OLEH:
KELOMPOK 2
1. Wa halmiati A1O120012
2. Sa'dia Faradilla A1O120032
3. Fadhilah Fatmawati A10120004
4. Cahya Tama Rafiqi A1O120018
5. Dayu Intan Sari A1O120002
Media pembelajaran era tahun 1900-an berbeda Dengan era tahun 1600-
an. Pembelajaran sekitar tahun 1900-An ini sudah banyak menggunakan berbagai
media Pembelajaran. Media pembelajaran lebih dikenal dengan Istilah alat bantu
belajar. Papan tulis hitam, kapur, dan Penggaris kayu termasuk alat bantu belajar
yang banyak Digunakan pada masa itu. Pemilihan media pembelajaran tergantung
pada Metode apa yang akan digunakan pengajar dalam mengajar Dan pembelajar
yang akan belajar. Tentunya media Pembelajaran yang digunakan disesuaikan
dengan Karakteristik pembelajar, karena media pembelajaran Digunakan oleh
pengajar dalam kegiatan belajar untuk Mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Penggunaan media Pembelajaran harus dapat membangkitkan keinginan dan
Motivasi yang baru bagi pembelajar.Media pembelajaran pada akhir tahun 1950
mulai Dipengaruhi oleh penggunaan alat visual (Bimo, 2017). Alat Bantu visual
yang digunakan dapat berupa model, objek dan Alat-alat lain yang dapat
memberikan pengalaman konkret, Sehingga dapat mempertinggi daya serap
pembelajar Terhadap materi pelajaran. Media visual merupakan media yang
hanya dapat Dilihat saja, tidak mengandung unsur suara (Sundayana, 2016). Jenis
media yang tergolong visual adalah media cetak Verbal, media visual non-verbal
grafis, dan media visual Nonverbal tiga dimensi (Munadi, 2012). Media cetak
verbal antara lain buku, majalah, jurnal, surat kabar. Contoh media visual non-
verbal grafis antara lain: gambar (sketsa, lukisan, Photo), grafik, diagram, bagan,
dan peta. Contoh media visual nonverbal tiga dimensi berupa model, miniatur,
dan Lain lain
1. Media hasil teknologi, seperti media grafis, bahan Cetak, gambar diam.
2. Media proyeksi diam, yaitu media visual Memproyeksikan pesan melalui
alat dengan berbagaiPesan dalam bentuk tulisan, gambar, atau grafis.
Misalnya OHP, slide, dan lain-lain.Media audio, media yang
menyampaikan pesan yang Hanya ditangkap dengan indera pendengaran.
3. Media film, televisi, dan multimedia.
4. Media berbasis komputer, yaitu hasil gabungan Teknologi cetak dan
teknologi komputer. Menyampaikan materi dengan menggabungkan
Pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan Komputer
a. Ciri fiksatif
Yaitu yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek.
b. Ciri manipulative
Yaitu kamampuan media untuk mentransformasi suatu obyek, kejadian
atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu. Sebagai contoh,
misalnya proses larva menjadi kepompong dan kemudian menjadi kupu-
kupu dapat disajikan dengan waktu yang lebih singkat (atau dipercepat
dengan teknik time-lapse recording). Atau sebaliknya, suatu
kejadian/peristiwa dapat diperlambat penayangannya agar diperoleh urut-
urutan yang jelas dari kejadian/peristiwa tersebut
3. Ciri distributif
Dapat menggambarkan kemampuan media mentransportasikan obyek atau
kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan
kepada sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut
Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses
pencetakan atau printing atau offset. Media bahan cetak ini menyajikan pesan
melalui huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas
pesan atau informasi yang disajikan.
a) Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik
dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga
modul berisi paling tidak tentang:
a) petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru),
b) kompetensi yang akan dicapai,
c) content atau isi materi,
d) informasi pendukung,
e) latihan-latihan,
f) petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK),
g) evaluasi,
h) balikan terhadap hasil evaluasi.
Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah
menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang
peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat
menyelesaikan satu atau lebih KD dibandingkan dengan peserta didik
lainnya. Dengan demikian maka modul harus menggambarkan KD yang
akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang
baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.
