Anda di halaman 1dari 26

PROSEDUR PENANGANAN

PELANGGARAN PEMILIHAN
GUBERNUR, BUPATI DAN WALIKOTA

Tahun 2017
Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota Menjadi
Undang-Undang

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas


Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota Menjadi
Undang-Undang

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 Tentang


Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2015 tentang Penetapan PERPU Nomor 1
Tahun 2014 Tentang Pemilihan GBW menjadi UU
Lanjutan.
Peraturan Bawaslu Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Pengawasan
Pemilihan Umum;
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas
Peraturan Bawaslu Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Pengawasan
Pemilihan Umum;
Peraturan Bersama KPU, Bawaslu, DKPP Nomor 13 Tahun 2012.
Nomor 11 Tahun 2012, Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Kode Etik
Penyelenggara Pemilihan Umum;
Peraturan KPU Nomor 25 Tahun 2013 Tentang Penyelesaian
Pelanggaran Administrasi Pemilihan Umum;
Nota Kesepakatan Bersama Badan Pengawas Pemilihan Umum
Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia dan
Kejaksaan Republik Indonesia Nomor: 01/NKB/BAWASLU/1/2013,
Nomor: B/02/1/20-13, Nomor: KEP-005/A/JA/01/2013;
Standar Operasional Prosedur Tentang Pola Penanganan Tindak
Pidana Pemilu Pada Sentra Penegakan Hukum Terpadu.
Pengertian-Pengertian dalam
Penanganan Pelanggaran
Pengawasan Pemilu adalah kegiatan mengamati,
mengkaji, memeriksa, dan menilai proses
penyelenggaraan Pemilu sesuai peraturan perundang-
undangan.
Pencegahan Pelanggaran adalah tindakan, langkah-
langkah, upaya mencegah secara dini terhadap potensi
pelanggaran yang mengganggu integritas proses dan
hasil pemilu.
Penindakan adalah serangkaian proses Penanganan
pelanggaran yang meliputi temuan, penerimaan laporan,
pengumpulan alat bukti, klarifikasi, pengkajian, dan/atau
pemberian rekomendasi, serta penerusan hasil kajian
atas temuan/laporan kepada instansi yang berwenang
untuk ditindaklanjuti.
Lanjutan.

Pelanggaran administrasi Pemilihan adalah pelanggaran


yang meliputi tata cara, prosedur, dan mekanisme yang
berkaitan dengan administrasi pelaksanaan Pemilihan
dalam setiap tahapan penyelenggaraan Pemilihan di luar
tindak pidana Pemilihan dan pelanggaran kode etik
penyelenggara Pemilihan.
Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilihan adalah
satu kesatuan landasan norma moral, etis dan filosofis
yang menjadi pedoman bagi perilaku penyelenggara
pemilihan umum yang diwajibkan, dilarang, patut atau
tidak patut dilakukan dalam semua tindakan dan ucapan
Hari adalah hari kalender.
Prinsip dasar tugas dan wewenang Pengawas
Pemilihan dalam penanganan pelanggaran Pemilu

menemukan dugaan pelanggaran Pemilu


berdasarkan pada tempat terjadinya pelanggaran.

menerima laporan pelanggaran Pemilihan


berdasarkan pada tempat terjadinya pelanggaran
yang dilaporkan.

Laporan pelanggaran yang disampaikan kepada


Bawaslu diteruskan kepada Pengawas Pemilihan
yang berwenang.
Temuan Pelanggaran
Pemilihan
PENGERTIAN TEMUAN

Temuan adalah hasil pengawasan


pengawas pemilu yang mengandung
dugaan pelanggaran.
TINDAK LANJUT TEMUAN
Laporan hasil pengawasan yang mengandung Temuan dituangkan dalam
Formulir model A diputusakan sbg Temuan melalui rapat pleno pengawas
pemilu;

Temuan diteruskan kpd bidang penanganan pelanggarn


selambat-lambatya 7 hari sejak ditemukan dugaan pelanggaran

Temuan dugaan pelanggaran dituangkan kedalam menggunakan


formulir model A-2

Vide Pasal: 20 dan 23 Perbawaslu No. 11 Th 2014


LAPORAN
PELANGGARAN
PEMILIHAN
PENGERTIAN
Laporan Dugaan Pelanggaran adalah laporan
yang disampaikan secara tertulis oleh Pelapor
kepada Pengawas Pemilu tentang dugaan
terjadinya pelanggaran Pemilu.

