DALAM
PEMILU 2024
DAN MEKANISME PELAPORAN
DUGAAN PELANGGARAN PEMILU
❑ Berorientasi pada perlindungan hak politik: hak untuk memilih (right to vote) dan hak
untuk dipilih (right to be candidate).
Melakukan Menindak
pencegahan Menerima
lanjuti Menyelesaikan
terjadinya Laporan Sengketa Proses
Temuan
dugaan Dugaan Pemilu
dan
pelanggaran dan Pelanggaran
Laporan
sengketa proses
8
Bawaslu Kabupaten/Kota berwenang:
a. menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan
pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai Pemilu;
b. memeriksa dan mengkaji pelanggaran Pemilu di wilayah kabupaten/kota
serta merekomendasikan hasil pemeriksaan dan pengkajiannya kepada pihak-
pihak yang diatur dalam Undang-Undang ini;
c. menerima, memeriksa, memediasi atau mengadjudikasi, dan memutus
penyelesaian sengketa proses Pemilu di wilayah kabupaten/kota;
d. merekomendasikan kepada instansi yang bersangkutan mengenai hasil
pengawasan di wilayah kabupaten/kota terhadap netralitas semua pihak yang
dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini;
e. mengambil alih sementara tugas, wewenang, dan kewajiban Panwaslu Kecamatan
setelah mendapatkan pertimbangan Bawaslu Provinsi apabila Panwaslu Kecamatan
berhalangan sementara akibat dikenai sanksi atau akibat lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
f. meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak terkait dalam rangka
pencegahan dan penindakan pelanggaran Pemilu dan sengketa proses Pemilu di
wilayah
kabupaten/kota;
g. membentuk Panwaslu Kecamatan dan mengangkat serta memberhentikan anggota
Panwaslu Kecamatan dengan memperhatikan masukan Bawaslu Provinsi; dan
h. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Panwaslu Kecamatan berwenang:
a. menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan
pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai Pemilu;
b. memeriksa dan mengkaji pelanggaran Pemilu di wilayah kecamatan serta
merekomendasikan hasil pemeriksaan dan pengkajiannya kepada pihak-pihak
yang diatur dalam Undang-Undang ini;
c. merekomendasikan kepada instansi yang bersangkutan melalui Bawaslu
Kabupaten/Kota mengenai hasil pengawasan di wilayah kecamatan terhadap
netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini;
Panwaslu Kelurahan/Desa berwenang:
a. menerima dan menyampaikan laporan mengenai dugaan pelanggaran
terhadap pelaksanaan peraturan perundang- undangan yang mengatur
mengenai Pemilu kepada Panwaslu Kecamatan;
b. membantu meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak
terkait dalam rangka pencegahan dan penindakan pelanggaran Pemilu; dan
c. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dilakukan oleh
PENYELENGGARA
DKPP
PEMILU
KODE ETIK ( KPU dan BAWASLU
beserta jajarannya )
PELANGGARAN
PEMILU
Dilakukan oleh
PENYELENGGARA
PIDANA PEMILU GAKKUMDU
PESERTA PEMILU (Bawaslu, Kepolisian, Kejaksaan)
ORANG PERORANG
10
MEKANISME
PENANGANAN LAPORAN
DAN TEMUAN
Pelanggaran Pelanggaran
Pelanggaran Administratif yang Administratif yang
Administratif dalam diketahui dalam Rapat diketahui pada
Tahapan Kampanye Rekapitulasi hasil pemungutan dan
penghitungan suara penghitungan suara di
peserta pemilu TPS Luar Negeri
SUMBER PENANAGANAN PELANGGARAN
Temuan :
peristiwa dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu yang ditemukan
pada saat anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu
Kabupaten/Kota, atau Panwaslu LN melaksanakan tugas pengawasan
terhadap pelaksanaan kampanye di tempat kejadian
PENEMU, Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kab/Kota
Laporan :
peristiwa dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu yang dilaporkan
pada saat anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu
Kabupaten/Kota, atau Panwaslu LN melaksanakan tugas pengawasan
terhadap pelaksanaan kampanye di tempat kejadian
PELAPOR, WNI yang punya hak pilih, Peserta Pemilu, dan
Pemantau Pemilu
TERLAPOR, Partai Politik Peserta Pemilu, Calon Anggota DPR,
Calon Anggota DPD, Calon Anggota DPRD Provinsi, Calon Anggota
DPRD Kabupaten/Kota, Pasangan Calon Presiden dan Wakil
Presiden, Tim Kampanye serta Penyelenggara Pemilu di jajaran KPU
Syarat Pemeriksaan Adm Cepat
1
Pemeriksaan dengan acara cepat bisa dilakukan
sepanjang Anggota Bawaslu berada di lokasi
terjadinya pelanggaran administrasi Pemilu (Pada
saat Anggota melakukan Pengawasan).
2
Penyelesaian dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu
melalui pemeriksaan acara cepat dilakukan oleh
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota
atau Panwaslu LN pada hari yang sama saat terjadinya
Pelanggaran Pemilu.
Ketentuan Pemeriksaan Acara Cepat
Temuan Laporan
Penemu mencatatkan hasil Meminta keterangan Pelapor dan
pengawasan dan meminta Terlapor
keterangan Terlapor
Menguraikan Peristiwa
dan Analisa Hukum Memutus
OUTPUT PENANGANAN ADM CEPAT
Setiap orang yang membantu Pemilih yang dengan sengaja memberitahukan pilihan Pemilih
kepada orang lain seb"geimana dimaksud dalam Pasal 364 ayat (2) dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas
juta rupiah).
Pasal 501
Setiap anggota KPPS yang dengan sengaja tidak melaksanakan keputusan KPU
Kabupaten/Kota untuk pemungutan suara ulang di TPS dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp12.0O0.000,00 (dua belas juta rupiah).
Pasal 502
Ketua dan anggota KPPS yang dengan sengaja tidak melaksanakan ketetapan KPU Kabupaten/Kota
untuk melaksanakan pemungutan suara ulang di TPS, dipidana dengan pidana penjara paling lama I
(satu) tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
Pasal 503
Setiap anggota KPPS/KPPSLN yang dengan sengaja tidak membuat dan menandatangani berita
acara kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 354 ayat (3) dan Pasal 362 ayat (3) dan/atau tidak
menandatangani berita acara pemungutan dan penghitungan suara serta sertifikat hasil penghitungan
suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 389 ayat (3) dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
Pasal 504
Setiap orang yang karena kelalaiannya menyebabkan rusak atau hilangnya berita acara pemungutan dan
penghitungan suara dan/atau sertifikat hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 389 ayat
(4) dipidana dengan pidana kurungan paling lama I (satu) tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00
(dua belas juta rupiah).
Pasal 508
Setiap anggota PPS yang tidak mengumumkan salinan sertifrkat hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di
wilayah kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 391, dipidana dengan pidana kurungan paling lama I
(satu) tahun dan denda paling banyak
Rp12.OOO.O0O,O0 (dua belas juta rupiah).
Pasal 514
Ketua KPU yang dengan sengaja menetapkan jumlah surat suara yang dicetak melebihi jumlah yang
ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 344 ayat (21, ayat (3), dan ayat (4), dipidana dengan
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp240.000.000,00 (dua ratus empat
puluh juta rupiah).
Pasal 515
Setiap orang yang dengan sengaja pada saat pemungutan suara menjanjikan atau memberikan uang atau
materi lainnya kepada Pemilih supaya tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih Peserta Pemilu
tertentu atau menggunakan hak pilihnya dengan cara tertentu sehingga surat suaranya tidak sah,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp36.000.000,00
(tiga puluh enam juta rupiah).
Pasal 516
Setiap orang yang dengan sengaja pada waktu pemungutan suara memberikan suaranya lebih dari
satu kali di satu TPS/TPSLN atau lebih, dipidana dengan pidana penjara paling lama 18 (delapan
belas) bulan dan denda paling banyak Rp18.000.000,00 (delapan belas juta rupiah).
Pasal 517
Setiap orang yang dengan sengaja menggagalkan pemungutan suara, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp60.00O.OOO,OO (enam puluh juta rupiah).
Pasal 523 ayat (3)
Setiap orang yang dengan sensaja pada hari pemungutan suara menjanjikan atau memberikan uang
atau materi lainnya kepada Pemilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih Peserta
Pemilu tertentu dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga
puluh enam juta rupiah)
Pasal 531
Setiap orang yang dengan sengaja pada saat pemungutan suara mengaku dirinya sebagai orang lain
dan/atau memberikan suaranya lebih dari 1 (satu) kali di 1 (satu) TPS atau lebih dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan denda paling banyak Rp18.000.000,00 (delapan
belas juta rupiah).
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
BERSAMA RAKYAT AWASI PEMILU
BERSAMA BAWASLU TEGAKKAN KEADILAN PEMILU