2. LKS
LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran berisi tugas
yang di dalamnya berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan
tugas. LKS dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif
maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam
bentuk panduan eksperimen dan demonstrasi.
3. Majalah
Majalah adalah jenis media yang terdiri dari sekumpulan kertas cetakan
yang disatukan. Tulisan-tulisan di dalam majalah dibuat bukan oleh tulisan
tangan, namun oleh suatu mesin cetak. Majalah biasanya berisi berbagai
macam topik tulisan yang sesuai dengan tujuan dan topik dari majalah yang
bersangkutan. Bukan hanya terdapat tulisan, di dalam majalah juga ada
gambar-gambar yang bertujuan sebagai ilustrasi dari tulisan dan juga
bertujuan untuk membuat isi majalah menjadi cantik dan menarik.
4. Poster
Yaitu sajian bentuk grafis dari kombinasi visual yang jelas, menyolok, dan
menarik dengan maksud untuk menarik perhatian orang dan mengikuti
informasi atau himbuan yang dituliskan. Poster merupakan gabungan antara
gambar dan tulisan dalam satu bidang yang memberikan informasi tentang
satu atau dua ide pokok.
5. Foto (Gambar)
Foto atau gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan
tulisan. Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan
yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar
siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih
KD. Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien
menggambarkan bahwa melihat sebuah foto atau gambar lebih tinggi
maknanya dari pada membaca atau mendengar. Melalui membaca yang dapat
diingat hanya 10%, dari mendengar yang diingat 20%, dan dari melihat yang
diingat 30%. Foto/gambar yang didesain secara baik dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar ini dalam menggunakannya harus
dibantu dengan bahan tertulis.
6. Media komik
Komik merupakan media yang mempunyai sifat yang sederhana, jelas,
mudah dipahami. Berbentuk gambar dan teks yang sedikit, berbentuk
percakapan. Oleh sebab itu komik dapat berfungsi sebagai media yang
informatif dan edukatif.
7. Puzzle
Puzzle di sini dalam bentuk gambar yang berisi edukasi. Dunia anak masih
kental dengan suasana permainan. Dengan puzzle, seorang anak selain bermain
juga dapat sambil belajar.
1. Kelebihan
Kelebihan dari media pembelajaran, khususnya media cetak yang
digunakan adalah sebagai berikut.
1) Dapat dibaca berulang-ulang oleh pembaca.
2) Dapat dibaca oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja.
3) Dapat dikumpulkan atau dibuat kliping.
4) Informasi didalamnya jelas dan mampu menejelaskan hal-hal yang
kompleks ataupun bersifat investigatif, terkadang juga disertai gambar
atau foto kejadian perkara.
5) Fleksibel, mudah dibawa kemana saja.
6) Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian
siswa.
7) Mampu menyampaikan berbagai informasi yang berkaitan dengan fakta
maupun konsep abstrak yang bersifat pengetahuan, keterampilan ataupun
sikap.
8) Dapat digunaan kapan saja dan dimana saja.
9) Penggunaan mudah, tidak bergantung pada peralatan lain.
2. Kekurangan
Media cetak yang digunakan untuk media pembelajaran mempunyai
beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut:
1) penyampaian informasinya lebih lambat dari media lain,
2) foto dan gambar yang ada terbatas, tidak seperti di media
lain,membutuhkan waktu yang lama untuk membaca semua berita sampai
selesai,
3) kurang bisa membantu daya ingat,
4) apabila penyajiannya tidak menarik cepat membosankan para pembaca.
Perubahan yang terjadi dalam diri manusia itu banyak sekali baik sifat
maupun jenisnya akan tetapi tidak semua Perubahan tersebut merupakan hasil dari
belajar misalnya seseorang yang kakinya bengkok akibat kecelakaan bukan
termasuk perubahan dalam arti belajar untuk itu perlu dilakukan perubahan yang
diharapkan sebagai hasil belajar yaitu :
a. Perubahan yang terjadi secara sadar artinya belajar itu dilakukan dalam
keadaan sadar dan seseorang akan merasakan perubahan yang seperti
merasa bahwa pengetahuan yang bertambah dan bertambah dan
sebagainya.
b. Perubahan yang bersifat fungsional artinya perubahan yang terjadi pada
individu itu berlangsung terus-menerus tidak statis dan berkembang
menuju kesempurnaan.
c. Perubahan yang bersifat positif dan aktif yaitu perubahan yang menjadi
individunya menjadi lebih baik yang terjadi karena adanya usaha
individu tersebut.
d. Perubahan yang bukan bersifat sementara karena perubahan tingkah
laku yang terjadi akibat belajar bersifat menetap dan permanen.
e. Perubahan yang bertujuan, artinya kegiatan belajar mempunyai tujuan
dan senantiasa terarah pada tingkah laku yang dikehendaki atau
ditetapkan.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku artinya perubahan
yang didapatkan itu akan berhubungan erat dengan perubahan yang
lain.
a. Belajar Responden
Dalam belajar ini suatu respon dikeluarkan oleh suatu stimulus yang
setelah dikenal. Jadi terjadinya proses belajar dikarenakan adanya stimulus
misalnya Maya bisa menjawab pertanyaan diberikan oleh gurunya dengan benar
kemudian guru tersebut memberikan senyuman dan pujian kepadanya akibatnya
Maya semakin giat belajar tersenyum dan pujian guru ini merupakan stimulus tak
terkondisi. Tindakan guru ini menimbulkan perasaan yang menyenangkan pada
diri Maya sehingga Ia membuat dia lebih giat lagi dalam belajar.
b. Belajar Kontiguitas
c. Belajar Operant
Belajar bentuk ini sebagai akibat dari reinforcement bukan karena adanya
stimulus sebab perilaku yang diinginkan timbul secara spontan ketika organisme
beroperasi dengan lingkungannya. Maksudnya perilaku individu dapat
ditimbulkan dengan adanya reinforcement sehingga setelah adanya respon respon
ini bisa berupa pernyataan gerakan dan tindakan misalnya respon menjawab
pertanyaan guru secara sukarela maka reinforcement bisa berupa ucapan guru
“bagus sekali” kamu dapat 1 poin dan sebagainya.
d. Belajar Observasional
e. Belajar Kognitif
C. Tujuan Belajar
D. Prinsip-Prinsip Belajar
Setiap teori bertolak dari asumsi atau anggapan dasar tertentu tentang
belajar Oleh karena itu tidaklah heran apabila terdapat perbedaan pandangan
tentang belajar meskipun demikian ada beberapa pandangan umum yang relatif
sama di antara konsep-konsep tersebut. Beberapa kesamaan ini dipandang sebagai
prinsip belajar Adapun prinsip-prinsip belajar adalah:
a. Prinsip Kesiapan
Proses belajar sangat dipengaruhi oleh setiap individu sebagai subjek yang
melakukan kegiatan belajar kesiapan belajar adalah kondisi fisik psikis jasmani
atau mental individu yang memungkinkan subjek dapat belajar. Berdasarkan
prinsip kesiapan ini dapat dikemukakan beberapa hal yang terkait dengan
pembelajaran yaitu
c. Prinsip Perhatian
d. Prinsip Persepsi
Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti
Tengah perantara atau pengantar. Secara lebih khusus pengertian media dalam
proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis fotografis atau
elektronik untuk menangkap memproses dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal. aect ( Association of Education and communication technology)
memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi.
Pengertian media pembelajaran adalah paduan antara bahan dan alat atau
perpaduan antara software dan hardware. Media pembelajaran bisa dipahami
sebagai media yang digunakan dalam proses dan tujuan pembelajaran titik pada
hakikatnya nya merupakan komunikasi media pembelajaran bisa dipahami
sebagai media komunikasi yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut
media pembelajaran memiliki peranan penting sebagai sarana untuk
menyampaikan pesan pembelajaran.
Media berasal dari bahasa Latin, yaitu Medius yang secara harfiah berarti
‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Media pembelajaran memiliki fungsi dan
peran yang sangat vital dalam menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
Dengan adanya media pembelajran yang baik dan tepat penggunaanya, maka
semakin memudahkan dan membuat semangat peserta didik dalam belajar, juga
membantu guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
b. Prinsip Relevansial
Pertimbangan kesesuaian media dengan materi yang akan disampaikan juga
perlu menjadi pertimbangan guru dalam memilih media pembelajaran. Guru
dituntut untuk bisa memilih media yang sesuai dengan tujuan, isi, strategi
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Relevansi ini ada dua macam, yaitu relevansi ke dalam dan relevansi ke luar.
Relevansi ke dalam adalah pemilihan media pembelajaran yang
mempertimbangkan kesesuaian dan sinkronisasi antara tujuan, isi, strategi dan
evaluasi materi pembelajaran. Selain itu, relevansi ke dalam ini juga
mempertimbangkan pesan, guru, siswa, dan desain media yang akan digunakan
dalam pembelajran. Sehingga, media yang digunakan sesuai dengan kebutuhan
guru, kebutuhan siswa, serta sesuai dengan materi yang disampaikan.
Sedangkan relavansi ke luar adalah pemilihan media yang disesuaikan
dengan kondisi perkembangan masyarakat. Media yang dipilih disesuaikan
dengan apa yang biasa digunakan masyarakat secara luas. Oleh karena itu, media
pembelajaran disesuaikan dengan problem yang dihadapi siswa serta disesuaikan
dengan apa yang lagi kecenderungan di kalangan anak didik. Artinya, media yang
digunakan sesuai dengna konteks kehidupan anak didik yang sehari-hari dilihat,
didengar, dan dialami.
Media yang relevan secara internal dan eksternal ini akan meningkatkan
fungsi dan manfaat media itu sendiri. Namun guru perlu melakukan analisis
dengan mempertimbangkan banyak factor agar bisa memilih media yang relevab
tersebut. Semakin relevan media yang dipilih maka akan semakin mendukung
dalam pencapaian tujuan pembalajaran.
c. Prinsip Produktifitas
Selain mengacu pada dua prinsip di atas, guru juga perlu
mempertimbangkan prisip produktifitas dalam memilih media pembelajaran.
Produktifitas dalam pembelajaran dapat difahami sebagai pencapaian tujuan
pembelajaran secara optimal dengan menggunakan sumber daya yang ada, baik
sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Dalam memilih media
pembelajaran, guru dituntut untuk bisa menganalisis apakah media yang akan
digunakan bisa meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran atau tidak. Jika
media yang digunakan bisa menghasilkan dan mencapai target dan tujuan
pembelajaran lebih bagus dan banyak maka media tersebut dikategorikan sebagai
media produktif.
Satu contoh, seorang guru yang memilih media visual nonproyeksi berupa
papan tulis dengan guru yang memilih media visual proyeksi berupa slide atau
LCD tentu akan terdapat perbedaan dari sisi produktifitas mengajarnya. Jelasnya,
guru yang memilih media slide akan lebih produktif dibandingkan mengajar
menggunakan papan tulis saja. Sebab guru yang menggunakan papan tulis harus
kehilangan waktu untuk menulis dulu, sedangkan guru yang menggunakan media
slide tinggal klik sudah muncul pesan atau materi pembelajaran yang akan
disampaikan. Untuk itu, dalam memilih media perlu dipertimbangkan prisip
produktifitas. Tentunya media yang lebih produktifitaslah yang seharusnya
digunakan guru dalam melakukan pembelajaran. Semakin produktif media yang
digunakan maka akan semakin cepat dna tepat tujuan pembelajran terealisasikan.
h. Pengelompokan Sasaran
Siswa terdiri dari banyak kelompok belajar yang heterogen. Antara kelompok
satu dengan yang lain tentu tidak akan sama. Untuk itu pemilihan media
pembelajaran tidak dapat disama ratakan, memang untuk media pembelajaran
tertentu yang bersifat universal masih dapat digunakan, namun untuk yang lebih
khusus masing-masing kelompok belajar harus dipertimbangkan pemilihan media
pembelajaran untuk masing-masing kelompok.
Hal yang perlu diperhatikan mengenai kelompok belajar siswa sebagai
sasaran ini misalnya besar kecil kelompok yang bisa digolongkan menjadi 4 yaitu
kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan. Latar
belakang secara umum tiap kelompok perli diperhatikan seperti latar belakang
ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain. Kemampuan belajar masing-masing siswa
dalam kelompok juga wajib diperhatikan untuk memilih mana media
pembelajaran yang tepat untuk dipilih.
Belajar jarak jauh bukanlah suatu hal yang baru dalam dunia pendidikan
mengingat cara belajar ini sudah dikembangkan sejak tahun 1970-an. Bila
dianalisis secara gamblang saja maka dapat dikatakan belajar jarak jauh
merupakan suatu bentuk system pembelajaran yang proses pembelajarannya jauh
dari pusat penyelenggaraan pendidikan dan bersifat mandiri. Pendidikan jarak
jauh adalah suatu model pembelajaran yang membebaskan pembelajar untuk
dapat belajar tanpa terikat oleh ruang dan waktu dengan sedikit mungkin bantuan
dari orang lain.
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pendidikan jarak jauh antara
lain:
1) Prinsip Kemandirian.
Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kurikulum yang memungkinkan dapat
dipelajari secara independent learning, pebelajar dihadapkan pada pilihan yang
terbaik bagi dirinya sendiri, dari mulai pembentukan kelompok belajar,
program pendidikan yang digunakan, pola belajar yang disukai, mengunakan
sumber belajar yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Penyelesaian program
yang ditentukan sendiri oleh pebelajar.Bahan-bahan pelajaran yang disediakan
berupa paket-paket yang dapat dipilih oleh pebelajar, yang didukung oleh
pembimbing atau tutorial dan ujian yang dirancang dengan pendekatan belajar
tuntas.Pebelajar belajar dengan mandiri dengan sesedikit mungkin melakukan
pertemuan dengan tutor yang bersangkutan.
2) Prinsip Keluwesan.
Prinsip indiwujudkan dengan dimungkinkannya peserta didik untuk memulai,
mencari sumber belajar, mengatur jadwal dan kegiatan belajar, mengikuti ujian
dan mengakhiri pendidikannya di luar ketentuan waktu dan tahun
ajaran.Dikatakan luwes, pebelajar dimungkinkan untuk berpindah dari
pendidikan formal ke pendidikan nonformal atau sebaliknya dari pendidikan
non-formal ke pendidikan formal.
3) Prinsip Keterkinian.
Prinsip ini diwujudkan dengan tersedianya program pembelajaran yang pada
saat ini diperlukan (just-in-time). Hal ini berbeda dengan sistem pendidikan
dan pelatihan konvensional yang program atau kurikulumnya termasuk buku-
buku yang tersedia, dirancang untuk mengantisipasi keperluan masa
mendatang (just-incase). Kecepatan untuk memperoleh informasi yang baru
merupakan suatu peluang untuk dapat bertahan dan berkembang dalam
persaingan bebas.
4) Prinsip Kesesuaian.
Prinsip ini terwujud dengan tersedianya sumber belajar yang terkait langsung
dengan kebutuhan pribadi maupun tuntutan lapangan kerja atau kemajuan
masyarakat. Sumber belajar tersebut bobotnya harus setara dengan kompetensi
yang diperlukan, tetapi disajikan dalam bentuk yang sederhana yang dapat
dipelajari sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Prinsip ini disesuaikan
dengan kebutuhan dan latar belakang pebelajar.
5) Prinsip Mobilitas.
Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kesempatan bagi pebelajar untuk
berpindah lokasi, jenis, jalur dan jenjang pendidikan yang setara setelah
memenuhi kompetensi yang diperlukan.
6) Prinsip Efisiensi.
Prinsip ini diwujudkan dengan pendayagunaan berbagai macam sumber daya
dan teknologi yang tersedia seoptimal mungkin. Pemberdayaan segala sumber
disekeliling pebelajarakan membantu pebelajar untuk dapat menggunakan
sumber tersebut sebanyak mungkin, sehingga pebelajar tidak merasa kerepotan
mengenai sumber belajarnya. Pada pelaksanaannya ada beberapa faktor
penting yang harus diperhatikan, agar sistem pendidikan (pembelajaran) jarak
jauh dapat berjalan dengan baik, yakni perhatian, percaya diri pendidik,
pengalaman, mudah menggunakan peralatan, kreatif menggunakan alat, dan
menjalin interaksi dengan peserta didik.
1) Program.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penawaran program dalam system
pembelajaran jarak jauh adalah Studi kelayakan perlu dialkukan untuk melihat
kemungkinan diselenggarakan suatu program dengan melihat beberapa hal
yaitu kebutuhan masyarakat akan program (kualifikasi yang dibutuhkan,
keberlanjutan ); ketersediaan sumber daya ( tenaga pengembang bahan ajar,
tenaga adminstrasi, dan penunjang sarana dan prasarana); pendanaan (dana
investasi, dana oprasional dan pemeliharaan, penerimaan internal).
2) Kurikulum.
Kurikulum harus dapat menggambarkan bentuk program yang akan ditawarkan
yang antara lain meliputi aspek tujuan program, profil lulusan, keunggulan
program . Kurikulum tersebut merupakan dasar pengembangan garis proram
pengajaran (GBPP).
3) Bahan Ajar
Pengembangan bahan ajar
Dalam system pembelajaran jarak jauh , paket bahan ajar merupakan
komponen yang sangat penting ,karena merupakan sumber belajar utama
bagi peserta didik . Rowntree (1994) mengelompokkan media cetak yang
dapat dimanfaatkan dalam system pembelajaran jarak jauh menjadi empat
katagori yaitu media cetak, media audio –visual, media praktikum dan
meida interakif. Beberapa alternative pengembanagn bahan ajar dalam
system pembelajaran jarak jauh Rowntree (1994 ) yaitu : Menggunakan
paket bahan ajar yang telah dikembangkan oleh institusi jarak jauh lain.
Menggunakan bahan yang oleh intitusi, pendidikan konvensional seperti
buku teks,video,ataupun materi belajar yang dapat digunakan.
Pengembangan bahan ajar baru
Pengembangan bahan ajar dapat dilakukan minimal melalui dua pola
pendekatan seperti yang dikemukakan oleh Moore & Kearsley (1996) yaitu
pola penulis-editor dan couse team. Pendekatan Penulis-editor yaitu
Pengembangan bahan ajar melibatkan dua orang yaitu penulis dan editor.
Penulis diasumsikan berfungsi sebagai ahli materi keilmuan ,ahli desain
instruksional,ahli media dan ahli evaluasi.sedangkan editor berfungsi
rangkap sebagai couse manager, penelaah materi, penyuting format dan
ketikan, serta penyutingan bahasa. Pendekatan Course. Tim pengembangan
bahan ajar dengan pendekatan course tim ini melibatkan beberapa tenaga
ahli yang terdiri dari: materi/penulis, ahli desain instruksional,ahli media,
dan manager/penanggung jawab pengembangan bahan ajar /mata pelajaran.
4) Layanan Bantuan Belajar.
Walaupun bahan ajar pada system pembelajaran jarak jauh telah dirancnag
untuk dipelajari sendiri, pada kenyataannya setiap peserta didik dalam proses
belajarnya memerlukan bantuan ataupun dukungan dari orang atau pihak lain,
baik pada saat memulai kegiatan belajarnya, pada saat proses belajar, ataupun
sesudah proses belajar berakhir. Secara institusi layanan bantuan belajar pada
system pembelajaran jarak jauh yang dapat diberikan melalui berbagia cara
antara lain: Tutorial, Bimbingan dan konseling dan Fasilitas /pusat sumber
belajar
Tutorial.
Layanan akademik dalam bentuk tutorial dapat dilakukan baik secara tatap
muka maupun jarak jauh dengan menggunakan media. Tutorial tatap muka
pada dasarnya fungsi tutorial tatap muka adalah membantu peserta didik
yang mengalami kesulitan dalam mempelajari bahan ajar (Rowntree,1994).
Tutorial jarak jauh. Tutorial jarak jauh dapat dilkukan secara tertulis melalui
surat lewat pos/elektronik (mailing mail/list), melalui
telepon/telekonferensiaudio, telekoferensi video,tutorial radio atau televisi.
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling merupakan bantuan belajar yang mendukung dan
memfasilitasi proses belajar peserta didik, mulai dari registrasi awal sampai
lulus.
Fasilitas atau pusat sumber belajar
Bantuan belajar juag harus meliputi perencanaan penyediaan sara akademik
dalam pemanfaatan sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan oleh
mahasiswa seperti: Ruang tutorial, Mini lap, Perpustakaan mini, Ruang
computer, internet. Bantuan belajar dalam bentuk fasilitas tersebut akan
membantu proses belajar peserta didik, sehingga mereka tahu kemana harus
datang bila memerlukan bantuan dalam proses belajarnya.
Sistem pembelajaran jarak jauh secara mendasar dapat ditinjau dari berbagai
hal yaitu: Penyelenggaraan, Sasaran, bentuk/model, komponen.
1) Penyelenggaraan.
Sistem pembelajaran jarak jauh dapat diselenggarakan baik oleh swasta
maupun pemerintah. Pembelajaran jarak jauh yang bersifat pelatihan singkat
untuk keterampilan atau pengetahuan tertentu dengan kebutuhan masyarakat,
juga banyak diselenggarakan
2) Sasaran.
Sasaran peserta system pembelajaran jarak jauh dapat dilihat dari beberapa
faktor yaitu, jalur ,jenjang, dan usia.Jalur pembelajaran dapat berupa jalur
sekolah atau jalur luar sekolah . Jalur sekolah artinya pendidikan yang
ditempuh mengikuti struktur kurikulum yang baku dan berlaku. Sedangkan
jalur luar sekolah adalah pendidikan yang bersifat pelatihan pendek yang
disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Sistem pembelajaran jarak jauh dapat
menjangkau jenjang pendidikan SD, SMA, sekolah tinggi atau perguruan
tinggi.Demikian pula usia dalam system jarak jauh tidak di batasi.
3) Model Sistem Pembelajaran Jarak Jauh.
Pada dasarnya terdapat 3 model penyelenggaraan system pembelajaran jarak
jauh yang sering dikenal dengan yaitu single mode, dual mode, dan konsorium.
Model Tunggal (single mode).
Model single mode adalah institusi yang secara khusus memberikan
pelayanan kepada siswa secara jarak jauh. Pada umumnya, institusi yang
menerapkan single mode ini memiliki struktur organisasi yang lengkap,
mulai dari pengembangan bahan ajar, proses belajar, distribusi bahan ajar
dan evaluasi hasil belajar, serta dilengkapi dengan unit pendukung lainnya
yang dirancang untuk memberikan layanan pendidikan jarak jauh.
Contohnya CNED.
Dual Mode.
Institusi yang menerapkan mode dual mode adalah institusi yang
menyelenggarakan pendidikan dalam dua cara dan tatap muka. Penerapan
mode dual mode ini apabila ditinjau dari faktor ketersediaan tenaga pengajar
cukup menguntungkan. Tenaga pengajar yang telah dimiliki oleh institusi
untuk mengajar secara tatap muka, dapat direkrut dan berperan sebagai
penyiapan bahan ajar, proses pembelajaran (proses bantuan tutor, konseling)
serta pelaksanaan evaluasi.
Model Konsorsium.
Model konsorsium dalam penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh adalah
penyelenggraan pembelajaran jarak jauh yang didasari atas kolaborasi
beberapa institusi. Kolaborasi melibatkan institusi dengan berbagai bidang
keahlian seperti perancangan program, pengembangan bahan ajar, proses
pembelajaran ,distribusi bahan ajar, dan evaluasi hasil belajar. Dengan
adanya kolaborasi ini maka tidak diperlukan pengadaan fasilitas atau
keahlian sumber daya manusia dalam berbagai bidang oleh institusi.