Anda di halaman 1dari 14

Mekanisme Penanganan Terhadap

Pelanggaran Pemilu dan


Penanganan Pelanggaran Kode
Etik Penyelenggara Pemilu
Dosen Pengampu : Agus Purnomo, S. Sy, M. H
Kelompok 9

Nasiba Claudia Jando 2221609019

Muhammad Riski 2221609051

Maria Kiftiah 2221609087


Masalah Hukum Pemilu
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 mengenai Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan
DPRD hanya menyebut dengan tegas tiga macam masalah hukum, yaitu: pelanggaran
administrasi pemilu, pelanggaran pidana pemilu, dan perselisihan hasil pemilu. Dua macam
jenis masalah hukum lainnya, meskipun tidak disebut secara tegas dalam UU No. 10/2008,
tetapi secara materi diatur, yaitu pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu dan sengketa
dalam proses atau tahapan pemilu. Sementara sengketa hukum lainnya tidak diatur diatur
secara eksplisit, baik nama maupun materinya, tetapi praktik mengakui keberadaanya, yaitu
masalah hukum lainnya.
Jenis Pelanggaran Pemilu
Sengketa hukum dan pelanggaran pemilu dapat dibagi
menjadi enam jenis, yakni:
(1) pelanggaran pidana pemilu (tindak pidana pemilu);
(2) sengketa dalam proses pemilu;
(3) pelanggaran administrasi pemilu;
(4) Pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu;
(5) perselisihan (sengketa) hasil pemilu; dan
(6) sengketa hukum lainnya.
Lembaga Penegak Hukum Pemilu
Masalah Hukum Lembaga yang Berwenang Proses
Pelanggaran pidana Sistem peradilan pidana (kepolisian, Laporan mula-mula diajukan kepada
pemilu (tindak pidana kejaksaan, pengadilan) pengawas pemilu yang kemudian
pemilu) diteruskan kepada polisi yang akan
menyidiknya; jaksa menuntut, dan
pengadilan memeriksa dan memutus. Bisa
banding ke Pengadilan Tinggi yang
memutus di tingkatan terakhir.

Sengketa dalam Pengawas pemilu Diselesaikan melalui proses ADR. UU


tahapan/proses Pemilu yang lama (UU No. 12/2003
pemilu mengatur tahapan dan mekanisme
penyelesaian sengketa ini, sementara
dalam UU Pemilu yang baru (UU No.
10/2008 hal ini tidak diatur sehingga
diserahkan penyelesaiannya kepada
Pengawas Pemilu.
Lembaga Penegak Hukum Pemilu
Masalah Hukum Lembaga yang Berwenang Proses
Pelanggaran KPU, KPUD Dilaporkan kepada pengawas pemilu atau
administrasi langsung diterima oleh KPU atau KPUD. Pada
Pemilu pelanggaran administrasi ini undang-undang
pemilu hanya menyatakan bahwa laporan yang
merupakan pelanggaran administrasi diserahkan
kepada KPU. Jadi tidak jelas bagaimana KPU
menyelesaikan pelanggaran administrasi ini serta
berapa lama KPU dapat menyelesaikannya.

Pelanggaran Kode Dewan Kehormatan Mahkamah Diselesaikan melalui proses ADR. UU Pemilu
Etik Perselisihan Konstitusi yang lama (UU No. 12/2003 mengatur tahapan
(sengketa) hasil dan mekanisme penyelesaian sengketa ini,
sementara dalam UU Pemilu yang baru (UU No.
Pemilu 10/2008 hal ini tidak diatur sehingga diserahkan
penyelesaiannya kepada Pengawas Pemilu.
Lembaga Penegak Hukum Pemilu

Masalah Hukum Lembaga yang Berwenang Proses


Sengketa hukum Peradilan Umum atau Peradilan Tidak diatur dalam UU Pemilu. Di dalam praktik
lainnya Tata Usaha Negara kerap kali dilakukan dengan proses yang berlaku
di Peradilan Tata Usaha Negara (sebagai perkara
tata usaha negara) dan Peradilan Umum (sebagai
perbuatan melawan hukum).
Pelanggaran Administrasi Pemilu
Beberapa contoh pelanggaran administrasi pemilu adalah sebagai berikut: pemasangan alat peraga
peserta kampanye, seperti poster, bendera, umbul-umbul, spanduk, dan lain-lain dipasang
sembarangan. Undang-Undang melarang pemasangan alat peraga di tempat ibadah, tempat
pendidikan, lingkungan kantor pemerintahan; Peraturan KPU melarang penempatan alat peraga
kampanye di jalan-jalan utama atau protokol dan jalan bebas hambatan atau jalan tol. Arak-arakan
atau konvoi menuju dan meninggalkan lokasi kampanye rapat umum dan pertemuan terbatas tidak
diberitahukan sebelumnya kepada polisi sehingga tidak memiliki kesempatan untuk mengatur
perjalanan konvoi. Selain itu, peserta konvoi sering keluar dari jalur yang telah ditetapkan oleh
panitia. Kampanye rapat umum dilakukan melebihi waktu yang ditentukan. Kampanye melintasi batas
daerah pemilihan. Perubahan jenis kampanye, dalam hal ini KPU dan peserta pemilu sudah
menetapkan bahwa parpol tertentu melakukan kampanye terbatas di tempat tertentu, namun dalam
pelaksanaannya kampanye terbatas tersebut berubah menjadi kampanye rapat umum yang pada
akhirnya juga diikuti oleh arak-arakan.
Sengketa Proses Pemilu
Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Peraturan Badan Pengawas Pemilu
(Perbawaslu) Nomor 18 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 18 Tahun
2017 Tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Proses Pemilihan
Umum, yang dimaksud objek sengketa proses Pemilu yang
ditangani oleh Bawaslu ini meliputi keputusan KPU, keputusan
KPU Provinsi, atau keputusan KPU Kabupaten/Kota. Keputusan
yang dimaksud tersebut adalah berbentuk Surat Keputusan dan
atau Berita Acara.
Sengketa Proses Pemilu
Dalam melakukan penindakan sengketa proses Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 huruf b, Bawaslu
bertugas:
a. Menerima permohonan penyelesaian sengketa proses
Pemilu;
b. Memverilikasi secara formal dan materiel permohonan
penyelesaian sengketa proses Pemilu;
c. Melakukan mediasi antarpihak yang bersengketa;
d. Melakukan proses adjudikasi sengketa proses Pemilu; dan
e. Memutus penyelesaian sengketa Pemilu
Penanganan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu

No. Elemen KEPP UU 12/2003 UU 22/2017 UU 15/2011 UU 7/2017

1. Kelembagaan Dewan Kehormatan Dewan Kehormatan DKPP bersifat tetap DKPP bersifat tetap
(DK) KPU bersifat (DK) KPU bersifat ad
ad hoc Hoc

2. keanggotaan Dewan Kehormatan Dewan Kehormatan DKPP berjumlah 7 orang DKPP berjumlah 7 orang
KPU sebanyak 3 KPU dan Bawaslu terdiri atas 1 orang ex terdiri atas 1 orang ex
orang terdiri atas berjumlah 5 orang officio KPU, 1 orang ex officio KPU, 1 orang ex
seorang ketua dan yang terdiri atas 3 officio Bawaslu 5 orang officio Bawaslu 5 orang
anggota-anggota orang anggota KPU tokoh masyarakat tokoh
yang dipilih dari dan 2 orang dari luar masyarakat
dan oleh anggota anggota KPU
KPU
Penanganan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu
Elemen
No. UU 12/2003 UU 22/2017 UU 15/2011 UU 7/2017
KEPP
3. Wewenang Memeriksa dan Memeriksa dan Menyusun dan menetap- Menyusun dan menetapkan
menerbitkan menerbitkan kan Kode Etik Memeriksa Kode Etik Membentuk Tim
rekomendasi rekomendasi bersifat dan memutus pelanggaran Pemeriksa Daerah Memeriksa
hasil mengikat kode KPU, Bawaslu pusat dan memutus pelanggaran kode
pemeriksaan- sampai Badan ad hoc etik etik KPU dan Bawaslu sampai
nya kepada dengan putusan bersifat tingkat Kabupaten /Kota Badan
KPU final dan mengikat Ad Hoc Setelah melalui
pemeriksaan oleh atasannya
dengan putusan bersifat final dan
mengikat
4. Sidang Diatur oleh Diatur oleh KPU dan Diatur oleh DKPP, per- Diatur oleh DKPP, persidang-an
Pemeriksaa KPU(transpara Bawaslu (transparan sidangan bersifat terbuka bersifat terbuka dan dapat
n n dan dan akuntabel) dan dapat dipertanggung- Dipertanggungjawabkan
akuntabel) jawabkan
Penanganan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu
Elemen UU 12/2003 UU 22/2017 UU 15/2011 UU 7/2017
No.
KEPP
5. Sarana Sekretariat Sekretariat Jenderal Biro Administrasi Sekretariat DKPP
Pendukung Jenderal KPU KPU dan Sekretariat Sekretariat Jenderal
Bawaslu Bawaslu

6. Akuntabilitas Melaporkan hasil Melaporkan hasil Publik Publik


pemeriksaan dan pemeriksaan dan
rekomendasi rekomendasi kepada
kepada KPU KPU

7. Sanksi Teguran tertulis, Teguran tertulis, Teguran tertulis(peringatan Teguran tertulis(peringatan


pemberhentian pemberhentian keras atau peringatan keras keras atau peringatan keras
sementara atau sementara atau terakhir), pemberhentian terakhir), pemberhentian
pemberhentian pemberhentuan tetap sementara atau pember- sementara atau pember-
tetap hentian tetap sebagai Ketua hentian tetap sebagai Ketua
dan/atau Anggota dan/atau anggota

8. Anggaran DIPA KPU DIPA KPU dan DIPA Bawaslu Kementerian


Bawaslu
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai