitu
bentuk responden kontiguitas operan observasional dan kognitif. Responden
merupakan belajar yang dibentuk dengan adanya hubungan antara stimulus dan
respon. Kontiguitas sama dengan responden akan tetapi untuk responden
waktunya dilakukan secara bersamaan. Observasional merupakan bentuk belajar
yang paling sederhana karena individu hanya mengamati orang lain kemudian
meniru perbuatannya. Sedangkan kognitif merupakan bentuk yang tertinggi
karena sudah memasuki wilayah insight.

C. Tujuan Belajar

Secara umum belajar dilakukan individu untuk mencapai sesuatu yang


mempunyai arti baginya Tujuan yang dapat diidentifikasi dengan terjadi
perubahan pada individu dan dapat digolongkan ke dalam tiga golongan yaitu:
a. Pengetahuan knowledge dalam hal ini sifat perubahannya adalah
kognitif perubahan yang diharapkan adalah dari tindak mengetahui
menjadi mengetahui dari tidak mengerti menjadi mengerti dan
sebagainya.
b. Keterampilan atau skill sifat perubahannya dalam psikomotorik
perubahan yang diharapkan adalah dari tidak bisa membuat melakukan
membentuk dan sebagainya berubah menjadi bisa membuat melakukan
membentuk sesuatu dan sebagainya.
c. Sikap atau Attitude sikap perubahannya adalah fektif perubahan yang
diharapkan adalah dari sikap negatif menjadi sikap positif dari sikap
salah menjadi sikap baik dan sebagainya maka tujuan belajar bisa
dikatakan mengikuti teori Benyamin S Bloom yang harus menyentuh
Tiga Ranah yaitu kognitif afektif dan psikomotorik.

D. Prinsip-Prinsip Belajar

Setiap teori bertolak dari asumsi atau anggapan dasar tertentu tentang
belajar Oleh karena itu tidaklah heran apabila terdapat perbedaan pandangan
tentang belajar meskipun demikian ada beberapa pandangan umum yang relatif
sama di antara konsep-konsep tersebut. Beberapa kesamaan ini dipandang sebagai
prinsip belajar Adapun prinsip-prinsip belajar adalah:

a. Prinsip Kesiapan

Proses belajar sangat dipengaruhi oleh setiap individu sebagai subjek yang
melakukan kegiatan belajar kesiapan belajar adalah kondisi fisik psikis jasmani
atau mental individu yang memungkinkan subjek dapat belajar. Berdasarkan
prinsip kesiapan ini dapat dikemukakan beberapa hal yang terkait dengan
pembelajaran yaitu

1. Individu akan dapat belajar dengan baik apabila tugas yang


diberikan kepadanya sesuai dengan kesiapan atau kematangan usia
kemampuan minat dan latar belakang pengalamannya
2. Kesiapan peserta didik harus dikaji terlebih dahulu untuk
mengetahui kemampuannya
3. Jika individu kurang siap untuk belajar maka akan menghambat
proses pengawetan pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif
yang dimilikinya
4. Kesiapan belajar menentukan Tara kesiapan untuk menerima
sesuatu yang baru
5. Bahan serta tugas-tugas belajar akan sangat baik apabila di Variasi
sesuai dengan faktor kesehatan kognitif afektif dan psikomotorik.

b. Prinsip Motivasi (Motivation)

Menurut Morgan 1986 motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik


yang menyebabkan adanya Tingkah Laku keras tujuan tertentu ada tidaknya
motivasi individu dapat diamati dari tingkah lakunya apabila peserta didik
mempunyai motivasi yang tinggi maka ia akan:

1. Bersungguh-sungguh menunjukkan minat dan perhatian yang besar

2. Berusaha keras dan menyediakan waktu yang cukup untuk kegiatan


belajar

3. Terus bekerja sampai tugas-tugasnya terselesaikan

Berdasarkan sumbernya motivasi terbagi menjadi dua yaitu motivasi


intrinsik yang datang dari dalam diri peserta didik dan motivasi ekstrinsik yang
datang dari lingkungan atau luar dirinya.

c. Prinsip Perhatian

Perhatian merupakan strategi kognitif yang mencakup empat keterampilan


yaitu:

1. Berotasi pada suatu masalah


2. Meninjau sepintas isi masalah
3. Memusatkan diri pada aspek-aspek yang relevan.
4. Mengabaikan stimulus yang tidak relevan.

Dalam proses pembelajaran perhatian merupakan faktor yang sangat


besar pengaruhnya perhatian dapat membuat peserta didik untuk

a. Mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan

b. Melihat masalah-masalah yang diberikan

c. Memilih dan memberikan fokus pada masalah yang harus


diselesaikan

d. Mengabaikan hal-hal yang lain yang tidak relevan

Untuk mempengaruhi perhatian peserta didik siswa mengajukan beberapa


prinsip yaitu

a. Harus memperhatikan faktor-faktor internal yang mempengaruhi


belajar meliputi minat kelelahan karakteristik peserta didik dan
motivasi
b. Memperhatikan faktor-faktor eksternal meliputi intensitas stimulus
kemenarikan stimulus yang baru keragaman dan sebagainya

d. Prinsip Persepsi

Persepsi adalah sesuatu yang bersifat kompleks yang menyebabkan orang


dapat menerima atau meringkas informasi yang diperoleh dari lingkungannya.
Semua proses belajar selalu dimulai dari persepsi-persepsi dianggap sebagai
kegiatan awal struktur kognitif seseorang. Persepsi bersifat relatif selektif dan
teratur Oleh karena itu sejak dini ditanamkan kepada peserta didik memiliki
persepsi yang baik dan akurat terhadap apa yang dipelajari karena hal itu akan
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan kegiatan belajarnya.

Agar persepsi berfungsi secara efektif maka kemampuan untuk


mengadakan persepsi tentang sesuatu dijadikan sebagai kebebasan dalam memulai
pembelajaran.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menggunakan persepsi
adalah :

a. Makin baik persepsi mengenai sesuatu makin muda peserta didik


belajar mengingat sesuatu tersebut.
b. Dalam pembelajaran perlu dihindari persepsi yang salah karena akan
memberikan pengertian yang salah pula pada peserta didik tentang
apa yang dipelajari
c. Dalam pembelajaran perlu diupayakan berbagai sumber belajar yang
dapat mendekati benda sesungguhnya sehingga mempunyai persepsi
yang akurat

E. Pengertian Media Pembelajara

Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti
Tengah perantara atau pengantar. Secara lebih khusus pengertian media dalam
proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis fotografis atau
elektronik untuk menangkap memproses dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal. aect ( Association of Education and communication technology)
memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi.

Disamping sebagai sistem penyampaian atau pengantar media yang sering


diganti dengan kata mediator dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi
atau perannya yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama
dalam proses belajar yaitu siswa dan isi pelajaran. Ringkasnya media adalah alat
yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran.

Pengertian media pembelajaran adalah paduan antara bahan dan alat atau
perpaduan antara software dan hardware. Media pembelajaran bisa dipahami
sebagai media yang digunakan dalam proses dan tujuan pembelajaran titik pada
hakikatnya nya merupakan komunikasi media pembelajaran bisa dipahami
sebagai media komunikasi yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut
media pembelajaran memiliki peranan penting sebagai sarana untuk
menyampaikan pesan pembelajaran.

Menurut Anderson 1987 yang dikutip Bambang Warsita 2018 media


dapat dibagi dalam dua kategori yaitu alat bantu pembelajaran atau instruksional
AIDS dan media pembelajaran atau instructional media. Alat bantu pembelajaran
atau alat untuk membantu guru dalam memperjelas materi yang akan disampaikan
oleh karena itu alat bantu pembelajaran disebut juga alat bantu mengajar atau
teaching AIDS. Misalnya OHP atau HT, film, bingkai, slide foto, peta, poster,
grafik, flip cart, model benda sebenarnya dan sampai kepada lingkungan belajar
yang dimanfaatkan untuk memperjelas materi pembelajaran

F. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Hamalik (1986) yang dikutip Azhar Arsyad (2010) mengemukakan bahwa


pemakaian media pembelajaran dan proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar dan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada orientasi pembelajaran
akan sangat membantu keaktifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan
isi pelajaran pada saat itu.

Selain memanggil motivasi dan minat siswa media pembelajaran juga


dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman menyajikan data dengan
menarik dan terpercaya. Maksudnya, bahwasanya media pembelajaran yang
paling besar pengaruhnya bagi Indra dan lebih cepat menjamin pemahaman orang
yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya
bertahan apa yang akan dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat
atau melihat dan mendengarkannya. Selanjutnya, menjelaskan betapa pentingnya
media pembelajaran karena media pembelajaran membawa dan membangkitkan
rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbarui semangat mereka
membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa untuk
menghidupkan pelajaran.
Levie dan lentsz 1982 yang dikutip hudzaifah sanaki 2009
mengemukakan empat fungsi media pembelajaran khususnya media visual yaitu
fungsi atensi fungsi afektif fungsi kognitif dan fungsi kompensatoris. Fungsi
atensi media visual merupakan inti itu menarik dan mengarahkan perhatian siswa
untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual
yang ditampilkan atau menyertai teks materi pembelajaran.

Seringkali pada awal pembelajaran peserta didik tidak tertarik dengan


materi pelajaran atau mata kuliah yang tidak disenangi oleh mereka sehingga
mereka tidak memperhatikan titik media visual yang diproyeksikan dapat
menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada mata kuliah yang akan
mereka terima dengan demikian kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat
isi materi perkuliahan semakin besar.

Nana sudjana dan Ahmad Rifai 2002 mengemukakan manfaat media


pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat


menumbuhkan motivasi belajar
b. Bahan pembelajaran atau lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa sehingga memungkinkannya menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak
bosan dan guru tidak kehabisan tenaga apabila guru mengajar pada
setiap jam pelajaran
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati dan lain-lain.

G. Macam-Macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya beberapa media


yang paling akrab Dan Hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak
atau buku dan papan tulis. Selain itu, banyak juga sekolah yang telah
memanfaatkan jenis media lain seperti gambar, model overhead, projector atau
OHP dan objek-objek nyata. Sedangkan media lain seperti kaset, audio, video,
VCD, slide serta program pembelajaran komputer masih jarang digunakan
meskipun sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru. Meskipun
demikian sebagai seorang guru alangkah baiknya seorang guru mengenal
beberapa jenis media pembelajaran tersebut hal ini dimaksudkan agar mendorong
kita untuk mengadakan dan memanfaatkan media tersebut dalam kegiatan
pembelajaran di kelas.

Media berasal dari bahasa Latin, yaitu Medius yang secara harfiah berarti
‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Media pembelajaran memiliki fungsi dan
peran yang sangat vital dalam menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
Dengan adanya media pembelajran yang baik dan tepat penggunaanya, maka
semakin memudahkan dan membuat semangat peserta didik dalam belajar, juga
membantu guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Media pembelajaran bukan sekedar alat bantu yang berfunsi sebagai


pelengkatpm, namun sebagai saran untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang
lebih efektif, proses pembelajaran menajadi lebih cepat dan kualitas pembelajaran
dapat ditingkatkan. Dalam memilih media pembelajaran guru harus berhati-hati,
tidak boleh dilakukan secara serampangan. Ada prinsip dan criteria tertntu yang
harus diperhatikan agar media pembelajaran dapat memberikan manfaat yang
maksimal guna tercapainya tujuan pembelajaran.

4. PINSIP-PRINSIP DAN KRITERIA PEMILIHAN MEDIA

A. PRINSIP PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN


Memilih media yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran tidaklah
mudah. Selain memerlukan analisis mendalam dengan mempertimbangkan
berbagai aspek juga dibutuhkan prinsip-prinsip tertentu agar pemilihan media bisa
lebih tepat. Pada bagian sebelumnya guru harus mempertimbangkan landasan
fisiologis, psikologis, dan sosiologis dalam memilih dan menggunakan media
pembelajaran. setelah landasan pemilihan dan penggunaan telah sesuai, pemilihan
juga perlu merujuk pada prinsip-prinsip tertentu.
Prinsip-prinsip yang dapat diamati berupa tigkah laku. Jadi dapat dipahami
bahwa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip active learning adalah tingkah laku
yang mendasar yang selalu Nampak dan menggambarkan keterlibatan siswa
dalam proses belajar mengajar baik keterlibatan mental, intelektual maupun
emosioal yang dalam banyak hal dapat diisyaratkan keterlibatan langsung dalam
berbagai bentuk keaktifan fisik. Media dan metode yang sesuai karakteristik siswa
untuk mengoptimalkan kepekaan sensori siswa dan hasil temuan tentang sebagian
besar guru tidak tertarik dan tidak mau menggunakan penilaian autentuk atau
penilaian berbasis kinerja. Berikut ini beberapa prinsipyang harus diperhatikan
saat guru memilih media untuk pembelajaran yang akan dilaksanakannya :

a. Prinsip Efektivitas dan Efisiensi


Dalam konsep pembelajaran, efektivitas dan efisiensi adalah keberhasilan
pembelajaran yang diukur dari tingkat ketercapaian tujuan setelah pembelajaran
selesai dilaksanakan. Jika semua tujuan pembelajaran telah tercapai maka
pembelajaran disebut efektif, sedangkan efisiensi adalah pecapaian tujuan
pembelajaran dengan menggunakan biaya, waktu, dan sumber daya lain
seminimal mungkin. Dalam memilih media pembelajaran seorang guru juga
dituntut bisa memperhatikan aspek efektivitas dan efisien tersebut. Media yang
akan digunakan dalam pembelajaran seharusnya bisa mendukung dan
mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran. jangan sampai meida yang
digunakan tidak mendukung pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan
efisien.
Media yang telah memenuhi aspek efektivitas dan efisiensi ini tentunya akan
meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar dan mendukung pencapaian tujuan
pembelajaran. materi yang disampaikan melalui media ini juga akan lebih mudah
diserap anak didik. Karena itu, prinsip ini menjadi penting untuk digunakan dasar
dalam memilih media pembelajran yang akan digunakan.

b.     Prinsip Relevansial
Pertimbangan kesesuaian media dengan materi yang akan disampaikan juga
perlu menjadi pertimbangan guru dalam memilih media pembelajaran. Guru
dituntut untuk bisa memilih media yang sesuai dengan tujuan, isi, strategi
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Relevansi ini ada dua macam, yaitu relevansi ke dalam dan relevansi ke luar.
Relevansi ke dalam adalah pemilihan media pembelajaran yang
mempertimbangkan kesesuaian dan sinkronisasi antara tujuan, isi, strategi dan
evaluasi materi pembelajaran. Selain itu, relevansi ke dalam ini juga
mempertimbangkan pesan, guru, siswa, dan desain media yang akan digunakan
dalam pembelajran. Sehingga, media yang digunakan sesuai dengan kebutuhan
guru, kebutuhan siswa, serta sesuai dengan materi yang disampaikan.
Sedangkan relavansi ke luar adalah pemilihan media yang disesuaikan
dengan kondisi perkembangan masyarakat. Media yang dipilih disesuaikan
dengan apa yang biasa digunakan masyarakat secara luas. Oleh karena itu, media
pembelajaran disesuaikan dengan problem yang dihadapi siswa serta disesuaikan
dengan apa yang lagi kecenderungan di kalangan anak didik. Artinya, media yang
digunakan sesuai dengna konteks kehidupan anak didik yang sehari-hari dilihat,
didengar, dan dialami.
Media yang relevan secara internal dan eksternal ini akan meningkatkan
fungsi dan manfaat media itu sendiri. Namun guru perlu melakukan analisis
dengan mempertimbangkan banyak factor agar bisa memilih media yang relevab
tersebut. Semakin relevan media yang dipilih maka akan semakin mendukung
dalam pencapaian tujuan pembalajaran.

c.     Prinsip Produktifitas
Selain mengacu pada dua prinsip di atas, guru juga perlu
mempertimbangkan prisip produktifitas dalam memilih media pembelajaran.
Produktifitas dalam pembelajaran dapat difahami sebagai pencapaian tujuan
pembelajaran secara optimal dengan menggunakan sumber daya yang ada, baik
sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Dalam memilih media
pembelajaran, guru dituntut untuk bisa menganalisis apakah media yang akan
digunakan bisa meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran atau tidak. Jika
media yang digunakan bisa menghasilkan dan mencapai target dan tujuan
pembelajaran lebih bagus dan banyak maka media tersebut dikategorikan sebagai
media produktif.
Satu contoh, seorang guru yang memilih media visual nonproyeksi berupa
papan tulis dengan guru yang memilih media visual proyeksi berupa slide atau
LCD tentu akan terdapat perbedaan dari sisi produktifitas mengajarnya. Jelasnya,
guru yang memilih media slide akan lebih produktif dibandingkan mengajar
menggunakan papan tulis saja. Sebab guru yang menggunakan papan tulis harus
kehilangan waktu untuk menulis dulu, sedangkan guru yang menggunakan media
slide tinggal klik sudah muncul pesan atau materi pembelajaran yang akan
disampaikan. Untuk itu, dalam memilih media perlu dipertimbangkan prisip
produktifitas. Tentunya media yang lebih produktifitaslah yang seharusnya
digunakan guru dalam melakukan pembelajaran. Semakin produktif media yang
digunakan maka akan semakin cepat dna tepat tujuan pembelajran terealisasikan.

d.    Prinsip Taraf Berfikir Siswa


Media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar, yakni
berupa sara yang dapat memberikan penalam visual kepada peserta didik dalam
rangka memotivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang
kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit, serta mudah dipahami.
Media pembelajaran juga harus dipilih berdasarkan prinsip taraf berfikir siswa.
Benda-benda yang bersifat konkrit lebih baik digunakan sebagai media
pembelajaran bila dibandingkan dengan media yang lebih abstrak. Demikian pula
media pembelajaran yang kompleks dari segi struktur atau tampilan akan lebih
sulit dipahami dibanding media pembelajaran yang sederhana. Contoh media
pembelajaran di SD untuk struktur organ-organ dalam tubuh manusia haruslah
tidak serumit media pembelajran untuk siswa SMP dan SMA. Jika tingkat
kerumitan media pembelajaran tidak disesuaikan dengan taraf berfikir siswa maka
bisa berakibat siswa bukannya semakin mudah memahami, malah akan menajdi
semakin bingung dan tidak fokus pada tujuan dan materi pembelajaran gingga
tidak dapat memperoleh hasil yang diharapkan.

e.     Prinsip Interaktif Media Pembelajaran


Media interaktif adalah metode komunikasi di mana output dari media
berasal dari masukan dari pengguna. Media interaktif yang bekerja dengan
pengguna partisipasi. Media masih memiliki tujuan yang sama tapi masukan
pengguna menambahkan interaksi dan membawa fitur-fitur menarik untuk sistem
untuk kenikmatan yang lebih baik.Berdasarkan penjelasan pada jenis-jenis media
pembelajaran, bahwa Seels & Glasgow (dalam Arsyad,2002:33)
mengelompokkan media interaktif merupakan kelompok pilihan media teknologi
mutakhir. Media teknologi mutakhir sendiri dibedakan menjadi (1) media berbasis
telekomunikasi, misalkan teleconference,kuliah jarak jauh, dan (2) media berbasis
mikroprosesor, misalkan computer-assistted instruction,permainan komputer,
sistem tutor intelejen, interaktif,hypermedia, dan compact (video) disc.
Media interaktif biasanya mengacu pada produk dan layanan digital pada
sistem berbasis komputer yang merespon tindakan pengguna dengan menyajikan
konten seperti teks, gambar bergerak, animasi, video, audio, dan video
game. Semakin interaktif media, maka bagus media pembelajaran itu karena lebih
mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam belajar. Misalnya, saat mengajar
materi tentang operasi hitung bilangan bulat, contoh media dalam pelajaran SD
yang dapat digunakan adalah video tentang bagaimana cara melakukan operasi
hitung bilangan bulat atu guru dapat juga menggunakan media pembalaran
multimedia interaktif pembelajaran mandiri tentang operasi hitung bilangan bulat.
Bila siswa diberikan tontonan video, tentunya interkasi yang tejadi antara siswa
dengan media pembelajaran satu arah saja dari media ke siswa, sedangkan bila
menggunakan media pembelajran berbentuk multimedia interaktif yang dapat
dioperasikan pada sebuah computer, maka interaksi siswa dengan media lebih
tinggi. Dalam hal ini, maka media yang paling cocok untuk dipilih adalah media
pembelajaran dalam bentuk interaktif.

f.      Prinsip Ketersediaan Media Pembelajaran


Media untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran
dan mempunyai interaktif yang tinggi, guru harus melihat ketersediaan media
yang akan digunakan. Jika media tidak tersedia disekolah maka semua yang telah
di rencanakan akan sia-sia, dan tujuan tidak akan pernah tercapai. Atau guru harus
meminjam atau membuat sendiri media itu sendiri. Dengan menghitung berapa
media yang akan digunakan oleh siswa. Bila pembelajaran dilakukan secara
berkelompok maka media yang tesedia harus mencukupi.
g.    Kemampuan Guru Menggunakan Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam lingkungan
pembelajaran yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar. Media
pembelajaran dapat dijadikan stimulus untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik sehingga mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Media harus
disesuaikan dengan kemampuan guru, baik dari pengayaan maupun penggunaan
atau pengoperasian media. Akan lebih efektif jika guru memiliki sendiri media
yang akan digunakan seperti laptop, jika materi yang akan disampaikan berkaitan
dengan pelajaran computer atau pelajaran yang lainnya jika membutuhkan media
tersebut. Media pembelajaran juga dapat membantu agar tidak adanya
kesimpangsiuran antara pesan yang ingin disampaikan oleh guru dengan pesan
yang diterima oleh peserta didik.

h.    Keamanan Penggunaan Media Pembelajaran


Kadangkala guru harus hati-hati dalam memilih media pembelajaran. Ada
media pembelajaran yang kalau tidak hati-hati dalam penggunaannya dapat
mengakibatkan kecelakaan atau siswa bisa terluka. Media pembelajaran yang
dipilih haruslah media pembelajaran yang aman bagi mereka sehingga hal-hal
yang tidak diinginkan saat kegiatan pembelajaran sedang berlansung tidak terjadi.
Contoh media pembelajran yang mudah terbakar, tajam, panas, atau bahan-bahan
kimia yang bersifat korosif.

B.  KRITERIA PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN


a.    Kesesuaian dengan tujuan
Pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada tujuan yang telah
dirumuskan. Maka pemilihan media hendaknya menunjang pencapaian tujuan
pembelajaran yang dirumuskan tersebut . media dipilih berdasarkan tujuan
intruksional  yang telah di tetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu
atau dua dan tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan yang
dirumuskan ini adalah kriteria yang paling pokok, sedangkan tujuan pembelajaran
yang lain merupakan kelengkapan dari kriteria utama
b.     Ketepatgunaan
Tepat guna dalam konteks media pembelajaran diartikan pemilihan media
telah didasarkan pada kegunaan. Jika media itu dirasa kurang tepat dan belum
berguna malka tidak perlu di pilih dan di gunakan dalam pembelajaran.d
c.     Keadaan peserta didik
Kriteria pemilihan media yang baik adalah disesuaikan dengan keadaan
peserta didik, baik keadaan psikologis, filosofis, maupun sosiologis anak, sebab
media yang tidak sesuai dengan keadaan anak didik tidak akan membantu banyak
dalam memahami materi pembelajaran.
d.    Ketersediaan
Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan
pembelajaran, media tersebut tidak dapat di gunakan jika tidak tersedia, menurut
Wilkinson, media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan tersebut ketika
dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru. Jangan sampai seorang
guru menentukan dan memilih media yang tidak tersedia di sekolahan. Jika guru
tidak mampu membuat dan memproduksi media maka pilihlah media alternative
yang tersedia di sekolahan tersebut untuk menjelaskan materi pembelajaran.
e.     Praktis, Luwes, dan Bertahan
Media pembelajaran yang dipilih tidak harus mahal dan selalu berbasis
teknologi. Pemanfaatan lingkungan dan sesuatu yang sederhana namun secara
tepat guna akan lebih efektif dibandingkan media pembelajaran yang mahal dan
rumit. Simpel dan mudah dalam penggunaan, harga terjangkau dan dapat bertahan
lama serta dapat digunakan secara terus menerus patut menjadi salah satu
pertimbangan utama dalam memilih media pembelajaran.
f.      Mampu dan Terampil Menggunakan
Apapun media yang dipilih. guru harus mampu menggunakan media
tersebut. Nilai dan manfaat media pembelajaran sangat ditentukan oleh bagaimana
keterampilan guru menggunakan media pembelajaran tersebut. Keterampilan
penggunaan media pembelajaran ini juga nantinya dapat diturunkan kepada siswa
sehingga siswa juga mampu terampil menggunakan media pembelajaran yang
dipilih.
g.    Mutu Teknis
Pemilihan media yang akan digunakan harum memenuhi persyaratan teknis
tertentu. Guru tidak bisa asal begitu saja menentukan media pembelajaran
meskipun sudah memenuhi kriteria sebelumnya. Tiap produk yang dijadikan
media pembelajaran tentu memiliki standar tertentu agar produk tersebut laik
digunakan, jika produk tersebut belum memiliki standar khusus guru harus
mampu menentukan standar untuk produk tersebut agar dapat digunakan untuk
media pembelajaran
Pemilihan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran
yang memperhatikan kriteria-kriteria tersebut akan menghasilkan atau
menemukan media pembelajaran yang berkualitas dan sesuai atau tepat digunakan
untuk masing-masing materi pembelajaran. Media pembelajaran yang dipilih juga
mampu dengan mudah membantu guru menyampaikan materi kepada siswa,
siswa juga dapat lebih mudah menerima dan memahami materi pembelajaran
dengan bantuan media pembelajaran yang sudah dipilih berdasarkan kriteria
diatas.
Beberapa nilai tambah lain juga bisa didapat jika tepat dalam pemilihan
media pembelajaran. Misalnya saja siswa mampu menambah atau meningkatkan
keterampilan tertentu seperti mendengarkan dan konsentrasi. Dari segi ke-
ekonomis-an pemilihan media pembelajaran yang mampu digunakan berkali-kali
juga sangat dapat menekan biaya atau anggaran untuk pengadaan dan produksi
media pembelajaran.
Dalam menggunakan media pembelajran guru tidak serta merta
menggunakannya. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika akan
menggunakan media pembelajaran. Secara ringkas cara memilih media
pembelajaran dapat dilihat berikut ini sebagaimana yang diungkapkan oleh
Soeparno (1987:10), yakni:
1.         Hendaknya mengetahui karakteristik setiap media.
2.         Hendaknya memilih media yang sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai.
3.         Hendaknya memilih media yang sesuai dengan metode yang kita
pergunakan.
4.         Hendaknya memilih media yang sesuai dengan materi yang sesuai
dengan yang akan dikomunikasikan.
5.         Hendaknya memilih media yang sesuai dengan keadaan siswa, jumlah,
usia maupun tingkat pendidikannya.
6.         Hendaknya memilih media yang sesuai dengan situasi dan kondisi
lingkungan tempat media dipergunakan.
7.         Janganlah memilih media dengan alasan dengan alasan bahan tersebut
satu-satunya yang kita miliki.
Namun demikian juga harus menjadi pertimbangan dalam memilih dan
menentukan media pembelajaran adalah: situasi pemebelajaran, atau
memperhatikan bagaimana kecocokan media yang akan digunakan dari sudut
kemampuan media itu untuk menyampaikan komunikasi yang diinginkan.
Sedangkan dalam pandangan Tim Applied Approach Peningkatan Rancangan
Pengajaran Universitas Brawijaya (1993:33) ada beberpa langkah dalam memilih
media yang sesuai dengan situasi dan kondisi:
1.      Biaya yang murah, baik saat pembelian, dalam pengoperasian, dan
pemeliharaan.
2.      Kesesuaian dengan metode pengajaran yang digunakan, kajilah kelainan
teknisnya.
3.      Kesesuian dengan karakteristik peserta didik.
4.      Pertimbangan praktis, kemudahan, keamanan, kesesuaian, dengan fasilitas
yang ada, keawetan dan kemudahan pemeliharaan.
5.      Ketersediaan media, berikut suku cadangannya di pasaran.
Mengingat begitu banyaknya media yang bisa kita pilih (pakai) sesuai dengan
kriteria tersebut diatas, namun pada dasarnya kita bisa memilih media berdasarkan
kriteria:
1.      Kelaikan praktis, hal ini berhubungan dengan keakraban pengajar dengan
media, ketersediaan media setempat, ketersediaan waktu untuk
mempersiapkan, ketersediaan sarana dan fasilitas pendukung.
2.       Kelaikan Teknis, hal ini berkaitan dengan terpenuhinya persyaratan bahwa
media yang dipilih mampu untuk merangsang dan mendukung proses belajar
peserta didik. Dalam hal ini terdapat dua macam mutu yang perlu
deipertimbangkan. Pertama kualitas pesan , yang meliputi relevansi dengan
tujuan belajar , kejelasan dengan struktur pengajaran, kemudahan untuk
dipahami, sistematika yang logis. Kedua kualitas visual, hal ini megikuti
prinsip-prinsip visualisasi seperti keindahan (menarik membangkitkan
motivasi), kesederhanaan (sederhana jelas terbaca), penonjolan (penekanan
pada hal yang penting), keutuhan (kesatuan konseptual) keseimbangan
(seimbang dan harmonis).

h.    Pengelompokan Sasaran
Siswa terdiri dari banyak kelompok belajar yang heterogen. Antara kelompok
satu dengan yang lain tentu tidak akan sama. Untuk itu pemilihan media
pembelajaran tidak dapat disama ratakan, memang untuk media pembelajaran
tertentu yang bersifat universal masih dapat digunakan, namun untuk yang lebih
khusus masing-masing kelompok belajar harus dipertimbangkan pemilihan media
pembelajaran untuk masing-masing kelompok.
Hal yang perlu diperhatikan mengenai kelompok belajar siswa sebagai
sasaran ini misalnya besar kecil kelompok yang bisa digolongkan menjadi 4 yaitu
kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan. Latar
belakang secara umum tiap kelompok perli diperhatikan seperti latar belakang
ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain. Kemampuan belajar masing-masing siswa
dalam kelompok juga wajib diperhatikan untuk memilih mana media
pembelajaran yang tepat untuk dipilih.

i.       Faktor lain Dalam Mempertimbangkan Media Pembelajaran


Dick dan carey dalam Sadiman (2005:86) menyebutkan bahwa di samping
kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada empat faktor
lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media.
Pertama,  adalah ketersediaan sumber setempat. Artinya, bila media yang
bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau
dibuat sendiri.
Kedua,  adalah apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut
ada dana, tenaga, dan fasilitasnya.
Ketiga, adalah faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan, dan
ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya, media bisa
digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapan pun
serta mudah dijinjing dan dipindahkan.
Keempat, adalah efektifitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang, ada
sejenis media yang biaya produksinya mahal (seperti program film bingkai).
Namun, bila dilihat kestabilan materi dan penggunaan yang berulang-ulang untuk
jangka waktu yang panjang program film bingkai mungkin lebih murah dari
media yang biaya produksinya mahal (misalnya brosur) tetapi setiap waktu
materinya berganti.
Menurut Canel. R. Springfield, dan Clark, C. dalam Angkowo (2007:15),
dasar pemilihan alat bantu visual adalah memilih alat bantu yang sesuai dengan
kematangan, minat, dan kemampuan kelompok, memilih alat bantu secara tepat
untuk kegiatan pembelajaran, mempertahankan keseimbangan dalam jenis alat
bantu yang dipilih, menghindari alat bantu yang berlebihan, serta
mempertanyakan apakah alat bantu tersebut diperlukan dan dapat mempercepat
pembelajaran atau tidak.
Sementara itu, Hartono Kasmandi dalam Rohani (1997:30), menyarankan
agar setiap kita yang hendak menggunakan dan memilih media pembelajaran
perlu mempertimbangkan empat hal :
1.      Pertimbangan produksi
 Availability  (tersedianya bahan), Media akan efektif dalam
mencapai tujuan, bila tersedia bahan dan berada pada system yang
tepat.
 Cost (biaya), harga yang tinggi tidak menjamin penyusunan menjadi
tepat, demikian sebaliknya tanpa biaya juga tidak akan berhasil,
artinya tujuan belum tentu dapat dicapai.
 Pysical condition (kondisi fisik), misalnya dengan warna yang
buram, akan mengganggu kelancaran belajar mengajar.
 Accesbility to student (mudah dicapai), maksudnya pembelian bahan
(peralatan) hendaknya yang dwifungsi, yaitu guru dapat
menggunakannya, peserta didik juga semakin mudah mencerna
pelajaran.
 Emotional impact (dampak emosional), pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan media harus mempunyai nilai estetika
sehingga akan lebih menarik dan dapat menumbuhkan motivasi
belajar.
2.      Pertimbangan peserta didik
 Student Characteristics  (watak siswa), guru harus mampu
memahami tingkat kematangan latar belakang siswa. Dengan
demikian guru dapat menentukan pilihan-pilihan media yang sesuai
dengan karakter siswa, meliputi masalah tingkat kematangan siswa
secara komprehensif (kesatuan menyeluruh).
 Student relevance (sesuai dengan peserta didik), bahan yang relevan
akan memberi nilai positif dalam mencapai tujuan belajar,
pengaruhnya akan meningkatkan pengalaman siswa, pengembangan
pola pikir, analisis pelajaran, hingga dapat menceritakan kembali
(pelajaran yang diajarkan) dengan baik.
 Student involment (keterlibatan siswa), bahan yang disajikan akan
memberikan kemampuan siswa dan keterlibatan siswa secara fisik
dan mental (peran aktif siswa) untuk meningkatkan potensi belajar.
3.      Pertimbangan isi
 Curricular-relevance, penggunaan media harus sesuai dengan isi
kurikulum, tujuannya harus jelas, perlu direncanakan dengan baik.
 Content-soundness, banyak bahan yang sudah diprogram (software)
siap pakai/bahan jadi, tapi kemungkinan bahan jadi tersebut belum
tentu cocok dan mungkin sudah tidak up to date atau sudah
ketinggalan zaman hingga tidak sesuai lagi.

5. PEMBELAJARAN JARAK JAUH BERBASIS TIK

A. Pengertian Sistem Pembelajaran Jarak Jauh

Pembelajaran jarak jauh adalah sekumpulan metode pengajaran di mana


aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah
kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik maupun nonfisik.1 Jarak fisik
dalam artian lokasi, dan jarak nonfisik yakni kondisi. Melalui PJJ (Pembelajaran
Jarak Jauh) pula dimungkinkan antara pengajar dan pembelajar berbeda tempat
bahkan bisa dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh, Selain itu pula, dalam
pembelajaran jarak jauh dikenal pula istilah E-Learning. E-learning merupakan
metode penyampaian yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. E-learning
dapat dipahami sebagai metode penyampaian dengan komputer dan
memanfaatkan teknologi internet serta pemrograman yang memungkinkan para
peserta didik untuk berinteraksi dengan bahanbahan pelajaran melalui chat room
(ruang komunikasi).
Menurut Dohmen (1967) mengemukakan bahwa pembelajaran jarak jauh
adalah suatu bentuk pembembelajaran mandiri yang terorganisasi secara
sistematis yang dilakukan oleh sekelompok tenaga pengajar yang memiliki
tanggung jawab yang berbeda. Tanggung jawab pengajar-pengajar tersebut
meliputi kegiatan konseling, penyajian materi, pembelajaran, supervise dan
pemantauab terhadap keberhasillan siswa. Sedangkan Peters (1973) mengatakan
bahwa pendidikan jarak jauh adalah metode penyampaian pengetahuan,
keterampilan dan sikap melalui penggunaan media yang menerapkan sistem
indusrialilasi dalam pembelajaran.

Belajar jarak jauh bukanlah suatu hal yang baru dalam dunia pendidikan
mengingat cara belajar ini sudah dikembangkan sejak tahun 1970-an. Bila
dianalisis secara gamblang saja maka dapat dikatakan belajar jarak jauh
merupakan suatu bentuk system pembelajaran yang proses pembelajarannya jauh
dari pusat penyelenggaraan pendidikan dan bersifat mandiri. Pendidikan jarak
jauh adalah suatu model pembelajaran yang membebaskan pembelajar untuk
dapat belajar tanpa terikat oleh ruang dan waktu dengan sedikit mungkin bantuan
dari orang lain.

Komunikasi yang berlangsung pada system pembelajaran ini bersifat


komunikasi tidak langsung, artinya proses pembelajaran dilakukan dengan
perantaraan dalam bentuk media cetak maupun multimedia yang dirancang
khusus. Kalaupun ada kontak langsung, bukanlah suatu proses proses
pembelajaran, namun suatu kegiatan tutorial untuk menyakinkan bahwa materi
pembelajaran yang disampaikan kepada pebelajar melalui media benar-benar
mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yang telah dirumuskan.

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pendidikan jarak jauh antara
lain:

1) Dapat dipercepatnya usaha memenuhi kebutuhan masyarakat dan pasaran


kerja.
2) Dapat menarik minat calon peserta yang banyak.
3) Tidak tergangggunya kegiatan kehidupan sehari-hari karena pola jadwal
pembelajaran yang luwes.
4) Harapan akan meningkatnya kerjasama dan dukungan pengguna lulusan atau
keluaran.

B. Ciri-Ciri Pembelajaran Jarak Jauh

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Sisdiknas), yang dimaksud dengan Pendidikan Jarak Jauh
(PPJ) adalah pendidikan yang pesertanya didiknya terpisah dari pendidik dan
pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi
komunikasi, informasi, dan media lainnya. Soekartawi (2003) memberikan ciri-
ciri yang lebih spesifik dari PJJ yaitu sebagai berikut:

1) Kegiatan belajar terpisah dengan kegiatan pembelajaran. Selama proses belajar


siswa selaku peserta didik dan guru selaku pendidik terpisahkan oleh tempat,
jarak geografis dan waktu atau kombinasi dari ketiganya.
2) Siswa dan guru terpisah selama pembelajaran, komunikasi diantara keduanya
dibantu dengan media pembelajaran, baik media cetak (bahan ajar berupa
modul) maupun media elektronik (CD-ROM, VCD, telepon, radio, video,
televisi, komputer).
3) Jasa pelayanan disediakan baik untuk siswa maupun untuk guru, misalnya
resource learning center atau pusat sumber belajar, bahan ajar, infrastruktur
pembelajaran). Dengan demikian, baik siswa maupun guru tidak harus
mengusahakan sendiri keperluan dalam proses pembelajaran.
4) Komunikasi antara siswa dan guru bisa dilakukan baik melalui satu arah
maupun dua arah (two ways communication). Contoh komunikasi dua arah ini,
misalnya tele-conferencing, video-conferencing, emoderating).
5) Proses pembelajaran di PJJ masih dimungkinkan dengan melakukan pertemuan
tatap muka (tutorial) dan ini bukan merupakan suatu keharusan.
6) Selama kegiatan belajar, siswa cenderung membentuk kelompok belajar,
walaupun sifatnya tidak tetap dan tidak wajib. Kegiatan berkelompok
diperlukan untuk memudahkan siswa belajar.
7) Peran guru lebih bersifat sebagai fasilitator dan siswa bertindak sebagai
participant.
8)
C. Prinsip Pendidikan Sistem Jarak Jauh

Untuk pembuatan program ini dititik beratkan pada prinsip-prinsip pendidikan


jarak jauh, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Prinsip Kemandirian.
Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kurikulum yang memungkinkan dapat
dipelajari secara independent learning, pebelajar dihadapkan pada pilihan yang
terbaik bagi dirinya sendiri, dari mulai pembentukan kelompok belajar,
program pendidikan yang digunakan, pola belajar yang disukai, mengunakan
sumber belajar yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Penyelesaian program
yang ditentukan sendiri oleh pebelajar.Bahan-bahan pelajaran yang disediakan
berupa paket-paket yang dapat dipilih oleh pebelajar, yang didukung oleh
pembimbing atau tutorial dan ujian yang dirancang dengan pendekatan belajar
tuntas.Pebelajar belajar dengan mandiri dengan sesedikit mungkin melakukan
pertemuan dengan tutor yang bersangkutan.
2) Prinsip Keluwesan.
Prinsip indiwujudkan dengan dimungkinkannya peserta didik untuk memulai,
mencari sumber belajar, mengatur jadwal dan kegiatan belajar, mengikuti ujian
dan mengakhiri pendidikannya di luar ketentuan waktu dan tahun
ajaran.Dikatakan luwes, pebelajar dimungkinkan untuk berpindah dari
pendidikan formal ke pendidikan nonformal atau sebaliknya dari pendidikan
non-formal ke pendidikan formal.
3) Prinsip Keterkinian.
Prinsip ini diwujudkan dengan tersedianya program pembelajaran yang pada
saat ini diperlukan (just-in-time). Hal ini berbeda dengan sistem pendidikan
dan pelatihan konvensional yang program atau kurikulumnya termasuk buku-
buku yang tersedia, dirancang untuk mengantisipasi keperluan masa
mendatang (just-incase). Kecepatan untuk memperoleh informasi yang baru
merupakan suatu peluang untuk dapat bertahan dan berkembang dalam
persaingan bebas.
4) Prinsip Kesesuaian.
Prinsip ini terwujud dengan tersedianya sumber belajar yang terkait langsung
dengan kebutuhan pribadi maupun tuntutan lapangan kerja atau kemajuan
masyarakat. Sumber belajar tersebut bobotnya harus setara dengan kompetensi
yang diperlukan, tetapi disajikan dalam bentuk yang sederhana yang dapat
dipelajari sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Prinsip ini disesuaikan
dengan kebutuhan dan latar belakang pebelajar.
5) Prinsip Mobilitas.
Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kesempatan bagi pebelajar untuk
berpindah lokasi, jenis, jalur dan jenjang pendidikan yang setara setelah
memenuhi kompetensi yang diperlukan.
6) Prinsip Efisiensi.
Prinsip ini diwujudkan dengan pendayagunaan berbagai macam sumber daya
dan teknologi yang tersedia seoptimal mungkin. Pemberdayaan segala sumber
disekeliling pebelajarakan membantu pebelajar untuk dapat menggunakan
sumber tersebut sebanyak mungkin, sehingga pebelajar tidak merasa kerepotan
mengenai sumber belajarnya. Pada pelaksanaannya ada beberapa faktor
penting yang harus diperhatikan, agar sistem pendidikan (pembelajaran) jarak
jauh dapat berjalan dengan baik, yakni perhatian, percaya diri pendidik,
pengalaman, mudah menggunakan peralatan, kreatif menggunakan alat, dan
menjalin interaksi dengan peserta didik.

D. Pengelolaan Pembelajaran Jarak Jauh

Komponen-komponen penting dalam system pembelajaran jarak jauh guru


yaitu: Program, Kurikulum, Bahan ajar, Layanan, Evaluasi Hasil Belajar.

1) Program.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penawaran program dalam system
pembelajaran jarak jauh adalah Studi kelayakan perlu dialkukan untuk melihat
kemungkinan diselenggarakan suatu program dengan melihat beberapa hal
yaitu kebutuhan masyarakat akan program (kualifikasi yang dibutuhkan,
keberlanjutan ); ketersediaan sumber daya ( tenaga pengembang bahan ajar,
tenaga adminstrasi, dan penunjang sarana dan prasarana); pendanaan (dana
investasi, dana oprasional dan pemeliharaan, penerimaan internal).
2) Kurikulum.
Kurikulum harus dapat menggambarkan bentuk program yang akan ditawarkan
yang antara lain meliputi aspek tujuan program, profil lulusan, keunggulan
program . Kurikulum tersebut merupakan dasar pengembangan garis proram
pengajaran (GBPP).
3) Bahan Ajar
 Pengembangan bahan ajar
Dalam system pembelajaran jarak jauh , paket bahan ajar merupakan
komponen yang sangat penting ,karena merupakan sumber belajar utama
bagi peserta didik . Rowntree (1994) mengelompokkan media cetak yang
dapat dimanfaatkan dalam system pembelajaran jarak jauh menjadi empat
katagori yaitu media cetak, media audio –visual, media praktikum dan
meida interakif. Beberapa alternative pengembanagn bahan ajar dalam
system pembelajaran jarak jauh Rowntree (1994 ) yaitu : Menggunakan
paket bahan ajar yang telah dikembangkan oleh institusi jarak jauh lain.
Menggunakan bahan yang oleh intitusi, pendidikan konvensional seperti
buku teks,video,ataupun materi belajar yang dapat digunakan.
 Pengembangan bahan ajar baru
Pengembangan bahan ajar dapat dilakukan minimal melalui dua pola
pendekatan seperti yang dikemukakan oleh Moore & Kearsley (1996) yaitu
pola penulis-editor dan couse team. Pendekatan Penulis-editor yaitu
Pengembangan bahan ajar melibatkan dua orang yaitu penulis dan editor.
Penulis diasumsikan berfungsi sebagai ahli materi keilmuan ,ahli desain
instruksional,ahli media dan ahli evaluasi.sedangkan editor berfungsi
rangkap sebagai couse manager, penelaah materi, penyuting format dan
ketikan, serta penyutingan bahasa. Pendekatan Course. Tim pengembangan
bahan ajar dengan pendekatan course tim ini melibatkan beberapa tenaga
ahli yang terdiri dari: materi/penulis, ahli desain instruksional,ahli media,
dan manager/penanggung jawab pengembangan bahan ajar /mata pelajaran.
4) Layanan Bantuan Belajar.
Walaupun bahan ajar pada system pembelajaran jarak jauh telah dirancnag
untuk dipelajari sendiri, pada kenyataannya setiap peserta didik dalam proses
belajarnya memerlukan bantuan ataupun dukungan dari orang atau pihak lain,
baik pada saat memulai kegiatan belajarnya, pada saat proses belajar, ataupun
sesudah proses belajar berakhir. Secara institusi layanan bantuan belajar pada
system pembelajaran jarak jauh yang dapat diberikan melalui berbagia cara
antara lain: Tutorial, Bimbingan dan konseling dan Fasilitas /pusat sumber
belajar
 Tutorial.
Layanan akademik dalam bentuk tutorial dapat dilakukan baik secara tatap
muka maupun jarak jauh dengan menggunakan media. Tutorial tatap muka
pada dasarnya fungsi tutorial tatap muka adalah membantu peserta didik
yang mengalami kesulitan dalam mempelajari bahan ajar (Rowntree,1994).
Tutorial jarak jauh. Tutorial jarak jauh dapat dilkukan secara tertulis melalui
surat lewat pos/elektronik (mailing mail/list), melalui
telepon/telekonferensiaudio, telekoferensi video,tutorial radio atau televisi.
 Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling merupakan bantuan belajar yang mendukung dan
memfasilitasi proses belajar peserta didik, mulai dari registrasi awal sampai
lulus.
 Fasilitas atau pusat sumber belajar
Bantuan belajar juag harus meliputi perencanaan penyediaan sara akademik
dalam pemanfaatan sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan oleh
mahasiswa seperti: Ruang tutorial, Mini lap, Perpustakaan mini, Ruang
computer, internet. Bantuan belajar dalam bentuk fasilitas tersebut akan
membantu proses belajar peserta didik, sehingga mereka tahu kemana harus
datang bila memerlukan bantuan dalam proses belajarnya.

E. Lingkup Pembelajaran Jarak Jauh

Sistem pembelajaran jarak jauh secara mendasar dapat ditinjau dari berbagai
hal yaitu: Penyelenggaraan, Sasaran, bentuk/model, komponen.

1) Penyelenggaraan.
Sistem pembelajaran jarak jauh dapat diselenggarakan baik oleh swasta
maupun pemerintah. Pembelajaran jarak jauh yang bersifat pelatihan singkat
untuk keterampilan atau pengetahuan tertentu dengan kebutuhan masyarakat,
juga banyak diselenggarakan
2) Sasaran.
Sasaran peserta system pembelajaran jarak jauh dapat dilihat dari beberapa
faktor yaitu, jalur ,jenjang, dan usia.Jalur pembelajaran dapat berupa jalur
sekolah atau jalur luar sekolah . Jalur sekolah artinya pendidikan yang
ditempuh mengikuti struktur kurikulum yang baku dan berlaku. Sedangkan
jalur luar sekolah adalah pendidikan yang bersifat pelatihan pendek yang
disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Sistem pembelajaran jarak jauh dapat
menjangkau jenjang pendidikan SD, SMA, sekolah tinggi atau perguruan
tinggi.Demikian pula usia dalam system jarak jauh tidak di batasi.
3) Model Sistem Pembelajaran Jarak Jauh.
Pada dasarnya terdapat 3 model penyelenggaraan system pembelajaran jarak
jauh yang sering dikenal dengan yaitu single mode, dual mode, dan konsorium.
 Model Tunggal (single mode).
Model single mode adalah institusi yang secara khusus memberikan
pelayanan kepada siswa secara jarak jauh. Pada umumnya, institusi yang
menerapkan single mode ini memiliki struktur organisasi yang lengkap,
mulai dari pengembangan bahan ajar, proses belajar, distribusi bahan ajar
dan evaluasi hasil belajar, serta dilengkapi dengan unit pendukung lainnya
yang dirancang untuk memberikan layanan pendidikan jarak jauh.
Contohnya CNED.
 Dual Mode.
Institusi yang menerapkan mode dual mode adalah institusi yang
menyelenggarakan pendidikan dalam dua cara dan tatap muka. Penerapan
mode dual mode ini apabila ditinjau dari faktor ketersediaan tenaga pengajar
cukup menguntungkan. Tenaga pengajar yang telah dimiliki oleh institusi
untuk mengajar secara tatap muka, dapat direkrut dan berperan sebagai
penyiapan bahan ajar, proses pembelajaran (proses bantuan tutor, konseling)
serta pelaksanaan evaluasi.
 Model Konsorsium.
Model konsorsium dalam penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh adalah
penyelenggraan pembelajaran jarak jauh yang didasari atas kolaborasi
beberapa institusi. Kolaborasi melibatkan institusi dengan berbagai bidang
keahlian seperti perancangan program, pengembangan bahan ajar, proses
pembelajaran ,distribusi bahan ajar, dan evaluasi hasil belajar. Dengan
adanya kolaborasi ini maka tidak diperlukan pengadaan fasilitas atau
keahlian sumber daya manusia dalam berbagai bidang oleh institusi.

F. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Jarak Jauh ( E-Learning )

Kesuksesan Pembelajaran Jarak Jauh yang meninggalkan ketaatan pada jadwal


seperti pada proses pembelajaran tatap muka, bukanlah merupakan suatu pilihan
yang mudah baik bagi instruktur maupun peserta didik. Maka dari itu PJJ
memiliki keterbatasan sekaligus kelebihan.

1) Kelebihan pembelajaran jarak jauh


a) Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pendidik dan peserta didik dapat
berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet tanpa dibatasi oleh
jarak, tempat, waktu.
b) Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan di
mana saja kalau diperlukan.
c) Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan
bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara
mudah.
d) Baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui
internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
e) Peserta didik dapat benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar-
mengajar karena ia senantiasa mengacu kepada pembelajaran mandiri untuk
pengembangan diri pribadi (Oemar Hamalik, 1994:52)
f) Adanya pemerataan pendidikan ke berbagai tempat, bahkan ke tempat
terpencil atau pedalaman sekalipun.
g) Kapasitas daya tampung pembelajaran jarak jauh online tidak terbatas,
karena tidak memerlukan ruang kelas, sehingga antara pengajar dengan
pembelajar tidak perlu bertatap muka secara langsung dalam ruang kelas.
Pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran memanfaatkan fasilitas
komputer yang dihubungkan dengan internet atau intranet.
h) Tidak diperlukannya ruang kelas untuk tatap muka dalam proses
pembelajaran akan mengurangi biaya operasional pendidikan, seperti biaya
pembangunan dan pemeliharaan kelas atau gedung sekolah, transportasi,
atau alat tulis menulis, dan sebagainya.
i) Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu, sehingga pembelajar dapat
menentukan sendiri waktunya untuk belajar, sesuai dengan kemampuan dan
ketersediaan waktu yang dimilikinya.
j) Karena tidak terbatas oleh waktu, maka proses pembelajaran ini sangat tepat
diterapkan bagi orang yang memiliki waktu terbatas atau tidak tentu,
misalnya karyawan, pegawai, pengajar, dan sebagainya. Mereka dapat
mengikuti proses pendidikan dan tidak perlu mengganggu waktu bekerja
mereka. Mereka masih tetap bekerja sambil belajar.
k) Pembelajar dapat menentukan materi pembelajaran yang dipelajarinya
sesuai dengan minat, keinginan dan kebutuhannya, sehingga pembelajaran
akan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
l) Pembelajaran berlangsung bergantung pada kemampuan masing-masing
pembelajar. Jika pembelajar telah mencapai tujuan pembelajaran, maka dia
dapat menghentikan proses pembelajaran yang berkaitan dengan suatu
materi pembelajaran dan berpindah ke materi pembelajaran berikutnya.
Namun, jika pembelajar masih belum memahami materi pembelajaran yang
dipelajarinya tersebut, maka diberi kesempatan untuk mengulangi kembali
mempelajari materi pembelajaran tersebut. Pembelajar mengulangi
pembelajaran tanpa tergantung pada pengajar atau pembelajar lainnya,
sehingga dapat belajar sampai tuntas (mastery learning).
m) Materi pembelajaran selalu akurat dan mutakhir (up to date), karena
pembelajar dapat berinteraksi langsung dengan berbagai sumber informasi,
terutama jika ada materi pembelajaran yang belum atau kurang dipahami,
sehingga keakuratan materi pembelajaran yang disampaikan dapat terjamin.
pembelajaran dapat diakses setiap waktu lalu disimpan dalam komputer,
sehingga materi pembelajaran itu mudah diperbarui sesuai dengan
perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang terus
berkembang setiap saat.
n) Dapat menarik perhatian dan minat pembelajar karena pembelajaran jarak
jauh dilaksanakan secara interaktif.

2) Faktor-faktor keberhasilan pembelajaran jarak jauh:


a) Instruktur harus semangat dan konsisten (committed).
b) Tim harus melibatkan dukungan
c) Administratif yang baik, tergantung pada jenis bahan dan metode-metode
penyampaian yang dipergunakan, serta staf perancangan dan pembuatan
yang baik
d) Bahan-bahan pengajaran harus direncanakan dengan baik sehingga mereka
dapat diuji dan selalu tersedia. Sebagian besar pekerjaan dilakukan sebelum
bahanbahan tersebut diterima oleh para peserta
e) Harus ada fasilitasi dan dorongan terhadap
f) Interaksi peserta baik dengan instruktur maupun dengan para peserta
sendiri.
g) Pelatih harus tetap berkomunikasi secara rutin dengan semua peserta didik
h) Kemampuan untuk menggunakan setiap teknologi yang digunakan
merupakan keharusan. Harus diujikan dan dijelaskan kepada para peserta
sepenuhnya sehingga mereka mereka mengenali dengan baik dan merasa
nyaman dengannya.
i) Masalah-masalah komunikasi dan teknis harus diselesaikan begitu muncul.
j) Instruktur perlu menggunakan berbagai metode interaksi dan feedback
(misalnya komunikasi satu per satu conference calls, snail-mails, e-mail,
video dan komunikasi tatap muka dengan menggunakan komputer
(computer conferencing)
k) Para peserta dapat menyimpan buku hariannya mengenai pandangan-
pandangan mereka terhadap kemajuan dan isi dari kursus tersebut dan
selanjutnya mengirimkan atau menyampaikan secara berkala.
l) Sangat penting untuk dapat melakukan kursus langsung tatap muka paling
tidak satu kali, yang akan lebih baik bila dilakukan diawal dalam rangka
membantu para peserta terbiasa dengan rutinitas pembelajaran jarak jauh
dan untuk memberikan beberapa arahan mengenai teknik-teknik belajar.
3) Walaupun demikian, pembelajaran jarak jauh juga tidak terlepas dari berbagai
kekurangan, antara lain:
a) Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan
antarsesama peserta didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa
memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran.
b) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
c) Masalah ketepatan dan kecepatan pengiriman modul dari puast pengelolaan
pembelajaran jarak jauh kepada para peserta di daerah sering tidak tepat
Dukungan administratif untuk proses pembelajaran jarak jauh dibutuhkan
untuk melayani jumlah peserta didik yang mungkin sangat banyak.
d) Waktu, dan karenanya dapat menghambat kegiatan pembelajaran. (Oemar
Hamalik, 1994:53)
e) Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung
gagal.
f) Tingginya kemungkinan gangguan belajar yang akan menggagalkan proses
pembelajaran karena pembelajaran jarak jauh menuntut pembelajar untuk
belajar mandiri atau belajar individual. Jika pembelajar tidak disiplin belajar
secara mandiri, maka ada kemungkinan akan terjadi gangguan selama
belajar, bahkan mungkin pula kegagalan dengan terhentinya program
pembelajaran.
g) Pembelajar ketika membuka internetnya tidak mendapatkan materi
pembelajaran yang diperlukannya, sehingga perlu menghubungi pengajar
atau tutornya. Namun jika harus menunggu pengajar atau tutornya untuk
online melalui internet, maka pembelajar akan mengalami kesulitan
mendapat penjelasan pengajar atau tutor secepat mungkin.
h) Terjadi kesalahan pemahaman pembelajar terhadap materi pembelajaran dan
tujuan pembelajaran. Persepsi pengajar dan pembelajar terhadap materi
pembelajaran dan tujuan yang harus dicapai mungkin berbeda. Pembelajar
mungkin merasa sudah menguasai seluruh materi pembelajaran dan
mencapai tujuan pembelajaran tersebut, namun sebaliknya menurut
pengajaran pembelajar tersebut masih belum menguasai materi
pembelajaran secara tuntas sehingga tujuan pembelajaran pun belum
tercapai sepenuhnya. Untuk mengatasi kesalahan persepsi ini, perlu
diadakannya evaluasi pada setiap akhir materi pembelajaran.
G. Masalah dan Kendala Pembelajaran Jarak Jauh

Ada beberapa masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran jarak


jauh, antara lain:

1) Kurang tersedianya infrastruktur dan sumber daya pendukungnya, seperti


kurang siapnya sumber daya manusia yang terlibat (pengajar, pembelajar, atau
teknisi).
2) Adanya kekhawatiran, pendapat, atau persepsi keliru yang berkembang di
masyarakat tentang pembelajaran jarak jauh, seperti tentang rendah atau
kurangnya mutu lulusan dari pembelajaran jarak jauh dibandingkan
pembelajaran konvensional secara tatap muka. Padahal pembelajaran jarak
jauh sudah diakui oleh pemerintah dan hasil yang sudah dicapainya tidak kalah
dengan pendidikan formal. Masalah lainnya adalah anggapan biayanya mahal,
atau tidak diakreditasi oleh pemerintah.
3) Kurang atau tidak adanya dukungan dari masyarakat, kebijakan dari
pemerintah atau pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders).
4) Pembelajarannya dianggap tidak menarik karena tidak ada atau kurangnya
interaksi antara pengajar dengan pembelajar atau
5) Pembelajar dengan pembelajar lainnya.
6) Cara penyampaiannya yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah pembelajaran
jarak jauh.
7) Sulitnya memilih media pembelajaran yang efektif dan interaktif sesuai dengan
keinginan dan minat pembelajar.
8) Pendidikan jarak jauh merupakan metode pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada pembelajar untuk belajar secara terpisah dari kegiatan
mengajarnya, sehingga komunikasi antara pembelajar dan pengajar harus
dilakukan dengan bantuan media, seperti media elektronik atau media cetak.
Akibat terpisahnya ini, muncul masalah, yaitu pembelajar dalam melakukan
kegiatan belajarnya tidak mendapatkan pengawasan langsung secara terus
menerus dari pengajar atau tutor yang hadir di ruang belajar atau di lingkungan
sekolah. Namun demikian, pembelajar mendapatkan perencanaan, bimbingan,
dan pengawasan dalam proses pembelajarannya dari lembaga pendidikan yang
mengelola atau mengatur pendidikan jarak jauh itu.
9) Dalam beberapa kenyataan di lapangan pendidikan, jarang sekali ditemui
pembelajaran jarak jauh yang seluruh proses pembelajarannya dilaksanakan
dengan e-learning atau online learning.

Anda mungkin juga menyukai