Pelanggaran Pemilihan adalah tindakan yang


bertentangan atau tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan terkait
Pemilihan Gubernur, Bupati Dan Walikota.
Siapa Pelapor?

Warga negara Indonesia yang memiliki hak


pilih pada pemilihan setempat;

Pemantau Pemilihan Gubernur,


Bupati/Walikota; atau

Peserta Pemilihan Gubernur, Bupati/Walikota.


Batas Waktu Pelaporan

Laporan Pelanggaran disampaikan kepada


Pengawas Pemilihan sesuai wilayah
kerjannya paling lambat 7 (tujuh) hari sejak
diketahuinnya pelanggaran;

Hari sebagaimana dimaksud adalah hari


kalender
Form A.1
1. Pelapor
a. Nama
b. No. Identitas (KTP/Paspor/SIM)
Syarat Formal:
c. TTL a. pihak yang berhak melaporkan;
d. Jenis Kelamin b. waktu pelaporan tidak melebihi ketentuan
e. Pekerjaan batas waktu;
f. Kewarganegaraan c. keabsahan Laporan Pelanggaran yang
g. Alamat mencakup:
kesesuaian tandatangan dalam
h. No. Telp/HP
formulir Laporan Pelanggaran dengan
i. Fax kartu identitas; dan
j. Email tanggal dan waktu
2. Peristiwa Yang dilaporkan;
a. Peristiwa
b. Tempat Kejadian Syarat material:
c. Hari dan Tanggal Kejadian a. identitas Pelapor;
d. Waktu Kejadian b. nama dan alamat terlapor;
e. Terlapor c. peristiwa dan uraian kejadian;
f. Alamat Telapor d. waktu dan tempat kejadian;
g. No Tlp/HP Pelapor e. saksi-saksi yang mengetahui peristiwa
3. Saksi-Saksi; tersebut;
f. barang bukti yang mungkin diperoleh
4. Bukti-Bukti;
atau diketahui; dan
5. Uraian Singkat Kejadiann. g. cara mendapatkan barang bukti yang
6. Tanda Tangan Pengawas Pemilu diserahkan
TINDAK LANJUT PENERIMAAN
LAPORAN DUGAAN PELANGGARAN
Pelapor wajib mengisi dan menandatangani Formulir
Penerimaan Laporan Model A.1

Tanda bukti Penerimaan Laporan


menggunakan formulir model A.3 WAJIB DIBERIKAN
KEPADA PELAPOR

Terpenuhi
Kelengkapan Syarat Vide Pasal 31 Perbawaslu No. 11 Th 2014
Materiil dan Formil
SENTRA GAKKUMDU
Temuan/laporan yang mengandung unsur dugaan tindak
pidana pemilihan, Temuan/Laporan dimaskud dalam waktu
1X24 Jam dibahas dalam forum Sentra Gakkumdu.

Sentra penegakan hukum terpadu selanjutnya disebut Sentra


Gakkumdu adalah forum yang terdiri dari unsur Badan
Pengawas pemilu Republik Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, dan Kejaksaan Republik Indonesia yang
bertugas menangani Tindak pidana Pemilu

temuan/laporan dugaan tindak pidana pemilihan yang


dibahas, sentra gakkumdu memberikan rekomendasi kepada
pengawas pemilu
REKOMENDASI SENTRA
GAKKUMDU

Hasil pembahasan temuan/laporan, sentra gakkumdu


memberikan rekomendasi yang berupa:
Laporan atau temuan yang bukan merupakan tindak
pidana pemilihan

Laporan atau temuan yang diduga tindak pidana


pemilihan namun perlu dilengkapi denga syarat formil
dan/atau syarat materil

Laporan atau temuan yang diduga tindak pidana


pemilu
BATAS WAKTU PENANGANAN PELANGGARAN
BAGI PENGAWAS PEMILU

Pengawas Pemilihan mengkaji setiap temuan/laporan yang


diterima dan memutuskan untuk menindaklanjuti atau tidak
menindaklanjuti paling lama 3 (tiga) hari setelah laporan
diterima.

Dalam hal Pengawas Pemilihan memerlukan keterangan


tambahan dari pelapor untuk melengkapi laporan,
keputusan dilakukan paling lama 5 (lima) hari setelah
laporan diterima.

Pengawas Pemilihan dapat mengundang pihak pelapor dan


terlapor maupun pihak terkait lainnya untuk dimintakan
keterangannya dalam klarifikasi atas laporan yang diterima.
HASIL KAJIAN
Hasil Kajian terhadap Temuan/ laporan dugaan
pelanggaran dituangkan dalam formulir A-8,
dikatagorikan sebagai:

a) Pelanggaran Pemilu;

b) Bukan pelanggaran Pemilu; atau

c) Sengketa Pemilu
HASIL KAJIAN DUGAAN PELANGGARAN PEMILU

Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu

Pelanggaran Administrasi Pemilihan; dan/atau

Tindak Pidana Pemilihan Gubernur, Bupati Dan


Walikota
PLENO KAJIAN PENGAWAS PEMILU DAN
STATUS LAPORAN
Keputusan Pengawas Pemilu atas penanganan Temuan/Laporan
pelanggaran wajib diputuskan dalam Rapat Pleno Pengawas
Pemilu.

Keputusan Pengawas Pemilu atas penanganan Temuan/laporan


pelanggaran disampaikan kepada Pelapor dan diumumkan di
Sekretariat Pengawas Pemilu.

Pelapor akan diberitahukan tentang KEPUTUSAN melalui


PEMBERITAHUAN TENTANG STATUS LAPORAN Lampiran
Formulir A.12

Walaupun tidak diharuskan, demi keadilan, akan sangat


dianjurkan bahwa pihak-pihak yang kepada siapa keberatan
tersebut diajukan (pihak terlapor) juga diberi tahu.
REKOMENDASI/PENERUSAN DUGAAN PELANGGARAN
DAN TINDAK PIDANA PEMILIHAN

Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu di


rekomendasikan kepada DKPP

Pelanggaran Administrasi Pemilihan


direkomendasikan kepada KPU sesuai tingkatan;
dan/atau

Tindak Pidana Pemilihan Gubernur, Bupati Dan


Walikota diteruskan kepada Penyidik Kepolisian
Negara Republik Indonesia
ALUR PENANGANAN PELANGGARAN PEMILIHAN
GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA

PELANGGARAN
ADMINISTRASI

PEMILIH
PELANGGARAN
P
E
KODE ETIK
N
G
PEMANTAU A PENGKAJIAN
PEMILU LAPORAN W KLARIFIKASI PELANGGARAN
A
PELANGGARAN
S
PENGUMPULAN BUKTI PIDANA
PEMILU PEMBERKASAN

P
E
M BUKAN
7 HR I PELANGGARAN
L 3HR/5HR
U
PESERTA
PEMILU
SENGKETA PEMILU
ALUR PENYELESAIAN TINDAK
PIDANA

TIDAK BUKAN TINDAK PIDANA PEMILIHAN


DITERUSKAN
KURANG BUKTI

SELESAI DIHENTIKAN DEMI HUKUM

7 HR
3 HR PN SELESAI
TINDAK DITERUSKAN PENYIDIK
PIDANA MELALUI
POLISI JAKSA BANDING 3 HR
PENGAWAS 5 HR
PEMILU T
3 HR D 3 HR
14 HR
K 7 HR
PT SELESAI
D
I
T
E
PS. 146 UU No 1 TH
R
U
2015/ UU No 8 S BUKAN TINDAK PIDANA PEMILIHAN
K
Tahun 2015 A
N KURANG BUKTI

SELESAI DIHENTIKAN DEMI HUKUM


Formulir Penanganan Pelanggaran
NO JENIS
FUNGSI/KEGUNAAN
FORMULIR
MODEL A HASIL PENGAWASAN

MODEL A.1 PENERIMAAN LAPORAN

MODEL A.2 FORMULIR TEMUAN

MODEL A.3 TANDA BUKTI PENERIMAAN LAPORAN

MODEL A.4 UNDANGAN KLARIFIKASI

MODEL A.5 BERITA ACARA SUMPAH/JANJI

MODEL A.6 BA KETERANGAN AHLI

MODEL A.7 BA KLARIFIKASI

MODEL A.8 KAJIAN DUGAAN PELANGGARAN

MODEL A.9 SURAT PENERUSAN DUGAAN PELANGGARAN KODE ETIK

MODEL A.10 SURAT PENERUSAN DUGAAN PELANGGARAN ADMINISTRASI

MODEL A.11 SURAT PENERUSAN DUGAAN PELANGGARAN PIDANA

MODEL A.12 SURAT PENERUSAN PELANGGARAN HUKUM LAINNYA


MODEL A. 13 STATUS LAPORAN
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai