0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
787 tayangan4 halaman
Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara dalam mempengaruhi proses kebijakan dan pemilihan pemimpin. Terdapat berbagai bentuk partisipasi politik seperti pemilihan, lobi, organisasi, dan mencari koneksi. Partisipasi dapat dilakukan secara individual maupun kolektif, dan idealnya bersifat positif, kreatif, serta kritis untuk menunjang kemajuan.
Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara dalam mempengaruhi proses kebijakan dan pemilihan pemimpin. Terdapat berbagai bentuk partisipasi politik seperti pemilihan, lobi, organisasi, dan mencari koneksi. Partisipasi dapat dilakukan secara individual maupun kolektif, dan idealnya bersifat positif, kreatif, serta kritis untuk menunjang kemajuan.
Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara dalam mempengaruhi proses kebijakan dan pemilihan pemimpin. Terdapat berbagai bentuk partisipasi politik seperti pemilihan, lobi, organisasi, dan mencari koneksi. Partisipasi dapat dilakukan secara individual maupun kolektif, dan idealnya bersifat positif, kreatif, serta kritis untuk menunjang kemajuan.
Politik 1. Pengertian dan Ciri Ciri Partisipasi Politik
Menurut Budiardjo (2003), partisipasi politik mencangkup
semua kegiatan sukarela seseorang turut serta dalam proses pemilihan pemimpin politik dan turut serta secara langsung atau tidak langsung dalam pembentukan kebijaksanaan umum. Menurut Ramlan Surbakti, partisipasi politik adalah kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum serta menentukan pemimpin pemerintahan. Kegiatan yang dimaksud antara lain, mengajukan tuntutan, membayar pajak, melaksanakan keputusan, mengajukan kritik dan koreksi atas pelaksanaan suatu kebijakan umum, mendukung atau menentang calon pemimpin tertentu, mengajukan alternatif pemimpin, serta memilih wakil rakyat dalam pemilihan umum. Berdasarkan pandangannya mengenai pengertian partisipasi politik, Surbakti menyatakan bahwa ciri-ciri partisipasi politik adalah sebagai berikut. a) Kegiatan atau perilaku individu warga negara biasa yang dapat diamati, bukan kegiatan atau perilaku batiniah yang berupa sikap dan nilai b) Kegiatan yang dilakukan diarahkan untuk mempengaruhi pemerintah selaku pembuat dan pelaksana keputusan politik c) Kegiatan yang berhasil (efektif) ataupun yang tidak (tidak efektif) mempengaruhi pemerintah termasuk dalam konsep partisipasi politik. d) Kegiatan yang mempengaruhi pemerintah dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. e) Kegiatan mempengaruhi pemerintah dapat dilakukan baik melalui prosedur wajar (konvensional) dan tidak berupa kekerasan (non violence), seperti ikut memilih dalam pemilihan umum, mengajukan petisi, melakukan kontak tatap muka, dan menulis surat. Rizki Ardiansah XI MIPA 4
2. Bentuk dan Jenis Partisipasi Poltik
Bentuk dan hierarki partisipasi politik itu sendiridalam
kerangka konsep Rush dan Althoff secara berturut-turut adalah : a) Voting (pemberian suara). b) Ikut serta dalam diskusi politik informal minat umum dalam politik. c) Partisipasi dalam rapat umum. d) Keanggotaan pasif/aktif suatu organisasi semu politik. e) Keanggotaan pasif/aktif suatu organisasi politik. f) Mencari jabatan politik atau administrasi. g) Menduduki jabatan politik atau administrasi.
Hunting dan Nelson mengklasifikasikan, partisipasi politik
dalam 4 bentuk. Berbagai studi mengenai partisipasi politik menggunakan berbagai klasifikasi yang berbeda-beda. Akan tetapi, sebagian besar riset yang dilakukan saat ini membedakan jenis-jenis perilaku politik dalam 4 jenis berikut.
a) Kegiatan pemilihan yang mencangkup pemberian suara,
memberikan sumbangan untuk kampanye, bekerja dalam kegiatan pemilihan, mencari dukungan bagi seorang calon, atau setiap tindakan yang bertujuan mempengaruhi hasil pemilihan. b) Lobbying yang mencangkup upaya-upaya, baik perorang maupun kelompok untuk melindungi pejabat-pejabat pemerintahan atau pimpinan-pimpinan politik dengan maksud mempengaruhi keputusan yang akan diambil. c) Kegiatan orgnisasi, menyangkut kegiatan-kegiatan sebagai anggota atau pejabat suatu organisasi yang tujuan utamanya mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah. d) Mencari koneksi, yaitu tindakan perorangan yang ditujukan kepada pejabat pemerintahan dan biasanya dengan maksud memperoleh manfaat, baik hanya seorang atau beberapa orang. Rizki Ardiansah XI MIPA 4
Jika dilihat dari jumlah pelaku, partisipasi politik dapat
dibedakan menjadi berikut. a) Partisipasi individual, yaitu partisipasi yang dilakukan oleh perorang secara individual, misalnya menulis surat yang berisi tuntutan atau keluhan pemerintah. b) Partisipasi kolektif, yaitu kegiatan politik yang dilakukan oleh sejumlah warga negara secara serentak yang dimaksudkan untuk mempengaruhi penguasa. Partisipasi kolektif ini dibagi lagi menjadi 2, yaitu konvensional dan nonkonvesional.
Tur Wahyudin (2008) membagi bentuk partisipasi politik
berdasarkan type masyarakat sebagai berikut : a) Masyarakat primitif, dalam masyarakat primitif, kehidupan politik cenderung erat terintegrasi dengan kegiatan masyarakat pada umumnya. Oleh sebab itu, partisipasi politik pada masyarakat ini cenderung tinggi dan mungkin sulit untuk dibedakan dengan kegiatan yang lain. b) Masyarakat berkembang, dalam masyarakat berkembang, karena adanya kombinasi dari institusi dan pengaruh modern dan tradisional, partisipasi umumnya dibatasi oleh faktor seperti tingkatan melek huruf dan masalah umum. c) Masyarakat totaliter, salah satu karakteristik paling penting dari masyarakat totaliter adalah mereka berusaha mengontrol partisipasi dalam proses politik pada semua tingkatan.
Partisipasi yang baik adalah partisipasi yang mendukung
suksesnya usaha bersama. Kualifikasi partisipasi yang baik adalah postif, kreatif, realistis, serta kritis-korektif-konstruktif. a) Partisipasi positif merupakan partisipasi yang mendukung kelancaran usaha bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. b) Partisipasi kreatif adalah keterlibatan yang berdaya cipta, tidak hanya mengikuti suatu kegiatan yang direncanakan pihak lain, tidak hanya melaksanakan instruksi atasan, melainkan memikirkan sesuatu yang baru. c) Partisipasi realistis berarti keikutsertaan dengan memperhitungkan kenyataan baik dalam masyarakat maupun kenyataan mengenai kemampuan pelaksana Rizki Ardiansah XI MIPA 4
kegiatan, waktu yang tersedia, kesempatan, dan
keterampilan para pelaksana. d) Partisipasi kritis-korektif-konstruktif berati keterlibatan yang dilakukan dengan mengkaji suatu bentuk kegiatan, menunjukkkan kekurangan atau kesalahan, dan memberikan alternatif yang lebih baik.