Anda di halaman 1dari 2

PENYELSAIAN SENGKETA PROSES DI BAWASLU BERSIFAT FINAL

MENGIKAT

PRO

Pembicara 1:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi dan salam sejahtera ba


gi kita semua, shalom om swastiastu namo buddhaya.Terimakasih moderator, dewan juri
yang arif dan bijaksana , rekan berfikirku dari tim pro serta hadirin Yang berbahagia

Dewan juri yang terhormat bahwasanya dengan tegas dan lugas kami menyampaikan
bahwa kami setuju dengan adanya mosi perdebatan kita pada hari ini. Adapun latar belakang
mosi perdebatan kita kali ini di landasi dengan adanya Undang-Undang No.7 Tahun 2017 tent
ang Pemilihan Umum yang memuat terobosan penguatan kewenangan Badan Pengawas Pemi
lu (Bawaslu) dalam menegakkan hukum pemilu.Bawaslu didalam menyelesaikan sengketa
proses pemilu mengacu pada pasal 468 ayat 3 dan ayat 4 UU pemilu yaitu menerima dan
mengkaji permohonan penyelsaian sengketa proses pemilu dan menemukan pihak yang
bersengketa untuk mencapai kesepakatan memalui mediasi atau musyawarah dan mufakat.
dan dalam hal tidak mencapai kesepakatan antara pihak yang bersengketa sebagaimana
dimaksud pada ayat 3 huruf B bawaslu, bawaslu provinsi, bawaslu kabupaten/ kota
menyelesaikan sengketa proses pemilu melalui adjudikasi.

Dewan juri yang terhormat kami akan menjelaskan apa urgensi dari tim kami tetap
setuju pada status quo pada saat ini karena Penyelenggaraan pemilu dan pemilihan umum di d
aerah kerap ditemukan adanya ketimpangan dan pelanggaran hukum sehingga pelaksanaan de
mokrasi dan kedaulatan rakyat sering terdegradasi. Mahkamah Konstitusi cenderung menjadi
Mahkamah Sengketa Pemilu (Election Court) karena jumlah perkara sengketa pemilu yang di
tangani lebih banyak volumenya dibandingkan pengujian undang-undang (Judicial Review) y
ang merupakan kewenangan utama sebuah Mahkamah Konstitusi. Kewenangan baru ini terny
ata juga mengubah irama kehidupan dan suasana kerja di MK. Para hakim konstitusi maupun
pegawai MK pada bulan tertentu harus bekerja ekstra keras dan dalam durasi waktu yang pan
jang untuk menyelesaikan sengketa pemilu yang masuk ke MK.

Dan dengan adanya Kebijakan baru pada tahun 2017 yaitu dengan munculnya kewena
ngan baru Bawaslu sebagai lembaga pengawas pemilu untuk menyelesaikan pelanggaran adm
inistrasi dan sengketa yang terkait dengan pelanggaran TSM (Terstruktur, Sistematis dan Mas
if) yang secara administratif dapat membatalkan pencalonan melalui proses sidang adjudikasi
dimana Bawaslu dapat dikatakan berperan sebagai hakim, memutuskan permohonan yang dit
ulis pemohon di dalam petitumnya. Kemudian menggali kebenaran-kebenaran melalui persid
angan, mendengarkan keterangan saksi, mendengarkan jawaban pemohon dan termohon, kem
udian menyimpulkan. Itulah kewenangan baru yang dimiliki oleh Bawaslu.

Undang-Undang No.7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum memuat terobosan peng
uatan kewenangan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dalam menegakkan hukum pemilu. Se
lain tindak pidana pemilu, kewenangan menindak dan memutus pelanggaran administrasi dal
am mekanisme persidangan di Bawaslu hingga tingkat Kabupaten/Kota, yang sebelumnya me
rupakan kewenangan Mahkamah Konstitusi (MK) kini diberikan kepada Bawaslu.

Anda mungkin juga menyukai